Anda di halaman 1dari 52

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN

si
Nomor 2143 K/Pid.Sus/2015
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
ng
MAHKAMAH AGUNG
memeriksa perkara pidana pada tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

do
gu berikut dalam perkara Terdakwa:
N a m a : HASAN ALATAS, S.E. ;

In
A
Tempat lahir : Bogor ;
Umur/tanggal lahir : 09 Desember 1975 ;
ah

lik
Jenis kelamin : Laki-laki ;
Kewarganegaraan : Indonesia ;
Tempat tinggal : Gang Sukarna Nomor 15 RT. 04/03
am

ub
Kelurahan Ciwaringin, Kecamatan Bogor
Tengah, Kota Bogor ;
ep
A g a m a : Islam ;
k

Pekerjaan : Karyawan ;
ah

Terdakwa ditahan dalam tahanan Rumah Tahanan Negara (Rutan) oleh :


R

si
1. Penuntut Umum sejak tanggal 22 April 2014 sampai dengan tanggal 11 Mei
2014 ;

ne
ng

2. Hakim Pengadilan Negeri Bogor sejak tanggal 25 April 2014 sampai dengan
tanggal 24 Mei 2014 ;

do
gu

Terdakwa diajukan di depan persidangan Pengadilan Negeri Bogor


karena didakwa dengan dakwaan sebagai berikut :
Kesatu:
In
A

Bahwa ia Terdakwa HASAN ALATAS, S.E. pada hari Selasa tanggal 13


Agustus 2013 sekira jam 16.00 WIB atau setidak-tidaknya pada suatu waktu
ah

lik

dalam tahun 2013 bertempat di Jalan Empang, Kelurahan Empang, Kecamatan


Bogor Selatan, Kota Bogor atau setidak-tidaknya pada suatu tempat dalam
m

ub

daerah hukum Pengadilan Negeri Bogor, setiap orang dengan sengaja dan
tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentrasmisikan dan/atau membuat dapat
ka

diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki


ep

muatan yang melanggar kesusilaan, perbuatan Terdakwa dilakukan dengan


ah

cara sebagai berikut :


R

 Bermula ketika saksi korban Mashasy alias Maya mengambil foto dirinya
es

dengan menggunakan celana dalam ungu dengan kaos dalam perempuan


M

ng

on
gu

Hal. 1 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
putih yang diambil pada tanggal 12 Oktober 2012, di rumah orang tuanya

si
yang beralamat Jalan Mayjen H.S. Sukma Nomor 17 RT 01/02 Kelurahan
Ciawi, Kabupaten Bogor ;

ne
ng
 Bahwa selanjutnya setelah saksi korban Mashasy alias Maya mengambil
foto-foto dirinya lalu oleh saksi korban disimpan dalam handphone merk
Smart Fren, kemudian pada tanggal lupa bulan April 2013, saksi korban

do
gu memberikan HP tersebut kepada Terdakwa Hasan Alatas, S.E. selaku
pacarnya dengan maksud akan dibayari/dibeli oleh Terdakwa namun saat

In
A
itu saksi korban belum sempat menghapus foto-foto atau gambar-gambar
dirinya yang berada dalam HP itu. Bahwa selanjutnya ketika saksi korban
ah

lik
memutuskan hubungan pacarannya dengan Terdakwa, hal itu membuat
Terdakwa menjadi sakit hati dan selanjutnya Terdakwa mengirimkan pesan
Chating via Whatsaap yang isinya : “Aku masih berusaha utk tdk
am

ub
mengupload foto2 sekuat tenaga aku tp aku ga tau sampe brp lama bs
bertahan Aku ingat kejadian 9 thn lalu”, “Maksud aku, aku gak tau sampe
ep
brp lm aku bs menahan diri aku utk tdk mengupload foto2 km, aku telah
k

sakit km”, “Semua krn kesalahan km sendiri Maya, dan kini semua akan
ah

berbalik kpd diri & keluarga km sendiri”, “Allah maha melihat & Allah maha
R

si
adil” ;
 Bahwa selain itu juga Terdakwa mengancam saksi korban akan melakukan

ne
ng

upload atas foto-foto saksi korban dan upload fotonya saksi korban tersebut
akan disampaikan kepada ayahnya saksi korban yang bernama Saleh

do
gu

Alatas sehingga atas ancaman itu lalu pada tanggal 13 Agustus 2013, foto-
foto saksi korban pun oleh Terdakwa di upload dalam account Facebook
In
Maya Saleh Alatas, sehingga akibat dimuatnya foto milik saksi korban itu
A

menyebabkan saksi korban merasa dilecehkan dan direndahlan harkat


martabatnya sebab foto yang dimuat tersebut adalah foto dengan keadaan
ah

lik

setengah telanjang ;
Perbuatan Terdakwa HASAN ALATAS, S.E. tersebut di atas diatur dan
m

ub

diancam hukuman sebagaimana tersebut dalam Pasal 45 Ayat (1) juncto Pasal
27 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
ka

Transaksi Elektronik;
ep

Atau
ah

Kedua
R

Primair:
es
M

ng

on
gu

Hal. 2 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa ia Terdakwa HASAN ALATAS, S.E. pada hari Selasa tanggal 13

si
Agustus 2013 sekira jam 16.00 WIB atau setidak-tidaknya pada suatu waktu
dalam tahun 2013 bertempat di Jalan Empang, Kelurahan Empang, Kecamatan

ne
ng
Bogor Selatan, Kota Bogor atau setidak-tidaknya pada suatu tempat dalam
daerah hukum Pengadilan Negeri Bogor, setiap orang yang menjadikan orang
lain sebagai objek atau model yang mengandung muatan pornografi, perbuatan

do
gu Terdakwa dilakukan dengan cara sebagai berikut :
 Bermula ketika saksi korban Mashasy alias Maya mengambil foto dirinya

In
A
dengan menggunakan celana dalam ungu dengan kaos dalam perempuan
putih yang diambil pada tanggal 12 Oktober 2012, di rumah orang tuanya
ah

lik
yang beralamat Jalan Mayjen H.S. Sukma Nomor 17 RT 01/02 Kelurahan
Ciawi, Kabupaten Bogor ;
 Bahwa selanjutnya setelah saksi korban Mashasy alias Maya mengambil
am

ub
foto-foto dirinya lalu oleh saksi korban disimpan dalam handphone merk
Smart Fren, kemudian pada tanggal lupa bulan April 2013, saksi korban
ep
memberikan HP tersebut kepada Terdakwa Hasan Alatas, S.E. selaku
k

pacarnya dengan maksud akan dibayari/dibeli oleh Terdakwa namun saat


ah

itu saksi korban belum sempat menghapus foto-foto atau gambar-gambar


R

si
dirinya yang berada dalam HP itu. Bahwa selanjutnya ketika saksi korban
memutuskan hubungan pacarannya dengan Terdakwa, hal itu membuat

ne
ng

Terdakwa menjadi sakit hati dan selanjutnya Terdakwa mengirimkan pesan


Chating via Whatsaap yang isinya : “Aku masih berusaha utk tdk

do
gu

mengupload foto2 sekuat tenaga aku tp aku ga tau sampe brp lama bs
bertahan Aku ingat kejadian 9 thn lalu”, “Maksud aku, aku gak tau sampe
In
brp lm aku bs menahan diri aku utk tdk mengupload foto2 km, aku telah
A

sakit km”, “Semua krn kesalahan km sendiri Maya, dan kini semua akan
berbalik kpd diri & keluarga km sendiri”, “Allah maha melihat & Allah maha
ah

lik

adil” ;
 Bahwa selain itu juga Terdakwa mengancam saksi korban akan melakukan
m

ub

upload atas foto-foto saksi korban dan upload fotonya saksi korban tersebut
akan disampaikan kepada ayahnya saksi korban yang bernama Saleh
ka

Alatas sehingga atas ancaman itu lalu pada tanggal 13 Agustus 2013, foto-
ep

foto saksi korban pun oleh Terdakwa di upload dalam account Facebook
ah

Maya Saleh Alatas, sehingga akibat dimuatnya foto milik saksi korban itu
R

menyebabkan saksi korban merasa dilecehkan dan direndahlan harkat


es
M

ng

on
gu

Hal. 3 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
martabatnya sebab foto yang dimuat tersebut adalah foto dengan keadaan

si
setengah telanjang ;
Perbuatan Terdakwa HASAN ALATAS, S.E. tersebut di atas diatur dan

ne
ng
diancam hukuman sebagaimana tersebut dalam Pasal 35 Undang-Undang
Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi ;
Subsidiair:

do
gu Bahwa ia Terdakwa HASAN ALATAS, S.E. pada hari Selasa tanggal 13
Agustus 2013 sekira jam 16.00 WIB atau setidak-tidaknya pada suatu waktu

In
A
dalam tahun 2013 bertempat di Jalan Empang, Kelurahan Empang, Kecamatan
Bogor Selatan, Kota Bogor atau setidak-tidaknya pada suatu tempat dalam
ah

lik
daerah hukum Pengadilan Negeri Bogor, setiap orang yang memproduksi,
membuat, memperbanyak, menggandakan, menyebarluaskan, menyiarkan,
mengimpor, mengekspor, menawarkan, memperjualbelikan, menyewakan, atau
am

ub
menyediakan pornografi, perbuatan Terdakwa dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
ep
 Bermula ketika saksi korban Mashasy alias Maya mengambil foto dirinya
k

dengan menggunakan celana dalam ungu dengan kaos dalam perempuan


ah

putih yang diambil pada tanggal 12 Oktober 2012, di rumah orang tuanya
R

si
yang beralamat Jalan Mayjen H.S. Sukma Nomor 17 RT 01/02 Kelurahan
Ciawi, Kabupaten Bogor ;

ne
ng

 Bahwa selanjutnya setelah saksi korban Mashasy alias Maya mengambil


foto-foto dirinya lalu oleh saksi korban disimpan dalam handphone merk

do
gu

Smart Fren, kemudian pada tanggal lupa bulan April 2013, saksi korban
memberikan HP tersebut kepada Terdakwa Hasan Alatas, S.E. selaku
In
pacarnya dengan maksud akan dibayari/dibeli oleh Terdakwa namun saat
A

itu saksi korban belum sempat menghapus foto-foto atau gambar-gambar


dirinya yang berada dalam HP itu. Bahwa selanjutnya ketika saksi korban
ah

lik

memutuskan hubungan pacarannya dengan Terdakwa, hal itu membuat


Terdakwa menjadi sakit hati dan selanjutnya Terdakwa mengirimkan pesan
m

ub

Chating via Whatsaap yang isinya : “Aku masih berusaha utk tdk
mengupload foto2 sekuat tenaga aku tp aku ga tau sampe brp lama bs
ka

bertahan Aku ingat kejadian 9 thn lalu”, “Maksud aku, aku gak tau sampe
ep

brp lm aku bs menahan diri aku utk tdk mengupload foto2 km, aku telah
ah

sakit km”, “Semua krn kesalahan km sendiri Maya, dan kini semua akan
R

berbalik kpd diri & keluarga km sendiri”, “Allah maha melihat & Allah maha
es

adil” ;
M

ng

on
gu

Hal. 4 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
 Bahwa selain itu juga Terdakwa mengancam saksi korban akan melakukan

si
upload atas foto-foto saksi korban dan upload fotonya saksi korban tersebut
akan disampaikan kepada ayahnya saksi korban yang bernama Saleh

ne
ng
Alatas sehingga atas ancaman itu lalu pada tanggal 13 Agustus 2013, foto-
foto saksi korban pun oleh Terdakwa di upload dalam account Facebook
Maya Saleh Alatas, sehingga akibat dimuatnya foto milik saksi korban itu

do
gu menyebabkan saksi korban merasa dilecehkan dan direndahlan harkat
martabatnya sebab foto yang dimuat tersebut adalah foto dengan keadaan

In
A
setengah telanjang ;
Perbuatan Terdakwa HASAN ALATAS, S.E. tersebut di atas diatur dan
ah

lik
diancam hukuman sebagaimana tersebut dalam Pasal 29 Undang-Undang
Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi ;
Membaca Tuntutan Pidana Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri
am

ub
Bogor tanggal 19 Agustus 2014 sebagai berikut :
1. Menyatakan Terdakwa HASAN ALATAS, S.E. bersalah melakukan tindak
ep
pidana dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau
k

mentranmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik


ah

dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan yang melanggar


R

si
kesusilaan sebagaimana dalam Dakwaan Kesatu melanggar Pasal 45 Ayat
(1) juncto 27 Ayat (1) Undang-Undang ITE Nomor 11 Tahun 2008 tentang

ne
ng

Informasi dan Transaksi Elektronik ;


2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa HASAN ALATAS, S.E. dengan

do
gu

pidana penjara selama 1 (satu) tahun dan 6 (enam) bulan dengan perintah
agar Terdakwa ditahan ;
In
3. Menyatakan barang bukti berupa :
A

 1 (satu) unit HP Blackberry Smart Fren warna merah berikut memori


card, dikembalikan kepada Saksi Marshas alias Maya ;
ah

lik

 1 (satu) lembar print screen percakapan media Whatsapp ;


 2 (dua) lembar foto/gambar saksi korban (Marshas alias Maya)
m

ub

Tetap terlampir dalam berkas perkara ;


4. Membayar ongkos perkara sebesar Rp5.000,00 (lima ribu rupiah) ;
ka

Membaca Putusan Pengadilan Negeri Bogor Nomor 144/Pid.Sus/2014/


ep

PN.Bgr, tanggal 16 September 2014 yang amar lengkapnya sebagai berikut :


ah

1. Menyatakan Terdakwa Hasan Alatas telah terbukti secara sah dan


R

meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana membuat dapat diaksesnya


es
M

dokumen elektronik ;
ng

on
gu

Hal. 5 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana

si
penjara selama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan ;
3. Menetapkan barang bukti berupa :

ne
ng
 1 (satu) unit HP Blackberry Smart Fren warna merah berikut memori
card;
Dikembalikan kepada Saksi Marshasy alias Maya ;

do
gu  1 (satu) lembar print screen percakapan media Whatsapp ;
 2 (dua) lembar foto/gambar saksi korban (Mashasy alias Maya)

In
A
Tetap terlampir dalam berkas perkara ;
4. Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara sejumlah
ah

lik
Rp5.000,00 (lima ribu rupiah) ;
Membaca Putusan Pengadilan Tinggi Bandung Nomor 21/PID.Sus.ITE/
2015/PT.BDG tanggal 17 Maret 2015, yang amar lengkapnya sebagai berikut :
am

ub
 Menerima permintaan banding dari Terdakwa Hasan Alatas, S.E. ;
 Memperbaiki putusan Pengadilan Negeri Bogor Nomor 144/Pid.Sus/
ep
k

2014/PN. Bgr, tanggal 16 September 2014 yang dimintakan banding


tersebut sekedar mengenai kualifikasi, pemidanaan maupun pengurangan
ah

R
masa penahanan yang sudah dijalani oleh Terdakwa, sehingga amar

si
selengkapnya berbunyi sebagai berikut ;

ne
ng

1. Menyatakan Terdakwa HASAN ALATAS, S.E. tersebut di atas telah


terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
“tanpa hak mendistribusikan dan membuat dapat diaksesnya dokumen

do
gu

elektronik yang muatannya melanggar kesusilaan” ;


2. Memidana Terdakwa tersebut di atas oleh karena itu dengan pidana
In
penjara selama 1 (satu) tahun ;
A

3. Menetapkan lamanya masa penahanan kota yang sudah dijalani oleh


Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan
ah

lik

kepadanya ;
4. Menetapkan agar barang bukti berupa :
m

ub

 1 (satu) unit HP Black Berry Smart Fren warna merah berikut memori
card ;
ka

ep

Dikembalikan kepada Saksi Marshasy alias Maya ;


 1 (satu) lembar print screen percakapan media Whatsapp ;
ah

 2 (dua) lembar foto/gambar saksi korban (Mashasy alias Maya) ;


R

Tetap terlampir dalam berkas perkara ;


es
M

ng

on
gu

Hal. 6 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
5. Membebani Terdakwa untuk membayar biaya perkara dalam tingkat

si
banding sebanyak Rp2.000,00 (dua ribu rupiah) ;
Mengingat Akta tentang Permohonan Kasasi Nomor 21/Pid.Sus-

ne
ng
ITE/2015/PT.Bdg. juncto Nomor 144/Pid.Sus/2014/PN.Bgr., yang dibuat oleh
Panitera pada Pengadilan Negeri Bogor yang menerangkan, bahwa pada
tanggal 30 April 2015 Terdakwa mengajukan permohonan kasasi terhadap

do
gu putusan Pengadilan Tinggi tersebut;
Memperhatikan Memori Kasasi tanggal 12 Mei 2015 dari Terdakwa

In
A
sebagai Pemohon Kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Bogor pada tanggal 12 Mei 2015 ;
ah

lik
Membaca surat-surat lain yang bersangkutan;
Menimbang bahwa putusan Pengadilan Tinggi tersebut telah
diberitahukan kepada Pemohon Kasasi/Terdakwa pada tanggal 20 April 2015
am

ub
dan Pemohon Kasasi/Terdakwa mengajukan permohonan kasasi pada tanggal
30 April 2015, serta memori kasasinya telah diterima di Kepaniteraan
ep
Pengadilan Negeri Bogor pada tanggal 12 Mei 2015 dengan demikian
k

permohonan kasasi beserta dengan alasan-alasannya telah diajukan dalam


ah

tenggang waktu dan dengan cara menurut undang-undang, oleh karena itu
R

si
permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima;
Menimbang bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon

ne
ng

Kasasi/Terdakwa pada pokoknya sebagai berikut :


I. Judex Facti tidak menolak semua barang bukti yang dihadirkan, padahal

do
gu

secara hukum, semua barang bukti yang dihadirkan, tidak ada satu pun yang
memiliki nilai sebagai alat bukti dan tidak memiliki korelasi apa-apa dengan
perkara yang dituduhkan kepada Pemohon Kasasi. Bahkan Majelis Hakim
In
A

Pengadilan Negeri Bogor menerima barang bukti sebuah telepon genggam


milik Pemohon Kasasi yang dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum di
ah

lik

persidangan yang notabene merupakan barang rampasan hasil kejahatan


yang perkaranya sedang dilaporkan di Polres Kota Bogor ;
m

ub

Ada 3 barang bukti yang dihadirkan oleh iaksa Penuntut Umum di


persidangan :
ka

A. Satu Unit HP Blackberry Smartfren warna merah berikut memory card


ep

Atas barang bukti HP Blackberry ini, Pemohon Kasasi ingin mengatakan


ah

bahwa barang bukti ini tidak sah dan cacat hukum untuk dijadikan
R

sebagai alat bukti pada perkara yang didakwakan kepada Pemohon


es

Kasasi ;
M

ng

on
gu

Hal. 7 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
HP ini merupakan kepunyaan dari saksi korban dan bukan kepunyaan

si
Pemohon Kasasi. Berdasarkan keterangan saksi korban sendiri baik di
BAP Polisi maupun di persidangan, HP ini dipergunakan oleh saksi

ne
ng
korban untuk memfoto dirinya sendiri di dalam kamar pribadi nya dan di
dalam rumah nya sendiri. Penyidik menyita HP ini dari tangan saksi
korban dan tidak menyita dari tangan Pemohon Kasasi. Pemohon Kasasi

do
gu tidak memiliki hubungan apa-apa dengan HP Blackberry ini, apalagi
melakukan penyebaran foto saksi korban dengan HP ini. HP

In
A
Blackberry ini lebih tepat bila dihadirkan dalam kasus yang mendakwa
saksi korban sebagai pembuat foto. Bahkan Saksi Ahli ITE Wahyu Catur
ah

lik
Wibowo juga menerangkan di persidangan bahwa HP Blackberry ini tidak
dapat dijadikan sebagai barang bukti karena HP tersebut tidak pernah
dipergunakan oleh Terdakwa untuk melakukan pidana penyebaran foto.
am

ub
Selain itu, Saksi Ahli Wahyu Catur juga mengatakan bahwa seharusnya
adalah menjadi tugasnya saksi ahli untuk melakukan pemeriksaan
ep
terhadap HP Blackberry ini untuk menganalisa kandungan isinya. Itu
k

pun dengan catatan bila HP Blackberry ini memiliki kapasitas sebagai


ah

barang bukti elektronik yang dipergunakan oleh Terdakwa untuk


R

si
melakukan delik. Hal ini telah telah dijelaskan di dalam Pasal 43 Ayat (5)
huruf e Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan

ne
ng

Transaksi Elektronik yang berbunyi nya wajib ditolak;


Oleh karena itu, Pemohon Kasasi ingin menyimpulkan bahwa HP

do
gu

Blackberry bersama Memory Card: ”MeIakukan pemeriksaan terhadap


alat dan/atau sarana yang berkaitan dengan kejahatan teknologi
informasi yang diduga digunakan untuk melakukan tindak pidana
In
A

berdasarkan Undang-undang ini” ;


Namun fakta nya, semua aparat penegak hukum telah mengabaikan apa
ah

lik

yang dipersyaratkan oleh Undang-Undang ITE tersebut di atas. Bahkan


dalam persidangan, baik JPU maupun Majelis Hakim, tidak membuka
m

ub

sama sekaIi Hp Blackberry ini untuk mengetahui isi dan kandungan yang
ada di dalam nya dengan alasan baterainya habis. Dengan demikian,
ka

JPU dan Majelis Hakim telah menunjukkan kelasnya sebagai JPU dan
ep

Hakim-Hakim yang tidak cakap dan keputusannya wajib ditolak ;


ah

Oelh karena itu Pemohon Kasasi ingin menyimpulkan bahwa HP


R

Blackberry bersama Memory Cardnya ini sama sekali tidak dapat


es
M

ng

on
gu

Hal. 8 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dijadikan sebagai barang bukti dan tidak memiliki nilai sebagai alat bukti

si
dengan argumentasi sebagai berikut :
1. HP Blackberry ini bukan milik Pemohon Kasasi dan tidak pernah

ne
ng
dipergunakan oleh Pemohon Kasasi untuk melakukan delik yang
dituduhkan ;
2. Saksi Ahli ITE Wahyu Catur Wibowo tidak pernah diminta baik oleh

do
gu Pihak Kepolisian, JPU, maupun Majelis Hakim untuk melakukan
penganalisaan dan pemeriksaan terhadap HP Blackberry ini dan

In
A
kandungan yang ada di dalam nya. Padahal ini merupakan tugas nya
saksi ahli seperti apa yang telah dijelaskan oleh Undang-Undang ITE
ah

lik
(Dapat dikonfirmasikan Iangsung kepada Saksi Ahli Wahyu Catur
Wibowo);
3. Saksi Ahli ITE Wahyu Catur Wibowo telah menegaskan di
am

ub
persidangan bahwa HP Blacberry ini tidak sah untuk dijadikan
sebagai barang bukti ;
ep
4. Menerima HP Blackberry ini sebagai barang bukti merupakan
k

perbuatan melawan hukum karena telah bertentangan dengan apa


ah

yang telah dipersyaratkan oleh Pasal 43 Ayat (5) huruf e UU Nomor


R

si
11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik;
5. HP Blacberry ini lebih tepat bila dihadirkan sebagai barang bukti pada

ne
ng

kasus yang mempidana Sdri. Saksi Korban sebagai pembuat foto ;


6. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bogor tidak pernah sekali pun

do
gu

membuka HP Blackberry ini di persidangan untuk mengetahui isi nya;


7. HP Blackberry ini merupakan bagian dari skenario rekayasa kasus
yang cacat hukum;
In
A

Dengan argumentasi hukum yang jelas dan berdasar yang disampaikan


oleh Pemohon Kasasi di atas, Pemohon Kasasi memohon kepada Judex
ah

lik

Juris agar menolak dengan tegas barang bukti HP Blackberry ini ;


B. Satu lembar print out percakapan Whatsapp
m

ub

Atas barang bukti ini, Pemohon Kasasi ingin menegaskan bahwa


Pemohon Kasasi tidak pernah mengirimkan ancaman melalui media
ka

whatsapp seperti yang tertuang di dalam print out nya. Hal ini terbukti
ep

dengan tidak adanya kemampuan dari JPU, saksi korban, dan saksi-
ah

saksi lain nya untuk menghadirkan sumber asli nya ketika diminta
R

dihadirkan di persidangan. Karena bila sumber asli dan print out


es

whatsapp ini dihadirkan, maka akan terbukti lah semua kepalsuan yang
M

ng

on
gu

Hal. 9 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ada. Berdasarkan keterangan Saksi Ahli Wahyu Catur di persidangan

R
dan di BAP Polisi, “print out percakapan whatsapp hanya dapat dijadikan

si
sebagai barang bukti selama sumber aslinya masih ada. Siapapun dapat

ne
ng
saja dengan mudah membuat print out seperti ini sesuka hatinya”.
(Kutipan pernyataan Saksi Ahli Wahyu Catur Wibowo di BAP Pemohon
Kasasi lampirkan - Lampiran 1). Dalam persidangan, Saksi Ahli Wahyu

do
gu Catur Wibowo juga mengatakan bahwa ia tidak pernah sekali pun
diperlihatkan sumber asli dan print out percakapan whatsapp ini di

In
A
Kepolisian. Padahal menurut nya, adalah merupakan tugasnya saksi ahli
untuk melakukan pemeriksaan terhadap sarana elektronik yang menjadi
ah

lik
sumber asli dari percakapan whatsapp tersebut dan mengubahnya
menjadi sebuah print out. (Pasal 43 Ayat (5) huruf e Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik).
am

ub
Harus digarisbawahi bahwa dalam setiap pesan yang dikirimkan melalui
whatsapp, selalu tercantum di dalam nya tanggal, bulan, tahun, dan jam
ep
pengiriman nya. Pada print out yang dihadirkan di persidangan, tidak
k

ditemukan tanggal, bulan, dan tahun pengirimannya. Dan tidak tercantum


ah

pula dalam print out whatsapp tersebut, dan nomer mana pesan tersebut
R

si
dikirimkan. ini sudah jelas membuktikan bahwa print out percakapan
whatsapp ini merupakan rekayasa belaka untuk memojokan Pemohon

ne
ng

Kasasi.
OIeh karena itu, Pemohon Kasasi ingin menyimpulkan bahwa print out

do
gu

percakapan whatsapp ini sama sekali tidak dapat dijadikan sebagai


barang bukti dan tidak memiliki nilai sebagai alat bukti dengan
argumentasi sebagai berikut :
In
A

1. Print oOut percakapan whatsaap ini tidak ada sumber aslinya ;


2. Saksi Ahli ITE Wahyu Catur Wibowo telah mengatakan bahwa “print
ah

lik

out hanya dapat dijadikan sebagai barang bukti selama sumber


aslinya masih ada” ;
m

ub

3. Saksi Ahli Wahyu Catur Wibowo telah mengatakan di persidangan


bahwa beliau tidak pernah diperlihatkan sumber asli dari percakapan
ka

Whatsapp tersebut di Kepolisian ;


ep

4. Saksi Ahli Wahyu Catur tidak pernah melakukan tindakan analisa dan
ah

pemeriksaan terhadap sumber asli percakapan whatsapp yang


R

menjadi tugasnya ;
es
M

ng

on
gu

Hal. 10 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
5. Print out percakapan whatsapp ini merupakan bagian dari skenario

si
rekayasa kasus yang cacat hukum ;
Dengan argumentasi hukum yang jelas dan berdasar yang disampaikan

ne
ng
oleh Pemohon Kasasi di atas, Pemohon Kasasi memohon kepada Judex
Juris agar menolak dengan tegas barang bukti print out percakapan
whatsapp ini.

do
gu C. Satu lembar foto saksi korban
Atas barang bukti foto ini, Pemohon Kasasi ingin menegaskan bahwa

In
A
foto-foto tersebut sama sekali tidak dapat dijadikan sebagai barang bukti
karena tidak mengandung unsur pornografi berdasarkan apa yang teIah
ah

lik
dijelaskan oleh Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang
Pornografi. Semua foto berada dalam keadaan berpakaian dan bukan
foto bugil seperti yang dijelaskan oleh Saksi Ahli Deni Bram. (Kutipan
am

ub
keterangan Saksi Ahli Deni Bram di BAP Pemohon Kasasi lampirkan -
Lampiran 2) ;
ep
Pemohon Kasasi tidak melihat foto-foto ini ada korelasinya dengan apa
k

yang didakwakan kepada Pemohon Kasasi. Foto ini diambil dari HP


ah

Blackberry milik saksi korban dan tidak ditemukan dan diambil dari
R

si
barang-barang elektronik milik Pemohon Kasasi. Terbukti dengan tidak
ada satu pun barang elektronik milik Pemohon Kasasi yang dijadikan

ne
ng

sebagai barang bukti. Seharusnya yang dihadirkan adalah screen shot


saat foto-foto tersebut disebarkan di facebook bila memang penyebaran

do
gu

gambar di facebook pernah terjadi. Bukan foto-foto yang berdiri sendiri


seperti ini ;
HaI ini juga diterangkan oleh Saksi Ahli ITE Wahyu Catur Wibowo di
In
A

dalam persidangan “bahwa yang seharusnya dihadirkan adalah screen


shot ketika foto-foto tersebut sedang di posting di media social facebook,
ah

lik

bukan foto-foto yang berdiri sendiri seperti itu. Foto-foto tersebut tidak
membuktikan sama sekaIi bahwa telah terjadi penyebaran foto di media
m

ub

social facebook” ;
OIeh karena itu, Pemohon Kasasi menilai bahwa foto-foto saksi korban
ka

ini tidak dapat dijadikan sebagai barang bukti dan tidak memiliki nilai
ep

sebagai alat bukti dengan argumentasi sebagai berikut :


ah

1. Foto-foto saksi korban tidak mengandung Unsur Pornografi dan


R

Kesusilaan berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008


es

tentang Pornografi ;
M

ng

on
gu

Hal. 11 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2. Foto-foto saksi korban diperoleh dari HP Blackberry milik saksi korban

si
yang disita oleh Kepolisian ;
3. Foto-foto saksi korban yang dihadirkan tidak membuktikan telah

ne
ng
terjadi penyebaran foto di Media Sosial Facebook ;
4. Saksi Ahli tidak pernah melakukan pemeriksaan terhadap HP
Blackberry tempat foto-foto saksi korban berasal ;

do
gu 5. Foto-foto saksi korban yang dihadirkan ini merupakan bagian dari
skenario rekayasa kasus yang cacat hukum ;

In
A
Dengan argumentasi hukum yang jelas dan berdasar yang disampaikan
oleh Pemohon Kasasi di atas, Pemohon Kasasi memohon kepada Judex
ah

lik
Juris agar menolak dengan tegas barang bukti foto-foto saksi korban ini ;
Dari semua barang bukti yang dihadirkan tersebut, Pemohon Kasasi
menyimpulkan bahwa semua barang bukti yang dihadirkan tersebut
am

ub
adalah mengada-ada dan tidak memiliki nilai sama sekali sebagai alat
bukti. Pemohon Kasasi memohon kepada Judex Juris agar menolak
ep
dengan tegas semua barang bukti yang dihadirkan, karena semuanya
k

merupakan bagian dari skenario rekayasa kasus yang cacat hukum;


ah

Mengenai foto-foto saksi korban yang tidak mengandung unsur


R

si
pornografi/kesusilaan, telah dikuatkan oIeh penelitian dan penyelidikan
yang dilakukan oleh Ditreskrimum dan Irwasda Polda Jabar pada peran

ne
ng

balik Pemohon Kasasi terhadap saksi korban di Polda Jabar sebagai


pihak yang membuat foto. Hal ini akan Pemohon Kasasi jelaskan secara

do
gu

khusus pada bagian selanjutnya ;


II. Kasus ITE/Pornografi yang didakwakan kepada Pemohon Kasasi ini
merupakan Kasus Rekayasa
In
A

Latar belakang Pemohon Kasasi dilaporkan oleh Sdri. Maya di Polresta


Bogor untuk dugaan pidana mendistribusikan dokumen elektronik yang
ah

lik

mengandung muatan pornografi / kesusilaan ;


1. Pada Tanggal 13 Agustus 2013 Pukul 22.00 WIB telah terjadi tindak
m

ub

pidana pengeroyokan, perampasan barang dan data elektronik, serta


pencemaran nama baik terhadap Pemohon Kasasi, yang dilakukan oleh
ka

adik dan kakak Sdri. Maya. (Foto Pemohon Kasasi dengan para pelaku
ep

sesaat setelah dianiaya Pemohon Kasasi lampirkan - Lampiran 3) ;


ah

2. Melalui barang-barang elektronik milik Pemohon Kasasi yang dirampas


R

oleh keluarga Sdri. Maya berupa CPU Komputer, Lap Top, Komputer
es

Tablet, dan 3 buah telpon genggam, para kriminil ini kemudian membajak
M

ng

on
gu

Hal. 12 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Akun Fb milik Pemohon Kasasi dan melakukan perbuatan pencemaran

si
nama baik di dalamnya (SP2HP Kasus Perampasan dan Bukti screen
shot pencemaran nama baik terhadap Pemohon Kasasi oleh keluarga

ne
ng
Sdri. Maya di Media Sosial FB, Pemohon Kasasi lampirkan - Lampiran 4).
Sampai saat ini, Akun Facebook Pemohon Kasasi masih berada dalam
penguasaan keluarga Sdri. Maya. (Bila apa yang dituduhkan kepada

do
gu Pemohon Kasasi perihal penyebaran foto-foto Sdri. Maya di Media Sosial
Fb dengan Akun Fb milik Pemohon Kasasi benar adanya, seharusnya

In
A
hadirkan Akun FB Pemohon Kasasi yang mereka rampas di persidangan
untuk membuktikan semuanya) ;
ah

lik
3. Atas tindak pidana yang terjadi pada Pemohon Kasasi, maka pada
Tanggal 26 September 2013, Pemohon Kasasi membuat laporan polisi di
Polresta Bogor (Surat Laporan Pemohon Kasasi lampirkan - Lampiran 5);
am

ub
4. Tidak lama setelah itu, kedua orang pelaku ditetapkan sebagai
Tersangka oleh Polresta Bogor ;
ep
5. Keluarga para Tersangka mengajukan perdamaian kepada Pemohon
k

Kasasi ;
ah

6. Pemohon Kasasi menolak perdamaian ;


R

si
7. Tidak terima karena keinginan perdamaiannya ditolak Pemohon Kasasi,
pada Hari Sabtu Tanggal 26 Oktober 2013, Pemohon Kasasi dilaporkan

ne
ng

oleh seorang perempuan bernama Mashasy alias Maya (Saudara


perempuan para tersangka) di Polresta Bogor atas tuduhan memposting

do
gu

foto asusila Sdri. Maya di Media Sosial Facebook yang kasusnya sedang
diperkarakan ini. Setelah itu, kemudian Pemohon Kasasi langsung
ditetapkan sebagai tersangka oleh Polresta Bogor. Pemohon Kasasi
In
A

kemudian protes atas penetapannya sebagai tersangka kepada Polresta


Bogor dengan alasan sebagai berikut :
ah

lik

● Ini merupakan kasus rekayasa yang tidak pernah terjadi yang


bertujuan untuk menekan Pemohon Kasasi agar mau berdamai ;
m

ub

● Tidak ada bukti apa pun yang menunjukkan adanya penyebaran foto
Sdri. Maya di Media Sosial Facebook. Baik saksi korban maupun
ka

saksi-saksi lainnya, tidak ada satu pun yang dapat menghadirkan


ep

screen shot ketika foto saksi korban diposting di Media Sosial


ah

Facebook bila apa yang dituduhkan kepada Pemohon Kasasi benar


R

adanya. Padahal pengambilan sebuah screen shoot hanya


es

membutuhkan waktu 1 sampai 2 detik saja ;


M

ng

on
gu

Hal. 13 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
● Materi foto yang dilaporkan tidak memenuhi Unsur Pornografi /

si
Kesusilaan seperti yang dijelaskan oleh Undang-Undang Nomor 4
Tahun 2008 tentang Pornografi yang mengatakan bahwa yang

ne
ng
dimaksud dengan “mengesankan ketelanjangan” adalah “kondisi
seseorang yang menggunakan penutup tubuh, tetapi masih
menampakkan alat kelamin secara eksplisit”. Semua materi foto yang

do
gu dilaporkan sama sekali tidak memenuhi unsur yang telah dijelaskan
oleh Undang-Undang Pornografi tersebut ;

In
A
● Tidak ada satu pun barang elektronik milik Pemohon Kasasi yang
disita oleh pihak kepolisian. Itu artinya tidak ada satu pun barang
ah

lik
elektronik yang diduga dipergunakan oleh Pemohon Kasasi untuk
melakukan delik. (Pasal 45 ayat (5) huruf e Undang-Undang Nomor
11 Tahun 2008 tentang ITE). Dengan demikian, tidak ada dokumen
am

ub
elektronik apapun yang dapat menunjukkan bahwa Pemohon Kasasi
telah melakukan delik ;
ep
● Barang bukti yang dihadirkan mengada-ada dan tidak ada korelasi
k

nya dengan apa yang dituduhkan ;


ah

● Saksi AhIi yang dihadirkan tidak melakukan pemeriksaan apapun


R

si
terhadap barang bukti yang dihadirkan. Padahal itu merupakan
tugasnya. Pada Pasal 43 ayat (5) huruf e UU Nomor 11 Tahun 2008

ne
ng

tentang ITE dikatakan: “Melakukan pemeriksaan terhadap alat


dan/atau sarana yang berkaitan dengan kejahatan teknologi informasi

do
gu

yang diduga digunakan untuk melakukan tindak pidana berdasarkan


undang-undang ini” ;
Ill. Ada bukti baru hasil penelitian dan penyelidikan Ditreskrimum Polda Jabar
In
A

yang menyatakan bahwa foto-foto saksi korban yang dihadirkan sebagai


barang bukti pada kasus ini adalah tidak mengandung unsur pornografi dan
ah

lik

kesusilaan.
1. Setelah Pemohon Kasasi mengajukan keberatan dengan alasan-alasan
m

ub

yang dikemukakan di atas, pihak kepolisian tidak menggubris dan terus


melanjutkan proses hukum kasus rekayasa ini. Kemudian Pemohon
ka

Kasasi mencoba langkah hukum lain dengan melaporkan balik Saksi


ep

Korban Sdri. Maya di Polresta Bogor sebagai pihak yang membuat foto.
ah

Namun Poiresta Bogor yang sudah berkolusi dengan keluarga Sdri. Maya
R

pun tidak mau menerima laporan polisi Pemohon Kasasi. (Jelas saja
es

Polresta Bogor tidak mau menerima laporan balik Pemohon Kasasi


M

ng

on
gu

Hal. 14 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
karena ini merupakan kasus rekayasa yang tidak memenuhi unsur tindak

si
pidana). Akhirnya pada Tanggal 2 April 2014, Pemohon Kasasi
melaporkan balik Sdri. Maya sebagai pihak yang membuat foto di Polda

ne
ng
Jabar dengan materi foto yang sama. (Laporan Polisi Nomor:
LPB/278/IV/2014/JABAR - Lampiran 6);
2. Setelah Ditreskrimum dan Irwasda Polda Jabar melakukan penelitian dan

do
gu penyelidikan, akhirnya pada Tanggal 17 Desember 2014 dan 24
Desember 2014, Ditreskrimum dan Irwasda Polda Jabar mengirimkan

In
A
surat pemberitahuan secara resmi kepada Pemohon Kasasi yang isinya
menjelaskan bahwa “proses perkara yang Pemohon Kasasi laporkan
ah

lik
tidak dapat ditindakianjuti ke tingkat penyelidikan sehubungan dengan
tidak terpenuhinya unsur-unsur pasal yang dipersangkakan”.
Ditreskrimum dan Irwasda Polda Jabar menyampaikan kepada Pemohon
am

ub
Kasasi bahwa materi foto yang dilaporkan oleh Pemohon Kasasi tidak
memenuhi unsur pornografi/kesusilaan. (Dapat dikonfirmasikan kepada
ep
Polda Jabar). (Surat dan Ditreskrimum dan Irwasda Polda Jabar
k

Pemohon Kasasi lampirkan - Lampiran 7) ;


ah

Dengan keluarnya surat resmi hasil penelitian dan penyelidikan yang


R

si
dilakukan oleh Polda Jabar, hal ini sudah dapat membuktikan dengan
terang benderang bahwa proses hukum yang dilakukan oleh Penyidik

ne
ng

Polresta Bogor, JPU, dan Majelis Hakim terhadap Pemohon Kasasi


berkaitan dengan dugaan penyebaran foto Sdri. Maya di Media Sosial

do
gu

Facebook merupakan sebuah Kasus Rekayasa yang cacat hukum dan


tidak memenuhi unsur pidana. Sekali lagi Pemohon Kasasi ingin
sampaikan bahwa Polda Jabar melalui Ditreskrimum dan Irwasda nya
In
A

telah menyatakan secara resmi bahwa materi foto yang dilaporkan oleh
Pemohon Kasasi di Polda Jabar, yang juga merupakan foto yang sama
ah

lik

yang dijadikan sebagai barang ukti oleh Sdri. Maya di Polresta Bogor,
adalah “tidak memenuhi unsur pornografi/kesusilaan”. Foto yang
m

ub

dilaporkan sama, namun kesimpulannya berbeda. Polresta Bogor dengan


skenario rekayasa kasusnya mengatakan bahwa foto-foto tersebut
ka

mengandung unsur pornografi/kesusilaan. Namun Polda Jabar dengan


ep

kesimpulan hasil penyelidikannya yang obyektif mengatakan bahwa foto-


ah

foto tersebut tidak mengandung unsur pornografi/kesusilaan ;


R

Surat dari Ditreskrimum dan Irwasda Polda Jabar ini merupakan bukti
es

baru yang Pemohon Kasasi lampirkan dalam Memori Kasasi ini. Dengan
M

ng

on
gu

Hal. 15 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
terbitnya surat hasil penyelidikan terhadap materi foto Sdri. Maya yang

si
Pemohon Kasasi laporkan di Polda Jabar, Pemohon Kasasi memohon
kepada Judex Juris agar dapat menyimpulkan bahwa kasus yang

ne
ng
didakwakan kepada Pemohon Kasasi ini merupakan sebuah kasus
rekayasa yang cacat hukum dan membebaskan Pemohon Kasasi dari
segala dakwaan ;

do
gu Atas dasar surat dari Ditreskrimum dan Irwasda Polda Jabar ini, saat ini,
baik Penyidik, JPU, maupun Majelis Hakim yang memutus perkara ini,

In
A
sedang dan akan akan Pemohon Kasasi laporkan ke Propam
Kompolnas, Jamwas-Komisi Kejaksaan, dan Komisi YudisiaI. Pemohon
ah

lik
Kasasi juga sedang berkoordinasi dengan Kompolnas, Komnasham,
Kontras, Ombudsman, LPSK, IPW, LBH, KPK, dan lembaga-lembaga
Iain berkaitan dengan Perkara Pornografi dan ITE Rekayasa ini dan
am

ub
perkara pidana lainnya (pengeroyokan, perampasan barang dan data
elektronik, pencemaran nama baik, pelecehan, penghinaan, dan lain-lain)
ep
yang dilakukan oleh keluarga Sdri. Maya terhadap Pemohon Kasasi.
k

(Surat dari Komnasham Pemohon Kasasi lampirkan - Lampiran 8).


ah

Pemohon Kasasi juga sedang berkoordinasi dengan beberapa media


R

si
elektnonik, media cetak, dan media online nasional agar bisa menggelar
semua perkara ketidakadilan penegakan hukum ini secara terbuka di

ne
ng

media sehingga dapat terungkap semuanya secara gamblang siapa saja


yang bermain di dalamnya;

do
gu

Bukti-bukti baru lainnya yang muncul berkaitan dengan hasil laporan dan
penyelidikan Rekayasa Kasus Pornografi/ITE ini oleh lembaga-lembaga
yang Pemohon Kasasi sampaikan di atas setelah memori kasasi ini
In
A

dikirimkan kepada Judex Juris, akan Pemohon Kasasi kirimkan kemudian


kepada Judex Juris sebagai bukti susulan;
ah

lik

Dari semua uraian Pemohon Kasasi di atas, jelas terlihat bahwa telah
terjadi Pemutarbalikkan Fakta oleh para penegak hukum. Yang
m

ub

sesungguhnya menjadi korban tindak pidana berlapis adalah Pemohon


kasasi, namun fakta tersebut diputarbalikkan melalui sebuah konspirasi
ka

jahat sehingga malah membuat Pemohon Kasasi yang dipidana. Oleh


ep

karena itu, Pemohon Kasasi memohon kepada Judex Juris sebagai


ah

lembaga yang memiliki kredibilitas tinggi agar berkenan memutuskan


R

semua rantai konspirasi jahat yang dilakukan terhadap diri Pemohon


es
M

ng

on
gu

Hal. 16 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kasasi dan membebaskan Pemohon Kasasi dari segala tekanan hukum

si
yang ada;
 Contoh Kasus Cyber Crime di Indonesia

ne
ng
dalam sejarah proses Penegakan Hukum Pidana ITE di Indonesia, belum
pernah ada satu kasus pun yang menghasilkan putusan bersalah pada
pelaku pidana nya tanpa barang bukti yang nyata yang dipersyaratkan

do
gu oleh Undang-Undang ITE. Untuk lebih jelasnya, maka Pemohon Kasasi
akan memberikan beberapa contoh Kasus Pidana ITE yang pernah

In
A
terjadi di Indonesia beserta barang bukti yang dihadirkan :
1. Kasus Florence Sihombing yang mengatakan di Jejaring Sosial Path
ah

bahwa Orang Yogyakarta “miskin, „toIoI, dan tak berbudaya”;

lik
Barang buktinya berupa screen shot status nya tersebut;
2. Kasus Prita Mulyasari yang mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit
am

ub
Omni Internasional melalui surat elektronik yang kemudian menyebar
ke berbagai mailing list di dunia maya;
ep
Barang bukti yang dihadirkan berupa screen shot email;
k

3. Kasus Luna Maya yang dalam akun twitter nya menyebutkan bahwa
ah

“infotainment derajatnya lebih hina dari pada pelacur dan pembunuh”;


R

si
Barang bukti yang dihadirkan adalah screen shot kicauan nya di
twitter ;

ne
ng

4. Kasus Video Porno Ariel Peterpan.


Barang bukti yang dihadirkan adalah video pornonya;

do
gu

5. Kasus Benny Handoko, pemilik akun Twitter @benhan, yang


menyatakan bahwa politisi Muhammad Misbakhun merupakan
“perampok” Bank Century ;
In
A

Barang bukti yang dihadirkan berupa screen shot kicauan Benhan di


twitter;
ah

lik

6. Kasus status di BlackBerry Messenger aktivis anti korupsi Makassar,


Muhammad Arsyad yang menuliskan status “No Fear Nurdin Halid
m

ub

Koruptor!!! Jangan piIih adik koruptor!!!” ;


Barang bukti yang dihadirkan adalah screen shot Blackberry
ka

Messenger;
ep

7. Kasus penyebaran video mesum Wakil Bupati Bogor yang melibatkan


ah

mantan Ketua DPD PDIP Jawa Barat Rudy Harsa Tanaya ;


R

Barang bukti yang dihadirkan berupa video mesum ;


es
M

ng

on
gu

Hal. 17 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
8. Kasus penguploadan foto bugil pacar ke jejaring sosial facebook oleh

si
seorang pemuda bernama Rafli Prawandiko (25), warga Perum Jati
Karang, Krian, Sidoarjo ;

ne
ng
Barang bukti yang dihadirkan berupa screen shoot saat foto bugil
diposting ke jejaring sosial facebook;
9. Kasus seorang pemuda berinisial AK (28) yang mengunggah foto

do
gu bugil Mahasiswi lAIN (23) mantan pacarnya di Facebook ;
Barang bukti yang dihadirkan berupa screen shot ketika foto bugil

In
A
tersebut disebarkan di media sosial facebook;
10. Kasus penyebaran foto bugil guru SMP di Palembang berinisial NA di
ah

lik
media sosial facebook oleh kekasihnya yang bernama Pandu alias
Albert ;
Barang bukti yang dihadirkan adalah screen shot ketika foto bugil
am

ub
diposting di facebook;
Namun pada kasus yang didakwakan kepada Pemohon Kasasi, apa
ep
barang bukti yang dihadirkan ? Yang dihadirkan hanya lah “rangkaian
k

kebohongan, kepalsuan, dan tuduhan-tuduhan yang dikemas dalam


ah

sebuah sandiwara penegakan hukum”. Dan sekian banyak saksi yang


R

si
dihadirkan, tidak ada satu pun yang dapat menghadirkan screen shot
saat foto sedang di posting di media social facebook. Sungguh hal yang

ne
ng

tidak masuk di akal. Padahal untuk mengambil sebuah screen shot hanya
membutuhkan waktu satu sampai dua detik saja. Anak sekolah dasarpun

do
gu

dapat melakukan itu dengan mudah. Sebenarnya ini sudah jelas


memberikan petunjuk bahwa tidak pernah terjadi pemostingan foto-foto
saksi korban di media sosial facebook atas nama akun facebook siapa
In
A

pun dan oleh siapa pun ;


III. Judex Facti mengabaikan keterangan saksi-saksi yang sarat dengan
ah

lik

kebohongan dan tidak adanya kesesuaian satu sama lain (telah Pemohon
Kasasi uraikan semuanya secara detail di Memori Banding dan Pledoi).
m

ub

Serta Judex Facti mengabaikan kedudukan saksi-saksi yang dihadirkan


yang pada hakekatnya tidak memenuhi persyaratan sebagai saksi karena
ka

tidak ada satu orang pun saksi yang memberikan keterangan pernah melihat
ep

Terdakwa melakukan delik yang dituduhkan.


ah

“Keterangan saksi yang mempunyai nilai ialah keterangan yang sesuai


R

dengan apa yang dijelaskan oleh Pasal 1 angka 27 KUHAP : yang saksi lihat
es
M

ng

on
gu

Hal. 18 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sendiri, saksi dengar sendiri, dan saksi alami sendiri, serta menyebut alasan

R
dan pengetahuannya itu”

si
Hal-hal penting yang diabaikan oleh Judex Facti berkaitan dengan

ne
ng
kerancuan / kebohongan keterangan aksi adalah sebagai berikut:
A. Saksi Korban Mashasy alias Maya
1. Dalam persidangan, saksi korban mengaku bahwa ia pernah

do
gu memberikan HP Smartfren kepada Terdakwa dengan maksud untuk
dibayari oleh Terdakwa (Putusan Hakim hal-7 poin 5 dan 6) yang

In
A
mana di dalamnya terdapat foto-foto saksi korban. Yang kemudian
berdasarkan tuduhan dan saksi korban, foto-foto tersebut diposting
ah

lik
oleh Terdakwa di Media Sosial Facebook;
Berkaitan dengan hal ini, keterangan saksi korban selalu berubah-
ubah perihal merk HP. Pada satu kesempatan saksi korban
am

ub
mengatakan merk HPnya adalah smartfren dan pada kesempatan
yang lain aksi korban mengatakan merk HPnya adalah Nexian. (Telah
ep
dijelaskan di memori banding dan pledoi). lni jelas telah memberikan
k

petunjuk bahwa saksi korban telah mengarang cerita tentang hal ini.
ah

Ciri-ciri orang yang suka berbohong adalah keterangannya selalu


R

si
berubah-ubah. Yang kemudian dikuatkan kembali oleh dihadirkannya
kuitansi pembelian kedua merk HP tersebut di persidangan oleh

ne
ng

Pemohon Kasasi untuk membuktikan bahwa kedua merk HP tersebut


merupakan milik Pemohon Kasasi yang dibeli sendiri di toko-toko HP

do
gu

yang tertera jelas pada kuitansinya. Bahkan HP-HP tersebut dibeli


oleh Pemohon Kasasi pada masa Pemohon Kasasi dan saksi korban
belum berhubungan pacaran. (Judex Facti mengabaikan bukti kuitansi
In
A

yang dihadirkan oleh Pemohon Kasasi dan akan Pemohon Kasasi


lampirkan kmbaIi di Memori Kasasi - Lampiran 9). Dengan demikian,
ah

lik

maka keterangan saksi korban yang mengatakan bahwa Terdakwa


mengambil foto dari HP Nexian/Smartfren tersebut yang kemudian di
m

ub

upload oleh Terdakwa ke media sosial facebook otomatis juga


merupakan sebuah kebohongan ;
ka

Seharusnya ini semua sudah cukup menjadi petunjuk yang jelas bagi
ep

Judex Facti untuk menarik kesimpulan bahwa saksi korban telah


ah

berbohong. Namun Judex Facti mengabaikan hal ini. Dan yang


R

terpenting adalah, merk-merk HP yang disebutkan oleh saksi korban


es

tersebut bukan merupakan barang bukti yang disita oleh penyidik dan
M

ng

on
gu

Hal. 19 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dihadirkan dalam persidangan (tidak ada di dalam daftar barang bukti-

si
putusan Hakim hal 23);
Justru yang sebenarnya, Pemohon KasasiIah yang pernah

ne
ng
menghadiahi saksi korban sebuah Smartphone Samsung Galaxy
Grand seharga Rp4 jt. Smartphone ini dikirimkan oleh Pemohon
Kasasi melalui jasa pengiriman JNE. (Bukti pengiriman Pemohon

do
gu Kasasi lampirkan - Lampiran 10);
Judex Facti telah mengabaikan bukti kuitansi pembelian HP yang

In
A
dihadirkan oleh Pemohon Kasasi dan mempercayai semua
kebohongan keterangan saksi korban;
ah

lik
2. Dalam persidangan, saksi korban memberikan keterangan bahwa
Terdakwa pernah mengirim pesan chating via aplikasi whatsapp yang
isinya sebagai berikut :
am

ub
”aku masih berusaha untuk tidak mengupload foto-foto kamu sekuat
tenaga aku tapi aku ga tau sampai berapa lama bisa bertahan, aku
ep
ingat kejadian 9 tahun yang lalu”. (putusan hakim hal-7 poin 7) ;
k

Dalam persidangan dan dalam pledoi, Pemohon Kasasi membantah


ah

akan hal ini. Print out yang dihadirkan dalam persidangan merupakan
R

si
rekayasa saksi korban belaka seperti yang telah Pemohon Kasasi
jelaskan Bab tentang barang bukti. Print out ini dibuat sendiri oleh

ne
ng

saksi korban untuk menguatkan kebohongannya seolah-olah benar


pernah terjadi tindak pidana penguploadan foto-foto saksi korban di

do
gu

media sosial facebook ;


Untuk menguatkan argumentasi Pemohon Kasasi yang mengatakan
bahwa saksi korban telah berbohong berkaitan dengan print out ini
In
A

adalah sebagai berikut :


 Ada 3 masa yang dimunculkan oleh saksi korban tentang kapan
ah

lik

pesan chating whatsapp ini dikirimkan oleh Terdakwa kepada


saksi korban. (Keterangan saksi korban berubah-ubah);
m

ub

Di BAP Polisi, saksi korban mengatakan bahwa pesan whatsapp


tersebut dikirimkan pada Bulan Juni 2013. Dalam persidangan,
ka

keterangannya berubah dan mengatakan bahwa pesan whatsapp


ep

tersebut dikirimkan pada Bulan Juli 2013. Saksi korban dalam


ah

keterangannya mengatakan bahwa Terdakwa mengirimkan pesan


R

whatsapp tersebut karena sakit hati diputuskan hubungan oleh


es

saksi korban pada tanggal 12 Agustus 2013 (putusan hakim hal-


M

ng

on
gu

Hal. 20 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
8). Bila pesan whatsapp itu benar adanya, seharusnya pesan

si
whatsapp itu dikirimkan pada masa setelah tanggal 12 Agustus
2013 (pada masa setelah putus hubungan) dan bukan dikirimkan

ne
ng
pada Bulan Juni atau Juli 2013 seperti apa yang dikatakan oleh
saksi korban. Ini jelas menegaskan bahwa saksi korban telah
berbohong dan mengarang cerita tentang pesan whatsapp ini;

do
gu  Print out percakapan whatsapp tidak ada sumber aslinya;
Dalam persidangan, saksi korban tidak dapat menghadirkan

In
A
sumber asli dan print out percakapan whatsapp. Saksi Ahli ITE
yang dihadirkan yang bernama Wahyu Catur Wibowo mengatakan
ah

di dalam BAP Polisi dan di dalam persidangan bahwa “print out

lik
hanya dapat dijadikan sebagai barang bukti selama sumber
aslinya masih ada”. Saksi ahli menambahkan bahwa “print out
am

ub
yang tidak ada sumber aslinya seperti itu dapat dibuat oleh siapa
saja sekehendak hatinya” dan keterangan ini beliau sampaikan di
ep
muka persidangan di hadapan Majelis Hakim. (Judex Facti
k

mengabaikan keterangan saksi ahli yang mengatakan bahwa bukti


ah

print out whatsapp yang dihadirkan adalah tidak sah) ;


R

si
Yang seharusnya dihadirkan di persidangan adalah bukti ketika
foto tersebut sedang diposting di media sosial facebook, bila

ne
ng

penyebaran foto pernah terjadi. Namun tak ada seorang pun saksi
yang dapat menghadirkannya;

do
gu

Judex Facti mengabaikan keterangan Saksi Ahli ITE Wahyu Catur


Wibowo yang mengatakan bahwa Bukti print out yang dihadirkan
adalah tidak sah karena sumber aslinya tidak ada ;
In
A

3. Dalam persidangan, saksi korban mengatakan bahwa ia pernah


melihat Handphone Nexian milik Terdakwa di Kantor Penyidik sebagai
ah

lik

salah satu barang bukti, yang mana di dalamnya terdapat foto-foto


saksi korban. (putusan hakim hal - 8 poin 19) ;
m

ub

Keterangan ini sudah sangat jelas merupakan kebohongan saksi korban.


Hal ini terbukti dengan tidak ada HP Nexian yang saksi korban sebutkan
ka

sebagai salah satu barang bukti yang dihadirkan di persidangan. Dan


ep

barang bukti foto yang dihadirkan tidak berasal dari barang elektronik apa
ah

pun milik Terdakwa. (Dapat dilihat dan daftar barang bukti yang
R

dihadirkan di persidangan-putusan hakim hal-23);


es
M

ng

on
gu

Hal. 21 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Judex Facti mengabaikan kebohongan keterangan saksi korban yang

si
mengatakan pernah melihat HP Nexian milik Terdakwa di Kepolisian
yang kemudian dijadikan sebagai salah satu barang bukti di persidangan;

ne
ng
B. Saksi Bunyanudin Marsoes
1. Dalam poin ke-1 (Putusan Hakim hal-9), Saksi Bunyanudin
mengatakan bahwa Terdakwa datang ke rumah saksi pada Hari

do
gu Selasa Tanggal 12 Agustus 2013 sekitar pukul 21.30 WIB, dalam
keadaan tegang berkata kepada saksi “Mana kakak mu dan bapak

In
A
mu, saya mau ketemu” ;
Saksi Bunyanudin berkata dalam persidangan bahwa ia tidak sedang
ah

lik
berada di rumah saksi korban ketika Terdakwa datang ke rumah saksi
untuk bertemu dengan ayah saksi korban. Lalu bagaimana bisa Saksi
Bunyanudin mengatakan bahwa ia melihat Terdakwa datang ke
am

ub
rumah saksi korban pada Hari Selasa Tanggal 12 Agustus 2013
sekitar pukul 21.30 WIB, dalam keadaan tegang dan berkata kepada
ep
saksi “mana kakakmu dan bapak mu, saya mau ketemu”. Pemohon
k

Kasasi ingin menegaskan bahwa Sdr. Saksi Bunyanudin tidak pernah


ah

memberikan keterangan di poin 1 putusan hakim ini baik di


R

si
persidangan mau pun di BAP Polisi. Pemohon Kasasi keberatan
dengan keterangan palsu yang ada di putusan Hakim ini ;

ne
ng

2. Pemohon Kasasi juga berkeberatan dengan keterangan Saksi


Bunyanudin di poin ke-2 (Putusan Hakim hal. 9) karena Saksi

do
gu

Bunyanudin mengatakan dalam persidangan bahwa pada tanggal 13


Agustus 2013 ia tidak sedang berada di rumah saksi korban di Ciawi,
melainkan berada di rumahnya sendiri di Cikaret. Lalu bagaimana
In
A

kemudian Saksi Bunyanudin mengatakan bahwa pada TgI 13 Agustus


2013 ia juga berada di rumah saksi korban di Ciawi? ini merupakan
ah

lik

sebuah keterangan yang penuh dengan kebohongan dan tidak masuk


di akal, seseorang bisa berada pada dua tempat yang berbeda pada
m

ub

waktu yang sama. ini sudah jelas menunjukan bahwa semua


keterangan merupakan rekayasa belaka;
ka

Pemohon Kasasi ingin mengatakan bahwa Sdr. Saksi Bunyanudin


ep

tidak pernah memberikan keterangan poin 2 putusan Hakim ini baik di


ah

persidangan maupun di BAP Polisi. Pemohon Kasasi berkeberatan


R

dengan keterangan palsu ini ;


es
M

ng

on
gu

Hal. 22 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Pada poin ke-3 (Putusan Hakim hal-9), Saksi Bunyanudin

si
mengatakan bahwa ia melihat tampilan foto-foto saksi korban di
sebuah akun FB dengan nama akun Maya Saleh Alatas pada tanggal

ne
ng
13 Agustus 2013
Disini jelas diterangkan bahwa tidak ada akun milik Terdakwa Hasan
Alatas yang memuat foto-foto saksi korban. Tapi dikatakan oleh Saksi

do
gu Bunyanudin bahwa akun FB yang memuat foto-foto saksi korban
adalah akun FB atas nama Maya Saleh Alatas. Sebenarnya ini sudah

In
A
merupakan petunjuk yang jelas bagi Hakim bahwa Terdakwa tidak
dapat dipersalahkan berkaitan dengan apa yang didakwakan
ah

lik
kepadanya karena Terdakwa tidak tahu menahu perihal pemostingan
foto saksi korban di Facebook. Cerita tentang pemostingan foto di FB
merupakan rekayasa belaka dan tidak pernah terjadi. ini terbukti
am

ub
dengan tidak dapat dihadirkannya satu screen shoot pun ketika foto-
foto tersebut sedang diposting di FB ;
ep
4. Dalam poin 4 (putusan hakim hal-9), Saksi Bunyanudin menerangkan
k

bahwa akun FB atas nama Maya Saleh Alatas merupakan akun FB


ah

atas nama Terdakwa yang kemudian diubah nama menjadi Maya


R

si
Saleh Alatas.
Bagaimana bisa Saksi Bunyanudin memfitnah Pemohon Kasasi

ne
ng

seperti itu. Sementara Pemohon Kasasi dan Saksi Bunyanudin saja


tidak saling berteman di Facebook. Di persidangan pun Saksi

do
gu

Bunyanudin tidak dapat membuktikan semua tuduhan-tuduhannya


dengan bukti-bukti elektronik apapun. Jelas ini merupakan sebuah
kebohongan yang dikarang oleh Saksi Bunyanudin, namun Hakim
In
A

mengabaikan hal ini. Pemohon Kasasi bahkan sudah lama tidak aktif
di Media Sosial Facebook ;
ah

lik

5. Dalam poin 9 (Putusan Hakim hal-10) diterangkan bahwa Saksi


Bunyanudin mendengar Terdakwa berkata “Apabila Maya tetap
m

ub

memutuskan hubungan pacaran dengan Terdakwa, maka Terdakwa


akan mengangkat foto-foto Maya ke dalam akun Facebook” dan
ka

mengeluarkan kata-kata kotor;


ep

Pemohon Kasasi sangat keberatan dengan keterangan ini. Sekali lagi


ah

Pemohon Kasasi ingin menegaskan bahwa Saksi Bunyanudin tidak


R

berada di rumah saksi korban ketika Pemohon Kasasi datang ke


es

rumah saksi korban untuk bertemu ayah saksi korban. Ini diterangkan
M

ng

on
gu

Hal. 23 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pula oleh Saksi Bunyanudin di persidangan. Lalu bagaimana bisa

si
Saksi Bunyanudin kemudian mengatakan ia mendengar Terdakwa
berkata “apabila Maya tetap memutuskan hubungan pacaran dengan

ne
ng
Terdakwa, maka Terdakwa akan mengangkat foto-foto Maya ke
dalam akun facebook” dan mengeluarkan kata-kata kotor. ini sudah
jelas nemperlihatkan bahwa banyak kebohongan dan kerancuan pada

do
gu keterangan Saksi Bunyanudin yang tidak masuk di akal dan
bertentangan satu sama lain;

In
A
Pemohon Kasasi ingin menegaskan bahwa Sdr. Saksi Bunyanudin
tidak pernah memberikan keterangan yang ada di poin 9 putusan
ah

lik
Hakim ini baik di persidangan maupun di BAP Polisi. Pemohon Kasasi
berkeberatan dengan keterangan palsu ini ;
6. Dalam poin 10 dan 11 (Putusan Hakim hal.10), Saksi Bunyanudin
am

ub
menerangkan bahwa ia melihat foto-foto saksi korban di dalam hard
disc milik Terdakwa dan menjadikan handphone Terdakwa sebagai
ep
barang bukti;
k

Ini jelas-jelas merupakan keterangan palsu. Terlalu banyak rekayasa


ah

yang dibuat dalam perkara yang didakwakan kepada Pemohon


R

si
Kasasi. Pada saat barang-barang elektronik milik Pemohon Kasasi
dirampas oIeh keluarga saksi korban, Saksi Bunyanudin tidak berada

ne
ng

di tempat kejadian. ini diterangkan sendiri oleh Saksi Bunyanudin di


persidangan. Lalu bagaimana bisa Saksi Bunyanudin yang tidak

do
gu

berada di lokasi dapat mengatakan bahwa ia melihat ada foto-foto


saksi korban di hard disc milik Terdakwa ?
Dapat dilihat di daftar barang bukti (putusan Hakim hal-23) tidak ada
In
A

satupun barang-barang elektronik milik Terdakwa yang dijadikan


sebagai barang bukti dan dihadirkan di persidangan. Pemohon Kasasi
ah

lik

sangat keberatan dengan keterangan ini. Ini keterangan palsu dan


penuh dengan kebohongan. Sekali lagi Pemohon Kasasi ingin
m

ub

mengatakan bahwa Sdr. Saksi Bunyanudin tidak pernah memberikan


keterangan yang ada di poin 10 dan 11 putusan Hakim ini baik di
ka

persidangan maupun di BAP Polisi. Pemohon Kasasi berkeberatan


ep

dengan keterangan palsu di putusan Hakim ini ;


ah

7. Dalam poin 13 (Putusan Hakim hal-10), dituliskan sebuah keterangan


R

Saksi Bunyanudin yang mengatakan bahwa barang-barang milik


es

Terdakwa berupa lap top, hard disc, Cpu, diperintahkan oleh Salim
M

ng

on
gu

Hal. 24 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dan disaksikan oleh Terdakwa supaya diambil dan dibawa pulang ke

si
rumah saksi;
Sekali lagi Pemohon Kasasi berkeberatan dengan keterangan ini.

ne
ng
Saksi Bunyanudin tidak berada di tempat kejadian ketika barang-
barang elektronik milik Pemohon Kasasi dirampas dan ini dikatakan
juga oleh Saksi Bunyanudin di persidangan. Lalu bagaimana Saksi

do
gu Bunyanudin bisa memberikan kesaksian seolah-olah ia berada di
tempat kejadian. Untuk ke sekian kalinya terjadi pemberian

In
A
keterangan palsu yang sangat merugikan Pemohon Kasasi. mohon
Kasasi sekali lagi ingin mengatakan bahwa Sdr. Saksi Bunyanudin
ah

lik
tidak pernah memberikan keterangan di poin 13 putusan Hakim ini
baik di persidangan maupun di BAP Polisi. Pemohon Kasasi
berkeberatan dengan keterangan palsu ini ;
am

ub
8. Dalam poin 14 (putusan hakim hal-10), Saksi Bunyanudin
mengatakan bahwa ia memiliki hubungan pertemanan di Facebook
ep
dengan Terdakwa.
k

Ini merupakan keterangan yang tidak benar. Terbukti dengan tidak


ah

dapatnya saudara Saksi Bunyanudin untuk membuktikan bahwa ia


R

si
berteman dengan Pemohon Kasasi di FB. Pemohon Kasasi tidak
pernah berteman dengan Saksi Bunyanudin baik di Facebook

ne
ng

maupun di dunia nyata. Bahkan Pemohon Kasasi udah lama tidak


aktif di Media Sosial Facebook ;

do
gu

Secara keseluruhan Pemohon Kasasi ingin mengatakan bahwa ada 8


poin keterangan Saksi Bunyanudin yang dituliskan di putusan Hakim
ini yang penuh dengan kebohongan dan saling bertentangan satu
In
A

sama lain serta sangat merugikan Pemohon Kasasi. Serta 8 poin


keterangan ini tidak pernah disampaikan oleh saksi Bunyanudin baik
ah

lik

di persidangan maupun di BAP Polisi. Kemungkinan besar ini


disebabkan oleh ketidakcermatan panitera dalam mencatat bila tidak
m

ub

ingin dikatakan bahwa panitera ya berpihak kepada para saksi ;


C. Saksi Ahmad bin Saleh
ka

1. Pada poin pertama keterangan Saksi Ahmad (putusan Hakim hal 14),
ep

Saksi Ahmad mengatakan telah melihat tampilan Facebook dengan


ah

nama account Maya Saleh Alatas pada Tanggal 14 Agustus 2013.


R

Disini jelas dikatakan oleh Saksi Ahmad bahwa tidak ada akun fb atas
es

nama Hasan Alatas yang memposting foto-foto saksi korban di media


M

ng

on
gu

Hal. 25 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sosial facebook. Akun Facebook yang memposting foto-foto saksi

si
korban adalah atas nama Maya Saleh Alatas. Itu pun tidak dapat
dibuktikan oleh semua saksi yang ada dengan menghadirkan bukti-

ne
ng
bukti elektronik atau hasil print out nya. Semua hanya rekayasa
belaka. Lalu apa dasarnya Saksi Ahmad menuduh Pemohon Kasasi
yang memposting foto-foto saksi korban di Media Sosial Facebook ?

do
gu Judex Facti seharusnya mencermati ini ;
Disamping itu, pada satu kesempatan Saksi Ahmad mengatakan

In
A
bahwa peristiwa pemostingan foto terjadi pada Tanggal 14 Agustus
2013. Namun pada kesempatan yang lain ia mengatakan bahwa
ah

lik
pemostingan foto terjadi pada Tanggal 13 Agustus 2013. Ada dua
keterangan tentang tanggal terjadinya pemostingan foto yang
berubah-ubah. ini sudah cukup jelas untuk dijadikan petunjuk oleh
am

ub
Judex Facti bahwa Saksi Ahmad telah berbohong. Namun Judex
Facti mengabaikan ini;
ep
2. Pada poin 2 putusan Hakim hal 14, Saksi Ahmad mengatakan bahwa
k

ia meyakini pemilik akun FB atas nama Maya Saleh Alatas adalah


ah

Pemohon Kasasi.
R

si
Keterangan Saksi Ahmad sangat tidak berdasar. Bagaimana bisa
Saksi Ahmad mengatakan bahwa pemilik ikun FB atas nama Maya

ne
ng

Saleh Alatas adalah Pemohon Kasasi. Sementara Pemohon Kasasi


memiliki akun FB tersendiri yang tidak pernah terjadi penguploadan

do
gu

foto apapun milik saksi korban di dalamnya. Bahkan Pemohon Kasasi


sudah sejak lama tidak aktif di Media Sosial Facebook;
Tuduhan Saksi Ahmad harus dibuktikan secara forensik melalui
In
A

labolatorium forensik komputer oleh aksi ahli dan tidak dapat


menuduh orang begitu saja sekehendak hatinya tanpa bukti. Saksi
ah

lik

Ahmad pun tidak dapat menguatkan keterangannya dengan


menghadirkan bukti-bukti elektronik atau pun hasil print out nya. Di
m

ub

samping itu, Pemohon Kasasi tidak memiliki hubungan pertemanan di


facebook dengan Saksi Ahmad. Bahkan dalam dunia nyata pun,
ka

Pemohon Kasasi tidak pernah berhubungan dengan Saksi Ahmad.


ep

Dalam persidangan, Saksi Ahmad juga tidak dapat membuktikan


ah

bahwa dirinya berteman dengan Pemohon Kasasi di Facebook. Saksi


R

Ahmad telah berbohong dan merekayasa cerita tentang hal ini ;


es
M

ng

on
gu

Hal. 26 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Dalam poin 3 (putusan Hakim hal-13), Saksi Ahmad mengatakan

si
bahwa akun Facebook atas nama Maya Saleh Alatas yang tadinya
Hasan Husein Alatas sudah tidak ada di dalam daftar pertemanan di

ne
ng
Facebook sebab sudah dihapus oleh Saksi Lutfi yang merupakan adik
Terdakwa ;
Ini merupakan keterangan yang tidak berdasar. Pemohon Kasasi dan

do
gu adik Pemohon Kasasi yang bernama Lutfi tidak tahu menahu tentang
akun FB atas nama Maya Saleh Alatas. Ini merupakan keterangan

In
A
bohong;
4. Pada poin 5 dan 6 (Putusan Hakim hal 15), Saksi Ahmad
ah

lik
menerangkan bahwa pada tanggal 12 Agustus 2013, Terdakwa
mendatangi rumah saksi dalam keadaan marah-marah dan
mengancam “apabila Terdakwa tidak disetujui hubungannya dengan
am

ub
Maya, maka Terdakwa akan mengupload foto-foto saksi korban
difacebook”. Setelah pembicaraan tersebut disampaikan, Terdakwa
ep
pulang. Kemudian keesokan harinya Saksi Ahmad mencoba melihat
k

di akun FB Hasan Husein Alatas, memang benar ada foto-foto Maya,


ah

namun akunnya sudah berubah menjadi Maya Saleh Alatas;


R

si
Atas keterangan Saksi Ahmad ini, Pemohon Kasasi membantah
dengan keras. Memang betul pada Tanggal 12 Agustus 2013

ne
ng

Pemohon Kasasi mendatangi rumah saksi untuk bertemu dengan


ayah saksi dengan maksud untuk meminta klarifikasi perihal

do
gu

dibatalkannya rencana pernikahan Pemohon Kasasi dengan Sdri


Maya. Namun Pemohon Kasasi datang dengan baik-baik dan sopan
santun. Tidak benar Pemohon Kasasi kemudian marah-marah dan
In
A

melakukan pengancaman-pengancaman seperti apa yang


diterangkan oleh Saksi. Justru ayah saksi dan saksiIah yang memaki-
ah

lik

maki, menghina, mengancam, serta mengusir Pemohon Kasasi.


Apalagi kemudian dikatakan oleh saksi, keesokan harinya Pemohon
m

ub

Kasasi melakukan Pemostingan foto-foto saksi korban di akun FB


milik Pemohon Kasasi yang berubah nama akun menjadi Maya Saleh
ka

Alatas. Akun FB milik Pemohon Kasasi tidak pernah berganti nama


ep

menjadi Maya Saleh Alatas. Bahkan Pemohon Kasasi sudah lama


ah

sekali tidak membuka-buka akun FB milik Pemohon Kasasi.


R

Keterangan Saksi Ahmad merupakan rekayasa belaka untuk


es

memojokan Pemohon Kasasi;


M

ng

on
gu

Hal. 27 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
5. Pada poin terakhir (putusan hakim hal-16), Saksi Ahmad mengatakan

si
bahwa Terdakwa telah mengakui perbuatannya mengupload foto-foto
saksi korban di media sosial FB dan bahkan Terdakwa membuat

ne
ng
surat pernyataan untuk tidak mengulanginya lagi ;
Keterangan ini tidak benar sama sekali. Pemohon Kasasi tidak pernah
mengakui apa pun. Karena Pemohon Kasasi tidak mau mengakui

do
gu semua tuduhan, Pemohon Kasasi diintimidasi dan disiksa oleh
keIuarga saksi untuk mengakui perbuatan pemostingan foto yang

In
A
tidak pernah dilakukan oleh Pemohon Kasasi). Bahkan ayah saksi
korban sempat melibatkan 3 orang oknum polisi yang didatangkan
ah

lik
dan Jakarta untuk mem-BAP Pemohon Kasasi secara ilegal di suatu
tempat sambil mengintimidasi Pemohon Kasasi. Cerita fiktif tentang
pemostingan foto di facebook ini direkayasa oleh keluarga saksi
am

ub
korban karena orang tua saksi korban tidak menyetujui hubungan
putrinya dengan Pemohon Kasasi. Bila benar terjadi pemostingan foto
ep
oleh Pemohon Kasasi, seharusnya keluarga saksi korban dari awal
k

langsung membuat laporan polisi secara legal dan bukan menganiaya


ah

Pemohon Kasasi supaya mengakui perbuatan yang tidak pernah


R

si
Pemohon Kasasi lakukan. Saksi korban melaporkan Pemohon Kasasi
ke Kepolisian setelah Pemohon Kasasi yang terlebih dahulu

ne
ng

melaporkan keluarga saksi korban atas kasus pengeroyokan dan


perampasan. Kakak dan adik saksi korban saat ini telah berstatus

do
gu

sebagai DPO dan sedang dicari oleh Pihak Kepolisian. Para


Tersangka pengecut yang besar mulut ini melarikan diri tunggang
langgang karena takut dan malu menghadapi persidangan yang akan
In
A

segera digelar. (Surat DPO Pemohon Kasasi lampirkan - Lampiran


11);
ah

lik

D. Saksi Saleh Syeich Ahmad Alatas


1. Pada Putusan Hakim poin ke-3 hal-13, Saksi Saleh Alatas
m

ub

mengatakan bahwa pada Hari Selasa Tanggal 12 Agustus 2013


sekitar Pukul 21.30 WIB Terdakwa datang ke rumah saksi di Ciawi
ka

dengan cara sembunyi-sembunyi dan langsung menuju garasi


ep

dengan tujuan membentak Saksi Ahmad yang merupakan anak saksi


ah

dengan berkata “Mana kakak lo dan bapak lo? Saya mau ketemu”,
R

kemudian Saksi Saleh Alatas menghampiri dan berbicara disaksikan


es

Saksi Ahmad ;
M

ng

on
gu

Hal. 28 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Atas keterangan Saksi Saleh Alatas di atas, Pemohon Kasasi ingin

si
mengatakan bahwa jelas terlihat adanya kerancuan disini. Dalam
persidangan, Saksi Saleh Alatas mengatakan bahwa ketika Terdakwa

ne
ng
datang ke rumahnya, Saksi Saleh sedang berada di dalam kamar di
dalam rumahnya. Bagaimana saksi yang pada saat Terdakwa datang
sedang berada di dalam kamar di dalam rumahnya bisa mengatakan

do
gu bahwa Terdakwa membentak putra Saksi Saleh sementara jarak
antara kamar saksi dan garasi itu berjauhan? LaIu apa maksudnya

In
A
Saksi Saleh mengatakan bahwa Terdakwa datang ke rumahnya
dengan sembunyi-sembunyi, padahal sebelum Terdakwa datang,
ah

lik
Terdakwa sudah memberitahukan terlebih dahulu kepada anak saksi
akan kedatangannya. Ini jelas merupakan sebuah cenita yang
direkayasa untuk memojokkan Pemohon Kasasi ;
am

ub
2. Di poin 4 Putusan Hakim hal-13, Saksi Saleh Alatas mengatakan
bahwa Terdakwa mengeluarkan ancaman akan menyebarluaskan
ep
foto saksi korban di internet, selanjutnya Saksi Saleh mengatakan
k

bahwa kemudian Terdakwa pergi tanpa pamit sambil teriak-teriak ;


ah

Atas keterangan Saksi Saleh Alatas di atas, Pemohon Kasasi ingin


R

si
menjelaskan sekali lagi bahwa Pemohon asasi datang dengan baik-
baik ke rumah saksi dan tidak melakukan pengancaman-

ne
ng

pengancaman apapun kepada saksi. Bahkan Pemohon Kasasi tidak


membicarakan facebook sama sekali. Adalah tidak masuk di akal

do
gu

seorang yang ingin berbuat jahat kepada orang lain menceritakan


terlebih dahulu niatnya untuk berbuat jahat. Saksi Saleh Alatas telah
mengarang cerita tentang hal ini. Kebenarannya adalah justru Saksi
In
A

Saleh lah yang marah-marah dan mencaci maki Pemohon Kasasi


seperti orang gila, yang dilanjutkan dengan tindakan pengusiran;
ah

lik

3. Saksi Saleh Alatas mengatakan pada poin 5 Putusan Hakim hal-13


bahwa Saksi Saleh menerima sms dan Terdakwa yang berbunyi
m

ub

“Saya akan menghancurkan nama baik saksi dan keluarga saksi dan
membuat saksi menderita”.
ka

Atas keterangan saksi ini, Pemohon Kasasi ingin mengatakan bahwa


ep

ini adalah fitnah. Bila sms itu ada, tentu sudah dijadikan sebagai
ah

barang bukti di Kepolisian dan dihadirkan di persidangan. Namun


R

tidak ada satu pun barang bukti yang dihadirkan di persidangan


es

berkaitan dengan hal itu. Yang benar adalah Pemohon Kasasi tidak
M

ng

on
gu

Hal. 29 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pernah mengirim sms apapun kepada saksi. Bahkan Pemohon Kasasi

si
tidak mengetahui nomer telpon selular milik saksi karena memang
tidak suka berkomunikasi dengannya;

ne
ng
4. Pada poin ke-8 Saksi Saleh Alatas mengatakan bahwa ia tidak
melihat berapa banyak foto yang dimuat di Facebook dan Saksi Saleh
tidak mau melihat karena tidak tega dengan Saksi Maya sebagai anak

do
gu saksi.
Saksi Saleh jelas mengatakan bahwa ia tidak pernah melihat

In
A
pemostingan foto-foto saksi korban di nedia sosial facebook. Lalu
bagaimana bisa Saksi Saleh Alatas kemudian dihadirkan sebagai
ah

lik
saksi di persidangan sementara ia tidak melihat sendiri, mendengar
sendiri, dan mengetahui sendiri perbuatan yang dituduhkan kepada
Pemohon Kasasi ? Saksi Saleh Alatas tidak memiliki kapasitas untuk
am

ub
dihadirkan sebagai saksi karena tidak memenuhi persyaratan sebagai
saksi menurut KUHAP Pasal 1 angka 27. Namun Majelis Hakim
ep
mengabaikan hal ini ;
k

E. Saksi Hasan Jawat


ah

1. Pada poin 3 putusan hakim hal-11, Saksi Hasan Jawat mengatakan


R

si
bahwa pada tanggal 12 Agustus 2013 sekitar pukul 21.30 WIB,
Terdakwa datang ke rumah saksi korban di Ciawi Bogor, kemudian

ne
ng

Terdakwa menemui anak Saksi Saleh yang bernama Ahmad di


halaman garasi mobil, sambil berkata “mana kakakmu dan bapakmu,

do
gu

saya mau bertemu dengan mereka, dan akan mengupload foto-foto


Maya serta akan mempermalukan keluarga mu di muka umum” ;
Ini merupakan keterangan yang 100 % bohong. Pada saat Pemohon
In
A

Kasasi datang ke rumah saksi korban, Sdr. Saksi Hasan Jawat tidak
berada disitu. Saksi Hasan Jawat mengatakan pula hal ini di
ah

lik

persidangan, namun Judex Facti mengabaikan hal ini. Pemohon


Kasasi baru bertemu untuk pertama kalinya dengan Saksi Hasan
m

ub

Jawat di persidangan pada saat Saksi Hasan Jawat memberikan


kesaksiannya di persidangan. Keterangan yang diberikan oleh para
ka

saksi terlalu banyak rekayasa dan kebohongan dan sangat merugikan


ep

Pemohon Kasasi ;
ah

Pemohon Kasasi ingin mengatakan bahwa Sdr. Saksi Hasan Jawat


R

tidak pernah memberikan keterangan di poin 3 Putusan Hakim ini baik


es
M

ng

on
gu

Hal. 30 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
di persidangan maupun di BAP Polisi. Pemohon Kasasi berkeberatan

si
dengan keterangan palsu ini;
2. Pada poin 5, 6, dan 7 Putusan Hakim hal 11, Saksi Hasan Jawat

ne
ng
mengatakan bahwa ia mendapatkan informasi dan tantenya yang
bernama Hadiba bahwa ada pemostingan foto-foto saksi korban di
sebuah akun Facebook atas nama Maya Saleh Alatas.

do
gu Disini jelas diterangkan oleh Saksi Hasan Jawat bahwa akun yang
memposting foto-foto saksi korban adalah atas nama Maya Saleh

In
A
Alatas dan bukan atas nama Pemohon Kasasi. Dalam akun FB milik
Pemohon Kasasi tidak pernah terjadi penguploadan foto apa pun.
ah

lik
Bahkan akun FB Pemohon Kasasi sudah jarang dibuka. Dan semua
saksi yang dihadirkan tidak ada satu pun yang dapat menghadirkan
bukti elektronik ataupun hasil print out nya ketika foto-foto saksi
am

ub
korban di-upload di FB. Ini jelas menunjukan bahwa semuanya hanya
merupakan rekayasa belaka ;
ep
3. Pada poin 9, 10, dan 11 Saksi Hasan Jawat mengatakan bahwa
k

ketika Terdakwa datang ke rumah saksi korban pada tanggal 12


ah

Agustus 2013, Saksi Hasan Jawat sedang berada di rumah saksi


R

si
korban dan Terdakwa sempat bicara dengan Saksi Hasan Jawat ingin
bertemu dengan ayah saksi korban yang bernama Saleh Alatas.

ne
ng

Kemudian Saksi Hasan Jawat mengatakan bahwa Terdakwa berkata


kepadanya bahwa Terdakwa telah diputuskan hubungan oleh saksi

do
gu

korban dan mengancam akan mengupload foto-foto saksi korban di


FB;
Sekali lagi Pemohon Kasasi ingin tegaskan bahwa Saksi Hasan Jawat
In
A

tidak pernah berada di rumah saksi ban ketika Pemohon Kasasi


datang. Saksi Hasan Jawat adalah mantan suami saksi korban dan
ah

lik

tidak tinggal di rumah saksi korban. Hal ini juga dikatakan sendiri oleh
Saksi Hasan Jawat di persidangan. Lalu bagaimana Pemohon Kasasi
m

ub

bisa berbicara kepada orang yang tidak sedang berada di tempat


yang sama? Ini jelas merupakan sebuah kebohongan namun Judex
ka

Facti mengabaikan hal ini. Keterangan saksi-saksi berangkai dari satu


ep

kebohongan ke kebohongan yang lain dan sangat memojokan


ah

Pemohon Kasasi ;
R

Pemohon Kasasi keberatan dengan keterangan Sdr. Saksi Hasan


es

Jawat di poin 9, 10, dan 11 Putusan Hakim ini, karena keterangan ini
M

ng

on
gu

Hal. 31 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tidak pernah diberikan baik di persidangan maupun di BAP Polisi. Hal

si
ini bisa jadi disebabkan oleh ketidakcermatan panitera dalam
melakukan pencatatan bila tidak ingin dikatakan bahwa paniteranya

ne
ng
berpihak kepada para saksi ;
F. Saksi Kamal Alatas
1. Pada poin 4 Putusan Hakim hal-12, Saksi Kamal Alatas mengatakan

do
gu bahwa ia melihat foto saksi korban terupload di sebuah akun FB atas
nama Maya Saleh Alatas.

In
A
Kembali diterangkan disini bahwa tidak ada akun FB atas nama
Hasan Alatas yang mengupload foto-foto saksi korban. Akun FB yang
ah

lik
memposting foto-foto saksi korban adalah atas nama Maya Saleh
Alatas. LaIu kenapa Pemohon Kasasi yang dituduh tanpa dasar. Print
out pada saat foto diposting di FB nya pun tidak dapat dihadirkan. ini
am

ub
jelas merupakan cerita bohong belaka ;
2. Pada poin 8, Saksi Kamal Alatas mengatakan bahwa ia tidak
ep
mengetahui akun FB milik Terdakwa tetapi hanya mengetahui bahwa
k

Terdakwa memiliki facebook.


ah

Pada keterangan pertamanya, Saksi Kamal Alatas mengatakan


R

si
bahwa ia tidak mengenal Terdakwa. Di poin 8 juga ia mengatakan
bahwa ia tidak mengetahui akun FB Terdakwa. Lalu bagaimana bisa

ne
ng

Saksi Kamal Alatas yang tidak saling mengenal satu sama lain
dengan Pemohon Kasasi bahkan belum pernah sekalipun bertemu

do
gu

kemudian mengatakan bahwa ia mengetahui Terdakwa memiliki akun


FB? ini jelas memperlihatkan bahwa Saksi Kamal Alatas telah
berbohong ;
In
A

G. Saksi Ida Magdalena


1. Pada poin 5 Putusan Hakim hal-16, Saksi Ida Magdalena mengatakan
ah

lik

bahwa pada Bulan Agustus 2013 ada pemostingan foto-foto saksi


korban di akun FB atas nama Maya Saleh Alatas. Saksi Ida kemudian
m

ub

menerangkan bahwa akun FB atas nama Maya Saleh Alatas


merupakan akun FB Terdakwa yang diubah nama nya menjadi Maya
ka

Saleh Alatas ;
ep

Untuk ke sekian kalinya dikatakan oleh saksi yang dihadirkan di


ah

persidangan bahwa akun FB yang memposting foto-foto saksi korban


R

di FB adalah atas nama Maya Saleh Alatas dan bukan atas nama
es

Pemohon Kasasi. Lalu apa dasarnya Saksi Ida mengatakan bahwa


M

ng

on
gu

Hal. 32 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
akun FB atas nama Maya Saleh Alatas merupakan akun FB Pemohon

si
Kasasi yang berubah nama. Ini merupakan fitnah yang tidak berdasar.
Saksi Ida dan saksi-saksi lainnya harus dapat membuktikannya

ne
ng
secara forensik. Bukan dengan menuduh sembarangan kepada
Pemohon Kasasi. BiIa hukum ditegakan dengan cara seperti ini, akan
berapa banyak lagi orang yang menjadi korban fitnah. Judex Facti

do
gu menutup mata atas semua kerancuan yang ada ;
H. Saksi Wahyu Catur Wibowo (AhIi Komputer dan Teknologi lnformasi)

In
A
Pada Putusan Hakim hal 20 dari poin 1 sampai poin 24, tidak ada satu
pun keterangan Saksi Ahli ITE Wahyu Catur Wibowo yang menjelaskan
ah

lik
bahwa Terdakwa Hasan Alatas adalah benar telah terbukti melakukan
tindak pidana pendistribusian foto-foto saksi korban di Media Sosial
Facebook berdasarkan barang bukti yang ada. Saksi AhIi Wahyu Catur
am

ub
hanya membahas teori-teori yang bersifat umum (normatif) mengenai
apa itu Facebook, bagaimana cara menjadi anggota Facebook,
ep
bagaimana mekanisme pertemanan dan pengiriman pesan di facebook,
k

bagaimana cara mengupload foto di Facebook, apa itu dokumen


ah

elektronik, hal apa saja yang harus dipenuhi dalam konstruksi Pasal 27
R

si
Ayat (1) Undang-Undang ITE, pada siapa Pasal 35 Undang-Undang
Pornografi dapat diterapkan, kebijakan-kebijakan apa saja yang

ne
ng

diberlakukan di facebook. Kemudian Saksi Ahli ITE Wahyu Catur juga


menjelaskan apa itu aplikasi whatsapp, bagaimana mekanisme

do
gu

pengiriman pesan melalui whatsapp ;


Namun ada hal penting yang disampaikan oleh Saksi Ahli Wahyu Catur
di persidangan berkaitan dengan barang bukti yang dihadirkan dalam
In
A

perkara cyber crime. Beliau mengatakan “bahwa dalam sebuah perkara


ITE, Penyidik harus melakukan penyitaan terhadap barang-barang
ah

lik

elektronik (elektronik evidence) yang diduga dipergunakan oleh pelaku


pidana untuk melakukan delik, karena dari situIah semua informasi yang
m

ub

berkaitan dengan tindak pidana yang dilakukan dapat diperoleh”. (ini


sejalan dengan Pasal 43 Ayat (5) huruf e Undang-Undang Nomor 11
ka

Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik). Beliau juga


ep

mengatakan bahwa barang bukti screen shot percakapan whatsapp tidak


ah

dapat dijadikan sebagai barang bukti karena sumber aslinya tidak ada”.
R

Saksi Ahli Wahyu Catur juga mengatakan bahwa HP Blackberry yang


es

dihadirkan juga tidak dapat dijadikan sebagai barang bukti karena HP


M

ng

on
gu

Hal. 33 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tersebut bukan milik Terdakwa dan tidak pernah dipergunakan oleh

si
Terdakwa untuk melakukan tindak pidana yang didakwakan. Begitu pula
dengan barang bukti foto yang dihadirkan. Saksi Ahli Wahyu Catur

ne
ng
mengatakan, seharusnya yang dijadikan bukti adalah screen shot ketika
foto sedang di posting di media social facebook, dan bukan foto yang
berdiri sendiri seperti itu. Apalagi foto-foto tersebut tidak didapatkan dari

do
gu barang-barang elektronik milik Terdakwa ;
Argumentasi hukum Pemohon Kasasi lebih detail berkaitan dengan

In
A
keterangan Saksi Ahli Wahyu Catur Wibowo ada di dalam pledoi);
Pemohon Kasasi menilai prosedur pembuktian yang diimplementasikan
ah

lik
di persidangan sudah sangat jeIas melenceng jauh dari prosedur
pembuktian kasus cyber crime yang baik dan benar berdasarkan undang-
undang. Dari mulai penyidikan, penuntutan, sampai putusan hakim
am

ub
semuanya dilakukan sesuka hati dan tidak mengikuti aturan yang
berlaku. Penegakan hukum yang seperti ini adalah main-main dan sangat
ep
merugikan Pemohon Kasasi. Semuanya sudah dikondisikan oleh
k

keluarga saksi korban dan para penegak hukum. Bahkan keluarga saksi
ah

korban pun tidak pernah hadir di persidangan sampai pada tahap


R

si
putusan kecuali pada saat mereka memberikan kesaksian saja;
I. Saksi Ahli Deni Bram (Ahli Hukum Pidana)

ne
ng

Pada prinsipnya ada lima poin yang disampaikan oleh Saksi AhIi Deni
Bram dalam keterangannya (Putusan Hakim hal 20, 21, dan 22) yang

do
gu

selanjutnya diikuti oleh argumentasi hukum dan Pemohon Kasasi :


1. Saksi AhIi Deni Bram mengatakan bahwa benar perumusan pasal di
atas merupakan bentuk pengembangan dan penyebarluasan muatan
In
A

kesusilaan dengan menggunakan instrumen media informasi dan


transaksi elektronik. Dalam konteks ini terdapat beberapa alasan yang
ah

lik

sebenarnya dicakup dalam pengaturan ini. Pertama, pengaturan ini


berusaha untuk menanggulangi perkembangan dinamika maraknya
m

ub

praktek prostitusi maupun tindakan asusila yang semakin


berkembang via dunia maya. Kedua, pasal ini memberikan alas
ka

hukum untuk hadirnya bukti-bukti elektronik untuk bisa dijadikan dasar


ep

sebagai alat bukti sebagaimana dikenal dalam Undang-Undang ITE.


ah

Terakhir, penekanan dalam pasal ini adalah penyebarluasan yang


R

semakin tegas memberikan garis antara kepentingan privat dan


es

kepentingan publik ;
M

ng

on
gu

Hal. 34 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Dari keterangan Saksi Ahli Deni Bram di atas, dapat Pemohon Kasasi

si
simpulkan bahwa dalam sebuah kasus ITE, perlu dihadirkan bukti-
bukti elektronik (electronic evidences) agar bisa dijadikan dasar

ne
ng
sebagai barang bukti. Atau dengan kalimat lain, saksi ahli
mengatakan bahwa dalam sebuah kasus ITE, yang menjadi dasar
sebagai alat bukti adalah bukti-bukti elektronik. (ini sejalan dengan UU

do
gu ITE). berkaitan dengan kasus yang dituduhkan kepada Pemohon
Kasasi, tidak ada satu pun barang-barang elektronik yang diduga

In
A
digunakan oleh Pemohon Kasasi untuk memposting foto-foto saudari
saksi korban yang disita oleh penyidik dan dijadikan sebagai barang
ah

lik
bukti. Serta tidak ada juga barang bukti berupa screen shot ketika foto
di posting di Facebook. Lalu bagaimana bisa kemudian disimpulkan
bahwa Pemohon Kasasi telah melakukan tindak pidana?
am

ub
2. Saksi AhIi Deni Bram mengatakan bahwa benar untuk penerapan
Pasal 35 di UU Pornografi dapat dilihat dan tindakan pembuat video
ep
atau para fotografer baik yang memfoto diri sendiri atau orang lain
k

yang mengandung materi asusila. Sedangkan untuk Pasal 29 ialah


ah

pihak yang melakukan penyebaran secara nyata. Contohnya seperti


R

si
penyebaran foto bugil di dunia maya.
Dari keterangan saksi ahil di atas, Pemohon Kasasi ingin mengatakan

ne
ng

bahwa dakwaan jaksa terhadap Terdakwa dengan Pasal 35 UU


Pornografi yang berbunyi : “setiap orang yang menjadikan orang lain

do
gu

sebagai objek atau model yang mengandung muatan pornografi”


adalah sudah jelas sangat tidak berdasar dan dibuat-buat. JPU
memposisikan Terdakwa sebagai seorang fotografer yang mengambil
In
A

gambar saudari saksi korban. Padahal seperti kita ketahui bersama,


bahwa saksi korban mengambil gambar dirinya sendiri dengan
ah

lik

mempergunakan HP Blackberry miliknya sendiri di dalam kamarnya di


laua rumahnya. Dan itu semua telah diterangkan sendiri oleh saksi
m

ub

korban di BAP dan di persidangan. harusnya Sdri. Maya lah yang


didakwa dengan pasal ini, bukan Terdakwa. Penerapan pasal ini pada
ka

Pemohon Kasasi jelas memperlihatkan bahwa penegakan hukum


ep

dilakukan dengan asal-asalan dan main-main. Hal ini jelas


ah

memperlihatkan bahwa penegakan hukum atas perkara yang


R

didakwakan pada Pemohon Kasasi merupakan sebuah rekayasa;


es
M

ng

on
gu

Hal. 35 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Dalam hal lain, berkaitan dengan Pasal 29 Undang-Undang UU

si
Pornografi yang didakwakan kepada Pemohon Kasasi juga sangat
tidak berdasar. Karena foto-foto yang dihadirkan sebagai barang bukti

ne
ng
bukan merupakan foto bugil seperti yang dicontohkan oleh saksi ahli.
Bahkan foto-foto tersebut tidak bisa dikategorikan dalam kategori
“mengesankan ketelanjangan” yang ada di dalam Undang-Undang

do
gu Pornografi. Karena yang dimaksud dengan mengesankan
ketelanjangan” dalam UU Pornografi adalah “suatu kondisi seseorang

In
A
yang menggunakan penutup tubuh, tetapi masih menampakkan alat
kelamin secara eksplisit”. (Undang-Undang Pornografi Bab
ah

lik
Penjelasan) ;
3. Saksi Ahli Deni Bram mengatakan bahwa benar dalam kronologis di
atas Sdr. Hasan Alatas telah bisa diduga untuk melakukan
am

ub
penyebarluasan konten yang memuat pelanggaran asusila dan telah
disebarluaskan dalam media facebook. Selain itu Sdr. Hasan Alatas
ep
juga telah patut diduga untuk melakukan pengancaman dengan
k

menggunakan media whatsapp. Hal ini merupakan cakupan dari


ah

Undang-Undang ITE serta Undang-Undang Pornografi;


R

si
Dan keterangan saksi ahli di atas, Pemohon Kasasi menemukan
saksi ahli mengatakan sebagai berikut Sdr. Hasan Alatas telah dapat

ne
ng

diduga untuk melakukan penyebarluasan konten yang memuat


pelanggaran asusila dalam media facebook”. Pemohon Kasasi ingin

do
gu

menggaris bawahi kalimat “telah patut diduga” yang disampaikan oleh


saksi ahli. Saksi ahli secara tidak langsung mengatakan bahwa
semua yang dituduhkan kepada Pemohon Kasasi hanya baru
In
A

dugaan. Artinya, untuk mengubah sebuah dugaan menjadi sesuatu


yang lebih pasti, diperlukan apa yang dinamakan dengan
ah

lik

“pembuktian”. Tanpa pembuktian, maka sebuah dugaan tidak bisa


menjadi sebuah kepastian. Pemohon Kasasi dituduh menyebarkan
m

ub

foto-foto saksi korban di facebook, tetapi tidak ada satu orang pun
yang dapat menghadirkan bukti penyebarannya. Bahkan sebuah
ka

screen shot yang proses pembuatannya sangat sederhana pun tidak


ep

bisa dihadirkan. Dalam kesempatan lain, saksi ahli mengatakan


ah

bahwa Pemohon Kasasi juga diduga telah melakukan pengancaman


R

melalui media whatsapp. Namun ketika sumber asli dari print out
es

percakapan whatsapp itu diminta dihadirkan, saksi korban tidak bisa


M

ng

on
gu

Hal. 36 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menghadirkannya. Saksi AhIi ITE Wahyu Catur Wibowo pun telah

si
mengatakan bahwa print out tidak dapat dijadikan sebagai barang
bukti bila sumber aslinya tidak ada. Semua hanya rekayasa belaka

ne
ng
untuk memojokkan Pemohon Kasasi. Semua dugaan harus otomatis
menjadi gugur dengan sendirinya bila semua tidak dapat dibuktikan di
depan persidangan ;

do
gu 4. Saksi Ahli Deni Bram mengatakan bahwa benar dalam tindak pidana
yang diatur dalam Pasal 45 ayat (1) juncto Pasal 27 ayat (1) Undang-

In
A
Undang ITE Nomor 11 Tahun 2008/Pasal 36, dan Pasal 29 Undang-
Undang Nomor 44 Tahun 2008, kandungan foto di dalamnya serta
ah

lik
penyebarluasan foto memiliki porsi penting dalam penerapan pasal
ini.
Dalam keterangan saksi ahli di atas, Pemohon Kasasi tidak
am

ub
menemukan penjelasan lebih detail tentang kandungan foto yang
bagaimana yang dimaksud oleh saksi ahli. Walaupun di atas tadi
ep
saksi ahli telah memberikan contoh berupa foto bugil. Pemohon
k

Kasasi ingin menjelaskan bahwa dalam Undang-Undang Pornografi


ah

sebutkan bahwa muatan pornografi baik berupa foto, video, atau


R

si
muatan-muatan lain nya adalah yang secara eksplisit memuat :
1. Persenggamaan;

ne
ng

2. Kekerasan seksual ;
3. Masturbasi atau onani ;

do
gu

4. Ketelanjangan atau tampilan yang mengesankan ketelanjangan ;


5. Alat kelamin ;
6. Pornografi anak ;
In
A

Foto-foto Sdri. Maya tidak satupun termasuk ke dalam kategori yang


disebutkan dalam Undang-Undang Pornografi. Bahkan untuk kategori
ah

lik

“mengesankan ketelanjangan” pun foto-foto tersebut tidak termasuk.


Karena sekali lagi bahwa yang dimaksud dengan mengesankan
m

ub

ketelanjangan dalam Undang-Undang Pornografi adalah suatu kondisi


seseorang yang menggunakan penutup tubuh, tetapi masih
ka

menampakkan alat kelamin cara eksplisit”. (Undang-Undang


ep

Pornografi Bab Penjelasan) ;


ah

5. Saksi Ahli Deni Bram mengatakan bahwa benar tidak dapat gugur
R

suatu tindak pidana atas perbuatan di atas, karena penyebarluasan


es

sebenarnya pernah terjadi dan itu menjadi dasar pemenuhan delik.


M

ng

on
gu

Hal. 37 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Oleh karena itu, penyidik memiliki tugas untuk dapat menyatukan alat

si
bukti dalam rangka pemenuhan unsur tersebut.
Atas keterangan saksi ahli di atas, ditemukan kalimat “Penyidik

ne
ng
memiliki tugas untuk dapat menyatukan alat bukti dalam rangka
pemenuhan unsur tersebut”. Fakta yang ada menjelaskan bahwa
semua alat bukti yang dihadirkan oleh Penyidik adalah cacat hukum

do
gu dan mengada-ada. Tidak ada delik yang akan menjadi sempurna bila
sebuah tindak pidana tidak bisa dibuktikan pernah terjadi. Sistem

In
A
pembuktian dalam hukum acara pidana di Indonesia adalah Sistem
Pembuktian menurut undang-undang secara negatif (Negatif
ah

lik
Wettelijke Bewijs Theori) sebagaimana yang diatur dalam Pasal 183
ndang-Undang Nomor 81 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana,
yang berbunyi sebagai berikut :
am

ub
”Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang, kecuali
apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia
ep
memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar
k

terjadi dan bahwa Terdakwalah yang bersalah melakukannya”;


ah

Atas perihal fakta-fakta yang ada di dalam persidangan berkaitan dengan


R

si
semua barang bukti yang dihadirkan dan semua kerancuan keterangan
saksi, maka Pemohon Kasasi ingin menyampaikan kepada Judex Jurist

ne
ng

sebagai berikut :
1. Memohon kepada Judex Jurist agar berkenan menolak semua barang

do
gu

bukti yang dihadirkan untuk dijadikan sebagai alat bukti karena semua
barang bukti yang dihadirkan tidak ada korelasinya dengan apa yang
didakwakan kepada Pemohon Kasasi dan mengada-ada. Semua barang
In
A

bukti merupakan hasil rekayasa dan tidak membuktikan apa-apa seperti


apa yang telah Pemohon Kasasi jelaskan di Bab tentang barang bukti.
ah

lik

Pemohon Kasasi memohon kepada Judex Jurist agar dapat menerima


semua argumentasi hukum Pemohon Kasasi yang jelas dan berdasar ;
m

ub

2. Memohon kepada Judex Jurist agar berkenan menolak semua


keterangan para saksi yang nilainya ”nol” untuk dijadikan sebagai alat
ka

bukti disebabkan oleh banyaknya keterangan palsu dan kebohongan


ep

yang ada di dalamnya. Semua kerancuan dan kepalsuan semua


ah

keterangan saksi telah Pemohon Kasasi uraikan dengan jelas dan


R

berdasar. Pemohon Kasasi memohon kepada Judex Jurist agar


es
M

ng

on
gu

Hal. 38 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
berkenan menerima semua argumentasi hukum Pemohon Kasasi yang

si
dapat dipertanggungjawabkan di mata hukum ;
3. Memohon kepada Judex Jurist agar memperhatikan Surat Resmi yang

ne
ng
dikeluarkan oleh Ditreskrimum dan Irwasda Polda Jabar yang dengan
tegas menyatakan bahwa materi foto saksi korban adalah tidak
mengandung unsur pornografi/kesusilaan ;

do
gu 4. Memohon kepada Judex Jurist agar berkenan menyimpulkan bahwa atas
semua barang bukti yang dihadirkan maupun terhadap semua

In
A
keterangan saksi yang ada, keseluruhannya tidak dapat dijadikan
sebagai alat bukti pada kasus yang mendakwa Pemohon Kasasi ini
ah

lik
karena semuanya cacat hukum dan tidak berdasar ;
Yahya Harahap dalam bukunya “Pembahasan Permasalahan Dan
Penerapan KUHAP Penyidikan Dan Penuntutan” hIm. 42) sebagai berikut :
am

ub
”Penuntut umumlah yang dibebani kewajiban membuktikan kesalahan
Terdakwa. Atau Penyidiklah yang berkewajiban bertugas mengumpulkan
ep
bukti-bukti yang diperlukan membuktikan kesalahan Tersangka ;
k

“Dari apa yang telah Pemohon Kasasi jelaskan di atas, jelas terbukti
ah

bahwa baik Polisi maupun JPU tidak memiliki kemampuan untuk


R

si
menghadirkan bukti-bukti yang bisa menunjukkan bahwa penyebaran
foto pernah terjadi. Bahkan baik Penyidik, JPU, maupun Judex Facti,

ne
ng

tampak tidak rnemahami bagaimana prosedur penanganan sebuah


kasus cyber crime yang baik dan benar berdasarkan undang-undang

do
gu

yang berlaku. Penegakan hukum dengan cari asal-asalan seperti ini


merupakan sebuah penghinaan terhadap martabat hukum dan keadilan;
IV. Judex Facti mengabaikan Prosedur Pembuktian Kasus Cyber Crime yang
In
A

baik dan benar yang telah digariskan oleh Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan Undang-Undang
ah

lik

Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi dalam pengambilan


keputusannya, sehingga unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan pada
m

ub

Pemohon Kasasi otomatis tidak dapat terpenuhi dan cacat hukum ;


A. Unsur Barang Siapa
ka

 Prosedur Pembuktian Kasus Cyber Crime yang Baik dan Benar


ep

Pemohon Kasasi menilai, Judex Facti terlalu menyederhanakan “Unsur


ah

Barang Siapa” dalam perkara ini. Pemohon Kasasi menilai, Judex Facti
R

kurang memahami tentang bagaimana cara mengembangkan unsur


es

barang siapa” dalam sebuah perkara ITE (Informasi dan Transaksi


M

ng

on
gu

Hal. 39 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Elektronik). Dalam KUHP dikatakan bahwa rumusan “barang siapa” itu

si
adalah untuk menunjukkan atau memberi arah tentang objek hukum
orang atau manusia pelaku tindak pidana. Artinya adalah, dalam

ne
ng
menentukan siapa subyek pelaku pidana, maka diperlukan petunjuk arah
yang benar, jelas dan berdasar serta berkesesuaian dengan ketentuan
hukum yang berlaku. Tentunya semua petunjuk arah telah ditetapkan

do
gu dalalam suatu wadah yang bernama undang-undang. Dalam Undang-
Undang ITE, ada sebuah prosedur yang jelas sebagai petunjuk arah bagi

In
A
para penegak hukum guna menemukan siapa pelaku sebuah tindak
pidana dan ini diabaikan baik oleh Polisi, JPU, maupun Majelis Hakim ;
ah

lik
Pembuktian dalam kasus cyber crime tidak dapat ditunjukan melalui
objek atau benda sebagai bukti fisik seperti pada kasus-kasus pidana lain
nya. Barang bukti atau corpus delicti yaitu alat yang digunakan untuk
am

ub
melakukan delik, termasuk juga barang bukti adalah hasil dari delik,
barang yang memiliki bubungan Iangsung dengan tindak pidana.1 Barang
ep
bukti dengan alat bukti mempunyai hubungan yang erat dan merupakan
k

rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Barang bukti dalam proses


ah

pembuktian dalam sebuah kasus cyber crime, diperoleh melalui


R

si
penyitaan dalam penyelidikan. Dengan penyitaan, penyidik akan mencari
keterhubungan antar barang yang ditemukan dengan tindak pidana yang

ne
ng

dilakukan dan ini memerlukan keahlian khusus dalam menanganinya


melalui Laboratorium Forensik Komputer ;

do
gu

Pasal 43 Ayat (5) huruf e Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang


Informasi dan Transaksi Elektronik (Undang-Undang ITE), berbunyi :
”Melakukan pemeriksaan terhadap alat dan/atau sarana yang berkaitan
In
A

dengan kejahatan TeknoIogi lnformasi yang diduga digunakan untuk


melakukan tindak pidana berdasarkan Undang-Undang ini”;
ah

lik

Serta diatur dalam Pasal 44 Undang-Undang ITE, berbunyi : “Alat bukti


Penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan menurut
m

ub

ketentuan Undang-Undang ini adalah sebagai berikut :


a. Alat bukti sebagaimana dimaksud dalam ketentuan perundang-
ka

undangan; dan
ep

b. Alat bukti lain berupa Informasi Elektronik dan/atau Dokumen


ah

Elektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 dan angka


R

4 serta Pasal 5 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) ;


es
M

ng

on
gu

Hal. 40 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Dalam kasus cyber crime, bukti yang akan mengarahkan pada suatu

si
peristiwa pidana adalah berupa data-data elektronik baik yang berada di
dalam komputer (hard disk) atau yang merupakan hasil print out selama

ne
ng
sumber aslinya ada) atau dalam bentuk lain berupa jejak (path) dari suatu
aktivitas penggunaan komputer dan itu merupakan dokumen elektonik
yang diatur di dalam Pasal 1 angka 4 Undang-Undang TE yang berbunyi:

do
gu “Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi Elektronik yang dibuat,
diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog,

In
A
digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat,
ditampilkan, dan/atau didengar melalui komputer atau sistem elektronik,
ah

lik
tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto
atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau perforasi
yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang yang
am

ub
mampu memahaminya” ;
Bukti-bukti elektronik (elektronik evidence) yang digunakan untuk
ep
membuktikan cyber crime dalam pemeriksaan di pengadilan adalah
k

berupa tampilan situs atau website, log-log file (waktu terjadinya


ah

perbuatan tersebut) serta Internet Protocol (IP) yang dijadikan “tanda


R

si
bukti diri” yang dapat mendeteksi pelaku cyber crime dan dapat
menunjukan keberadaan pengguna komputer itu sendiri. Dengan meneliti

ne
ng

dan memeriksa pemilik nomor IP tersebut akan dapat diketahui lokasi


pengguna IP tersebut.

do
gu

Dalam pemeriksaan cyber crime, seorang ahli memegang peranan yang


sangat penting untuk memberikan keterangan yang berkaitan dengan
rekaman/salinan data (data recording) yang menjadi bukti elektronik
In
A

tersebut apakah sudah berjalan dengan prosedur yang berlaku (telah


dikalibrasi dan diprogram) serta diperoleh dari sistem jaringan komputer
ah

lik

yang aman dan layak dipercaya (secure and trust worthy) sedemikian
rupa sehingga hasil print out suatu bukti elektronik tersebut dapat
m

ub

terjamin sifat otentiknya dan dapat diterima dalam pembuktian perkara


cyber crime yang dapat berdiri sendiri sebagai real evidence. Dalam
ka

persidangan, bukti digital akan diuji sifat otentiknya dengan cara


ep

mempresentasikan bukti digital tersebut untuk menunjukan hubungan


ah

bukti digital yang diketemukan tersebut dalam kasus cyber crime yang
R

terjadi. Di samping itu, bukti digital tersebut harus diusahakan masih asli
es

dan sepenuhnya sama (original) dengan pada saat pertama kalinya


M

ng

on
gu

Hal. 41 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
diidentifikasi dan dianalisa oleh Penyidik, dalam hal ini melalui

si
Laboratonium Forensik Komputer. Oleh karena itu, seyogyanya bukti
digital tersebut dapat dipresentasikan secara digital melalui laptop atau

ne
ng
komputer tanpa harus dicetak kedalam media kertas (print out);
Apa yang Pemohon Kasasi jelaskan tadi, itulah prosedur Penyidikan
Kasus Cyber Crime yang baik dan benar menurut Undang-Undang

do
gu Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)
sehingga “unsur barang siapa” yang dirumuskan dalam KUHP itu bisa

In
A
menemukan arah yang benar untuk sampai pada buah kesimpulan
bahwa seseorang itu adalah pelaku suatu tindak pidana. Dalam perkara
ah

lik
yang didakwakan kepada Pemohon Kasasi, baik Penyidik Kepolisian,
JPU, maupun Majelis Hakim sama sekali tidak mengikuti prosedur yang
ditetapkan dalam Undang-Undang ITE tadi, lalu apa dasarnya sehingga
am

ub
Pemohon Kasasi ditetapkan sebagai pelaku tindak pidana ? Undang-
Undang ini dibuat untuk dilaksanakan oleh para penegak hukum
ep
sehingga para penegak hukum bisa menegakkan hukum dengan sebaik-
k

baiknya sesuai dengan prosedur yang berlaku. Dalam perkara ITE yang
ah

didakwakan kepada Pemohon Kasasi, baik Penyidik Kepolisian, JPU,


R

si
maupun Majelis Hakim menegakkan hukum dengan cara dan selera nya
sendiri serta mengabaikan undang-undang dan hak Pemohon Kasasi

ne
ng

untuk mendapatkan keadilan hukum;


 Saksi dan Barang Bukti dalam Kasus Cyber Crime

do
gu

Mengenai fakta di persidangan yang terdiri dari keterangan saksi-saksi


dan barang bukti yang dihadirkan, mohon Kasasi ingin mengatakan
bahwa Keterangan saksi yang mempunyai nilai sebagai alat buktiIah
In
A

keterangan yang ditegaskan dalam Pasal 1 angka 27 KUHAP, yaitu : a)


Yang saksi lihat sendiri; b) saksi dengar sendiri; dan bukan saksi
ah

lik

mendengar dan orang lain (testimonium de auditu); c) Saksi alami sendiri


serta menyebut alasan pengetahuannya itu ;
m

ub

Daam kasus yang didakwakan kepada Pemohon Kasasi, tidak ada


seorang pun saksi yang melihat secara langsung dengan mata dan
ka

kepalanya sendiri bahwa Pemohon Kasasi sedang mengupload foto-foto


ep

saksi korban di sebuah akun Facebook. Keterangan saksi-saksi sarat


ah

dengan rekayasa dan kebohongan yang bertujuan untuk memojokkan


R

Pemohon Kasasi. OIeh karena itu, maka saksi-saksi yang dihadirkan


es

beserta keterangannya tidak memiliki nilai sebagai alat bukti. Kemudian


M

ng

on
gu

Hal. 42 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mengenai barang bukti yang dihadirkan, bila penyebaran foto-foto saksi

si
korban pernah terjadi, seharusnya Penyidik dan JPU dapat
menghadirkan barang-barang elektronik yang diduga dipergunakan oleh

ne
ng
Pemohon Kasasi untuk mengupload foto-foto saksi korban di facebook
bila penyebaran foto tersebut pernah terjadi seperti apa yang dijelaskan
oleh Undang-Undang ITE di atas. Bukannya menghadirkan barang-

do
gu barang bukti yang tidak ada kompetensinya untuk membuktikan dugaan
tindak pidana cyber crime ini ;

In
A
Dengan demikian, “unsur barang siapa” dalam dakwaan ini “tidak terbukti
secara sah dan meyakinkan menurut hukum”
ah

lik
B. Unsur dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi
elektronik dan/atau dokumen elektronik” ;
am

ub
Pemohon Kasasi menilai Judex Facti tidak memahami makna dan
“informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik” yang ada di dalam UU
ep
ITE. Seperti apa yang telah Pemohon Kasasi jelaskan di atas jadi tentang
k

“prosedur pembuktian kasus cyber crime yang baik dan benar


ah

berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi


R

si
Dan Transaksi Elektronik (ITE)”, Pembuktian dalam kasus cyber crime
tidak dapat ditunjukan melalui objek atau benda sebagai bukti fisik seperti

ne
ng

pada kasus-kasus pidana lainnya. Barang bukti atau corpus delicti yaitu
alat yang digunakan untuk melakukan delik, yaitu barang yang miliki

do
gu

hubungan Iangsung dengan tindak pidana. Barang bukti dalam proses


pembuktian dalam sebuah kasus cyber crime, diperoleh melalui
penyitaan dalam penyelidikan. Dalam kasus cyber crime, bukti yang akan
In
A

mengarahkan pada suatu peristiwa pidana adalah berupa data-data


elektronik baik yang berada di dalam komputer (hard disk) atau yang
ah

lik

merupakan hasil print out (selama sumber aslinya ada) atau dalam
bentuk lain berupa jejak (path) dari suatu aktivitas penggunaan komputer
m

ub

dan itu merupakan dokumen elektronik yang diatur di dalam Pasal 1


angka 4 Undang-Undang ITE yang berbunyi: “Dokumen Elektronik
ka

adalah setiap Informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan,


ep

diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik,


ah

optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau


R

didengar melalui komputer atau sistem elektronik, tetapi tidak terbatas


es

pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya,


M

ng

on
gu

Hal. 43 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
huruf, tanda, angka, kode akses, simbol atau perforasi yang memiliki

si
makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang yang mampu
memahaminya” ;

ne
ng
Bukti-bukti elektronik (elektronic evidence) yang digunakan untuk
membuktikan cyber crime dalam pemeriksaan di pengadilan adalah
berupa tampilan situs atau website, log-log file (waktu terjadinya

do
gu perbuatan tersebut) serta Internet Protocol (IP) yang dijadikan “tanda
bukti diri” yang dapat mendeteksi pelaku cyber crime dan dapat

In
A
menunjukan keberadaan pengguna komputer itu sendiri. Dengan meneliti
dan memeriksa pemilik nomor IP tersebut akan dapat diketahui lokasi
ah

lik
pengguna lP tersebut ;
Dokumen elektronik yang dimaksud oleh UU ITE adalah informasi
elektronik yang berasal dari barang-barang yang dipergunakan oleh
am

ub
pelaku tindak pidana cyber crime ketika melakukan delik. Dalam perkara
yang didakwakan kepada Pemohon Kasasi, tidak ada satu pun barang-
ep
barang elektronik milik mohon Kasasi yang disita oleh Penyidik dan
k

dijadikan sebagai barang bukti di persidangan. Dan juga JPU tidak bisa
ah

menghadirkan print out halaman Facebook ketika foto disebarkan di


R

si
jejaring sosial Facebook bila benar penyebaran gambar pernah terjadi.
JPU hanya menyandarkan diri pada keterangan saksi-saksi yang tidak

ne
ng

seorang pun pernah melihat langsung dengan mata kepalanya sendiri


Pemohon Kasasi memposting foto-foto saksi korban ke facebook.

do
gu

Bahkan dari sekian banyak saksi yang dihadirkan, tidak satu pun yang
bisa menghadirkan screen shoot sebagai bukti penyebaran gambar;
Dengan demikian, “Unsur dengan sengaja dan tanpa hak
In
A

mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat


diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik” tidak
ah

lik

terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum ;


C. Unsur Yang Memiliki Muatan Kesusilaan
m

ub

Selanjutnya Pemohon Kasasi akan mencoba membahas materi foto-foto


saksi korban yang dihadirkan sebagai barang bukti. Apakah foto-foto
ka

tersebut dapat dikategorikan sebagai pornografi ?


ep

Pada Pasal 4 Ayat (1) Undang-Undang Pornografi pada bagian Larangan


ah

dan Pembatasan dikatakan bahwa :


R

Setiap orang dilarang memproduksi, membuat, memperbanyak,


es

menggandakan, menyebarluaskan, menyiarkan, mengimpor,


M

ng

on
gu

Hal. 44 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mengekspor, menawarkan, memperjualbelikan, menyewakan, atau

si
menyediakan pornografi yang secara eksplisit memuat :
a. persenggamaan, termasuk persenggamaan yang menyimpang ;

ne
ng
b. kekerasan seksual ;
c. masturbasi atau onani ;
d. ketelanjangan atau tampilan yang mengesankan ketelanjangan;

do
gu e. alat kelamin; atau
f. pornografi anak ;

In
A
bila Pemohon Kasasi kaitkan foto-foto saksi korban dengan kategori-
kategori di atas, maka kategori mengesankan ketelanjangan adalah
ah

lik
kategori yang paling dekat jaraknya. Tapi apakah foto-foto saksi korban
tersebut bisa dimasukkan ke dalam kategori “mengesankan
ketelanjangan” ? Jawabannya adalah tidak bisa”. Pada Undang-Undang
am

ub
Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi di bagian penjelasan dikatakan
bahwa yang dimaksud dengan “mengesankan ketelanjangan” adalah
ep
suatu kondisi seseorang yang menggunakan penutup tubuh, tetapi masih
k

menampakkan alat kelamin secara eksplisit. Contohnya adalah


ah

seseorang yang menggunakan pakaian yang transparan sehingga secara


R

si
eksplisit alat kelaminnya masih nampak ;
OIeh karena itu, berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008

ne
ng

tentang Pornografi dapat disimpulkan bahwa foto-foto saksi korban tidak


termasuk ke dalam kategori foto-foto porno. Hal ini juga dikuatkan oleh

do
gu

keterangan dari Ditreskrimum dan Irwasda Polda Jabar dalam surat


resminya yang telah Pemohon Kasasi jelaskan di atas ;
Yang lebih tak masuk di akal adalah Pemohon Kasasi di dakwa dengan
In
A

Pasal 35 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi,


yang berbunyi : “setiap orang yang menjadikan orang lain sebagai objek
ah

lik

atau model yang mengandung muatan pornografi”. Di sini JPU dan


Majelis Hakim memposisikan Terdakwa sebagai seorang fotografer yang
m

ub

mengambil foto-foto saksi korban. Sungguh sebuah dakwaan yang tidak


berdasar dan mengada-ada. Padahal JPU dan Majelis Hakim
ka

mengetahui dengan jelas bahwa saksi korban mengambil foto-foto dirinya


ep

seorang diri dengan HP Blackberry miliknya sendiri. Saksi korbanpun


ah

telah memberikan keterangan tentang hal ini. Pasal ini akan lebih pas bila
R

dipergunakan untuk mendakwa saksi korban sebagai pembuat gambar.


es
M

ng

on
gu

Hal. 45 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Oleh karena itu, ini merupakan dakwaan yang dibuat-buat dan tidak

si
berdasar ;
Atas semua hal yang Pemohon Kasasi uraikan di atas berkaitan dengan

ne
ng
Prosedur Pembuktian Kasus cyber crime yang baik dan benar, Pemohon
Kasasi memohon kepada Judex Jurist agar berkenan menarik sebuah
kesimpulan bahwa telah terjadi kesalahan besar dalam penerapan

do
gu hukum di kasus yang mendakwa Pemohon Kasasi ini. Semua
argumentasi telah Pemohon Kasasi uraikan dengan jelas, detail dan

In
A
berdasar kepada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan Undang-Undang Nomor 44
ah

lik
Tahun 2008 tentang Pornografi ;
Dengan demikian maka “unsur yang memiliki muatan kesusilaan” adalah
“tidak terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum” ;
am

ub
Menimbang, bahwa berdasarkan semua fakta hukum yang muncul di
persidangan, maka Pemohon Kasasi ingin menyampaikan sebagai
ep
berikut :
k

 Bahwa tidak benar Saksi Korban Mashasy pernah memberikan HP


ah

kepada Pemohon Kasasi yang di dalamnya terdapat foto saksi


R

si
korban. Hal ini dibuktikan dengan dihadirkannya kuitansi pembelian
HP oleh Pemohon Kasasi di persidangan beserta dus dan buku nya.

ne
ng

Namun fakta ini diabaikan Majelis Hakim yang subyektif. Dan harus
dicatat bahwa Hp Smartfren/Nexian yang dihadirkan di persidangan

do
gu

merupakan barang rampasan hasil kejahatan yang didapatkan oleh


Saksi Korban Maya dan keluarganya dengan cara merampas dan
Pemohon Kasasi dan perkaranya sedang dilaporkan di Polresta
In
A

Bogor ;
 Bahwa tidak benar Pemohon Kasasi menyimpan foto-foto saksi
ah

lik

korban di barang elektronik milik Pemohon Kasasi. Terbukti dengan


tidak ada satu pun barang elektronik milik Pemohon Kasasi yang
m

ub

dijadikan sebagai barang bukti yang di dalamnya terdapat foto-foto


saksi korban ;
ka

 Bahwa tidak benar terjadi pemostingan foto saksi korban di akun FB


ep

atas nama Pemohon Kasasi. Dan ini pun tidak dapat dibuktikan
ah

dengan menghadirkan screen shot nya ;


R

 Bahwa tidak benar akun FB atas nama Maya Saleh Alatas adalah
es

akun FB milik Pemohon Kasasi yang berubah nama. Hal ini


M

ng

on
gu

Hal. 46 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
merupakan fitnah dan tidak dapat dibuktikan baik oleh saksi ahli

si
maupun semua saksi lainnya ;
 Bahwa tidak benar saksi Bunyanudin, Hasan Jawat, Kamal Alatas, Ida

ne
ng
Magdalena dan Saksi Ahmad Saleh pernah melihat kemunculan foto-
foto saksi korban di facebook milik Pemohon Kasasi. Bila yang
diceritakan oleh para saksi adalah benar, seharusnya bukti berupa

do
gu screen shot dapat dihadirkan di persidangan. Bahkan Pemohon
Kasasi tidak memiliki hubungan pertemanan dengan para saksi di

In
A
facebook ;
 Bahwa benar banyak keterangan palsu Saksi Bunyanudin dan Saksi
ah

lik
Hasan Jawat yang tertulis di putusan hakim ini yang tidak pernah ada
dalam persidangan;
 Bahwa benar Saksi Saleh Alatas tidak memiliki kapasitas sebagai
am

ub
saksi karena Saksi Saleh Alatas tidak pernah melihat pemostingan
foto seperti pengakuannya. Oleh karena itu keterangan nya harus
ep
diabaikan. Bahwa tidak benar Saksi Korban Maya pernah
k

mengatakan melalui telpon kepada Terdakwa, supaya foto-foto saksi


ah

korban dihapus di dalam memori card nya. Hal ini jelas terbantahkan
R

si
oleh keterangan Pemohon Kasasi mengenai kepemilikan HP yang
dibuktikan dengan menghadirkan kuitansi pembehan rnilik Pemohon

ne
ng

Kasasi di persidangan;
 Bahwa tidak benar Pemohon Kasasi pernah mengirimkan pesan

do
gu

ancaman melalui whatsapp kepada saksi korban. Hal ini terbukti


dengan tidak dapat dihadirkannya sumber asli print out percakapan
whatsapp tersebut di persidangan. Print out percakapan whatsapp ini
In
A

merupakan rekayasa dan ini telah dikuatkan oleh keterangan Saksi


Ahli ITE Wahyu Catur Wibowo ;
ah

lik

 Bahwa tidak benar keterangan saksi korban yang mengatakan pernah


melihat Handphone Nexian milik Terdakwa di Kantor Penyidik sebagai
m

ub

salah satu barang bukti. Hal ini terbukti dengan tidak adanya Hp
Nexian tersebut di daftar barang bukti ;
ka

 Bahwa tidak benar barang bukti foto-foto saksi korban berasal dari
ep

barang-barang elektronik milik Terdakwa, melainkan berasal HP


ah

Blackberry mihik saksi korban ;


R

es
M

ng

on
gu

Hal. 47 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
 Bahwa benar Saksi Ahhi Wahyu Catur mengatakan bahwa HP

si
Blackberry yang dihadirkan tidak dapat dijadikan barang bukti karena
tidak ada korelasinya dengan materi dakwaan ;

ne
ng
 Bahwa benar Saksi Ahli Wahyu Catur mengatakan bahwa print out
percakapan whatsapp tidak bisa dijadikan sebagai salah satu barang
bukti, karena sumber aslinya tidak ada. Ini jelas merupakan rekayasa

do
gu saksi korban ;
 Bahwa benar Saksi Ahli ITE Wahyu Catur Wibowo mengatakan

In
A
bahwa barang bukti berupa foto saksi korban tidak dapat dijadikan
sebagai barang bukti. Yang seharusnya dihadirkan adalah screen
ah

lik
shot ketika foto diposting di Facebook;
 Bahwa benar bahwa Saksi Ahhi ITE Wahyu Catur Wibowo dan Saksi
Ahli Pidana Deni Bram mengatakan baik di RAP Polisi maupun di
am

ub
persidangan bahwa perihal pemostingan foto baru merupakan
dugaan;
ep
 Bahwa benar Saksi Ahli ITE Wahyu Catur Wibowo tidak pernah
k

melakukan pemeriksaan terhadap barang-barang bukti yang


ah

dihadirkan atau pun barang-barang elektronik milik Pemohon Kasasi,


R

si
padahal ini merupakan hal yang dipersyaratkan oleh Undang-Undang
ITE;

ne
ng

 Bahwa benar dalam menentukan Locus Delicti dan Tempus Delicti


pada sebuah kasus cyber crime harus berdasarkan analisa barang

do
gu

bukti elektronik berupa tampilan situs atau website, log-log file (waktu
terjadinya perbuatan tersebut) serta Internet Protocol (IP) yang
dijadikan “tanda bukti diri” yang dapat mendeteksi keberadaan pelaku
In
A

cyber crime. Dan ini tidak diimplementasikan pada perkara yang


didakwakan kepada Pemohon Kasasi ;
ah

lik

 Bahwa benar penentuan Locus Delicti dan Tempus Delicti pada kasus
yang didakwakan pada Pemohon Kasasi adalah cacat hukum karena
m

ub

didasarkan pada keterangan saksi-saksi yang sarat dengan


kebohongan dan tidak ada kesesuaian satu sama lain serta tidak
ka

didukung oleh dokumen elektronik apa pun ;


ep

 Bahwa benar Majelis Hakim tidak membuka sama sekali barang bukti
ah

HP Blackberry yang dihadirkan di persidangan untuk melihat


R

kandungan isinya ;
es
M

ng

on
gu

Hal. 48 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
 Bahwa benar pernah terjadi tindakan penganiayaan secara keji oleh

si
keluarga saksi korban yang mengintimidasi Pemohon Kasasi agar
mengakui perbuatan yang tidak pernah dilakukan Pemohon Kasasi ;

ne
ng
 Bahwa benar tidak ada satu pun barang elektronik milik Pemohon
Kasasi yang disita dan dijadikan barang bukti oleh Penyidik. Bahwa
benar tidak ada satu bukti screen shoot pun yang dapat dihadirkan

do
gu oleh JPU dan para saksi untuk membuktikan bahwa pidana
pemostingan foto pernah terjadi ;

In
A
 Bahwa tidak benar cerita tentang pernah terjadi pemostingan foto-foto
saksi korban di akun Facebook atas nama Maya Saleh Alatas atau
ah

lik
atas nama akun Facebook siapa pun dan oleh siapa pun. ini semua
merupakan cerita fiktif dan tidak pernah terjadi ;
 Bahwa benar materi foto-foto saksi korban tidak termasuk ke dalam
am

ub
kategori pornografi berdasarkan penjelasan yang ada di dalam
Undang-Undang Pornografi. (Dikuatkan oleh hasil Penyelidikan Polda
ep
Jabar) ;
k

 Bahwa benar pernah terjadi perampasan barang-barang elektronik


ah

milik Pemohon Kasasi ;


R

si
 Bahwa benar akun facebook milik Pemohon Kasasi dirampas oleh
keluarga saksi korban dan pernah terjadi pencemaran nama baik di

ne
ng

dalamnya. Dan benar sampai saat ini akun Facebook Pemohon


Kasasi masih berada dalam penguasaan keluarga saksi korban ;

do
gu

 Bahwa benar tidak ada seorang pun saksi yang mengatakan bahwa ia
pernah melihat Pemohon Kasasi nielakukan pemostingan foto di
facebook. Sehingga ini menjadi dasar untuk menetapkan bahwa para
In
A

saksi yang dihadirkan tidak memenuhi persyaratan yang ada di dalam


Pasal 1 angka 27 KUHAP ;
ah

lik

 Bahwa benar banyak sekali kebohongan dan kerancuan keterangan


saksi dan semua telah dikupas secara detail di memori banding dan
m

ub

pledoi Pemohon Kasasi ;


 Bahwa benar tidak pernah terjadi dalam sejarah penegakan hukum
ka

kasus cyber crime di Indonesia yang menghasilkan keputusan


ep

bersalah tanpa dihadirkan bukti minimal berupa screen shoot ketika


ah

delik dilakukan ;
R

 Bahwa benar Terdakwa tidak dikenakan beban pembuktian (Pasal 66


es

KUHAP) ;
M

ng

on
gu

Hal. 49 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
 Bahwa tidak benar pernyataan Majelis Hakim yang mengatakan

si
bahwa argumentasi hukum Terdakwa dan penasehat hukum
merupakan penafsiran pribadi yang tidak berdasar. Semua

ne
ng
argumentasi liukum Terdakwa dan penasehat hukum adalah jelas
Undang-Undang ITE, Undang-Undang Pornografi, KUHAP serta
pendapat para ahli. Sumber referensi telah Pemohon Kasasi

do
gu cantumkan semua baik di Pledoi, Memori Banding, dan Memori
Kasasi ini ;

In
A
 Bahwa benar prosedur penegakan hukum pada kasus yang
didakwakan kepada Pemohon Kasasi adalah “cacat hukum” dan
ah

lik
bagian dan peradilan sesat yang tidak mengikuti ketentuan hukum
yang berlaku ;
 Bahwa tidak benar pernah terjadi pemostingan foto-foto saksi korban
am

ub
di akun Media Sosial Facebook, baik oleh Pemohon Kasasi atau oleh
siapa pun itu ;
ep
Sebetulnya perkara ini dapat dengan mudah diselesaikan dengan
k

rumusan sederhana sebagai berikut :


ah

Bila menurut Undang-undang Pornografi dikatakan bahwa foto-foto Sdri.


R

si
Maya yang dijadikan sebagai barang bukti tidak mengandung unsur
pornografi/kesusilaan, maka alat bukti apa pun yang dihadirkan dalam

ne
ng

perkara ini menjadi “Nol” nilai nya dan kasus selesai. Atau seandainya
kita asumsikan bahwa loto-foto yang dihadirkan merupakan foto bugil

do
gu

semuanya, tanpa menghadirkan bukti penyebarannya, maka tidak ada


seorangpun yang bisa dijadikan sebagai Terdakwa kasus penyebaran
foto dan semua miat bukti yang ada akan menjadi “Nol” pula nilainya
In
A

serta kasus dinyatakan selesai” ;


Menimbang bahwa terhadap alasan kasasi tersebut Mahkamah
ah

lik

Agung berpendapat :
Bahwa alasan kasasi Terdakwa tidak dapat dibenarkan karena putusan
m

ub

Judex Facti Pengadilan Tinggi yang menyatakan Terdakwa telah terbukti secara
sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana tanpa hak
ka

mendistribusikan dan membuat dapat diaksesnya dokumen elektronik yang


ep

muatannya melanggar kesusilaan dan menjatuhkan pidana penjara selama 1


ah

(satu) tahun tidak salah dalam menerapkan hukum ;


R

Bahwa Judex Facti telah mempertimbangkan dengan benar mengenai


es

pembuktian unsur-unsur tindak pidana dari dakwaan Penuntut Umum yang


M

ng

on
gu

Hal. 50 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dinyatakan terbukti berdasarkan fakta-fakta hukum yang terungkap di

si
persidangan, yaitu Terdakwa telah mengunggah (up load) foto diri saksi korban
Mashasy alias Maya dalam keadaan setengah telanjang ke akun Facebook milik

ne
ng
Terdakwa, yang nama akunnya telah diganti oleh Terdakwa dengan nama Maya
Saleh Alatas sehingga foto saksi korban tersebut dapat diakses/dilihat oleh
saksi-saksi yang berteman dengan Terdakwa di Facebook. Perbuatan

do
gu Terdakwa tersebut telah memenuhi semua unsur Pasal 49 Ayat (1) juncto Pasal
27 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan

In
A
Transaksi Elektronik pada Dakwaan Alternatif Kesatu ;
Bahwa selain itu alasan kasasi Terdakwa merupakan penilaian hasil
ah

lik
pembuktian yang bersifat penghargaan tentang suatu kenyataan. Hal tersebut
tidak dapat dipertimbangkan dalam pemeriksaan tingkat kasasi, karena
pemeriksaan kasasi hanya berkenaan dengan tidak diterapkan suatu peraturan
am

ub
hukum atau peraturan hukum tidak diterapkan sebagaimana mestinya atau
apakah cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan undang-undang
ep
atau apakah pengadilan melampaui batas wewenangnya sebagaimana yang
k

dimaksud dalam Pasal 253 KUHAP;


ah

Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, lagi pula ternyata


R

si
putusan Judex Facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum
dan/atau undang-undang, maka permohonan kasasi tersebut harus ditolak;

ne
ng

Menimbang bahwa oleh karena permohonan kasasi Terdakwa ditolak


dan Terdakwa dipidana, maka harus dibebani untuk membayar biaya perkara

do
gu

dalam tingkat kasasi ini;


Memperhatikan Pasal 45 Ayat (1) juncto Pasal 27 Ayat (1) Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik,
In
A

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, Undang-


Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, dan Undang-
ah

lik

Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah


diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan
m

ub

Perubahan Kedua dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 serta


peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan ;
ka

MENGADILI
ep

Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi/Terdakwa HASAN


ah

ALATAS, S.E. tersebut ;


R

Membebankan Terdakwa untuk membayar biaya perkara dalam tingkat


es

kasasi, yang ditetapkan sebesar Rp2.500,00 (dua ribu lima ratus rupiah) ;
M

ng

on
gu

Hal. 51 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung

si
pada hari Senin tanggal 1 Agustus 2016 oleh Dr. Artidjo Alkostar, S.H., LLM.
Ketua Kamar Pidana Mahkamah Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah

ne
ng
Agung sebagai Ketua Majelis, Dr. H. Andi Samsan Nganro, S.H., M.H. dan Dr.
H. Suhadi, S.H., M.H. Hakim Agung pada Mahkamah Agung sebagai Anggota,
dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari dan tanggal itu

do
gu juga oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim Anggota tersebut, dan didampingi
oleh Agustina Dyah Prasetyaningsih, S.H., Panitera Pengganti dengan tidak

In
A
dihadiri oleh Pemohon Kasasi/Terdakwa dan Penuntut Umum.
ah

Hakim – Hakim Anggota :

lik
Ketua Majelis :
ttd./ ttd./
Dr. H. Andi Samsan Nganro, S.H., M.H. Dr. Artidjo Alkostar, S.H., LLM.
am

ub
ttd./
Dr. H. Suhadi, S.H., M.H.
ep
k

Panitera Pengganti :
ah

ttd./
R

si
Agustina Dyah Prasetyaningsih, S.H.

ne
ng

Untuk salinan
MAHKAMAH AGUNG R.I.
a.n.Panitera

do
gu

Panitera Muda Perkara Pidana Khusus In


A
ah

lik

ROKI PANJAITAN, SH.


NIP. : 195904301985121001
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

Hal. 52 dari 52 hal. Put. No. 2143 K/Pid.Sus/2015


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52

Anda mungkin juga menyukai