Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 2

ANALISIS KASUS BISNIS

Nama Mahasiswa : ABDULLAH

Nomer Induk Mahasiswa / NIM : 041465539

Kode/ Nama Mata Kuliah : EKMA4478/ Analisis Kasus Bisnis

Nama UPBJJ : 90/ Luar Negri

Masa Ujian : 2022.1

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
TUGAS 2

ANALISIS KASUS BISNIS

Capaian Pembelajaran : Mahasiswa diharapkan mampu menganalisis perencanaan proses


dan penentuan lokasi fasilitas dengan menggunakan metode-metode pemilihan
lokasi

Indikator : Mampu menjelaskan penentuan lokasi

PT. JAYA CELLINDO

PT. Jaya Cellindo merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri elektronik yang
telah berdiri sejak tahun 1995. Sejak didirikan, PT. Jaya Cellindo memproduksi berbagai macam
alat elektronik, antara lain televisi, audio-video player, lemari es, dan mesin cuci. Sejak tahun
2004, perusahaan ini melebarkan lini produksinya dengan mulai memproduksi handphone.
Salah satu tipe handphone yang diproduksi adalah jenis T170 yang diluncurkan sejak tahun
2012. Handphone ini didesain sesuai dengan selera anak muda dengan model futuristic dalam
berbagai pilihan warna. Handphone ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan
handphone sekelasnya antara lain kamera 8 MP, perekam video dan foto yang dilengkapi zoom,
kapasitas memori besar dan layar sentuh yang sangat sensitif. Fitur lain yang dimiliki adalah
mampu menampung berbagai jenis permainan serta musik dengan suara yang jernih.
Menanggapi animo masyarakat yang cukup tinggi terhadap produk ini terutama di
kalangan kawula muda, PT. Jaya Cellindo berencana untuk memperbesar produksinya sekaligus
untuk menciptakan handphone-handphone terbaru dengan berbagai kelebihan. Untuk itu, PT.
Jaya Cellindo akan membuka pabrik baru yang diperkirakan mampu berproduksi pada kapasitas
20.000 unit per tahun. Terdapat empat alternatif lokasi yang dapat dipilih, yaitu di Bekasi,
Medan, Surabaya, dan Bogor. Pihak manajemen harus menentukan kota manakah yang harus
dipilih yang dapat menghemat pengeluaran perusahaan. Untuk menghitung biaya produksi di
tiap-tiap lokasi, maka pihak manajemen menentukan biaya tetap dan biaya variabel di tiap kota
sebagai berikut:

Nama Kota Biayatetap/tahun Biayavariabel/unit


Bekasi Rp80.000.000,- Rp250.000,-
Medan Rp75.000.000,- Rp250.000,-
Surabaya Rp50.000.000,- Rp270.000,-
Bogor Rp40.000.000,- Rp260.000,-

PERTANYAAN:
Skor
1. Tentukan lokasi pembukaan pabrik baru mana yang 25
sebaiknya dipilih dengan mempertimbangkan biaya tetap
dan biaya variabel di tiap-tiap lokasi!

*) Coret yang tidakperlu


Jawab :

1. Terdapat 3 model sediaan untuk permintaan bebas yaitu sebagai berikut:

a) Model dasar Economic Order Quantity (EOQ) merupakan salah satu teknik
pengendalian sediaan tertua dan banyak dikenal. Tehnik ini relatif mudah digunakan, tetapi
menggunakan asumsi-asumsi:

 Tingkat permintaan diketahui dan bersifat konstan


 Lead time diketahui dan bersifat konstan
 Sediaan diterima dengan segera dan dalam satu waktu
 Tidak ada diskon
 Biaya variabel yang muncul hanya biaya pemasangan atau pemesanan dan biaya
penyimpanan
 Keadaan kehabisan stok dapat dihindari apabila pemesanan dilakukan pada waktu
yang tepat

b) Economic Production Quantity (EPQ) . Model ini dapat diterapkan ketika sediaan
secara terus menerus mengalir atau berbentuk sepanjang suatu periode waktu setelah
dilakukan pemesanan atau ketika produk diproduksi dan dijual pada saat yang bersamaan.

c) Model Quantity Discounts merupakan pengurangan harga (P) untuk barang yang dibeli
dengan jumlah yang lebih besar. Potongan harga ini kadang kala bervariasi untuk
pembelian dalam jumlah yang lebih besar.

2. Tentukan lokasi pembukaan pabrik baru mana yang sebaiknya dipilih dengan
mempertimbangkan biaya tetap dan biaya variabel di tiap-tiap lokasi!

Nama Kota Biaya tetap/tahun Biaya variabel/unit

Bekasi Rp80.000.000,- Rp250.000,-


Medan Rp75.000.000,- Rp250.000,-
Surabaya Rp50.000.000,- Rp270.000,-
Bogor Rp40.000.000,- Rp260.000,-

Perhitungan penentuan lokasi sebagai berikut :


Bekasi ; biaya total = Rp 80.000.000 + Rp 250.000 (20.000)
= Rp 80.000.000 + Rp 5.000.000.000
= Rp 5.080.000.000

Medan ; biaya total = Rp 75.000.000 + Rp 250.000 (20.000)


= Rp 75.000.000 + Rp 5.000.000.000
= Rp 5.075.000.000

Surabaya; biaya total = Rp 50.000.000 + Rp 270.000 (20.000)


= Rp 50.000.000 + 5.400.000.000
= Rp 5.450.000.000

Bogor ; biaya total = Rp 40.000.000 + Rp 260.000 (20.000)


= Rp 40.000.000 + Rp 5.200.000.000
= Rp 5.240.000.000

Jadi apabila PT. Jaya Cellindo akan berproduksi pada tingkat produksi 20.000 unit per
tahun maka di MEDAN merupakan pilihan yang paling tepat karena biaya totalnya yang
paling murah dan dapat menghemat peneluaran perusahaan.

Sumber : Ali Muktiyanto, M. H. (2014). EKMA4478 – Analisis Kasus Bisnis. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai