Anda di halaman 1dari 23

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis) DI DESA PANDU


SENJAYA KECAMATAN PANGKALAN LADA KABUPATEN
KOTAWARINGIN BARAT

USULAN PENELITIAN

Diajukan oleh :
Choiril Muchtar
20130210145
Program Studi Agroteknologi

kepada
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2017
ii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Desa Pandu Senjaya merupakan wilayah dengan potensi pengembangan
perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Pangkalan Lada, Kabupaten Kotawaringin
Barat, selain beberapa Desa yang ada di kecamatan tersebut. Menurut data Badan
Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Perkebunan Kabupaten Kotawaringin Barat
(2014), lahan tanaman kelapa sawit di Kecamatan Pangkalan Lada yang sudah
digunakan dalam pengembangan kelapa sawit yakni 13.111,78 hektar dengan
potensi hasil tahun 2013 sebesar 22.046,57 ton tandan buah segar (TBS). Dalam
kurun waktu selama satu tahun luas areal perkebunan kelapa sawit di Kecamatan
tersebut meningkat sebesar 13.257,78 hektar dengan potensi hasil 30.545 ton TBS
(BPS, 2014). Jumlah penduduk di Kecamatan Pangkalan Lada merupakan jumlah
penduduk terendah ketiga setelah Kecamatan Kotawaringin Lama. Kemudian
pertumbuhan penduduk di Kabupaten Kotawaringin Barat tahun 2010-2013 terus
meningkat setiap tahunnya, yakni tahun 2010 sebanyak 235.803 jiwa, tahun 2011
sebanyak 244.900 jiwa, tahun 2012 sebanyak 253.000 jiwa, dan tahun 2013
sebanyak 261.200 jiwa (Badan Pusat Statistik atau BPS, 2013). Data penggunaan
lahan dan pertumbuhan penduduk tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk
mengkaji kesesuaian lahan kelapa sawit di Kecamatan Pangkalan Lada,
Kabupaten Kotawaringin Barat. Hasil evaluasi lahan dapat digunakan sebagai
salah satu upaya mengurangi perluasan penggunaan lahan untuk permukiman,
kemudian dapat meningkatkan penggunaan lahan sebagai area perkebunan kelapa
sawit untuk meningkatkan produksi khususnya di Kecamatan Pangkalan Lada.
Permasalahan juga sering kali muncul akibat keterbatasan untuk budidaya
perkebunan kelapa sawit harus diintervensi dengan memperhatikan nilai ekonomis
dalam pemanfaatan lahan untuk budidaya tanaman lainnya.
Desa Pandu Senjaya merupakan salah satu wilayah yang strategis dalam
budidaya tanaman kelapa sawit terletak di daerah Kecamatan Pangkalan Lada,
yang juga merupakan salah satu lokasi pabrik kelapa sawit (PKS). Lokasi yang
berada dalam satu kawasan dengan Kecamatan Pangkalan Lada sebagai wilayah

1
2

sampel yang akan dianalisis bentuk kesesuaian lahan perkebunan kelapa sawitnya
dapat menjadi bahan rekomendasi perbaikan pengembangan perkebunan kelapa
sawit. Dengan demikian pengembangan terhadap budidaya perkebunan kelapa
sawit dalam bentuk studi kesesuaian lahan di Kecamatan Pangkalan Lada,
Kabupaten Kotawaringin Barat perlu dilakukan untuk meningkatkan produktifitas
hasil perkebunan kelapa sawit.

B. Perumusan Masalah
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS, 2014) Kabupaten Kotawaringin
Barat merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki luas perkebunan kelapa
sawit hingga 43.280,79 hektar. Untuk Kecamatan Pangkalan Lada sendiri
memiliki luas area lahan perkebunnan kelapa sawit mencapai 13.257,78 hektar
(BPS, 2014) dengan potensi hasil 30.545 ton TBS.
Berdasarkan hal tersebut, maka permasalahan lahan penelitian ini adalah:
1. Menetapkan karakteristik lahan bagi perkebunana kelapa sawit di Desa
Pandu Senjaya.
2. Mengevaluasi tingkat kesesuaian lahan bagi budidaya kalapa sawit di Desa
Pandu Senjaya.
Maka dari itu diperlukan upaya untuk mengevaluasi lahan perkebunan
kelapa sawit dengan menetapkan karakteristik lahan sebagai dasar penentuan
kesesuaian lahan untuk perkembangan budidaya perkebunan kelapa sawit di Desa
Pandu Senjaya, Kecamatan Pangkalan Lada, Kabupaten Kotawaringin Barat.

C. Tujuan Penelitian
1. Menetapkan karakteristik lahan bagi perkebunan kelapa sawit di Desa
Pandu Senjaya, Kecamatan Pangkalan Lada, Kabupaten Kotawaringin
Barat.
2. Mengevaluasi tingkat kesesuaian lahan bagi budidaya perkebunan kelapa
sawit di Desa Pandu Senjaya, Kecamatan Pangkalan Lada, Kabupaten
Kotawaringin Barat.
3

D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini yaitu sebagai acuan dalam melakukan zonasi
kawasan area budidaya dan pemukiman berdasarkan kelas kesesuaian lahan dan
menjadi bahan pertimbangan kebijakan dalam pengembangan pertanian,
khususnya tanaman kalapa sawit di Kecamatan Pangkalan Lada, Kabupaten
Kotawaringin Barat.

E. Batasan Studi
Penelitian ini akan dilakukan di Desa Pandu Senjaya, Kecamatan
Pangkalan Lada yang bertujuan mengetahui kesesuaian lahan untuk tanaman
perkebunan kelapa sawit (Elaeis guineensis).

F. Kerangka Penelitian
Gunawan Budiyanto (2014) menyatakan lahan merupakan bentang tanah
yang dimanfaatkan dan merupakan modal dasar proses produksi biomassa. Selain
sebagai medium tumbuh tanaman, dalam bahasan yang lebih luas, lahan
merupakan komponen lingkungan yang dapat menciptakan dan memberikan daya
dukung proses kehidupan di permukaan bumi. Dalam hubungannya sebagai
medium tumbuh tanaman dan vegetasi pada umumnya, lahan memainkan peran
penting dalam daur hara, air, udara dan penjagaan kualitas sistem lingkungan
(ekosistem). Lahan adalah bagian daratan dari permukaan bumi sebagai
lingkungan fisik yang meliputi tanah beserta segenap faktor yang mempengaruhi
penggunaannya seperti iklim, relief, aspek geologi dan hidrologi yang terbentuk
secara alami maupun akibat pengaruh manusia (Undang-undang Nomor 41 Tahun
2009, Pasal 1 ayat (1). Berdasarkan pemahaman tersebut, maka sumberdaya lahan
adalah hamparan tanah yang merupakan bagian daratan dan faktor fisik yang
melingkupinya seperti iklim, relief atau topografi, aspek geologi dan hidrologi
yang dapat dimanfaatkan manusia untuk berbagai keperluan.Oleh karenanya jika
dimanfaatkan untuk pertanian, sumberdaya lahan masuk dalam kriteria lahan
pertanian.
4

Dalam budidaya perkebunan kelapa sawit tentu tidak terlepas dari suatu
resiko, seperti penggunaan pupuk berlebih akan mengurangi kualitas tanah dan
dalam budidaya perkebunan kelapa sawit akan menyebabkan pencemaran udara,
tanah dan limbah cair, untuk mengurangi resiko tersebut maka perlu diadakannya
evaluasi kesesuaian lahan terhadap suatu wilayah untuk perkebunan kelapa sawit.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesesuaian lahan perkebunan
kelapa sawit di daerah penelitian. Hasil dari evaluasi lahan tersebut akan
memberikan suatu alternatif penggunaan lahan dan batas-batas kemungkinan
penggunaannya serta tindakan-tindakan pengelolaan yang diperlukan agar dapat
dipergunakan secara lestari sesuai dengan hambatan dan pembatas yang ada.
Kecocokan atau kesesuaian lahan dipengaruhi oleh sifat fisik tanah, sifat
kimia tanah, topografi serta ketinggian tempat. Untuk kesesuaian lahan pada
kategori sub kelas bagi perkebunan kelapa sawit harus diketahui syarat tumbuh
tanaman terlebih dahulu, persyaratan tersebut terdiri dari temperatur rata-rata
tahunan, tekstur tanah, kedalaman perakaran, pH tanah, salinitas serta kemiringan
lahan.
Pengamatan dan pengukuran di lapangan serta dilengkapi dengan
analisis sampel tanah di laboratorium dilakukan untuk memperoleh data tentang
sifat tanah pada setiap satuan lahan. Sehingga dengan data yang diperoleh tersebut
maka dapat diketahui karakteristik dan kualitas lahan pada masing-masing satuan
lahan.
Untuk suatu penggunaan lahan tertentu maka harus dilakukan
pembandingan antara kesesuaian lahan dengan persyaratan tingkat kesesuaian
lahan untuk tanaman yang akan dibudidayakan, dalam penelitian ini tanaman yang
akan diteliti adalah tanaman perkebunan kelapa sawit sehinggaakan didapatkan
kelas kesesuaian lahannya.
5

Berikut ini merupakan alur proses penelitian yang akan dilaksanakan.

Desa Pandu Senjaya, Kecamatan


Pangkalan Lada,
Kabupaten Kotawaringin Barat,
Kaliamantan Tengah

Karakteristik dan Syarat


Fisiografi Kodisi Lahan Perkebunan Tumbuh
Wilayah Kelapa Sawit Kelapa Sawit

Analisis Karakteristik Lahan


Fisiografi
Wilayah

Evaluasi Lahan

Kesesuaian Lahan
Untuk Kelapa Sawit

Gambar 1 Kerangka Pikir


Kegiatan evaluasi lahan dilakukan dengan mengacu pada karakteristik
fisiografi wilayah Deasa Pandu Senjaya, Kecamatan Pangkalan Lada, Kabupaten
Kotawaringin Barat.Kondisi eksisting lahan perkebunan kelapa sawit, dan
persyaratan tumbuh pertanaman kelapa sawit.Acuan tersebut dilakukan analisis
data dan analisis sampel yang kemudian dicocokan dengan persyaratan tumbuh
pertanaman kelapa sawit.Produktivitas pertanaman kelapa sawit ideal
dibandingkan dengan produktivitas lahan perkebunan kelapa sawit aktual untuk
kemudian dijadikan lahan potensial dan diketahui kelas kesesuaian lahan guna
mengevaluasi lahan perkebunan kelapa sawit.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kelapa Sawit(Elaeis guineensis)


Kelapa sawit (Elaeis guineensis) berasal dari Afrika dan Brazil. Di
Brazil, tanaman ini tumbuh secara liar ditepian sungai. Klasifikasi dan pengenalan
botani tanaman kelapa sawit diantaranya Divisi Embryophyta Siphonagama, Sub-
devisio Pteropsida, Kelas Angiospermae, Sub-kelas Monocotyledonae, Ordo
Arecales, Famili Arecaceae, Sub-famili Cocoideae, Genus Elaeis, Spesies
Guineensis (Iyung, 2006).

Gambar 2 Tanaman Kelapa Sawit


Sumber gambar :http://ghinaghufrona.blogspot.com
Tanaman kelapa sawit memiliki system perakaran serabut, berbatang
silinder,berdaun majemuk, berbunga jantan dan betina yang terpisah sehingga
memiliki waktu pematangan berbeda.
Tanaman kelpa sawit dapt tumbuh dengan optimal jika Lama penyinaran
matahari rata-rata 5 -7 jam/hari dengan curah hujan tahunan 1.500 – 1.400 mm
dan temperatur optimal 24 – 28 0C. Untuk ketinggian tempat yang ideal antara 1 –
500 mdpl sehingga kecepatan angin mencapai 5 – 6 km/jam untuk membantu
proses penyerbukannya. Untuk daerah perakaran atau media tanam yang baik

6
7

adalah tanah yang mengandung banyak lempung, beraerasi baik, dan subur
dengan pH 4-6.

B. Kesesuaian Lahan
Lahan adalah suatu area di permukaan bumi dengan sifat-sifat tertentu
yaitu dalam hal sifat atmosfer, geologi, geomorfologi, pedologi, hidrologi,
vegetasi dan penggunaan lahan.Penggunaan lahan diartikan sebagai bentuk
kegiatan manusia terhadap lahan, termasuk di dalamnya keadaan alamiah yang
belum terpengaruh oleh kegiatan manusia. Langkah awal dalam proses
penggunaan lahan yang rasional adalah dengan cara melakukan evaluasi lahan
sesuai dengan tujuannya. Kesesuaian lahan adalah kecocokan suatu lahan untuk
penggunaan tertentu, sebagai contoh lahan sesuai untuk irigasi, tambak, pertanian
tanaman tahunan atau pertanian tanaman semusim (Hendy Indra Setiawan,
2013).Untuk mendapatkan kesesuaian suatu lahan terhadap suatu komoditas
tanaman maka dilakukan evaluasi lahan (Ade Setiawan, 2010). Kesesuaian lahan
mencakup dua hal penting (Sarwono Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2011),
diantaranya:
1. Kesesuaian Lahan Aktual Kesesuaian lahan aktual atau kesesuaian
lahan pada saat ini (current suitability) atau kelas kesesuaian lahan dalam keadaan
alami, belum mempertimbangkan usaha perbaikan dan tingkat pengelolaan yang
dapat dilakukan untuk mengatasi kendala atau faktor-faktor pembatas yang ada di
setiap satuan peta.seperti diketahui, faktor pembatas dapat dibedakan menjadi dua
jenis yaitu: (1) faktor pembatas yang sifatnya permanen dan tidak mungkin atau
tidak ekonomis diperbaiki, dan (2) faktor pembatas yang dapat diperbaiki dan
secara ekonomis masih menguntungkan dengan memasukkan teknologi yang
tepat.
2. Kesesuaian Lahan Potensial Kesesuaian lahan potensial adalah
kesesuaian lahan yang akan dicapai setelah dilakukan usaha-usaha perbaikan
lahan. Kesesuaian lahan potensial merupakan kondisi yang diharapkan sesudah
diberikan masukan sesuai dengan tingkat pengelolaan yang akan diterapkan,
sehingga dapat diduga tingkat produktivitas dari suatu lahan serta hasil produksi
per satuan luasnya.
8

C. Evaluasi Lahan
Evaluasi lahan adalah suatu proses penilaian sumber daya lahan yang
akan dicapai untuk tujuan tertentu dengan menggunakan suatu pendekatan atau
cara yang sudah teruji. Hasil dari evaluasi lahan akan memberikan informasi atau
arahan penggunaan sesuai dengan keperluan. Pengunaan lahan yang tidak sesuai
dengan kemampuannya akan mengakibatkan kerusakan-kerusakan lahan. Selain
itu, kerusakan lahan akan berdampak negatif terhadap masalah budaya, sosial, dan
ekonomi masyarakat.Hal ini dapat terjadi, misalnya seperti yang pernah terjadi di
Babilonia dan Mesopotamia, Euphrat dan Tigris (Hardjowigeno dan Widiatmoko,
2011).
Evaluasi lahan merupakan salah satu mata rantai yang harusdilakukan
agar perencanaan tataguna lahan dapat tersusun dengan baik.Dalam perecanaan
tataguna lahan, perlu diketahui terlebih dahulu potensi dan kesesuaian lahannya
untuk berbagai jenis penggunaan lahannya.Maka dari itu, dengan dilakukannya
evaluasi lahan dapat diketahui potensi lahan atau kelas kesesuaian lahan atau
kemampuan lahan untuk penggunaan lahan tersebut.

D. Kriteria Kesesuaian Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis)


Pengetahuan tentang sifat fisik lahan merupakan dasar bagi perencanaan
penggunaan lahan yang rasional.Dasar ini telah digunakan baik di Negara maju
ataupun Negara-negara berkembang. Seluruh daerah atau Negara yang sudah
maju pada umumnya telah mempunyai informasi dasar tentang lahan, meskipun
survai lebih lanjut sering diperlukan untuk memperoleh informasi-informasi yang
lebih terperinci, apabila program-program pembangunan tertentu akan dilakukan.
Ada dua pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kurangnya
pengetahuan tentang kebutuhan pertanaman kelapa sawit pada lahan (Santun,
2004), diantaranya:
1. Pendekatan Fisiografis (physiographic approach)
Pendekatan dengan mempertimbangkan lahan secara keseluruhan di dalam
penilaiannya.Pendekatan fisiografik ini umumnya menggunakan kerangka bentuk
9

lahan (landform framework) untuk mengidentifikasikan satuan daerah secara


alami.
2. Pendekatan Parametrik (parametric approach)
Pendekatan dengan menggunakan sistem klasifikasi dan pembagian lahan
atas dasar pengaruh atau nilai ciri lahan tertentu dan kemudian
mengkombinasikan pengaruh-pengaruh tersebut untuk memperoleh
kesesuaiannya.Peta parametrik yang paling sederhana misalnya dapat diperoleh
dengan membagi satu faktor ke dalam beberapa kelas dengan menggunakan nilai
kritis tertentu untuk memberikan peta isoritmik yang sederhana.Menentukan jenis
usaha perbaikan yang dapat dilakukan harus memperhatikan karakteristik lahan
yang tergabung dalam masing-masing kualitas lahan. Karakteristik lahan dapat
dibedakan menjadi karakteristik lahan yang dapat diperbaiki dengan masukan
sesuai dengan tingkat pengelolaan (teknologi) yang akan diterapkan, dan
karakteristik lahan yang tidak dapat diperbaiki. Satuan peta yang mempunyai
karakteristik lahan yang tidak dapat diperbaiki tidak akan mengalami perubahan
kelas kesesuaian lahannya, sedangkan yang karakteristik lahannya dapat
diperbaiki, kelas 10 kesesuaian lahannya dapat berubah menjadi satu atau dua
tngkat lebih baik (Sarwono Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2011).Sebagai syarat
evaluasi lahan, dibutuhkan kriteria suatu lahan untuk pertanaman kelapa sawit.
Adapun kriteria tersebut adalah sebagai berikut
Tabel 1. Kriteria Kesesuaian Lahan Kelapa Sawit

Persyaratan Penggunaan/ Kelas Kesesuaian Lahan


Karakteristik Lahan
S1 S2 S3 N
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C) 25 – 26 22 - 25 20 - 22 < 20

28 - 32 32 - 35 > 35
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada masa 1.700 - 2.500 1.450 - 1.700 1.250 - 1.450 < 1.250
pertumbuhan
1.250 - 3.500 3.500 - 4.000 <4.000
Lama bulan kering (bln) >2 2-3 3-4 >4
Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase Baik, sedang Agakterhambat Terhambat, sangat


agak cepat terhambat,
cepat
10

Media perakaran (rc)


Tekstur Halus, agak - Agak kasar Kasar
halus, sedang
Bahan kasar (%) < 15 15 - 35 35 – 55 > 55
Kedalaman tanah (cm) >100 75 – 100 50 – 75 < 50
Gambut:
Ketebalan (cm) < 60 60 - 140 140 – 200 > 200
Ketebalan (cm), jika ada sisipan < 140 140 - 200 200 – 400 > 400
bahan mineral/pengkayaan

Kematangan saprik+ saprik, hemik, Fibrik


hemik+ fibrik+
Retensi hara (nr)
KTK liat (cmol) > 16 ≤ 16 - -
Kejenuhan basa (%) >20 ≤ 20
pH H2O 5,0 - 6,5 4,2 - 5,0 < 4,2
6,5 - 7,0 < 7,0
C-organik (%) >0,8 ≤ 0,8
Toksisitas (xc)
Salinitas (dS/m) <2 2–3 3–4 >4
Sodisitas (xn)
Alkalinitas/ESP (%) - - - -
Bahaya sulfidik (xs)
Kedalaman sulfidik (cm) > 125 100 – 125 60 – 100 <60
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%) <8 8 - 16 16 – 30 > 30
Bahaya erosi sangat rendah rendah - Berat sangat berat
sedang
Bahaya banjir (fh)
Genangan F0 F1 F2 > F2
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%) <5 5 - 15 15 – 40 > 40
Singkapan batuan (%) <5 5 - 15 15 – 25 > 25
Sumber :http://bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/kriteria/kelapa%20sawit
III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI

A. Letak, Luas, dan Batasan Wilayah Penelitian


Kabupaten Kotawaringin Barat terletak di bagian barat Propinsi
Kalimantan Tengah dengan ibukota kabupaten di Pangkalan Bun. Luas wilayah
Kabupaten Kotawaringin Barat adalah 10.759,00 Km² dan terletak di daerah
khatulistiwa diantara 1º 19’ – 3º 36’ Lintang Selatan dan 110º 25’ – 112º 50’
Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
1. Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Seruyan.
3. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Lamandau.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lamandau dan Kabupaten
Sukamara.

Gambar 3. Peta Administrasi Kabupaten Kotawaringin Barat


Sumber : http://ppsp.nawasis.infodokumenprofilprofil_kotakab.kotawaringinbarat
Terbentuknya Kecamatan Pangkalan Lada berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 10 Tahun 2003, terdiri dari 11 (sebelas)
desa yaitu Purbasari, Sungai Rangit Jaya, Sumber Agung, Lada Mandala Jaya,

11
12

Makarti Jaya, Pandu Sanjaya, Pangkalan Tiga, Kadipi Atas, Pangkalan


Dewa, Pangkalan Durin, dan Sungai Melawen. Batas Wilayah desa Pandu
Senjaya adalah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan desa Makarti Jaya.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Lada Mandala Jaya.
3. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Pangkalan Dewa.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan desa Sungai Melawen.

Gambar 4. Peta Administrasi Desa Pandu Senjaya


Sumber :https://www.google.co.id/maps/place/Pandu+Senjaya

B. Iklim, Topografi, dan Tanah


BAPPEDA (2013) menyatakan topografis Kabupaten Kotawaringin
Barat digolongkan menjadi 4 bagian dengan ketinggian antara 0-500 m dari
permukaan laut dan kemiringan antara 0-40%, yaitu dataran, daerah datar
berombak, daerah berombak berbukit dan daerah berbukit-bukit yang terdiri dari :
1. Sebelah Utara adalah pegunungan dan macam tanah Lotosal tahan
terhadap erosi
2. Bagian Tengah terdiri dari tanah Podsolik Merah Kuning, juga tahan
terhadap erosi
13

3. Sebelah Selatan terdiri dari danau dan rawa Alluvial/Organosal banyak


mengandung air
Terdapat 3 sungai yang melintasi Kabupaten Kotawaringin Barat yaitu
Sungai Arut, Sungai Kumai, dan Sungai Lamandau dengan kedalaman rata-rata 5
meter dan lebar 100-300 meter.
Iklim daerah Kabupaten Kotawaringin Barat secara umum beriklim
tropis yang dipengaruhi oleh musim kemarau/kering dan musim hujan. Pada 2012
Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan April yaitu 365,6 mm, jumlah hari hujan
tercatat 200 hari dan bulan Desember merupakan bulan dengan hari hujan
terbanyak yaitu 27 hari. Suhu udara maksimum berkisar antara 33,6°C – 31,2°C
dan suhu minimum antara 23,4°C – 21,2°C dengan kelembaban udara antara 85 –
93 %, dengan kecepatan angin maksimal 35 knot.

C. Kependudukan
Badan Pusat Statistik (2014) menyatakan bahwa kepadatan penduduk
adalah hasil bagi jumlah penduduk terhadap luas daerah, semakin besar angkanya
maka semakin padat kependudukannya.Ada beberapa macam kepadatan
penduduk, yaitu kepadatan penduduk aritmatik, agraris, fisiologis, dan
ekonomis.Kepadatan penduduk aritmatik adalah jumlah rata-rata penduduk yang
tinggal pada suatu wilayah yang luasnya 1 km2.Kepadatan penduduk agraris
adalah rata-rata penduduk yang bekerja sebagai petani setiap satuan luas lahan
pertanian.Kepadatan penduduk fisiologis adalah perbandingan antara jumlah
penduduk dengan luas lahan pertanian dan kepadatan penduduk ekonomis adalah
perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas lahan menurut kapasitas
produksinya.Kepadatan penduduk secara aritmatik di Kecamatan Pangkalan lada
sebesar 134 yang artinya setiap 1 km2 dihuni oleh sekitar 134 jiwa. Kepadatan
penduduk terpadat ada di desa Pandu Sanjaya sebesar 359,56 yang artinya setiap 1
km2 -nya dihuni oleh sekitar 359 jiwa (Wiro, 2013).

D. Data Luasan Lahan Kelapa Sawit di Kecamatan Pangkalan Lada


Badan Pusat Statistik (2014) menyatakan bahwa perkebunan adalah
segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan/atau media
tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan barang
14

dan jasa hasil tanaman tersebut. Sektor perkebunan juga menjadi salah satu mata
pencaharian utama masyarakat Pangkalan Lada terutama tamanan sawit.
Menurut BPS (2014) mengemukakan luas areal perkebunan kelapa sawit
di Kecmatan Pangakalan Lada sebesar 13. 254,78 hektar dengan potensi hasil
sebesar 30.545 ton TBS. Dari luasan lahan tersebut jumlah petani yang
membudidayakan tanaman kelapa sawit 3.571 petani.
IV. TATA CARA PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Desember 2016 – Maret
2017. Penelitian akan dilakukan di lapangan dan di laboratorium. Pengamatan
lapangan akan dilakukan pada beberapa tempat di Kecamatan Pangkalan Lada,
Kabupaten Kotawaringin Barat, Kaliamantan Tengah dan analisis sifat fisik dan
kimia tanah akan dilakukan di Laboraturium Tanah dan Nutrisi Tanaman,
Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

B. Metode Penelitian
Penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu :
1. Penentuan Titik Sampel
Penentuan lokasi pengamatan dilakukan atas dasar bentuk wilayah pada
peta RBI dengan software ArcGIS 10.2.Penentuan titik sampel dilakukan dengan
membuat polygon yang membagi kawasan berdasarkan kemiringan permukaan
wilayah tersebut. Dari polygon tersebut dapat ditentukan luasan dan titik amatan,
dan titik sampel yang diambil merupakan titik yang dapat mewakili luasan
masing-masing polygon. Kelas kemiringan ditentukan dari garis kontur pada peta
topografi dan pengukuran di lapangan menggunakan klinometer.
2. Pengambilan Sampel Tanah
Tahapan pemilihan lokasi pengambilan sampel atau contoh tanah
dilakukan mengacu pada Petunjuk Teknis Pengamatan Tanah yang dikeluarkan
oleh Balai Penelitian Tanah (2004). Pemelihan lokasi dilakukan dengan cara :
a. Memperhatikan wilayah yang digunakan untuk lahan kelapa
sawitsambil melakukan pengeboran untuk mengetahui
penyebaran dan homogenitas sifat-sifat tanah dari lokasi titik
sampel tersebut.
b. Menetapkan lokasi yang representatif.
c. Sampel tanah diambil secara komposit pada kedalaman 20 – 40
cm.

15
16

3. Analisisi Sampel Tanah


Analisis smapel tanah dilakukan di Laboratorium dan mengacu pada
Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah, Tanman, Air dan Pupuk yang dikelurkan
oleh Balai Penelitian Tanah (2009).Parameter pengamtan yang dianalisis
disesuaikan dengan tujuan penelitian, yaitu perameter yang berkaitan erat dengan
kesesuaian lahan. Parameter tanah yang diamati adalah :
a. Penyiapan Sampel tanah.
b. Penetapan kadar air kering mutlak.
c. Tekstur tanah dengan metode gravimetric.
d. Tingkat kemasaman tanah (pH) yang terdiri dari pH-H2O dan pH-
KCldengan rasio (1:5) yang diukur dengan menggunakan pH
meter.
e. Penetapan kandungan Karbon organic (C-organik) dengan
metode Walkey dan Black.
f. Penetapan kandungan P2O5 yang tersedia didalam tanah dengan
metode Olsen pada tanah dengan pH > 5,5 (Fosfat dalam suasana
netral/alkali) dan metode Bray-1 dan Kurt-1 pada tanah dengan
pH < 5,5 (Fosfat dalam suasana asam).
g. Penetapan Susunan Kation, Kapasitas Tukar Kation (KTK), dan
Kejenuhan Basa (KB) yang ditetapkan dengan ekstrasi NH4OAc
pH-7,0.
h. Penentapankadar Nitrogen total (N-total) dengan metode Kjedahl.
4. Analisis Data
Seluruh data diinterpretasi berdasarkan konsep evaluasi lahan dengan
proses pendekatan pencocockan (matching process) antara karakteristik lahan
sebagai parameter dengan syarat-syarat penggunaan lahan yang telah disusun
berdasarkan satuan lahan untuk menentukan kelas kesesuaian lahan. Pada proses
penentuan kelas ini berdasarkan pada factor pembatas yang mengacu pada hukum
minimum yaitu kelas kesesuaian lahan ditentukan dengan nilai terkecil. Penilaian
kesesuaian lahan dilakukan hingga tingkat sub kelas berdasarkan struktur
klasifikasi kesesuain lahan (FAO, 1976 dalam Sys, 1991), yaitu : S1 (sangat
17

sesuai); S2 (cukup sesuai); S3 (marjinal sesuai); dan N (tidak sesuai). Tahapan


pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Penilaian kelas kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit(Elaeis
guineensis) dilakukan dengan sistem matching antara persyaratan
penggunaan lahan atau persyaratan tumbuh tanaman dengan data
kualitas atau karakteristik lahan dari suatu wilayah. Kelas kesesuaian
lahan ditentukan oleh factor fisik (karakteristik/kualitas lahan)
pembatas terberat dalam penilaian kelas kesesuain lahan.
b. Penentuan kelas kesesuaian lahan aktual dengan cara :
i. Data karakteristik atau kesesuaian lahan pada masing-masing
satuan kelas dihubungkan dengan data persyaratan tumbuh kelpa
sawit (Djainudin, dkk, 2011). Kemudian masing-masing satuan
kelas tersebut digolongkan dengan ordo sesuai (S) atau ordo
tidak sesuai (N).
ii. Pada masing-masing ordo yang tergolong kedalam ordo sesuai,
kemudian ditentukan kedalam kelas kesesuaian lahan. Apakah
tergolong kedalam kelas sangat sesuai (S1); cukup sesuai (S2);
atau marjinal sesuai (S3).
iii. Masing-masing kelas ditentukan dengan sub-kelasnya
berdasarkan karakteristik lahan yang merupakna factor
pembatas terberatnya secara berurutan berdasarkan kualitas
lahan.
iv. Hasil yang didapat dari evaluasi kesesuaian lahan diatas berupa
tabel data dan peta kesesuaian lahan actual yang menunjukan
Ordo, Kelas, dan Sub-Kelasnya.
c. Untuk mendapatkan data kesesuaian lahan potensian didapat dengan
cara menetukan upaya-upaya perbaiakan kualitas lahan yang
diperlukan untuk menaiakan kelas kesesuaian lahan berdasarkan
masukan/input yang dibutuhkan. Sehingga, kelas kesesuaian lahan
potensial akan meningkat pada kelas yang terbaik, factor
pembatasnya hanya dibatasi oleh factor permanen yang tidak dapat
dilakukan usaha-usaha perbaikan.
18

C. Jenis Data
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini berua data primerdan data
sekunder.Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil observasi di
lapangan dan data hasil analisis laboratorium yang dilakukan oleh
peneliti.Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi-instansi
yang terkait guna melengkapi dan mendukung kegiatan penelitian. Adapun rincian
data yang diperlukan adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Jenis Data Penelitian

No. Jenis Data Lingkup Sumber


1 Data Lapangan a. Temperatur Survei
b. Ketersediaan Air lapangan
c. Media perakaran
d. Tipe penyiapan lahan
e. Tingkat bahaya alam
2 Data Laboratorium a. Retensi hara Analisis
b. Toksisitas laboratorium
c. Hara tersedia
3 Peta Administrasi Kawasan BPS
4 Geografis wilayah Topografi, batas wilayah, luas wilayah BPS
dan ketinggian tempat.
5 Iklim Curah hujan bulan dan tahunan, BPS
temperature, kelembaban relative,
kemiringan lhan/kawasan.
6 Tanaman kelapa Hasil, produktifitas, dan produsi kelapa BPS
sawit sawit di Pangkalan Lada
7 Kondisi sosial dan Jumlah penduduk, pendidikan, pekerjaan, BPS
ekonomi masyarakat tingkat ekonomi, dan kepadatan
penduduk.

D. Luaran Penelitian
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini berupa peta kesesuaian lahan
untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Pangkalan Lada,
serta naskah akademik yang akan dipublikasikan dijurnal ilmiah.
19

E. Parameter Pengamatan
Parameter yang digunakan dalampenelitian ini adalah parameter
lapangan dan parameter laboratorium. Adapun rincian parameter tersebut adalah
sebagai berikut:
Tabel 3. Jenis Data Pengamatan dan Perameternya
Jenis Pengamatan Parameter yang diamati
Pengamatan Lapangan a. Temperature rerata
b. Drainase tanah
c. Kedalaman efektif
d. Batuan permukaan
e. Bahaya alam
Penetapan Laboratoris a. Kadar hara tersedia dalam tanah :
i. Kadar N total
ii. Kadar P tersedia
iii. Kadar K tersedia
b. Retensi hara :
i. Kadar C organic
ii. Kapasitas pertukaran kation (KPK).
iii. pH tanah.

F. Jadual Penelitian
Tabel 4. Jadual Penelitian
No Nama Kegiatan Bulan dan Minggu
Desember Januari Februari Maret 2017
2016 2017 2017
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
2 Penentuan areal
penelitian
3 Pengambilan sampel
tanah
4 Analisis tanah
5 Pengolahan data
6 Penyusunan laporan
7 Laporan
DAFTAR PUSTAKA

Ade Setiawan. 2010. Artikel Survey dan Evaluasi Lahan dalam


http://www.ilmutanah.unpad.-ac.id/resources/artikel/survey-dan-
evaluasi-lahan/. Diakses tanggal 12 Mei 2015.

Balai Penelitian Tanah. 2004. Petunjuk Teknis Pengamatan Tanah. Pusat


Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat.Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian Departeman Pertanian. Bogor. 141 h.

. 2009. Petunjuk Teknis Analisis kimia tanah, tanaman,


Air, dan Pupuk.Balai Penelitian dan Pengembangan pertanian
Departeman Pertanian. Bogor. 246 h.

Badan Pusat Statistik. 2014. Jumlah Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat


dalam
http://kobarkab.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/2. Diakses tanggal 12
Mei 2015.

Badan Pusat Statistik. 2014. Temperatur Bulanan Kabupaten Kotawaringin Barat


dalam
http://kobarkab.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/5. Diakses tanggal 12
Mei 2015.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA). 2013. Tentang


Kabupaten Kotawaringin Barat.
http://175.176.161.133/bappeda/profil/tentang-kab-kotawaringin-
barat/potret-daerah/. Diakses tanggal 13 Mei 2015.

Djaenudin, D., Marwan, H., dan A. Hidayat. 2011. Petunjuk Teknis Evaluasi
Lahan Untuk Komoditas Pertanian. Balai Besar Litbang Sumberdaya
Lahan Pertanian, Badan Litbang Pertanian. Bogor. 36 h.

Gunawan Budiyanto. 2014. Manajemen Sumberdaya Lahan. Lembaga Penelitian,


Publikasi, dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta (LP3M UMY). Yogyakarta. 253 h.
http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/6405

Iyung Pahan. 2007. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen dari Hulu hingga
Hilir. Penebar Swadaya. Depok. 424 h.

Hendy Indra Setiawan. 2013. Skripsi: Kajian Kesesuaian Lahan untuk Tanaman
Jati di Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas. Program Studi
Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Purwokerto.
http://hydrast88.blogspot.com/2013/03/proposal-skripsi.html. 29 h.

Santun Risma Pandapotan Sitorus. 2004. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Penerbit


Tarsito. Bandung 186 h.

20
21

Sarwono Hardjowigeno dan Widiatmaka.2011. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan


Perencanaan Tataguna Lahan.Gajah Mada University Press.Yogyakarta.
352 h.

Sys, C., E. V Ranst, and J. Debavaye. 1991. Land Evaluation part II. Method in
Land Evaluation.General Administration for Development Coorpertion.
Belgium.

Wiro Budi Ponco, P. 2014. Statistik Kecamatan Pangkalan Lada 2014. Badan
Pusat Statistik Kabupaten Kotawaringin Barat. Pangkalan Bun. 50 h.

Anda mungkin juga menyukai