Anda di halaman 1dari 11

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PROSEDUR PENERBITAN

SURAT PERINTAH MEMBAYAR LANGSUNG (SPM-LS) STUDI KASUS


KECAMATAN PANGKALAN BARU KABUPATEN BANGKA TENGAH
DENGAN MODEL FAST

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :
Janiar
1422520048

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


STMIK ATMA LUHUR
PANGKALPINANG
2019/2020
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI

NIM : 1422520048
Nama : Nirmawati
Judul : PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
PROSEDUR PENERBITAN SURAT PERINTAH
MEMBAYAR LANGSUNG (SPM-LS) STUDI KASUS
KECAMATAN PANGKALAN BARU KABUPATEN
BANGKA TENGAH DENGAN MODEL FAST

PROPOSAL SKRIPSI INI TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI.

PANGKALPINANG, MARET 2020

KETUA PROGRAM STUDI PEMBIMBING


SISTEM INFORMASI

OKKITA RIZAN, M.KOM YUYI ANDRIKA, M.KOM


NIDN. 0211108306 NIDN. 0227108001
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi saat ini, penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi pun semakin luas. Kebutuhan akan pelayanan
berbasis teknologi i nformasi dirasa sangat diperlukan di berbagai bidang, tidak
terkecuali didalam sistem pemerintahan. Dengan perkembangan teknologi
informasi, permasalahan seperti pendataan manual yang kerap ditemui dalam
instansi pemerintahan dapat diselesaikan dengan solusisolusi yang lebih inovatif.
Pemanfaatan teknologi guna mengatasi masalah yang kerap ditemukan belum
diterapkan merata ke seluruh organisasi di Indonesia, khususnya instansi
pemerintahan. Instasi pemerintah yang merupakan wadah bagi masyarakat dalam
segala permasalahan kewarganegaraan diharapkan memiliki sumber daya yang
memadai guna memfasilitasi warganya. Dalam penerapannya, di perlukan suatu
teknologi baru yang dapat digunakan untuk memenuhi informasi yang efektif bagi
masyarakat tanpa mengindahkan kenyamanan pelayanan hanya dengan sistem
yang sederhana.
Pengelolaan Keuangan Daerah diatur oleh Undang-Undang Nomor 23
tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Selanjutnya ketentuan Pasal 293 dan
Pasal 330 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
memberikan amanat untuk mengatur Pengelolaan Keuangan Daerah dengan
sebuah Peraturan Pemerintah. Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan
kegiatan yang meliputi perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan,
pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan Keuangan Daerah. Keuangan
Daerah adalah semua hak dan kewajiban Daerah dalam rangka penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah yang dapat dinilai dengan uang serta segala bentuk
kekayaan yang dapat dijadikan milik Daerah berhubung dengan hak dan
kewajiban Daerah tersebut. Keuangan Daerah selain diatur dengan Peraturan
Pemerintah juga mengikuti Peraturan Menteri dan keuangan daerah juga
mengikuti Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang

1
ditetapkan setiap tahun, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah masing-
masing daerah yang disinkronkan dan dikelola secara sistematis. Bendahara
Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang untuk
keperluan belanja negara dalam rangka pelaksanaan belanja APBN pada
Kementerian Negara/Lembaga dan/atau Satker
Surat Permintaan Pembayaran Langsung, yang selanjutnya disingkat
SPP-LS, adalah dokumen permintaan pembayaran yang dibuat/diterbitkan oleh
PPK yang dibayarkan langsung kepada Bendahara Pengeluaran/ Penerima Hak
atas dasar kontrak kerja, surat keputusan, surat tugas atau surat perintah kerja
lainnya. Surat Perintah Membayar Langsung, yang selanjutnya disingkat SPM-
LS, adalah SPM langsung kepada Bendahara Pengeluaran/Penerima Hak yang
diterbitkan oleh PA/KPA atau pejabat lain yang ditunjuk atas dasar kontrak kerja,
surat keputusan, surat tugas atau surat perintah kerja lainnya.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kantor Kecamatan
Pangkalan Baru Kabupaten Bangka Tengah diperoleh temuan bahwa penerbitan
SPM-LS di kecamatan Pangkalan Baru belum menggunakan teknologi basis data
sehingga kurang efektif dalam pencarian data apabila data tersebut dibutuhkan
secara mendesak. Selain itu pendataan dokumen yang berhubungan dengan
penerbitan SPM-LS belum terorganisir dengan baik, sehingga dokumen yang
diperlukan untuk proses selanjutnya membutuhkan waktu lama untuk mencarinya.
Penerbitan SPM-LS masih dilakukan secara manual dalam program pengolah kata
(Ms.Word). Hal tersebut memungkinkan pembuatan SPM-LS menjadi lambat.
Semua dokumen penting yang mendukung penerbitan SPM-LS hanya terarsip
dalam lembaran kertas dan pendataan belum terintegrasi hanya menggunakan
aplikasi pengolah kata (Ms.word) sehingga kurang efektif dan efisien. Hal ini
dinilai kurang efektif karena semua dokumen penting penerbitan SPM-LS bisa
saja hilang, rusak ataupun terbakar karena suatu hal yang tidak diinginkan. Selain
itu pendataan secara manual juga dinilai kurang efisien dan pengolahan data
cenderung masih lambat. Kecamatan Pangkalan Baru berkeinginan memiliki
sistem informasi prosedur penerbitan SPM-LS yang diakses secara internal yang
memudahkan bidang bendahara keuangan dalam melakukan penerbitan SPM-LS.

2
Belum adanya sistem informasi prosedur penerbitan SPM-LS mengakibatkan
pemborosan waktu dan biaya akibat dari sistem yang tidak memiliki fitur-fitur dan
fungsionalitas yang bermanfaat dan sesuai. Suatu sistem informasi yang dibuat
harus efektif dan sesuai dengan kebutuhan. Oleh sebab itu Sistem Informasi
prosedur penerbitan SPM-LS ini juga akan diuji kelayakan agar sistem terjamin
kualitasnya.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, pada penelitian ini
penulis membangun sistem perancangan yang akan diimplementasikan dalam
penelitian berikut “Pengembangan Sistem Informasi Prosedur Penerbitan
Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS) Studi Kasus Kantor
Kecamatan Pangkalan Baru Kabupaten Bangka Tengah dengan Metode
FAST” karena penggunaan dan cara aksesnya yang begitu mudah sehingga sangat
efektif untuk membantu mengelola penerbitan SPM-LS untuk menunjang
kelancaran bidang Bendahara Keuangan pada kantor Kecamatan Pangkalan Baru
Kabupaten Bangka Tengah.

1.2 RumusanMasalah
Dari uraian latar belakang masalah maka dapat diuraikan masalahnya
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana menganalisis Pengembangan Sistem Informasi Prosedur
Penerbitan SPM-LS pada Kantor Kecamatan Pangkalan Baru?
2. Bagaimana penerapan Pengembangan Sistem Informasi Prosedur Penerbitan
SPM-LS pada Kantor Kecamatan Pangkalan Baru menghasilkan informasi
yang efektif?
3. Bagaimana memenuhi kebutuhan informasi untuk mengoptimalkan kerja
bendahara keuangan dalam Prosedur Penerbitan SPM-LS pada Kantor
Kecamatan Pangkalan Baru ?

1.3 Batasan Masalah


Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis
membatasi ruang lingkup masalah Pengembangan Sistem Informasi Prosedur
Penerbitan SPM-LS pada Kantor Kecamatan Pangkalan Baru, antara lain:

3
1. Pendataan Berkas SPJ
2. Pembuatan SPP
3. Pembuatan SPM
4. Pendataan SP2D
5. Pendataan Validasi Bank
6. Pemdataan Bukti Transfer

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah, dapat dituliskan tujuan penelitian yang
akan dilakukan sebagai berikut:
1. Mengembangkan Sistem Informasi Prosedur Penerbitan SPM-LS pada
Kantor Kecamatan Pangkalan Baru yang dapat mendukung kelancaran
pelaksanaan prosedur penerbitan SPM-LS.
2. Menjamin kualitas Sistem Informasi Prosedur Penerbitan SPM-LS pada
Kantor Kecamatan Pangkalan Baru agar sesuai dengan standar yang berlaku.
Adapun manfaat dari pengembangan Sistem Informasi Prosedur Penerbitan SPM-
LS pada Kantor Kecamatan Pangkalan Baru adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan Sistem Informasi Prosedur Penerbitan SPM-LS pada Kantor
Kecamatan Pangkalan Baru ini diharapkan dapat meningkatkan prosedur
penerbitan SPM-LS agar dapat dikontrol dengan baik.
2. Pengembangan Sistem Informasi Prosedur Penerbitan SPM-LS pada Kantor
Kecamatan Pangkalan Baru ini dapat menjadi referensi untuk penelitian
berikutnya yang dapat dikembangkan kembali nantinya.
3. Mempermudah pengelolaan dokumen Prosedur Penerbitan SPM-LS pada
Kantor Kecamatan Pangkalan Baru.
4. Mempermudah dalam pembuatan Prosedur Penerbitan SPM-LS pada Kantor
Kecamatan Pangkalan Baru.

4
1.5 Metode Penelitian
Metodologi penelitian merupakan proses yang digunakan untuk
memecahkan suatu masalah yang logis dimana, memerlukan data untuk
mendukung terlaksanakannya suatu penelitian. Tahapan pengembangan sistemnya
adalah sebagai berikut :
a. Mencari tahu kebutuhan – kebutuhan sistem dengan melakukan cara sebagai
berikut ini :
1) Observasi, melakukan penelitian atau pengamatan dengan berada
langsung ditempat penelitan yaitu pada Kantor Kecamatan Pangkalan
Baru.
2) Wawancara, mengadakan Tanya jawab langsung dengan Bendahara
Keuangan pada Kantor Kecamatan Pangkalan Baru.
3) Studi Kepustakan, dilakukan dengan mengumpulkan data atau informasi
melalui buku-buku dan bahan bahan lengkap lainnya yang berkaitan
dengan itu.
4) Dokumentasi, Pengumpulan data dengan cara mempelajari dokumentasi
tertulis yang berkaitan dengan sistem “Prosedur Penerbitan SPM-LS
pada Kantor Kecamatan Pangkalan Baru”.
b. Metodologi penelitian yang digunakan untuk merancang sistem informasi
yaitu sebagai berikut :
1) Analisa Berorientasi Objek meliputi :
a) Activity Diagram
b) Analisa Dokumen Keluaran
c) Analisa Dokumen Masukan
d) Use Case Diagram
e) Deskripsi Use Case Diagram

2) Model FAST
Dalam pengembangan ini, penelitian menggunkan model Framework for
the Application of System Thinking (FAST) yang terdiri dari 6 tahap
yaitu:
a) Scope Definition

5
b) Problem Analysis
c) Requirement Analysis
d) Logical Design
e) Decision Analysis
f) Phisical Design
3) Metode Object Oriented
Metode berorientasi objek adalah suatu strategi pembangunan
peangkat lunak yang mengorganisasikan perangkat lunak sebagai
kumpulan objek yang berisi data dan operasi yang diberlakukan
terhadapnya. Metode berorientasi objek merupakan suatu cara bagaimana
sistem perangkat lunak dibangun melalui pendekatan objek secara
sistematis. Metode berorientasi objek didasarkan pada penerapan prinsip-
prinsip pengolahan kompleksitas. Metode berorientasi objek meliputi
rangkaian aktivitas analisis berorientasi objek, perancangan berorientasi
objek, pemrograman berorientasi objek, dan pengujian berorientasi
objek.
4) Tools UML
Alat bantu pengembangan sistem menggunakan UML (Unifield
Modeling Language) antara lain:
a) Activity diagram sistem berjalan, digunakan untuk memodelkan alur
kerja atau workflow sebuah proses bisnis dan urutan serangkaian
aktifitas di dalam suatu proses bisnis.
b) Use case diagram sistem usulan, digunakan untuk menggambarkan
hubungan antara use case dengan actor tanpa mendeskripsikan
bagaimana aktivitas-aktivitas tersebut di implementasikan.
c) Package Diagram, menggambarkan pengelompokkan use case
sistem
d) Sequence Diagram, menjelaskan interaksi obyek yang disusun dalam
suatu urutan waktu. Urutan waktu yang dimaksud adalah urutan
kejadian yang dilakukan oleh seorang aktor dalam menjalankan
sistem.

6
e) Class Diagram, diagram yang melukiskan kelas yang sesuai dengan
komponen-komponen perangkat lunak yang digunakan untuk
membangun aplikasi perangkat lunak.

1.6 Tinjaun Penelitian Terdahulu


Kristiyanti (2014), Mekanisme Pengujian SPP Dan Penerbitan SPM
Di Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo, Akademi Akuntasi Surakarta.
Pertanggungjawaban pengelolaan keuangaan Negara merupakan wujud
transparansi dan akuntabilitas. Pengelolaaan keuangan negara merupakan
penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi
prinsip-prinsip tepat waktu, disusun mengikuti standarakuntansi pemerintah yang
telah diterima umum. Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo merupakan
unit pelaksanaan teknis dibidang konservasi sumber daya air, pengembangan
sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air
pada wilayah sungai Bengawan Solo, bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal
Sumber Daya Air. Tata cara pembayaran dalam rangka pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencakup beberapa bagian seperti
tertulis dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomer 190/PMK 05/2012. Mekanisme pengujian SPP dan Penerbitan SPM di
Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo, berdasar pada Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 190/PMK.05/2012 tentang: Tata Cara
Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Negara pasal 56, 57, 58 dan 59
Korobu G.G. , Winston Pontoh W., Victorina Z. Tirayoh V. Z.,
(2016), Analisi Sistem dan Prosedur Penerbitan Surat Perintah Membayar
Uang Persedian (SPM-UP) Pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Bitung,
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sam Ratulangi,
Manado. Penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM) merupakan bagian dari
sistem dan prosedur pengeluaran kas, Surat Perintah Membayar (SPM) dapat
diterbitkan jika pengeluaran yang diminta tidak melebihi pagu anggaran yang
tersedia dan didukung dengan kelengkapan dokumen sesuai peraturan

7
perundangan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimanakah sistem
dan prosedur penerbitan Surat Perintah Membayar Uang Persediaan (SPM-UP)
pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Bitung. Dinas pekerjaan umum merupakan
organisasi pemerintahan yang memiliki tugas dan fungsi perumusan kebijakan
teknis operasional pembangunan dan pengelolaan umum, sehingga dalam
mengelola keuangan daerah harus memiliki sistem dan prosedur yang memadai
sebagai salah satu tindakan preventif terhadap adanya penyelewengan dan
penyalahgunaan dana. Metode penilitian dalam menyusun laporan tugas akhir
ini yaitu deskriptif kualitatis. Berdasarkan hasil yang diperoleh prosedur
penerbitan Surat Perintah Membayar Uang Persediaan (SPM-UP) pada Dinas
Pekerjaan Umum Kota Bitung penerapannya belum sesuai dengan karakteristik
pedoman pengelolaan keuangan daerah menurut Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006.
Miranda Kaunang M., Saerang D. P. E., Harijanto Subijono H. (2017), Evaluasi
Sitem Pelaksanaan dan Prosedur Pengeluaran Kas Uang Persedian Pada Kantor
Pelayanan Perijinan Terpadu Provinsi Sulawesi Utara, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado. Sistem akuntansi pengeluaran
kas adalah serangkaian proses mulai dari pencatatan, penggolongan dan peringkasan
transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD. Prosedur adalah serangkaian langkah/kegiatan
klerikal yang tersusun secara sistematis berdasarkan urutan-urutan yang terperinci dan
harus diikuti untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan. Uang Persediaan (UP)
adalah sejumlah uang tunai yang disediakan untuk belanja operasional sehari-hari dari
SKPD yaitu untuk belanja barang dan jasa. Tujuannya untuk mengetahui sistem dan
prosedur pengeluaran kas khususnya pada uang persediaan sudah sesuai dan efektif
menurut SE.900/316/BAKD tentang Pedoman Sistem dan Prosedur Penatausahaan dan
Akuntansi, Pelaporan dan Pertanggungjawaban Keuangan serta berpedoman pada
Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Metode analisis adalah deskriptif. Hasil penelitian sudah efektif dan sesuai dengan
SE.900/316/BAKD yang mencakup fungsi yang terkait, dokumen yang
digunakan, laporan yang dilhasilkan dan uraian teknis prosedur pengeluaran kas serta
telah berpedoman dengan Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 tentang SAP.

Anda mungkin juga menyukai