Anda di halaman 1dari 74

SOAL DAN PEMBAHASAN

TRY OUT 5

SKB ANALIS HUKUM PERTANAHAN

1. Kata agrarian merupakan kata serapan yang diambil dari bahasa asing dengan makna
sebagai berikut, kecuali …
a. Kata akker dari bahasa belanda : tanah pertanian
b. Kata agros dari bahasa yunani : tanah pertanian
c. Kata agger dari bahasa latin : tanah atau sebidang tanah
d. Kata agrarian dari bahasa inggris : tanah untuk pertanian
e. Kata land dari bahasa inggris : tanah atau sebidang tanah

JAWABAN : E

Pembahasan : dikutip dari buku WASKITO dan HADI ARNOWO halaman 4

• Kata akker dari bahasa belanda : tanah pertanian


• Kata agros dari bahasa yunani : tanah pertanian
• Kata agger dari bahasa latin : tanah atau sebidang tanah
• Kata agrarian dari bahasa inggris : tanah untuk pertanian
• Kata agrarian dari KBBI : urusan pertanian atau tanah pertanian dan urusan
pemilikan tanah

2. Didalam susunan organisasi peraturan presiden nomor 47 tahun 2020 tentang kementerian
ATR terdiri atas …
a. 1 setjend, 1 itjend, 5 ditjend, 3 staf ahli, 3 pusat
b. 1 setjend, 1 itjend, 7 ditjend, 5 staf ahli, 3 pusat
c. 1 setjend, 1 itjend, 5 ditjend, 3 staf ahli, 3 pusat
d. 1 setjend, 1 itjend, 7 ditjend, 5 staf ahli, 3 pusat + STPN
e. 1 setjend, 1 itjend, 5 ditjend, 3 staf ahli, 5 pusat + STPN

JAWABAN : B

Pembahasan : dikutip dari peraturan presiden nomor 47 tahun 2020 tentang kementerian
ATR pasal 6

kementerian ATR terdiri atas :


✓ Sekretariat Jenderal;
✓ Direktorat Jenderal Tata Ruang;
✓ Direktorat Jenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang;
✓ Direktorat Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah;
✓ Direktorat Jenderal Penataan Agraria;
✓ Direktorat Jenderal Pengadaan Tanah dan Pengembangan Pertanahan;
✓ Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang;
✓ Direktorat Jenderal Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan;
✓ Inspektorat Jenderal;
✓ Staf Ahli Bidang Hukum Agraria dan Masyarakat Adat;
✓ Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi;
✓ Staf Ahli Bidang Partisipasi Masyarakat dan Pemerintah Daerah;
✓ Staf Ahli Bidang Pengembangan Kawasan; dan
✓ Staf Ahli Bidang Teknologi Informasi.
✓ Pusat data dan informasi
✓ Pusat penelitian dan pengembangan
✓ Pusat pengembangan sumber daya manusia

3. Makna warna merah butir padi pada lambang ATR/BPN adalah …


a. Melambangkan semangat, usaha yang menyeluruh dan antusiasme
b. Melambangkan ruang terbuka, kebijaksanaan, kejujuran, dinamis dan keseimbangan
c. Melambangkan perdamaian, spritualitas, persatuan, pencapaian dipadukan dengan
keterbukaan, kejujuran, dinamis serta berimbang
d. Melambangkan lingkungan alam sekitar yang terjaga dengan baik serta air
e. Melambangkan kehangatan, pencerahan, intelektual dan kemakmuran

JAWABAN : A

Pembahasan : dikutip dari internet Wikipedia

• Warna hijau dan biru muda


Melambangkan lingkungan alam sekitar yang terjaga dengan baik serta air
• Warna kuning
Melambangkan kehangatan, pencerahan, intelektual dan kemakmuran
• Warna biru
Melambangkan ruang terbuka, kebijaksanaan, kejujuran, dinamis dan keseimbangan
• Warna merah butir padi
Melambangkan semangat, usaha yang menyeluruh dan antusiasme
• Warna putih pada tepi bangunan dan rumah
Melambangkan perdamaian, spritualitas, persatuan, pencapaian dipadukan dengan
keterbukaan, kejujuran, dinamis serta berimbang

4. Lambang BPN RI diatur dalam …


a. Surat keputusan KBPN RU nomor 59 tahun 2008
b. Surat keputusan KBPN RU nomor 28 tahun 2008
c. Surat keputusan KBPN RU nomor 47 tahun 2010
d. Surat keputusan KBPN RU nomor 13 tahun 2009
e. Surat keputusan KBPN RU nomor 86 tahun 2009

JAWABAN : A

Pembahasan : dikutip dari internet Wikipedia

• Surat keputusan KBPN RI nomor 59 tahun 2008 mengatur lambang BPN RI

5. Yang bukan termasuk asas hukum agraria adalah …


a. Hukum adat yang disaneer
b. Gotong royong
c. Kebangsaan
d. Pemisahan horizontal
e. Pemisahan vertikal

JAWABAN : E

Pembahasan : dikutip dari internet

Berikut ini adalah beberapa asas-asas hukum agraria yang berlaku di indonesia, di
antaranya:

• Asas nasionalisme
Asas nasionalisme menyatakan hanya warga Negara Indonesia saja yang mempunyai hak
milik atas tanah dan hubungan antara bumi dan ruang angkasa tanpa membedakan laki-
laki atau perempauan baik warga negara asli ataupun keturunan.
• Asas dikuasai oleh Negara
Asas dikuasai oleh Negara menyatakan bahwa bumi, air dan ruang angkasa beserta
kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara.
• Asas hukum adat yang disaneer
Asas hukum adat yang disaneer menyatakan bahwa hukum adat yang sudah bersih dari
dari segi negatif dapat digunakan sebagai hukum agrarian.
• Asas fungsi social
Asas fungsi social ini menyatakan bahwa penggunaan tanah tidak boleh bertentangan
dengan norma kesusilaan dan keagamaan dan juga hak-hak orang lain serta kepentingan
umum.
• Asas kebangsaan atau (demokrasi)
Asas kebangsaan menyatakan bahwa setiap warga negara mempunyai hak milik tanah.
• Asas non diskriminasi (tanpa pembedaan)
Asas non diskriminasi merupakan asas yang mendasari hukum agraria.
• Asas gotong royong
Asas gotong royong menyatakan bahwa segala usaha bersama berdasarkan kepentingan
bersama dalam rangka mewujudkan kepentingan nasional dalam bentuk gotong royong.
• Asas unifikasi
Asas unifikasi merupakan sebuah hukum agraria disatukan menjadi satu UU yang
berlaku bagi seluruh Warga Negara Indonesia.
• Asas pemisahan horizontal (horizontale scheidings beginsel)
Asas pemisahan horizontal menyatakan adanya sebuah pemisahan hak kepemilikan
antara pemilik tanah dengan benda dan bangunan yang ada di atasnya.

6. Tata cara pemberian, pelepasan, pengalihan hak atas pemilikan tanah tempat tinggal atau
hunian oleh orang asing yang berkedudukan di Indonesia diatur dalam …
a. PMATR/KBPN nomor 29 tahun 2016
b. PMATR/KBPN nomor 11 tahun 2017
c. PMATR/KBPN nomor 7 tahun 2016
d. PMATR/KBPN nomor 4 tahun 2017
e. PMATR/KBPN nomor 3 tahun 1998

JAWABAN : A

Pembahasan :

• PMATR/KBPN nomor 11 tahun 2017 : Surveyor kadaster berlisensi


• PMATR/KBPN nomor 7 tahun 2016 : bentuk dan isi sertipikat hak atas tanah
• PMATR/KBPN nomor 4 tahun 2017 : standar pelayanan kementerian atr/bpn
• PMATR/KBPN nomor 3 tahun 1998 : pemanfaatan tanah kosong

7. Yang bukan ketentuan hapusnya hak tanggungan adalah …


a. Hapusnya utang yang dijamin dengan hak tanggungan
b. Dilepaskannya hak tanggungan oleh pemegang hak tanggungan
c. Pembersihan hak tanggungan berdasarkan penetapan peringkat ketua pengadilan
negeri
d. Hapusnya hak atas tanah yang dibebani hak tanggungan
e. Debitor cidera janji dengan menjual objek hak tanggungan melalui lelang non
eksekusi

JAWABAN : E

Pembahasan : dikutip dari internet

ketentuan hapusnya hak tanggungan :


• Hapusnya utang yang dijamin dengan hak tanggungan
• Dilepaskannya hak tanggungan oleh pemegang hak tanggungan
• Pembersihan hak tanggungan berdasarkan penetapan peringkat ketua pengadilan
negeri
• Hapusnya hak atas tanah yang dibebani hak tanggungan

8. Wakil kepala BPN diangkat dan diberhentikan oleh … dan bertanggungjawab kepada …
a. Presiden, menteri/ kepala bpn
b. Presiden, presiden
c. Menteri atr, kepala bpn
d. Presiden, dpr
e. Dpr, menteri/kepala bpn

JAWABAN : A

Pembahasan : dikutip dari peraturan presiden nomor 48 tahun 2020 tentang BPN pasal 6
ayat 1 dan 2

• Ayat 1 Wakil Kepala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden.
• Ayat 2 Wakil Kepala berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala.

9. Yang bukan 11 agenda kebijakan BPN RI adalah …


a. Membangun Sistem Informasi Pertanahan Nasional (SIMTANAS), dan sistem
pengamanan dokumen pertanahan di seluruh Indonesia.
b. Menangani masalah KKN serta meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan
masyarakat
c. Membangun data base pemilikan dan penguasaan tanah skala besar
d. Melaksanakan secara konsisten semua peraturan perundang-undangan Pertanahan
yang telah ditetapkan
e. Mengembangkan dan memperbarui politik, hukum dan kebijakan tata ruang

JAWABAN : E

Pembahasan : dikutip dari internet Wikipedia

1. Membangun kepercayaan masyarakat pada Badan Pertanahan Nasional.


2. Meningkatkan pelayanan dan pelaksanaan pendaftaran, serta sertifikasi tanah secara
menyeluruh di seluruh Indonesia.
3. Memastikan penguatan hak-hak rakyat atas tanah (land tenureship).
4. Menyelesaikan persoalan pertanahan di daerah-daerah korban bencana alam dan
daerah-daerah konflik.
5. Menangani dan menyelesaikan perkara, masalah, sengketa, dan konflik pertanahan di
seluruh Indonesia secara sistematis.
6. Membangun Sistem Informasi Pertanahan Nasional (SIMTANAS), dan sistem
pengamanan dokumen pertanahan di seluruh Indonesia.
7. Menangani masalah KKN serta meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan
masyarakat.
8. Membangun data base pemilikan dan penguasaan tanah skala besar.
9. Melaksanakan secara konsisten semua peraturan perundang-undangan Pertanahan
yang telah ditetapkan.
10. Menata kelembagaan Badan Pertanahan Nasional.
11. Mengembangkan dan memperbarui politik, hukum dan kebijakan Pertanahan.

10. Yang tidak termasuk tugas dari pusat pengembangan SDM pada tata kelola kelembagaan
kementerian atr/bpn adalah …
a. Penyelenggaraan program pengembangan SDM berbasis kompetensi manajerial,
teknis dan sosio kultural bidang pertanahan dan tata ruang
b. Pembangunan pusat assessment kompetensi pegawai untuk profil kompetensi SDM
c. Pembangunan pusat sumber belajar untuk competency based lead
d. Pembangunan database kompetensi pegawai dan jabatan fungsional
e. Perencanaan program dan kerjasama

JAWABAN : E

Pembahasan : dalam tata kelola kelembagaan kementerian atr/bpn terdapat 3 pusat

1. Pusat data dan informasi :


- Infrastruktur teknologi informasi
- Pengembangan dan inovasi system informasi
- Data dan informasi
2. Pusat penelitian dan pengembangan
- Perencanaan program dan kerjasama
- Pengkajian kebijakan dan penerapan inovasi
- Publikasi hasil kajian dan inovasi serta pengelolaan perpustakaan
3. Pusat pengembangan sumber daya manusia
- Penyelenggaraan program pengembangan SDM berbasis kompetensi manajerial,
teknis dan sosio kultural bidang pertanahan dan tata ruang
- Pembangunan pusat assessment kompetensi pegawai untuk profil kompetensi SDM
- Pembangunan pusat sumber belajar untuk competency based lead
- Pembangunan database kompetensi pegawai dan jabatan fungsional

11. Dalam perencanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum disusun dalam bentuk
dokumen perencanaan pengadaan tanah yang meliputi, kecuali...
a. Rencana penganggaran

b. Gambaran umum daftar tanah

c. Perkiraan nilai tanah

d. Letak tanah

e. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan pembangunan

JAWABAN : B

Pembahasan :

Diatur dalam UU RI No.2 Tahun 2012 ttg Pengadaan Tanah bagi pembangunan untuk
kepentingan umum Pasal 15

Dalam perencanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum disusun dalam bentuk
dokumen perencanaan pengadaan tanah yang meliputi :

1. Maksud dan tujuan rencana pembangunan

2. Kesesuaian dengan RTRW dan Rencana Pembangunan Nasional dan Daerah

3. Letak tanah

4. Luas tanah yang dibutuhkan

5. Gambaran umum status tanah

6. Perkiraan waktu pelaksanaan pengadaan tanah

7. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan pembangunan

8. Perkiraan nilai tanah

9. Rencana penganggaran

12. Dalam pengadaan tanah Gubernur membentuk tim untuk melakukan kajian atas keberatan
rencana lokasi pembangunan yang terdiri, kecuali...

a. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai
anggota
b. Bupati/wali kota atau pejabat yang ditunjuk sebagai anggota

c. Kepala Kantor Wilayah Kementerian sebagai sekretaris merangkap anggota

d. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai
anggota

e. Akademisi sebagai anggota

JAWABAN : C

Pembahasan :

Diatur dalam UU RI No.2 Tahun 2012 ttg Pengadaan Tanah bagi pembangunan untuk
kepentingan umum Pasal 21

Dalam pengadaan tanah Gubernur membentuk tim untuk melakukan kajian atas
keberatan rencana lokasi pembangunan yang terdiri dari:

1. Sekretaris daerah provinsi atau pejabat yang ditunjuk sebagai ketua merangkap
anggota

2. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional sebagai sekretaris merangkap


anggota

3. Instansi yang menangani urusan di bidang perencanaan pembangunan daerah sebagai


anggota

4. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai anggota

5. Bupati/wali kota atau pejabat yang ditunjuk sebagai anggota

6. Akademisi sebagai anggota

13. Ruang lingkup pengaturan UU RI No.20 thn 2011 ttg rumah susun meliputi, kecuali...

a. Pembangunan

b. Pengendalian

c. Peran masyarakat

d. Kelembagaan
e. Perizinan

JAWABAN : E

Pembahasan :

Diatur dalam UU RI No.20 Tahun 2011 ttg Rumah Susun Pasal 4

Ruang lingkup penganturan UU RI No.20 thn 2011 ttg rumah susun meliputi :

1. Pembinaan

2. Perencanaan

3. Pembangunan

4. Penguasaan, pemilikan, pemanfaatan

5. Pengelolaan

6. Peningkatan kualitas

7. Pengendalian

8. Kelembagaan

9. Tugas dan wewenang

10. Hak dan kewajiban

11. Pendanaan dan sistem pembiayaan

12. Peran masyarakat

14. Negara bertanggung jawab atas penyelenggaraan rumah susun yang pembinaannya
dilaksanakan oleh?

a. Lembaga Pertanahan

b. Kepala Kantor Pertanahan

c. Kepala Kantor Wilayah BPN

d. Pemerintah

e. Presiden
JAWABAN : D

Pembahasan :

Diatur dalam UU RI No.20 Tahun 2011 ttg Rumah Susun Pasal 5

15. Dalam UU RI No.20 Tahun 2011 ttg Rumah Susun terdapat pembinaan penyelenggaraan
rumah susun secara nasional untuk memenuhi tertib penyelenggaraan rumah susun yang
meliputi, kecuali...

a. Pengembangan sistem dan pemanfaatan rumah susun

b. Penelitian dan pengembangan

c. Koordinasi penyelenggaraan rumah susun

d. Pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi

e. Pendidikan dan pelatihan

JAWABAN : A

Pembahasan :

Diatur dalam UU RI No.20 Tahun 2011 ttg Rumah Susun Pasal 11

Pembinaan penyelenggaraan rumah susun secara nasional untuk memenuhi tertib


penyelenggaraan rumah susun yang meliputi :

1. Koordinasi penyelenggaraan rumah susun

2. Sosialisasi peraturan perundang-undangan dan sosialisasi norma, standar, prosedur,


dan kriteria

3. Pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi

4. Pendidikan dan pelatihan

5. Penelitian dan pengembangan

6. Pengembangan sistem dan layanan informasi dan komunikasi

7. Pemberdayaan pemangku kepentingan rumah susun


16. Perencanaan pembangunan rumah susun dilaksanakan berdasarkan, kecuali ...

a. Konsep hunian berimbang

b. Layanan moda transportasi

c. Analisis potensi kebutuhan rumah susun

d. Layanan kebutuhan rumah susun

e. Rencana rinci tata ruang

JAWABAN : D

Pembahasan :

Diatur dalam UU RI No.20 Tahun 2011 ttg Rumah Susun Pasal 11

Perencanaan pembangunan rumah susun dilaksanakan berdasarkan:

1. Kepadatan bangunan

2. Jumalah dan kepadatan penduduk

3. Rencana rinci tata ruang

4. Layanan prasarana, sarana, utilitas umum

5. Layanan moda transportasi

6. Alternatif pengembangan konsep pemanfaatan rumah susun

7. Layanan informasi dan komunikasi

8. Konsep hunian berimbang

9. Analisis potensi kebutuhan rumah susun

17. Hak guna ruang angkasa diatur dalam pasal...

a. 46

b. 47
c. 48

d. 49

e. 50

JAWABAN : C

Pembahasan :

Pasal 46 = hak membuka tanah dan memungut hasil hutan

Pasal 47 = hak guna air, pemeliharaan dan penangkapan ikan

Pasal 49 = hak-hak tanah untuk keperluan suci dan sosial

Pasal 50 = ketentuan-ketentuan lain

18. Perwakafan tanah milik dilindungi dan diatur dengan peraturan pemerintah adalah bunyi
pasal...

a. Pasal 48 ayat 2

b. Pasal 49 ayat 2

c. Pasal 49 ayat 3

d. Pasal 47 ayat 2

e. Pasal 47 ayat 1

JAWABAN : C

Pembahasan :

48 ayat 2 = hak guna ruang angkasa diatur dengan Peraturan Pemerintah

49 ayat 2 = untuk keperluan peribadatan dan keperluan suci lainnya sebagai dimaksud
dalam pasal 14 dapat diberikan tanah yang dikuasai langsung oleh Negara dengan hak
pakai

47 ayat 2 = hak guna air serta pemeliharaan dan penangkapan ikan diatur dg peraturan
pemerintah
47 ayat 1 = hak guna air ialah hak memperoleh air untuk keperluan ttt dan/atau
mengalirkan air itu di atas tanah orang lain

19. Makna lambang/logo gelombang hijau dan biru pada Kementerian ATR/BPN
melambangkan?

a. Tujuan Penataan Pertanahan yang akan dan telah dilakukan Kementerian


ATR/BPN

b. Untuk berkarya bagi Kementerian ATR/BPN yang berhubungan langsung dengan


unsur-unsur yang ada di dalam bumi yang meliputi tanah dan udara

c. Tugas kementerian ATR/BPN yg berhubungan langsung dengan pemanfaatan


ruang, tanah dan air

d. Memaknai/melambangkan pasal 33 ayat 3 UUD45

Mendasari lahirnya UU No.5 thn 1960

e. Pelaksanaan secara konsisten dalam menangani, menyelesaikan dan


mengutamakan hak serta menuntaskan kewajiban dengan penuh konsistensi, tertib
disiplin sesuai kebijakan yang berlaku

JAWABAN : C

Pembahasan :

- 4 butir padi = Tujuan Penataan Pertanahan yang akan dan telah dilakukan
Kementerian ATR/BPN

- Lingkaran bumi = Untuk berkarya bagi Kementerian ATR/BPN yang berhubungan


langsung dengan unsur-unsur yang ada di dalam bumi yang meliputi tanah dan udara

- Sumbu = Memaknai/melambangkan pasal 33 ayat 3 UUD45

Mendasari lahirnya UU No.5 thn 1960

- Bangunan gedung dan pohon = Pelaksanaan secara konsisten dalam menangani,


menyelesaikan dan mengutamakan hak serta menuntaskan kewajiban dengan penuh
konsistensi, tertib disiplin sesuai kebijakan yang berlaku
20. Pemantauan dan evaluasi hasil penyerahan Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum
yang telah diperoleh dilakukan oleh...

a. Pemerintah

b. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional

c. Kepala Kantor Pertanahan

d. Menteri

e. Lembaga pertanahan

JAWABAN : E

Pembahasan :

Diatur dalam UU RI No.2 Tahun 2012 ttg Pengadaan Tanah bagi pembangunan untuk
kepentingan umum Pasal 51

21. Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan
yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah
horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat
dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi
dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama. Adapun penyediaan tanah
untuk pembangunan rumah susun dapat dilakukan melalui, kecuali

a. Pemanfaatan tanah hak pengelolaan

b. Konsolidasi tanah oleh pemilik tanah

c. Pemanfaatan barang milik negara berupa tanah

d. Pendayagunaan tanah wakaf

e. Pengadaan tanah untuk pembangunan bagi kepentingan umum

JAWABAN : A

Pembahasan :

Pasal 22 UU No 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun


Penyediaan tanah untuk pembangunan rumah susun dapat dilakukan melalui:

a. pemberian hak atas tanah terhadap tanah yang langsung dikuasai negara;

b. konsolidasi tanah oleh pemilik tanah;

c. peralihan atau pelepasan hak atas tanah oleh pemegang hak atas tanah;

d. pemanfaatan barang milik negara atau barang milik daerah berupa tanah;

e. pendayagunaan tanah wakaf;

f. pendayagunaan sebagian tanah negara bekas tanah terlantar; dan/atau

g. pengadaan tanah untuk pembangunan bagi kepentingan umum.

22. Dalam hal pihak yang berhak menolak bentuk dan/atau besamya ganti kerugian
berdasarkan hasil musyawarah atau putusan pengadilan negeri/Mahkamah Agung ganti
kerugian dititipkan di pengadilan negeri setempat. Penitipan ganti kerugian juga
dilakukan terhadap

a. Status kepemilikan tanah belum lengkap

b. Hak atas tanah sedang menjadi jaminan di bank

c. Hak atas tanah belum dilakukan pendaftaran

d. Belum membayar BPHTB

e. Hak atas tanah berstatus tanah warisan

JAWABAN : B

Pembahasan :

Pasal 42 ayat (2) UU No 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah untuk Kepentingan
Umum

Penitipan Ganti Kerugian selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1), juga dilakukan
terhadap :

a. Pihak yang Berhak menerima Ganti Kerugian tidak diketahui keberadaannya; atau

b. Objek Pengadaan Tanah yang akan diberikan Ganti Kerugian:


1. sedang menjadi objek perkara di pengadilan;

2. masih dipersengketakan kepemilikannya;

3. diletakkan sita oleh pejabat yang berwenang; atau

4. menjadi jaminan di bank.

23. Orang perseorangan yang melakukan penilaian secara independen dan professional untuk
memberikan opini tertulis atas nilai ekonomi objek kegiatan pengadaan tanah bagi
pembangunan untuk kepentingan umum, dan kegiatan pertanahan serta penataan ruang
lainnya harus mendapatkan izin praktik penilaian dari

a. Kementerian ATR/BPN

b. Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional

c. Badan Informasi Geospasial

d. Kementerian Keuangan

e. Kementerian Kehutanan

JAWABAN : D

Pembahasan :

Pasal 1 No. 11 UU No 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan


Umum

Penilai Pertanahan, yang selanjutnya disebut Penilai, adalah orang perseorangan yang
melakukan penilaian secara independen dan profesional yang telah mendapat izin
praktik penilaian dari Menteri Keuangan dan telah mendapat lisensi dari Lembaga
Pertanahan untuk menghitung nilai/harga objek pengadaan tanah.

24. Penataan ruang diklasifikasikan berdasarkan sistem, fungsi utama kawasan, wilayah
administratif, kegiatan kawasan, dan nilai strategis kawasan. Adapun penataan ruang
yang didasarkan pada kegiatan kawasan terbagi menjadi

a. Kawasan lindung dan budidaya


b. Kawasan wilayah dan internal perkotaan

c. Kawasan nasional dan daerah

d. Kawasan strategis dan kepentingan umum

e. Kawasan perkotaan dan pedesaan

JAWABAN : E

Pembahasan :

Pasal 5 ayat (4) UU No 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang

Pasal 5

(1) Penataan ruang berdasarkan sistem terdiri atas sistem wilayah dan sistem internal
perkotaan.

(2) Penataan ruang berdasarkan fungsi utama kawasan terdiri atas kawasan lindung dan
kawasan budi daya.

(3) Penataan ruang berdasarkan wilayah administratif terdiri atas penataan ruang wilayah
nasional, penataan ruang wilayah provinsi, dan penataan ruang wilayah kabupaten/kota.

(4) Penataan ruang berdasarkan kegiatan kawasan terdiri atas penataan ruang
kawasan perkotaan dan penataan ruang kawasan perdesaan.

(5) Penataan ruang berdasarkan nilai strategis kawasan terdiri atas penataan ruang
kawasan strategis nasional, penataan ruang kawasan strategis provinsi, dan penataan
ruang kawasan strategis kabupaten/kota.

25. Pemberian Izin Lokasi wajib mempertimbangkan kelestarian ekosistem pesisir dan pulau-
pulau kecil, masyarakat, nelayan tradisional, kepentingan nasional, dan hak lintas damai
bagi kapal asing yang didasarkan pada

a. Rencana tata ruang wilayah pesisir

b. Analisis mengenai dampak lingkungan

c. Rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau – pulau kecil

d. Rencana strategis pemerintah


e. Rencana pembangunan jangka Panjang

JAWABAN : C

Pembahasan :

Pasal 17 ayat (1) UU No 1 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang – Undang Nomor
27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil

Izin Lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) –(Setiap Orang yang
melakukan pemanfaatan ruang dari sebagian Perairan Pesisir dan pemanfaatan sebagian
pulau-pulau kecil secara menetap wajib memiliki Izin Lokasi)- diberikan berdasarkan
rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil

26. Jarak antara kontur A ke kontur B pada peta adalah 4 cm, sedangkan jarak antara kontur
B ke kontur C adalah 6 cm. Titik kontur A berketinggian 25 meter dan titik kontur C
berketinggian 50 meter. Skala peta adalah 1:50.000. Berapa ketinggian kontur B pada
peta tersebut?

a. 15 meter

b. 20 meter

c. 25 meter

d. 30 meter

e. 35 meter

JAWABAN : E

Pembahasan :

Jarak A-B pada peta = 4 cm

Jarak B-C pada peta = 6 cm


Jarak A-C pada peta = (B-C) + (A-B) = 6 + 4 = 10 cm

Ketinggian A (TA) = 25 m.

Ketinggian C (TC) = 50 m.
Dalam rumus mencari ketinggian titik yang tidak tercantum dalam garis
kontur, titik yang ditambahkan adalah titik terendah.

Jika ingin menggunakan titik tertinggi, maka rumus menjadi dikurangi:

Cari dahulu kontur intervalnya (CI)


CI = 1/2000 x skala
= 1/2000 x 50.000
= 25 meter

Jika menggunakan (TA) maka :

4
= 25 + ( 10 × 25 )

= 25 + 10

= 35 meter

Jika menggunakan (TC) maka :

6
= 50 – ( 10 × 25 )

= 50 – 15

= 35 meter

27. Tanah terlantar adalah tanah yang sudah diberikan hak oleh negara berupa Hak Milik,
Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, dan Hak Pengelolaan, atau dasar
penguasaan atas tanah yang tidak diusahakan, tidak dipergunakan, atau tidak
dimanfaatkan sesuai dengan keadaannya atau sifat dan tujuan pemberian hak atau dasar
penguasaannya. Tanah negara bekas tanah terlantar yang ditetapkan oleh Kepala BPN
dikuasai langsung oleh negara, merupakan Tanah Cadangan Umum Negara yang
didayagunakan untuk kepentingan masyarakat dan negara diantaranya dalam bentuk

a. Reforma agraria

b. Pendaftaran tanah sistematis

c. Lahan pertanian berkelanjutan

d. Kawasan hutan

e. Perhutanan social

JAWABAN : A

Pembahasan :

Pasal 21 Permen Agraria No 4 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penertiban Tanah Terlantar

Tanah negara bekas tanah terlantar yang ditetapkan oleh Kepala sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 19 – ( Kepala menetapkan Keputusan Penetapan Tanah Terlantar atas usulan
Kepala Kantor Wilayah) - , dikuasai langsung oleh negara dalam hal ini Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia, merupakan Tanah Cadangan Umum Negara
yang didayagunakan untuk kepentingan masyarakat dan negara melalui:

a. Reforma Agraria;

b. Program strategis negara; dan

c. Cadangan negara lainnya.

28. Pola penyelesaian untuk bidang tanah yang dikuasai dan dimanfaatkan yang berada pada
wilayah yang telah ditunjuk sebagai kawasan hutan dengan fungsi lindung pada provinsi
dengan luas kawasan hutan sama dengan atau kurang dari 30% dari luas daerah aliran
sungai, pulau, dan/atau provinsi dalam hal bidang tanah tersebut digunakan untuk
permukiman, fasilitas umum dan/atau fasilitas sosial dan memenuhi kriteria sebagai hutan
lindung dilakukan melalui

a. Tukar menukar kawasan hutan

b. Resettlement
c. Perhutanan sosial

d. Perubahan batas kawasan hutan

e. Pertanian inti plasma

JAWABAN : B

Pembahasan :

Pasal 11 huruf a Perpres No 88 Tahun 2017 tentang Penyelesaian Penguasaan Tanah


dalam Kawasan Hutan

Pola penyelesaian untuk bidang tanah yang dikuasai dan dimanfaatkan yang berada pada
wilayah yang telah ditunjuk sebagai kawasan hutan dengan fungsi lindung pada provinsi
dengan luas kawasan hutan sama dengan atau kurang dari 30% (tiga puluh perseratus)
dari luas daerah aliran sungai, pulau, dan/atau provinsi:

a. dalam hal bidang tanah tersebut digunakan untuk permukiman, fasilitas umum
dan/atau fasilitas sosial dan memenuhi kriteria sebagai hutan lindung dilakukan
melalui resettlement;

b. dalam hal bidang tanah tersebut digunakan untuk permukiman, fasilitas umum
dan/atau fasilitas sosial dan tidak memenuhi kriteria sebagai hutan lindung dilakukan
melalui tukar menukar kawasan hutan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. dalam hal bidang tanah tersebut digunakan untuk lahan garapan dilakukan dengan
memberikan akses pengelolaan hutan melalui program perhutanan social.

29. Sistem pengelolaan hutan lestari yang dilaksanakan dalam kawasan hutan negara atau
hutan hak/hutan adat yang dilaksanakan oleh masyarakat setempat atau masyarakat
hukum adat sebagai pelaku utama untuk meningkatkan kesejahteraannya, keseimbangan
lingkungan dan dinamika sosial budaya dalam bentuk Hutan Desa, Hutan
Kemasyarakatan, Hutan Tanaman Rakyat, Hutan Adat dan Kemitraan Kehutanan
dinamakan dengan

a. Tukar menukar kawasan hutan

b. Resettlement
c. Perhutanan sosial

d. Perubahan batas kawasan hutan

e. Pertanian inti plasma

JAWABAN : C

Pembahasan :

Pasal 1 Nomor 12 Perpres No 88 Tahun 2017 tentang Penyelesaian Penguasaan Tanah


dalam Kawasan Hutan

Perhutanan sosial adalah sistem pengelolaan hutan lestari yang dilaksanakan


dalam kawasan hutan negara atau hutan hak/hutan adat yang dilaksanakan oleh
masyarakat setempat atau masyarakat hukum adat sebagai pelaku utama untuk
meningkatkan kesejahteraannya, keseimbangan lingkungan dan dinamika sosial
budaya dalam bentuk Hutan Desa, Hutan Kemasyarakatan, Hutan Tanaman
Rakyat, Hutan Adat dan Kemitraan Kehutanan.

30. Penataan Akses adalah pemberian kesempatan akses permodalan maupun bantuan lain
kepada Subjek Reforma Agraria dalam rangka meningkatkan kesejahteraan yang berbasis
pada pemanfaatan tanah, yang disebut juga pemberdayaan masyarakat. Penataan Akses
dilaksanakan berbasis klaster dalam rangka meningkatkan skala ekonomi, nilai tambah
serta mendorong inovasi kewirausahaan Subjek Reforma Agraria yang dilakukan melalui
diantaranya, kecuali

a. Pemetaan sosial

b. Peningkatan ketrampilan

c. Pemberian kemudahan perijinan

d. Fasilitasi akses pemasaran

e. Peningkatan kapasitas kelembagaan

JAWABAN : C

Pembahasan :
Pasal 15 ayat (2) Perpres No 86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria

Penataan Akses dilaksanakan berbasis klaster dalam rangka meningkatkan skala


ekonomi, nilai tambah serta mendorong inovasi kewirausahaan Subjek Reforma Agraria
yang dilakukan melalui

a. pemetaan sosial;

b. peningkatan kapasitas kelembagaan;

c. pendampingan usaha;

d. peningkatan keterampilan;

e. penggunaan teknologi tepat guna;

f. diversifikasi usaha;

g. fasilitasi akses permodalan;

h. fasilitasi akses pemasaran;

i. penguatan basis data dan informasi komoditas; dan/atau

j. penyediaan infrastruktur pendukung.

31. Dasar hukum pengaturan terkait bumi, air dan ruang angkasa termasuk kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya diatur dalam ketentuan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 dan
juga dalam UU No 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria atau
lebih dikenal dengan UUPA. Di bawah ini yang menjadi latar belakang lahirnya UUPA
adalah kecuali…..

a. Memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dalam pengelolaan Bumi, Air,


ruang angkasa serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya yang
dimanfaatkan oleh Masyarakat Indonesia

b. Susunan kehidupan rakyat Indonesia termasuk prekonomiannya masih bercorak


agraris dan mempunyai fungsi amat penting untuk membangun masyarakat yang
adil dan makmur
c. Ketentuan hukum agraria yang berlaku sebelumnya tersusun berdasarkan tujuan
dan sendi-sendi dari pemerintah jajahan. Sehingga bertentangan dengan
kepentingan rakyat dan negara dalam menyelesaiakan revolusi nasional sekarang
ini

d. Adanya sifat dualisme dalam hukum agraria

e. Tidak adanya jaminan kepastian hukum

JAWABAN: A

Pembahasan:

Latar belakang lahirnya UUPA dapat dilihat dalam bagian dasar pertimbangan UU No 5
Tahun 1960 yang mana dalam ketentuan tersebut disebutkan:

a. Bahwa di dalam Negara Republik Indonesia yang susunan kehidupan rakyatnya,


termasuk prekonomiannya, terutama masih bercorak agraris, bumi, air dan ruang
angkasa, sebagai karunia Tuhan YME mempunyai fungsi yang amat penting untuk
membangung masyarakat yang adil dan makmur;

b. Bahwa hukum agraria yang masih berlaku sekarang ini sebagian tersusun berdasarkan
tujuan dan sendi-sendi dari pemerintahan jajahan dan sebagian dipengaruhi olehnya,
hingga bertentangan dengan kepentingan rakyat dan Negara di dalam menyelesaikan
revolusi nasional sekarang ini serta pembangunan semesta;

c. Bahwa hukum agraria tersebut mempunyai sifat dualisme, dengan berlakunya hukum
adat di samping hukum agraria yang di dasarkan atas hukum barat;

d. Bahwa bagi rakyar asli hukum agraria penjajahan itu tidak menjamin kepastian
hukum.

32. Tujuan hukum agraria nasional adalah…..

a. Menyatukan perbedaan masyarakat adat dalam pengelolaan sumber daya alam

b. Meletakkan dasar-dasar untuk mengadakan kesatuan dan kesederhanaan dalam


hukum pertanahan

c. Menegaskan adanya aturan pertanahan berdasarkan sistem hukum nasional


d. Menghapuskan sistem pertanahan produk kolonial

e. Memberikan efisiensi dan transparansi kepada masyarakat terkait sistem


pertanahan secara nasional

JAWABAN: B

Pembahasan : Tujuan hukum agraria nasional dimuat dalam penjelasan umum UUPA
yaitu:

a. Meletakkan dasar-dasar penyusunan hukum agraria nasional yang akan merupakan


alat untuk membawa kemakmuran, kebahagiaan dan keadilan bagi negara dan rakyat,
terutama rakyat tani dalam rangka masyarakat yang adil dan makmur.

b. Meletakkan dasar-dasar untuk mengadakan kesatuan dan kesederhanaan dalam


hukum pertanahan

c. Meletakkan dasar-dasar untuk memberi kepastian hukum mengenai hak-hak atas


tanah bagi rakyat seluruhnya.

33. Makna gambar bangunan gedung dan pohon pada logo kementerian ATR/BPN adalah…..

a. Melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan dalam pemanfaatan sumber daya


alam

b. Melambangkan penghijauan dalam pembangunan wawasan perkotaan

c. Bermakna penggunaan dan pemanfaatan tanah yang selaras sesuai dengan tata
ruang

d. Melambangkan lingkungan yang terjaga

e. Sebagai simbol sumber penghidupan manusia

JAWABAN : C

Pembahasan: berikut adalah makna dari setiap gambar yang ada pada logo kementerian
ATR/BPN;

a. 4 bulir padi: melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan. Serta 4 tujuan penataan


pertanahan yang akan dan telah dilakukan oleh kementerian ATR/BPN yaitu:
• Kemakmuran

• Keadilan

• Keberlanjutan

• Harmoni sosial

b. Lingkaran Biru: melambangkan sumber penghidupan manusia. Dalam arti wadah


untuk berkarya bagi kementerian ATR/BPN yang berhubungan langsung dengan unsur-
unsur yang ada dalam bumi yaitu tanah dan udara

c. Gelombang hijau dan biru: gelombang hijau melambangkan lingkungan yang terjaga,
gelombang biru (Air) melambangkan tugas kementerian ATR/BPN yang berhubungan
langsung dengan pemanfaatan ruang, tanah dan air

d. Sumbu: melambangkan poros keseimbangan 3 garis lintang dan tiga garis bujur
memaknai pasal 33 ayat (3) UUD 1945 yang mendasari lahirnya UUPA.

e. Bangunan gedung dan pohon: sebagai simbol kekuatan, tekad yang bulat,
keberlanjutan, dan sinergitas memaknai pelaksanaan secara konsisten dalam menagani,
menyelesaikan dan mengutamakan hak serta menuntaskan kewajiban dengan penuh
konsistensi, tertib, disiplin sesuai kebijakan yang berlaku. Selain itu lambing ini juga
bermakna penggunaan dan pemanfaatan tanah yang selaras sesuai dengan tata ruang.

34. Di bawah ini yang merupakan sasaran strategis Kementerian ATR/BPN adalah
kecuali…..

a. Prosperity

b. Equity

c. Social welfare

d. Transparant

e. Sustainability

JAWABAN: D

Pembahasan:
sasaran strategis kementerian ATR/BPN ini merupakan makna dari 4 bulir padi sebagai
tujuan ATR/BPN yaitu:

a. Prosperity (Kemakmuran dan kesejahteraan) yaitu pertanahan berkontribusi secara


nyata untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, penciptaan sumber-sumber baru
kemakmuran rakyat, pengurangan kemiskinan, kesenjangan pendapatan serta
peningkatan ketahanan pangan.

b. Equity (keadilan) yaitu pertanahan berkontribusi dalam peningkatan tatanan


kehidupan bersama yang lebih berkeadilan, dan bermartabat dalam kaitannya dengan
P4T (penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah)

c. Social welfare (Harmoni social) yaitu pertanahan berkontribusi untuk mewujudkan


tatanan kehidupan bersama yang harmonis dengan mengatasi berbagai sengketa. Konflik
dan perkara pertanahan di seluruh tanah air serta melakukan penataan perangkat hukum
dan sistem pengelolaan pertanahan sehingga tidak terjadi sengketa, konflik dan perkara
di kemudian hari.

d. Sustainability yaitu pertanahan berkontribusi untuk keberlanjutan sistem


kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan Indonesia dengan memberikan akses
seluas-luasnya pada generasi yang akan datang terhadap tanah sebagai sumber
kesejahteraan masyarakat.

35. Peraturan tentang Badan Pertanahan Nasional diatur dalam…..

a. PP No. 20 Tahun 2015

b. PP No. 17 Tahun 2015

c. PP No. 48 Tahun 2017

d. PERPRES No. 47 Tahun 2020

e. PERPRES No. 48 Tahun 2020

JAWABAN : E

Pembahasan:
Peraturan terkait Badan Pertanahan nasional awalnya diatur dalam Perpres No. 63 Tahun
2013 lalu kemudian pada tahun 2015 terbit peraturan terbaru yaitu dengan perpres No.
20 Tahun 2015. Lalu kemudian pada tahun 2020 telah di sahkan peraturan yang paling
baru yaitu Perpres No. 48 Tahun 2020 Tentang Badan Pertanahan Nasional.

36. Di dalam Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun Benda atau bangunan yang bukan
merupakan bagian dari bangunan rumah susun tetapi berada di atas tanah bersama dan
peruntukannya untuk pemakaian bersama seperti sarana olahraga, parkiran dan lain-lain
adalah bagian dari rumah susun yang disebut…..

a. Pekarangan bersama

b. Tanah bersama

c. Bagian bersama

d. Benda bersama

e. Fasilitas bersama

JAWABAN : D

Pembahasan:

Selain pemilikan atas satuan rumah susun tertentu, hak milik atas satuan rumah susun
yang bersangkutan meliputi juga hak pemilikan bersama yang disebut:

a. Bagian bersama adalah bagian-bagian dari rumah susun yang dimiliki bersama secara
tidak terpisah oleh semua pemilik Satuan Rumah Susun dan peruntukan untuk
pemakaian bersama. Seperti lift, tangga, lorong, pondasi, atap dan lain-lain.

b. Tanah bersama adalah sebidang tanah tertentu di atas mana bangunan rumah susun
yang bersangkutan berdiri, yang sudah pasti status hak, batas-batas dan luasnya. Tanah
tersebut bukan milik para pemilik Satuan rumah susun yang ada di lantai dasar.
Melainkan seperti halnya bagian bersama, juga merupakan hak bersama semua pemilik
satuan rumah susun dan bangunan rumah susun yang bersangkutan.

c. Benda bersama adalah benda-benda atau bangunan-bangunan yang bukan merupakan


bagian dari bangunan rumah susun tetapi berada di atas tanah bersama dan
peruntukannya untuk pemakaian bersama seperti sarana olahraga, parkiran, taman
bermain anak dan lain-lain.

37. Di bawah ini yang dapat mempunyai hak pakai adalah kecuali…..

a. Warga Negara Indonesia

b. Orang asing yang berkedudukan di Indonesia

c. Badan Hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di


Luar Indonesia

d. Badan sosial dan keagaman yang didirikan menurut hukum Indonesia dan
berkedudukan di Indonesia

e. Badan hukum asing yang mempunyai perwakilan di Indonesia

JAWABAN : C

Pembahasan:

Subjek hak pakai diatur dalam UUPA Pasal 42 serta diatur lebih detail dalam PP No. 40
Tahun 1966 Tentang HGU, HGB, dan Hak Pakai Atas Tanah Pasal 39. Di mana
disebutkan bahwa yang dapat mempunyai hak Pakai adalah:

a. WNI

b. Badan hukum yang didirikan di Indonesia dan berkedudukan di Indonesia

c. Departemen, lembaga pemerintah non departemen, dan pemerintah daerah

d. Badan-badan keagamaan dan sosial

e. Orang asing yang berkedudukan di Indonesia

38. Perwakafan tanah milik diatur dalam…..

a. PP No. 28 Tahun 1976

b. PP No. 28 Tahun 1977

c. PP No. 29 Tahun 1977


d. Perpres No. 29 Tahun 1976

e. Perpres No. 28 Tahun 1977

JAWABAN : B

Pembahasan:

Sebagaimana bunyi pasal 49 ayat (3) UUPA bahwa perwakafan tanah milik dilindungi
dan diatur dengan peraturan pemerintah yaitu pada PP No. 28 Tahun 1977 tentang
Perwakafan Tanah Milik. Peraturan pelaksanaannya diatur dalam Permen ATR/BPN No.
1 Tahun 1978

39. Penunjukan Badan-badan hukum yang dapat mempunyai hak milik diatur dalam…..

a. PP No. 38 Tahun 1963

b. PP No. 39 Tahun 1963

c. PP No. 40 Tahun 1965

d. PP No. 40 Tahun 1663

e. PP No. 38 Tahun 1966

JAWABAN : A

Pembahasan:

Oleh pemerintah ditentukan badan-badan hukum yang dapat mempunyai hak milik.
Peraturan terkait hal ini diatur dalam PP No. 38 Tahun 1963

40. Di bawah ini yang merupakan makna hak menguasai dari negara adalah…..

a. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan penggunanan lahan untuk sarana


umum

b. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan dan


pemeliharaan agraria
c. Mengatur dan menentukan hak-hak yang dapat dan tidak dapat dipunyai oleh
masyarakat hukum adat

d. Menjamin kepastian hukum pada pemilikan tanah masyarakat

e. Menguasai dan memiliki setiap unsur-unsur sumber daya alam

JAWABAN: B

Pembahasan:

Dalam Pasal 2 ayat (2) UUPA dijelaskan bahwa hak menguasai dari negara yaitu
memberi wewenang kepada negara untuk:

a. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan, dan


pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa;

b. Mengatur dan menentukan hubungan hukum antara orang dengan bumi, air, dan
ruang angkasa;

c. Mengatur dan menentukan hubungan hukum antara orang dengan perbuatan hukum
mengenai bumi, air, dan ruang angkasa.

41. “Pendaftaran tanah perlu diselenggarakan secara teliti dan cermat sehingga hasilnya dapat
memberikan jaminan kepastian hukum sesuai tujuan pendaftaran tanah itu sendiri.”
Penjelasan dari asas yang terdapat pada PP Nomor 24 Tahun 1997 tersebut merupakan
penjelasan dari asas pendaftaran tanah....

a. Sederhana

b. Aman

c. Terjangkau

d. Mutakhir

e. Terbuka

JAWABAN: B

Pembahasan :
Penjelasan Pasal Demi Pasal Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah.

Pasal 2

Asas sederhana dalam pendaftaran tanah dimaksudkan agar ketentuan-ketentuan


pokoknya maupun prosedurnya dengan mudah dapat dipahami oleh pihak-pihak yang
berkepentingan, terutama para pemegang hak atas tanah.

Sedangkan asas aman dimaksudkan untuk menujukkan, bahwa pendaftaran tanah perlu
diselenggarakan secara teliti dan cermat sehingga hasilnya dapat memberikan jaminan
kepastian hukum sesuai tujuan pendaftaran tanah itu sendiri

Asas terjangkau dimaksudkan keterjangkauan bagi pihak-pihak yang memerlukan,


khususnya dengan memperhatikan kebutuhan dan kemampuan golongan ekonomi lemah.
Pelayanan yang diberikan dalam rangka penyelenggaraan pendaftaran tanah harus bisa
terjangkau oleh para pihak yang memerlukan.

Asas mutakhir dimaksudkan kelengkapan yang memadai dalam pelaksanaannya dan


kesinambungan dalam pemeliharaan datanya. Data yang tersedia harus menunjukkan
keadaan yang mutakhir. Untuk itu perlu diikuti kewajiban mendaftar dan pencatatan
perubahan-perubahan yang terjadi di kemudian hari.

Asas mutakhir menuntut dipeliharanya data pendaftaran tanah secara terus-menerus dan
berkesinambungan, sehingga data yang tersimpan di Kantor Pertanahan selalu sesuai
dengan keadaan nyata di lapangan, dan masyarakat dapat memperoleh keterangan
mengenai data yang benar setiap saat. Untuk itulah diberlakukan pula asas terbuka.

42. Dibawah ini terdapat beberapa poin pada pasal 39 PP Nomor 24 Tahun 1997 bahwa
PPAT wajib menolak membuat akta,kecuali....

a. salah satu pihak atau para pihak bertindak atas dasar suatu surat kuasa mutlak,
yang pada hakikatnya berisikan perbuatan hukum pemindahan hak. Yaitu surat
kuasa yang tidak dapat ditarik kembali oleh pihak yang memberi kuasa, dan menurut
rumusan isinya pada hakikatnya merupakan perbuatan hukum pemindahan hak

b. obyek perbuatan hukum yang bersangkutan sedang dalam sengketa mengenai data
fisik dan atau data yuridisnya
c. mengenai bidang tanah yang sudah terdaftar atau hak milik atas satuan rumah susun,
kepadanya tidak disampaikan sertipikat asli hak yang bersangkutan atau sertipikat
yang diserahkan tidak sesuai dengan daftar-daftar yang ada di Kantor Pertanahan

d. salah satu atau para pihak yang melakukan perbuatan hukum yang bersangkutan atau
salah satu saksi sebagaiman yang dimaksud dalam Pasal 38 tidak berhak atau
tidak memenuhi syarat untuk bertindak. Misalnya mengenai harta gono gini,
seorang suami atau istri berhak melakukan perbuatan hukum dengan persetujuan
pihak yang lain. Kalau dalam sertifikat hanya dicantumkan nama suami atau istri,
oleh PPAT harus ditanyakan apakah tanah yang bersangkutan tanah pribadi atau
gono gini

e. untuk perbuatan hukum yang akan dilakukan sudah diperoleh izin Pejabat atau
instansi yang berwenang, apabila izin tersebut diperlukan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku

JAWABAN: E

Pembahasan :

Pasal 39 Peraturan Pemerintahan Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah,


bahwa PPAT wajib menolak membuat akta, jika:

a.mengenai bidang tanah yang sudah terdaftar atau hak milik atas satuan rumah susun,
kepadanya tidak disampaikan sertipikat asli hak yang bersangkutan atau sertipikat yang
diserahkan tidak sesuai dengan daftar-daftar yang ada di Kantor Pertanahan

b.mengenai bidang tanah yg belum terdaftar, kepadanya tidak disampaikan:

1) surat bukti hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) atau surat keterangan
Kepala Desa/Kelurahan yang menyatakan, bahwa yang bersangkutan menguasai bidang
tanah tersebut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2)

2) surat keterangan yang menyatakan, bahwa bidang tanah yang bersangkutan belum
bersertifikat dari Kantor Pertanahan atau untuk tanah yang terletak di daerah yang jauh
dari kedudukan Kantor Pertanahan, dari pemegang hak yang bersangkutan dengan
dikuatkan oleh Kepala Desa/Kelurahan

c.salah satu atau para pihak yang melakukan perbuatan hukum yang bersangkutan atau
salah satu saksi sebagaiman yang dimaksud dalam Pasal 38 tidak berhak atau tidak
memenuhi syarat untuk bertindak. Misalnya mengenai harta gono gini, seorang suami
atau istri berhak melakukan perbuatan hukum dengan persetujuan pihak yang lain. Kalau
dalam sertifikat hanya dicantumkan nama suami atau istri, oleh PPAT harus ditanyakan
apakah tanah yang bersangkutan tanah pribadi atau gono gini

d.salah satu pihak atau para pihak bertindak atas dasar suatu surat kuasa mutlak, yang pada
hakikatnya berisikan perbuatan hukum pemindahan hak. Yaitu surat kuasa yang tidak
dapat ditarik kembali oleh pihak yang memberi kuasa, dan menurut rumusan isinya pada
hakikatnya merupakan perbuatan hukum pemindahan hak

e.untuk perbuatan hukum yang akan dilakukan belum diperoleh izin Pejabat atau instansi
yang berwenang, apabila izin tersebut diperlukan menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku

f.obyek perbuatan hukum yang bersangkutan sedang dalam sengketa mengenai data fisik
dan atau data yuridisnya, hal mana harus ditanyakan oleh PPAT kepada para pihak
sebelum dibuat aktanya

g.tidak dipenuhi syarat lain atau dilanggar larangan yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan yang bersangkutan.

43. Menegaskan konversi hak atas tanah, menandatangani penetapan pengakuan hak, dan

mengusulakn pemberian hak atas tana negara merupakan tugas dari ....

a. Ketua Panitia Ajudikasi

b. Wakil Ketua I

c. Wakil Ketua II

d. Satgas Pengukuran dan Pemetaan

e. Satgas Yuridis

JAWABAN : A

Pembahasan :

Lihat daftar Tugas dan Wewenang Ketua Panitia Ajudikasi pada Pasal 53 Permen
Agraria
Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24

Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.

44. Kegiatan pendaftaran tanah menurut Pasal 11 dan Pasal 12 Peraturan Pemerintah Nomor
24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah meliputi kegiatan pendaftaran tanah untuk
pertama kali dan pemeliharaan data pendaftaran tanah. Berikut di bawah ini yang
merupakan kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali meliputi, kecuali…..

a. Pengumpulan dan pengolahan data fisik

b. Penerbitan sertipikat

c. Penyajian data fisik dan data yuridis

d. Penyimpanan daftar umum dan dokumen

e. Pendaftaran peralihan dan pembebanan hak

JAWABAN : E

Pembahasan :

Pendaftaran peralihan dan pembebanan hak bukan merupakan kegiatan pendaftaran

tanah untuk pertama kali melainkan merupakan kegiatan pemeliharaan data pendaftaran

tanah sesuai Pasal 12 ayat (2), Pasal 36 s/d Pasal 56 PP 24/1997 tentang Pendaftaran

Tanah.

Dasar hukum yang mengatur kegiatan pendaftaran tanah pertama kali sebagai berikut :

- Pengumpulan dan pengolah data fisik terdapat dalam Pasal 14 s/d Pasal 22

- Penerbitan sertipikat terdapat dalam Pasal 31 s/d Pasal 32

- Penyajian data fisik dan data yuridis terdapat dalam Pasal 33 s/d Pasal 34

- Penyimpanan daftar umum dan dokumen terdapat dalam Pasal 35.


45. Bidang-bidang tanah yang sudah ditetapkan batasnya kemudian diukur dan selanjutnya
dipetakan dalam sebuah…..

a. Daftar tanah

b. Peta dasar pendaftaran

c. Surat ukur

d. Buku tanah

e. Sertipikat

JAWABAN : B

Pembahasan :

Bidang tanah yang telah diukur kemudian dipetakan dan dalam sebuah peta dasar

pendaftaran, hal ini sebagaimana bunyi Pasal 20 ayat (1) PP 24/1997 tentang

pendaftaran menyebutkan “Bidang-bidang tanah yang sudah ditetapkan batas-batasnya

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Pasal18 dan Pasal 19 diukur dan selanjutnya

dipetakan dalam peta dasar pendaftaran.”

Pengertian peta dasar pendaftaran tercantum dalam Pasal 1 angka 14 yaitu peta yang

memuat titik-titik dasar teknik dan unsur-unsur geografis, seperti sungai, jalan,

bangunan dan batas fisik bidang-bidang tanah.

Sedangkan, pengaturan lainnya mempunyai definisi sebagai berikut:

- Daftar tanah (Pasal 1 angka 16)

Daftar tanah adalah dokumen dalam bentuk daftar yang memuat identitas bidang tanah

dengan suatu sistim penomoran.

- Surat ukur (Pasal 1 angka 17)

Surat ukur adalah dokumen yang memuat data fisik suatu bidang tanah dalam bentuk

peta dan uraian.

- Buku tanah (Pasal 1 angka 19)


Buku tanah adalah dokumen dalam bentuk daftar yang memuat data yuridis dan data

fisik suatu obyek pendaf-taran tanah yang sudah ada haknya.

- Sertipikat (Pasal 1 angka 20)

Sertipikat adalah surat tanda bukti hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2)

huruf c UUPA untuk hak atas tanah, hak pengelolaan, tanah wakaf, hak milik atas

satuan rumah susun dan hak tanggungan yang masing-masing sudah dibukukan dalam

buku tanah yang bersangkutan.

46. Peta yang menggambarkan bidang atau bidang tanah untuk keperluan pembukuan tanah
adalah?

a. Peta pendaftaran

b. Peta bidang tanah

c. Peta

d. Peta dasar teknik

e. Peta dasar pendaftaran

JAWABAN : A

47. Pemeliharaan data pendaftaran tanah karena pemindahan hak melalui lelang diatur dalam
Pasal 41 PP No 24 Tahun 1997. Ketentuan pelaksanaannya lebih lanjut diatur dalam
Pasal....

a. Pasal 107 s/d 110 Permen Agraria No.3 Tahun 1997

b. Pasal 105 s/d 106 Permen Agraria No.3 Tahun 1997

c. Pasal 102 s/d 104 Permen Agraria No.3 Tahun 1997

d. Pasal 101 s/d 102 Permen Agraria No.3 Tahun 1997

e. Pasal 103 s/d 107 Permen Agraria No.3 Tahun 1997


JAWABAN: A

Pembahasan :

Pemeliharaan data pendaftaran tanah karena pemindahan hak melalui lelang diatur dalam
Pasal 41 PP No 24 Tahun 1997. Ketentuan lebih lanjut dalam Pasal 107 s/d 110
Peraturan Menteri Agraria 3/1997. Peralihan hak melalui pemindahan hak dengan lelang,
hanya dapat didaftar jika dibuktikan dengan kutipasn risalah lelang yang dibuat oleh
Pejabat Lelang, baik dalam lelang eksekusi maupun lelang sukarela.

48. Menurut PP Nomor 24 Tahun 1997 pendaftaran tanah dilaksanakan berdasarkan asas:

• Sederhana

• Aman

• Terjangkau

• Mutakhir

• Terbuka

pernyataan diatas terdapat pada pasal berapa?

a. Pasal 2

b. Pasal 3

c. Pasal 4

d. Pasal 5

e. Pasal 6

JAWABAN: A

Pembahasan :

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah Bab II Pasal 2
berbunyi “Pendaftaran dilaksanakan berdasarkan asas sederhana, aman, terjangkau,
mutakhir, dan terbuka”
49. Obyek pendaftaran tanah meliputi seluruh bidang tanah tanpa terkecuali, baik bidang
tanah hak, tanah aset Pemerintah/Pemerintah Daerah, tanah Badan Usaha Milik
Negara/Badan Usaa Milik Daerah. Tanah desa, Tanah Negara, tanah masyarakat hukum
adat, kawasan hutan, tanah obyek landreform, tanah transmigrasi, dan bidang tanah
lainnya, merupakan bunyi Permen Agraria No 1 Tahun 2017 pasal ....

a. Pasal 3 ayat 1

b. Pasal 3 ayat 2

c. Pasal 3 ayat 3

d. Pasal 3 ayat 4

e. Pasal 3 ayat 5

JAWABAN : B

50. Pada pemeliharaan data fisik dan yuridis yang disebabkan Peralihan hak karena
penggabungan atau peleburan perseroan atau koperasi yang didahului dengan likuidasi,
didaftarkan berdasarkan pemindahan hak dalam rangka likuidasi, dan dibuktikan
dengan...

a. akta yang dibuat oleh Kantor Pertanahan

b. akta yang membuktikan terjadinya penggabungan atau peleburan perseroan atau


koperasi yang bersangkutan setelah penggabungan atau peleburan tersebut
disahkan oleh Pejabat yang berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku

c. akta dibawah tangan tidak otentik

d. surat keterangan dari Kantor Lelang

e. surat keterangan dari pengacara

JAWABAN: B

Pembahasan :

Pasal 43 ayat (1) dan Penjelasannya pada PP No 24 Tahun 1997


Peralihan hak atas tanah, hak pengelolaan, atau hak milik atas satuan rumah susun karena
penggabungan atau peleburan perseroan atau koperasi yang tidak didahului dengan
likuidasi perseroan atau koperasi yang bergabung atau melebur dapat didaftar
berdasarkan akta yang mem-buktikan terjadinya penggabungan atau peleburan per-
seroan atau koperasi yang bersangkutan setelah penggabungan atau peleburan tersebut
disahkan oleh Pejabat yang berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

51. Dalam melaksanakan pendaftaran tanah berdasarkan PP nomor 24 tahun 1997,


pendaftaran dilakukan melalui sistematik dan sporadik. Dalam melaksanakan pendaftaran
tanah secara sistematik, Kepala Kantor Pertahanan dibantu oleh Panitia Ajudikasi. Panitia
Ajudikasi dibentuk oleh?

a. Kepala kantor pertanahan

b. Kepala kantor wilayah

c. Menteri

d. Direktorat Jenderal Penataan Agraria

e. Direktorat Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah

JAWABAN : C

Pembahasan :

Pasal 8 ayat (1)

Dalam melaksanakan pendaftaran tanah secara sistematik, Kepala Kantor Pertahanan


dibantu oleh Panitia Ajudikasi yang dibentuk oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuk.

52. Dalam pendaftaran tanah sistematik panitia ajudikasi dipimpin oleh seorang ketua.
Dibawah ini yang berhak menjabat sebagai ketua panitia ajudikasi adalah?

a. Pegawai kementerian agraria dan tata ruang

b. Pegawai badan pertanahan nasional


c. Pegawai kantor wilayah pertanahan

d. Pegawai kantor pertanahan

e. Perangkat desa

JAWABAN: B

Pembahasan :

Pasal 8 ayat (2) PP nomor 24 tahun 1997

(2) Susunan Panitia Ajudikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :

a. Seseorang Ketua Panitia, merangkap anggota yang dijabat oleh seorang pegawai
Badan Pertanahan Nasional;

53. Di dalam pengaturan tentang pendaftaran tanah, diatur mengenai Satuan wilayah tata
usaha pendaftaran tanah, dibawah ini yang merupakan Satuan wilayah tata usaha
pendaftaran tanah adalah?

a. Desa atau kelurahan

b. Kecamatan

c. Kabupaten atau kota

d. Provinsi

e. Nasional

JAWABAN : A

Pembahasan :

Pasal 10 ayat (1) PP nomor 24 tahun 1997

(1) Satuan wilayah tata usaha pendaftaran tanah adalah desa atau kelurahan

54. Untuk keperluan pengumpulan dan pengolahan data fisik maka dilakukan kegiatan
pengukuran dan pemetaan, dibawah ini yang bukan merupakan bagian dari Kegiatan
pengukuran dan pemetaan adalah?
a. Pembuatan peta dasar pendaftaran

b. Pembuatan daftar nama

c. Penetapan batas bidang-bidang tanah

d. Pembuatan daftar tanah

e. Pembuatan surat ukur

JAWABAN : B

Pembahasan :

Pasal 14 ayat (2) PP nomor 24 tahun 1997

(2) Kegiatan pengukuran dan pemetaan sebagaimana dimaksud pas ayat (1) meliputi :

a. Pembuatan peta dasar pendaftaran;

b. Penetapan batas bidang-bidang tanah;

c. Pengukuran dan pemetaan bidang-bidang tanah dan pembuatan peta pendaftaran;

d. Pembuatan daftar tanah;

e. Pembuatan surat ukur

55. Dalam hal Bidang atau bidang-bidang tanah yang sudah dipetakan atau sudah dibubuhkan
nomor pendaftarannya pada peta pendaftaran maka langkah selanjutnya adalah?

a. Dibukukan dalam daftar nama

b. Dibukukan dalam surat ukur

c. Dibukukan dalam peta pendaftaran

d. Dibukukan dalam buku tanah

e. Dibukukan dalam daftar tanah

JAWABAN : E

Pembahasan :

Pasal 21 ayat (1) PP nomor 24 tahun 1997


(1) Bidang atau bidang-bidang tanah yang sudah dipetakan atau dibubuhkan nomor
pendaftarannya pada peta pendaftaran dibukukan dalam daftar tanah.

56. Dalam pengaturan pendaftaran tanah PPAT berhak untuk menolak membuat akta,
dibawah ini yang bukan merupakan alasan PPAT untuk menolak membuat akta adalah?

a. Mengenai bidang tanah yang sudah terdaftar atau hak milik atas satuan rumah
susun, kepadanya tidak disampaikan sertifikat asli hak yang bersangkutan atau
sertifikat yang diserahkan tidak sesuai dengan daftar-daftar yang ada di Kantor
Pertanahan

b. Salah satu pihak atau para pihak bertindak atas dasar suatu surat kuasa mutlak
yang pada hakikatnya berisika perbuatan hukum pemindahan hak

c. Obyek perbuatan hukum yang bersangkutan sedang dalam sengketa mengenai


data fisik dan atau data yuridisnya

d. Mengenai bidang tanah yang sudah terdaftar atau hak milik atas satuan rumah
susun, kepadanya tidak disampaikan surat keterangan dari kepala desa atau
camat

e. Mengenai bidang tanah yang belum terdaftar, kepadanya tidak disampaikan


Surat keterangan yang menyatakan bahwa bidang tanah yang bersangkutan
belum bersetifikat dari Kantor Pertanahan, atau untuk tanah yang terletak di
daerah yang jauh dari kedudukan Kantor Pertanahan, dari pemegang hak yang
bersangkutan dengan dikuatkan oleh Kepala Desa/Kelurahan

JAWABAN : D

Pembahasan :

Pasal 39 ayat (1) PP nomor 24 tahun 1997

(1) PPAT menolak untuk membuat akta, jika :

a. Mengenai bidang tanah yang sudah terdaftar atau hak milik atas satuan rumah susun,
kepadanya tidak disampaikan sertifikat asli hak yang bersangkutan atau sertifikat yang
diserahkan tidak sesuai dengan daftar-daftar yang ada di Kantor Pertanahan; atau
b. Mengenai bidang tanah yang belum terdaftar, kepadanya tidak disampaikan : 1. Surat
bukti hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) atau surat keterangan Kepala
Desa/Kelurahan yang menyatakan bahwa yang bersangkutan menguasai bidang tanah
tersebut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2); dan 2. Surat keterangan yang
menyatakan bahwa bidang tanah yang bersangkutan belum bersetifikat dari Kantor
Pertanahan, atau untuk tanah yang terletak di daerah yang jauh dari kedudukan Kantor
Pertanahan, dari pemegang hak yang bersangkutan dengan dikuatkan oleh Kepala
Desa/Kelurahan; atau

c. Salah satu atau para pihak yang akan melakukan perbuatan hukum yang bersangkutan
atau salah satu saksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 tidak berhak atau tidak
memenuhi syarat untuk bertindak demikian; atau

d. Salah satu pihak atau para pihak bertindak atas dasar suatu surat kuasa mutlak yang
pada hakikatnya berisika perbuatan hukum pemindahan hak; atau

e. Untuk perbuatan hukum yang akan dilakukan belum diperoleh izin Pejabat atau
instansi yang berwenang, apabila izin tersebut diperlukan menurut peraturan
perundangundangan yang berlaku; atau

f. Obyek perbuatan hukum yang bersangkutan sedang dalam sengketa mengenai data
fisik dan atau data yuridisnya; atau

g. Tidak dipenuhi syarat lain atau dilanggar larangan yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan yang bersangkutan

57. Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun
1997 sebagai Peraturan pelaksana atas PP nomor 24 tahun 1997 tentang pendaftaran tanah
telah mengalami 2 kali perubahan sejak diundangkannya. Permen yang mengatur
perubahan kedua tersebut diatur dalam?

a. Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan


Nasional Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019

b. Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan


Nasional Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2020
c. Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 7 Tahun 2017

d. Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional


Nomor 3 Tahun 1997

e. Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan


Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2016

JAWABAN : A

Pembahasan :

• Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2020 Tentang Pelayanan Hak Tanggungan
Terintegrasi Secara Elektronik

• Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pengaturan Dan Tata Cara Penetapan Hak Guna Usaha

• Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3


Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
1997 Tentang Pendaftaran Tanah

• Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Penyelesaian Kasus Pertanahan

58. Berdasarkan PP nomor 24 tahun 1997 tentang pendaftaran Kepala Kantor Pertanahan
berhak menolak untuk melakukan pendaftaran peralihan atau pembebanan hak jika salah
satu syarat tidak dipenuhi, dibawah ini yang bukan merupakan syarat dimaksud adalah?

a. Sertifikat atau surat keterangan tentang keadaan hak atas tanah tidak sesuai
lagi dengan daftar-daftar yang ada pada Kantor Pertanahan

b. Dokumen yang diperlukan untuk pendaftaran peralihan atau pembebanan hak


yang bersangkutan tidak lengkap

c. Tanah yang bersangkutan merupakan obyek sengketa di Pengadilan


d. Perbuatan hukum yang dibuktikan dengan akta PPAT batal atau dibatalkan
oleh putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap

e. Rusaknya sertifikat yang akan dilakukan peralihan atau pembebanan

JAWABAN : E

Pembahasan :

Pasal 45 ayat (1)

(1) Kepala Kantor Petanahan menolak untuk melakukan pendaftaran peralihan atau
pembebanan hak, jika salah satu syarat dibawah ini tidak dipenuhi :

a. Sertifikat atau surat keterangan tentang keadaan hak atas tanah tidak sesuai
lagi dengan daftar-daftar yang ada pada Kantor Pertanahan;

b. b. Perbuatan hukum sebagaimana dimaksud dalam pasal 37 ayat (1) tidak


dibuktikan dengan akta PPAT atau kutipan risalah lelang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 41, kecuali dalam keadaan tertentu sebagimana dimaksud dalam
Pasal 37 ayat (2);

c. Dokumen yang diperlukan untuk pendaftaran peralihan atau pembebanan hak


yang bersangkutan tidak lengkap;

d. Tidak dipenuhi syarat lain yang ditentukan dalam peraturan perundang-


undangan yang bersangkutan;

e. Tanah yang bersangkutan merupakan obyek sengketa di Pengadilan;

f. Perbuatan hukum yang dibuktikan dengan akta PPAT batal atau dibatalkan
oleh putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap; atau

g. Perbuatan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (1) dibatalkan


oleh para pihak sebelim didaftar oleh Kantor Pertanahan.

59. Dalam melakukan Pemeliharaan buku tanah dilakukan penyusunan berdasarkan satuan
wilayah, untuk pemeliharaan Buku tanah Hak Pengelolaan dan Hak Guna Usaha maka
satuan wilayahnya adalah?

a. Desa atau kelurahan


b. Kecamatan

c. Kabupaten atau kotamadya

d. Provinsi

e. Nasional

JAWABAN : C

Pembahasan :

Pasal 169 ayat (2) Permen ATR No 3 Tahun 1997

(1) Buku tanah Hak Milik, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, Hak Milik Atas Satuan
Rumah Susun, dan tanah wakaf disusun menurut jenis hak dengan satuan wilayah
desa/kelurahan.

(2) Buku tanah Hak Pengelolaan dan Hak Guna Usaha disusun menurut jenis hak dengan
satuan wilayah Kabupaten/Kotamadya.

(3) Semua buku tanah disimpan dalam tempat yang aman dan terlindung.

60. Penerbitan sertipikat pengganti karena hilang didasarkan atas pernyataan dari pemegang
hak mengenai hilangnya sertipikat tersebut yang dituangkan dalam Surat Pernyataan,
Pernyataan tersebut dibuat dibawah sumpah di depan?

a. Kepala Kantor Pertanahan letak tanah yang bersangkutan atau Kepala Seksi
Pengukuran dan Pendaftaran Tanah

b. Kepala Kantor Pertanahan letak tanah yang bersangkutan atau Kepala bidang
Pengukuran dan Pendaftaran Tanah

c. Kepala Kantor Pertanahan letak tanah yang bersangkutan atau Kepala Seksi
Pendaftaran Tanah

d. Kepala Kantor Wilayah Pertanahan letak tanah yang bersangkutan atau Kepala
Seksi Pengukuran dan Pendaftaran Tanah

e. Kepala Kantor Wilayah Pertanahan letak tanah yang bersangkutan atau Kepala
Bidang Pengukuran dan Pendaftaran Tanah
JAWABAN : A

Pembahasan :

Pasal 138 ayat (2) Permen ATR No 3 Tahun 1997

(1) Penerbitan sertipikat pengganti karena hilang didasarkan atas pernyataan dari
pemegang hak mengenai hilangnya sertipikat tersebut yang dituangkan dalam Surat
Pernyataan seperti contoh sebagaimana tercantum dalam lampiran 25.

(2) Pernyataan tersebut dibuat dibawah sumpah di depan Kepala Kantor Pertanahan letak
tanah yang bersangkutan atau Kepala Seksi Pengukuran dan Pendaftaran Tanah atau
pejabat lain yang ditunjuk Kepala Kantor Pertanahan.

61. Jaminan yang menimbulkan hubungan langsung pada perorangan tertentu, hanya dapat
dipertahankan pada debitor tertentu, terhadap harta kekayaan debitor umumnya disebut
dengan?
a. Jaminan formil
b. Jaminan materiil
c. Jaminan inmateriil
d. Jaminan konkrit
e. Jaminan absolut
JAWABAN : C

Pembahasan :

Pada dasarnya jaminan dibedakan menjadi dua macam yaitu :

- Jaminan materiil (kebendaan), dan


- Jaminan inmateriil (perorangan)
Jaminan materiil (kebendaan) adalah jaminan yang berupa hak mutlak atas suatu benda
yang mempunyai cirri-ciri mempunyai hubungan langsung atas benda tertentu, dapat
dipertahankan terhadap siapapun, selalu mengikuti bendanya dan dapat dialihkan.
Jaminan inmateriil (perorangan) adalah jaminan yang menimbulkan hubungan langsung
pada perorangan tertentu, hanya dapat dipertahankan pada debitor tertentu, terhadap
harta kekayaan debitor umumnya. (Sri soedewi Masjchoen Sofyan, 46-47)
62. Pada dasarnya jaminan kebendaan dapat dilakukan pembebanan dengan, kecuali?
a. Gadai (pand), yang diatur dalam Bab 20 Buku II KUHPerdata
b. Hipotek, yang diatur dalam Bab 21 Buku II KUHPerdata
c. Credietverband, yang diatur dalam Stb. 1908 Nomor 542 sebagaimana telah diubah
dengan Stb. 1937 Nomor 190
d. Hak Tanggungan, sebagaimana yang diatur dalam UU Nomor 5 Tahun 1996
e. Jaminan Fiducia, sebagaimana yang diatur dalam UU Nomor 42 Tahun 1999
JAWABAN : D

Pembahasan :

Hak Tanggungan, sebagaimana yang diatur dalam UU Nomor 4 Tahun 1996

63. Berikut dibawah ini yang bukan merupakan asas Hak Tanggungan adalah?
a. Mempunyai kedudukan yang diutamakan bagi debitor pemegang hak tanggungan
b. Tidak dapat dibagi-bagi
c. Hanya dibebankan pada hak atas tanah yang telah ada
d. Perjanjiannya bersifat accesoir
e. Dapat dijadikan jaminan untuk utang yang baru akan ada
JAWABAN : A

Pembahasan :

Di dalam Undang-Undang Nomor 4 Tentang Hak Tanggungan, dikenal beberapa asa


Hak Tanggungan yaitu ;

- Mempunyai kedudukan yang diutamakan bagi kreditur pemegang hak tanggungan


(pasal 1 ayat 1)
- Tidak dapat dibagi-bagi (pasal 2 ayat 1)
- Hanya dibebankan pada hak atas tanah yang telah ada (pasal 2 ayat 2)
- Sifat perjanjiannya adalah tambahan/ accesoir (pasal 10 ayat 1)
- Dapat dijadikan untuk jaminan utang yang baru aka nada (pasal 3 ayat 1)
- Dll

64. Yang menjadi alasan objektif pembuatan dan penggunaan Surat Kuasa Memasang Hak
Tanggungan (SKMHT) yaitu?
a. Kredit yang diberikan jangka pendek
b. Kredit yang diberikan tidak besar/ kecil
c. Sertifikat belum diterbitkan
d. Debitor sangat dipercaya/ bonafide
e. Prosedur pembebanan Hak Tanggungan panjang/ lama
JAWABAN : C

Pembahasan :

Yang termasuk alasan objektif pembuatan dan penggunaan SKMHT adalah

- Sertifikat belum diterbitkan


- Balik nama atas tanah pemberi hak tanggungan belum dilakukan
- Pemecahan/ penggabungan tanah belum selesai dilakukan atas nama pemberi hak
tanggungan
- Roya/ pencoretan belum dilakukan

65. Hukum waris diatur dalam Buku II KUHPerdata sebanyak 300 pasal mulai dari?
a. Pasal 830 – 1130
b. Pasal 840 – 1140
c. Pasal 850 – 1150
d. Pasal 860 – 1160
e. Pasal 870 – 1170
JAWABAN : A

Pembahasan :

Hukum waris diatur dalam Buku II KUHPerdata. Jumlah pasal yang mengatur hukum
waris sebanyak 300 pasal, yang di mulai dari pasal 830 KUHPerdata sampai dengan
pasal 1130 KUHPerdata. Disamping itu, hukum waris juga diatur dalam Inpress Nomor 1
Tahun 1991.

66. Unsur-unsur yang terkandung dalam rumusan domisili adalah, kecuali?


a. Adanya tempat tertentu (tetap atau sementara)
b. Adanya orang yang selalu hadir pada tempat tersebut
c. Adanya hak dan kewajiban
d. Adanya prestasi
e. Adanya kepentingan
JAWABAN : E

Pembahasan :

Dalam buku Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW) karangan Salim,S.H halaman 37.
Unsur-unsur yang terkandung dalam rumusan domisili, yaitu :
- Adanya tempat tertentu (tetap atau sementara)
- Adanya orang yang selalu hadir pada tempat tersebut
- Adanya hak dan kewajiban
- Adanya prestasi

67. Hak kebendaan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu hak menikmati dan hak
jaminan. Hak menikmati adalah hak dari subjek hukum untuk menikmati suatu benda
secara penuh maupun terbatas, seperti hak atas pengabdian pekarangan. Yang termasuk
dalam hak menikmati suatu benda secara penuh dalam pengertian ini, kecuali?
a. Hak milik
b. Hak guna usaha
c. Hak guna bangunan
d. Hak pakai hasil
e. Hak pengelolaan
JAWABAN : E

Pembahasan :

Dalam buku Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW) karangan Salim,S.H halaman 89.

Hak kebendaan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu hak menikmati dan hak
jaminan. Hak menikmati adalah hak dari subjek hukum untuk menikmati suatu benda
secara penuh (hak milik, HGU, HGB, dan hak pakai hasil) maupun terbatas seperti hak
atas pengabdian pekarangan. Hak jaminan adalah member kepada kreditor hak
didahulukan untuk mengambil pelunasan dari hasil penjualan barang yang dibebani
seperti gadai, hipotek, credietverband dan hak tanggungan atas tanah
68. Di dalam pasal 503, 504 dan pasal 505 KUHPerdata telah ditentukan pembagian benda.
Benda di dalam ketentuan itu dibagi menjadi dua macam, yaitu?
a. Benda bertubuh dan tidak bertubuh serta benda bergerak dan tidak bergerak
b. Benda bertubuh dan tidak bertubuh serta benda hidup dan mati
c. Benda hidup dan mati serta benda yang dapat dibagi dan tidak dapat dibagi
d. Benda bergerak dan tidak bergerak serta benda yang dapat dibagi dan tidak dapat
dibagi
e. Benda bergerak dan tidak bergerak serta benda hidup dan mati
JAWABAN : A

Pembahasan :

Lihat pasal 503, 504 dan 505 KUHPerdata

69. Penyerahan yang nyata dari suatu benda sehingga benda tersebut dialihkan ke dalam
kekuasaan yang nyata dari pihak lawan disebut dengan?
a. Juridische levering
b. Feitelijke levering
c. Levering
d. Bezit
e. Tradition
JAWABAN : B

Pembahasan :

Dalam buku Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW) karangan Salim,S.H halaman 108.

Penyerahan (levering) diatur didalam pasal 612 KUHPerdata s.d pasal 620 KUHPerdata.
Di dalam NBW, levering diatur di dalam buku III tentang Van Zaken, yang di mulai dari
Art. 639 s.d Art 671 NBW.

Ada dua arti perkataan penyerahan (levering), yaitu :

- Feitelijke levering adalah penyerahan yang nyata dari suatu benda, sehingga benda
tersebut dialihkan ke dalam kekuasaan yang nyata dari pihak lawan
- Juridische levering adalah penyerahan milik beserta hak untuk memiliki suatu benda
kepada pihak lainnya
70. Pasal 1 ayat (1) UU Nomor 42 Tahun 1999 menjelaskan bahwa pengalihan hak
kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan sengan ketentuan bahwa benda yang hak
kepemilikannya diadakan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda itu disebut
dengan?
a. Jaminan
b. Hipotek
c. Tanggungan
d. Fiducia
e. bezit
JAWABAN : D

Pembahasan :

Lihat pasal 1 ayat (1) UU Nomor 42 Tahun 1999

71. Berikut di bawah ini yang termasuk identitas pengadu dalam sengketa atau konflik
pertanahan adalah kecuali ….
a. Nama pengadu
b. Alamat
c. Pekerjaan
d. Jenis Kelamin
e. Umur
JAWABAN : D
Pembahasan :
Identitas Pengadu terdiri dari nama, alamat, pekerjaan dan umur. Hal ini terdapat dalam
Lampiran I Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang Kepala BPN Nomor 11 Tahun
2016 tentang Penyelesaian Kasus Pertanahan

72. Berikut yang merupakan pernyataan yang benar mengenai kegiatan pemberian bantuan
hukum dan perlindungan hukum bagi Kementerian Agraria dan Tata Ruang adalah
kecuali …...
a. Pendampingan hukum dalam proses peradilan pidana, perdata, atau tata usaha
negara bagi keluarga besar Kementerian yang meliputi pegawai Kementerian dan
pensiunan Kementerian
b. Pendampingan hukum dalam proses peradilan pidana, perdata, atau tata usaha
negara bagi keluarga pegawai Kementerian yang sedang mengalami masalah
hukum
c. Pengkajian masalah hukum yang berkaitan dengan kepentingan Kementerian
d. Pengkajian masalah hukum yang berkaitan dengan kepentingan adat dan
masyarakat
e. Pengkajian masalah hukum akibat tindakan yang dilakukan oleh pejabat ata
pegawai Kementerian
JAWABAN : D
Pembahasan :
Berdasarkan Pasal 65 ayat (2) Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang Kepala BPN
Nomor 11 Tahun 2016 tentang Penyelesaian Kasus Pertanahan, mengatur mengenai
kegiatan bantuan hukum yang meliputi :
a. pendampingan hukum dalam proses peradilan pidana, perdata, atau tata usaha negara
bagi keluarga besar Kementerian yang meliputi pegawai Kementerian dan pensiunan
Kementerian dan keluarga pegawai Kementerian, yang sedang menghadapi masalah
hukum;
b. pengkajian masalah hukum yang berkaitan dengan kepentingan Kementerian;
c. pengkajian masalah hukum akibat tindakan yang dilakukan oleh pejabat atau pegawai
Kementerian.

73. Kegiatan pendampingan bantuan hukum dalam proses peradilan perdata atau tata usaha
negara antara lain sebagai berikut, kecuali …..
a. Bantuan pembuatan pendapat hukum
b. Bantuan penyiapan surat kuasa
c. Bantuan dalam penyiapan gugatan
d. Bantuan dalam penyiapan proses jawaban
e. Bantuan penyiapan ahli/saksi yang meringankan
JAWABAN : A
Pembahasan :
Berdasarkan Pasal 66 poin b Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang Kepala BPN
Nomor 11 Tahun 2016 tentang Penyelesaian Kasus Pertanahan menyatakan bahwa
bantuan hukum dalam proses peradilan perdata/tata usaha negara terdiri dari :
a. Bantuan penyiapan surat kuasa
b. Bantuan dalam penyiapan gugatan
c. Bantuan dalam penyiapan proses jawaban
d. Pendampingan selama proses persidangan
e. Penyiapan ahli/saksi yang meringankan
Mengenai bantuan hukum berupa bantuan pembuatan pendapat hukum merupakan
bantuan hukum dalam proses peradilan pidana yang diatur dalam pasal 66 poin a, selain
itu bantuan hukum dalam proses peradilan pidana terdiri dari :
a. Pendampingan dalam pemeriksaan di tingkat penyelidikan
b. Pendampingan dalam pemeriksaan di tingkat penyidikan
c. Pendampingan selama proses persidangan

74. Unsur pelaksana pengawasan penyelesaian sengketa, konflik dan perkara di tingkat
Kantor Wilayah BPN dilaksanakan oleh …..
a. Kepala Subseksi
b. Kepala Seksi
c. Kepala Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
d. Kepala Subbagian Umum dan Informasi
e. Kepala Bagian
JAWABAN : E
Pembahasan :
Berdasarkan Pasal 64 ayat (1) Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang Kepala BPN
Nomor 11 Tahun 2016 tentang Penyelesaian Kasus Pertanahan yang menyatakan Unsur
pelaksana pengawasan penyelesaian Sengketa, Konflik dan Perkara di tingkat Kantor
Wilayah BPN dilaksanakan oleh Kepala Bidang. Sedangkan, unsur pelaksana di Kantor
Pertanahan dilaksanakan oleh Kepala Seksi (Kasi). (Pasal 64 ayat (2).

75. Perkembangan penyelesaian sengketa, konflik dan perkara dilaporkan kepada Kepala
Kantor Wilayah BPN setiap …… bulan sekali
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 6
JAWABAN : D
Pembahasan :
Berdasarkan Pasal 9 ayat (2) Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang Kepala BPN
Nomor 11 Tahun 2016 tentang Penyelesaian Kasus Pertanahan yang menyatakan
perkembangan penyelesaian Sengketa, Konflik dan Perkara dilaporkan kepada Kepala
Kantor Wilayah BPN setiap 4 (empat) bulan sekali dan ditembuskan kepada Menteri.

76. Berikut di bawah ini yang merupakan sengketa atau konflik yang menjadi kewenangan
Kementerian adalah sebagai berikut, kecuali …...
a. Kesalahan prosedur dalam proses pengukuran, pemetaan dan/atau perhitungan
luas
b. Kesalahan prosedur dalam proses penerbitan surat keterangan riwayat tanah
c. Kesalahan prosedur dalam proses penetapan tanah terlantar
d. Kesalahan dalam memberikan informasi data pertanahan
e. Kesalahan prosedur dalam proses pendaftaran penegasan dan/atau pengakuan hak
atas tanah bekas milik adat;
JAWABAN : B
Pembahasan :
Kesalahan prosedur dalam proses penerbitan surat keterangan riwayat tanah bukan
merupakan sengketa atau konflik yang menjadi kewenangan Kementerian. Hal ini
berdasarkan Pasal 11 ayat (3) Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang Kepala BPN
Nomor 11 Tahun 2016 tentang Penyelesaian Kasus Pertanahan yang menyatakan bahwa
sengketa atau konflik yang menjadi kewenangan kementerian meliputi :
a. kesalahan prosedur dalam proses pengukuran, pemetaan dan/atau perhitungan luas;
b. kesalahan prosedur dalam proses pendaftaran penegasan dan/atau pengakuan hak atas
tanah bekas milik adat;
c. kesalahan prosedur dalam proses penetapan dan/atau pendaftaran hak tanah;
d. kesalahan prosedur dalam proses penetapan tanah terlantar;
e. tumpang tindih hak atau sertifikat hak atas tanah yang salah satu alas haknya jelas
terdapat kesalahan;
f. kesalahan prosedur dalam proses pemeliharaan data pendaftaran tanah;
g. kesalahan prosedur dalam proses penerbitan sertifikat pengganti;
h. kesalahan dalam memberikan informasi data pertanahan;
i. kesalahan prosedur dalam proses pemberian izin;
j. penyalahgunaan pemanfaatan ruang; atau
k. kesalahan lain dalam penerapan peraturan perundang-undangan.

77. Dalam keputusan berupa pembatalan ha katas tanah, pembatalan sertifikat atau perubahan
data, Kepala Kantor Pertanahan memerintahkan pejabat yang berwenang untuk
memberitahukan kepada para pihak agar menyerahkan sertifikat hak atas tanah dan/atau
pihak lain yang terkait dalam jangka waktu paling lama …… hari kerja.
a. 3
b. 5
c. 7
d. 14
e. 30
JAWABAN : B
Pembahasan :
Berdasarkan Pasal 28 ayat (1) Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang Kepala BPN
Nomor 11 Tahun 2016 tentang Penyelesaian Kasus Pertanahan, yang berbunyi “dalam
hal Keputusan berupa Pembatalan Hak Atas Tanah, Pembatalan Sertifikat atau
Perubahan Data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) huruf a, huruf b dan
huruf c, Kepala Kantor Pertanahan memerintahkan pejabat yang berwenang untuk
memberitahukan kepada para pihak agar menyerahkan sertifikat hak atas tanah dan/atau
pihak lain yang terkait dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) hari kerja.”

78. Gelar pertanahan yang dilaksanakan oleh Tim Penyelesaian Kasus Pertanahan yang
dibentuk oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia atau Deputi Bidang
Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan konflik Pertanah merupakan gelar kasus……
a. Internal
b. Eskternal
c. Mediasi
d. Istimewa
e. Luar Biasa
JAWABAN : D
Pembahasan :
Salah satu tahapan penyelesaian kasus-kasus pertanahan dilakukan dengan melakukan
penyelenggaraan gelar kasus. Gelar kasus merupakan mekanisme kelembagaan Badan
Pertanahan Nasional dalam rangka penanganan dan/atau penyelesaian kasus pertanahan.
Jenis gelar kasus meliputi :
a. Gelar Kasus Internal adalah gelar yang pesertanya dari Kantor Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia, Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan/atau
Kantor Pertanahan.
b. Gelar Kasus Eksternal adalah gelar yang pesertanya dari Kantor Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia, Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan/atau
Kantor Pertanahan yang diikuti peserta dari unsur/instansi lainnya.
c. Gelar Mediasi adalah gelar yang menghadirkan para pihak yang berselisih untuk
memfasilitasi penyelesaian kasus pertanahan melalui musyawarah.
d. Gelar Istimewa adalah gelar yang dilaksanakan oleh Tim Penyelesaian Kasus
Pertanahan yang dibentuk oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
atau Deputi Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan.
Mengenai gelar kasus ini di atur dalam Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Pengkajian dan Penangana Kasus Pertanahan,
Peraturan ini kemudian dicabut dan dinyatakan tidak berlaku sejak dikeluarkan
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang Kepala BPN Nomor 11 Tahun 2016 tentang
Penyelesaian Kasus Pertanahan, Sehingga dalam peraturan ini tidak ditemukan
pengertian mengenai gelar kasus.
Catatan : dalam buku Pertanahan, Agraria dan Tata Ruang (Waskito dan Hadi Arnowo)
masih menggunakan peraturan yang lama.

79. Penyelesaian sengketa dan konflik pertanahan dilakukan berdasarkan …..


a. Aduan masyarakat
b. Kerugian yang ditimbulkan
c. Hak dan kewajiban para pihak
d. Kepentingan pemegang hak atas tanah
e. Inisiatif para pihak
JAWABAN : A
Pembahasan :
Berdasarkan Pasal 4 Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang Kepala BPN Nomor 11
Tahun 2016 tentang Penyelesaian Kasus Pertanahan yang menyatakan bahwa
penyelesaian sengketa dan konflik pertanahan dilakukan berdasarkan inisiatif dari
kementerian dan pengaduan masyarakat.

80. Dalam hasil pemantauan, menteri atau kepala kantor wilayah BPN memerintahkan
Kepala Kantor untuk melakukan kegiatan penyelesaian sengketa dan konflik pertanahan
yaitu salah satunya dengan melakukan pengumpulan data. Berikut di bawah ini yang
merupakan data yang dikumpulkan berupa data, kecuali ……
a. Putusan peradilan, berita acara pemeriksaan dari Kepolisian Negara RI,
Kejaksaan RI, Komisi Pemberantasan Korupsi atau dokumen lainnya yang
dikeluarkan oleh lembaga/instansi penegak hukum
b. Data yang dikeluarkan atau diterbitkan oleh pejabat yang berwenang
c. Keterangan saksi
d. Keterangan para pihak
e. Data fisik dan data yuridis
JAWABAN : D
Pembahasan :
Berdasarkan Pasal 10 ayat (2) Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang Kepala BPN
Nomor 11 Tahun 2016 tentang Penyelesaian Kasus Pertanahan, menyatakan data yang
dimaksud dapat berupa :
a. Data fisik dan data yuridis
b. Putusan peradilan, berita acara pemeriksaan dari Kepolisian Negara RI, Kejaksaan RI,
Komisi Pemberantasan Korupsi atau dokumen lainnya yang dikeluarkan oleh
lembaga/instansi penegak hukum
c. Data yang dikeluarkan atau diterbitkan oleh pejabat yang berwenang
d. Data lainnya yang terkait dan dapat mempengaruhi serta memperjelas duduk
persoalan Sengketa dan Konflik; dan/atau
e. Keterangan saksi.

81. Berikut merupakan Asas-asas umum pemerintahan yang baik (AUPB) dalam Pasal 10
ayat (1) UU No.30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, kecuali...
a. kepastian hukum
b. kemanfaatan
c. ketidakberpihakan
d. kecermatan
e. kemanusiaan
JAWABAN: E
Pembahasan:
AUPB dalam pasal 10 ayat (1) UU No.30 Tahun 2014 meliputi asas:
- Kepastian Hukum
- Kemanfaatan
- Ketidakberpihakan
- Kecermatan
- Tidak menyalahgunakan wewenang
- Keterbukaan
- Kepentingan umum
- Pelayanan yang baik

82. “Seseorang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu
Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulias kepada Pengadilan
yang berwenang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha negara yang disengketakan
itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/atau
rehabilitasi” pernyataan tersebut merupakan pernyataan terkait gugatan yang terdapat
dalam Pasal 53 ayat (1) UU...
a. UU No. 5 Tahun 1986
b. UU No. 30 Tahun 2014
c. UU No. 5 Tahun 2014
d. UU No. 7 Tahun 1989
e. UU No. 8 Tahun 1974
JAWABAN: A
Pembahasan:
UU No. 5 Tahun 1986 tentang PTUN
UU No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
UU No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama
UU No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok kepegawaian
83. Berikut Kode etik dan kode perilaku sebagai ASN, kecuali...
a. melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi
b. melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
c. melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
d. melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan
e. membocorkan kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara
JAWABAN: E
Pembahasan:
Pasal 5 ayat (2) UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN
Kode etik dan kode perilaku sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi pengaturan
perilaku agar Pegawai ASN:
a) melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi;
b) melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c) melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d) melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
e) melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
f) menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara
g) menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif,
dan efisien;
h) menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
i) memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
j) tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau
untuk orang lain;
k) memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN;
dan
l) melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin Pegawai
ASN.
84. Jenis-jenis Putusan dalam PTUN meliputi Putusan Sela dan Putusan Akhir.
Putusan yang isinya bersifat menerangkan atau menyatakan apa yang sah adalah...
a. Putusan Condemnatoir
b. Putusan Constitutif
c. Putusan Declaratoir
d. Putusan Provisi
e. Putusan Insidentil
JAWABAN: C
Pembahasan:
Jenis-jenis putusan pengadilan yang dikenal dalam Hukum Acara PTUN meliputi
Putusan Sela atau Putusan Antara, yang belum merupakan putusan akhir, serta Putusan
Akhir yang merupakan Hasil akhir dari pemeriksaan suatu sengketa di pengadilan.
• Putusan Sela atau Putusan Antara (Interlocutoir Vonis) merupakan putusan yang
mendahului dikeluarkannya putusan akhir. Putusan Sela berguna dalam hal
memperlancar pemeriksaan perkara.
Putusan Sela meliputi:
1) Putusan Provisi = putusan yang diambil segera mendahului putusan akhir tentang
pokok perkara, karena adanya alasan-alasan yang mendesak untuk itu. Misalnya putusan
untuk menunda pelaksanaan Putusan Tata Usaha Negara yang disengketakan atau untuk
mengijinkan Penggugat berperkara secara Cuma-Cuma (Prodeo)
2) Putusan Insidentil = putusan sela yang diambil secara insidentil, karena adanya
alasan-alasan tertentu. Misalnya karena kematian Kuasa Penggugat atau Tergugat
• Putusan Akhir merupakan putusan yang mengakhiri suatu sengketa atau perkara
dalam suatu tingkatan peradilan tertentu.
Putusan Akhir meliputi:
1) Putusan Condemnatoir (bersifat menghukum) = putusan yang bersifat menghukum
pihak yang dikalahkan untuk memenuhi prestasi, meliputi memberi, berbuat, dan tidak
berbuat.
2) Putusan Constitutif (bersifat menciptakan) = putusan yang meniadakan atau
menciptakan keadaan hukum.
3) Putusan Declaratoir = putusan yang isinya bersifat menerangkan atau menyatakan apa
yang sah.
85. Berikut merupakan tahapan penanganan perkara di Persidangan pada PTUN....
a. Pembacaan gugatan - pembacaan Jawaban – replik – duplik – pembuktian –
kesimpulan – putusan
b. Pembacaan gugatan - pembacaan Jawaban – replik – putusan – pembuktian –
kesimpulan – duplik
c. Pembacaan gugatan – replik – duplik – pembuktian – pembacaan Jawaban -
kesimpulan – putusan
d. Pembacaan gugatan – duplik – replik – pembuktian – pembacaan Jawaban -
kesimpulan – putusan
e. Pembacaan gugatan – replik – pembuktian – duplik- pembacaan Jawaban -
kesimpulan – putusan
JAWABAN: A
Pembahasan:
Pembacaan Gugatan (Pasal 74 ayat 1 UU No.5 tahun 1986)
Pembacaan Jawaban (Pasal 74 ayat 1 UU No.5 tahun 1986)
REPLIK (Pasal 75 ayat 1 UU No.5 Tahun 1986)
DUPLIK (Pasal 75 ayat 2 UU No.5 tahun 1986)
Pembuktian (Pasal 100 UU No.5 tahun 1986)
Kesimpulan (Pasal 97 ayat 1 UU No.5 tahun 1986)
Putusan (Pasal 108 UU No.5 tahun 1986)

86. ASN sebagai profesi berlandaskan pada prinsip sebagai berikut, kecuali...
a. nilai dasar
b. kode etik dan kode perilaku
c. kompetensi yang diperlukan sesuasi dengan bidang tugas
d. kualifikasi akademik
e. keterbukaan
JAWABAN: E
Pembahasan:
Pasal 3 UU No.5 Tahun 2014 tentang ASN
ASN sebagai profesi berlandaskan pada prinsip sebagai berikut:
a) nilai dasar
b) kode etik dan kode perilaku
c) komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik
d) kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
e) kualifikasi akademik
f) jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
g) profesionalitas jabatan

87. Setiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada pihak
lain,mewajibkan pihak yang karena kesalahannya sehingga menimbulkan kerugian pada
pihak lain, memberi ganti kerugian pada pihak yang dirugikan merupakan....
a. Beschikking
b. Onrechtmatige Daad
c. Zakelijkrecht
d. Bezwaring
e. Dwigendrecht
JAWABAN : B
Pembahasan:
Perbuatan Melawan Hukum (onrechtmatige daad) dalam konteks perdata diatur
dalam Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata atau Burgerlijk
Wetboek (“BW”), dalam Buku III BW, pada bagian “Tentang perikatan-perikatan yang
dilahirkan demi Undang-Undang”, yang berbunyi:
“Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada orang lain,
mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian
tersebut.”

88. Hak-hak kebendaan yang masih tersisa dalam Buku II KUHPdt adalah hak-hak
kebendaan yang bukan mengenai tanah, air, dan segala kekayaan alam yang terkandung
di dalam tanah dan air itu ditambah dengan hak hipotek. Hak-hak kebendaan tersebut
diklasifikasikan sebagai hak kebendaan yang memberi kenikmatan (genootsrecht) dan
hak kebendaan yang memberi jaminan (zakelijke zakerheidsrecht). Hak kebendaan yang
memberi jaminan (zakelijke zakerheidsrecht) diklasifikasikan lagi menjadi dua macam
yaitu...
a. Gadai dan hipotek
b. Hak milik atas benda bergerak dan Bezit
c. Eigendom dan Servituut
d. Erpacht dan Vruchtgebruik
e. Burdering dan Bezwaring
JAWABAN: A
Pembahasan:
Hak kebendaan yang memberi jaminan (zakelijke zakerheidsrecht) diklasifikasikan
menjadi dua macam yaitu:
- Gadai (pand), jaminannya adalah benda bergerak
- Hipotek, jaminannya adalah benda tidak bergerak
Hak jaminan ini terjadi karena hubungan hukun utang-piutang antara debitor dan
kreditor. Hak jaminan ini (gadai,hipotek) termasuk hak jaminan khusus, yaitu mengenai
benda tertentu saja.
sumber: buku Hukum Perdata Indonesia (Prof. Abdulkadir Muhammad, S.H.)

89. Istilah yang digunakan untuk menyebut “keputusan” atau “ketetapan” digunakan untuk
menyebut hasil kegiatan penetapan atau pengambilan keputusan administratif dan
memiliki ciri-ciri selalu bersifat individual and concrete, pengujiannya melalui gugatan di
peradilan tata usaha negara, dan bersifat sekali-selesai (enmahlig) yaitu...
a. Regeling
b. Beschikking
c. Onrechtmatigeheid
d. Vonnis
e. Bezwaring
JAWABAN : B
Pembahasan:
Beschikking (keputusan) dengan peraturan (regeling) disebutkan dalam buku Hukum
Acara Pengujian Undang-undang karangan Jimly Asshiddiqie (hal. 2), keputusan
(beschikking) selalu bersifat individual dan kongkrit (individual and concrete)

90. Sarana yang memberikan ruang gerak bagi pejabat atau badan – badan administrasi
negara untuk melakukan tindakan tanpa harus terikat sepenuhnya pada undang – undang
atau tindakan yang dilakukan dengan mengutamakan pencapaian tujuan daripada sesuai
hukum yang berlaku adalah...
a. Freies Ermessen
b. Beschikking
c. Regeling
d. Bezwaring
e. Verbintenis
JAWABAN: A
Pembahasan:
Oleh Marbun dan Ridwan HR mengemukakan bahwa freies ermessen merupakan
kebebasan yang melekat bagi pemerintah atau administrasi Negara. Sebenarnya jika
ditilik lebih jauh pengguanan asas freies ermessen oleh pejabat publik bertentangan
dengan asas legalitas, namun hal itu tidak berarti tidak bisa kita mengatakan bahwa
pejabat kemudian dilarang bertindak padahal itu atas nama demi kepentingan umum.
Meski salah satu dari tujuan Negara adalah Negara hukum, tetapi arah atau sasaran
utamanya adalah Negara kesejahteraan (welfare state). Oleh karena itu pejabat eksekutif
yang lebih banyak bersentuhan dnegan pelaksanaan undang-undang tidak dapat dibatasi
untuk tidak bertindak, ketika terjadi kekosongan hukum (wetvacuum) dan adanya
peraturan pelaksanaan undang-undang yang perlu ditafsirkan (interpertate). Namun tetap
kembali bahwa meski itu adalah tindakan diskresi pejabat tetap harus
dipertanggungjawabkan secara hukum dan moral
SF Marbun mengemukakan bahwa dengan diberikannya kebebasan bertindak
(freies ermessen) kepada administrasi negara dalam melaksanakan tugasnya
mewujudkan welfare state atau social rechtstaat di Belanda sempat menimbulkan
kekhawatiran bahwa akibat dari freies ermessen akan menimbulkan kerugian bagi warga
masyarakat. Oleh karena itu untuk meningkatkan perlindungan hukum bagi warga
masyarakat, tahun 1950 Panitia de Monchy di Netherland membuat laporan tentang asas-
asas umum pemerintahan yang baik Atau Algemene Beginselen Van Behoorlijk Bestuur.
Pada mulanya timbul keberatan dari pejabat-pejabat dan pegawai-pegawai pemerintah di
Netherland karena ada kekhawatiran bahwa Hakim atau Pengadilan Administrasi kelak
akan mempergunakan istilah itu untuk memberikan penilaian terhadap kebijaksanaan-
kebijaksanaan yang diambil pemerintah, namun keberatan demikian sekarang ini telah
lenyap ditelan masa karena telah hilang relevansinya.
Kemudian, kita juga tidak dapat menghilangkan penggunaan freies ermessen dalam
hukum administrasi Negara, karena hal itu juga sudah dinyatakan secara tegas dalam
Undang-undang Peradilan TUN (UU No. 5 Tahun 1986 jo UU No. 9 Tahun 2004),
bahwa individu atau badan hukum perdata jika dirugikan dengan keluarnya KTUN, salah
satu alasan dapat mengajukan gugatan ke PTUN adalah karena keputusan itu bertentang
dengan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (AAUPB), jadi selain keputusan
pejabat TUN dapat diuji karena bertentang dnegan peraturan perudang-undangan yang
berlaku juga dapat diuji melalui AAUPB.

Syarat freies ermessen


1. Kondisi darurat yg tdk mungkin menerapkan ketentuan tertulis
2. Tidak ada atau belum ada peraturan yang mengaturnya
3. Sudah ada peraturannya namun redaksinya samar atau multitafsir

91. Mediasi sengketa atau konflik pertanahan dilakukan paling lama .....
a. 30 hari
b. 40 hari
c. 45 hari
d. 50 hari
e. 60 hari

JAWABAN :A

Pembahasan :

Sesuai dengan bunyi Pasal 38 ayat (2) Permen Agraria No 11 Tahun 2016 yaitu
Pelaksanaan Mediasi dilakukan paling lama 30 hari.

92. Salah satu bentuk penyelesaian sengketa dan konflik pertanahan yang bukan kewenangan
kementrian adalah melalui mediasi. Tujuan dilakukannya mediasi adalah sebagai berikut,
kecuali ....
a. Menjamin transparansi dan ketajaman analisis
b. Mengambil keputusan yang bersifat subjektif
c. Meminimalisir gugatan atas penyelesaian sengketa dan konflik
d. Menampung informasi atau pendapat dari semua pihak yang berselisih
e. Memfasilitasi penyelesaian sengketa dan konflik melalui musyawarah

JAWABAN :B

Pembahasan :
Tujuan mediasi tercantum dalam Pasal 38 ayat (3) Permen Agraria No 11 Tahun 2016 :

a. Menjamin transparansi dan ketajaman analisis


b. Mengambil keputusan yang bersifat kolektif dan obyektif
c. Meminimalisir gugatan atas penyelesaian sengketa dan konflik
d. Menampung informasi atau pendapat dari semua pihak yang berselisih, dan dari unsur
lain yang perlu dipertimbangkan
e. Memfasilitasi penyelesaian sengketa dan konflik melalui musyawarah

93. Peserta mediasi terdiri dari :


a. Tim Pengolah;
b. Pejabat Kementerian, Kantor Wilayah BPN dan/atau Kantor Pertanahan;
c. Mediator dari Kementerian, Kantor Wilayah BPN dan/atau Kantor
Pertanahan;
d. Para pihak dan/atau pihak lain yang terkait; dan/atau
e. Pakar dan/atau ahli yang terkait dengan Sengketa dan Konflik, Instansi terkait,
dan unsur masyarakat, tokoh masyarakat/adat/agama, atau pemerhati/pegiat
agraria dan penataan ruang, serta unsur-unsur lain, apabila diperlukan

Hal ini tercantum dalam Permen Agraria No 11 Tahun 2016 tentang Penyelesaian Kasus
Pertanahan Pasal....

a. Pasal 38 ayat 2
b. Pasal 38 ayat 3
c. Pasal 39 ayat 1
d. Pasal 39 ayat 2
e. Pasal 39 ayat 3

JAWABAN :C

Pembahasan : bunyi pasal 39 ayat 1 sama dengan yang tertulis dalam soal.

94. Pelaksanaan mediasi dicatat dalam notulensi, pihak yang menandatangani Notulen
Mediasi adalah....
a. Mediator dan para pihak berselisih
b. Mediator dan notulis
c. Notulis dan para pihak berselisih
d. Mediator dan pihak berselisih
e. Mediator, notulis, dan pihak berselisih

JAWABAN :B

Pembahasan :

Pasal 40 ayat 3 Permen Agraria No 11 Tahun 2016 tentang Penyelesaian Kasus


Pertanahan berbunyi bahwa notulen mediasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1
ditandatangani oleh mediator dan notulis.

95. Dasar pembuatan Perjanjian Perdamaian dalam mediasi adalah....


A. Berita Acara Mediasi
B. Notulen Mediasi
C. Kronologi
D. Pokok Masalah
E. Uraian Masalah

JAWABAN :A

Pembahasan :

Pasal 41 ayat 1 Permen Agraria No 11 Tahun 2016 berbunyi “Dalam hal mediasi
menemukan kesepakatan, dibuat Perjanjian Perdamaian berdasarkan berita acara mediasi
yang mengikat para pihak”

96. Pernyataan mengenai penyelesaian sengketa melalui mediasi berikut ini benar, kecuali....
a. Perjanjian Perdamaian memiliki kekuatan ukum mengikat setelah didaftarkan
di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
b. Para pihak yang terlibat dalam mediasi boleh mendapatkan salinan berita acara
mediasi
c. Apabila salah satu pihak yang berselisih berhalangan hadir maka pelaksanaan
mediasi dapat tetap dilaksanakan
d. Selain para pihak yang berselisih, peserta mediasi lainnya harus mendapatkan
penugasan dari Kementerian
e. Mediasi bertujuan untuk memfasilitasi penyelesaian sengketa dan konflik
melalui musyawarah

JAWABAN :C

Pembahasan :

Pasal 39 ayat 3 Permen Agraria No 11 Tahun 2016 menyebutkan bahwa “dalam mediasi
tidak dapat dihadiri oleh salah satu pihak yang berselisih, pelaksanaannya dapat ditunda
agar semua pihak yang berselisih dapat hadir”.

97. Dalam hal sengketa atau konflik bukan kewenangan Kementrian, maka Kementerian
dapat mengambil inisiatif untuk memfasilitasi penyelesaian sengketa atau konflik melalui
mediasi, hal ini sesuai dengan Permen Agraria No 11 Tahun 2016 pasal....
a. Pasal 12 ayat 1
b. Pasal 12 ayat 2
c. Pasal 12 ayat 3
d. Pasal 12 ayat 4
e. Pasal 12 ayat 5

JAWABAN :E

Pembahasan :

Bunyi Pasal 12 ayat 5:

Dalam hal Sengketa atau Konflik bukan kewenangan Kementerian sebagaimana


dimaksud pada ayat (2), Kementerian dapat mengambil inisiatif untuk memfasilitasi
penyelesaian Sengketa atau Konflik melalui Mediasi.

98. Masing-masing pihak yang berselisih melakukan mediasi atas keinginan dan kemauan
mereka sendiri secara sukarela dan tidak ada paksaan dan tekanan dari pihak-pihak lain
atau pihak luar, sesuai dengan salah satu prinsip mediasi, yaitu ....
a. Sukarela
b. Pemberdayaan
c. Netralitas
d. Kerahasiaan
e. Solusi yang unik

JAWABAN : A

Pembahasan :

Menurut Ruth Carlton (Hoynes dkk, 2004:16), terdapat lima prinsip dasar mediasi yang
dikenal dengan lima dasar filsafat mediasi, yaitu: prinsip kerahasiaan (confidentiality),
prinsip sukarela (volunteer), prinsip pemberdayaan (empowerment), prinsip netralitas
(neutrality), dan prinsip solusi yang unik (a unique solution).

a) Prinsip kerahasiaan, artinya bahwa segala sesuatu yang terjadi di dalam


pertemuan yang diselenggarakan oleh mediator dan pihak-pihak yang
bersengketa tidak boleh disiarkan kepada publik atau pers oleh masing-masing
pihak.
b) Prinsip sukarela, artinya pihak yang bertikai datang ke mediasi atas keinginan dan
kemauan mereka sendiri secara sukarela dan tidak ada paksaan dan tekanan dari
pihak-pihak lain atau pihak luar.
c) Prinsip pemberdayaan, didasarkan asumsi bahwa orang yang mau datang ke
mediasi sebenarnya mempunyai kemampuan untuk menegosiasikan masalah
mereka sendiri dan dapat mencapai kesepakatan yang mereka inginkan.
Kemampuan mereka dalam hal ini harus diakui dan dihargai oleh karena itu,
setiap solusi atau jalan penyelesaian sebaiknya tidak dipaksakan dari luar.
d) Prinsip netralitas. Dalam mediasi, peran seorang mediator hanya memfasilitasi
prosesnya saja, dan isinya tetap menjadi milik para pihak yang bersengketa.
Mediator hanya berwenang mengontrol proses berjalan atau tidaknya mediasi.
Dalam mediasi, seorang mediator tidak bertindak layaknya seorang hakim atau
juri yang memutuskan salah atau benarnya salah satu pihak atau mendukung
pendapat dan penyelesaiannya kepada kedua belah pihak.
e) Prinsip solusi yang unik. Bahwasanya solusi dihasilkan dari proses mediasi tidak
harus sesuai dengan standar legal, tetapi dapat dihasilkan dari proses kreativitas.
Oleh karena itu, hasil mediasi mungkin akan lebih banyak mengikuti keinginan
kedua belah pihak yang terkait erat dengan konsep pemberdayaan masing-masing
pihak.

99. Unsur pelaksana pengawasan penyelesaian sengketa, konflik dan perkara di tingkat
kantor wilayah BPN dilaksanakan oleh....
a. Kepala Seksi
b. Kepala Bidang
c. Kepala Bagian Administrasi
d. Kepala Bagian Operasional
e. Kepala Kantor Pertanahan

JAWABAN :B

Pembahasan :

Diatur dalam Pasal 64 ayat 1 Permen Agraria No 11 Tahun 2016

Unsur pelaksana pengawasan penyelesaian Sengketa, Konflik dan Perkara di tingkat


Kantor Wilayah BPN dilaksanakan oleh Kepala Bidang.

100. Pelaksanaan pengawasan penyelesaian sengketa, konflik dan perkara di Kementerian


dilakukan oleh Tim Pengawas Penyelesaian Sengketa, Konflik dan Perkara yang terdiri
dari Bagian Administrasi dan Bagian Operasional. Yang merupakan tugas Bagian
Administrasi adalah ....
a. Pengawasan penyelesaian
b. Monitor dan evaluasi kegiatan penyelesaian
c. Penyampaian informasi posisi dan hasil penyelesaian
d. Pencatatan kegiatan penanganan perkara dan operasional
e. Menyelenggarakan analisis dan evaluasi data periodik.

JAWABAN : D

Pembahasan :

Pasal 63 menyebutkan, bahwa:


(1) Unsur pelaksanaan pengawasan penyelesaian sengketa, konflik dan perkara di
Kementrian dilakukan oleh Tim Pengawas Penyelesaian Sengketa, Konflik dan Perkara yang
terdiri dari Bagian Administrasi dan Bagian Operasional.

(2) Bagian Administrasi bertugas melakukan :

a. Pencatatan, pengolahan dan penyajian data;


b. Pencatatan kegiatan penanganan perkara dan operasional;
c. Penyiapan penyelenggaraan dan laporan paparan perkara/mediasi;
d. Pengelolaan laporan bulanan/tahunan dan analisis semester/akhir tahun.

(3) Bagian Operasional bertugas melakukan :

a. Pengawasan penyelesaian;
b. Monitor dan evaluasi kegiatan penyelesaian;
c. Penyampaian informasi posisi dan hasil penyelesaian; dan
d. Menyelenggarakan analisis dan evaluasi data periodik.

Anda mungkin juga menyukai