Anda di halaman 1dari 13

Perusahaan : PT.

Semen Indonesia (Persero) Tbk

Kode : SMGR

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Asset Utilization

1. Cash turnover (Perputaran Kas)


Sales
Cash turnover=
Average cash∧equivalents
Penjualan
Perputaran kas=
Rata ­rata kas dan setara kas

2019 2020
40.368 .107 35.171.668
¿ ¿
3.950.448 2.930.598
( ) ( )
2 2
40.368 .107 35.171.668
¿ ¿
1.975.224 1.465 .299
= 20,432 = 24,003
Dari hasil perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa nilai cash turnover tahun 2020 berputar
sebanyak 24,003 kali atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2019 yaitu 20,432.
Rasio perputaran kas mampu mengalami peningkatan selama 2 tahun yang menunjukkan
bahwa PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk dan anak perusahaannya mampu mengelola
kasnya dengan lebih baik sehingga dapat menghasilkan penjualan bagi perusahaan.
Perputaran kas yang terus meningkat meunjukkan bahwa kas yang dimiliki mampu
didayagunakan dengan baik.

2. Accounts receivable turnover (Perputaran Piutang)


Sales
Account receivable turnover=
Average accounts receivable
Penjualan
Perputaran piutang=
Rata ­rata piutang

2019 2020
40.368 .107 35.171 .668
¿ ¿
(1.493 .872+ 4.995 .989)/2 (1.451 .214+4.326 .040)/2
40.368 .107 35.171.668
¿ ¿
3.244 .930,5 2.888 .627
= 12,44 = 12,176
Dari hasil perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa besarnya account receivable turnover
tahun 2019 adalah 12,44 kali yang artinya lebih cepat dari tahun 2020 yaitu 12,176 kali.
Rasio perputaran mengalami penurunan pada tahun 2020 yang menandakan bahwa tingkat
kecepatan pelanggan dalam membayar mengalami penurunan. Dengan kata lain dapat
diartikan bahwa pada tahun 2019 tingkat efisiensi perusahaan dalam menagih piutang lebih
baik daripada tahun 2020.

3. Inventory turnover (Perputaran Persediaan)


Cost of goods sold
Inventory turnover =
Average inventory
Harga pokok penjualan
Perputaran Kas=
Rata ­rata persediaan

2019 2020
27.610.782 23.596.317
¿ ¿
4.641.646 4.547 .825
= 5,948 = 5,188
Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa inventory turnover tahun 2020
mengalami penurunan menjadi 5,188 kali perputaran dari yang semula 5,948 kali perputaran
pada tahun 2019. Hal ini menunjukkan bahwa selama 2 tersebut, PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk tergolong lancar penjualannya karena persediaannya dapat berputar beberapa
kali. Hal ini dapat mengurangi holding cost atau biaya penyimpanan persediaan yang dapat
meningkatkan nilai laba bersih dan profitabilitas meningkat, selama hasil penjualan bersih
tetap constant.

4. Working capital turnover (Perputaran Modal Kerja)


Sales
Working capital turnover=
Average working capital
Penjualan
Perputaran Modal Kerja=
Rata ­ratamodal kerja

2019 2020
40.368 .107 35.171.668
¿ ¿
(16.658 .531−12.240 .252)/2 (15.564 .604−11.506 .163)/2
40.368.107 35.171.668
¿ ¿
2.209.139,5 2.029.220,5
= 18,273 = 15,92
Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2019 tingkat working capital
turnover lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2020. Penurunan pada tahun 2020 dapat
disebabkan karena persediaan terlalu sedikit dan kas terlalu besar. Rasio perputaran modal
kerja tahun 2019 lebih tinggi dan lebih efisien dalam menjalankan operasi dan menghasilkan
penjualan, sedangkan tahun 2020 mengalami penurunan yang menunjukkan bahwa operasi
perusahaan berjalan kurang efektif.

5. PPE turnover (Perputaran PPE)\


Sales
PPE Rurnover =
Average PPE
Penjualan
Perputaran PPE=
Rata ­rata PPE

2019 2020
40.368 .107 35.171.668
¿ ¿
( 47.937.220+56.601 .702)/2 (56.710 .242+ 56.053.483)/2
40.368 .107 35.171 .668
¿ ¿
52.269 .461 56.381.862,5
= 0,772 = 0,624
Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa pada rahun 2019 rasio PPE turnover
lebih tinggi daripada tahun 2020, hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2019 PT Semen
Indonesia (Persero) Tbk lebih baik dan efisien dalam menggunakan aset tetapnya.

6. Total assets turnover (Perputaran aset total)


Sales
Total assets turnover=
Average totalassets
Penjualan
Perputaran aset total=
Rata ­rata aset tolat

2019 2020
40.368.107 35.171 .668
¿ ¿
(78.006 .244+35.148 .204)/2 (79.807 .536+78.006 .244)/2
40.368 .107 35.171.668
¿ ¿
56.577.224 78.906.890
= 0,714 = 0,446
Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa terjadi penurunan tingkat rasio
perputasan total aset pada periode 2020 jika dibandingkan dengan 2019. Adanya penurunan
tersebut, perusahaan perlu melakukan evaluasi lebih lanjut mengenai penyebab dan
mengambil langkah sesuai Analisa. Periode 2019 menunjukkan bahwa kinerja keuangannya
lebih baik jika dibandingkan 2020 serta perusahaan lebih mampu menghasilkan penjualan
yang lebih banyak.

Market Measures
1. Price-to-earnings ratio (Rasio harga terhadap saham)
Market price per share
Price ­¿ ­earnings ratio=
Earnings per share
Harga pasar saham
Rasio harga terhadap saham=
Laba per saham

2019 2020
(dinyatakan Rupiah penuh) (dinyatakan Rupiah penuh)
12.000 12.425
¿ ¿
403 471
= 29,777 = 26,38
Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2019, harga saham PT
Semen Indonesia (Persero) Tbk 29,777 kali lebih besar dari laba per lembar saham pada
periode tersebut. Pada tahu 2020, harga saham sebesar 26,38 kali lebih besar dari laba per
lembar saham pada periode tersebut. Tingginya nilai PER perusahaan dapat disebabkan
karena harga saham perusahaan yang terlalu mahal atau karena investor rela membayar mahal
untuk saham tersebut karena perusahaan dianggap memiliki prospek yang baik di masa
mendatang.

2. Earnings yield (Kadar laba)


Earnings per share
Earnings yield=
Market price per share
Harga per saham
Kadar Laba=
Harga pasar saham

2019 2020
(dinyatakan Rupiah penuh) (dinyatakan Rupiah penuh)
403 471
¿ ¿
12.000 12.425
= 0,034 = 0,038
= 3,4% = 3,8%
Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa tingkat rasio earnings yield tahun 2020
sebesar 3,8% atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2019 yaitu sebesar 3,4%.
Meningkatnya earnings yield pada tahun 2020 menunjukkan bahwa laba perusahaan
mengalami peningkatan terutama laba per lembar saham (meningkat Rp68 per lembar
saham).

3. Dividend yield (Hasil dividen)


Cash dividend per share
Dividend yield=
Market price per share
Dividen per saham
Hasil dividen=
Harga pasar per saham

2019 2020
(dinyatakan Rupiah penuh) (dinyatakan Rupiah penuh)
207,64 40,34
¿ ¿
12.000 12.425
= 0,0017 = 0,0032
= 0,17% = 0,32%
Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa tingkat rasio dividend yield tahun 2020 lebih
tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2019, yang artinya harga saham mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa pada periode 2020
perushaan mengalami pertumbuhan jika dibandingkan periode sebelumnya.

4. Dividend payout rate (Rasio pembayaran dividen)


Cash dividends per share
Dividend payout rate=
Earnings per share
Dividen per saham
Rasio pembayaran dividen=
Harga per saham

2019 2020
(dinyatakan Rupiah penuh) (dinyatakan Rupiah penuh)
207,65 40,34
¿ ¿
403 471
= 0,515 = 0,086
= 51,5% = 8,6%
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa tahun 2020 tingkat DPR mengalami
penurunan yang sangat drastis, sehingga dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2019 porsi
pembagian dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham adalah lebih besar jika
dibandingkan dengan tahun 2020. Menurunnya tingkat DPR pada tahun 2020 dapat
menjadikan investor tidak tertarik untuk menginvestasikan modal karena porsi pembayaran
dividen mengalami penurunan.

5. Price-to-book (Rasio harga terhadap nilai buku)


Marker price per share
Price ­¿ ­book=
Book value per share
Harga pasar per saham
Rasio harga terhadap nilai buku=
Nilai buku per saham

2019 2020
12.000 12.425
¿ ¿
1.307 1.375
= 9,18 = 9,04
Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa nilai price to book tahun 2019 sebesar 9,18
dan tahun 2020 sebesar 9,04 yang berarti dalam dua periode perusahaan mengalami
overvalued sehingga kecil ptensi perusahaan untuk tumbuh.

Liquidity
1. Current ratio (Rasio lancar)
Current assets
Current ratio=
Current liabilities
Aset lancar
Rasio lancar=
Kewajiban lancar

2019 2020
16.658.531 15.564 .604
¿ ¿
12.240.252 11.506 .163
= 1,361 = 1,353
Dari hasil perhitungan dalam dua periode, dapat diketahui bahwa hasil analisis ratio di atas 1
yang menunjukkan bahwa perusahaan berada di posisi aman untuk membayar kewajiban
lancarnya dengan menggunakan aset lancar. Pada tahun 2019, aset lancar PT Semen
Indonesia (Persero) Tbk 1,361 kali lebih banyak dibutuhkan untuk menutup kewajiban lancar
sedangkan pada tahun 2020 aset lancar 1,353 kali lebih banyak dibutuhkan untuk menutup
kewajiban lancar.

2. Acid-test ratio (Rasio cepat)


Cash+Cash equivalents+ Marketable securities+ Account receivable
Acid ­test ratio=
Current liabilities
Kas dan setara kas+ Surat berharga + Piutangusaha
Rasio cepat =
Keajiban lancar

2019 2020
3.950.448+1.493 .872+4.995 .989 2.930.598+1.451 .214+ 4.326 .040
¿ ¿
12.240.252 11.506 .163
= 0,85 = 0,757
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, acid test ratio tahun 2020 mengalami penurunan
menjadi 0,757 dari periode sebelumnya 0,85. Hal ini dapat menunjukkan bahwa perusahaan
mengalami penurunan dalam kepemilikikan alat likuid untuk membayar kewajiban lancar
yang dapat disebabkan karena penjualan yang mengalami penurunan atau karena kinerja
produksi yang kurang baik.
3. Collection period (Periode Pengumpulan Piutang)
Average account receivable
Collection period=
Sales
360
Piutang rata ­rata
Periode pengumpulan piutang=
Penjualan
360

2019 2020
3.244 .930,5 2.888 .627
¿ ¿
40.368 .107 35.171 .668
360 360
= 28,94 days = 39,57days
Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa rata-rata waktu penagihan piutang yang
dibutuhkan oleh PT Semen Indonesia (Persero) Tbk pada tahun 2019 adalah kurang dari 29
hari dan kurang dari 40 hari pada tahun 2020. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2020,
waktu penagihan piutang yang dibutuhkan lebih lama jika dibandingkan dengan tahun 2019.

4. Days to sell inventory (Hari Penjualan dan Persediaan)


Average inventory
Days ¿ sell inventory=
Cost of sales
360
Rata ­rata persediaan
Hari penjualan dan persediaan=
HPP
360

2019 2020
4.641.646 4.547.825
¿ ¿
27.654 .124 23.554 .567
360 360
= 60,4 days = 69,5 days
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2019 perusahaan
mampu menjual seluruh persediaannya dalam waktu 60 hari tak jauh berbeda dengan tahun
2020 selama 69 hari. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen pengelolaan biaya yang
berhubungan dengan persediaan pada tahun 2019 lebih baik jika dibandingkan dengan 2020.
Selain itu, juga menunjukkan penjualan dan kinerja perusahaan lebih baik.

Capital Structure and Solvency


1. Total debt to equity (Total Hutang Terhadap Ekuitas)
Totalliabilities
Total debt ¿ equity=
Shareholder s' equity
Total hutang
Total hutang terhadap ekuitas=
Ekuitas pemegang saham

2019 2020
43.915 .143 40.571.674
¿ ¿
35.891.924 37.434 .570
= 1,224 = 1,084
Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui bahwa rasio pada tahun 2020 mengalami
penurunan yang berarti jumlah hutang atau kewajiban perusahaan dalam melunasi hutang
yang harus dibayar mengalami penurunan. Hal ini dapat mendorong investor untuk
menanamkan modalnya karena memberikan keuntungan bagi investor. Dapat dijelaskan
bahwa pada tahun 2019 perusahaan lebih besar memggunakan utang dibandingkan modal
yang dimiliki jika dibandingkan dengan tahun 2020. Selain itu dapat pula dijelaskan bahwa
pada tahun 2019 total hutang PT Semen Indonesia (Persero) Tbk 1,224 lebih banyak dari
total ekuitas. Pada tahun 2020, total hutang 1,084 kali lebih banyak dari total ekuitas.

2. Long-term debt to equity (Hutang Jangka Panjang Terhadap Ekuitas)


Long ­term liabilities
Long ­term debt ¿ equity= '
Shareholde r equity
Hutang jangka panjang
Hutang jangka panjang terhadap ekuitas=
Ekuitas pemegang saham

2019 2020
31.674 .891 29.065 .511
¿ ¿
35.891.924 37.434 .570
= 0,883 = 0,776
Dari hasil analisis diatas, dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2019 perusahaan menjaminkan
setiap 0,883 modal yang dimiliki untuk melakukan pinjaman jangka panjang perusahaan.
Pada tahun 2020, perusahaan menjaminkan 0,776 modal yang dimiliki untuk melakukan
pinjaman jangka pendek. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2020 pinjaman jangka
panjang perusahaan mengalami penurunan sehingga memiliki resiko kerugian yang lebih
kecil jika dibandingkan periode sebelumnya.

3. Times interest earned (Rasio Cakupan Bunga)


Income before taxed∧interest
¿ interest earned =
Interest expense
Pendaoatan sebelum pajak dan bunga
Rasio cakupan bunga=
Bebanbunga

2019 2020
3.195.775 3.488.650
¿ ¿
138.187 345.048
= 23,126 = 10,11
Dari hasil analisis diatas dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2019 pendapatan atau laba
operasi perusahaan 23 kali lebih besar dari beban bunga tahunannya yang artinya perusahaan
mampu membayar biaya bunga tambahan. Perusahaan ini tidak berisiko dan bank dapat
memberikan pinjamannya. Pada tahun 2020 pendapatan laba operasi perusahaan 10 kali lebih
besar dari beban bunga tahunannya. Jika dilihat secara langsung, besarnya time interest
earned tahun 2020 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan 2019. Hal ini menjadikan
perusahaan harus mampu meningkatkan laba operasinya, agar risiko kerugian dapat dihidari
dan bank tetap mau memberikan pinjaman.

Return on Investment
1. Return on assets (Return atas Jumlah Aset/Aktiva)
Net income+ Interest expense (1−tax rate)
Return on assets=
Average total assets
Lababersih+ Beban bunga(1−Tarif pajak )
Return atas jumlah aset=
Rata ­rata aset total

2019 2020
2.371.233+138.187(1−0,2) 2.674 .343+345.048(1−0,2)
¿ ¿
56.577 .224 78.906 .890
= 4,3% = 3,7%
Dari hasil perhitungan di atas, diketahui bahwa nilai ROA tahun 2019 lebih tinggi jika
dibandingkan dengan tahun 2020, hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2019 tingkat
pengoptimalan kinerja perusahaan dalam pemanfaatan aset untuk mendapatkan laba bersih
lebih baik jika dibandingkan tahun 2020 meskipun laba bersih yang diperoleh tahun 2020
lebih besar dari periode sebelumnya.

2. Return on common equity (ROE)


Net income
ROE=
Average shareholder s' equity
Lababersih setelah pajak
ROE=
Rata ­rataekuitas pemegang saham

2019 2020
2.371.233 2.674 .343
¿ ¿
17.945.962 18.717.285
= 13,21% = 14,29%
Dari analisis di atas dapat diketahui bahwa ROE tahun 2020 lebih tinggi jika dibandingkan
dengan tahun 2019. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2019 dan 2020 sebenarnya
belum cukup efektif dalam memperoleh pendapatan karena tingkat ROE tersebut masih
mendekati nol.

Operating Performance
1. Gross profit margin (Marin Laba Kotor)
Sales−Cost of sales
Gross profit margin= ×100 %
Sales
Penjualan−HPP
Margin laba kotor= ×100 %
Penjualan

2019 2020
40.368 .107−27.654 .124 35.171.668−23.554 .567
¿ × 100 % ¿ × 100 %
40.368 .107 35.171 .668
12.713 .983 11.617.101
¿ × 100 % ¿ × 100 %
40.368 .107 35.171.668
= 31,49% = 33,03%
Berdasakan perhitungan di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2019 besarnya gross profit
margin tidak terlalu tinggi atau hanya 31,49% yang menunjukkan bahwa perusahaan
menjalankan produksi dengan cukup efisien. Pada tahun 2020 besarnya gross profit margin
mengalami peningkatan hampir 2% yang menunjukkan bahwa proses produksi yang
dilakukan lebih efisien dari periode sebelumnya meskipun penjualan tahun 2020 lebih sedikit
dari 2019.

2. Operating profit margin (pretax) (Margin Pendapatan Operasi)


Operating protif margin=Income ¿ operations ¿
Sales
Pendapatan operasional
Margin pendapatan operasi=
Penjualan

2019 2020
3.333 .692 3.833 .698
¿ ¿
40.368 .107 35.171.668
= 8,2% = 10,9%
Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa tahun 2020 tingkat operating profit
margin mengalami peningkatan lebih dari 2% jika dibandingkan dengan periode sebelumnya,
sehingga perusahaan dapat disebut mampu mengalami pertumbuhan dan memiliki pure profit
yang baik. Di tahun 2020 perusahaan dapat dikatakan mampu lebih baik dalam menghasilkan
pendapatan yang besar dan mampu meminimalkan biaya operasional daripada 2019.

3. Pretax profit margin (Margin Laba Sebelum Pajak)


Income before income taxes
Pretax profit margin=
Sales
Pendapatan sebelum pajak pendapatan
Margin laba sebelum pajak=
Penjualan

2019 2020
3.195 .775 3.488 .650
¿ ¿
40.368 .107 35.171.668
= 7,9% = 9,92%
Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa tingkat pretax profit margin 2019 lebih
rendah jika dibandingkan dengan 2020. Pendapatan sebelum pajak yang dihasilkan pada
tahun 2020 lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2019, meskipun besarnya penjualan
lebih rendah.

4. Net profit margin (Margin Laba Bersih)


Net income
Net profit margin=
Sales
Pendapatan
Margin pendapatan bersih=

2019 2020
❑ ❑
❑ ❑
= net income / sales = net income / sales
= 2.371.233 / 40.368.107 = 2.674.343 / 35.171.668
= 5,87% = 7,6%
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa pada tahun 2019 tingkat net
profit margin sebesar 5,87% dan mengalami peningkatan pada tahun 2020 menjadi 7,6%. Hal
ini menunjukkan bahwa PT Semen Indonesia (Persero) Tbk lebih efektif dan efisien
dalammengendalikan pengeluaran selama proses produksi.

Sumber data yang digunakan dalam analisis :


1. Laporan Keuangan Tahunan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk 2019 & 2020
2. Yahoo Finance

Anda mungkin juga menyukai