Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAHTUGAS 1

Nama Mahasiswa : RIYAN ARMANSYAH

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042816627

Kode/Nama Mata Kuliah : EKSI4312/Sistem Informasi Akuntansi

Kode/Nama UPBJJ : 15 – Pangkal Pinang

Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAANUNIVERSITAS TERBUKA
NASKAH TUGAS MATA KULIAH
UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2022/23.1 (2022.2)

Fakultas : FE/Fakultas Ekonomi


Kode/Nama MK : EKSI4312/Sistem Informasi Akuntansi
Tugas 1

No. Soal
1 Perkembangan teknologi informasi terutama di bidang akuntansi semakin berkembang di era industri 4.0 ini.
Penggunaan teknologi informasi di bidang akuntansi antara lain adalah untuk efisiensi, penghematan waktu dan
biaya. Selain itu, pelaporan keuangan sebagai output penting dalam akuntansi dituntut untuk semakin efektif dan
tepat waktu. Banyak perusahaan telah mengimplementasikan sistem informasi akuntansi yang berpengaruh
sangat besar bagi keberhasilan perusahaan. Hal ini mampu menggeser peran sistem manual ke sistem
terkomputerisasi. Banyak pihak mengatakan bahwa majunya sistem teknologi informasi akuntansi akan membuat
tergesernya peran akuntan dalam suatu perusahaan.
a. Apakah Anda setuju dengan pernyataan tersebut? Jelaskan argumen anda!
b. Peran apakah yang dapat dilakukan oleh akuntan di era teknologi informasi seperti sekarang ini?
Jawaban :
a. Tidak setuju karena peran akuntan masih dibutuhkan sebagai penggerak sistem informasi akuntansi yang
berjalan dimasing-masing perusahaan, berikut penjelasannya:
1.Akuntan Sebagai Pengguna
Akuntan dan manajer dapat dikatakan sebagai pengguna sistem informasi akuntansi karena mereka
menggunakan sistem informasi untuk mengolah pemrosesan transaksi pada semua siklus transaksi keuangan
perusahaan (membukukan transaksi dan menyusun laporan).
2. Akuntan Sebagai Perancang Sistem
Salah satu faktor keberhasilan dan kesuksesan dalam perancangan suatu sistem informasi adalah dengan
melibatkan pemakai sistem tersebut. Akuntan harus dilibatkan dalam perancangan sistem karena akuntan
mempunyai pengetahuan mengenai prinsip- prinsip akuntansi, prinsip-prinsip pengauditan, teknik-teknik
sistem informasi, dan metode pengembangan sistem.
3.Akuntan sebagai Auditor Sistem
Hasil akhir dari sistem informasi akuntansi adalah berupa informasi laporan keuangan. Informasi dari laporan
keuangan yang dihasilkan sistem informasi akuntansi harus sesuai dengan kualitas suatu informasi. Salah
satunya adalaah ketersediaan bukti fisik/data dalam sistem informasi akuntansi tersebut dalam menghasilkan
laporan keuangan.
b. Peran Akuntan di era teknologi informasi seperti sekarang adalah Teknologi informasi sangat
berperan dalam membantu proses akuntansi dalam perusahaan/organisasi yang telah lama berlangsung.
Alasan utama penggunaan IT dalam akuntansi ialah efisiensi, penghematan waktu dan biaya serta
peningkatan efektifitas, mencapai hasil/output laporan keuangan dengan benar.
2 Anda adalah seorang konsultan yang bekerja di salah satu kantor konsultan IT. Kantor Anda mendapat klien
perusahaan rumah tangga yang bergerak di bidang makanan, yaitu keripik tempe, dengan nama merek Keripik Bu
Indun. Skala bisnis Keripik Bu Indun sudah mencapai skala nasional. Pelanggannya berasal dari dalam kota dan luar
kota, bahkan luar provinsi. Setiap hari, perusahaan dapat memproduksi 3500 bungkus keripik tempe. Sistem
pencatatan di perusahaan ini masih menggunakan software MS Excel dan ingin untuk meng-upgrade ke sistem
akuntansi yang lebih advanced. Keripik Bu Indun meminta anda untuk merancangkan sistem informasi akuntansi
demi menunjang efektivitas dan efisiensi siklus akuntansi di perusahaan. Setelah melakukan observasi, wawancara,
dan dokumentasi mengenai usaha keripik tersebut, Anda mendapatkan gambaran terkait faktor-faktor internal
dan eksternal lingkungan bisnisnya. Hal ini dapat menjadi dasar untuk formulasi strategi yang cocok untuk
perusahaan terkait implementasi sistem informasi akuntansinya.

Berdasarkan uraian di atas, identifikasilah faktor-faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi
keberhasilan pencapaian tujuan sistem informasi akuntansi dan jelaskanlah keterkaitan antara faktor internal dan
eksternal tersebut!
Jawaban :
Faktor eksternal adalah faktor lingkungan bisnis yang mempengaruhi adopsi dan desain sistem. Beberapa faktor
lingkungan eksternal adalah peningkatan biaya tenaga kerja atau sumber daya lain, persaingan dari perusahaan lain dan
perubahan regulasi pemerintah (UU). Sedangkan faktor internal adalah faktor institusional organisasi yang
mempengaruhi proses adopsi dan desain sistem informasi. Faktor ini mencakup value (tata nilai), norma, dan hal-hal
penting yang dapat membentuk strategi penting dalam organisasi.
Terkaitan antara faktor internal dan eksternal yaitu : Pemakai informasi akuntansi internal adalah orang yang terlibat
dalam suatu perusahaan dan membuat laporan akuntansi. Sedangkan pemakai informasi akuntansi eksternal adalah
individu, lembaga, atau entitas lainnya diluar perusahaan yang menggunakan informasi demi pengambilan kebijakan

3 Sebuah yayasan pendidikan akan mengimplementasikan sistem komputerisasi untuk merekam data
pelunasan SPP murid. Saat ini, yayasan ini menggunakan sistem manual yang menyebabkan proses
pencatatan tidak terorganisasi dengan baik, sehingga informasi uang masuk dan keluar tidak dapat
diperoleh secara real time. Semua transaksi dan pencatatan keuangan masih menggunakan sistem
manual. Pembayaran SPP murid pun masih menggunakan uang kas yang dipegang oleh bendahara
yayasan. Untuk pengembangannya, yayasan ingin menerapkan sistem pembayaran cashless langsung
dari murid langsung terpusat ke rekening yayasan. Pencatatan keuangannya pun ingin digeser dari sistem
manual ke komputer dengan menggunakan software keuangan agar lebih efektif dan efisien.

Identifikasilah langkah-langkah pengembangan sistem menggunakan metode waterfall untuk


implementasi sistem komputer pada keuangan yayasan pendidikan tersebut!
Jawaban :
Tahapan Dalam Melakukan Metode Waterfall
1. Requirement Analysis
Sebelum melakukan pengembangan perangkat lunak, seorang pengembang harus mengetahui dan
memahami bagaimana informasi kebutuhan penggguna terhadap sebuah perangkat lunak. Metode
pengumpulan informasi ini dapat diperoleh dengan berbagai macam cara diantaranya, diskusi,
observasi, survei, wawancara, dan sebagainya. Informasi yang diperoleh kemudian diolah dan
dianalisa sehingga didapatkan data atau informasi yang lengkap mengenai spesifikasi kebutuhan
pengguna akan perangkat lunak yang akan dikembangkan.
2. System and Software Design
Informasi mengenai spesifikasi kebutuhan dari tahap Requirement Analysis selanjutnya di analisa
pada tahap ini untuk kemudian diimplementasikan pada desain pengembangan. Perancangan desain
dilakukan dengan tujuan membantu memberikan gambaran lengkap mengenai apa yang harus
dikerjakan. Tahap ini juga akan membantu pengembang untuk menyiapkan kebutuhan hardware
dalam pembuatan arsitektur sistem perangkat lunak yang akan dibuat secara keseluruhan.
3. Implementation and Unit Testing
Tahap implementation and unit testing merupakan tahap pemrograman. Pembuatan perangkat lunak
dibagi menjadi modul-modul kecil yang nantinya akan digabungkan dalam tahap berikutnya.
Disamping itu, pada fase ini juga dilakukan pengujian dan pemeriksaan terhadap fungsionalitas modul
yang sudah dibuat, apakah sudah memenuhi kriteria yang diinginkan atau belum.
4. Integration and System Testing
Setelah seluruh unit atau modul yang dikembangkan dan diuji di tahap implementasi selanjutnya
diintegrasikan dalam sistem secara keseluruhan. Setelah proses integrasi selesai, selanjutnya
dilakukan pemeriksaan dan pengujian sistem secara keseluruhan untuk mengidentifikasi kemungkinan
adanya kegagalan dan kesalahan sistem.
5. Operation and Maintenance
Pada tahap terakhir dalam Metode Waterfall, perangkat lunak yang sudah jadi dioperasikan pengguna
dan dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan memungkinkan pengembang untuk melakukan perbaikan
atas kesalahan yang tidak terdeteksi pada tahap-tahap sebelumnya. Pemeliharaan meliputi perbaikan
kesalaha, perabikan implementasi unit sistem, dan peningkatan dan penyesuaian sistem sesuai
dengan kebutuhan.

4 Belum lama ini, Ernst & Young (EY) baru saja mempublikasikan “14th Global Fraud Survey 2016” yang menyatakan
bahwa kecurangan masih terjadi secara global. Dari hasil survei ditemukan adanya peningkatan praktik korupsi
dan suap secara global dari 38% menjadi sebesar 39% sejak tahun 2014. Jika dilihat berdasarkan negara maju,
praktik korupsi dan suap terjadi kenaikan sebesar 4% dimana dari tahun 2014 sebesar 17% menjadi sebesar 21%.
Hal ini menjadi bukti yang cukup bahwa jika tidak ditangani maka kecurangan (fraud) akan semakin meningkat.
Berdasarkan data dari Association of Certified Fraud Examination (ACFE), diperkirakan kerugian sebesar $6.3
milliar terjadi di seluruh dunia karena disebabkan oleh kecurangan dalam laporan keuangan, penyalahgunaan
asset, dan korupsi di tahun 2016. Dari kerugian tersebut, membuktikan bahwa kecurangan (fraud) merupakan
tantangan berkelanjutan yang dihadapi oleh industri manapun. (maksi.binus.ac.id).

Menurut laporan yang disampaikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terdapat peningkatan jumlah kasus fraud di
perbankan dalam 2 tahun terakhir, yaitu tahun 2015, terdapat 23 kasus dan tahun 2016 menjadi 26 kasus. Lebih
lanjut, OJK menyampaikan, jenis kasus kecurangan tersebut meliputi kasus kredit, rekayasa pencatatan,
penggelapan dana, transfer dana dan pengadaan asset. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) diindikasi memiliki kasus
kecurangan yang paling banyak, hal ini terbukti bahwa 80% dari BPR yang ditutup, disebabkan oleh kasus
kecurangan. Tingginya kasus fraud di BPR disinyalir karena lemahnya pengawasan yang bersifat tidak kontinyu.

Berdasarkan uraian di atas, sebutkan dan jelaskan fraud yang terjadi berdasarkan kategori fraud menurut
Association of Certified Fraud Examinations dan tunjukkan kalimat yang menjadi dasar jawaban Anda!
Jawaban :
1. Penyimpangan atas asset (Asset Misappropriation)
Asset misappropriation meliputi penyalahgunaan/pencurian aset atau harta perusahaan atau pihak lain. Ini merupakan
bentuk fraud yang paling mudah dideteksi karena sifatnya yang tangible atau dapat diukur/dihitung (defined value).
2. Pernyataan palsu atau salah pernyataan (Fraudulent Statement)
Fraudulent statement meliputi tindakan yang dilakukan oleh pejabat atau eksekutif suatu perusahaan atau instansi
pemerintah untuk menutupi kondisi keuangan yang sebenarnya dengan melakukan rekayasa keuangan (financial
engineering) dalam penyajian laporan keuangannya untuk memperoleh keuntungan atau mungkin dapat dianalogikan
dengan istilah window dressing.
3. Korupsi (Corruption)
Jenis fraud ini yang paling sulit dideteksi karena menyangkut kerja sama dengan pihak lain seperti suap dan korupsi, di
mana hal ini merupakan jenis yang terbanyak terjadi di negara-negara berkembang yang penegakan hukumnya lemah
dan masih kurang kesadaran akan tata kelola yang baik sehingga faktor integritasnya masih dipertanyakan. Fraud jen is ini
sering kali tidak dapat dideteksi karena para pihak yang bekerja sama menikmati keuntungan (simbiosis mutualisme).
Termasuk didalamnya adalah penyalahgunaan wewenang/konflik kepentingan (conflict of interest), penyuapan (bribery),
penerimaan yang tidak sah/illegal (illegal gratuities), dan pemerasan secara ekonomi (economic extortion).
Menurut dasar sesuai dengan pernyataan diatas adalah no.1 Penyimpangan atas asset (Asset Misappropriation)
Asset misappropriation meliputi penyalahgunaan/pencurian aset atau harta perusahaan atau pihak lain. Ini merupakan
bentuk fraud yang paling mudah dideteksi karena sifatnya yang tangible atau dapat diukur/dihitung (defined value).

Anda mungkin juga menyukai