PIHAK PIHAK
EKSTERNAL INTERNAL
A
kuntansi sudah dikenal sejak manusia mulai bisa menghitung dan membuat
catatan yang tidak hanya ditulis pada kertas tetapi juga pada kayu, batu, dan
daun. Pada abad XV terjadi perkembangan dan perluasan perdagangan yang
dilakukan oleh pedagang-pedagang Venesia. Perkembangan usaha ini menyebabkan manusia
memerlukan sistem pencatatan yang lebih baik sehingga akuntansi mulai berkembang.
Ada 3 peristiwa yang berkaitan dengan sejarah ringkas perkembangan akuntansi yaitu :
• Pada tahun 1494, Luca Pacioli seorang ahli Matematika, mengarang sebuah buku yang
berjudul Summa de Aritmatika, Proportioni et Proportionalita. Buku ini mengajarkan
juga tentang akuntansi yang dibuat dalam bab yang berjudul Tratactus de Computis et
scriptoris. Bab ini memperkenalkan sistem pembukuan berpasangan yang disebut juga
sistem kontinental.
Sistem kontinental adalah pencatatan semua transaksi ke dalam dua bagian, yaitu debet
dan kredit. Kemudian kedua bagian ini diatur sedemikian rupa sehingga selalu
seimbang. Cara ini menghasilkan pembukuan yang sistematis dan laporan keuangan
terpadu, karena pengusaha dapat mempunyai gambaran tentang laba-rugi usaha, harta
yang dimiliki perusahaan dan hak milik.
Buku Luca Pacioli ini merupakan titik tolak perkembangan akuntansi sebagai suatu
ilmu. Buku-buku ilmu akuntansi yang berikutnya sangat dipengaruhi oleh sistem
kontinental ini.
• Pada pertengahan abad ke-18 sampai ke-19, terjadi Revolusi Industri di Inggris yang
mendorong perkembangan akuntansi karena para menejer publik ingin mengetahui
biaya produksinya. Dengan mengetahui berapa besar biaya produksi, mereka dapat
mengawasi efektifitas proses produksi dan menetapkan harga jual. Bidang akuntansi
biaya dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan akan perkiraan biaya ini secara tepat
dan berkala. Akuntansi biaya memfokuskan diri pada pencatatan biaya produksi dan
penyediaan informasi bagi menejemen.
Sementara itu, Profesor Robert Stelling, seorang ahli akuntansi dari Amerika, membagi
perkembangan akuntansi menjadi 3 tahap, yaitu:
Tahap pertama;
Pada tahap pertama ini ruang lingkup perusahaan masih kecil, para pemiliknya
sekaligus menjadi menejer perusahaan. Segala pencatatan mengenai perusahaan
dikerjakan sendiri.
Tahap kedua;
Perusahaan yang dikelola sudah semakin besar, sehingga semua pengurusan dalam
perusahaan tidak mungkin lagi dikelola sendiri. Pada tahap ini penacatatan akuntansi
mulai diserahkan kepada orang lain yang mengerti tentang akuntansi.
Tahap ketiga;
Pada tahap ini sudah terjadi pemisahan fungsi secara tegas antara pemilik dan
perusahaan. Pencatatan akuntansi mulai berkembang, sehingga timbul kebutuhan akan
pertanggungjawaban perusahaan kepada pemilik perusahaan. Akhirnya dinamika
pertanggungjawaban ini dinamakan laporan keuangan.
Akuntansi berasal dari bahasa Inggris “accounting” yang berasal dari kata kerja
“to account” yang artinya memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan. Secara
umum, pencatatan keuangan berperan sebagai alat bantu dalam menjalankan bisnis.
Misalnya untuk mengetahui berapa uang yang digunakan sebagai modal, berapa uang
yang telah dikeluarkan, dan berapa uang yang diterima. Semua pencatatan yang telah
didokumentasikan diolah atau diproses untuk mengetahui berapa besar yang telah
dikorbankan dan berapa besar yang diterimanya. Proses inilah yag dinamakan kegiatan
akuntansi.
Akuntansi sering disebut sebagai “Bahasa Bisnis” atau “Bahasa Pengambilan
Keputusan”, karena semakin kita dapat memahami dan menguasai ilmu akuntansi,
maka akan semakin baik pula dalam menangani dunia usaha terutama aspek keuangan
perusahaan.
Pengertian akuntansi telah banyak didefinisikan oleh berbagai pihak, namun pada
dasarnya mempunyai arti yang sama.
1. Pengertian akuntansi menurut Asosiasi Akuntansi Amerika atau American
Accounting Association (AAA) mengemukakan definisi akuntansi sebagai
berikut:
“Accounting is the processes of identifying, measuring, and reporting economic
information, which enable clear and unambigious evaluation and decision-
making by those who use the information”. (Akuntasi adalah proses
mengidentifikasi, megukur, dan melaporkan/menyampaikan informasi ekonomi
yang memungkinkan pengambilan keputusan dan penilaian yang jelas serta
tidak membingungkan oleh penggunanya).
2. Pengertian akuntansi menurut American Institute of Certified Public Accountant
(AICPA) adalah “the art of recording, classifying, and summerizing in a
significant manner and in terms of money, transaction and events which are, in
part at lest, of financial character an interpreting result there of” (seni
pencatatan, pengelompokan, pengikhtisaran, menurut cara yang berarti dan
dinyatakan dalam mata uang, semua transaksi serta kejadian yang paling sedikit
bersifat finasial dan dari catatan itu dapat ditafsirkan sendiri).
Berdasarkan pengertian-pengertian akuntansi tersebut dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Akuntansi sebagai seni pencatatan.
Artinya dalam melakukan pencatatan dibuat serapi mungkin sehingga mudah
dipahami oleh para pemakai. Teknik pengelompokan maupun pengikhtisaran
harus sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
2. Akuntansi merupakan proses mengidentifikasi.
Artinya mencari/menetukan identitas transaksi ekonomi untuk kepentingan
pemakai.
3. Akuntansi merupakan alat untuk mengukur.
Artinya dapat memberikan penilaian yang nyata dengan uang. Apakah usaha
yang dilakukan semakin maju atau tidak.
4. Akuntansi dapat digunakan untuk mengomunikasikan.
C. MANFAAT AKUNTANSI
Pemakai
Informasi
Akuntansi
Pihak Pihak
Internal Eksternal
Pemimpin Pemasok
Investor Karyawan Kreditur Pelanggan Pemerintah Masyarakat
Perusahaan dan
Kreditur