Anda di halaman 1dari 13

BAB 12

Teknologi Cloud Computing


(sebuah pendekatan)
Teknologi Cloud Computing (sebuah pendekatan)
Oleh: raffaell pada: 19/5/09 • Kategori: Editorial,IT System

Ilustrasi Cloud Computing

Cloud computing tidak lama lagi akan menjadi realita, dan ini akan memaksa para IT
professional untuk cepat mengadaptasi yang dimaksud dengan teknologi ini. Akibat dari
keadaan sosial ekonomi yang terus mengalami revolusi yang sangat cepat sehingga
melahirkan cloud computing, dimana teknologi ini dibutuhkan untuk kecepatan dan
realibilitas yang lebih dari teknology yang sebelumnya sehingga teknologi ini nantinya
akan mencapai pada tingkat investasi dalam term cloud service yang cepat dan mudah.

Cloud sudah hadir di depan kita saat ini, namun apa itu cloud ? kemana tujuanya ? dan
apa resikonya? dan bagaimana organisasi IT mempersiapkan ini ? itulah pertanyaan yang
setidaknya akan hadir oleh beberapa praktisi ataupun peminat IT, Cloud computing pada
dasaranya adalah menggunakan Internet-based service untuk meng support business
process. Cloud service biasanya memiliki beberapa karakteristik, diantaranya adalah:

Sangat cepat di deploy, sehingga cepat berarti instant untuk implementasi.

 Nantinya biaya start-up teknologi ini mungkin akan sangat murah atau tidak ada
dan juga tidak ada investasi kapital.
 Biaya dari service dan pemakaian akan berdasarkan komitmen yang tidak fix.
 Service ini dapat dengan mudah di upgrade atau downgrade dengan cepat tampa
adanya Penalty.
 Service ini akan menggunakan metode multi-tenant (Banyak customer dalam 1
platform).
 Kemampuan untuk meng customize service akan menjadi terbatas.
Teknologi cloud akan memberikan kontrak kepada user untuk service pada 3
tingkatan:

 Infrastructure as Service, hal ini meliputi Grid untuk virtualized server, storage
& network. Contohnya seperti  Amazon Elastic Compute Cloud dan Simple
Storage Service.
 Platform-as-a-service: hal ini memfokuskan pada aplikasi dimana dalam hal ini
memungkinkan developer untuk tidak memikirkan hardware dan tetap fokus pada
application development nya tampa harus mengkhawatirkan operating system,
infrastructure scaling, load balancing dan lainya. Contoh nya yang telah
mengimplementasikan ini adalah Force.com dan Microsoft Azure investment.
 Software-as-a-service: Hal ini memfokuskan pada aplikasi denga Web-based
interface yang diakses melalui Web Service dan Web 2.0. contohnya adalah
Google Apps, SalesForce.com dan social network application seperti FaceBook.

Beberapa investor saat ini masih mencoba untuk mengekplorasi adopsi teknologi cloud
ini untuk dijadikan bisnis sebagaimana  Amazon dan Google telah memiliki penawaran
khusus pada untuk teknologi cloud, Microsoft dan IBM juga telah melakukan investasi
jutaan dollar untuk ini.

Melihat dari tren ini kita dapat memprediksi masa depan, standard teknologi akan
menjadi lebih sederhana karena ketersediaan dari banyak cloud service.

Lalu apa resikonya ?


Sebagaimana yang dikatakan sebagai bisnis service, dengan teknologi cloud anda
sebaiknya mengetahui dan memastikan apa yang anda bayar dan apa yang anda
investasikan sepenuhnya memang untuk kebutuhan anda menggunakan service ini. Anda
harus memperhatikan pada beberapa bagian yaitu:

 Service level – Cloud provider mungkin tidak akan konsisten dengan


performance dari application atau transaksi. Hal ini mengharuskan anda untuk
memahami service level yang anda dapatkan mengenai transaction response time,
data protection dan kecepatan data recovery.
 Privacy - Karena orang lain / perusahaan lain juga melakukan hosting
kemungkinan data anda akan keluar atau di baca oleh pemerintah U.S. dapat
terjadi tampa sepengetahuan anda atau approve dari anda.
 Compliance - Anda juga harus memperhatikan regulasi dari bisnis yang anda
miliki, dalam hal ini secara teoritis cloud service provider diharapkan dapat
menyamakan level compliance untuk penyimpanan data didalam cloud, namun
karena service ini masih sangat muda anda diharapkan untuk berhati hati dalam
hal penyimpanan data.
 Data ownership – Apakah data anda masih menjadi milik anda begitu data
tersebut tersimpan didalam cloud? mungkin pertanyaan ini sedikit aneh, namun
anda perlu mengetahui seperti hal nya yang terjadi pada Facebook yang mencoba
untuk merubah terms of use aggrement nya yang mempertanyakan hal ini.
 Data Mobility – Apakah anda dapat melakukan share data diantara cloud
service? dan jika anda terminate cloud relationship bagaimana anda mendapatkan
data anda kembali? Format apa yang akan digunakan ? atau dapatkah anda
memastikan kopi dari data nya telah terhapus ?

Untuk sebuah service yang masih tergolong kritis untuk perusahaan anda, saran terbaik
adalah menanyakan hal ini se detail detailnya dan mendapatkan semua komitmen dalam
keadaan tertulis.

Apa yang dilakukan Smart Company saat ini ?


Ada banyak kesempatan pada organisasi IT khususnya untuk mensosialisasikan cloud
service. Banyak organisasi yang mencoba untuk menambahkan firut ini kepada
infrastruktur yang mereka miliki sebelumnya untuk mengambil keuntungan dari “cloud
bursting“; khususnya jika anda membutuhkan kapasitas ekstra atau ekstra aktifitas, anda
dapat memanfaatkan cloud ketimbang melakukan investasi resource secara in-house.

Development/test dan beberapa aktifitas yang mirip juga menjadi tempat yang bagus
untuk cloud, memungkinkan anda untuk mengurangi pengeleluaran perkapita dan biaya
data center yang terus meingkat dari sisi kecepatan dan uptime.

Sedangkan perusahaan yang tidak segan segan untuk mengimplementasi teknologi cloud
untuk data mereka dan menyimpan nya sebagai fasilitas mereka sendiri untuk
memastikan kebijakan perusahaan tersimpan dengan baik tentunya akan lebih baik,
sehingga memastikan proses komputerasisasi pada cloud sebagai sistem proses yang
dibutuhkan akan lebih independen.

Apakah anda siap ?


Jika organisasi anda baru saja mengeksplorasi teknologi cloud ada beberapa cloud service
yang sudah cukup mapan dan dapat di pertimbangkan misalnya sebagai e-mail service.
Namun untuk masalah sekuriti, dengan mengembangkan internal infrastruktur anda
menjadi model cloud akan lebih baik.

Dengan begini role IT kini ikut berperan dalam hal business model yang dibutuhkan
untuk perekonomian saat ini. Bagaimana anda meningkatkan kecepatan dan uptime ? dan
bagaimana anda dapat men support business operation dengan sedikit dan pengeluaran
yang fix?

Langkah awal yang harus anda lakukan adalah mempelajari sistem kontrak dari cloud
service. pastikan setiap process menjadi simple, dapat berulang ulang dan menjadi nilai
tambah untuk bisnis anda.

Kedua, anda harus mengidentifikasi service apa yang dapat anda manfaatkan di dalam
cloud dan mana yang seharusnya bersifat internal. Hal ini sangat penting untuk anda
ketahui mengenai system dan service core yang dapat dimanfaatkan oleh bisnis anda. dan
sebaiknya anda mengkategorikan beberapa elemen bisnis anda berdasarkan resiko dari
penggunaan cloud service.

Langkah terakhir, anda harus melakukan strategi sourcing untuk mendapatkan biaya
yang sangat murah, namun memiliki scalability dan flexibility untuk kebutuhan bisnis
anda. Hal ini termasuk pertimbangan akan proteksi data ownership dan mobility,
compliance dan beberapa element seperti halnya kontrak IT tradisional.

Beberapa penjelasan mengenai Cloud Computing lainya:

 Jawaban dari Tim O’Reilly, Dan Farber, Matt Mullenweg, Jay Cross, Brian Solis,
Kevin Marks, Steve Gillmor, Jeremy Tanner, mengenai cloud computing pada the
Web 2.0 Expo.
 Persentasi mengenai cloud computing. oleh Christopher Barnatt, pemilik dari
ExplainingComputers.com

Disadur dari: David Robbins, Network World


Robbins adalah seorang CTO untuk IT pada perusahaan NetApp. Dia bertanggung
jawab untuk mengidentifikasi dan memilih teknologi baru dan mengadopsi teknologi
tersebut yang menjadu road map dan timing untuk NetApp IT delivery.

Posted on 5/26/2011 11:05:00 PM by dreadmoney


Akhir-akhir ini, cloud computing adalah topik yang selalu menjadi bahan pembicaraan di dunia Teknologi
Informasi (TI).

Hampir setiap hari selalu ada berita seputar cloud computing, baik secara teknologi maupun dari aspek
bisnis.

Apa sebenarnya Cloud Computing itu? Apakah hanya sekadar “hype”, atau memang
sesuatu yang nyata? Dan apa dampaknya bagi kita semua?

Definisi Cloud Computing

Ketika kita membicarakan Cloud Computing, sebenarnya apakah kita membicarakan hal
yang sama?

Banyak pihak memberikan definisi cloud computing dengan perbedaan di sana-sini.

Wikipedia mendefinisikan cloud computing sebagai “komputasi berbasis Internet, ketika


banyak server digunakan bersama untuk menyediakan sumber daya, perangkat lunak dan
data pada komputer atau perangkat lain pada saat dibutuhkan, sama seperti jaringan
listrik”.
Gartner mendefinisikannya sebagai “sebuah cara komputasi ketika layanan berbasis TI
yang mudah dikembangkan dan lentur disediakan sebagai sebuah layanan untuk
pelanggan menggunakan teknologi Internet.”

Forester mendefinisikannya sebagai “standar kemampuan TI, seperti perangkat lunak,


platform aplikasi, atau infrastruktur, yang disediakan menggunakan teknologi Internet
dengan cara swalayan dan bayar-per-pemakaian.”

Secara sederhana, Cloud Computing dapat kita bayangkan seperti sebuah jaringan listrik.
Apabila kita membutuhkan listrik, apakah kita harus punya pembangkit listrik sendiri?
Tentu tidak. Kita tinggal menghubungi penyedia layanan (dalam hal ini, PLN),
menyambungkan rumah kita dengan jaringan listrik, dan kita tinggal menikmati layanan
tersebut. Pembayaran kita lakukan bulanan sesuai pemakaian.

Kalau listrik bisa seperti itu, mengapa layanan komputasi tidak bisa? Misalnya, apabila
sebuah perusahaan membutuhkan aplikasi CRM (Customer Relationship Management).
Kenapa perusahaan tersebut harus membeli aplikasi CRM, membeli hardware server, dan
kemudian harus memiliki tim TI khusus untuk menjaga server dan aplikasi tersebut?

Di sinilah cloud computing berperan. Penyedia jasa cloud computing seperti Microsoft,
telah menyediakan aplikasi CRM yang dapat digunakan langsung oleh perusahaan tadi.
Mereka tinggal menghubungi penyedia layanan (dalam hal ini, Microsoft),
“menyambungkan” perusahaannya dengan layanan tersebut (dalam hal ini, melalui
Internet), dan tinggal menggunakannya. Pembayaran? Cukup dibayar per bulan (atau per
tahun, tergantung kontrak) sesuai pemakaian. Tidak ada lagi investasi di awal yang harus
dilakukan.

Agar lebih mudah membayangkannya, silahkan lihat ilustrasi pada Gambar 1.

Karakteristik Cloud Computing


Dengan semakin maraknya pembicaraan seputar cloud computing, semakin banyak
perusahaan yang mengumumkan bahwa mereka menyediakan layanan cloud computing.

Akan sangat membingungkan bagi kita para pengguna untuk memastikan bahwa layanan
yang akan kita dapatkan adalah cloud computing atau bukan.

Untuk mudahnya, dari semua definisi yang ada, dapat diintisarikan bahwa cloud
computing ideal adalah layanan yang memiliki 5 karakteristik berikut ini.

1. On-Demand Self-Services

Sebuah layanan cloud computing harus dapat dimanfaatkan oleh pengguna melalui
mekanisme swalayan dan langsung tersedia pada saat dibutuhkan. Campur tangan
penyedia layanan adalah sangat minim. Jadi, apabila kita saat ini membutuhkan layanan
aplikasi CRM (sesuai contoh di awal), maka kita harus dapat mendaftar secara swalayan
dan layanan tersebut langsung tersedia saat itu juga.

2. Broad Network Access

Sebuah layanan cloud computing harus dapat diakses dari mana saja, kapan saja, dengan
alat apa pun, asalkan kita terhubung ke jaringan layanan. Dalam contoh layanan aplikasi
CRM di atas, selama kita terhubung ke jaringan Internet, saya harus dapat mengakses
layanan tersebut, baik itu melalui laptop, desktop, warnet, handphone, tablet, dan
perangkat lain.

3. Resource Pooling

Sebuah layanan cloud computing harus tersedia secara terpusat dan dapat membagi
sumber daya secara efisien. Karena cloud computing digunakan bersama-sama oleh
berbagai pelanggan, penyedia layanan harus dapat membagi beban secara efisien,
sehingga sistem dapat dimanfaatkan secara maksimal.

4. Rapid Elasticity

Sebuah layanan cloud computing harus dapat menaikkan (atau menurunkan) kapasitas
sesuai kebutuhan. Misalnya, apabila pegawai di kantor bertambah, maka kita harus dapat
menambah user untuk aplikasi CRM tersebut dengan mudah. Begitu juga jika pegawai
berkurang. Atau, apabila kita menempatkan sebuah website berita dalam jaringan cloud
computing, maka apabila terjadi peningkatkan traffic karena ada berita penting, maka
kapasitas harus dapat dinaikkan dengan cepat.

5. Measured Service

Sebuah layanan cloud computing harus disediakan secara terukur, karena nantinya akan
digunakan dalam proses pembayaran. Harap diingat bahwa layanan cloud computing
dibayar sesuai penggunaan, sehingga harus terukur dengan baik.
Kelebihan Cloud Computing

Dari semua penjelasan di atas, apa sebenarnya kelebihan dari Cloud Computing, terutama
bagi dunia bisnis? Berikut beberapa di antaranya.

Tanpa Investasi Awal

Dengan cloud computing, kita dapat menggunakan sebuah layanan tanpa investasi yang
signifikan di awal.

Ini sangat penting bagi bisnis, terutama bisnis pemula (startup). Mungkin di awal bisnis,
kita hanya perlu layanan CRM untuk 2 pengguna. Kemudian meningkat menjadi 10
pengguna.

Tanpa model cloud computing, maka sejak awal kita sudah harus membeli hardware
yang cukup untuk sekian tahun ke depan. Dengan cloud computing, kita cukup membayar
sesuai yang kita butuhkan.

Mengubah CAPEX menjadi OPEX

Sama seperti kelebihan yang pertama, kelebihan yang kedua masih seputar keuangan.

Tanpa cloud computing, investasi hardware dan software harus dilakukan di awal,
sehingga kita harus melakukan pengeluaran modal (Capital Expenditure, atau CAPEX).
Sedangkan dengan cloud computing, kita dapat melakukan pengeluaran operasional
(Operational Expenditure, atau OPEX).

Jadi, sama persis dengan biaya utilitas lainnya seperti listrik atau telepon ketika kita
cukup membayar bulanan sesuai pemakaian. Hal ini akan sangat membantu perusahaan
secara keuangan.

Lentur dan Mudah Dikembangkan

Dengan memanfaatkan Cloud Computing, bisnis kita dapat memanfaatkan TI sesuai


kebutuhan. Perhatikan Gambar 2 di bawah untuk melihat beberapa skenario kebutuhan
bisnis.

Penggunaan TI secara bisnis biasanya tidak datar-datar saja.

Dalam skenario “Predictable Bursting”, ada periode di mana penggunaan TI meningkat


tajam. Contoh mudah adalah aplikasi Human Resource (HR) yang pada akhir bulan
selalu meningkat penggunaannya karena mengelola gaji karyawan.

Untuk skenario “Growing Fast”, bisnis meningkat dengan pesat sehingga kapasitas TI
juga harus mengikuti.
Contoh skenario “Unpredictable Bursting” adalah ketika sebuah website berita mendapat
pengunjung yang melonjak karena ada berita menarik.

Skenario “On and Off” adalah penggunaan TI yang tidak berkelanjutan. Misalnya,
sebuah layanan pelaporan pajak, yang hanya digunakan di waktu-waktu tertentu setiap
tahun.

Tanpa layanan cloud computing, ke empat skenario ini akan membutuhkan perencanaan
TI yang sangat tidak efisien, karena investasi TI harus dilakukan sesuai kapasitas
tertinggi, walaupun mungkin hanya terjadi di saat-saat tertentu. Hal ini dilakukan untuk
mencegah terjadi kegagalan layanan pada saat “peak time” tersebut.

Dengan cloud computing, karena sifatnya yang lentur dan mudah dikembangkan (elastic
and scalable), maka kapasitas dapat ditingkatkan pada saat dibutuhkan, dengan biaya
penggunaan sesuai pemakaian.

Fokus pada Bisnis, bukan TI

Dengan menggunakan Cloud Computing, kita dapat fokus pada bisnis utama perusahaan,
dan bukan berkecimpung di dalam pengelolaan TI. Hal ini dapat dilakukan karena
pengelolaan TI dilakukan oleh penyedia layanan, dan bukan oleh kita sendiri. Misalnya,
melakukan patching, security update, upgrade hardware, upgrade software, maintenance,
dan lain-lain.
Apabila kita memiliki tim TI, maka tim tersebut dapat fokus pada layanan TI yang
spesifik untuk bisnis kita, sedangkan hal-hal umum sudah ditangani oleh penyedia
layanan.

Software as a Service (SaaS)

Sebagai konsumen individual, kita sebenarnya sudah akrab dengan layanan cloud computing melalui Yahoo
Mail, Hotmail, Google Search, Bing, atau MSN Messenger. Contoh lain yang cukup populer adalah Google
Docs ataupun Microsoft Office Web Applications yang merupakan aplikasi pengolah dokumen berbasis
internet.

Di dunia bisnis, kita mungkin familiar dengan SalesForce.com atau Microsoft CRM yang merupakan layanan
aplikasi CRM. Di sini, perusahaan tidak perlu setup hardware dan software CRM di server sendiri. Cukup
berlangganan SalesForce.com maupun Microsoft CRM, kita bisa menggunakan aplikasi CRM kapan dan
dari mana saja melalui internet. Kita tidak perlu melakukan investasi server maupun aplikasi. Kita juga akan
selalu mendapat aplikasi terbaru jika terjadi upgrade. Intinya, kita benar-benar hanya tinggal menggunakan
aplikasi tersebut. Pembayaran biasanya dilakukan bulanan, dan sesuai jumlah pemakai aplikasi tersebut.
Dengan kata lain, pay as you go, pay per use, per seat.

Nah, semua layanan ini, dimana suatu aplikasi software tersedia dan bisa langsung dipakai oleh seorang
pengguna, termasuk ke dalam kategori Software as a Services (SaaS). Secara sederhana, kita langsung
mengkonsumsi layanan aplikasi yang ditawarkan.

Platform as a Service (PaaS)

Sering terjadi, suatu aplikasi software yang sifatnya package tidak dapat memenuhi kebutuhan proses bisnis
kita. Demikian pula dengan SaaS, di mana aplikasi yang ditawarkan sebagai layanan tidak sesuai dengan
proses bisnis kita. Nah, pada skenario ini, kita dapat menggunakan jenis layanan yang disebut Platform as a
Service (PaaS).

Pada PaaS, kita membuat sendiri aplikasi software yang kita inginkan, termasuk skema database yang
diperlukan. Skema itu kemudian kita pasang (deploy) di server-server milik penyedia jada PaaS. Penyedia
jasa PaaS sendiri menyediakan layanan berupa platform, mulai dari mengatur server-server mereka secara
virtualisasi sehingga sudah menjadi cluster sampai menyediakan sistem operasi di atasnya. Alhasil, kita
sebagai pengguna hanya perlu memasang aplikasi yang kita buat di atasnya.

Jika kita adalah perusahaan pembuat software, PaaS juga memberi alternatif lain. Alih-alih memasang
software di server konsumen, kita bisa memasang software tersebut di server milik penyedia layanan PaaS,
lalu menjualnya ke konsumen dalam bentuk langganan. Dengan kata lain, kita membuat sebuah SaaS.

Singkatnya, dengan PaaS, kita membangun aplikasi kita sendiri di atas layanan PaaS tersebut. Adapun
contoh vendor penyedia layanan Paas adalah Microsoft Azure dan Amazon Web Services.

Infrastructure as a Service (IaaS)

Ada kasus ketika konfigurasi yang disediakan oleh penyedia PaaS tidak sesuai dengan keinginan kita. Kita
berniat menggunakan aplikasi yang memerlukan konfigurasi server yang unik dan tidak dapat dipenuhi oleh
penyedia PaaS. Untuk keperluan seperti ini, kita dapat menggunakan layanan cloud computing tipe
Infrastructure as a Service (IaaS).

Pada IaaS, penyedia layanan hanya menyediakan sumber daya komputasi seperti prosesor, memori, dan
storage yang sudah tervirtualisasi. Akan tetapi, penyedia layanan tidak memasang sistem operasi maupun
aplikasi di atasnya. Pemilihan OS, aplikasi, maupun konfigurasi lainnya sepenuhnya berada pada kendali
kita.
Jadi, layanan IaaS dapat dilihat sebagai proses migrasi server-server kita dari on-premise ke data center
millik penyedia IaaS ini. Para vendor cloud computing lokal rata-rata menyediakan layanan model IaaS ini,
dalam bentuk Virtual Private Server.

SaaS, PaaS & IaaS: Kendali dan Tanggung Jawab

Perbedaan SaaS, PaaS dan IaaS dapat dilihat dari sisi kendali atau tanggung jawab yang dilakukan oleh
vendor penyedia jasa layanan cloud maupun customer. Pada gambar 2, di situ dijelaskan stack (jenjang)
teknologi komputasi dari Networking naik hingga ke Application. Di situ juga dijelaskan sampai di stack
mana suatu vendor layanan cloud memberikan layanannya, dan mulai dari jenjang mana konsumen mulai
memegang kendali dan bertanggung jawab penuh pada stack di atasnya.

Mulai dari kanan, pada SaaS, seluruh stack merupakan tanggung jawab penyedia layanan cloud.
Konsumen benar-benar hanya mengkonsumsi aplikasi yang disediakan.

Pada PaaS, penyedia layanan cloud bertanggung jawab mengelola Networking hingga Runtime. Konsumen
memiliki kendali dan bertanggung jawab membuat aplikasi dan juga skema database-nya.

Pada IaaS, penyedia layanan Cloud bertanggung jawab untuk Networking hingga Virtualization. Konsumen
sudah mulai bertanggung jawab untuk Operating System ke atas.

Sebagai perbandingan, di gambar juga ditunjukkan arsitektur tradisional on-premise (bukan cloud), alias
semua ada di data center kita. Di sini kita bertanggung jawab untuk seluruh stack, dari Networking hingga
Application.

Kesimpulan

Kesimpulannya, dengan cloud computing konsumen membebaskan diri dari tanggung jawab untuk
mengelola stack sumber daya komputasi.

Levelnya mulai dari SaaS ketika kita benar-benar bebas, PaaS ketika kita masih harus membuat aplikasi,
dan IaaS di mana kita juga masih harus sibuk dengan Operating System.

Ini berbeda dengan On-Premise di mana kita harus mengurus semua sendiri.

Cloud computing sudah hadir saat ini, termasuk di Indonesia. Jadi, cloud computing
bukanlah sebuah hype, melainkan sudah menjadi kenyataan dalam dunia TI.
Bukan berarti kita semua langsung harus berpindah saat ini juga: pada kenyataannya
cloud computing bukanlah untuk semua orang. Masih tetap terdapat jenis-jenis layanan
yang memang harus dilakukan secara on-premise, walaupun terdapat juga layanan yang
menjadi sangat efisien bila dilakukan dengan cloud computing. Beberapa jenis layanan
bahkan dapat dilakukan secara bersamaan (hybrid) dengan menggabungkan kedua jenis
implementasi tersebut.

Oleh karena itu, carilah penyedia layanan yang dapat memberikan saran yang tepat dan
terbaik bagi kebutuhan anda. Kesuksesan penggunaan cloud computing akan sangat
ditentukan oleh kemampuan penyedia layanan dalam memberikan layanan yang tepat dan
terbaik bagi pelanggan.

Cloud Computing, sudah ada yang pernah dengar? Kalau anda belum pernah
mendengarnya, wajar saja karena cloud computing ini merupakan sesuatu hal yang baru
dan sekarang sedang hot-hotnya dibahas oleh banyak orang. Oleh karena cloud
computing itu merupakan hal yang baru, saya jadi penasaran ingin cari tahu seperti apa
cloud computing itu, contohnya, manfaatnya dan kekurangannya. Nah, karena “Sharing is
Caring” jadi saya memilih buat berbagi apa yang saya dapat dan saya tulis di blog ini

supaya kalau lupa bisa baca lewat blog… hehe . Nah, seperti apa sih cloud

computing itu, mari disimak

 Apa itu cloud computing?

Jika diartikan cloud computing adalah komputer awan. Seperti yang ada di Wikipedia
bahwa cloud computing itu adalah gabungan dari pemanfaatan teknologi (komputasi) dan
pengembangan berbasis internet (awan). Cloud computing merupakan sebuah metode
komputasi dimana kemampuan TI disediakan sebagai layanan berbasis internet.

Biar lebih paham lagi tentang cloud computing itu sendiri, saya kasih gambaran
sederhananya. Kita bisa bayangkan cloud computing itu seperti sebuah jaringan listrik.
Jika kita butuh listrik, kita tidak harus punya pembangkit listrik. Kita hanya perlu
menghubungi penyedia layanan listrik, yaitu PLN untuk menyambungkan rumah kita
dengan jaringan listrik dan kita tinggal menikmatinya saja. Dan pembayaran kita lakukan
sesuai dengan besaran pemakaiannya.

Kalau listrik aja bisa begitu, kenapa layanan komputasi tidak bisa? Contohnya, jika
sebuah perusahaan membutuhkan aplikasi CRM (Costumer Relationship Management).
Kenapa perusahaan itu harus membeli aplikasi itu, membeli hardware buat server dan
harus menyewa tenaga ahli TI khusus untuk menjaga server dan aplikasi itu?

Nah, disinilah cloud computing itu berperan. Dalam contoh di atas, perusahaan Microsoft
telah menyediakan aplikasi CRM yang dapat langsung digunakan oleh perusahaan yang
membutuhkan tadi. Perusahaan yang membutuhkan itu tinggal menghubungi perusahaan
Microsoft untuk menyambungkan perusahaannya (dalam hal ini melalui internet) dengan
aplikasi CRM & tinggal memakainya. Dan pembayaran dilakukan per bulan, per
triwulan, per semester, per tahun atau sesuai kontrak yang dibuat. Jadi, perusahaan yang
membutuhkan aplikasi CRM tadi, tidak perlu melakukan investasi awal untuk pembelian
hardware server dan tenaga ahli TI. Itulah salah satu manfaat dari cloud computing yang
dapat menghemat anggaran suatu perusahaan.

Untuk ilustrasinya, cloud computing digambarkan seperti ini:

Perhatikan titik-titik komputer/server sebagai gabungan dari sumber daya yang akan
dimanfaatkan. Lingkaran-lingkaran sebagai media aplikasi yang menjembatani sumber
daya dan cloud-nya adalah internet. Semuanya tergabung menjadi satu kesatuan dan
inilah yag dinamakan cloud computing.

Cloud computing mempunyai 3 tingkatan layanan yang diberikan kepada pengguna,


yaitu:

1. Infrastructure as service, hal ini meliputi Grid untuk virtualized

Anda mungkin juga menyukai