Anda di halaman 1dari 22

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

“Pengendalian dan Sistem Informasi Akuntansi”

Makalah ini disusun untuk penilaian tugas mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi

Dosen Pengampu: Masrul Huda, S.E., M.Si.

Disusun Oleh:

Silva Dwiyanti (11180820000056)

Balqis Salma Hanifah (11180820000057)

Kelompok 6

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2019
Abstrak

Kemajuan teknologi informasi saat ini membuat dunia bisnis dihadapkan dengan
situasi atau kondisi persaingan yang semakin ketat yang menuntut perusahaan untuk
menjalankan usahanya lebih efektif dalam pencapaian tujuan perusahaan. Perusahaan
harus memiliki sistem kontrol internal yang andal untuk bertahan dan berdaya saing
tinggi. Sistem informasi akuntansi yang berbasis komputer dapat memberi pengaruh
besar. Sistem kontrol dapat mencegah sumber daya yang berlebihan di dalam
perusahaan, menciptakan pertanggung jawaban laporan keuangan, meningkatkan
kredibilitas dan kualitas kepada perusahaan. Manajemen menjadi mudah untuk
membuat keputusan, dan mencegah terjadinya penipuan. Informasi akuntansi yang
berbasis komputer tidak dapat bekerja dengan baik tanpa pengendalian dari para
manajer.

2
Daftar Isi

Abstrak...........................................................................................................................2
Daftar Isi........................................................................................................................3
D. Definisi....................................................................................................................4
D.I Definisi Menurut Teori............................................................................4
D.II Definisi Menurut Para Ahli....................................................................4
D.III Definisi Menurut Kelompok...................................................................5
D.IV Kata-Kata Penting...................................................................................5
E. Tujuan Pembahasan..............................................................................................6
F. Manfaat Pembahasan............................................................................................6
G. Kerangka Berpikir.................................................................................................7
H. Rincian Pembahasan.............................................................................................8
H.I Definisi Pengendalian dan Sistem Informasi Akuntansi......................8
H.II Ancaman Pengendalian dan Sistem Informasi Akuntansi..................9
H.III Fungsi dan Tujuan Pengendalian Sistem Informasi Akuntansi.........10
H.IV Prinsip Dasar Pengendalian Internal....................................................12
H.V Kerangka Pengendalian..........................................................................13
H.VI Lingkungan Pengendalian......................................................................15
H.VII Aktivitas Pengendalian............................................................................17
H.VIII Penilaian dan Respon Risiko..................................................................17
H.IX Informasi dan Komunikasi.....................................................................18
H.X Pengawasan..............................................................................................19
I. File Video................................................................................................................21
J. Kesimpulan.............................................................................................................21
Referensi........................................................................................................................22

3
D. Definisi

D.I Definisi Menurut Teori

Pengendalian intern atau kontrol intern didefinisikan sebagai suatu proses,


yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi, yang
dirancang untuk membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu.
Pengendalian intern merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan
mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia berperan penting untuk mencegah dan
mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi sumber daya organisasi baik yang
berwujud (seperti mesin dan lahan) maupun tidak berwujud (seperti reputasi atau
hak kekayaan intelektual seperti merek dagang).

Sistem informasi akuntansi (SIA) adalah sebuah sistem yang


mengumpulkan, menyimpan dan mengolah data keuangan dan akuntansi yang
digunakan oleh pengambil keputusan. Informasi akuntansi merupakan sistem yang
umumnya berbasis komputer dan metode untuk melacak kegiatan akuntansi dalam
hubungannya dengan sumber daya teknologi informasi. Hasil laporan-laporan
keuangan dapat digunakan secara internal oleh manajemen atau secara eksternal
dengan pihak lain yang berkepentingan seperti investor, kreditur dan otoritas pajak.
Sistem informasi akuntansi dirancang untuk mendukung semua fungsi akuntansi
dan berbagai kegiatan termasuk auditing, akuntansi keuangan & pelaporannya,
manajerial/ manajemen akuntansi dan pajak.

D.II Definisi Menurut Para Ahli

Siti dan Ely (2010 : 312) menyatakan “Pengendalian intern adalah suatu
proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lainnya
dalam suatu entitas yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang
pencapaian tujuan berikut ini:
1. Keandalan pelaporan keuangan
2. Menjaga kekayaan dan catatan organisasi
3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan

4
4. Efektivitas dan efisiensi operasi” Pengendalian intern bagi suatu perusahaan
(terutama yang sudah go public) adalah merupakan suatu keharusan.

Menurut Sanyoto (2007 : 256) Sistem pengendalian internal merupakan


management responsibility. Bahwa sesungguhnya yang paling berkepentingan
terhadap sistem pengendalian internal suatu entitas organisasi/ perusahaan adalah
manajemen (lebih tegasnya lagi ialah top management / direksi), karena dengan
sistem pengendalian internal yang baik itulah top management dapat mengharapkan
kebijakan dipatuhinya, aktiva atau harta perusahaan dilindungi, dan
penyelenggaraan pencatatan berjalan baik.

Menurut Krismiaji (2010 : 4), sistem informasi akuntansi adalah “sebuah


sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang
bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis”.

D.III Definisi Menurut Kelompok

Pengendalian internal (internal control) adalah proses dan prosedur yang


dijalankan untuk menyediakan jaminan memadai bahwa tujuan pengendalian
dipenuhi. Sedangkan sistem informasi akuntansi adalah seperangkat sistem yang
disusun sedemikian rupa untuk memproses transaksi serta data dengan tujuan
menghasilkan informasi yang digunakan dalam pengoperasian.

D.IV Kata-Kata Penting

1. Pengendalian
2. Sistem computer
3. Keamanan
4. Peran penting
5. Informasi akuntansi

5
E. Tujuan Pembahasan

a. Untuk mengetahui definisi pengendalian dan sistem informasi akuntansi


b. Untuk mengetahui ancaman pengendalian dan sistem informasi akuntansi
c. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan pengendalian sistem informasi
akuntansi
d. Untuk mengetahui prinsip dasar pengendalian internal
e. Untuk mengetahui kerangka pengendalian
f. Untuk mengetahui lingkungan pengendalian
g. Untuk mengetahui aktivitas pengendalian
h. Untuk mengetahui penilaian dan respon risiko
i. Untuk mengetahui informasi dan komunikasi
j. Untuk mengetahui pengawasan

F. Manfaat Pembahasan

a. Mengetahui definisi pengendalian dan sistem informasi akuntansi


b. Mengetahui ancaman pengendalian dan sistem informasi akuntansi
c. Mengetahui fungsi dan tujuan pengendalian sistem informasi akuntansi
d. Mengetahui prinsip dasar pengendalian internal
e. Mengetahui kerangka pengendalian
f. Mengetahui lingkungan pengendalian
g. Mengetahui aktivitas pengendalian
h. Mengetahui penilaian dan respon risiko
i. Mengetahui informasi dan komunikasi
j. Mengetahui pengawasan

6
LvRw
IforAkuDcFTjpK
PengdaliSstm
G. Kerangka Berpikir

7
H. Rincian Pembahasan

H.I Definisi Pengendalian dan Sistem Informasi Akuntansi

Definisi Menurut Teori

Pengendalian intern atau kontrol intern didefinisikan sebagai suatu proses,


yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi, yang
dirancang untuk membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu.
Pengendalian intern merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan
mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia berperan penting untuk mencegah dan
mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi sumber daya organisasi baik yang
berwujud (seperti mesin dan lahan) maupun tidak berwujud (seperti reputasi atau
hak kekayaan intelektual seperti merek dagang).

Sistem informasi akuntansi (SIA) adalah sebuah sistem yang


mengumpulkan, menyimpan dan mengolah data keuangan dan akuntansi yang
digunakan oleh pengambil keputusan. Informasi akuntansi merupakan sistem yang
umumnya berbasis komputer dan metode untuk melacak kegiatan akuntansi dalam
hubungannya dengan sumber daya teknologi informasi. Hasil laporan-laporan
keuangan dapat digunakan secara internal oleh manajemen atau secara eksternal
dengan pihak lain yang berkepentingan seperti investor, kreditur dan otoritas pajak.
Sistem informasi akuntansi dirancang untuk mendukung semua fungsi akuntansi
dan berbagai kegiatan termasuk auditing, akuntansi keuangan & pelaporannya,
manajerial/ manajemen akuntansi dan pajak.

Definisi Menurut Para Ahli

Siti dan Ely (2010 : 312) menyatakan “Pengendalian intern adalah suatu
proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lainnya
dalam suatu entitas yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang
pencapaian tujuan berikut ini:
1. Keandalan pelaporan keuangan
2. Menjaga kekayaan dan catatan organisasi
3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan

8
4. Efektivitas dan efisiensi operasi” Pengendalian intern bagi suatu perusahaan
(terutama yang sudah go public) adalah merupakan suatu keharusan.

Menurut Sanyoto (2007 : 256) Sistem pengendalian internal merupakan


management responsibility. Bahwa sesungguhnya yang paling berkepentingan
terhadap sistem pengendalian internal suatu entitas organisasi/ perusahaan adalah
manajemen (lebih tegasnya lagi ialah top management / direksi), karena dengan
sistem pengendalian internal yang baik itulah top management dapat mengharapkan
kebijakan dipatuhinya, aktiva atau harta perusahaan dilindungi, dan
penyelenggaraan pencatatan berjalan baik.

Menurut Krismiaji (2010 : 4), sistem informasi akuntansi adalah “sebuah


sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang
bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis”.

Definisi Menurut Kelompok

Pengendalian internal (internal control) adalah proses dan prosedur yang


dijalankan untuk menyediakan jaminan memadai bahwa tujuan pengendalian
dipenuhi. Sedangkan sistem informasi akuntansi adalah seperangkat sistem yang
disusun sedemikian rupa untuk memproses transaksi serta data dengan tujuan
menghasilkan informasi yang digunakan dalam pengoperasian.

H.II Ancaman Pengendalian dan Sistem Informasi Akuntansi

Beberapa kegagalan utama dalam mengendalikan keamanan dan integritas


sistem komputer, yaitu:
1. Informasi tersedia untuk sejumlah pekerja yang tidak pernah ada.
2. Informasi pada jaringan komputer distribusi sulit dikendalikan.
3. Pelanggan serta pemasok memiliki akses ke sistem dan data satu sama lain.

Ancaman yang dihadapi perusahaan yaitu sebagai berikut.


1. Kehancuran karena bencana alam dan politik, seperti:
a. Kebakaran atau panas yang berlebihan
b. Banjir, gempa bumi

9
c. Badai angin, dan perang

2. Kesalahan pada software dan tidak berfungsinya peralatan, seperti:


a. Kegagalan hardware
b. Kesalahan atau terdapat kerusakan pada software, kegagalan sistem
operasi, gangguan dan fluktuasi listrik
c. Serta kesalahan pengiriman data yang tidak terdeteksi

3. Tindakan yang tidak disengaja, seperti:


a. Kecelakaan yang disebabkan kecerobohan manusia
b. Kesalahan tidak disengaja karen teledor
c. Kehilangan atau salah meletakkan
d. Kesalahan logika
e. Sistem yang tidak memenuhi kebutuhan perusahaan

4. Tindakan yang disengaja, seperti:


a. Sabotase
b. Penipuan komputer
c. Penggelapan

5. Ancaman (threats) lainnya adalah:


a. Merekrut karyawan yang tidak kualified hiring of unqualified
b. Pelanggaran hukum oleh karyawan (violation of employment law)
c. Perubahan yang tidak diotorisasi opada file induk pembayaran (master
payroll file)
d. Petidakakuratan data waktu (inaccurate time data)
e. Ketidakakuratan proses pembayaran
f. Pencurian atau kecurangan pendistribusian pembayaran
g. Pehilangan atau tidak terotorisasi data pembayaran
h. Performansi jelek

H.III Fungsi dan Tujuan Pengendalian Sistem Informasi Akuntansi

Pengendalian internal menjalankan tiga fungsi penting sebagai berikut:


1. Pengendalian Preventif (Preventive Control)

10
Pengendalian yang mencegah masalah sebelum timbul. Contoh:
merekrut personel berkualifikasi, memisahkan tugas pegawai, dan
mengendalian akses fisik atas aset dan informasi.

2. Pengendalian Detektif (Detective Control)


Pengendalian yang didesain untuk menemukan masalah pengendalian
yang tidak terelakkan. Contoh: menduplikasi pengecekan kalkulasi dan
menyiapkan rekonsiliasi bank serta neraca saldo tahunan.

3. Pengendalian Korektif (Corrective Control)


Pengendalian yang mengidentifikasi dan memperbaiki masalah serta
memperbaiki dan memulihkan dari kesalahan yang dihasilkan. Contoh:
menjaga salinan backup pada file, perbaikan kesalahan entri data, dan
pengumpulan ulang transaksi-transaksi untuk pemrosesan selanjutnya.

Fungsi penting yang dibentuk Sistem Informasi Akuntansi pada sebuah


organisasi antara lain:
1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi.

2. Memproses data menjadi into informasi yang dapat digunakan dalam proses
pengambilan keputusan.

3. Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi.

Dalam memenuhi kebutuhan informasi, baik untuk kebutuhan pihak


eksternal maupun pihak internal, sistem informasi akuntansi harus didesain
sedemikian rupa sehingga memenuhi fungsinya. Demikian pula suatu sistem
informasi akuntansi dalam memenuhi fungsinya harus mempunyai tujuan-tujuan
yang dapat menghasilkan informasi-informasi yang berguna. Terutama dalam
menunjang perencanaan dan pengendalian.

Terdapat tiga tujuan sistem informasi akuntansi, yaitu sebagai berikut:


1. Guna memenuhi setiap kewajiban sesuai dengan otoritas yang diberikan
kepada seseorang (to fulfill obligations relating to stewardship).
Pengelolaan perusahaan selalu mengacu kepada tanggung jawab manajemen
guna menata secara jelas segala sesuatu yang berkaitan dengan sumber daya

11
yang dimiliki oleh perusahaan. Keberadaan sistem informasi membantu
ketersediaan informasi yang dibutuhkan oleh pihak ekternal melalui laporan
keuangan tradisional dan laporan keuangan yang diminta lainnya, demikian
pula ketersediaan laporan internal yang dibutuhkan oleh seluruh jajaran
dalam bentuk laporan pertanggung jawaban pengelolaan perusahaan.

2. Setiap informasi yang dihasilakan merupakan bahan yang berharga bagi


pengambilan keputusan manajemen (to support decision making by internal
decision makers). Sistem informasi menyediakan informasi guna
mendukung setiap keputusan yang diambil oleh pimpinan sesuai dengan
pertanggungjawaban yang ditetapkan.

3. Sistem informasi diperlukan untuk mendukung kelancaran operasional


perusahaan sehari-hari (to support theday-to-day operations).

H.IV Prinsip Dasar Pengendalian Internal

Mulyadi (2015 : 164) menyatakan bahwa prinsip pokok sistem pengendalian


internal adalah:
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara
tegas. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini
didadasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini.
a. Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi
akuntansi.
b. Suatu fungsi tidak boleh diberi tangung jawab penuh untuk
melaksanakan seluruh tahap suatau transaksi.

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan


yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya. Dalam
organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otoritas dari pejabat yang
memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh
karena itu, dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian
wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Prosedur
pencatatan yang baik akan menjamin data yang direkam dalam formulir

12
dicatat dalam catatan akuntansi dengan tingkat ketelitian dan keandalannya
yang tinggi.

3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi. Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan
dalam menciptakan praktik yang sehat adalah:
a. Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus
dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang.
b. Pemeriksaan mendadak (surprised audit).
c. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh
satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari orang
atau unit organisasi lain.
d. Perputaran jabatan (job rotation).
e. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.
f. Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya.
g. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas
unsur-unsur sistem pengendalian intern yang lain.

4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Untuk


mendapatkan karyawan yang kompoten dan dapat dipercaya, berbagai cara
berikut ini dapat ditempuh:
a. Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh
pekerjaannya.
b. Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan
perusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya.

H.V Kerangka Pengendalian

1. Kerangka COBIT
Control Objective for Information and Related Technology (COBIT)
adalah sebuah kerangka keamanan dan pengendalian yang memungkinkan:
a. Manajemen untuk membuat tolok ukur praktik-praktik keamanan dan
pengendalian lingkungan TI.

13
b. Para pengguna layanan TI dijamin dengan adanya keamanan dan
pengendalian yang memadai.
c. Para auditor memperkuat opini pengendalian internal dan
mempertimbangkan masalah keamanan TI dan pengendalian yang
dilakukan.

5 prinsip utama tata kelola dan manajemen TI (COBIT 5), yaitu:


1) Memenuhi keperluan pemangku kepentingan.
2) Mencakup perusahaan dari ujung ke ujung.
3) Mengajukan sebuah kerangka terintegrasi dan tunggal.
4) Memungkinkan pendekatan holistik.
5) Memisahkan tata kelola dari manajemen.

2. Kerangka Pengendalian Internal COSO


Committee of Sponsoring Organizations (COSO) dalam Widjadja
(2013) memberikan definisi bahwa pengendalian internal sebagai suatu
proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil lain
yang didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang
pencapaian tiga kelompok tujuan utama yaitu efektivitas dan efisiensi
operasi, keandalan pelaporan keuangan dan kebutuhan terhadap hukum
yang berlaku. Sistem Pengendalian Internal (SPI) terdiri atas kebijakan dan
prosedur yang ditetapkan perusahaan untuk mencapai tujuan umum sebagai
berikut:
a. Menjaga aktiva perusahaan;
b. Memastikan keandalan dan akurasi informasi akuntansi;
c. Mendorong efisiensi operasional perusahaan;
d. Mengukur kesesuaian kebijakan serta prosedur yang ditetapkan pihak
manajemen.

3. Kerangka Manajemen Risiko Perusahaan COSO


Manajemen Risiko Perusahaan (Enterprise Risk Management)-
Kerangka Terintegrasi (Integrated Framework)-ERM adalah sebuah
kerangka COSO yang memperbaiki proses manajemen risiko dengan
memperluas (menambahkan tiga elemen tambahan) Pengendalian Internal

14
COSO-Terintegrasi. Prinsip-prinsip dasar dibalik ERM adalah sebagai
berikut:
a. Perusahaan dibentuk untuk menciptakan nilai bagi para pemiliknya.
b. Manajemen harus memutuskan seberapa banyak ketidakpastian yang
akan ia terima saat menciptakan nilai.
c. Ketidakpastian menghasilkan risiko, yang merupakan kemungkinan
bahwa sesuatu secara negatif memengaruhi kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan atau mempertahankan nilai.
d. Ketidakpastian menghasilkan peluang, yang merupakan kemungkinan
bahwa sesuatu secara positif memengaruhi kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan atau mempertahankan nilai.
e. Kerangka ERM dapat mengelola ketidakpastian serta menciptakan dan
mempertahankan nilai.

H.VI Lingkungan Pengendalian

Lingkungan internal (internal environment) adalah budaya perusahaan yang


merupakan fondasi dari seluruh elemen ERM lainnya karena ini memengaruhi cara
organisasi menetapkan strategi dan tujuannya; membuat struktur aktivitas bisnis;
dan mengidentifikasi, menilai, serta merespons risiko. Sebuah lingkungan internal
mencakup:
1. Filosofi manajemen, gaya pengoperasian, dan selera risiko (risk appetite).
Jumlah risiko yang sebuah perusahaan ingin terima untuk mencapai tujuan
dan tujuannya. Untuk menghindari risiko yang tidak semestinya, selera
risiko harus selaras dengan strategi perusahaan.

2. Komitmen terhadap integritas, nilai etis, dan kompetensi. Perusahaan


mendukung integritas dengan:
a. Mengajarkan dan mensyaratkannya secara aktif.
b. Menghindari pengharapan atau insentif yang tidak realistis, sehingga
memotivasi tindakan ilegal.
c. Memberikan penghargaan atas kejujuran serta memberikan label verbal
pada perilaku jujur dan tidak jujur secara konsisten.

15
d. Mengembangkan sebuah kode etik tertulis yang menjelaskan secara
eksplisit perilaku-perilaku jujur dan tidak jujur.
e. Mewajibkan pegawai untuk melaporkan tindakan tidak jujur atau ilegal
dan mendisiplinkan pegawai yang diketahui tidak melaporkannya.
f. Membuat sebuah komitmen untuk kompetensi.

3. Pengawasan pengendalian internal oleh dewan direksi. Komite audit (audit


committee) adalah sejumlah anggota dewan direksi yang berasal dari luar
dan independen yang bertanggung jawab untuk pelaporan keuangan,
kepatuhan terhadap peraturan, pengendalian internal, serta perekrutan dan
pengawasan auditor internal dan eksternal.

4. Struktur organisasi. Aspek-apek penting dari struktur organisasi, yaitu:


a. Sentralisasi atau desentralisasi wewenang.
b. Hubungan pengarahan atau matriks pelaporan.
c. Organisasi berdasarkan industri, lini produk, lokasi, atau jaringan
pemasaran.
d. Bagaimana alokasi tanggung jawab memengaruhi ketentuan informasi.
e. Organisasi dan garis wewenang untuk akuntansi, pengauditan, dan fungsi
sistem informasi.
f. Ukuran dan jenis aktivitas perusahaan.

5. Metode penetapan wewenang dan tanggung jawab. Kebijakan dan prosedur


manual (policy and procedures manual) adalah sebuah dokumen yang
menjelaskan praktik bisnis yang sesuai, mendeskripsikan pengetahuan dan
pengalaman yang dibutuhkan, menjelaskan cara menangani transaksi serta
mendata sumber daya yang tersedia untuk melaksanakan tugas-tugas
tertentu.

6. Standar sumber daya manusia yang menarik, mengembangkan, dan


mempertahankan individu yang kompeten. Salah satu kekuatan
pengendalian terbesar adalah kejujuran pegawai; dan salah satu kelemahan
pengendalian terbesar adalah ketidakjujuran pegawai. Adanya kebijakan dan
praktik-praktik yang mengatur kondisi kerja, insentif pekerjaan, dan

16
kemajuan karier dapat menjadi kekuatan untuk mendorong kejujuran,
efisiensi, dan layanan yang loyal.

7. Pengaruh eksternal. Pengaruh eksternal meliputi persyaratan-persyaratan


yang diajukan oleh bursa efek, Financial Accounting Standars Board
(FASB), PCAOB, dan SEC.

H.VII Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian (control activities) merupakan kebijakan, prosedur,


dan aturan yang memberikan jaminan memadai bahwa tujuan pengendalian telah
dicapai dan respons risiko dilakukan.Manajemen harus memastikan bahwa:
1. Pengendalian dipilih dan dikembangkan untuk membantu mengurangi risiko
hingga level yang dapat diterima.

2. Pengendalian umum yang sesuai dipilih dan dikembangkan melalui


teknologi.

3. Aktivitas pengendalian diimplementasikan dan dijalankan sesuai dengan


kebijakan dan prosedur perusahaan yang telah ditentukan.

Prosedur pengendalian dilakukan dalam kategori-kategori berikut:


1. Otorisasi transaksi dan aktivitas yang layak.
2. Pemisahan tugas.
3. Pengembangan proyek dan pengendalian akuisisi (perolehan).
4. Mengubah pengendalian manajemen.
5. Mendesain dan menggunakan dokumen serta cararan.
6. Pengamanan aset, catatan, dan data.
7. Pengecekan kinerja yang independen.

H.VIII Penilaian dan Respon Risiko

Risiko bawaan (inherent risk) merupakan kelemahan dari sebuah


penetapan akun atau transaksi pada masalah pengendalian yang signifikan tanpa
adanya pengendalian internal. Risiko residual (residual risk) merupakan risiko

17
yang tersisa setelah manajemen mengimplementasikan pengendalian internal atau
beberapa respons lainnya terhadap risiko.

Beberapa cara manajemen merespon risiko, yaitu:


1. Memperkirakan kemungkinan dan dampak.
2. Mengidentifikasi pengendalian.
3. Memperkirakan biaya dan manfaat
4. Menentukan efektivitas biaya atau manfaat.
5. Mengimplementasikan pengendalian.

Robert Simons, seorang profesor bisnis Harvard, menganut empat kaitan


pengendalian untuk membantu manajemen menyelesaikan konflik di antara
kreativitas dan pengendalian, yaitu:
1. Sistem kepercayaan (belief system) adalah sistem yang menjelaskan cara
sebuah perusahaan menciptakan nilai, membantu pegawai memahami visi
perusahaan, mengomunikasikan nilai-nilai dasar perusahaan, dan
menginspirasi pegawai untuk bekerja berdasarkan nilai-nilai tersebut.

2. Sistem batas (boundary system) adalah sistem yang membantu pegawai


bertindak secara etis dengan membangun batas pada perilaku kepegawaian.

3. Sistem pengendalian diagnostik (diagnostic control system) adalah sistem


yang mengukur, mengawasi, dan membandingkan perkembangan
perusahaan aktual dengan anggaran dan tujuan kinerja.

4. Sistem pengendalian interaktif (interactive control system) adalah sistem


yang membantu manajer untuk memfokuskan perhatian bawahan pada isu-
isu strategis utama dan lebih terlibat di dalam keputusan mereka.

H.IX Informasi dan Komunikasi

Jejak audit (audit trail) adalah sebuah jalur yang memungkinkan transaksi
untuk ditelusuri melalui sistem pengolahhan data dari titik asal ke output atau
sebaliknya dari output ke titik awal. Tiga prinsip Kerangka IC yang diperbarui yang
berlaku dalam proses informasi dan komunikasi, yaitu:

18
1. Mendapatkan atau menghasilkan informasi yang relevan dan berkualitas
tinggi untuk mendukung pengendalian internal.

2. Mengomunikasikan informasi secara internal, termasuk tujuan dan


tanggungjawab yang diperlukan untuk mendukung komponen-komponen
lain dari pengendalian internal.

3. Mengomunikasikan hal-hal pengendalian internal yang relevan kepada


pihak-pihak eksternal.

H.X Pengawasan

1. Menjalankan evaluasi pengendalian internal. Efektivitas pengendalian


internal diukur dengan menggunakan evaluasi formal atau evaluasi
penilaian diri.

2. Implementasi pengawasan yang efektif. Pengawasan yang efektif


melibatkan melatih dan mendampingi pegawai, mengawasi kinerja
mereka, mengoreksi kesalahan, dan mengawasi pegawai yang memiliki
akses terhadap aset.

3. Menggunakan sistem akuntansi pertanggung jawaban. Meliputi anggaran,


kuota, jadwal, biaya standar, dan standar kualitas; perbandingan laporan
kinerja aktual dan yang direncanakan; dan prosedur untuk menyelidiki
serta mengoreksi varians yang signifikan.

4. Mengawasi aktivitas sistem. Seluruh transaksi dan aktivitas sistem harus


direkam di dalam sebuah log yang mengindikasikan siapa mengakses data
apa, kapan, dan dari perangkat online yang mana.

5. Melacak perangkat lunak dan perangkat bergerak yang dibeli. Untuk


mematuhi hak cipta dan melindungi dirinya dari gugatan pembajakan
perangkat lunak, perusahaan harus melakukan audit perangkat lunak
secara periodik.

19
6. Menjalankan audit berkala. Audit keamanan eksternal, internal, dan
jaringan dapat menilai dan mengawasi risiko maupun mendeteksi penipuan
dan kesalahan.

7. Mempekerjakan petugas keamanan komputer dan chief compliance officer.


Computer security officer (cso) adalah seorang pegawai yang independen
dari fungsi sistem informasi yang mengawasi sistem, menyebarkan
informasi mengenai penggunaan sistem yang tidak sesuai dan
konsekuensinya, serta melaporkan kepada manajemen puncak. Chief
compliance officer (cco) adalah seorang pegawai yang bertanggung jawab
atas semua tugas kepatuhan yang terkait sox serta pengaturan hukum dan
peraturan.

8. Menyewa spesialis forensik. Penyelidik forensik adalah individu yang


memiliki spesialisasi dalam penipuan, sebagian besar dari mereka
memiliki pelatihan khusus dari agen-agen penegak hukum lainnya, seperti
fbi atau irs atau memiliki sertifikasi profesional seperti certified fraud
examiner (cfe).

9. Memasang perangkat lunak deteksi penipuan. jaringan saraf (neural


network) adalah sistem komputasi yang meniru proses pembelajaran otak
dengan menggunakan jaringan prosesor yang terhubung satu sama lain
dengan menjalankan berbagai operasi secara serentak dan berinteraksi
dengan dinamis.

10. Mengimplementasikan hotline penipuan. Hotline penipuan adalah nomor


telepon yang dapat dihubungi oleh para pegawai untuk melaporkan
penipuan dan penyalahgunaan secara anonim (tanpa nama).

20
I. File Video

J. Kesimpulan

Teknologi informasi berkembang sangat pesat. Perusahaan harus


mempersiapkan suatu sistem pengendalian internal yang andal dalam menghadapi
segala ancaman maupun risiko yang ada. Penerapan sistem informasi akuntansi berbasis
komputer yang canggih tidak akan berjalan lancar tanpa dikendalikan oleh suatu sistem
pengendalian internal yang andal seperti pengawasan ketat yang dilakukan oleh pihak
manajemen yang ahli di bidangnya.

21
Referensi

Fu’ad, Khusnul. 2015. Peran Penting Pengendalian Internal Dalam Sistem Informasi
Akuntansi. Akuntansi Universitas Jember, 13(2), 5-6.

http://kinasihh.blogspot.com/2018/11/bab-7-pengendalian-dan-sistem-informasi.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Pengendalian_intern

https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi_akuntansi

https://www.academia.edu/12027053/Pengendalian_dan_Sistem_Informasi_Akuntansi

https://aminahhumairoh.wordpress.com/2010/10/23/pengendalian-sistem-informasi-
akuntansi/amp/

22

Anda mungkin juga menyukai