Anda di halaman 1dari 34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian dan Analisis Data
1. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran yang dianalisis adalah RPP yang disusun guru
pengampu mata pelajaran biologi, untuk mengetahui kelengkapan komponen RPP
dengan berpedoman pada Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang standar proses.
Hasil analisis menunjukkan bahwa RPP yang disusun guru Biologi kelas X di MAN
1 Cirebon telah memenuhi ketercapaian 87,09% dengan kriteria baik. Sementara itu,
RPP yang disusun guru Biologi kelas X di MAN 3 Cirebon juga telah memenuhi
ketercapaian 87,09% dengan kriteria baik. Hasil secara lengkap dapat dilihat pada
Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Analisis RPP
No Kelengkapan Isi Komponen RPP MAN 1 MAN 3
Cirebon Cirebon

I Pendahuluan a. Identitas Sekolah Ada Ada


b. Mata Pelajaran Ada Ada
c. Kelas/Semester Ada Ada
d. Materi Pokok Ada Ada
e. Lokasi Waktu Ada Ada
f. Kompetensi Inti Ada Ada
g. Kompetensi Dasar Ada Ada
h. Indikator Pencapaian Ada Ada
kompetensi
i. Tujuan pembelajaran Ada Ada
j. Materi Pembelajaran Ada Ada
k. Metode Pembelajaran Ada Ada
II Langkah- Kegiatan Pendahuluan :
langkah a. Orientasi Ada Ada
Pembelajaran b. Apersepsi Ada Ada
c. Motivasi Ada Ada
d. Pemberian Acuan Tidak Ada Tidak Ada
Kegiatan Inti :
a. Mangamati Ada Ada
Stimulation
(stimulasi/pemberian
rangsangan)
b. Menanya Ada Ada

60
61

Problem Statement
(pertanyaan/identifikasi
masalah)
c. Mengumpulkan Ada Ada
Informasi atau
Mengekspolasi
Data Collection
(pengumpulan data)
d. Mengasosiasi atau Ada Ada
Menganalisis
Data Processing
(mengolah data) dan
Verification
(pembuktian)
e. Mengomunikasikan Ada Ada
Generalization (menarik
kesimpulan)
Kegiatan Penutup :
a. Penyimpulan Ada Ada
b. Melakukan refleksi Ada Ada
c. Memberi umpan balik Ada Ada
d. Melakukan kegiatan Tidak Ada Tidak Ada
tindak lanjut dan
menyampaian rencana
pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya
e. Menutup pembelajaran Tidak Ada Tidak Ada
dengan mengucap salam
III Sumber a. Media Ada Ada
belajar b. Alat/Bahan Ada Ada
c. Buku Ada Ada
IV Penilaian a. Teknik Penilaian Ada Ada
b. Instrumen Penilaian Ada Ada
c. Pembelajaran Remedial Tidak Ada Tidak Ada
dan Pengayaan
Jumlah komponen yang ada pada instrumen 27 27
Jumlah seluruh komponen pada instrumen 31 31
Persentase Kelengkapan RPP 87,09% 87,09%
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan peneliti mengamati dan mengambil
data dari salah satu kelas tingkat X di MAN 1 Cirebon yaitu kelas X MIA 3 dan di
MAN 3 Cirebon yaitu kelas X MIA 1. Hasil analisis pada RPP MAN 1 Cirebon dan
62

MAN 3 Cirebon menunjukan komponen yang sama. Setelah melakukan analisis


penelitian, maka peneliti memperoleh data sebagai berikut:
a. Komponen Pendahuluan
1) Identitas Sekolah terisi sebagaimana lazimnya format RPP yang tertera
dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses.
2) Mata Pelajaran sudah terisi sesuai dengan mata pelajaran yang ada.
3) Kelas/Semester telah terisi sesuai dengan kelas dan semester yang aktual.
4) Materi pokok telah terisi sesuai dengan yang ada pada Kurikulum 2013
revisi.
5) Alokasi waktu telah terisi sesuai dengan jumlah pertemuan yang pembagian
waktunya dalam setiap kegiatan.
6) Kompetensi Inti telah terisi sesuai dengan kompetensi inti yang ada pada
Kurikulum 2013 revisi.
7) Kompetensi Dasar telah terisi sesuai dengan kompetensi dasar yang ada
pada Kurikulum 2013 revisi.
8) Indikator telah terisi sebagai pengembangan dari Kompetensi Dasar.
9) Tujuan pembelajaran telah terisi sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
akan disampaikan.
10) Materi pembelajaran telah terisi sesuai dengan yang ada pada Kurikulum
2013 revisi.
11) Metode pembelajaran telah terisi, tetapi tidak variatif hanya ceramah,
diskusi, penugasan dan praktikum.
b. Langkah-langkah pembelajaran, meliputi :
1) Kegiatan Pendahuluan, dalam dokumen RPP guru telah berperan sesuai
dengan aturan penyusunan kegiatan awal dalam RPP Kurikulum 2013
revisi.
2) Kegiatan Inti, dalam dokumen RPP kegiatan inti sesuai dengan karakteristik
dari setiap bagian RPP Kurikulum 2013 revisi, guru menggali pengetahuan
peserta didik untuk memecahkan masalah yang tumbuh dari peserta didik.
3) Penutup dalam dokumen RPP sudah tercantum, sudah sesuai dengan aturan
pada Permendikbud No.22 tahun 2016.
c. Sumber Belajar sudah terisi sesuai dengan media, alat/bahan dan sumbernya.
63

d. Penilaian dalam RPP masih kurang jelas, karena tidak ada rubik penilaian,
perhitungan nilai, remidial, dan pengayaan untuk mengetahui hasil belajar
peserta didik.
Hasil analisis pada RPP MAN 1 Cirebon dan MAN 3 Cirebon menunjukan
komponen yang sama. Namun terdapat beberapa perbedaan RPP di MAN 1 Cirebon
dan MAN 3 Cirebon pada bagian penyusunan perumusan indikator dan penilain.
Pada perumusan indikator MAN 1 Cirebon belum mencakup tingkat pencapaian
kompetensi dan materi pembelajaran karena ada submateri yang belum tercantum
dalam indikator yaitu submateri daur biogeokimia. Pada MAN 3 Cirebon penilaian
yang disusun dalam RPP hanya ada penilaian kognitif dan afektif, belum adanya
penilaian psikomotorik. Hasil analisis perbedaan dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Analisis Perbedaan RPP

No Aspek MAN 1 Cirebon MAN 3 Cirebon

1. Perumusan  Menggunakan kata kerja  Menggunakan kata kerja


Indikator operasional yang dapat operasional yang dapat
diamati dan diukur. diamati dan diukur.
 Mencakup tingkat
pencapaian kompetensi dan
materi pembelajaran.
2. Penilaian  Kognitif: tes.  Kognitif: tes.
 Afektif: penilaian sikap,  Afektif: penilaian sikap.
penilain diskusi.
 Psikomotorik: penilaian
kinerja, penilaian
proyek, penilaian
presentasi.
Berdasarkan hasil wawancara, guru kelas X MAN 1 Cirebon menyusun RPP
secara bersama-sama dengan guru Biologi lain di sekolah namun dimodifikasi lagi
oleh guru menyesuaikan keadaan pesera didik. Penyusunan RPP yang dilakukan guru
kelas X MAN 1 Cirebon berpedoman pada contoh RPP mata pelajaran wajib seperti
Matematika, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia dan dari pelatihan yang diadakan
sekolah. Guru kelas X MAN 3 Cirebon menyusun RPP secara mandiri berpedoman
pada dokumen-dokumen pemerintah dan dari pelatihan yang dilakukan di sekolah.
Berdasarkan hasil wawancara, guru memiliki kendala dalam penyusunan RPP.
Kendala yang dialami guru MAN 1 Cirebon dalam penyusunan RPP adalah
64

penyusunan RPP membutuhkan waktu yang lama karena format RPP yang sedikit
berbeda dengan RPP pada KTSP sehingga guru perlu beradaptasi terlebih dahulu.
Kendala lain yang dirasakan adalah guru masih kesulitan dalam membedakan materi
yang termasuk fakta, konsep, prinsip, dan prosedural. Kendala yang dialami guru
MAN 3 Cirebon dalam penyusunan RPP adalah merancang pembelajaran agar siswa
mampu menemukan sendiri konsep materi yang dipelajari. Selain itu guru juga
memiliki kendala dalam menuliskan kalimat dalam RPP agar mudah dipahami
sehingga orang yang membaca juga dapat memahami maksud yang ada pada RPP.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran yang diobservasi adalah kegiatan pembelajaran yang
dilakukan guru kelas X dengan berpedoman pada Permendikbud No. 22 Tahun 2016
tentang standar proses. Observasi dilakukan selama materi ekosistem. Hasil
observasi menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran di MAN 1 Cirebon dan
MAN 3 Cirebon berjalan dengan kriteria baik. Hasil Observasi pelaksanaan
pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
MAN 1 Cirebon MAN 3 Cirebon
Pertemuan ke-1 74,07% 85,18%
Pertemuan ke-2 81,48% 85,18%
Pertemuan ke-3 85,18% 88,88%
Rata-rata 80,24% 86,41%

Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran


Persentase hasil observasi

95.00%
88.88%
90.00% 85.18% 85.18% 85.18% 86.41%
85.00% 81.48% 80.24%
80.00%
74.07%
75.00%
70.00%
65.00%
Pertemuan-1 Pertemuan-2 Pertemuan-3 rata-rata

Pertemuan Pembelajaran
MAN 1 Cirebon MAN 3 Cirebon

Grafik 4.1 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran


Pelaksanaan pembelajaran di MAN 1 Cirebon pada pertemuan pertama
memenuhi ketercapaian 74,07%, pada pertemuan kedua memenuhi ketercapaian
81,48%, dan pada pertemuan ketiga memenuhi ketercapaian 85,18%. Sehingga rata-
65

rata ketercapaian pelaksanaan pembelajaran MAN 1 Cirebon adalah 80,24% dengan


kriteria baik.Pelaksanaan pembelajaran di MAN 3 Cirebon pada pertemuan pertama
memenuhi ketercapaian 85,18%, pada pertemuan kedua memenuhi ketercapaian
85,18%, dan pada pertemuan ketiga memenuhi ketercapaian 88,88%. Sehingga rata-
rata ketercapaian pelaksanaan pembelajaran MAN 3 Cirebon adalah 86,41% dengan
kriteria baik.
Pelaksanaan pembelajaran Biologi di MAN 1 Cirebon dan MAN 3 Cirebon
secara umum telah sesuai dengan RPP yang telah disusun. Guru berusaha untuk
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP agar pembelajaran berlangsung
secara terorganisir.
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Orientasi
Hasil observasi menunjukkan bahwa guru Biologi MAN 1 Cirebon dan
MAN 3 Cirebon telah melakukan pembukaan dengan salam dan berdo’a
untuk memulai pelajaran. Guru memeriksa kehadiran peserta didik. Guru
menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
2) Apersepsi
Hasil observasi di MAN 1 Cirebon menunjukkan bahwa pada pertemuan
pertama guru hanya mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan
pelajaran yang akan dilakukan. Sedangkan pada pertemuan kedua dan ketiga
guru mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi sebelumnya dan mengingatkan
kembali materi prasyarat dengan cara bartanya. Hasil observasi di MAN 3
Cirebon menunjukkan bahwa guru mengajukan pertanyaan yang ada
keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan, guru mengaitkan
materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik
dengan materi sebelumnya, dan mengingatkan kembali materi prasyarat
dengan cara bartanya selama pembelajran pada pertemuan pertama, kedua,
dan ketiga.
3) Memotivasi siswa untuk melibatkan diri dalam pembelajaran
Hasil observasi di MAN 1 Cirebon dan MAN 3 Cirebon menunjukkan
bahwa guru sudah memberikan motivasi kepada siswa untuk melibatkan diri
66

dalam pembelajaran dengan cara mengajukan pertanyaan dan memberikan


gambaran tentang manfaat mempelajari pelajran yang akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hasi. Namun, guru belum mengarahkan siswa untuk
mengetahui tujuan pembelajran pada pertemuan yang berlansung.
4) Pemberian Acuan
Hasil observasi di MAN 1 Cirebon dan MAN 3 Cirebon menunjukkan bahwa
guru sudah melakukan pembagian kelompok belajar dan menjelaskan
mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran. Namun, guru belum memberitahu materi pelajaran yang akan
dibahas pada pertemuan saat itu dan memberitahu KD yang akan dicapai.
b. Kegiatan Inti
1) Penerapan pendekatan saintifik
Hasil observasi di MAN 1 Cirebon menunjukkan bahwa pembelajaran
menggunakan pendekatan saintifik di kelas belum berjalan dengan optimal
pada pertemuan pertama, karena langkah pendekatan saintifik belum
seluruhnya muncul. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru di kelas
masih menggunakan metode konvensional seperti ceramah sehingga masih
berpusat pada guru. Namun demikian, pendekatan saintifik berjalan dengan
optimal pada pertemuan kedua dan ketiga, ketika pembelajaran melakukan
observasi ekosistem diluar kelas karena langkah pendekatan saintifik telah
muncul mulai dari mengamati hingga mengkomunikasikan.
Hasil observasi di MAN 1 Cirebon dan MAN 3 Cirebon secara umum
menunjukkan bahwa pendekatan saintifik telah berjalan dengan optimal
karena langkah pendekatan saintifik telah muncul mulai dari mengamati
hingga mengkomunikasikan. Proses pembelajaran yang dilakukan guru telah
berpusat pada siswa karena menggunakan metode diskusi. Siswa menjadi
lebih aktif dalam proses pembelajaran dan guru mampu berperan sebagai
fasilitator.
Kegiatan inti mengamati terlihat saat peserta didik diberi motivasi atau
rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik materi dan guru
memfasilitasi peserta didik untuk mengamati dan melatih peserta didik
menyimak (melihat, membaca dan mendengar) hal yang penting dari suatu
benda atau objek pada topik materi. Kegiatan menanya terlihat ketika guru
67

memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak


mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan apa yang sudah dilihat, disimak,
dibaca atau didengar kemudian guru melatih peserta didik untuk mengajukan
pertanyaan tentang materi. Kegiatan mengumpulkan informasi terlihat ketika
peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab
pertanyaan yang telah diidentifikasi melalui berbagai sumber (membaca buku
teks, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti atau melakukan
eksperimen) dan siswa melakukan wawancara atau tanya jawab dengan
narasumber, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati
objek/kejadian, dan mencoba menginterprestasikannya. Kegiatan
mengasosiasi terlihat ketika peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi
untuk mengolah data hasil pengamatan dan peserta didik memperifikasi hasil
pengamatannya dengan data-data atau teori dari buku sumber. Kegiatan
mengkomunikasikan terlihat ketika peserta didik dapat menuliskan atau
mengemukakan pendapat mengenai apa yang ditemukan pada kegiatan
mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Terakhir peserta
didik mempresentasikan hasil pengamatan dan menyimpulkan berdasarkan
hasil analisa secara lisan, tertulis atau media lainnya
Hasil wawancara menunjukkan bahwa guru MAN 1 Cirebon dan MAN 3
Cirebon telah memahami pendekatan saintifik dalam kurikulum 2013 revisi
karena sebenarnya pendekatan saintifik sudah ada sejak lama dalam
pembelajaran Biologi. Hasil wawancara dengan siswa menunjukkan bahwa
guru telah memfasilitasi pembelajaran saintifik mulai dari langkah mengamati
hingga mengkomunikasikan.
2) Menggunakan metode pembelajaran yang tepat, bervariasi, menyenangkan,
memfasilitasi pendekatan saintifik, dan memfasilitasi siswa untuk
mengembangkan karakter.
Hasil observasi di MAN 1 Cirebon menunjukkan bahwa metode
pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran yang
dilakukan di dalam kelas menggunakan metode yang cukup tepat. Metode
yang digunakan guru dalam proses pembelajaran di kelas adalah ceramah,
diskusi, dan praktikum dilapangan. Ketika pembelajaran, semua indikator
dapat terpenuhi. Hasil wawancara dengan guru diperoleh informasi bahwa
68

materi pembelajaran yang sangat banyak dan waktu yang terbatas membuat
guru harus mengejar materi sehingga tidak setiap saat menggunakan metode
pembelajaran yang dapat memfasilitasi pendekatan saintifik agar dapat
mengefektifkan waktu. Hasil wawancara dengan siswa diperoleh informasi
bahwa metode yang digunakan guru dalam mengajar seringkali menggunakan
ceramah sehingga siswa merasa kurang termotivasi.
Hasil observasi di MAN 3 Cirebon menunjukkan bahwa guru sering
menggunakan metode diskusi, ceramah, dan praktikum sehingga metode-
metode tersebut tepat, bervariasi, menyenangkan memfasilitasi pendekatan
saintifik, dan memfasilitasi siswa untuk mengembangkan karakter. Hasil
wawancara dengan guru diperoleh informasi bahwa guru selalu berusaha
menggunakan metode yang dapat memfasilitasi pendekatan saintifik dalam
setiap pertemuan. Hasil wawancara dengan siswa diperoleh informasi bahwa
guru sering menggunakan metode diskusi kelompok dan kadang-kadang pada
materi tertentu terdapat kegiatan praktikum sehingga siswa merasa senang
dan termotivasi dalam pembelajaran.
3) Sumber dan media pembelajaran
Hasil observasi di MAN 1 Cirebon dan MAN 3 Cirebon menunjukkan
bahwa sumber dan media pembelajaran yang digunakan sudah tepat, lebih
dari satu jenis, dan mengembangkan karakter siswa. Media tersebut
diantaranya presentasi power point dan charta, sedangkan sumber belajar
yang digunakan yaitu buku paket Biologi, lembar kerja, dan lingkungan
sekitar.
4) Kegiatan pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menantang, memotivasi,
dan menyenangkan.
Hasil observasi di MAN 1 Cirebon menunjukkan bahwa proses
pembelajaran di kelas telah menunjukkan kegiatan pembelajaran yang
interaktif, inspiratif, menantang, memotivasi, dan menyenangkan. Tetapi guru
sesekali menggunakan metode ceramah sehingga kegiatan pembelajaran
terlihat monoton. Namun, ketika pembelajaran praktikum di lingkungan
sekitar, kegiatan pembelajaran berlangsung lebih interaktif, inspiratif,
menantang, memotivasi, dan menyenangkan.
69

Kegiatan pembelajaran yang interaktif terlihat saat siswa berinteraksi


dengan baik dengan guru dan siswa yang lain. Kegiatan pembelajaran yang
inspiratif terlihat saat guru ikut berjalan kesekitar sekolah dan memberikan
contoh simbiosis. Kegiatan pembelajaran yang menantang terlihat saat siswa
dihadapkan pada penyelesaian tugas yang harus dikerjakan. Kegiatan
pembelajaran yang menyenangkan terlihat saat siswa dapat belajar dengan
senang dan tanpa tekanan. Kegiatan pembelajaran yang memotivasi terlihat
saat guru mendorong dan memberi semangat pada siswa untuk berani
mengekspresikan dan mengaktualisasikan diri, dan menyelesaikan tugas
dengan baik.
Berdasarkan hasil wawancara, guru mengungkapkan bahwa untuk
menciptakan kegiatan yang interaktif, inspiratif, menantang, memotivasi, dan
menyenangkan, biasanya guru menggunakan metode praktikum atau
cooperative learning. Namun, berdasarkan hasil wawancara dengan siswa,
kegiatan pembelajaran terkadang membosankan sehingga siswa kurang
termotivasi pada saat pembelajaran Biologi.
Hasil observasi di MAN 3 Cirebon menunjukkan bahwa kegiatan
pembelajaran telah berlangsung interaktif, inspiratif, menantang,
menyenangkan, dan memotivasi. Guru menggunakan metode diskusi dan
praktikum dalam proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang interaktif
terlihat saat siswa berinteraksi dengan guru dan siswa lain. Kegiatan
pembelajaran yang inspiratif terlihat saat guru mendorong dan memicu
peserta didik untuk mencari dan menemukan hal-hal baru yang inovatif
terkait materi yang dipelajari. Kegiatan pembelajaran yang menantang terlihat
saat siswa dihadapkan pada permasalahan yang ada pada lembar diskusi pada
materi ekosistem. Kegiatan pembelajaran yang menyenangkan terlihat saat
siswa dapat belajar dengan senang dan tanpa tekanan. Kegiatan pembelajaran
yang memotivasi terlihat saat guru mendorong dan memberi semangat pada
siswa untuk berani mengemukakan pendapat atau pertanyaan dan
menyelesaikan tugas dengan baik.
Berdasarkan hasil wawancara, guru mengungkapkan bahwa untuk
menciptakan kegiatan yang interaktif, inspiratif, menantang, memotivasi, dan
menyenangkan, biasanya guru mengajak siswa untuk melakukan
70

pembelajaran di luar kelas atau dengan praktikum. Hasil wawancara dengan


siswa, kegiatan pembelajaran sudah berlangsung secara menyenangkan dan
siswa lebih senang ketika melakukan pembelajaran di luar kelas atau
praktikum.

5) Penguasaan Materi Pembelajaran


Hasil observasi di MAN 1 Cirebon menunjukkan bahwa guru telah
menguasai materi pembelajaran dengan baik. Guru telah mampu menjelaskan
meteri dengan cukup jelas. Selain itu, guru memberikan contoh-contoh atau
mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari dan mampu menjawab
pertanyaan siswa dengan baik.
Hasil observasi di MAN 3 Cirebon menunjukkan bahwa guru sangat
menguasai materi pembelajaran. Guru mampu menjelaskan materi dengan
jelas tanpa harus selalu merujuk pada buku, mampu mengaitkan materi
dengan kehidupan sehari-hari, dan mampu menjawab pertanyaan siswa
dengan baik. Guru juga selalu memberikan tambahan penjelasan dan
melakukan koreksi terhadap penjelasan siswa yang kurang tepat.
6) Interaksi dalam Pembelajaran
Hasil observasi di MAN 1 Cirebon dan MAN 3 Cirebon menunjukkan
bahwa interaksi yang berlangsung secara multiarah yaitu dari guru ke siswa,
siswa ke guru, dan dari siswa ke siswa. Pembelajaran yang berlangsung
menggunakan metode diskusi dan praktikum sehingga siswa dapat
berinteraksi dengan guru dan siswa yang lain.
c. Kegiatan Penutup
Hasil observasi di MAN 1 Cirebon dan MAN 3 Cirebon menunjukkan
bahwa ketika pembelajaran di kelas pada kegiatan penutup, guru telah
membuat rangkuman dan simpulan pelajaran. Guru telah melakukan refleksi
terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakandan merencanakan kegiatan tindak
lanjut dalam bentuk tugas kelompok serta menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Guru menutup pelajaran dengan
mengucapkan salam.
d. Penilaian
71

Hasil observasi di MAN 1 Cirebon dan MAN 3 Cirebon menunjukkan


bahwa guru belum melakukan penilaian pada saat pembelajaran berlangsung
sesuai dengan RPP. Guru sebenarnya telah menyusun RPP lengkap dengan
penilaian untuk mengukur sikap, pengetahuan, dan katerampilan, tetapi guru
masih terkendala pada sulitnya mengatur waktu pada saat proses pembelajaran
berlangsung jika sambil melakukan penilaian.
e. Peran Guru dalam Pembelajaran
Hasil observasi di MAN 1 Cirebon dan MAN 3 Cirebon menunjukkan
bahwa guru mampu berperan sebagai sumber belajar, fasilitator, dan
pembimbing. Peran guru sebagai sumber belajar terlihat saat guru mampu
menguasai materi pembelajaran. Peran guru sebagai fasilitator terlihat saat guru
mampu memanfaatkan berbagai sumber dan media belajar. Peran guru sebagai
pembimbing terlihat saat guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan
belajar.
3. Kurikulum 2013 Edisi Revisi
Berdasarkan wawancara yang dilakukan di MAN 1 Cirebon, guru biologi kelas
X (responden 1) menyatakan bahwa kurikulum 2013 revisi ini merupakan
penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 2013. Tidak terdapat
banyak perubahan hanya penyempurnaan. Penyempurnaan tersebut antara lain yaitu,
pertama guru biologi hanya melakukan penilaian untuk KI 3 dan 4 sedangkan
penilaian KI 1 dan 2 dipegang oleh mata pelajaran agama, PPKN, dan budi pekerti.
Kedua, terdapat pertukaran materi pada BAB atau pada semester tertentu. Kemudian
yang ketiga untuk penyebutan Ulangan Harian (UH) menjadi Penilaian Harian (PH),
UAS menjadi Penilaian Akhir Semester untuk semester 1 dan Penilaian Akhir
Tahun (PAT) untuk semester 2, dan sudah tidak ada lagi UTS karena langsung ke
penilaian akhir semester. Pendapat tersebut diperjelas oleh guru biologi lain
(responden 2) yang menyatakan bahwa terdapat pertukaran materi yang sebelumnya
berada disemester satu kemudian berada disemester dua, atau sebaliknya. Dan ada
juga yang semula disampaikan terlebih dahulu pada BAB pertama kemudian
sekarang menjadi BAB kedua. Seperti pada materi keanekaragaman hayati sekarang
berada di semester satu. kemudian materi tersebut sekarang KD nya dipisahkan
menjadi dua yaitu ada KD kenekaragaman hayati dan KD klasifikasi makhluk
hidup. Menurut WK kurikulum (responden 3) menyatahan bahwa memang untuk
72

penilaian KI 1 dan 2 sekarang dikembalikan lagi kepada bidangnya yaitu guru PKN,
budi pekerti, dan keagamaan. Keagamaan disekolah ini sendiri ada empat mata
pelajaran yaitu fiqih, qur’an hadist, sejarah kebudayaan islam, dan akidah akhlak.
Kemudian selain itu perubahan dikurikulum 2013 revisi yaitu silabus yang dibuat
guru menjadi lebih ramping. Hanya terdapat 3 kolom meliputi KD, materi
pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan di MAN 3 Cirebon, guru biologi kelas
X (responsen 1) menyatakan bahwa kurikulum 2013 revisi adalah pengembangan
dari kurikulum sebelumnya tetapi untuk sikap religius dan sikap sosial pada
Kurikulum 2013 revisi saat ini dipegang oleh mata pelajaran agama dan PPKN,
mata pelajaran biologi tidak diterapkan penilaian sikap religius dan sikap sosial
kedalam RPP namun pada pembelajarannya diterapkan. Pendapat tersebut
dilengkapi oleh guru biologi lain (responden 2) yang menyatakan bahwa perubahan
kurikulum 2013 revisi yaitu terminologi Ulangan Harian (UH) menjadi Penilaian
Harian (PH), UAS menjadi Penilaian Akhir Semester untuk semester 1 dan
Penilaian Akhir Tahun (PAT) untuk semester 2. Dan sudah tidak ada lagi UTS,
langsung ke penilaian akhir semester. Menurut WK kurikulum 2 (responden 3)
menyatakan bahwa tidak ada perubahan format RPP karena masih menggunakan
Permendikbud No 22 Tahun 2016. Hanya format silabus lebih ramping terdapat 3
kolom meliputi kompetensi dasar, materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan di dua sekolah, dapat
diinterpretasikan bahwa kurikulum 2013 edisi revisi merupakan perubahan dari
kurikulum sebelumnya terutama berkaitan dengan empat standar yaitu standar
kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian pendidikan.
Perubahan tersebut dilakukan berdasarkan hasil analisis dari berbagai kebutuhan
peserta didik, baik kebutuhan hidup (bekerja) maupun untuk mengebangkan diri
sesuai dengan pendidikan seumur hidup. Beberapa perubahan yang terjadi dalam
mata pelajaran biologi berdasarkan kurikulum 2013 revisi antara lain sebagai
berikut:
a. Guru mata pelajaran biologi hanya melalukan penilaian untuk KI 3 dan KI 4.
Karena penilain untuk KI 1 dan KI 2 dilakukan oleh guru mata pelajarn PPKN,
agama, dan budi pekerti
73

b. Terdapat beberapa perubahan penempatan materi yang semula berada di


semester ganjil kemudian sekarang berada di semester genap, atau sebaliknya.
c. Silabus lebih ramping hanya terdapat 3 kolom meliputi KD, materi
pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran
d. Perubahan terminologi Ulangan Harian (UH) menjadi Penilaian Harian (PH),
UAS menjadi Penilaian Akhir Semester untuk semester 1 dan Penilaian Akhir
Tahun (PAT) untuk semester 2. Dan sudah tidak ada lagi UTS, langsung ke
penilaian akhir semester.
Menurut E Mulyasa (2018:1) menjelaskan bahwa revisi kurikulum 2013
merupakan perubahan kurikulum yang disesuaikan dengan penataan Standar
Nasional Pendidikan (SNP), terutama Standar Kompetensi Lulisam (SKL), Standar
Isi (SI), Standar Proses (SP), dan Standar Penilaoian Pendidikan (SPP). Kurikulum
2013 revisi merupakan wujud penyempurnaan kurikulum berbasis karakter sekaligus
berbeasis kompetensi, dan diberlakukan secara berangsur-angsur tahun ajaran
2017/2018, yakni pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Berdasarkan hasil wawancara di MAN 1 Cirebon, guru kelas X (responden 1)
menyatakan bahwa kelebihan kurikulum 2013 edisi revisi menjadikan siswa lebih
dominan untuk mencari pemahaman materi. Siswa dituntut lebih aktif dalam
pembelajaran di kelas. Pembelajaran berpusat pada siswa bersifat kontekstual dengan
metode pembelajaran yang lebih bervariasi. Kemudian juga adanya penilaian dari
semua aspek bukan hanya didapat dari nilai ulangan saja. Menurut guru biologi lain
(responden 2) menyatakan bahwa hal yang paling menarik dari kurikulum 2013 ini
adalah sangat tanggap terhadap fenomena dan perubahan sosial. Hal ini mulai dari
perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global. Pendapat
mengenai kelebihan kurikulum 2013 edisi revisi ditambahkan oleh WK Kurikulum
(responsen 3) yang menjelaskan bahwa kelebihan menerapkan kurikulum 2013 revisi
disekolah ini adalah adanya pengembangan karakter siswa yang sudah diintegrasikan
dalam semua program studi yang ada. Kelebihan kurtilas revisi juga dapat
meningkatkan motivasi mengajar guru dengan meningkatkan kompetensi profesi,
pedagogi, sosial dan personal. Didalam kelas guru berperan sebagai fasilitator, maka
diharapkan kreatifitas guru akan semakin meningkat. Kemudian efisiensi dalam
manajemen sekolah contohnya dalam pengadaan buku, dimana buku sudah disiapkan
dari pusat.
74

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di MAN 3 Cirebon, guru biologi


kelas X (responsen 1) menyatakan bahwa kelebihan kurtilas revisi yaitu siswa
dituntut lebih aktif dalam pembelajaran di kelas karena pembelajaran dituntut
berpusat pada siswa bukan pada guru. Pembelajaran dikelas juga bersifat kontekstual
dengan lebih tanggap terhadap fenomena perubahan sosial yang terjadi sekarang.
Menurut guru biologi lain (responden 2) menyatakan bahwa kelebihan terdapat pada
penilaian yang dilakukan tidak hanya menuntut penilaian koognitif saja tetapi juga
aspek afektif dan psikomotor. Pendapat mengenai kelebihan kurikulum 2013 edisi
revisi ditambahkan oleh WK Kurikulum 2 (responsen 3) yang menjelaskan bahwa
dikurikulum 2013 revisi telah dimunculkan pendidikan karakter dan pendidikan budi
pekerti yang telah diintegrasikan ke dalam semua program studi. Pembalajaran
berpusat pada siswa dan guru sebagai fasilitator sehingga diharapkankretifitas guru
meningkat. Kemudian juga dalam manajemen sekolah sudah tepat misalnya dalam
pengadaan buku, dimana buku sudah disiapkan dari pusat.
Berdasarkan analisis hasil wawancara yang dilakukan di dua sekolah, dapat
diinterpretasikan bahwa kelebihan kurikulum 2013 edisi revisi sebagai berikut:
a. Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap pembelajarn
dikelas.

b. Adanya penilaian dari semua aspek. Penentuan nilai bagi siswa bukan hanya
didapat dari nilai ujian saja tetapi juga didapat dari nilai kesopanan, religi,
praktek, sikap dan lain-lain.

c. Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah


diintegrasikan ke dalam semua program studi.

d. Kurikulum 2013 revisi ini sangat tanggap terhadap fenomena dan perubahan
sosial yang terjadi di abad 21 sekarang. Hal ini mulai dari perubahan sosial yang
terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global.

e. Banyak kompetensi yang dibutuhkan sesuai perkembangan seperti pendidikan


karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills,
kewirausahaan.

f. Guru berperan sebagai fasilitator didalam pembelajaran. Sehingga diharapkan


kreatifitas guru akan semakin meningkat

g. Sifat pembelajaran sangat kontekstual.


75

h. Efisiensi dalam manajemen sekolah contohnya dalam pengadaan buku, dimana


buku sudah disiapkan dari pusat.
Menurut Mulyasa (2018:62) menjelaskan bahwa kekuatan pengimplementasian
kurikulum 2013 revisi yaitu sebagai berikut; 1) adanya dasar yuridis formal, 2)
sosialisasi yang telah dilaksanakan, 3) gotong royong dan kerja sama, 4) potensi
SDM, 5) adanya organisasi formal dan informal. Menurut Mulyasa (2016:163-164)
menjelaskan bahwa implementasi kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan
insan yang produktif, kreatif, dan inovatif. Hal ini dimungkinkan, karena kurikulum
ini berbasis karakter dan kompetensi, yang secara konseptual memiliki beberapa
keunggulan. Pertama: Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat
alamiah (konseptual), karena berfokus dan bermuara pada hakekat peserta didik
untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan potensinya masing-
masing. Kedua: Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi
mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan ilmu
pengetahuan, dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta pengembangan aspek-aspek kepribadian
dapat dilakukan secara optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu. Ketiga: ada
bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya lebih
tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan
ketrampilan.

B. Pembahasan Hasil Penelitian


Berdasarkan hasil penelitian, secara umum guru telah menyusun perencanaan
pembelajaran berupa RPP dengan baik. RPP yang disusun guru telah memenuhi
sebagian besar indikator dalam Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang standar
proses. RPP yang disusun guru telah memfasilitasi siswa untuk melakukan
pembelajaran Biologi dengan pendekatan saintifik yang merupakan penekanan dari
kurikulum 2013 maupun kurikulum 2013 edisi revisi.
Penyusunan RPP yang dilakukan oleh guru Biologi MAN 1 Cirebon melalui
perkumpulan guru Biologi di sekolah. Semua guru Biologi di MAN 1 Cirebon yang
terdiri atas 3 orang bersama-sama menyusun RPP kurikulum 2013 revisi. Hal
tersebut dilakukan untuk mengefektifkan waktu sehingga RPP dapat cepat selesai.
Penyusunan RPP yang dilakukan guru Biologi MAN 3 Cirebon dilakukan secara
76

mandiri. Guru Biologi MAN 3 Cirebon menggunakan dokumen-dokumen


pemerintah yang diberikan pada saat pelatihan untuk penyusunan RPP yang diadakan
oleh sekolah.
Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang implementasi kurikulum
menjelaskan bahwa pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara mandiri
dan/atau secara bersama-sama melalui MGMP di dalam suatu sekolah tertentu
difasilitasi dan disupervisi kepala sekolah atau guru senior yang ditunjuk oleh kepala
sekolah. Penyusunan RPP yang dilakukan secara musyawarah melalui MGMP di
sekolah membuat guru saling bertukar pikiran sehingga guru yang belum mengikuti
pelatihan kurikulum 2013 memperoleh informasi dari guru yang telah mengikuti
pelatihan.
Pelatihan dan pendidikan (diklat) melalui In House Training yang diikuti guru di
sekolah masing-masing memberikan tambahan pengetahuan dan pemahaman
mengenai kurikulum 2013. Pelatihan tersebut memaparkan mengenai penyusunan
RPP dan bagaimana melakukan proses pembelajaran menggunakan pendekatan
saintifik sehingga guru memiliki bekal dan kemampuan dalam menyusun RPP
kurikulum 2013 edisi revisi dan diharapkan dapat mengimplementasikannya dengan
baik. Hal tersebut sesuai penelitian Sujoko (2012:54) yang menyatakan bahwa
pelaksanaan IHT berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan guru mata pelajaran
untuk mengimplementasikan RPP. Hal tersebut merupakan bekal untuk
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan harapan kurikulum 2013 edisi revisi.
Penyusunan RPP kurikulum 2013 edisi revisi ditemukan berbagai kendala. Guru
MAN 1 Cirebon memiliki kendala pada format RPP yang berubah sehingga
penyusunan RPP menjadi lebih lama karena harus beradaptasi dengan format yang
baru. Selain itu, guru memiliki kendala dalam membedakan materi yang bersifat
fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Format RPP kurikulum 2013 maupun
kurikulum 2013 edisi revisi pada kegiatan inti menggunakan pendekatan saintifik
mulai dari kegiatan mengamati hingga mengkomunikasikan sehingga guru belum
terbiasa dengan format tersebut. Selain itu, materi pembelajaran yang harus dirinci
menjadi materi yang bersifat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur membuat guru
harus beradaptasi terlebih dahulu.
Penyusunan RPP yang dilakukan guru MAN 3 Cirebon masih terkendala pada
sulitnya guru dalam merencanakan pembelajaran yang dapat membuat siswa mampu
77

menemukan sendiri konsep materi. Pemendikbud No. 22 Tahun 2016 menjelaskan


bahwa terdapat perubahan paradigma pembelajaran dari siswa diberi tahu menjadi
siswa mencari tahu. Perubahan paradigma pembelajaran tersebut membuat guru
harus merancang pembelajaran dalam RPP agar siswa memperoleh pengalaman
belajar sehingga mampu menemukan sendiri konsep materi yang dipelajari.
Kendala-kendala dalam penyusunan RPP dapat mempengaruhi implementasi
kurikulum. Menurut Rauf (2009:11) kesulitan dalam membuat RPP merupakan salah
satu faktor penghambat dalam implementasi kurikulum. Seorang guru harus berusaha
untuk memahami penyusunan RPP kurikulum 2013 agar pelaksanaan pembelajaran
dapat berlangsung dengan baik dan terorganisir, sehingga dapat menerapkan
kurikulum sesuai dengan harapan.
Rumusan indikator yang terdapat dalam RPP yang disusun guru Biologi MAN 1
Cirebon dan MAN 3 Cirebon telah menggunakan kata kerja operasional yang dapat
diamati dan diukur dan mencakup tingkat pencapaian kompetensi dan materi
pembelajaran. Contoh bunyi rumusan indikator yang terdapat pada RPP yang disusun
guru adalah “menjelaskan tentang ekosistem dan komponen yang menyusun sebuah
ekosistem”. Kata kerja operasional yang digunakan adalah “menjelaskan”. Kata
“menjelaskan” merupakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur.
Guru dapat meminta siswa untuk menjelaskan suatu materi secara langsung atau
melalui tes tertulis. Rumusan indikator tersebut dapat digunakan instrumen penilaian
menggunakan tes untuk mengukurnya.
Rumusan tujuan pembelajaran pada RPP yang disusun guru Biologi MAN 1
Cirebon dan MAN 3 Cirebon memenuhi penggunaan kata kerja operasional dan
memuat proses dan hasil. Contoh bunyi rumusan tujuan pembelajaran yang
dirumuskan pada RPP yang disusun guru Biologi MAN 1 Cirebon adalah
“melakukan pengamatan faktor penyusun suatu ekosistem pada dua jenis ekosistem
berbeda dan menyimpulkan faktor penyusun ekosistem”. Contoh bunyi rumusan
tujuan pembelajaran yang dirumuskan pada RPP yang disusun guru Biologi MAN 3
Cirebon adalah “siswa dapat menyebutkan komponen abiotik dan biotik yang ada
pada sebuah ekosistem melalui pengamatan”. Rumusan tujuan pembelajaran tersebut
telah memuat adanya suatu proses, yaitu melakukan pengamatan dan memuat hasil
yang diharapkan, yaitu siswa dapat mengidentifikasi komponen abiotik dan biotik
dalam ekosistem. Tujuan pembelajaran harus memuat proses dan hasil agar dapat
78

memproyeksikan apa yang harus dicapai dan dikuasai siswa. Tujuan pembelajaran
yang dirumuskan dengan jelas memudahkan guru dalam memilih metode
pembelajaran, media pembelajaran, dan teknik penilaian.
Perumusan indikator dan tujuan pembelajaran harus memperhatikan
karakteristik KI-KD melalui telaah kata kerja operasional yang digunakan.
Penggunaan kata kerja operasional pada kompetensi yang menuntut penguasaan
konsep atau prinsip akan berbeda dengan kata kerja operasional yang menuntut
kemampuan operasional atau prosedural. Perumusan indikator dan tujuan
pembelajaran merupakan hal yang penting dalam RPP karena apabila serangkaian
indikator dan tujuan pembajaran dalam satu kompetensi dasar sudah dapat dicapai
oleh siswa, berarti target kompetensi dasar tersebut sudah terpenuhi.
Perumusan indikator dan tujuan pembelajaran dalam RPP belum
mengintegrasikan adanya pengembangan karakter. Perumusan indikator dan tujuan
pembelajaran seharusnya tidak hanya mengembangkan ranah pengetahuan atau
keterampilan siswa saja, tetapi harus memfasilitasi siswa untuk mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap termasuk karakter secara terpadu. Menurut
Winarni (2013:106), agar RPP memberikan petunjuk dalam menciptakan
pembelajaran yang berwawasan pada pengembangan karakter, RPP tersebut perlu
diadaptasi. Adaptasi tersebut dilakukan dengan cara menambahkan karakter yang
ingin dicapai pada indikator dan tujuan pembelajaran.
Materi pembelajaran yang disusun dalam RPP yang disusun guru Biologi MAN
1 Cirebon dan MAN 3 Cirebon telah dibedakan antara fakta, konsep, prinsip, dan
prosedural. Materi pembelajaran dalam kurikulum 2013 maupun kurikulum 2013
edisi revisi merupakan salah satu yang membedakan dengan RPP KTSP.
Permendikbud No. 22 tahun 2016 tentang standar proses menyebutkan bahwa materi
pembelajaran harus dirinci menjadi materi yang bersifat fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur. Menurut Permendikbud No. 22 tahun 2016 dengan mengetahui jenis materi
yang akan dipelajari siswa, maka guru akan mendapatkan kemudahan pada saat
mengajarkannya. Cara mudah untuk menentukan materi itu berupa fakta, konsep,
prinsip atau prosedur adalah dengan jalan mengajukan pertanyaan tentang
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.
Berdasarkan hasil penelitian, pelaksanaan pembelajaran Biologi yang
dilaksanakan di MAN 1 Cirebon berbeda dengan RPP yang telah disusun.
79

Banyaknya hari libur dan kegiatan di MAN 1 Cirebon membuat sebagian waktu
efektif hilang sehingga masih banyak materi yang belum terselesaikan. Guru tidak
menggunakan RPP sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran karena
harus mengejar materi yang tertinggal. Hal tersebut harus menjadi perhatian bagi
guru. Guru harus lebih mampu mengelola waktu dalam setiap pertemuan. Selain itu,
guru seharusnya tetap berusaha menggunakan RPP pada saat mengajar agar
pembelajaran dapat berlangsung lebih terarah dan dapat mengatasi hambatan pada
pertemuan sebelumnya.
Pelaksanaan pembelajaran di MAN 3 Cirebon secara umum telah sesuai dengan
RPP yang disusun. Guru selalu berusaha membuat pembelajaran berlangsung sesuai
RPP agar dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan selama proses pembelajaran.
Dengan berpedoman pada RPP, guru dapat mengajar secara sistematis, tanpa
khawatir keluar dari tujuan, ruang lingkup materi, strategi pembelajaran, atau keluar
dari sistem evaluasi yang seharusnya dilakukan. Melalui proses perencanaan yang
matang, guru dapat memprediksi seberapa besar keberhasilan yang akan dapat
dicapai. Pembelajaran bukan hanya sekedar menyampaikan materi pembelajaran,
tetapi suatu proses pembentukan perilaku siswa. Proses pembelajaran merupakan
suatu yang kompleks dan harus diperhitungkan segala kemungkinan. Segala
kemungkinan tersebut perlu perencanaan yang matang dari setiap guru.
Kegiatan pembelajaran terdiri atas kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.
Kegiatan pendahuluan yang dilakukan oleh guru Biologi MAN 1 Cirebon dan MAN
3 Cirebon berjalan cukup baik. Pada kegiatan pendahuluan, guru telah mengawali
kegiatan dengan mengucapkan salam atau meminta siswa untuk berdoa. Melalui
salam atau berdoa sebelum pembelajaran guru telah menanamkan karakter religius
kepada siswa. Apabila karakter tersebut telah tertanamkan kepada siswa, maka siswa
akan terbiasa juga untuk mengucapkan salam kepada semua warga sekolah dan
masyarakat.
Kegiatan pendahuluan yang perlu diperhatikan guru adalah apersepsi dan
motivasi. Apersepsi pada kegiatan pendahuluan yang dilakukan guru Biologi MAN 1
Cirebon masih terbatas hanya menyampaikan pokok bahasan atau meteri sebelumnya
melalui pertanyaan-pertanyaan yang terkait materi. Sementara itu, guru Biologi
MAN 3 Cirebon telah berupaya memberikan apersepsi berupa gambar yang
menghubungkan dengan materi yang akan dipelajari. Namun demikian, guru MAN 1
80

Cirebon dan MAN 3 Cirebon belum memberikan motivasi melalui penyampaian


tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung. Pemberian apersepsi dan
motivasi penting dilakukan agar siswa tertarik untuk mempelajari lebih jauh
mengenai materi yang disampaikan.
Melalui apersepsi dan motivasi, siswa akan memperoleh pengetahuan atau
konsep-konsep awal dan ketertarikan terhadap materi. Apersepsi dan motivasi yang
dilakukan secara baik akan memudahkan siswa ketika masuk kedalam kegiatan inti
pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Ketidakmampuan siswa
dalam menyelesaikan masalah atau dalam proses menemukan konsep ternyata sangat
dipengaruhi oleh ketidakmatangan sewaktu apersepsi dan pada akhirnya tujuan akhir
dari pembelajaran itu tidak tercapai atau tidak sesuai dengan harapan. Oleh karena
itu, guru harus memberikan apersepsi yang dapat menimbulkan rasa ingin tahu siswa
sehingga siswa menjadi termotivasi untuk ikut dalam pembelajaran.
Proses pembelajaran membutuhkan berbagai media dan sumber belajar sebagai
alat bantu guru untuk menjelaskan materi. Media dan sumber belajar yang digunakan
guru adalah power point, gambar, buku paket, dan lingkungan sekitar. Media dan
sumber belajar tersebut mampu mengembangkan karakter siswa. Gambar-gambar
yang menarik dapat merangsang siswa untuk ingin tahu lebih banyak karena siswa
merasa tertarik. Penggunaan buku paket dan lembar kerja akan mengembangkan
karakter mandiri karena siswa mengerjakan tugas dari guru dengan mandiri.
Lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dapat mengembangkan karakter peduli
lingkungan dan rasa ingin tahu pada siswa karena siswa akan mengetahui pentingnya
menjaga lingkungan dan melihat objek-objek Biologi secara langsung.
Guru telah menggunakan dengan baik semua media dan sumber belajar tersebut
dalam pelaksanaan pembelajaran. Guru memilih media pembelajaran yang
digunakan dalam setiap pertemuan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai sehingga tidak semua sumber dan media pembelajaran digunakan guru
dalam setiap pertemuan. Menurut Sutjiono (2005:83), media yang terbaik adalah
media yang ada tergantung dari bagaimana guru dapat mengembangkannya secara
tepat dan keberhasilannya tergantung dari isi pesan, cara menjelaskan pesan, dan
karakteristik penerima pesan. Tidak semua media pembelajaran cocok bagi siswa
karena tergantung pada cara guru menggunakan media dan sumber belajar tersebut.
81

Media dan sumber belajar yang dapat memfasilitasi pendekatan pendekatan saintifik
juga tergantung dari cara guru dalam menggunakannya.
Standar proses kurikulum 2013 maupun kurikulum 2013 edisi revisi
memberikan penekanan pada kegiatan inti dalam pembelajaran agar menggunakan
pendekatan saintifik. Diperlukan suatu metode pembelajaran tertentu agar dapat
memfasilitasi pendekatan saintifik. Metode ceramah merupakan metode yang masih
sering digunakan oleh guru MAN 1 Cirebon dalam mengajar. Guru merasa perlu
memberikan penjelasan langsung kepada siswa karena apabila penjelasan didapat
dari siswa lain melalui diskusi atau presentasi siswa, pemahaman dirasa kurang
maksimal. Selain itu, masih banyaknya materi yang harus diselesaikan membuat
guru tidak selalu menggunakan metode yang dapat memfasilitasi pendekatan
saintifik. Penggunaan metode ceramah membuat siswa terkadang merasa tidak
termotivasi sehingga suasana pembelajaran menjadi kurang menyenangkan. Siswa
mengharapkan pembelajaran Biologi yang lebih menyenangkan dan membuat siswa
dapat melakukan aktivitas, seperti pembelajaran menggunakan permainan atau
praktikum.
Metode ceramah yang digunakan guru Biologi MAN 1 Cirebon ketika mengajar
di kelas belum memfasilitasi pendekatan saintifik dengan optimal. Langkah
pembelajaran saintifik yang muncul hanya mengamati dan menanya. Guru
memfasilitasi siswa untuk mengamati melalui tayangan gambar atau memberikan
penjelasan kepada siswa. Melalui tayangan gambar atau penjelasan dari guru, siswa
dapat menyimak dan mendengarkan suatu informasi yang diberikan. Guru telah
berusaha memancing siswa untuk bertanya melalui pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan kepada siswa dengan harapan siswa dapat mengajukan pertanyaan secara
mandiri dari pertanyaan-pertanyaan guru. Menurut Permendikbud No 81A Tahun
2013, pada kegiatan menanya siswa perlu dilatih menggunakan pertanyaan dari guru
sehingga siswa mampu untuk mengajukan pertanyaan secara mandiri.
Metode ceramah sering dikritik dari semua metode pembelajaran, tetapi metode
ceramah menjadi efisien ketika terbatasnya waktu perencanaan untuk mengatur
materi dan dapat membantu siswa mendapatkan informasi yang sulit diakses dengan
cara lain. Namun, metode ceramah memiliki kelemahan, antara lain menempatkan
siswa pada peran yang pasif dan tidak efektif menarik serta mempertahankan
perhatian siswa sehingga kegiatan pembelajaran menjadi kurang interaktif,
82

menantang, memotivasi, dan menyenangkan serta kurang memfasilitasi


pengembangan karakter.
Pembelajaran Biologi menggunakan pendekatan saintifik di MAN 3 Cirebon
yang dilakukan di kelas telah berjalan cukup baik. Guru berusaha memfasilitasi
siswa untuk melakukan pendekatan saintifik melalui kegiatan diskusi kelompok.
Pembelajaran yang dilakukan guru MAN 3 Cirebon membuat siswa merasa senang
dan termotivasi karena adanya suatu kegiatan seperti diskusi atau praktikum.
Penjelasan materi yang dilakukan guru juga dirasa sudah jelas dan membuat siswa
menjadi paham. Selain itu, guru selalu berusaha untuk mendorong siswa agar selalu
aktif dalam bertanya atau mengemukakan pendapat.
Guru berusaha memberikan pengetahuan awal kepada siswa untuk memfasilitasi
kegiatan mengamati dengan menayangkan suatu gambar yang berhubungan dengan
materi. Selain itu, guru juga berusaha memberikan pengetahuan awal kepada siswa
melalui penjelasan singkat materi. Setelah memberikan penjelasan awal kepada
siswa, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa dengan harapan siswa
dapat mengajukan pertanyaan secara mandiri menggunakan pertanyaan dari guru.
Kegiatan mengumpulkan informasi dan mengasosiasi difasilitasi oleh guru dengan
meminta siswa untuk berdiskusi mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Setelah siswa selesai melakukan diskusi, guru mempersilakan beberapa kelompok
untuk mempresentasikan hasil diskusi di kelas. Pada saat kegiatan presentasi, guru
membantu siswa apabila ada penjelasan yang kurang tepat dan meminta siswa untuk
aktif memberikan pertanyaan atau pendapat.
Metode diskusi yang digunakan guru mampu membuat kegiatan pembelajaran
menjadi lebih interaktif, inspiratif, menantang, dan memotivasi, dan menyenangkan.
Kegiatan pembelajaran yang interaktif terlihat saat siswa berinteraksi dengan guru
dan siswa lain sehingga interaksi berlangsung multiarah. Kegiatan pembelajaran
yang inspiratif terlihat saat guru mendorong dan memicu peserta didik untuk mencari
dan menemukan hal-hal baru yang inovatif terkait materi yang dipelajari.
Permasalahan-permasalahan yang ada pada lembar diskusi membuat siswa tertantang
untuk mengerjakannya. Pembelajaran terlihat menyenangkan karena siswa dapat
belajar tanpa tekanan. Kegiatan pembelajaran yang memotivasi terlihat saat guru
mendorong dan memberi semangat pada siswa untuk berani mengemukakan
pendapat atau pertanyaan dan menyelesaikan tugas dengan baik. Metode diskusi
83

yang digunakan guru juga mampu membuat siswa lebih aktif dalam mencari
informasi melalui berbagai sumber, mendorong siswa untuk berfikir kritis dalam
memecahkan masalah, dan mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara
bebas. Hal tersebut sesuai penelitian Jauhari & Mulyani (2010:66) yang menyatakan
bahwa metode dsikusi dapat menjadikan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,
efektif dan menyenangkan yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi siswa.
Namun demikian, guru sebaiknya memberikan variasi-variasi dalam menggunakan
metode diskusi pada setiap pertemuan agar siswa lebih tertarik untuk mempelajari
materi.
Kegiatan praktikum yang dilakukan di MAN 1 Cirebon dan MAN 3 Cirebon
telah memfasilitasi pendekatan saintifik dengan baik. Kegiatan praktikum yang
dilakukan guru Biologi MAN 1 Cirebon dan MAN 3 Cirebon berada di luar kelas
untuk menjelaskan materi ekosistem. Guru telah memfasilitasi kegiatan mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi/mengolah informasi, dan
mengkomunikasikan. Guru memfasilitasi siswa untuk melakukan pengamatan
lingkungan sekitar sekolah.
Langkah pendekatan saintifik menanya terlihat saat siswa menanyakan hal yang
berkaitan dengan apa yang telah diamati kepada guru. Setelah melakukan
pengamatan, akan timbul suatu pertanyaan-pertanyaan yang mana akan dicari
jawabannya melalui pengumpulan informasi. Siswa mengumpulkan informasi
melalui berbagai sumber seperti buku paket, internet, atau keterangan dari guru.
Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu mengolah informasi
atau mengasosiasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi
lainnya. Langkah terakhir dari pendekatan saintifik adalah mengkomunikasikan.
Mengkomunikasikan dapat dilakukan dengan tertulis maupun lisan. Guru meminta
siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas untuk memfasilitasi
langkah pendekatan saintifik mengkomunikasikan.
Berbagai karakter dapat dikembangkan dalam kegiatan diskusi dan praktikum.
Karakter siswa yang dapat dikembangkan melalui metode diskusi dan praktikum
diantaranya adalah jujur, demokratis, berpikir logis, inovatif, dan kreatif,
bertanggung jawab, dan rasa ingin tahu. Karakter jujur dapat dilihat ketika siswa
mencatat hasil praktikum sesuai dengan data yang sebenarnya. Karakter demokratis
terlihat pada saat siswa saling menyampaikan pendapat dengan siswa lainnya.
84

Karakter berpikir logis, kreatif, dan inovatif dapat dilihat ketika siswa berusaha
menjawab permasalahan yang ada pada praktikum. Karakter tanggung jawab dapat
dilihat ketika siswa mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh. Karakter rasa ingin
tahu terlihat ketika siswa melakukan pengamatan dan selalu bertanya kepada guru
atau siswa lainnya.
Mata pelajaran Biologi merupakan bagian dari sains yang memerlukan
pedekatan ilmiah atau pendekatan saintifik untuk mempelajarinya. Kurikulum 2013
edisi revisi menuntut guru untuk mampu mengajarkan semua mata pelajaran
menggunakan pendekatan saintifik. Pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik
memungkinkan siswa untuk melakukan berbagai macam aktivitas sehingga ketiga
ranah siswa dapat dikembangkan. Siswa memperoleh berbagai pengetahuan yang
merupakan kemampuan hard skill. Selain itu, siswa memiliki kemampuan untuk
berinteraksi dengan orang lain, kemampuan untuk memecahkan masalah, dan
keterampilan berkomunikasi. Kemampuan-kemampuan tersebut merupakan bagian
dari soft skill seseorang. Penelitian yang dilakukan Fauziah et al. (2013:177)
menyimpulkan bahwa tahap-tahap pendekatan saintifik dapat meningkatkan
kemampuan soft skill dan hard skill siswa. Kemampuan hard skill dan soft skill yang
seimbang memungkinkan siswa untuk memperoleh prestasi yang terbaik.
Permendikbud No. 22 Tahun 2016 mengharapkan guru dapat menggunakan
metode inkuiri atau discovery untk memfasilitasi pendekatan saintifik. Pembelajaran
inkuiri atau discovery sebaiknya digunakan guru dalam proses pembelajaran karena
menurut hasil penelitian dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa.
Penelitian yang dilakukan Balim (2009:19) menyimpulkan bahwa pembelajaran
discovery berpengaruh positif terhadap hasil belajar dan keterampilan belajar inkuiri
siswa dibanding dengan pembelajaran tradisional. Sementara itu, menurut Illah
(2012:107) pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan keaktifan siswa. Bentuk-bentuk
keaktivan tersebut antara lain mendengarkan penjelasan guru, mengemukakan
pendapat, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan aktif berdiskusi
dengan teman.
Kegiatan pembelajaran yang terakhir adalah kegiatan penutup. Kegiatan penutup
yang dilakukan oleh guru Biologi MAN 1 Cirebon dan MAN 3 Cirebon telah
berjalan cukup baik. Pada kegiatan penutup pembelajaran di kelas, guru telah
menutup pembelajaran dengan salam ketika pembelajaran selesai. Namun, guru
85

belum memberikan umpan balik kepada siswa terhadap proses dan hasil
pembelajaran dengan cara memberikan penguatan terhadap materi dan memberikan
pujian kepada siswa karena telah bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Guru
memberikan penugasan kepada siswa dan menginformasikan kegiatan pada
pertemuan berikutnya hanya ketika pertemuan berikutnya akan diadakan ulangan.
Kegiatan penutup yang kurang maksimal dapat membuat siswa tidak menemukan
konsep-konsep materi secara kuat atau memperoleh kesimpulan dari apa yang telah
dipelajari sehingga apa yang diperoleh selama pembelajaran hanya berlalu begitu
saja.
Kegiatan penutup pembelajaran merupakan salah satu aspek penting dalam
pembelajaran dan membutuhkan suatu keterampilan. Kegiatan menutup
pembelajaran dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa
yang telah dipelajari siswa yang dapat dilakukan dengan membuat kesimpulan.
Selain itu, kegiatan menutup pembelajaran dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran yang
dapat dilakukan melalui evaluasi. Melalui kegiatan penutup, guru juga dapat
mengembangkan karakter siswa. Karakter religius dapat dikembangkan ketika guru
meminta siswa untuk mengakhiri pembelajaran dengan berdoa atau mengucapkan
salam. Karakter mandiri dan demokratis dapat dikembangkan guru ketika meminta
siswa untuk memberikan kesimpulan dalam pembelajaran.
Penilaian yang dirancang guru dalam RPP telah disusun secara lengkap untuk
menilai sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Namun demikian, dalam
pelaksanaannya baik guru Biologi MAN 1 Cirebon maupun MAN 3 Cirebon belum
melakukan penilaian pada proses pembelajaran untuk mengukur sikap dan
keterampilan siswa. Guru hanya terfokus untuk menyelesaikan materi pembelajaran.
Guru merasa kesulitan ketika harus melakukan penilaian untuk mengukur ketiga
ranah siswa karena keterbatasan waktu ketika pembelajaran berlangsung. Hal
tersebut dapat menjadi permasalahan karena tidak akan mampu menggambarkan
kemampuan siswa yang sebenarnya.
Salah satu penekanan dalam kurikulum 2013 maupun kurikulum 2013 edisi
revisi adalah penilaian autentik. Kurikulum mempertegas adanya pergeseran dalam
melakukan penilaian, yaitu dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi
pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian autentik (mengukur
86

kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan proses dan hasil).


Prinsip penilaian autentik dalam pembelajaran adalah tidak hanya menilai apa yang
diketahui siswa, tetapi juga menilai apa yang dilakukan siswa. Penilaian ranah
pengetahuan dapat melalui tes yang dilakukan diawal atau diakhir pertemuan.
Penilaian ranah sikap dapat diukur melalui observasi dengan lembar observasi sikap.
Penilaian ranah keterampilan dapat diukur melalui observasi dengan lembar kinerja
siswa. Menurut Pantiwati (2013:9) yang menyimpulkan bahwa pembelajaran yang
digunakan dalam Biologi menggunakan keterampilan proses sehingga siswa tidak
cukup dinilai dari sisi kognitif saja, tetapi guru memerlukan penilaian autentik yang
dapat mengukur siswa secara holistik. Hal tersebut memungkinkan guru untuk
mengetahui prestasi atau kemampuan siswa yang sebenarnya karena mengukur
semua ranah siswa.
Proses pembelajaran tetap membutuhkan peran guru walaupun perkembangan
teknologi yang semakin maju. Bagaimanapun pesatnya kemajuan teknologi tidak
akan pernah menggantikan peran guru. Oleh karena itu, peran guru harus berjalan
secara optimal agar proses pembelajaran berjalan dengan baik. Guru Biologi MAN 1
Cirebon dan MAN 3 Cirebon telah mampu berperan sebagai sumber belajar,
fasilitator, dan pembimbing. Peran guru sebagai sumber belajar dapat dilihat dari
penguasaan materi. Guru telah menguasai materi pembelajaran dengan baik. Guru
mampu menjelaskan materi dengan mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari dan
mampu menjawab pertanyaan siswa dengan baik.
Peran guru sebagai fasilitator ditunjukkan dalam pemanfaatan berbagai media
dan sumber belajar sehingga dapat memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa
dalam proses pembelajaran. Guru Biologi MAN 1 Cirebon dan MAN 3 Cirebon telah
memahami dan mampu memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar seperti
buku, presentasi power point, dan lingkungan. Pemahaman akan fungsi media dan
sumber belajar sangat diperlukan karena belum tentu semua media dan sumber
belajar cocok untuk mengajarkan semua bahan pelajaran. Pemahaman mengenai
media dan sumber belajar akan membuat guru dapat memilih media dan sumber
belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran pada setiap pertemuan.
Peran guru sebagai pembimbing dapat dilihat ketika guru membimbing siswa
yang mengalami kesulitan dalam belajar atau memahami materi. Guru telah
melakukan peran tersebut dengan cara mendekati siswa ketika kegiatan kelompok
87

dan menanyakan kepada siswa mengenai kesulitan yang masih dialami. Guru dengan
ramah membimbing siswa apabila terdapat hal-hal yang tidak sesuai atau hal yang
belum diketahui oleh siswa. Guru dengan sabar membimbing siswa-siswanya. Guru
perlu memiliki pemahaman tentang siswa yang dibimbingnya. Pemahaman tersebut
dapat melalui kebiasaan belajar atau tentang potensi dan bakat yang dimiliki siswa.
Pemahaman ini sangat penting karena akan menentukan teknik dan jenis bimbingan
yang harus diberikan kepada siswa.
Setiap kegiatan belajar mengajar tentunya guru mengalami kendala dalam
menggerakan siswa aktif saat belajar dikelas, kendala yang dialami guru di MAN 1
Cirebon menurut guru biologi kelas X (responden 1) yaitu peserta didik susah diatur
saat belajar, apalagi saat kegiatan praktikum peserta didik kurang terkondisikan.
Menurut guru biologi lain (responden 2) menyatakan bahwa tidak ada kendala dalam
mengajar karena siswa diberikan tantangan untuk setiap pembelajarannya diterapkan
ujian lisan dengan menjelaskan materi yang telah disampaikan dari awal-akhir
dengan menjelaskannya didepan kelas. Menurut WK Kurikulum (responden 3)
kendala menggerakkan siswa aktif saat pembelajaran yaitu siswa tidak mampu
mencapai tujuan belajar atau hasil belajar dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) dan siswa kekurangan motivasi dalam belajar, yaitu keadaan atau kondisi
siswa yang kurang semangat belajar seperti bermalas-malasan.
Menurut Rusman (2015:67), kendala menggerakkan siswa aktif saat belajar
meliputi faktor fisiologis, psikologis, dan lingkungan yaitu : 1. Faktor fisiologis,
seperti kondisi kesehatan siswa yang kurang prima, tidak dalam keadaan lelah, cact
jasmani dan sebagainya. Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi siswa dalam
menerima materi pelajaran. 2. Faktor psikologis, setiap individu siswa pada dasarnya
memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, seperti inteligensi (IQ), perhatian,
minat, bakat, motivasi, motif, kognitif dan daya nalar siswa, sehingga hal-hal
tersebut tentunya akan mempengaruhi hasil belajarnya. 3. Faktor lingkungan,
meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial, seperti belajar pada tengah hari
diruang yang memiliki ventilasi udara yang kurang, tentunya akan berbeda suasana
belajarnya dengan belajar di pagi hari yang udaranya masih segar, hal tersebut akan
mempengaruhi keaktifan belajar siswa.
Kegiatan pembelajaran juga tidak lepas dari berbagai kendala di MAN 3
Cirebon, sehingga menghambatnya kegiatan tersebut. Apalagi proses pembelajaran
88

yang sesuai dengan Kurikulum 2013 revisi guru dituntut untuk lebih kreatif dalam
menyampaikan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran, namun di
sekolah sarana dan prasarana media pembelajaran kurang menunjang dan masih
terbatas khususnya untuk mata pelajaran biologi itu sendiri, melihat dari
perlengkapan peralatan dan bahan dilaboratorium IPA masih banyak yang belum
dimiliki oleh sekolah. Menurut guru biologi kelas X (responden 1) menyatakan
bahwa sarana dan prasarana di sekolah ini kurang menunjang proses pembelajaran,
khusunya untuk mata pelajaran biologi karena peralatan laboratorium masih terbatas,
ruangan laboratorium masih bergabung dalam satu ruangan untuk biologi, kimia dan
fisika. Menurut guru biologi lain (responden 2), keadaan sarana dan prasarana
sekolah ini kurang menunjang untuk proses belajar mengajar, terutama untuk
pembelajaran biologi media pembelajaran (infocus) terbatas serta ruang laboratorium
dan peralatan laboratorium banyak yang tidak dimiliki disekolah ini. Menurut WK
Kurikulum 2 (responden 3) menyatakan bahwa keadaan sarana dan prasarana
sekolah ini kurang menunjang untuk proses belajar mengajar, terutama untuk
pembelajaran biologi media pembelajaran (infocus) terbatas, serta ruang
laboratorium dan peralatan bahan-bahan kimia dilaboratorium banyak yang tidak
dimiliki disekolah ini.
Berdasarkan hasil wawancara diatas menunjukan bahwa kebutuhan guru untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang baik harus terpenuhi, agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Penunjangan proses pembelajaran Biologi, guru
mengeluhkan keberadaan kurang menunjangnya sarana dan prasarana IT serta media
pembelajaran lainnya. Media pembelajaran merupakan media yang digunakan untuk
proses belajar mengajar di kelas ataupun diluar kelas, seperti; infocus, komputer atau
laptop, wifi, carta atau gambar, torso, peralatan laboratorium (alat dan bahan untuk
kegiatan praktikum), dan lainnya.
Menurut Gerlach dan Ely (1980:244) dalam Sanjaya (2008:205) media
pembelajaran itu meliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan
kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan
sikap. Jadi, pengertian diatas media pembelajaran bukan hanya alat perantara seperti
tv, radio, slide, bahan cetakan, akan tetapi meliputi manusia atau orang sebagai
sumber belajar atau juga berupa kegiatan semacam diskusi, seminar, karyawisata,
89

simulasi dan lain sebagainya yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan dan
kawasan, mengubah sikap siswa atau untuk menambah keterampilan.
Sarana dan prasarana dalam pendidikan sangat penting dan dibutuhkan, karena
sarana dan prasarana pendidikan dapat berguna untuk menunjang penyelenggaraan
proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk satu
lembaga dalam rangka mencapai tujuam pendidikan. Prasarana dan sarana
pendidikan adalah salah satu sumber daya yang menjadi tolak ukur mutu sekolah dan
perlu peningkatan terus menerus seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang cukup canggih.
Apabila sarana dan prasarana di sekolah menunjang maka akan mendukung
proses belajar mengajar, demikian juga sebaliknya jika sarana dan prasarana kurang
menunjang maka akan menghambat proses belajar mengajar. Sehingga untuk
menerapkan pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 revisi membutuhkan
persiapan yang matang baik itu biaya yang cukup besar dan waktu yang cukup lama
agar pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 revisi dapat dilaksanakan dengan
baik.
Hasil wawancara di dua sekolah yaitu MAN 1 Cirebon dan MAN 3 Cirebon
terdapat beberapa perubahan yang terjadi dalam mata pelajaran biologi berdasarkan
kurikulum 2013 edisi revisi. Guru mata pelajaran Biologi hanya melalukan penilaian
untuk KI 3 dan KI 4 meliputi pengetahuan dan ketrampilan. Sedangkan penilaian
spiritual dan sosial yaitu yang termuat dalam KI 1 dan KI 2 dilakukan oleh guru
mata pelajaran PKN dan Keagamaan.Selain itu dalam pelajaran biologi terdapat
beberapa perubahan penempatan materi yang semula berada di semester ganjil
kemudian berada di semester genap, atau sebaliknya. Contohnya pada materi
pelajaran keanekaragaman hayati yang semula berada pada semester genap,
kemudian pada kurikulum 2013 revisi materi kenekaragaman hayati berada
disemester ganjil.
Silabus lebih ramping hanya terdapat 3 kolom meliputi KD, materi
pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran. Menurut E Mulyasa (2018: 69) silabus
pada hakikatnya merupakan rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata
pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar,
materi pembelajaran, indikator, penilaian alokasi waktu, dan sumber belajar yang
dikembangkan oleh setian satuan pendidikan. Dalam kurikulum 2013 revisi, silabus
90

merupakan menjabaran kompetensi inti dan kompetensi dasar ke dalam materi


pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian hasil belajar.
Silabus kurikulum 2013 revisi minimal memuat lima komponen utama yakni
kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, materi standar, kegiatan pembelajaran,
dan penilaian. Silabus ini pada umumnya sudah disiapkan oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP), Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, dan/atau
oleh pusat kurikulum (Puskur). Meskipun demikian, pengembangan terhadap
komponen-komponen tersebut merupakan wewenang guru, termasuk
pengembangan format silabus, dan penambahan komponen-komponen lain daalm
sialabus di luar komponen minimal. Semakin rinci silabus maka semakin
memudahkan guru dalam menjabarkan ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
serta merealisasikan secara bertahap dalam pelajaran (Mulyasa, 2018: 70).
Perubahan terminologi Ulangan Harian (UH) menjadi Penilaian Harian (PH),
UAS menjadi Penilaian Akhir Semester (PAS) untuk semester 1 dan Penilaian Akhir
Tahun (PAT) untuk semester 2. Dan sudah tidak lagi diselenggarakannya UTS,
langsung ke penilaian akhir semester. Menuurut E Mulyasa (2018: 172-175)
menjelaskan bahwa penialian harian (PH) dilakukan setiap selesai proses
pembelajarn dalam kompetensi dasar tertentu. Penilaian harian terdiri dari
seperangkat soal yang harus dijawab para peserta didik, dan tugas-tugas terstruktur
yang berkaitan dengan konsep dan kompetensi dasar yang sedang dibahas. Penilaian
harian dapat dilakukan dalam bentuk tes tulis, lisan, dan penugasan. Penilaian Akhis
Semester (PAS) dan Penilaian Akhir Tahun (PAT) dilaksanakan setelah
menyelesaikan seluruh tema dalam satu semester belajar efektif. Penilaian akhir
semester/tahun untuk aspek pengetahuan dilaksanakan dengam tes tulis, yang
berfungsi untuk mengukur pencapaian hasil pembelajaran selama satu semester, dan
untuk bahan pertimbangan dalam pengisian buku laporan pendidikan.
Setiap kurikulum yang diberlakukan di Indonesia memiliki kelebihan-kelebihan
masing-masing bergantung kepada situasi dan kondisi saat dimana kurikulum
tersebut diberlakukan. Menurut peneliti berdasarkan hasil wawancara bahwa
Kurikulum 2013 revisi yang baru dilaksanakan memiliki beberapa kelebihan jika
dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya, terutama Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan.
91

Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap pembelajaran
dikelas. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan. Peserta didik harus aktif dan kreatif tidak seperti kurikulum sebelumya,
materi dalam kurikulum terbaru ini lebih ke pemecahan masalah. Jadi peserta didik
untuk aktif mencari informasi agar tidak ketinggalan mengikuti materi pembelajaran.
Pembelajaran yang dulunya diberi tahu sekarang bergeser dengan pembelajaran
peserta didik aktif mencari tahu.
Adanya penilaian dari semua aspek. Penentuan nilai bagi siswa bukan hanya
didapat dari nilai ujian saja tetapi juga didapat dari nilai kesopanan, religi, praktek,
sikap dan lain-lain. Standar penilaian mengarahkan kepada penilaian berbasis
kompetensi seperti sikap, ketrampilan, dan pengetahuan secara proporsional.
Kurikulum 2013 revisi menekankan pengembangan kompetensi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap peserta didik secara holistik (menyeluruh). Ketiga
kompetensi tersebut ditagih dalam rapor dan merupakan penentu kenaikan kelas dan
kelulusan peserta didik sehingga guru wajib mengimplementasikannya dalam
pembelajaran dan penilaian. Pada kurikulum sebelumnya mata pelajaran tertentu
mendukung kompetensi tertentu dan dirancang berdiri sendiri dan me miliki
kompetensi dasar sendiri. Tetapi dalam implementasinya guru-guru pada umumnya
tidak mengembangkan kompetensi ketrampilan dan sikap secara jelas. Kompetensi
yang dikembangkan lebih didominasi oleh aspek pengetahuan. Dengan kehadiran
kurikulum 2013 ini tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi (pengetahuan,
keterampilan, sikap) dan dirancang terkait satu sama lain dan memiliki kompetensi
dasar yang diikat oleh kompetensi inti setiap kelas.
Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah
diintegrasikan ke dalam semua program studi.Melalui pengembangan kurikulum
2013 yang berbasis karakter dan kompetensi diharapkan mampu secara mandiri
meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi
serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud
dalam perilaku sehari-hari. Sehingga, pembentukan karakter tidak hanya dilakukan
pada ranah kognitif saja tetapi, menyentuh pendalaman dan pengamalan nyata dalam
kehidupan sehari-hari. Hampir setiap hari kita mendengar, melihat, dan menyaksikan
betapa para pemuda, pelajar, dan mahasiswa yang diharapkan menjadi generasi
92

bangsa telah terlibat dengan VCD porno, pelecehan seksual, narkoba, geng motor,
perjudian, dan lain sebagainya. Contoh-contoh tersebut menunjukkan betapa rendah
dan rapuhnya fondasi moral dan spiritual kehidupan bangsa.
Sangat tanggap terhadap fenomena dan perubahan sosial yang terjadi di abad ke-
21 sekarang. Hal ini mulai dari perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal,
nasional, maupun global. Guru, kepala sekolah dan pengawas dituntut untuk
senantiasa menyempurnakan pembelajarn sesuai dengan perkembangan ilmu
penyetahuan, teknologi dan seni, serta tuntutan kebutuhan lokal, nasional, dan global
sehingga kurikulum yang dikembangkan disekolah betul-betul diperlukan oleh
peserta didik sesuai dengan kebutuhan lingkungan, perkembangan zaman, dan
tuntutan global. Menurut E Mulyasa (2018: 5) Integrasi abad ke-21 yang mencakup
4C (Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem solving, dan
Creativity and Innovation), merupakan bentuk antisipasi kurikulum terhadap
perkembangan teknologi dan penerapannya di masyarakat. Inilah sesungguhnya yang
ingin diwujudkan dalam kurikulum 2013 revisi, bukan sekedar transfer ilmu
pengetahuan dan materi, tetapi pembentukan kompetensi abad ke-21. Beberapa pakar
menjelaskan pentingnya penguasaan kompetensi abad ke-21 sebagai sarana meraih
kesuksesan khususnya di era globalisasi, era disrupsi, era akhir zaman, bahkan era
kesemrawudan global. Era ini ditandai dengan percepatan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni, khususnya teknologi informasi yang
perkembangannya merambah dengan pesat pada berbagai bidang kehidupan.
Banyak kompetensi yang dibutuhkan sesuai perkembangan seperti pendidikan
karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills,
kewirausahaan. Menurut E Mulyasa (2018: 5) Integrasi ketrampilan abad ke-21
dalam pembelajaran disekolah sangat penting, karena kemampuan 4C merupakan
jenis soft skill yang pada implementasi keseharian jauh lebih bermanfaat daripada
sekedar penguasaan hard skill. Pembelajaran yang menekankan pada ketrampilan
abad ke-21 juga menekankan tentang pentingnya pengembanagn otak kanan peserta
didik. Oleh karena itu guru-guru dituntut untuk mengubah mindset dari
pengembangan otak kiri kepengambangan otak kanan yang berbasis kreativitas.
Guru berperan sebagai fasilitator didalam pembelajaran. Sehingga diharapkan
kreatifitas guru akan semakin meningkat. Guru sangat berperan dan menentukan
berhasil atau tidaknya implementasi kurikulum disekolah, sesuai dengan standar
93

yang telah ditetatapkan. Oleh karena itu, guru besarta tenaga kependidikan lainnya,
terutama kepala sekolah dan pengawas harus memahami standar isi dan standar
kompetensi lulusan yang telah disusun oleh BSNP, serta menjadikan acuan dalam
mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan sekolah.
Selain itu juga sifat pembelajaran sangat kontekstual.Pembelajaran yang dilakukan
bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang
dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka
sehari-hari sehingga siswa memiliki pengetahuan atau keterampilan yang secara
fleksibel dapat diterapkan dari satu permasalahan ke konteks lainnya. Pembelajaran
yang bersifat kontekstual membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Efisiensi dalam manajemen sekolah contohnya dalam pengadaan buku, dimana
buku sudah disiapkan dari pusat. Menurut E Mulyasa (2018: 8) kurikulum 2013
revisi seharusnya lebih mudah diterapkan, karena sudah dilengkapi dengan buku
pedoman guru dan pedoman peserta didik, beserta perangkat pembelajaran lainnya.
Oleh karena itu, keberhasilan kurikulum sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru
yang akan menerapkan dan mengaktualisasikannya dalam pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai