Materi PPT Perdata
Materi PPT Perdata
Dasar Hukum
Dasar hukum mengenai pembaharuan pemberian kuasa dapat berbeda-beda tergantung pada
yurisdiksi atau negara yang bersangkutan. Berikut adalah beberapa dasar hukum umum yang
mungkin menjadi acuan dalam konteks ini:
1. Undang-Undang Kuasa (Power of Attorney Act): Banyak negara memiliki undang-
undang khusus yang mengatur mengenai pemberian kuasa, termasuk proses
pembaharuan atau perpanjangan pemberian kuasa. Undang-undang semacam itu
biasanya memberikan panduan mengenai persyaratan, prosedur, dan batasan dalam
pembaharuan pemberian kuasa.
Pasal 1792-1793 KUHPerdata juga menjelaskan bahwa kuasa dapat diberikan dan
diterima dengan suatu akta umum, dengan surat di bawah tangan bahkan dengan
sepucu surat ataupun dengan lisan. Penerimaan suatu kuasa dapat pula terjadi secara
diam-diam dan disimpulkan dari pelaksanaan kuasa itu oleh yang diberi kuasa.
2. Perjanjian Pemberian Kuasa (Power of Attorney Agreement): Pemberian kuasa sendiri
adalah perjanjian antara pemberi kuasa dan kuasa. Oleh karena itu, dasar hukum
untuk pembaharuan pemberian kuasa dapat ditemukan dalam ketentuan perjanjian
tersebut. Jika perjanjian awal telah mencakup klausul mengenai pembaharuan atau
perpanjangan pemberian kuasa, maka pihak-pihak dapat mengacu pada ketentuan
tersebut.
3. Hukum Kontrak (Contract Law): Konsep dasar hukum kontrak dapat menjadi acuan
dalam pembaharuan pemberian kuasa. Dalam hal ini, perubahan atau perpanjangan
pemberian kuasa dapat dianggap sebagai modifikasi kontrak yang memerlukan
kesepakatan dan persetujuan kedua belah pihak. Prinsip-prinsip umum hukum
kontrak, seperti kesepakatan bebas, kesepakatan yang jelas, dan pertimbangan yang
sah, dapat berlaku dalam pembaharuan pemberian kuasa.
4. Prinsip Hukum Umum (Common Law): Di negara-negara dengan sistem hukum
berbasis common law, pembaharuan pemberian kuasa dapat merujuk pada preseden
atau putusan pengadilan sebelumnya yang telah memutuskan tentang masalah serupa.
Pengadilan dapat mengacu pada prinsip-prinsip umum dan keputusan sebelumnya
untuk menentukan apakah pembaharuan pemberian kuasa adalah sah dan
sesuai dengan hukum.
1. Perpanjangan Masa Berlaku: Jenis pembaruan ini terjadi ketika pemberi kuasa
dan kuasa setuju untuk memperpanjang periode berlaku pemberian kuasa
yang sebelumnya. Ini mungkin diperlukan jika pemberian kuasa awal memiliki
tanggal berakhir yang sudah dekat atau telah berlalu.
2. Perubahan atau Penyesuaian Wewenang: Pembaruan ini melibatkan
perubahan atau penyesuaian terhadap wewenang yang diberikan kepada
kuasa. Misalnya, pemberi kuasa dapat menambahkan, menghapus, atau
memodifikasi wewenang tertentu yang diberikan kepada kuasa.
3. Penggantian Kuasa: Dalam beberapa situasi, pemberi kuasa dapat
memutuskan untuk mengganti kuasa yang ditunjuk dalam pemberian kuasa
awal dengan orang atau entitas lain. Penggantian ini biasanya dilakukan
melalui pembaruan pemberian kuasa.
4. Penambahan Kuasa Tambahan: Pemberi kuasa dapat memutuskan untuk
menambahkan kuasa tambahan ke dalam pemberian kuasa yang ada. Ini
dapat melibatkan penambahan kuasa tambahan untuk mengatasi kebutuhan
atau situasi baru yang muncul sejak pemberian kuasa awal.
5. Penyesuaian Ketentuan dan Syarat: Pembaruan juga dapat melibatkan
penyesuaian ketentuan dan syarat lainnya dalam pemberian kuasa. Misalnya,
pemberi kuasa dan kuasa dapat sepakat untuk mengubah ketentuan
mengenai kompensasi, tanggung jawab, atau kondisi lainnya yang terkait
dengan pemberian kuasa.