Anda di halaman 1dari 2

Unsur-unsur Intrinsik

1. Tema
Tema adalah landasan dasar penulisan cerita. Sebagai dasar cerita, tema akan dikembangkan menjadi
jalinan cerita. Tema menjadi pengikat dari awal sampai akhir cerita. Tema yang digunakan dalam buku
fiksi sangat beragam, dari masalah sosial, religius, hingga cinta kasih.

2. Alur
Alur merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat. Pola
pengembangan cerita sangat beragam. Berdasarkan waktunya, alur dalam sebuah cerpen dapat dibagi
menjadi tiga, yakni alur maju, alur mundur, dan alur campuran.

3. Latar
Latar merupakan pijakan dalam sebuah cerita fiksi. Latar dalam cerita fiksi dapat dibagi menjadi
empat, yakni berupa tempat, waktu, suasana, dan lingkungan sosial budaya.
a. Latar tempat
Latar tempat berkaitan dengan lokasi terjadinya kejadian pada sebuah cerita. Latar tempat
dalam sebuah cerita bisa nyata, bisa juga berdasarkan imajinasi pengarang. Latar tempat dapat
dituliskan langsung ataupun diceritakan pengarang berdasarkan ciri-cirinya. Penggambaran latar
yang menarik akan mampu menghidupkan perjalanan tokoh dalam sebuah cerita fiksi.
b. Latar waktu
Latar waktu berkaitan dengan waktu kejadian pertiwa yang terjadi pada sebuah cerita fiksi. Latar
waktu yang dipakai dalam suatu cerita fiksi dapat berupa waktu lampau, sekarang, ataupun masa
depan. Penggunaan latar waktu yang imajiner membebaskan si pengarang dalam mengembangkan
isi cerita.
c. Latar suasana
Latar suasana menggambarkan suasana kejadian pada cerita fiksi. Latar suasana dapat diketahui
dengan menganalisis konteks cerita, seperti tindakan tokoh, dialog tokoh, dan konflik yang dialami
tokoh. Latar suasana yang dikemas dengan baik akan menghanyutkan pembaca untuk ikut dalam
perjalanan tokoh.
d. Latar sosial budaya
Latar sosial budaya berhubungan erat dengan kehidupan sosial masyarakat. Adat istiadat,
tradisi, keyakinan, dan cara berpikir suatu masyarakat dimasukkan sebagai pembangun cerita fiksi.
Latar sosial budaya juga dapat berkaitan erat dengan peristiwa sejarah pada masa lampau.

4. Penokohan
Penokohan adalah pelukisan gambaran jelas tentang seseorang dalam sebuah cerita. Dalam sebuah
cerita fiksi, tokoh yang ditampilkan berupa tokoh rekaan. Tokoh tersebut diceritakan dalam satu situasi
saja. Berdasarkan perwatakannya, tokoh dalam cerita fiksi dapat dibagi menjadi dua, yakni tokoh
protagonis dan antagonis.
a. Tokoh protagonis adalah tokoh yang mempunyai watak baik. Biasanya, tokoh protagonis sebagai
tokoh utama.
b. Tokoh antagonis adalah tokoh yang mempunyai watak jahat. Biasanya, tokoh antagonis adalah tokoh
yang mempunyai pandangan atau pemikiran yang berbeda dengan tokoh utama.
5. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara atau pandangan yang digunakan pengarang sebagai sarana untuk
menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita. Sudut pandang
berkaitan dengan penempatan penulis dalam cerita yang dibuatnya. Penulis dapat berperan sebagai
tokoh utama dalam cerita. Penulis juga dapat menceritakan orang ketiga dalam sebuah cerita.
a. Sudut pandang orang ketiga
Pengisahan cerita pada umumnya mempergunakan sudut pandang orang ketiga. Narator adalah
seseorang yang berada di luar cerita yang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama
diri atau kata ganti orang ketiga. Kata ganti tersebut, misalnya ia, dia, dan mereka, Andira, dan Kamal.
b. Sudut pandang orang pertama
Dalam pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang orang pertama, narator adalah
seseorang yang ikut terlibat dalam cerita. Ia adalah si ”aku”, tokoh yang berkisah, dan mengisahkan
kesadaran diri sendiri.
c. Sudut pandang campuran
Dalam pengisahan cerita, pengarang menggabungkan penggunaan sudut pandang orang pertama
dan sudut pandang orang ketiga. Sudut pandang campuran ini jarang dipakai dan membutuhkan
kreativitas penulis.

6. Amanat
Amanat berisi pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Amanat dalam cerita
fiksi disampaikan secara implisit. Amanat tersebut dapat dijadikan bahan pembelajaran bagi pembaca.
Amanat dalam cerita fiksi biasanya dapat disimpulkan dengan menganalisis tindakan atau dialog tokoh.

Anda mungkin juga menyukai