Anda di halaman 1dari 19

Tabyin: Jurnal Pendidikan Islam

E-ISSN: 2686-0465 P-ISSN: xxxx-xxxx


Vol. 02 No. 01, Juni 2020
http://e-journal.stai-iu.ac.id/index.php/tabyin

Model Pengembangan Pesantren Ramah Anak


Sebagai Upaya Deradikalisasi Keagamaan Sejak Dini
(Studi Kasus Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur)

Mukhamat Saini
email: sainimuhammad85@gmail.com
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul ‘Ula (STAIM) Nglawak Kertosono Nganjuk

Abstrak
Adapun tujuan pelaksaan Pesantren Ramah Anak ialah suatu upaya untuk
mewujudkan Pesantren yang aman, bersih, sehat, hijau, inklusif dan nyaman bagi
perkembangan fisik, kognisi dan psikososial anak perempuan dan anak laki-laki.
Beberapa alasan peneliti melakukan research tentang Pesantren Ramah Anak Pesantren
Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur. Pertama, pentingnya Pesantren dalam
menanamkan nilai agama yang moderat, karakter dan moral kepada Santri. Kedua,
besarnya jumlah Pesantren secara nasional di Indonesia dan besarnya partisipasi Santri di
Pesantren, masyarakat, bangsa dan Negara. Kasus kekerasan terhadap perempuan dan
anak termasuk salah satunya di Pesantren. Ketiga, karena Pondok Pesantren Darul Ulum
Peterongan Jombang Jawa Timur sebagai pilot project Pesantren Ramah Anak tingkat
Provinsi Jawa Timur.
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan jenis studi kasus, metode
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, kesimpulan dan verifikasi. Pengecekan keabsahan data menggunakan
kredibilitas, transferabilitas, dependibilitas dan konfirmabilitas.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah Pertama, Pesantren Ramah Anak
Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur memiliki suasana yang
kondusif dan dinamis dalam balutan nilai ta’aruf, takarum, tarahum, ta’awun dan
tawashau serta tasamuh. Santri dan Asatidz berinteraksi dalam suasana komunikasi yang
interaktif dan harmonis, serta terjaminnya kebebasan berpendapat. Menempatkan anak
sebagai pusat pembelajaran dalam rangka mendukung pengembangan potensi dan bakat
anak melalui kurikulum berbasis kebutuhan anak. Media dan fasilitas lingkungan
pembelajaran yang memadai dan berorientasi untuk memotivasi anak agar lebih berpikir
aktif dan berkreasi. Kedua, Nilai akhlaq yang diajarkan dan ditanamkan oleh Pondok
Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur terhadap para Santri ialah salah
satunya nilai toleransi. Santri yang baik ialah mereka yang secara garis besar memiliki
sifat jujur, adil dan toleran. Ketiga, Dampak dari pelaksanaan Pesantren Ramah Anak
ternyata mampu membuat pemikiran/ pola pikir Santri Pondok Pesantren Darul Ulum
Peterongan Jombang Jawa Timur menjadi tidak radikal atau tidak mempunyai mindset
yang kaku dan merasa paling benar.

Kata Kunci: pesantren Ramah Anak, Deradikalisasi Keagamaan, Toleran.

Volume 2, Nomor 1, Juni 2020 ~ 73 ~


Tabyin: Jurnal Pendidikan Islam
E-ISSN: 2686-0465 P-ISSN: xxxx-xxxx
Vol. 02 No. 01, Juni 2020
http://e-journal.stai-iu.ac.id/index.php/tabyin

Abstract:
The purpose of implementing Child Friendly Islamic Boarding School is an
effort to realize Islamic boarding schools that are safe, clean, healthy, green, inclusive
and comfortable for the physical, cognitive and psychosocial development of girls and
boys. Some reasons researchers conducted research on the Child Friendly Islamic
Boarding School of Darul Ulum Islamic Boarding School in Jombang, East Java. First,
the importance of Pesantren in instilling moderate religious values, character and morals
in Santri. Second, the large number of Islamic boarding schools nationally in Indonesia
and the large participation of Santri in Islamic boarding schools, communities, nations
and countries. Cases of violence against women and children, including one of them in
Pesantren. Third, because the Darul Ulum Islamic Boarding School, Peterongan,
Jombang, East Java as a pilot project for Child Friendly Islamic Boarding Schools in
East Java Province.
This study uses qualitative research with case study types, data collection
methods used are observation, interviews and documentation. Data analysis techniques
in this study are data collection, data reduction, data presentation, conclusions and
verification. Checking the validity of the data uses credibility, transferability,
dependability and confirmability.
The conclusions from the results of this study are First, the Child Friendly
Islamic Boarding School of Darul Ulum Islamic Boarding School in Jombang East Java
has a conducive and dynamic atmosphere in the values of ta'aruf, takarum, tarahum,
ta'awun and tawashau and tasamuh. Santri and Asatidz interact in an atmosphere of
interactive and harmonious communication, and guaranteed freedom of expression.
Placing children as a center of learning in order to support the development of
children's potential and talents through a curriculum based on children's needs. Media
and learning environment facilities that are adequate and oriented to motivate children
to think more actively and be creative. Second, the moral values taught and instilled by
the Darul Ulum Islamic Boarding School in East Java Peterongan Jombang against the
Santri is one of the values of tolerance. Good students are those who generally have
honest, fair and tolerant qualities. Third, the impact of the implementation of the Child
Friendly Boarding School turned out to be able to make the thinking / mindset of Santri
Islamic Boarding School Darul Ulum Peterongan Jombang East Java become not
radical or do not have a rigid mindset and feel the most correct.

Keywords: Child Friendly Islamic Boarding School, Religious Deradicalization, Tolerant.


Pendahuluan
Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang menjadi salah satu ikon
pendidikan di Indonesia. Eksistensinya dapat dilihat di abad 21 ini. Berbagai macam

74
Tabyin: Jurnal Pendidikan Islam
E-ISSN: 2686-0465 P-ISSN: xxxx-xxxx
Vol. 02 No. 01, Juni 2020
http://e-journal.stai-iu.ac.id/index.php/tabyin

pembaharuan semakin muncul pada tahun 70-an atau pasca abad 19,1 sehingga lembaga
pendidikan Islam ini memiliki istilah baru dalam penamaannya, diantaranya, pondok Pesantren
modern,2 pondok Pesantren terpadu, atau istilah yang lain. Hal ini, membuktikan pondok
Pesantren sudah mulai merespon situasi dan kondisi dunia kekinian. Berbagai tuntutan dan
tantangan dunia kerja membuat Pesantren semakin gencar membuat inovasi-inovasinya. Namun,
tidak melupakan ciri khas pondok Pesantren itu sendiri, yaitu dengan tetap mempertahankan
pembelajaran Agama sebagai pokok kurikulum pondok Pesantren.3
Pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan yang memiliki kekhasan tersendiri
dibandingkan dengan lembaga pendidikan lainnya, baik dari sarana prasarana maupun sistem
pendidikannya.4 Sebagaimana yang diungkapkan oleh KH. Abdurrahman Wahid bahwa
Pesantren adalah sebuah pendidikan yang unik. Pesantren adalah sebuah kompleks yang lokasi
umumnya terpisah dari kehidupan sekitarnya. Sementara dalam kompleks itu sendiri terdiri dari
beberapa bangunan yang diantaranya rumah kediaman pengasuh (kyai), sebuah surau atau masjid,
tempat pengajaran (madrasah/sekolah), dan asrama tempat tinggal para peserta didik Pesantren.5
Pesantren dalam masyarakat memiliki peran penguatan pendidikan, pengembangan
ekonomi masyarakat, merekatkan ikatan sosial, dan menjaga dakwah agama yang damai dan
mengedepankan penghargaan terahadap keragaman. Selain itu secara historisnya Pesantren
merupakan salah satu lembaga yang ada di garda depan dalam melawan penjajah dan
mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia.6
Pada awal perkembangannya tujuan utama dari pondok Pesantren adalah (1) menyiapkan
Santri dalam menguasai ilmu agama Islam (tafaqquh fi al-din), yang diharapkan akan mencetak
kader-kader ulama dan turut mencerdaskan masyarakat Indonesia, kemudian diikuti tugas (2)

1 JURNAL STUDI ISLAM IAIN Walisongo Semarang, oleh: N Agus Ali Mustofa, Volume 07, Nomor 01,

Pebruari 2007 Penerbit PPS Walisongo Semarang, 95.


2 Menurut Mastuhu Modernisasi Pesantren dapat dilihat dari indikator-indikatornya, yaitu: (1)

sumber belajar (2) Manajemen (3) Kurikulum (4) Sistem (5) Metode Belajar (7) Kelembagaan. Di kutip
dari JURNAL STUDI ISLAM IAIN Walisongo Semarang, oleh: N Agus Ali Mustofa, Volume 07, Nomor 01,
Pebruari 2007 Penerbit PPS Walisongo Semarang, 94.
3 Salah satu yang menulis tentang perubahan pesantren salaf ke pesantren Modern adalah N. Agus

Ali Mustofa dalam JURNAL STUDI ISLAM yang diterbitkan oleh Program Pascasarjana IAIN Walisongo
semarang Jawa Tengah pada bulan Pebruari tahun 2007. Mustofa, Volume 07, Nomor 01, Pebruari 2007
Penerbit PPS Walisongo Semarang, 105-106.
4 Abdul Rahman Saleh, Pendidikan Agama Dan Keagamaan: Visi, Misi, Dan Aksi (Jakarta: PT. Gema

Windu Panca Perkasa, 2000). 85.


5 Abdurrahman Wahid, Menggerakan Tradisi: Esai-Esai Pesantren (Yogyakarta: LKIS, 2001). 5.
6 A. Helmy Faishal Zaini, Pesantren: Akar Pendidikan Islam Nusantara (Jakarta: P3M, 2015). xiii.

Volume 2, Nomor 1, Juni 2020 ~ 75 ~


Tabyin: Jurnal Pendidikan Islam
E-ISSN: 2686-0465 P-ISSN: xxxx-xxxx
Vol. 02 No. 01, Juni 2020
http://e-journal.stai-iu.ac.id/index.php/tabyin

Dakwah menyebarkan agama Islam; (3) Benteng pertahanan umat dalam bidang akhlak.7
Semakin berkembangnya zaman menjadikan semakin kompleks pula permasalahan sosial
yang terjadi di masyarakat. Sehingga semakin beragam pula kebutuhan yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Dan dalam hal ini, merupakan suatu tantangan yang harus bisa dijawab oleh pondok
Pesantren yang secara label adalah sebagai lembaga pendidikan Islam. Dengan dinamika sosial
masyarakat yang semakin berkembang saat ini, seyogyanya pondok Pesantren dengan segala
unsur dan sistem pendidikannya mampu mencetak manusia yang berkarakter, yang tidak hanya
unggul dalam segi sikap dan moralitasnya saja, melainkan juga dalam segi pengetahuan dan
keterampilan.
Berbicara tentang pondok Pesantren, biasanya digambarkan dengan suasana damai, asri,
dan menenangkan hati. Akan tetapi, kenyataannya tidak selalu demikian. Kadang, kejadian
memilukan bisa terjadi di sana. Data yang diolah kumparan menunjukan, terjadi delapan insiden
kekerasan yang berujung kematian di Pesantren dalam lima tahun terakhir. Setengah di antaranya,
punya benang merah yang sama. Pelaku dalam empat kasus kekerasan tersebut adalah teman
sebaya korban alias teman seangkatan. Musababnya juga serupa, yaitu karena korban diduga
mencuri. Ada yang dituduh mencuri uang, ponsel, hard disk, dan ragam barang lainnya.
Misalnya, pada tahun 2015, seorang Santri di Pesantren Roudlotul Toyibin, Bojonegoro,
Teguh Purnomo (15) tewas dihajar sembilan temannya. Setahun berselang nasib serupa menimpa
Adam Fawwas Syarvia (13), seorang Santri di Pesantren At Taqwa, Lamongan. Nyawa Adam
melayang setelah dikeroyok 16 kawannya. Kemudian pada tahun 2017, M. Iqbal Ubaidillah (15),
Santri Pesantren Darussalam, Surabaya, meninggal dunia akibat dikeroyok empat teman satu
Pesantrennya. Teranya, pada awal 2019 ini Robby Alhalim meninggal dunia karena dikeroyok
oleh 17 temannya di Pesantren Nurul Ikhlas, Padang Panjang, Sumatra Barat.
Adapun persebaran kasus kekerasan di lingkungan ponpes di Indonesia sejak tahn 2017-
2019. Jumlah korban untuk laki-laki sebanyak 47% sedangkan korban perempuan sebanyak 53%.
Kemudian, jumlah pelaku laki-laki sebanyak 98% dan jumlah pelaku perempuan sebanyak 2%.
Selanjutnya, hubungan pimpinan ponpes sebanyak 19 orang, guru sebanyak 15 orang, pengasuh
ponpes sebanyak 6 orang, teman sebanya sebanyak 10 orang dan tidak diketahui sebanyak orang.

7 Departemen Agama RI, Pola Pengembangan Pondok Pesantren (Jakarta: Ditpekapontren Ditjen

Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI, 2003). 9.

76
Tabyin: Jurnal Pendidikan Islam
E-ISSN: 2686-0465 P-ISSN: xxxx-xxxx
Vol. 02 No. 01, Juni 2020
http://e-journal.stai-iu.ac.id/index.php/tabyin

Data korban kasus kekerasan anak di lingkungan pondok Pesantren di sebagian provinsi di
Indonesia pada periode 2017-Juli 2019.8 Pertama, data korban kekerasan fisik di Sumatera Barat
dengan jumlah 1 anak berjenis kelamin laki-laki yang dikeroyok oleh 17 tersangka yang meruakan
teman sebaya korban. Kedua, data korban kekerasan seksual di Riau, yang dilakukan oleh
Ustadznya dengan melakukan sodomi terhadap Santrinya. Ketiga, data korban kekerasan seksual
di Jambi dengan jumlah korban 1 anak, pelaku seorang caleg dan pimpinan ponpes melakukan
pencabulan terhadap Santrinya sendiri. Keempat, data korban kekerasan fisik pada salah satu
ponpes di Kalimantan Timur dengan pengkeroyokan oleh 5 rekan se-asrama. Kelima, data korban
kekerasan seksual pada salah satu ponpes di Jawa Timur yang dilakukan oleh Ustadnya kepada 4
Santriwatinya. Dan masih banyak data korban kekerasan, baik fisik maupun non fisik diberbagai
ponpes di Indonesia.
Dari pemaparan data di atas, dapat disimpulkan bahwa tindak kekerasan fisik maupun non
fisik di lingkungan pondok Pesantren masih sering terjadi. Dari data itulah kemudian
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA), memutuskan Pondok
Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur sebagai pilot project Pesantren Ramah
Anak tingkat Provinsi Jawa Timur.9 Menurut KH Zaimuddin, beliau mengatakan bahwa Pondok
Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur dinilai sebagai Pesantren Ramah Anak.
Karena para Santrinya banyak yang merasa nyaman berada di lingkungan Pesantren yang
didirikan oleh KH. Tamim Irsyad pada tahun 1885 ini. Selanjutnya, beliau juga memaparkan
bahwa selain itu karena hak-haknya terpenuhi, baik hak untuk mengembangkan minat bakat, hak
hidup sehat, maupun hak memperoleh kasih sayang dari senior, guru, ustadz, hingga
pengasuhnya.
Laki-laki yang biasa disapa Gus Zuem itu menjelaskan, mengapa hal itu sangat
diperhitungkan dan diapresiasi, dikarenakan hak mendapat kasih sayang sangat penting bagi

8 Sumber data diperoleh dari hasil presentasi bapak Dodi Mohamad Hidayat, Kementerian
Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), pada tanggal 20 November 2019.
9 Menurut pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum, Jombang, KH Zaimuddin Asad beliau

mengatakan bahwa keputusan itu telah disampaikan oleh Asisten Deputi Bidang Partisipasi Lembaga
Keagamaan Senin kemarin (18/11/2019). "(Keputusan itu) disaksikan Bupati Jombang, kanwil Kemenag,
Kadis Perlindungan Anak Jatim dan Jombang," katanya, Selasa (19/11/2019).

Volume 2, Nomor 1, Juni 2020 ~ 77 ~


Tabyin: Jurnal Pendidikan Islam
E-ISSN: 2686-0465 P-ISSN: xxxx-xxxx
Vol. 02 No. 01, Juni 2020
http://e-journal.stai-iu.ac.id/index.php/tabyin

setiap anak. Apalagi anak yang berada di pondok adalah berjauhan dengan orang tuanya.
"Terlebih lagi, mereka dari orang tua yang tidak pernah mengenal Pesantren".10
Pengelolaan (management) dalam Program Pesantren Ramah Anak ini terdiri dari dua lapis,
yakni lapis internal Pesantren dan lapis eksternal pemerintah (daerah dan pusat). Pengelolaan
sumber daya pendidikan mulai dari kebijakan dan anggaran yang diatur oleh pemerintah pusat
dan pemerintah daerah digunakan untuk mendukung terlaksananya Program Pesantren Ramah
Anak, dimulai sejak perencanaan program (perumusan, uji coba, pematangan), persiapan
program (pelatihan), dan evaluasi program. Manajemen layanan Pesantren yang dicakup oleh
juknis ini terdiri dari manajemen layanan umum dan manajemen layanan bimbingan.
Sebutan “Pesantren Ramah Anak” dimaksudkan sebagai upaya perwujudan Pesantren yang
aman, bersih, sehat, hijau, inklusif dan nyaman bagi perkembangan fisik, kognisi dan psikososial
anak perempuan dan anak laki-laki, termasuk anak yang memerlukan pendidikan khusus dan atau
pendidikan layanan khusus. Dengan kata lain, Pesantren yang membuat Santrinya betah di
Pesantren.
Adapun yang menjadi alasan peneliti melakukan research tentang Pesantren Ramah Anak
Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur. Pertama, pentingnya Pesantren dalam
menanamkan nilai agama yang moderat, karakter dan moral kepada Santri. Kedua, besarnya
jumlah Pesantren secara nasional di Indonesia dan besarnya partisipasi Santri di Pesantren,
masyarakat, bangsa dan Negara. Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak termasuk salah
satunya di Pesantren. Ketiga, karena Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa
Timur sebagai pilot project Pesantren Ramah Anak tingkat Provinsi Jawa Timur.
Berangkat dari latar belakang masalah di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan
research tentang fenomena tersebut di Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur
dengan pertimbangan penting sebagai berikut: pertama, karena pentingnnya Pesantren Ramah
Anak dalam mewujudkan Pesantren yang aman, bersih, sehat, hijau, inklusif dan nyaman bagi
perkembangan fisik, kognisi dan psikososial anak perempuan dan anak laki-laki. Kedua,
Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur, KH Zaimuddin,
beliau mengatakan bahwa Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur
dinilai sebagai Pesantren Ramah Anak. Karena, para Santrinya banyak yang merasa nyaman

10 Wawancara, KH Zaimuddin Asad. Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang

Jawa Timur, 19 November 2019.

78
Tabyin: Jurnal Pendidikan Islam
E-ISSN: 2686-0465 P-ISSN: xxxx-xxxx
Vol. 02 No. 01, Juni 2020
http://e-journal.stai-iu.ac.id/index.php/tabyin

berada di lingkungan Pesantren yang didirikan oleh KH. Tamim Irsyad pada tahun 1885 ini.
Selanjutnya, beliau juga memaparkan bahwa selain itu karena hak-haknya terpenuhi, baik hak
untuk mengembangkan minat bakat, hak hidup sehat, maupun hak memperoleh kasih sayang
dari senior, guru, ustadz, hingga pengasuhnya. Ketiga, Pondok Pesantren Darul Ulum
Peterongan Jombang Jawa Timur merupakan satu di antara lima pondok Pesantren yang menjadi
pilot project untuk pengembangan pondok Pesantren Ramah Anak.
Konsep Pesantren Ramah Anak dan Deradikalisasi Keagamaan

1. Pendidikan (Pesantren) Ramah Anak

Pendidikan Ramah Anak merupakan pendidikan yang berdasarkan prinsip 3P dalam


proses pembelajarannya. Prinsip 3P menurut Rofi’ah (2015:69) ialah provisi, proteksi, dan
partisipasi. Provisi adalah ketersediaannya kebutuhan anak seperti cinta/ kasih sayang,
makanan, kesehatan, pendidikan dan rekreasi. Proteksi berarti perlindungan terhadap anak
dari ancaman, diskriminasi, hukuman, salah perlakuan dan segala bentuk pelecehan serta
kebijakan yang kurang tepat. Prinsip terakhir ialah partisipasi yang merupakan hak untuk
bertindak yang digunakan siswa untuk mengungkapkan kebebasan pendapat, bertanya,
berargumentasi, berperan aktif di kelas dan di sekolah.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Ramah Anak
adalah pendidikan yang terbuka melibatkan anak untuk berpartisipasi dalam segala kegiatan,
kehidupan sosial, serta mendorong tumbuh kembang dan kesejahteraan anak. Pendidikan
Ramah Anakmengenal dan menghargai hak anak untuk memperoleh pendidikan, kesehatan,
kesempatan bermain dan bersenang, melindungi dari kekerasan dan pelecehan, dapat
mengungkapkan pandangan secara bebas, dan berperan serta dalam mengambil keputusan
sesuai dengan kapasitas mereka. Sekolah juga menanamkan tanggung jawab untuk
menghormati hak-hak orang lain, kemajemukan dan menyelesaikan masalah perbedaan tanpa
melakukan kekerasan.
Sejalan dengan beberapa peparan diatas, Ulumudin (dalam Rofi’ah,2015:69)
menambahkan bahwa indikator Pendidikan Ramah Anakada 9 yakni: pertama, Riang, dimana
anak selalu merasa senang dalam melakukan kegiatan dan tidak merasa bosan; kedua, Aman
dan sehat, situasi yang memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan yang bersifat fisik,
psikis; ketiga, Menarik kondisi dinamis yang membutuhkan minat untuk mengembangkan

Volume 2, Nomor 1, Juni 2020 ~ 79 ~


Tabyin: Jurnal Pendidikan Islam
E-ISSN: 2686-0465 P-ISSN: xxxx-xxxx
Vol. 02 No. 01, Juni 2020
http://e-journal.stai-iu.ac.id/index.php/tabyin

potensi anak; keempat, Aktif, dengan adanya partisipasi yang ditunjukan oleh anak, pendidik
dan tenaga kependidikan serta masyarakat; kelima, Hak anak, terjaminnya pemenuhan hak
anak seperti hak hidup, tumbuh kembang, perlindungan dan partisipasi dalam lingkungan
pendidikan/sekolah.
Kemudian, keenam, asah, asih, asuh, merupakan satuan pendidikan yang efektif bagi
peserta didik sebagai tempat mencari ilmu, saling memberikan kasih sayang dan mengasuh
anak-anak sebagai generasi penerus bangsa; ketujuh, Nyaman, merupakan suasana yang
membuat anak menjadi kerasan/betah dalam melakukan kegiatan; kedelapan, Aspiratif,
merupakan satuan pendidikan sebagai lembaga selalu menampung dan menggali masukan
baik dari anak, pendidik, tenaga kependidikan dan masyarakat; kesembilan, Komunikatif/
adanya jalinan aktif antara anak, pendidik tenaga kependidikan dan masyarakat untuk
menciptakan suasana transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pada dasarnya pengembangan Pesantren Ramah Anak ialah sebagai solusi
perlindungan anak dari kekerasan dan radikalisme di Pesantren. Pertama, UUD 1945 Pasal
28 B (2) : Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak
atas Perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Kedua, UU No. 18 Tahun 2019 tentang
Pesantren. Ketiga, UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU No. 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak. Salah satu bunyi pasalnya:
“(1) Anak di dalam dan di lingkungan satuan pendidikan wajib mendapatkan
perlindungan dari tindak kekerasan fisik, psikis, kejahatan seksual, dan kejahatan lainnya yang
dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, sesama peserta didik, dan/atau pihak lain”. Di
ayat dua dinyatakan sebagai berikut : “(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, aparat pemerintah, dan atau masyarakat.
Pesantren Ramah Anak sendiri merupakan program dalam bidang pendidikan yang
bertujuan untuk menciptakan sebuah lingkungan belajar yang menyenangkan dan baik untuk
perkembangan anak dari segi agama maupun segi keilmuan.11 Hal ini dikarenakan beberapa
alasan di antaranya ialah pertama, terciptanya citra negatif pada Pesantren. Kedua,
meningkatnya tingkat kenakalan anak dan kekerasan yang dialami remaja. Ketiga, pentingnya
pendidikan karakter dan pendidikan berakhlak yang baik. Keempat, pengeluaran (drop out)
terhadap Santri yang tinggal di asrama. Kelima, adanya program UNICEF yaitu Child-friendly

11 Data yang didapatkan dari toolkit pertama Pedoman PRA, Persis: Garut, 2010.

80
Tabyin: Jurnal Pendidikan Islam
E-ISSN: 2686-0465 P-ISSN: xxxx-xxxx
Vol. 02 No. 01, Juni 2020
http://e-journal.stai-iu.ac.id/index.php/tabyin

atau dikenal dengan Ramah Anak.


Aplikasi dari Pesantren Ramah Anak ialah dengan melakukan sosialisasi kepada
seluruh struktur perangkat pendidikan yakni Guru, Santri dan metode pembelajaran yang
termasuk di dalamnya pemberian reward and punishment, kemudian upgrade pada sarana pra-
sarana pendidikan yang didasari pada tujuan utama adanya program ini. Guru sebagai
pengajar dituntut untuk dapat memberikan model pembelajaran yang menyenangkan kepada
Santri, memberi kenyamanan tanpa menguasai keseriusan dalam belajar juga daya serap ilmu
Santri merupakan hasil dari aplikasi program ini, juga sarana pra-sarana seperti sanitasi, taman
bermain atau tempat belajar, metode pembelajaran seperti kurikulum dan lain sebagainya.
Diharapkan dengan pelaksanaan Pesantren Ramah Anak dapat meningkatkan
kesepahaman di kalangan Pesantren mengenai perlindungan anak. Pemahaman mengenai
perlindungan anak berkelanjutan sangat perlu diajarkan kepada masyarakat dan sekolah. Hak-
hak dasar sebagai anak harus terpenuhi sekalipun anak tersebut menjadi Santri suatu Pondok
Pesantren. Terlebih, anak juga jauh dari orang tuanya sehingga pendidikan yang diberikan
perlu didasarkan pada konsep pendidikan Ramah Anak.
Pesantren semakin diminati
2. Deradikalisasi Keagamaan oleh masyarakat sebagai
lembaga pendidikan ramah
anak

ORIENTASI
Kebijakan pesantren FUTURISTIK:
ramah anak
1. Model
Implementasi Pesantren
model Ramah Anak
Latar Belakang pengembangan Implementasi
pesantren ramah anak yang bisa
pentingnya pesantren pesantren ramah dikembangkan DAMPAK
ramah anak sebagai anak di Ponpes di seluruh
upaya untuk Darul Ulum pesantren di
deradikalisasi keagamaan Peterongan Keunikan pesantren Indonesia
sejak dini Jombang Jawa ramah anak 2. Paham
Timur Keagamaan
yang toleran,
ramah, dan
Pengembangan Model
damai
pesantren ramah anak

Anak semakin nyaman dan


berantusias untuk belajar
agama (tafaqquh fi al-diin) di
pesantren

Gambar 1.
Kerangka Konseptual Model Pengembangan Pesantren Ramah Anak Sebagai Upaya
Deradikalisasi Keagamaan Sejak Dini

Volume 2, Nomor 1, Juni 2020 ~ 81 ~


Tabyin: Jurnal Pendidikan Islam
E-ISSN: 2686-0465 P-ISSN: xxxx-xxxx
Vol. 02 No. 01, Juni 2020
http://e-journal.stai-iu.ac.id/index.php/tabyin

Pembahasan

Pengembangan Pesantren Ramah Anak di Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan


Jombang Jawa Timur

Pesantren Ramah Anak merupakan suatu istilah yang sangat erat kaitannya dengan dunia
pendidikan saat ini. Pembentukan Pesantren Ramah Anak dianggap semakin perlu bila melihat
degradasi moral yang terjadi di ruang lingkup masyarakat sekarang ini. Semakin berkembangnya
zaman membentuk pola pikir masyarakat Indonesia menjadi pragmatis. Dewasa ini, masyarakat
Indonesia lebih disibukan dengan problematika sosial ekonomi, sehingga menjadikan mereka
cenderung individual atau mementingkan kebaikan dirinya sendiri tanpa memperdulikan
akibatnya bagi orang lain.
Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur dalam usahanya
mencetak generasi yang mampu mandiri dilandasi dengan keimanan, ketaqwaan dan akhlaqul
karimah menanamkan beberapa nilai akhlaq yang diberikan baik melalui pengajian ataupun
disampaikan langsung dalam prosesnya. Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran yaitu
menggunakan metode hikmah. Model penyampaian materi pendidikan dengan perkataan yang
lemah lembut namun tegas dan benar berdasarkan ilmu melalui argumentasi yang dapat diterima
oleh akal dengan dialog menggunakan kata-kata bijak sesuai dengan kepandaian dan bahasa yang
dikuasai peserta didik atau Santri.
Pelaksanaan Pesantren Ramah Anak Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan
Jombang Jawa Timur memiliki sistem pendidikan yang berlangsung selama 24 jam, baik di
asrama maupun disekolah. Sebagai lembaga pendidikan, Pondok Pesantren Darul Ulum
Peterongan Jombang Jawa Timur memiliki filosofi pendidikan yang berbunyi “Tidak ada dikotomi
antara ilmu agama dan ilmu umum”. Filosofi tersebut nyatanya benar-benar terinterpretasi dalam
sistem pendidikan Darul Ulum yang mengintegrasikan antara ilmu agama dan ilmu umum. Hal
tersebut dimaksudkan supaya lulusan Santri Darul Ulum dapat
menjadi seorang intelektual yang berkepribadian Muslim (Muslim Intelektual).
Di Pondok Pesantren Darul Ulum menerapkan metode pengajaran klasikal, diantaranya
yakni sorogan, wetonan dan bandongan. Yang ditunjang dengan metode modern seperti
musyawarah (diskusi), hafalan, rihlah ilmiah (study tour), dan lain-lain. Metode klasikal membantu
mendekatkan ikatan batin dan meningkatkan ketawadhuan antara Kyai dan Santri. Sedangkan

82
Tabyin: Jurnal Pendidikan Islam
E-ISSN: 2686-0465 P-ISSN: xxxx-xxxx
Vol. 02 No. 01, Juni 2020
http://e-journal.stai-iu.ac.id/index.php/tabyin

metode modern memperkaya khasanah pengetahuan dan keterampilan para Santri.


Beberapa aturan dan pengawasan yang ketat baik dari pengurus Pesantren maupun
keamanan Pesantren (Kamtib) juga menjadi nilai positif bagi terjaganya para Santri dari perilaku-
perilaku yang kurang baik. Sehingga, secara tidak langsung dengan adanya aturan dan pengawasan
yang ketat selama 24 jam dapat membina dan membiasakan perilaku serta akhlak Santri menuju
ke arah yang baik.
Keberhasilan dari implementasi sebuah strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara
guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin
dapat diimplementasikan melalui pengunaan metode pembelajaran. Dalam proses pendidikan,
termasuk dalam pendidikan akhlaq diperlukan metode-metode pendidikan yang mampu
menanamkan nilai-nilai akhlaq yang baik kepada peserta didik, sehingga mereka tidak hanya tahu
tentang moral (moral knowing), tetapi juga diharapkan mereka mampu melaksanakan moral (moral
action) yang menjadi tujuan utama pendidikan akhlaq.
Yang menjadi daya tarik ialah perlakuan dan pendekatan yang dilakukan oleh pengasuh.
Sehingga, out put dari Santri-Santrinya juga sangatlah menjanjikan. Pendidikan akhlaq yang
diselenggarakan oleh dewan pengasuh dan Asatidz menimbulkan banyak sekali nilai-nilai akhlaq
yang sangat penting untuk bekal mereka sehari-hari dan ketika sudah keluar. Beginilah filosofi
sukses dari beliau. Pak yai berkata,
“Jadi orang atau jadi Santri itu harus tahan banting, lihat itu air. Hiduplah seperti air, mengalir
terus ke bawah, selalu menjalani hidup sesuai dengan yang ditakdirkan oleh Allah, tidak pernah
kita melihat ada air yang berusaha untuk naik, padahal jalannya itu turun, iya kan?Kalau ada
batu di depan, tidak langsung menerobos dengan niat ingin menghancurkan, tapi langsung
menerodos dengan niat ingin menghancurkan, tapi tidak ditabrak dengan niatan untuk bisa
melewatinya, itu air, belajarlah seperti air. Kalau sudah keluar nanti, hidup harus sukses, sukses
bukan berarti banyak uang, rumah mewah, punya banyak mobil, itu hanya dhohirnya. Sukses
itu ketika ilmu dan amal berjalan dengan sesuai, mereka berdua selaras, itu baru sukses
namanya.12

Pak kyai menjelaskan juga kepada mereka bahwa di pondok itu tidak hanya akan
mendapatkan sekedar ilmu yang bersifat teori yang selama bertahun-tahun diajarkan oleh Asatidz
mereka, akan tetapi dengan langsung dipraktekkan makan itu akan menjadi pengalamannya yang
tidak akan mereka dapatkan dimanapun, belia menjelaskan rahasia yang ada pada pengasuh yang
diberikan.
12 Wawancara, Drs. KH. Cholil Dahlan selaku pengasuh Asrama Ardales PP. Darul Ulum Peterongan

Jombang. Pada tanggal 15 Februari 2020. Pukul 09.00 WIB.

Volume 2, Nomor 1, Juni 2020 ~ 83 ~


Tabyin: Jurnal Pendidikan Islam
E-ISSN: 2686-0465 P-ISSN: xxxx-xxxx
Vol. 02 No. 01, Juni 2020
http://e-journal.stai-iu.ac.id/index.php/tabyin

Selanjutnya, KH Zaimuddin Asad mengatakan bahwa lingkungan pembelajaran yang


ramah kepada Santri dan Asatidz sudah terimplikasikan. Pertama, suasana yang kondusif dan
dinamis dalam balutan nilai ta’aruf, takarum, tarahum, ta’awun dan tawashau serta tasamuh.
Kedua, Santri dan Asatidz berinteraksi dalam suasana komunikasi yang interaktif dan harmonis,
serta terjaminnya kebebasan berpendapat. Ketiga, menempatkan anak sebagai pusat pembelajaran
dalam rangka mendukung pengembangan potensi dan bakat anak melalui kurikulum berbasis
kebutuhan anak. Keempat, dukungan positif dari orang tua dan masyarakat sekitar yang memiliki
kesamaan visi dengan Pesantren. Kelima, memiliki minat untuk memberikan layanan yang terbaik
untuk kepentingan anak. Keenam, media dan fasilitas lingkungan pembelajaran yang memadai dan
berorientasi untuk memotivasi anak agar lebih berpikir aktif dan berkreasi.13
Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur dalam mencetak
Santriwan/ Santriwati selalu mengedepankan kemandirian dan dilandasi dengan keimanan,
ketaqwaan dan akhlaqul karimah menanamkan beberapa nilai-nilai akhlaq yanag diberikan baik
melalui pengajian ataupun disampaikan langsung dalam prosesnya. Seperti akhlaq kepada Allah,
akhlaq kepada sesama manusia, akhlaq kepada lingkungan sekitar dan akhlaq kepada kepada diri
sendiri.

Deradikalisasi Keagamaan Sejak Dini

Potensi Santri dalam hal perkembangan social-emosional (Social-Emotional Development)


dapat dipertegas kematangannya sejak usia dini tentang arti kesetiakawanan, kepedulian, saling
berbagi dan saling menghargai serta toleransi terhadap sesama tanpa membedakan status
sosialnya dan warna baju teman disekitarnya. Keyakinan menumbuhkan sifat toleransi pada usia
dini sangatlah tidak mengada-ngada dan bukan suatu kebetulan tetapi sungguh suatu kepribadian
dan nilai yang pantas serta layak dikembangkan pada anak semenjak dini mengingat banyak
terjadinya kerentanan dan kerawanan para Santri di Pondok Pesantren, yang tidak memiliki rasa
kepedulian serta kesetiakawanan sosial mengancam tatanan kehidupan yang pluralis dan
multikultur.
Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur memiliki peran dalam
membentuk karakter para Santrinya. Lingkungan di dalam pondok Pesantren bisa diibaratkan

13 Wawancara, KH Zaimuddin Asad. Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang

Jawa Timur, Pada tanggal 1 Maret 2020. Pukul 14.00 WIB.

84
Tabyin: Jurnal Pendidikan Islam
E-ISSN: 2686-0465 P-ISSN: xxxx-xxxx
Vol. 02 No. 01, Juni 2020
http://e-journal.stai-iu.ac.id/index.php/tabyin

miniatur masyarakat yang memberikan banyak pengajaran dan pengalaman bagi Santri yang
hidup di dalam Pesantren. Sehingga, menurut hemat peneliti lingkungan Pesantren dengan semua
unsur-unsur yang ada di dalamnya merupakan tempat yang ideal untuk membentuk karakter
peserta didik, tak terkecuali 18 nilai karakter yang telah dirumuskan oleh kemendiknas.
Misalnya saja untuk karakter religius. Melalui pembiasaan kegiatan keagamaan yang
dilakukan secara istiqomah, semisal rutinitas sholat berjamaah, istighosah, pengajian dan kegiatan
keagamaan lainnya memiliki peran dalam membentuk karakter religius para Santri. Sementara itu,
penerapan aturan dan pengawasan yang ketat dan mengutamakan kearifan dapat membentuk
Santri menjadi pribadi yang disiplin, jujur serta sopan dan santun baik dari segi perkataan
maupun perbuatan.
Beragamnya Santri yang berasal dari berbagai daerah yang kemudian disatukan di dalam
sebuah asrama, membiasakan Santri untuk saling menghargai antara satu sama lain. Sehingga,
akan melahirkan suasana yang aman, nyaman dan damai di dalam pesan. Selain itu,
kesederhanaan dan situasi yang jauh dari orang tua, serta suasana kekeluargaan yang kental akibat
rasa senasib seperjuangan para Santri yang hidup bersama di dalam Pesantren dapat melatih
kemandirian dan kepedulian para Santri terhadap sesama.
Beragamnya metode pengajaran dan ilmu pengetahuan yang diajarakan baik ilmu agama
maupun umum, serta unggulnya sekolah-sekolah yang bernaungan di bawah Pondok Pesantren
Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur, semakin memperkaya pengetahuan dan
keterampilan para Santri. Sehingga, Santri menjadi lebih siap dan kreatif dalam menghadapi
permasalahan yang ada di kehidupan sehari-hari. Sementara itu, karakter kerja keras dan
menghargai prestasi bisa terbentuk dari dari kebijakan Pesantren yang memberikan target atau
standar pelajaran maupun hafalan yang harus dikuasai oleh Santri, sehingga menjadikan Santri
harus berusaha lebih keras guna mencapai target atau standar yang telah ditentukan tersebut. Dan
bagi siapapun Santri yang berprestasi atau memiliki peringkat tertinggi baik di sekolah maupun
Pesantren akan diberikan reward atau beasiswa pendidikan dari pihak Pesantren.
Kemudian adanya IKAPPDAR (Ikatan Keluarga dan Alumni Pondok Pesantren Darul
Ulum) dapat melatih para Santri untuk memiliki karakter cinta tanah air. Hal tersebut
dikarenakan melalui IKAPPDAR akan menumbuhkembangkan rasa bangga dan kecintaan Santri
terhadap Pesantren Darul Ulum. Berawal dari rasa bangga dan kecintaannya terhadap Pesantren
Darul Ulum, lama kelamaan akan muncul rasa bangga dan kecintaan terhadap tanah air pula.

Volume 2, Nomor 1, Juni 2020 ~ 85 ~


Tabyin: Jurnal Pendidikan Islam
E-ISSN: 2686-0465 P-ISSN: xxxx-xxxx
Vol. 02 No. 01, Juni 2020
http://e-journal.stai-iu.ac.id/index.php/tabyin

Sementara itu karakter “Gemar Membaca” bisa terbentuk melalui jadwal kegiatan
Pesantren yang membiasakan Santri untuk membaca al-Quran secara rutin setiap hari. Kemudian
karakter Demokratis dan Rasa Ingin tahu bisa terbentuk dari tetap dipertahankannya metode
klasikal yang didukung dengan metode modern yang identik memakai pendekatan secara
personal dan kekeluargaan antara kiai dengan Santri, dan Santri dengan Santri, membuat Santri
menjadi segan dan berani ketika diberikan kesempatan oleh Kyai/ Ustadz untuk menyampaikan
pendapat maupun menanyakan sesuatu yang ingin diketahui.
Adanya kegiatan roan atau kerja bakti membersihkan lingkungan
pondok Pesantren yang dilaksanakan setiap seminggu sekali dapat
membentuk karakter peduli lingkungan para Santri. Sedangkan adanya
peringatan hari besar nasional yang diinterpretasikan dalam kegiatan upacara
dan perlombaan-perlombaan baik yang diadakan di Pesantren maupun di
sekolah mampu melatih dan membentuk semangat kebangsaan para Santri terhadap bangsa
Indonesia dan para pejuangnya. Selain itu, dengan adanya Liga Unit/ Perlombaan cabang-cabang
olahraga SLTA dan SLTP se-Darul Ulum juga meningkatkan semangat dalam membela
sekolahnya masing-masing, sehingga para Santri pun akan merasakan betapa sulitnya perjuangan
dan akhirnya memberikan respek yang tinggi terhadap para pejuang terdahulu yang telah
membela tanah air.
Pendidikan yang ada di Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur
sangat kental dengan Pendidikan Ramah Anak. Melalui Pesantren ini anak didik atau yang
disebut dengan Santriwan dan Santriwati memperolah ilmu pengetahuan yang sama dengan anak-
anak yang bersekolah disekolah formal lainnya, hanya saja para Santri memperoleh pendidikan
agama yang lebih mendalam. Para Santriwan dan Santriwati selama menempuh pendidikan dan
menetap di Pesantren, selalu mendapatkan pola asuh yang baik dan optimal dari para
pengasuhnya. Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur, mempunyai
banyak tenaga pendidik atau ustadz/dzah yang handal dan profesional. Yang mana, dalam hal ini
sebagai pengganti orang tua dapat memberikan pengasuhan dan pemenuhan hak anak yang baik
dan optimal serta dapat memberikan perlindungan kepada anak sehingga anak dapat hidup aman,
nyaman dan tentram, tidak mengalami kekerasan dan diskriminasi.
Nilai akhlaq yang diajarkan dan ditanamkan oleh Pondok Pesantren Darul Ulum

86
Tabyin: Jurnal Pendidikan Islam
E-ISSN: 2686-0465 P-ISSN: xxxx-xxxx
Vol. 02 No. 01, Juni 2020
http://e-journal.stai-iu.ac.id/index.php/tabyin

Peterongan Jombang Jawa Timur terhadap para Santri ialah salah satunya nilai toleransi. Santri
yang baik ialah mereka yang secara garis besar memiliki sifat jujur, adil dan toleran. Toleran di
sini diartikan sebagai sifat Santri yang bisa menerima perbedaan dan saling menghormati satu
sama lain. Jika terdapat Santri yang mempunyai perbedaan pendapat maupun ketidaksepahaman
dalam kultur yang mereka temui di dalam pondok, maka mereka harus mengedepankan sifat
toleran. Kemudian, sifat toleransi yang diajarkan oleh Ustadz/dzahnya mereka saling terbuka
antara Santri satu dengan yang lainnya dalam hal apapun terutama masalah pemahaman terhadap
kitab yang diajarkan.
Sementara itu, di Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur, pendidikan
toleransi di sekolah formal yang ada di lingkungan Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan
Jombang Jawa Timur, Santri secara langsung memperoleh pendidikan multikultural setelah
mereka belajar PKN atau Moral Pancasila. Tentu saja, mata pelajaran ini akan membawa siswa
terhadap kesadaran berbangsa dan bernegara dalam bingkai Indonesia. Mata pelajaran ini akan
mengantarkan siswa menjadi manusia Indonesia yang ramah, toleran, moderat, dan dapat besikap
adil. Intinya, bahwa mata pelajaran ini menjadikan siswa dapat memahami nilai-nilai Pancasila
dan mengamalkannya.
Demikian pula, secara langsung Santri mendapat pendidikan multikultural setelah mereka
mengikuti pengajian kitab-kitab salaf (kuning) yang diajarkan di Pesantren Darul Ulum
Peterongan Jombang Jawa Timur. Secara khusus, ada satu kitab yang dapat membentuk karakter
Santri yang moderat atau mengantarkan Santri berpaham dalam Islam dengan paham yang tidak
ekstrim, yaitu Kitab Risalah Ahlis Sunnah Wal Jama'ah.14 Kitab ini tentu akan membekali Santri
berpaham Ahlussunnah Wal Jama’ah. Sementara diketahui, bahwa paham keagamaan yang dikenal
Ahlussunnah Wal Jama’ah (Aswaja) memiliki ciri-ciri mengedepankan sikap toleran, moderat, sikap
adil. Selanjutnya, pendidikan multikultural diperoleh Santri Pondok Pesantren Darul Ulum
Peterongan Jombang Jawa Timur secara tidak langsung dari tradisi yang sekarang ini ada dan
dikembangkan di lingkungan Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur.
Misalnya, dari pengasuh yang sekarang, yaitu KH. Zaimuddin, Santri secara tidak langsung dapat
meneladani model, gaya, karakter, pemikiran, dan model ber-Islam beliau. Dikatakan, bahwa
pengasuh yang sekarang, KH. Zaimuddin tampak dalam kepemimpinannya bersikap demokratis,

14 Observasi, Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur pada tanggal 14

Pebruari 2020. Pukul 15.00 WIB.

Volume 2, Nomor 1, Juni 2020 ~ 87 ~


Tabyin: Jurnal Pendidikan Islam
E-ISSN: 2686-0465 P-ISSN: xxxx-xxxx
Vol. 02 No. 01, Juni 2020
http://e-journal.stai-iu.ac.id/index.php/tabyin

menghormati pendapat Santri, dan bahkan dalam banyak hal pendapat para pengurus-lah yang
dijadikan sebagai pijakan kebijakan.15

Dampak Pesantren Ramah Anak


Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur merupakan salah satu
Pesantren yang menjadi penggerak utama program Pesantren Ramah Anak yang memberikan
pengaruh kepada masyarakat yang berada di lingkungan Pesantren baik untuk Santri maupun
lingkungan masyarakat di sekitarnya. Karena pengaruh Pesantren itu akan berpengaruh besar
pada lingkungan di sekitarnya, meawrnai faham yang ada di dekat lingkungan Pesantren dan
memiliki sifat unik dan terpisah dari kehidupan sekitarnya16 sehingga tidak bisa dipungkiri bahwa
Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur memiliki sumbangsih dalam
menciptakan peruabahan dalam segi pendidikan dan untuk meretas permasalahan yang ada
(radikalisme agama) dengan metode yang tepat untuk menghadapi masalah yang muncul pada
dewasa ini.
Perhatian, pengawasan dan keterbukaan menjadi pilar-pilar utama konsep Ramah Anak di
Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur. Tahapan pelaksanaan program
Pesantren Ramah Anak ialah sosialisasi yang diperuntukkan untuk memperkenalkan dan
memberi pemahaman tentang program tersebut. Kemudian, merumuskan bagaimana program ini
direalisasikan seperti dengan menggunakan toolkit sebagai kerangka berpikir, kemudian panduan
norma dan nilai untuk merumuskan nilai yang tepat sebagai penyempurna program Ramah Anak
yang sifatnya Islami. Santri sebagai objek dari program ini, seperti program Living Value Education
(LVE) yaitu program yang menempatkan nilai-nilai kehidupan sebagai edukasi baik untuk
Asatidz maupun Santri dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Keharusan merubah
suasana dan lingkungan menjadi salah satu aspek penting untuk memberikan rasa nyaman dan
menyenangkan untuk kegiatan belajar-mengajar.
Kemudian, tujuan Pesantren Ramah Anak Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang
Jawa Timur ialah pertama, memberikan sumbangsih nyata dalam proses penerapan nilai-nilai

15 Wawancara, salah satu santri Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur,
pada tanggal 20 Pebruari 2020. Pukul 10.30 WIB.
16 Yang dimaksud dengan kata unik dan terpisah dari kehidupan di sekitarnya, adanya Santri dan

Kyai membawa pengaruh besar pada masyarakat dan menjadi pembeda dari sistem yang berada di
masyarakat., Dkk Abdurrahman Wahid, Pesantren Dan Pembaharuan (Jakarta: LEPES, 1974). 40.

88
Tabyin: Jurnal Pendidikan Islam
E-ISSN: 2686-0465 P-ISSN: xxxx-xxxx
Vol. 02 No. 01, Juni 2020
http://e-journal.stai-iu.ac.id/index.php/tabyin

Islam dengan lebih nyata dalam suatu sistem penyelenggaraan pendidikan di Pesantren. Kedua,
menciptakan sebuah Pesantren yang melindungi dan menyenangkan bagi anak dalam suasana
penuh nilai (akhlaqul karimah) agar dapat meningkatkan prestasi anak dalam belajar. Ketiga,
terciptanya lingkungan pembelajaran yang ramah antara Asatidz dan Santri. Keempat, pemenuhan
hak anak bagi Santri di Pesantren dengan mengedepankan prinsip anak.
Kreatifitas Guru/ Asatidz menjadi salah satu bagian penting dalam seni mengajar, maka
dari itu selaku pengajar yang hidup dengan skenario masa kini diperlukan inovasi-inovasi baru
dalam belajar, yang bersifat lebih Ramah Anak dengan tentunya batasan-batasan yang wajar, tetap
ada pendisiplinan namun dengan cara yang lebih edukatif. Kemudian, latar belakang setiap orang
akan selalu berbeda-beda bergitupun pada diri Santri, sebagian dari mereka ada yang mampu
lebih kritis daripada Asatidznya, mampu memahami keadaan dengan lebih cepat sehingga
perlunya mengasah intelektual dan spiritual menjadi poin utama bagi mereka. Guna
mengendalikan diri atau meminimalisir kenakalan yang mungkin terjadi.
Dampak dari pelaksanaan Pesantren Ramah Anak ternyata mampu membuat pemikiran/
pola pikir Santri Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur menjadi tidak
radikal atau tidak mempunyai mindset yang kaku dan merasa paling benar. Terbukti, alumni/
Santri ketika di tengah-tengah masyarakat mampu memposisikan diri sebagai orang yang toleran
atau tasamuh dalam berinteraksi dengan warga terutama ketika menghadapi perbedaan Ormas
Islam/ aliran keagamaan. Mereka mampu menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat,
tanpa harus berat sebelah dan tidak menyakiti orang lain yang mempunyai perbedaan
pemahaman keagamaan tersebut. Sehingga, bisa kita ambil kesimpulan bahwa proses
pembelajaran berbasis Pesantren Ramah Anak ini mampu mengantarkan Santri yang mempunyai
sikap lebih jujur, adil dan toleran.
Keberhasilan Program Pesantren Ramah Anak merupakan upaya menemukan model
Pesantren dengan lingkungan pembelajaran yang kondusif dan dapat memenuhi hak-hak Santri,
melalui dukungan dari setiap komponen. Seperti Santri, Ustadz, Pengelola, Orang tua,
Masyarakat, Ormas, LSM, Pemerintah Daerah-Pusat. Di masyarakat Santri atau alumni selalu
dinanti-nanti oleh masyarakat karena untuk menyelesaikan berbagai persoalan keagamaan. Dari
sinilah, alumni Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur dituntut untuk
lebih aktif dan progesif dalam mengedepankan kemaslahatan umat.

Volume 2, Nomor 1, Juni 2020 ~ 89 ~


Tabyin: Jurnal Pendidikan Islam
E-ISSN: 2686-0465 P-ISSN: xxxx-xxxx
Vol. 02 No. 01, Juni 2020
http://e-journal.stai-iu.ac.id/index.php/tabyin

Kesimpulan
Pelaksanaan Pesantren Ramah Anak di Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan
Jombang Jawa Timur, ternyata memiliki kelebihan tersendiri dan keberhasilan yang luar biasa.
Pertama, penggunaan kontrak belajar sebagai bagian dari komunikasi antara Asatidz dengan
Santri. Kedua, lebih mendengarkan; penyesuaian reward-punishment berdasarkan keputusan
bersama dan lebih disiplin. Ketiga, penerapan nilai-nilai Pesantren yang lebih sistematis dan
terstruktur. Keempat, terciptanya lingkungan pembelajaran yang ramah antara Asatidz dan Santri.
Kelima, pemenuhan hak anak bagi Santri di Pesantren dengan mengedepankan prinsip anak.
Sebagai pilot project Pesantren Ramah Anak, pelaksanaan pendidikan di Pondok Pesantren
Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur sangat mengedepankan suasana keramahan, baik
lingkungan, sarana prasana dan proses pembelajaran kepada Santri. Sehingga, Santri ketika
mondok atau menimba ilmu di Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur
mereka benar-benar merasakan kenyamanan dan perlindungan dari para Asatidz dan pengurus.
Pesantren Ramah Anak sebagai upaya deradikalisasi keagamaan sejak dini. Terbukti,
Santri mendapat pendidikan multikultural setelah mereka mengikuti pengajian kitab-kitab salaf
(kuning) yang diajarkan di Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur. Secara
khusus, ada satu kitab yang dapat membentuk karakter Santri yang moderat atau mengantarkan
Santri berpaham dalam Islam dengan paham yang tidak ekstrim, yaitu Kitab Risalah Ahlis Sunnah
Wal Jama'ah. Kitab ini tentu akan membekali Santri berpaham Ahlussunnah Wal Jama’ah.
Sementara diketahui, bahwa paham keagamaan yang dikenal Ahlussunnah Wal Jama’ah (Aswaja)
memiliki ciri-ciri mengedepankan sikap toleran, moderat, sikap adil. pelaksanaan Pesantren
Ramah Anak ternyata mampu membuat pemikiran/ pola pikir Santri Pondok Pesantren Darul
Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur menjadi tidak radikal atau tidak mempunyai mindset
yang kaku dan merasa paling benar.

Daftar Pustaka
Abdurrahman Wahid, Dkk. Pesantren Dan Pembaharuan. Jakarta: LEPES, 1974.
RI, Departemen Agama. Pola Pengembangan Pondok Pesantren. Jakarta: Ditpekapontren Ditjen
Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI, 2003.
Saleh, Abdul Rahman. Pendidikan Agama Dan Keagamaan: Visi, Misi, Dan Aksi. Jakarta: PT. Gema
Windu Panca Perkasa, 2000.
Wahid, Abdurrahman. Menggerakan Tradisi: Esai-Esai Pesantren. Yogyakarta: LKIS, 2001.

90
Tabyin: Jurnal Pendidikan Islam
E-ISSN: 2686-0465 P-ISSN: xxxx-xxxx
Vol. 02 No. 01, Juni 2020
http://e-journal.stai-iu.ac.id/index.php/tabyin

Zaini, A. Helmy Faishal. Pesantren: Akar Pendidikan Islam Nusantara. Jakarta: P3M, 2015.

Volume 2, Nomor 1, Juni 2020 ~ 91 ~

Anda mungkin juga menyukai