Anda di halaman 1dari 26

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN

si
Nomor 94 K/Pid.Sus/2023
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
ng
MAHKAMAH AGUNG
memeriksa perkara tindak pidana khusus pada tingkat kasasi yang

do
gu dimohonkan oleh Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Tanjung Perak,
telah memutus perkara para Terdakwa:
I. Nama : MOH MASKUR bin RIDO’I;

In
A
Tempat Lahir : Sampang;
Umur/Tanggal Lahir : 44 tahun/1 Juli 1977;
ah

lik
Jenis Kelamin : Laki-laki;
Kewarganegaraan : Indonesia;
am

ub
Tempat Tinggal : Desa Umbul Harjo, RT 02, RW 12,
Kelurahan Gumulan, Kecamatan Klaten
Tengah, Kabupaten Klaten atau Jalan
ep
k

Klampis Ngasem, Gang 3, Nomor 65


ah

Kelurahan Ngasem, Kecamatan Sukolilo


R

si
Surabaya;
Agama : Islam;

ne
ng

Pekerjaan : Petugas Kebersihan Sampah;


II. Nama : SURYO ANGGONO bin PARIMAN HADI

do
SUYATMO;
gu

Tempat Lahir : Surakarta;


Umur/Tanggal Lahir : 32 tahun/27 Maret 1989;
In
A

Jenis Kelamin : Laki-laki;


Kewarganegaraan : Indonesia;
ah

lik

Tempat Tinggal : Rejosari, RT 01, RW 07, Kelurahan


Purwodiningratan, Kecamatan Jebres,
m

ub

Kota Surakarta;
Agama : Islam;
ka

Pekerjaan : Tukang Parkir;


ep
ah

Halaman 1 dari 26 halaman Putusan Nomor 94 K/Pid.Sus/2023


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Para Terdakwa tersebut berada dalam tahanan Rumah Tahanan

si
Negara sejak tanggal 21 Februari 2022 sampai dengan sekarang;
Para Terdakwa diajukan di depan persidangan Pengadilan Negeri

ne
ng
Surabaya karena didakwa dengan dakwaan sebagai berikut:
Kesatu : Perbuatan para Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam

do
gu pidana dalam Pasal 114 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 35
Tahun 2009 tentang Narkotika juncto Pasal 55 Ayat (1) Ke-1
KUHP;

In
A
Atau
Kedua : Perbuatan para Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam
ah

lik
pidana dalam Pasal 112 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 35
Tahun 2009 tentang Narkotika juncto Pasal 55 Ayat (1) Ke-1
am

ub
KUHP;
Mahkamah Agung tersebut;
Membaca Tuntutan Pidana Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri
ep
k

Tanjung Perak tanggal 14 Juni 2022 sebagai berikut:


ah

1. Menyatakan Terdakwa I. MOH MASKUR bin RIDO’I dan Terdakwa II.


R

si
SURYO ANGGONO bin PARIMAN HADI SUYATMO telah terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana telah

ne
ng

melakukan perbuatan, ”Mereka yang melakukan, yang menyuruh


melakukan, dan yang turut serta melakukan perbuatan tanpa hak atau

do
gu

melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan


Narkotika Golongan I bukan tanaman berupa sabu”, sebagaimana diatur
dalam Pasal 112 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009
In
A

tentang Narkotika juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP, sebagaimana


dalam Dakwaan Kedua Penuntut Umum;
ah

lik

2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa I. MOH MASKUR bin RIDO’I


dan Terdakwa II SURYO ANGGONO bin PARIMAN HADI SUYATMO
m

ub

dengan pidana penjara selama 4 (empat) tahun 6 (enam) bulan penjara


dikurangi penangkapan dan selama para Terdakwa berada dalam
ka

tahanan dengan perintah agar para Terdakwa tetap berada dalam


ep
ah

Halaman 2 dari 26 halaman Putusan Nomor 94 K/Pid.Sus/2023


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tahanan dan denda sebesar Rp900.000.000,00 (sembilan ratus juta

si
rupiah) subsidair pidana penjara selama 6 (enam) bulan penjara;
3. Menyatakan barang bukti berupa:

ne
ng
- 03902/2022/NNF: berupa 1 (satu) kantong plastik berisikan kristal
warna putih dengan berat netto kurang lebih 0,005 (nol koma nol nol

do
gu lima) gram;
- 03903/2022/NNF: berupa 1 (satu) buah pipet kaca masih terdapat
kristal warna putih dengan berat netto kurang lebih 0,001 (nol koma

In
A
nol nol satu) gram;
- 1 (satu) buah korek api gas warna ungu;
ah

lik
Dirampas untuk dimusnahkan;
4. Menetapkan agar Terdakwa dibebani membayar biaya perkara masing-
am

ub
masing sebesar Rp2.000,00 (dua ribu rupiah);
Membaca Putusan Pengadilan Negeri Surabaya Nomor 849/Pid.Sus/
2022/PN Sby tanggal 5 Juli 2022 yang amar lengkapnya sebagai berikut:
ep
k

1. Menyatakan Terdakwa I. MOH MASKUR bin RIDO’I dan Terdakwa II.


ah

SURYO ANGGONO bin PARIMAN HADI SUYATMO terbukti secara sah


R

si
dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana, ”Tanpa hak atau
melawan hukum melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut

ne
ng

serta melakukan perbuatan tanpa hak atau melawan hukum memiliki,


menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan

do
gu

tanaman berupa sabu”;


2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa I. MOH MASKUR bin RIDO’I
dan Terdakwa II. SURYO ANGGONO bin PARIMAN HADI SUYATMO
In
A

dengan pidana penjara masing-masing selama 2 (dua) tahun 6 (enam)


bulan dan pidana denda sejumlah Rp900.000.000,00 (sembilan ratus
ah

lik

juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tidak bisa dibayar maka
diganti dengan hukuman masing-masing selama 1 (satu) bulan penjara;
m

ub

3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani


para Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
ka

4. Menetapkan para Terdakwa tetap berada dalam tahanan;


ep

5. Menetapkan barang bukti berupa:


ah

Halaman 3 dari 26 halaman Putusan Nomor 94 K/Pid.Sus/2023


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- 03902/2022/NNF: berupa 1 (satu) kantong plastik berisikan kristal

si
warna putih dengan berat netto kurang lebih 0,005 (nol koma nol nol
lima) gram;

ne
ng
- 03903/2022/NNF: berupa 1 (satu) buah pipet kaca masih terdapat
kristal warna putih dengan berat netto kurang lebih 0,001 (nol koma

do
gu nol nol satu) gram;
- 1 (satu) buah korek api gas warna ungu;
Dirampas untuk dimusnahkan;

In
A
6. Membebankan kepada para Terdakwa untuk membayar biaya perkara
masing-masing sebesar Rp5.000,00 (lima ribu rupiah)
ah

lik
Membaca Putusan Pengadilan Tinggi Surabaya Nomor 752/PID.SUS/
2022/PT SBY tanggal 29 Agustus 2022 yang amar lengkapnya sebagai
am

ub
berikut:
- Menerima permintaaan banding dari Penuntut Umum tersebut;
- Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Surabaya Nomor 849/Pid.Sus/
ep
k

2022/PN Sby tanggal 5 Juli 2022 yang dimintakan banding;


ah

- Memerintahkan para Terdakwa tetap ada dalam tahanan;


R

si
- Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani para
Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

ne
ng

- Membebankan biaya perkara kepada para Terdakwa dalam kedua


tingkat peradilan yang dalam tingkat banding masing-masing sejumlah

do
gu

Rp5.000,00 (lima ribu rupiah);


Membaca Akta Permohonan Kasasi Nomor 213/Akta.Pid/KAS/X/2022/
PN Sby juncto Nomor 849/Pid.Sus/2022/PN Sby juncto Nomor 849/Pid.Sus/
In
A

2022/PN Sby yang dibuat oleh Panitera pada Pengadilan Negeri Surabaya,
yang menerangkan bahwa pada tanggal 18 Oktober 2022, Penuntut Umum
ah

lik

pada Kejaksaan Negeri Tanjung Perak mengajukan permohonan kasasi


terhadap Putusan Pengadilan Tinggi Surabaya tersebut;
m

ub

Membaca Memori Kasasi tanggal 1 November 2022 dari Penuntut


Umum pada Kejaksaan Negeri Tanjung Perak sebagai Pemohon Kasasi,
ka

yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Surabaya pada tanggal 1


ep

November 2022;
ah

Halaman 4 dari 26 halaman Putusan Nomor 94 K/Pid.Sus/2023


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Membaca pula surat-surat lain yang bersangkutan;

si
Menimbang bahwa Putusan Pengadilan Tinggi Surabaya tersebut
telah diberitahukan kepada Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Tanjung

ne
ng
Perak pada tanggal 4 Oktober 2022 dan Penuntut Umum tersebut
mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 18 Oktober 2022 serta

do
gu memori kasasinya telah diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Surabaya pada tanggal 1 November 2022. Dengan demikian, permohonan
kasasi beserta dengan alasan-alasannya telah diajukan dalam tenggang

In
A
waktu dan dengan cara menurut undang-undang, oleh karena itu
permohonan kasasi Penuntut Umum tersebut secara formal dapat diterima;
ah

lik
Menimbang bahwa alasan kasasi yang diajukan Pemohon Kasasi/
Penuntut Umum dalam memori kasasi selengkapnya termuat dalam berkas
am

ub
perkara;
Menimbang bahwa terhadap alasan kasasi yang diajukan Pemohon
Kasasi/Penuntut Umum tersebut, Mahkamah Agung berpendapat sebagai
ep
k

berikut:
ah

- Bahwa alasan kasasi dari Pemohon Kasasi/Penuntut Umum pada


R

si
pokoknya menyatakan tidak sependapat dengan putusan judex facti dan
putusan tersebut harus dibatalkan karena telah salah menerapkan

ne
ng

hukum atau menerapkan hukum tidak sebagaimana mestinya dan cara


mengadili tidak dilaksanakan sesuai dengan ketentuan undang-undang,

do
gu

dengan menyatakan para Terdakwa melakukan tindak pidana melanggar


Pasal 112 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, namun menjatuhkan
In
A

pidana di bawah minimum khusus;


- Bahwa alasan kasasi dari Pemohon Kasasi/Penuntut Umum tersebut
ah

lik

tidak dapat dibenarkan, karena putusan judex facti tidak salah


menerapkan hukum, telah mengadili menurut ketentuan peraturan
m

ub

perundang-undangan dan tidak melampaui batas wewenangnya;


- Bahwa di persidangan telah diperoleh fakta sebagai berikut:
ka

ep

a. Bahwa pada hari Kamis tanggal 17 Februari 2022 sekira pukul 13.00
WIB Terdakwa I dan Terdakwa II bersepakat untuk membeli
ah

Halaman 5 dari 26 halaman Putusan Nomor 94 K/Pid.Sus/2023


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Narkotika jenis sabu dengan cara berpatungan yang mana Terdakwa

si
I memberikan uang sebesar Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah)
sedangkan Terdakwa II memberikan uang sebesar Rp250.000,00

ne
ng
(dua ratus lima puluh ribu rupiah) sehingga terkumpul uang sebesar
Rp350.000,00 (tiga ratus lima puluh ribu rupiah);

do
gu b. Bahwa selanjutnya sekira pukul 13.30 WIB Terdakwa I pergi ke
daerah Jalan Kunti, Surabaya dan membeli Narkotika jenis sabu
kepada Sdr. Cak Mus (DPO) dengan menyerahkan uang sebesar

In
A
Rp350.000,00 (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) dan mendapatkan 1
(satu) poket Narkotika jenis sabu yang selanjutnya dibawa ke kos
ah

lik
Terdakwa I di Jalan Klampis Ngasem, Gang 3 Nomor 65, Kelurahan
Klampis Ngasem, Kecamatan Sukolilo, Surabaya;
am

ub
c. Bahwa sekira pukul 16.00 WIB Terdakwa I bersama-sama dengan
Terdakwa II menggunakan Narkotika jenis sabu tersebut dan setelah
selesai sisa Narkotika jenis sabu tersebut disimpan di dalam lemari
ep
k

pakaian di dalam kamar kos Terdakwa I;


ah

d. Bahwa sekira pukul 20.00 WIB Terdakwa I dan Terdakwa II


R

si
ditangkap oleh Saksi Taufan Syahril dan Saksi Dimas Rizki Putra,
yang merupakan anggota Polri dan pada saat dilakukan

ne
ng

penggeledahan ditemukan barang bukti berupa 1 (satu) buah klip


plastik kecil yang berisi Narkotika golongan jenis sabu dengan berat

do
gu

kotor 0,32 (nol koma tiga dua) gram atau berat bersih 0,0005 (nol
koma nol nol nol lima) gram yang positif mengandung
metamfetamina, 1 (satu) buah pipet kaca yang di dalamnya masih
In
A

terdapat Narkotika jenis sabu dengan berat kotor 1,94 (satu koma
sembilan empat) gram atau berat bersih 0,0001 (nol koma nol nol nol
ah

lik

satu) gram yang positif mengandung metamfetamina;


- Bahwa dalam memberikan makna dari unsur membeli, menerima,
m

ub

menjadi perantara dalam jual beli atau menyerahkan Narkotika Golongan


I sebagaimana dimaksud dalam Pasal 114 Undang-Undang Nomor 35
ka

Tahun 2009 tentang Narkotika, maupun unsur memiliki, menyimpan,


ep

menguasai, atau menyediakan, Narkotika Golongan I bukan tanaman


ah

Halaman 6 dari 26 halaman Putusan Nomor 94 K/Pid.Sus/2023


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 112 Undang-Undang Nomor 35

si
Tahun 2009 tentang Narkotika, serta unsur menanam, memelihara,
memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika

ne
ng
Golongan I dalam bentuk tanaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal
111 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, harus

do
gu memperhatikan hal-hal antara lain sebagai berikut:
a. Bahwa pemaknaannya harus dilihat maksud dan tujuan tindakan
pelaku atau secara kontekstualnya dalam hal ini apakah tindakan

In
A
pelaku tersebut ditujukan untuk digunakan sendiri, atau digunakan
untuk tujuan lain, bukan hanya memaknai secara tekstualnya dengan
ah

lik
membaca kalimat dalam pasal tersebut;
b. Bahwa pemaknaannya harus memperhatikan apakah pelaku terlibat
am

ub
di dalam peredaran gelap Narkotika;
c. Bahwa pemaknaannya harus memperhatikan berat dari barang bukti,
apakah memenuhi kriteria sebagai batas penggunaan Narkotika
ep
k

sebagaimana diatur dalam SEMA Nomor 4 Tahun 2010 juncto SEMA


ah

Nomor 3 Tahun 2011;


R

si
- Bahwa seseorang yang menggunakan Narkotika tentunya akan
menguasai atau memiliki Narkotika tersebut yang dapat saja Narkotika

ne
ng

tersebut diperoleh dengan cara membeli atau pemberian orang lain. Oleh
karena itu harus digali motif pembelian dan penguasaan Narkotika oleh

do
gu

Terdakwa dengan tidak semata-mata melihat perbuatan faktual dari


pembelian dan penguasaan tersebut;
- Bahwa dengan memperhatikan fakta sebagai berikut:
In
A

a. Bahwa para Terdakwa ditangkap pada saat menguasai 1 (satu) buah


klip plastik kecil yang berisi Narkotika golongan jenis sabu dengan
ah

lik

berat kotor 0,32 (nol koma tiga dua) gram atau berat bersih 0,0005
(nol koma nol nol nol lima) gram yang positif mengandung
m

ub

metamfetamina, 1 (satu) buah pipet kaca yang di dalamnya masih


terdapat Narkotika jenis sabu dengan berat kotor 1,94 (satu koma
ka

sembilan empat) gram atau berat bersih 0,0001 (nol koma nol nol nol
ep

satu) gram yang positif mengandung metamfetamina, yang berada di


ah

Halaman 7 dari 26 halaman Putusan Nomor 94 K/Pid.Sus/2023


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
bawah batas maksimal penggunaan Narkotika jenis sabu

si
sebagaimana diatur di dalam SEMA Nomor 4 Tahun 2010 juncto
SEMA Nomor 3 Tahun 2011 yaitu 1 (satu) gram;

ne
ng
b. Bahwa Narkotika tersebut merupakan sisa hasil pemakaian dari para
Terdakwa yang sebelumnya telah membeli Narkotika jenis sabu

do
gu dengan cara berpatungan Terdakwa I memberikan uang sebesar
Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) sedangkan Terdakwa II
memberikan uang sebesar Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu

In
A
rupiah) sehingga terkumpul uang sebesar Rp350.000,00 (tiga ratus
lima puluh ribu rupiah);
ah

lik
c. Bahwa tujuan pembelian dan penguasaan Narkotika oleh para
Terdakwa untuk digunakan bersama;
am

ub
d. Tidak terdapat fakta, yang menunjukkan bahwa para Terdakwa
terlibat di dalam peredaran gelap Narkotika;
Maka seharusnya terhadap para Terdakwa diterapkan ketentuan Pasal
ep
k

127 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 35 tentang Narkotika, dalam


ah

hal ini sebagai seorang Penyalah Guna Narkotika;


R

si
- Bahwa karena Pasal 127 Ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 35
tahun 2009 tentang Narkotika tidak didakwakan oleh Penuntut Umum,

ne
ng

maka dengan memperhatikan SEMA Nomor 03 Tahun 2015 juncto


SEMA Nomor 01 Tahun 2017, Hakim tetap memutus sesuai surat

do
gu

dakwaan tetapi dapat menyimpang ketentuan pidana minimum khusus;


- Bahwa berdasarkan fakta bahwa Terdakwa ditangkap pada saat
menguasai Narkotika jenis sabu, maka telah tepat konstruksi hukum
In
A

yang diterapkan judex facti terhadap para Terdakwa yaitu Pasal 112 Ayat
(1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika juncto
ah

lik

Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP;


- Bahwa mengenai alat bukti yang digunakan dan diyakini oleh judex facti
m

ub

untuk menentukan kesalahan Terdakwa, merupakan penilaian hasil


pembuktian yang bersifat penghargaan tentang suatu kenyataan, yang
ka

ep

merupakan kewenangan judex facti dan tidak tunduk dan tidak dapat
dipertimbangkan dalam pemeriksaan kasasi;
ah

Halaman 8 dari 26 halaman Putusan Nomor 94 K/Pid.Sus/2023


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa mengenai berat ringannya pidana adalah wewenang judex facti

si
yang tidak tunduk pada kasasi, kecuali apabila pidana yang dijatuhkan
judex facti tersebut kurang pertimbangan hukum (onvoldoende

ne
ng
gemotiveerd), maka berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung
Nomor 7 Tahun 2012 tentang Rumusan Hukum Hasil Rapat Pleno

do
gu Kamar Mahkamah Agung Sebagai Pedoman Pelaksanaan Tugas Bagi
Pengadilan, 12 September 2012, judex juris dapat meringankan/
memberatkan pidana yang dijatuhkan judex facti tersebut, dengan amar

In
A
Tolak Perbaikan;
- Bahwa judex facti sudah memberikan pertimbangan terkait penjatuhan
ah

lik
pidana, namun putusan judex facti tersebut kurang pertimbangan hukum
(onvoldoende gemotiveerd) terkait dengan keadaan yang memberatkan
am

ub
dan meringankan, sebagaimana Pasal 197 ayat (1) huruf f KUHAP,
maupun sifat yang baik dan jahat dari Terdakwa, sebagaimana Pasal 8
ayat (2) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan
ep
k

Kehakiman;
ah

- Bahwa dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:


R

si
a. Derajat kesalahan para Terdakwa didasarkan pada perbuatan para
Terdakwa sebatas sebagai orang yang membeli Narkotika yang

ne
ng

selanjutnya menguasainya dengan tujuan untuk digunakan bersama;


b. Penghindaran disparitas pemidanaan dengan pelaku yang

do
gu

kesalahannya sejenis dengan para Terdakwa;


c. Aspek keadilan dan kemanfaatan;
In
Maka pemidanaan terhadap para Terdakwa perlu diperbaiki dengan
A

menjatuhkan pidana di bawah minimum khusus;


Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut dan ternyata
ah

lik

pula putusan judex facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum
dan/atau undang-undang, maka permohonan kasasi tersebut dinyatakan
m

ub

ditolak dengan perbaikan;


Menimbang bahwa dengan demikian Putusan Pengadilan Tinggi
ka

ep

Surabaya Nomor 752/PID.SUS/2022/PT SBY tanggal 29 Agustus 2022 yang


menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Surabaya Nomor 849/Pid.Sus/2022/
ah

Halaman 9 dari 26 halaman Putusan Nomor 94 K/Pid.Sus/2023


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PN Sby tanggal 5 Juli 2022 harus diperbaiki mengenai redaksional kualifikasi

si
tindak pidana dan lamanya pidana yang dijatuhkan kepada para Terdakwa
menjadi;

ne
ng
Menimbang bahwa telah terjadi perbedaan pendapat dissenting
opinion dalam musyawarah Majelis Hakim dan telah diusahakan dengan

do
gu sungguh-sungguh tetapi tidak tercapai mufakat, maka sesuai dengan
ketentuan Pasal 30 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang
Mahkamah Agung, perbedaan pendapat dissenting opinion dari Hakim

In
A
Agung Prof. Dr. Surya Jaya, S.H., M.Hum dimuat sebagai berikut:
- Bahwa alasan kasasi Pemohon Kasasi/Penuntut Umum pada pokoknya
ah

lik
sependapat dengan putusan judex facti dalam hal menyatakan Terdakwa
terbukti bersalah melanggar Pasal 112 Ayat (1) Undang-Undang Nomor
am

ub
35 Tahun 2009 tentang Narkotika, namun tidak sependapat pidana yang
dijatuhkan karena terlalu ringan;
- Bahwa alasan kasasi Pemohon Kasasi/Penuntut Umum dapat
ep
k

dibenarkan, terlepas dari alasan kasasi Pemohon Kasasi/Penuntut


ah

Umum, judex facti salah dalam menerapkan hukum, karena terdapat


R

si
fakta hukum yang menunjukkan bahwa Terdakwa sebagai Penyalah
Guna namun judex facti tidak mempertimbangkan fakta hukum tersebut;

ne
ng

- Bahwa berdasarkan fakta hukum yang terungkap di persidangan


Terdakwa l. MOH. MASKUR bin RIDO’I, Terdakwa II. SURYO

do
gu

ANGGONO bin PARIMAN HADI SUYATMO ditangkap Polisi pada hari


Kamis tanggal 17 Februari 2022 sekira pukul 13.00 WIB di Klampis
In
Ngasem, Gang 3, Nomor 65, Kelurahan Klampis Ngasem, Sukolilo,
A

Surabaya karena masalah Narkotika;


- Bahwa dari hasil penggeledahan ditemukan 1 (satu) paket Narkotika
ah

lik

jenis sabu berat 0,001 (nol koma nol nol satu) gram neto;
- Bahwa sebelumnya Terdakwa I dan Terdakwa II membeli Narkotika jenis
m

ub

sabu secara patungan seharga Rp350.000,00 kepada CAK MUS (DPO)


kemudian keduanya menggunakan sabu tersebut di tempat kos
ka

ep

Terdakwa I;
- Bahwa malam harinya datang Polisi menangkap para Terdakwa;
ah

Halaman 10 dari 26 halaman Putusan Nomor 94 K/Pid.Sus/2023


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa berdasarkan Hasil Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris

si
Kriminlaistik Nomor Lab. 01537/NNF/2022 tanggal 2 Maret 2022
diperoleh kesimpulan barang bukti berupa kristal bening positif

ne
ng
metamfetamina;
- Bahwa tujuan para Terdakwa membeli, menyimpan atau menguasai

do
gu -
sabu untuk maksud menggunakan sabu secara melawan hukum;
Bahwa tidak terungkap fakta sidang bahwa para Terdakwa bermaksud

In
untuk mengedarkan, menjual, memperdagangkan atau menjadi
A
perantara jual beli dengan mendapatkan keuntungan finansial sejumlah
uang;
ah

lik
- Bahwa Terdakwa bukan pertama kali menyalahgunakan Narkotika
melainkan sudah berulang kali, meskipun Terdakwa belum berada pada
am

ub
fase ketergantungan atau kecanduan Narkotika;
- Bahwa sesuai tugas, kewenangan dan fungsi Penuntut Umum
ep
sebagaimana dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang
k

Kejaksaan Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan


ah

Undang-Undang Nomor 11 tahun 2021 tentang Perubahan atas Undang-


R

si
Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia
melakukan penuntutan perkara a quo yaitu membuat surat dakwaan

ne
ng

berdasarkan keadaan yang sebenarnya sesuai alat-alat bukti dan barang


bukti. Namun demikian Penuntut Umum dalam melakukan penuntutan

do
gu

tidak melaksanakan tugas, kewajiban serta kewenangannya


mendakwakan ketentuan Pasal 127 Ayat (1) huruf a Undang-Undang
In
A

Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika;


- Bahwa pada fakta hukum persidangan menunjukkan para Terdakwa
ah

Penyalah Guna Narkotika. Namun Penuntut Umum tidak merumuskan


lik

Pasal 127 Ayat (1) huruf a dalam surat dakwaan;


- Bahwa permasalahan hukum, apakah para Terdakwa sebagai Penyalah
m

ub

Guna Narkotika dapat dipersalahkan melakukan tindak pidana


ka

melanggar Pasal 114 Ayat (1) atau Pasal 112 Ayat (1) ataukah Pasal
ep

127 Ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang


Narkotika yang tidak didakwakan dan tidak dilakukan pemeriksaan urine,
ah

Halaman 11 dari 26 halaman Putusan Nomor 94 K/Pid.Sus/2023


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
darah, rambut, DNA (sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 huruf l

si
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika);
- Bahwa mengenai permasalahan hukum tersebut apabila dalam

ne
ng
persidangan terungkap fakta hukum para Terdakwa Penyalah Guna
Narkotika, sedangkan ketentuan tentang penyalahgunaan Narkotika

do
gu Pasal 127 Ayat (1) huruf a tidak didakwakan maka sesuai prinsip hukum
acara pidana wajib hukumnya para Terdakwa dibebaskan dari dakwaan;
- Bahwa prinsip/asas hukum acara pidana menentukan apabila

In
A
berdasarkan hasil pemeriksaan sidang unsur pasal yang didakwakan
tidak terbukti sedangkan berdasarkan fakta sidang terbukti tindak pidana
ah

lik
lain yang tidak didakwakan maka wajib hukumnya bagi Hakim
membebaskan para Terdakwa dari seluruh dakwaan;
am

ub
- Bahwa pada prinsip/asas hukum tersebut menjadi pedoman bagi Hakim
dalam memeriksa, mengadili perkara yang mendasarkan putusannya
ep
pada fakta hukum persidangan, dan tidak lagi semata mendasarkan
k

pada surat dakwaan Penuntut Umum semata, melainkan berdasarkan


ah

Pasal 182 Ayat (4) KUHAP serta yurisprudensi tetap Mahkamah Agung;
R

si
- Bahwa berdasarkan teori hukum/prinsip hukum yang paling tepat, benar
dan adil diterapkan adalah membebaskan para Terdakwa dari dakwaan,

ne
ng

namun dalam perkara a quo dengan berbagai pertimbangan para


Terdakwa tidak dibebaskan, akan tetapi diterapkan ketentuan paling

do
gu

menguntungkan atau yang paling ringan risiko/akibatnya;


- Bahwa untuk menerapkan ketentuan paling meringankan, atau
In
A

menguntungkan Terdakwa yaitu Pasal 127 Ayat (1) huruf a dapat


mendasarkan pada prinsip hukum ketentuan Pasal 182 Ayat (6) huruf b
ah

KUHAP, dan prinsip/asas hukum in dubio pro reo yang artinya apabila
lik

terdapat keragu-raguan atau permasalahan hukum yang akan diterapkan


maka penegak hukum (Polisi, Jaksa, Hakim) wajib menerapkan
m

ub

ketentuan yang meringankan atau menguntungkan Terdakwa;


ka

- Bahwa ketentuan Pasal 112 Ayat (1), Pasal 114 Ayat (1) Nomor 35
ep

Tahun 2009 tentang Narkotika tidak dapat diterapkan terhadap


Terdakwa, karena pada dasarnya memberatkan, merugikan dan tidak
ah

Halaman 12 dari 26 halaman Putusan Nomor 94 K/Pid.Sus/2023


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
melindungi kepentingan hukum para Terdakwa bahkan dapat dikatakan

si
bertentangan dengan asas perlindungan dan kepentingan, keadilan,
asas kebenaran serta asas in dubio pro reo maupun Pasal 182 Ayat (6)

ne
ng
KUHAP;
- Bahwa adapun sifat kerugian atau memberatkan yang dialami para

do
gu Terdakwa sebagai Penyalah Guna ketika diterapkan Pasal 112 Ayat (1),
Pasal 114 Ayat (1) Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yaitu
adanya stikmatisasi atau labeling kepada para Terdakwa sebagai

In
A
predikat bandar, pengedar, penjual, pengecer sebab ketentuan Pasal
114 Ayat (1), Pasal 112 Ayat (1) adalah merupakan pasal-pasal yang
ah

lik
diterapkan kepada bandar, pengedar/pengecer, pedagang dan
sebagainya;
am

ub
- Bahwa Pasal 112 Ayat (1), Pasal 114 Ayat (1) Nomor 35 Tahun 2009
tentang Narkotika hanya diterapkan terhadap pelaku yang mens
rea/niatnya membeli, memiliki, menguasai, menyimpan, menyediakan
ep
k

untuk tujuan dijual atau diedarkan, diperdagangkan. Sedangkan mens


ah

rea/niat Penyalah Guna yaitu semata-mata untuk membeli, menguasai,


R

si
menyimpan, memiliki Narkotika untuk digunakan secara melawan
hukum, melawan hak. Artinya menghukum Terdakwa Penyalah Guna

ne
ng

Narkotika dengan Pasal 112 Ayat (1), Pasal 114 Ayat (1) Nomor 35
Tahun 2009 tentang Narkotika tidak sesuai mens rea/niat para Terdakwa

do
gu

atas perbuatannya. Apakah dibenarkan menghukum orang tidak sesuai


dengan mens rea atau kesalahannya, tentu hal ini merupakan
pelanggaran hukum dan HAM;
In
A

- Bahwa sifat kerugian lainnya yang dialami/diderita terhadap para


Terdakwa apabila diterapkan ketentuan Pasal 112 Ayat (1), Pasal 114
ah

lik

Ayat (1) Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yaitu adanya


perlakuan atau treatment berbeda dengan pelaku tindak pidana
m

ub

Penyalah Guna Narkotika di dalam Rutan maupun di Lembaga


Pemasyarakatan;
ka

ep

- Bahwa penerapan ketentuan Pasal 11,2 Ayat (1), Pasal 114 Ayat (1)
Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika terhadap para Terdakwa tidak
ah

Halaman 13 dari 26 halaman Putusan Nomor 94 K/Pid.Sus/2023


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mendapatkan pelayanan kesehatan atau pengobatan dalam bentuk

si
rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial sekalipun para Terdakwa dalam
kedudukan selaku Penyalah Guna Narkotika;

ne
ng
- Bahwa keadaan semacam ini tentu saja sangat merugikan kepentingan
hukum dan HAM serta hak hidup para Terdakwa untuk mendapatkan

do
gu -
pelayan kesehatan dalam bentuk rehabilitasi medis dan sosial;
Bahwa secara hukum tidaklah tepat dan benar apabila fakta hukumnya
para Terdakwa Penyalah Guna diterapkan ketentuan Pasal 112 Ayat (1)

In
A
atau Pasal 114 Ayat (1), seharusnya diterapkan ketentuan Pasal 127
Ayat (1) huruf a, meskipun tidak didakwakan. Sebab akan terjadi
ah

lik
pertentangan antara fakta hukum yang dipertimbangkan Pasal 127 Ayat
(1) huruf a yang membuktikan para Terdakwa sebagai Penyalah Guna
am

ub
sedangkan amar putusan yang menyatakan Terdakwa terbukti
melanggar Pasal 112 Ayat (1) atau Pasal 114 Ayat (1) Undang-Undang
Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika sehingga ada pertentangan
ep
k

antara fakta hukum yang dipertimbangkan dengan amar putusan;


ah

- Bahwa menerapkan ketentuan Pasal 112 Ayat (1) atau Pasal 114 Ayat
R

si
(1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan
menjatuhkan pidana penjara di bawah 4 (empat) tahun atau di bawah 5

ne
ng

(lima) tahun adalah melanggar batas minimum pemidanaan;


- Bahwa secara filosofis dan sosiologis dari segi keadilan dan

do
gu

kemanfaatan/ kebaikannya lebih besar dari pada


kemudaratan/keburukannya apabila para Terdakwa diterapkan ketentuan
In
Pasal 127 Ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009
A

tentang Narkotika meskipun tidak didakwakan;


ah

- Bahwa menerapkan ketentuan Pasal 127 Ayat (1) huruf a Undang-


lik

Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yang tidak didakwakan


tidak melanggar asas/prinsip hukum acara pidana, justru sejalan dengan
m

ub

asas hukum in dubio pro reo dan ketentuan Pasal 182 Ayat (4) dan Ayat
(6) KUHAP;
ka

ep

- Bahwa menerapkan ketentuan Pasal 127 Ayat (1) huruf a Undang-


Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yang tidak didakwakan
ah

Halaman 14 dari 26 halaman Putusan Nomor 94 K/Pid.Sus/2023


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
adalah sejalan atau sesuai dengan yurisprudensi tetap Mahkamah

si
Agung yang hingga hari ini masih tetap berlaku;
- Bahwa menerapkan Pasal 127 Ayat (1) huruf a yang tidak didakwakan

ne
ng
ancaman pidananya lebih ringan dibandingkan dengan pasal yang
didakwakan Pasal 112 Ayat (1), Pasal 114 Ayat (1) Undang-Undang

do
gu Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika ancaman pidananya lebih
berat;
- Bahwa pada prinsipnya larangan menjatuhkan putusan di luar dakwaan

In
A
yaitu mencegah jangan sampai terjadi diterapkan dan dijatuhi hukuman
lebih berat dari yang didakwakan sehingga bertentangan dengan
ah

lik
prinsip/asas, ketentuan hukum acara pidana sebagaimana
dipertimbangkan sebelumnya;
am

ub
- Bahwa para Terdakwa dari sejak pemeriksaan telah menyatakan diri dan
memohon agar diriya dipersalahkan atas perbuatannya menyalahguna-
ep
kan Narkotika meskipun Pasa1127 Ayat (1) huruf a Undang-Undang
k

Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika tidak didakwakan;


ah

- Bahwa tujuan menerapkan ketentuan Pasal 127 Ayat (1) huruf a


R

si
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yang tidak
didakwakan semata-mata untuk menegakkan kebenaran materiil,

ne
ng

keadilan serta kemanfaatan hukum sesuai dengan tujuan hukum acara


pidana;

do
gu

- Bahwa menerapkan Pasal 127 Ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor


35 Tahun 2009 tentang Narkotika yang tidak didakwakan tidak
In
A

melanggar prinsip HAM dan fair trial, selain itu tujuannya menyelamatkan
para Terdakwa dari penerapan hukum dan penjatuhan pidana yang tidak
ah

adil dan jujur;


lik

- Bahwa menerapkan ketentuan Pasal 127 Ayat (1) Undang-Undang


Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika terhadap para Terdakwa yang
m

ub

terbukti berdasarkan fakta hukum persidangan dilakukan atas dasar


ka

judicial activism/penafsiran hukum progresif sebagaimana yurisprudensi


ep

Mahkamah Agung sebelumnya bahwa tindak pidana yang didakwakan


sejenis atau serumpun dengan tindak pidana yang tidak didakwakan;
ah

Halaman 15 dari 26 halaman Putusan Nomor 94 K/Pid.Sus/2023


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa berdasarkan alasan pertimbangan tersebut di atas, dengan

si
mengacu pada asas/prinsip hukum in dubio pro reo, disimpulkan apabila
fakta hukum yang terungkap di persidangan tidak sesuai/berbeda

ne
ng
dengan unsur tidak pidana dalam surat dakwan, tidak terbukti atau
terbukti tindak pidana lainnya yang tidak didakwakan, maka Hakim dalam

do
gu putusan berkewajiban membebaskan para Terdakwa dari seluruh
dakwaan. Namun demikian berhubung karena fakta hukum persidangan
menunjukkan, keterangan para Terdakwa menyatakan diri Penyalah

In
A
Guna Narkotika dan memohon dirinya dihukum sebagai Penyalah Guna
Narkotika;
ah

lik
- Bahwa sehubungan dengan pertimbangan tersebut, para Terdakwa tidak
dapat dibebaskan terlebih lagi tidak dapat diterapkan ketentuan Pasal
am

ub
112 Ayat (1), Pasal 114 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009
tentang Narkotika para Terdakwa seharusnya diterapkan ketentuan yang
lebih ringan dan menguntungkan para Terdakwa yaitu Pasal 127 Ayat (1)
ep
k

huruf a Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika


ah

meskipun tidak didakwakan dengan alasan pertimbangan berikut;


R

si
- Bahwa sebagai pedoman untuk mengadili dan memutuskan menghukum
para Terdakwa atas kesalahan melakukan perbuatan a quo

ne
ng

sebagaimana yang terungkap pada fakta hukum persidangan, secara


tegas telah diatur dalam ketentuan hukum acara pidana Pasal 182 Ayat

do
gu

(4) menegaskan bahwa musyawarah sebagaimana dimaksud pada Ayat


(3) harus didasarkan atas surat dakwaan dan segala sesuatu yang
In
terbukti dalam pemeriksaan sidang. Ketentuan ini mengandung
A

arti/makna bahwa Hakim dalam memeriksa, mengadili dan memutus


perkara wajib mendasarkan pada dua hal pokok yaitu (1) dakwaan
ah

lik

Penuntut Umum yang dirumuskan dalam surat dakwaan, (2) segala


sesuatu yang terbukti di persidangan sebagai fakta hukum persidangan;
m

ub

- Bahwa ketentuan tersebut mengandung arti/makna bahwa pasal-pasal


dalam surat dakwaan Penuntut Umum menjadi dasar pemeriksaan
ka

ep

namun ketika surat dakwaan tidak sesuai/berbeda dengan fakta hukum,


maka Hakim mengesampingkan surat dakwaan dan mendasarkan
ah

Halaman 16 dari 26 halaman Putusan Nomor 94 K/Pid.Sus/2023


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
putusannya pada fakta hukum persidangan. Misalnya dalam surat

si
dakwaan dirumuskan ketentuan Pasal 112, Pasal 114, namun
berdasarkan fakta hukum persidangan unsur pasal-pasal tersebut tidak

ne
ng
terbukti. Sedangkan berdasarkan fakta hukum persidangan para
Terdakwa terbukti melakukan tindak pidana penyalahgunaan Narkotika

do
gu akan tetapi Pasal 127 Ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 35 Tahun
2009 tentang Narkotika, hanya saja Penuntut Umum tidak
mendakwakan;

In
A
- Bahwa dalam hal yang demikian ini seharusnya Hakim dalam mengadili
perkara a quo tidak lagi mendasarkan putusannya pada surat dakwaan
ah

lik
an sich, melainkan Hakim wajib mendasarkan putusan dan pertimbangan
berdasarkan alat bukti dan fakta hukum yang terungkap di persidangan;
am

ub
- Bahwa ketentuan Pasal 182 Ayat (4) KUHAP harus dimaknai bahwa
Hakim dapat melepaskan diri dari dakwaan apabila terjadi perbedaan
antara surat dakwaan dengan fakta hukum persidangan. Bahwa cara
ep
k

penyelesaian masalah semacam ini tidak melanggar prinsip/ketentuan


ah

hukum acara pidana;


R

si
- Bahwa ketentuan yang dapat dipedomani dalam rangka menghadapi dan
mengatasi permasalahan hukum sebagaimana dimaksud di atas adalah

ne
ng

ketentuan Pasal 182 Ayat (6) huruf b, jika ketentuan huruf a tidak juga
dapat diperoleh, putusan yang dipilih adalah pendapat Hakim yang

do
gu

paling menguntungkan para Terdakwa;


- Bahwa selain putusan bebas sebagai putusan yang menguntungkan
In
para Terdakwa, maka terdapat putusan lain yang menguntungkan yaitu
A

putusan yang menyatakan para Terdakwa terbukti melakukan tindak


pidana penyalahgunaan Narkotika melanggar Pasal 127 Ayat (1) huruf a
ah

lik

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika meskipun


tidak didakwakan Penuntut Umum. Sedangkan putusan menerapkan
m

ub

Pasal 112 Ayat (1), Pasal 114 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun
2009 tentang Narkotika memberatkan dan membawa mudarat pada para
ka

ep

Terdakwa dan keluarganya sebagaimana telah dipertimbangkan


sebelumnya;
ah

Halaman 17 dari 26 halaman Putusan Nomor 94 K/Pid.Sus/2023


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa jangan sampai terjadi kesalahan, ketidak hati-hatian atau sikap

si
aparat penegak hukum tidak profesional dalam menjalankan tugas,
kewenangan dan fungsi justru merugikan kepentingan korban maupun

ne
ng
para Terdakwa sebagaimana dalam perkara a quo;
- Bahwa walaupun demikian guna mewujudkan tujuan hukum yaitu

do
gu mewujudkan kebenaran materiil, kemanfaatan dan keadilan maupun misi
penegakan hukum pemberantasan Narkotika sebagaimana dalam Pasal
54, Pasal 103 dan Pasal 127 Ayat (2), Ayat (3) Undang-Undang Nomor

In
A
35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan dalam rangka menyelamatkan
para penyalahgunan Narkotika sehingga dapat terhindar kecanduan dan
ah

lik
ketergantungan zat Narkotika, dan dalam rangka upaya penyembuhan
dari penyakit kecanduan, ketergantungan, maka dilakukan penyelesaian
am

ub
melalui pendekatan secara komprehensif, objektif, holistik guna
mewujudkan kepentingan nasional berdasarkan program pemerintah
dalam memberantas tindak pidana penyalahgunaan Narkotika dan
ep
k

peredaran Narkotika untuk mencapai tujuan kebenaran materiil, keadilan


ah

dan kemanfaatan hukum;


R

si
- Bahwa pada prinsipnya Hakim dalam mengadili, memutus perkara yang
terpenting dan wajib diperhatikan adalah fakta hukum yang terungkap di

ne
ng

persidangan, apabila fakta hukum yang terungkap di persidangan


menunjukkan para Terdakwa Penyalah Guna namun Pasal 127 Ayat (1)

do
gu

huruf a Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika


tentang Penyalah Guna tidak didakwakan, maka hanya ada dua pilihan
In
hukum yang paling benar dan tepat adalah pilihan pertama
A

membebaskan para Terdakwa dari seluruh dakwaan karena tidak ada


dakwaan terbukti dan pilihan kedua yaitu mendasarkan pada fakta
ah

lik

hukum persidangan bahwa para Terdakwa terbukti bersalah melakukan


tindak pidana penyalahgunaan Narkotika Pasal 127 Ayat (1) huruf a
m

ub

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika;


- Bahwa guna mewujudkan misi, tujuan maupun maksud pembuat
ka

ep

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika bahwa


Penyalah Guna Narkotika yang sudah kecanduan, ketergantungan,
ah

Halaman 18 dari 26 halaman Putusan Nomor 94 K/Pid.Sus/2023


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
maupun Penyalah Guna yang sudah berulang kali memakai namun

si
belum berada pada kondisi ketergantungan atau kecanduan harus
direhabilitasi. Namun berakibat dan membawa implikasi hukum tidak

ne
ng
direhabilitasi karena pasal yang diterapkan adalah Pasal 112 Ayat (1),
Pasal 114 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang

do
gu Narkotika;
- Bahwa penerapan ketentuan Pasal 112, Pasal 114 Undang-Undang
Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika terhadap para Penyalah Guna

In
A
adalah bertentangan dengan jiwa, maksud, misi serta tujuan pembuat
undang-undang untuk memberikan pelayanan medis, pengobatan, terapi
ah

lik
dalam bentuk rehabilitasi kepada para Penyalah Guna Narkotika yang
kecanduan dan ketergantungan;
am

ub
- Bahwa pembuat undang-undang mewajibkan kepada para Hakim untuk
memperhatikan ketentuan Pasal 103 Ayat (1) dan Ayat (2) juncto Pasal
127 Ayat (2) juncto Ayat (3) juncto Pasal 54 maupun Pasal 1 angka 13,
ep
k

14, 15 dan 16 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.


ah

Sehingga bagi Hakim yang menerapkan ketentuan Pasal 112 Ayat (1),
R

si
Pasal 114 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika adalah melanggar atau tidak mengindahkan kewajibannya

ne
ng

berdasarkan undang-undang;
- Bahwa penegakan hukum yang dilakukan oleh aparat penegak hukum

do
gu

yang demikian sangat tidak adil dan merugikan kepentingan bangsa dan
Negara serta masyarakat luas, karena pemberantasan tindak pidana
In
penyalahgunaan Narkotika tidak berorientasi pada penyembuhan atau
A

terapi rehabilitasi sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 1


angka 16, 17, Pasal 54, Pasal 59, Pasal 103, Pasal 127, Pasal 128
ah

lik

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, melainkan


penegakan hukum yang semata-mata hanya berorientasi pada yuridis
m

ub

normatif an sich, tanpa mempertimbangkan aspek/kepentingan lainnya;


- Bahwa kecenderungan perkara Penyalah Guna,
ka

ep

pecandu/ketergantungan Narkotika yang diputus dan dihukum dengan


menerapkan Pasal 112, Pasal 114 Undang-Undang Nomor 35 Tahun
ah

Halaman 19 dari 26 halaman Putusan Nomor 94 K/Pid.Sus/2023


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2009 tentang Narkotika, semakin bertambah banyak dengan pidana

si
penjara lebih berat antara kisaran 5 (lima) tahun sampai 7 (tujuh) tahun,
sehingga waktu pemidanaan di Lembaga Pemasyarakatan yang dijalani

ne
ng
para Penyalah guna Narkotika semakin lama pula. Sehingga berakibat
anggaran belanja narapidana Penyalah Guna di lembaga

do
gu pemasyarakatan (Lapas) bertambah besar dari nilai anggaran rata-rata 1
(satu) tahun 6 (enam) bulan bertambah menjadi rata-rata antara kisaran
5 (lima) tahun sampai dengan 7 (tujuh) tahun;

In
A
- Bahwa terdapat alasan lain untuk tidak menerapkan ketentuan Pasal 112
Ayat (1), Pasal 114 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009
ah

lik
tentang Narkotika terhadap para Penyalah Guna Narkotika karena daya
tampung Lembaga Pemasyarakatan sudah melebihi kapasitas, misalnya
am

ub
kamar sel seharusnya dihuni 10 (sepuluh) orang dalam kenyataannya
dihuni oleh narapidana hingga 50 (lima puluh) orang. Hal ini tentu
membawa dampak buruk bagi pembinaan, kondisi dan keadaan
ep
k

narapidana, sehingga berakibat seringkali terjadi gesekan/perkelahian


ah

antara narapidana dan berujung pada pembakaran gedung Lembaga


R

si
Pemasyarakatan dan menimbulkan korban;
- Bahwa dalam berbagai kesempatan Menteri Hukum dan HAM maupun

ne
ng

Dirjen Lembaga Pemasyarakatan dan para ahli sering kali menyuarakan


agar para Penyalah Guna Narkotika tidak diterapkan ketentuan Pasal

do
gu

112 Ayat (1) maupun Pasal 114 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 35
Tahun 2009 tentang Narkotika karena berdampak buruk bagi Lembaga
Pemasyarakatan dengan berbagai alasan dan pertimbangan diantaranya
In
A

bahwa narapidana di lembaga pemasyarakatan lebih banyak dihuni oleh


para bandar, pengedar (durasi pidana lebih lama), padahal sebenarnya
ah

lik

Penyalah Guna Narkotika (durasi pidana lebih singkat);


- Bahwa terhadap aparat kepolisian yang tidak melakukan pemeriksaan
m

ub

urine, darah, rambut, DNA, maupun gigi guna mengetahui apakah


Terdakwa menyalahgunakan Narkotika atau tidak, adalah bertentangan
ka

ep

tugas, kewenangan, kewajiban serta tanggung jawabnya sebagaimana


ah

Halaman 20 dari 26 halaman Putusan Nomor 94 K/Pid.Sus/2023


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
diatur dalam ketentuan Pasal 75 huruf I Undang-Undang Nomor 35

si
Tahun 2009 tentang Narkotika;
- Bahwa sikap aparat kepolisian tersebut menyimpangi prinsip HAM untuk

ne
ng
mendapatkan proses hukum yang adil dan benar serta bertentangan
dengan maksud ketentuan hukum acara pidana yang bertujuan untuk

do
gu mencari kebenaran materiil terhadap suatu perkara yang sedang
diproses. Di samping itu mengingkari hak mendasar dari para Terdakwa
yang dijamin dalam konstitusi dan ketentuan undang-undang;

In
A
- Bahwa sikap aparat kepolisian tersebut adalah tidak profesional dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya, tentu merugikan kepentingan para
ah

lik
Terdakwa maupun masyarakat pencari keadilan untuk mendapatkan
kebenaran materiil dari perkara yang didakwakan kepadanya;
am

ub
- Bahwa para Terdakwa tidak dapat dirugikan atas tindakan aparat
penegak hukum yang tidak adil, objektif dan profesional menjalankan
tugas dan kewajibannya;
ep
k

- Bahwa dengan mengacu pada fakta bahwa para Terdakwa telah


ah

menggunakan Narkotika sebelum ditangkap, apabila dilakukan


R

si
pemeriksaan urine, darah, DNA para Terdakwa maka dapat diyakini hasil
pemeriksaan urine apabila dilakukan tentu positif mengandung zat

ne
ng

metamfetamina;
- Bahwa Mahkamah Agung merupakan lembaga peradilan tertinggi

do
gu

berperan dan berfungsi memeriksa, mengadili dan memutus perkara


berkaitan dengan penerapan hukum, cara mengadili dan kewenangan
In
A

pengadilan yang melampaui batas;


- Bahwa Mahkamah Agung tidak boleh membiarkan pengadilan
ah

dibawahnya menerapkan hukum yang keliru dan kurang, bahwa Hakim


lik

Mahkamah Agung sebagai benteng keadilan, kebenaran mempunyai


tugas dan kewajiban menciptakan, membuat dan menemukan hukum
m

ub

yang adil dan menerapkan secara benar;


ka

- Bahwa dalam praktik peradilan maupun yurisprudensi membenarkan


ep

hakim memutus perkara di luar dakwaan dengan beberapa syarat


pertimbangan;
ah

Halaman 21 dari 26 halaman Putusan Nomor 94 K/Pid.Sus/2023


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa mengadili dan memutus perkara di luar dakwaan bukan barang

si
haram dan terlarang namun dibolehkan dalam keadaan khusus seperti
dalam perkara a quo;

ne
ng
- Bahwa kekhawatiran terhadap Hakim akan bertindak sewenang-wenang
atau melampaui batas kewenangannya dalam hal menghukum Terdakwa

do
gu terbukti bersalah melakukan tindak pidana melanggar Pasal 127 Ayat (1)
huruf a Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
terhadap pasal yang tidak didakwakan dapat dibenarkan, karena hal ini

In
A
akan berpotensi merugikan kepentingan hukum dan HAM serta hak-hak
maupun dalam membuat pembelaan/pledoi para Terdakwa, namun
ah

lik
dalam perkara a quo hal ini tidak akan terjadi;
- Bahwa dalam perkara a quo justru dibutuhkan agar para Terdakwa
am

ub
dihukum dan dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana melanggar
Pasal 127 Ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009
ep
tentang Narkotika yang tidak didakwakan Penuntut Umum dalam surat
k

dakwaan. Hal ini tidaklah merugikan kepentingan hukum, HAM dan hak-
ah

hak lainnya para Terdakwa, justru terjadi sebaliknya sangat


R

si
menguntungkan Terdakwa, masyarakat, bangsa dan Negara, apabila
diterapkan ketentuan Pasal 127 Ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor

ne
ng

35 Tahun 2009 tentang Narkotika apalagi bila disertai dengan


rehabilitasi;

do
gu

- Bahwa selain manfaat atau kebaikan yang diperoleh para Terdakwa


sebagai Penyalah Guna ketika diterapkan ketentuan Pasal 127 Ayat (1)
In
huruf a Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yang
A

tidak didakwakan yaitu para Terdakwa mendapatkan perlakuan khusus


atau treatment yang yang memadai di Lembaga Pemasyarakatan
ah

lik

maupun di Rumah Tahanan dibandingkan dengan narapidana Penyalah


Guna yang diterapkan ketentuan Pasal 112, Pasal 114 Undang-Undang
m

ub

Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika sama sekali tidak mendapatkan


perlakuan khusus;
ka

ep

- Bahwa perlakuan khusus yang bermanfaat sebagaimana dimaksud


misalnya tempat penempatan Penyalah Guna di barak/blok tahanan
ah

Halaman 22 dari 26 halaman Putusan Nomor 94 K/Pid.Sus/2023


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tersendiri dan berbagai kemudahan serta fasilitas lainnya. Dibandingkan

si
dengan Penyalah guna yang diterapkan ketentuan Pasal 112, Pasal 114
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika;

ne
ng
- Bahwa dalam praktik peradilan Mahkamah Agung telah melahirkan
berbagai yurisprudensi tetap dalam memeriksa, mengadili dan memutus

do
gu suatu perkara dengan menghukum dan menyatakan para Terdakwa
bersalah melakukan tindak pidana terhadap Pasal 338 Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana (KUHP) yang tidak didakwakan. Misalnya dalam

In
A
perkara pembunuhan, Terdakwa dihukum oleh pengadilan berdasarkan
Pasal 338 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang tidak
ah

lik
didakwakan sedangkan pasal yang didakwakan hanya Pasal 340 Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP);
am

ub
- Bahwa sikap dan tindakan Hakim yang memutus di luar dakwaan, tidak
dapat dikatakan melanggar ketentuan hukum acara pidana. Bahwa
hakim yang demikian inilah adalah Hakim sebagai pengadil dalam
ep
k

melaksanakan tugas, kewajibannya dan fungsi serta tanggung jawabnya


ah

untuk menggali nilai-nilai hukum, kebenaran dan kemanfaatan hukum


R

si
guna, mewujudkan keadilan dengan menemukan, menciptakan,
membuat hukum atau memperbaharui hukum;

ne
ng

- Bahwa keburukan, kekurangan atau kelemahan apabila para Terdakwa


Penyalah Guna dipersalahkan atas perbuatannya melanggar Pasal 112,

do
gu

Pasal 114 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan


dihukum dengan dipidana penjara 1 (satu) tahun dan 6 (enam) bulan
In
adalah melanggar batas minimum pemidanaan. Hal ini merupakan
A

pelanggaran hukum ketentuan undang-undang;


- Bahwa untuk mengatasi agar supaya Hakim tidak memutus perkara di
ah

lik

luar dakwaan seharusnya ketentuan Pasal 144 Kitab Undang-Undang


Hukum Acara Pidana (KUHAP) dapat menjadi solusi atau jalan keluar
m

ub

yaitu dalam waktu 7 (tujuh) hari sebelum sidang dimulai dan sebelum
menetapkan hari sidang, Hakim dapat memberikan petunjuk kepada
ka

ep

Penuntut Umum agar memperbaiki surat dakwaannya;


ah

Halaman 23 dari 26 halaman Putusan Nomor 94 K/Pid.Sus/2023


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa dalam waktu 7 (tujuh) hari tersebut, sarana/wadah atau instrumen

si
hukum bagi Hakim Pengadilan Negeri untuk mengingatkan Penuntut
Umum dengan memberikan arahan/petunjuk untuk memperbaiki dan

ne
ng
menyempurnakan surat dakwaannya karena ada pasal yang tidak
didakwakan yakni Pasal 127 Ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 35

do
gu Tahun 2009 tentang Narkotika sehingga berpotensi perkara yang
bersangkutan menjadi dibebaskan dari dakwaan;
- Bahwa berdasarkan alasan pertimbangan tersebut aspek filosofis dan

In
A
normatif, yuridis, sosiologis, maupun medis menerapkan ketentuan Pasal
127 Ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
ah

lik
Narkotika yang tidak didakwakan merupakan pilihan hukum yang tepat
dan benar dibandingkan menerapkan ketentuan Pasal 112 Pasal 114
am

ub
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yang tidak
sesua dengan rohniwa, maupun misi, tujuan dan maksud pembuat
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika;
ep
k

- Bahwa mengacu pada fakta hukum dan ketentuan hukum acara,


ah

semestinya para Terdakwa dibebaskan dari dakwaan Pasal 112 atau


R

si
Pasal 114 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Namun terdapat alasan sebagaimana dimaksudkan di atas maka

ne
ng

Terdakwa tidak dapat dibebaskan dari dakwaan Pasal 127 Ayat (1) huruf
a Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika sebab

do
gu

berdasarkan fakta hukum di persidangan para Terdakwa adalah


Penyalah Guna, apalagi para Terdakwa menyatakan diri sebagai
In
Penyalah Guna dan memohon agar dirinya dihukum dan dinyatakan diri
A

bersalah melakukan tindak pidana Penyalahgunaan Narkotika;


- Berdasarkan alasan pertimbangan tersebut judex facti salah menerapkan
ah

lik

hukum ketentuan Pasal 112 Ayat (1) seharusnya judex facti menerapkan
ketentuan Pasal 127 Ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 35 Tahun
m

ub

2009 tentang Narkotika;


Menimbang bahwa karena para Terdakwa dipidana, maka masing-
ka

ep

masing dibebani untuk membayar biaya perkara pada tingkat kasasi;


ah

Halaman 24 dari 26 halaman Putusan Nomor 94 K/Pid.Sus/2023


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Mengingat Pasal 112 Ayat (1) Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009

si
tentang Narkotika juncto Pasal 55 Ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana,

ne
ng
Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, dan
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung

do
gu sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004
dan Perubahan Kedua dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 serta
peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;

In
A
M E N G A D I L I:
- Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi/PENUNTUT UMUM
ah

lik
PADA KEJAKSAAN NEGERI TANJUNG PERAK tersebut;
- Memperbaiki Putusan Pengadilan Tinggi Surabaya Nomor 752/PID.SUS/
am

ub
2022/PT SBY tanggal 29 Agustus 2022 yang menguatkan Putusan
Pengadilan Negeri Surabaya Nomor 849/Pid.Sus/2022/PN Sby tanggal 5
Juli 2022 tersebut mengenai redaksional kualifikasi tindak pidana dan
ep
k

lamanya pidana yang dijatuhkan kepada para Terdakwa menjadi:


ah

1. Menyatakan Terdakwa I. MOH MASKUR bin RIDO’I, Terdakwa II.


R

si
SURYO ANGGONO bin PARIMAN HADI SUYATMO, tersebut di atas
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak

ne
ng

pidana tanpa hak dan melawan hukum menguasai Narkotika


Golongan I bukan tanaman;

do
gu

2. Menjatuhkan pidana kepada para Terdakwa tersebut oleh karena itu


dengan pidana penjara masing-masing selama 1 (satu) tahun dan 6
(enam) bulan dan pidana denda masing-masing sebesar
In
A

Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) dengan ketentuan


apabila pidana denda tersebut tidak dibayar maka diganti dengan
ah

lik

pidana penjara selama 2 (dua) bulan;


- Membebankan kepada para Terdakwa untuk membayar biaya perkara
m

ub

pada tingkat kasasi masing-masing sebesar Rp2.500,00 (dua ribu lima


ratus rupiah);
ka

Demikianlah diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim pada


ep

hari Selasa tanggal 31 Januari 2023 oleh Prof. Dr. Surya Jaya, S.H., M.Hum.,
ah

Halaman 25 dari 26 halaman Putusan Nomor 94 K/Pid.Sus/2023


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua

si
Majelis, Dr. Prim Haryadi, S.H., M.H., dan Yohanes Priyana, S.H., M.H.,
Hakim-Hakim Agung sebagai Hakim-Hakim Anggota, putusan tersebut

ne
ng
diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari dan tanggal itu juga,
oleh Ketua Majelis yang dihadiri Hakim-Hakim Anggota serta Dodik Setyo

do
gu Wijayanto, S.H., Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh Penuntut
Umum dan para Terdakwa.

Hakim-Hakim Anggota. Ketua Majelis,

In
A
t.t.d/ t.t.d/

Dr. Prim Haryadi, S.H., M.H. Prof. Dr. Surya Jaya, S.H., M.Hum.
ah

lik
t.t.d/

Yohanes Priyana, S.H., M.H.


am

ub
Panitera Pengganti,
t.t.d/

Dodik Setyo Wijayanto, S.H.


ep
k

Untuk Salinan,
ah

Mahkamah Agung RI
R

si
a.n. Panitera
Panitera Muda Pidana Khusus

ne
ng

Dr. Sudharmawatiningsih, S.H., M.Hum.

do
NIP. 196110101986122001
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

Halaman 26 dari 26 halaman Putusan Nomor 94 K/Pid.Sus/2023


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26

Anda mungkin juga menyukai