60
61
Problem Statement
(pertanyaan/identifikasi
masalah)
c. Mengumpulkan Ada Ada
Informasi atau
Mengekspolasi
Data Collection
(pengumpulan data)
d. Mengasosiasi atau Ada Ada
Menganalisis
Data Processing
(mengolah data) dan
Verification
(pembuktian)
e. Mengomunikasikan Ada Ada
Generalization (menarik
kesimpulan)
Kegiatan Penutup :
a. Penyimpulan Ada Ada
b. Melakukan refleksi Ada Ada
c. Memberi umpan balik Ada Ada
d. Melakukan kegiatan Tidak Ada Tidak Ada
tindak lanjut dan
menyampaian rencana
pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya
e. Menutup pembelajaran Tidak Ada Tidak Ada
dengan mengucap salam
III Sumber a. Media Ada Ada
belajar b. Alat/Bahan Ada Ada
c. Buku Ada Ada
IV Penilaian a. Teknik Penilaian Ada Ada
b. Instrumen Penilaian Ada Ada
c. Pembelajaran Remedial Tidak Ada Tidak Ada
dan Pengayaan
Jumlah komponen yang ada pada instrumen 27 27
Jumlah seluruh komponen pada instrumen 31 31
Persentase Kelengkapan RPP 87,09% 87,09%
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan peneliti mengamati dan mengambil
data dari salah satu kelas tingkat X di MAN 1 Cirebon yaitu kelas X MIA 3 dan di
MAN 3 Cirebon yaitu kelas X MIA 1. Hasil analisis pada RPP MAN 1 Cirebon dan
62
d. Penilaian dalam RPP masih kurang jelas, karena tidak ada rubik penilaian,
perhitungan nilai, remidial, dan pengayaan untuk mengetahui hasil belajar
peserta didik.
Hasil analisis pada RPP MAN 1 Cirebon dan MAN 3 Cirebon menunjukan
komponen yang sama. Namun terdapat beberapa perbedaan RPP di MAN 1 Cirebon
dan MAN 3 Cirebon pada bagian penyusunan perumusan indikator dan penilain.
Pada perumusan indikator MAN 1 Cirebon belum mencakup tingkat pencapaian
kompetensi dan materi pembelajaran karena ada submateri yang belum tercantum
dalam indikator yaitu submateri daur biogeokimia. Pada MAN 3 Cirebon penilaian
yang disusun dalam RPP hanya ada penilaian kognitif dan afektif, belum adanya
penilaian psikomotorik. Hasil analisis perbedaan dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Analisis Perbedaan RPP
penyusunan RPP membutuhkan waktu yang lama karena format RPP yang sedikit
berbeda dengan RPP pada KTSP sehingga guru perlu beradaptasi terlebih dahulu.
Kendala lain yang dirasakan adalah guru masih kesulitan dalam membedakan materi
yang termasuk fakta, konsep, prinsip, dan prosedural. Kendala yang dialami guru
MAN 3 Cirebon dalam penyusunan RPP adalah merancang pembelajaran agar siswa
mampu menemukan sendiri konsep materi yang dipelajari. Selain itu guru juga
memiliki kendala dalam menuliskan kalimat dalam RPP agar mudah dipahami
sehingga orang yang membaca juga dapat memahami maksud yang ada pada RPP.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran yang diobservasi adalah kegiatan pembelajaran yang
dilakukan guru kelas X dengan berpedoman pada Permendikbud No. 22 Tahun 2016
tentang standar proses. Observasi dilakukan selama materi ekosistem. Hasil
observasi menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran di MAN 1 Cirebon dan
MAN 3 Cirebon berjalan dengan kriteria baik. Hasil Observasi pelaksanaan
pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
MAN 1 Cirebon MAN 3 Cirebon
Pertemuan ke-1 74,07% 85,18%
Pertemuan ke-2 81,48% 85,18%
Pertemuan ke-3 85,18% 88,88%
Rata-rata 80,24% 86,41%
95.00%
88.88%
90.00% 85.18% 85.18% 85.18% 86.41%
85.00% 81.48% 80.24%
80.00%
74.07%
75.00%
70.00%
65.00%
Pertemuan-1 Pertemuan-2 Pertemuan-3 rata-rata
Pertemuan Pembelajaran
MAN 1 Cirebon MAN 3 Cirebon
materi pembelajaran yang sangat banyak dan waktu yang terbatas membuat
guru harus mengejar materi sehingga tidak setiap saat menggunakan metode
pembelajaran yang dapat memfasilitasi pendekatan saintifik agar dapat
mengefektifkan waktu. Hasil wawancara dengan siswa diperoleh informasi
bahwa metode yang digunakan guru dalam mengajar seringkali menggunakan
ceramah sehingga siswa merasa kurang termotivasi.
Hasil observasi di MAN 3 Cirebon menunjukkan bahwa guru sering
menggunakan metode diskusi, ceramah, dan praktikum sehingga metode-
metode tersebut tepat, bervariasi, menyenangkan memfasilitasi pendekatan
saintifik, dan memfasilitasi siswa untuk mengembangkan karakter. Hasil
wawancara dengan guru diperoleh informasi bahwa guru selalu berusaha
menggunakan metode yang dapat memfasilitasi pendekatan saintifik dalam
setiap pertemuan. Hasil wawancara dengan siswa diperoleh informasi bahwa
guru sering menggunakan metode diskusi kelompok dan kadang-kadang pada
materi tertentu terdapat kegiatan praktikum sehingga siswa merasa senang
dan termotivasi dalam pembelajaran.
3) Sumber dan media pembelajaran
Hasil observasi di MAN 1 Cirebon dan MAN 3 Cirebon menunjukkan
bahwa sumber dan media pembelajaran yang digunakan sudah tepat, lebih
dari satu jenis, dan mengembangkan karakter siswa. Media tersebut
diantaranya presentasi power point dan charta, sedangkan sumber belajar
yang digunakan yaitu buku paket Biologi, lembar kerja, dan lingkungan
sekitar.
4) Kegiatan pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menantang, memotivasi,
dan menyenangkan.
Hasil observasi di MAN 1 Cirebon menunjukkan bahwa proses
pembelajaran di kelas telah menunjukkan kegiatan pembelajaran yang
interaktif, inspiratif, menantang, memotivasi, dan menyenangkan. Tetapi guru
sesekali menggunakan metode ceramah sehingga kegiatan pembelajaran
terlihat monoton. Namun, ketika pembelajaran praktikum di lingkungan
sekitar, kegiatan pembelajaran berlangsung lebih interaktif, inspiratif,
menantang, memotivasi, dan menyenangkan.
69
penilaian KI 1 dan 2 sekarang dikembalikan lagi kepada bidangnya yaitu guru PKN,
budi pekerti, dan keagamaan. Keagamaan disekolah ini sendiri ada empat mata
pelajaran yaitu fiqih, qur’an hadist, sejarah kebudayaan islam, dan akidah akhlak.
Kemudian selain itu perubahan dikurikulum 2013 revisi yaitu silabus yang dibuat
guru menjadi lebih ramping. Hanya terdapat 3 kolom meliputi KD, materi
pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan di MAN 3 Cirebon, guru biologi kelas
X (responsen 1) menyatakan bahwa kurikulum 2013 revisi adalah pengembangan
dari kurikulum sebelumnya tetapi untuk sikap religius dan sikap sosial pada
Kurikulum 2013 revisi saat ini dipegang oleh mata pelajaran agama dan PPKN,
mata pelajaran biologi tidak diterapkan penilaian sikap religius dan sikap sosial
kedalam RPP namun pada pembelajarannya diterapkan. Pendapat tersebut
dilengkapi oleh guru biologi lain (responden 2) yang menyatakan bahwa perubahan
kurikulum 2013 revisi yaitu terminologi Ulangan Harian (UH) menjadi Penilaian
Harian (PH), UAS menjadi Penilaian Akhir Semester untuk semester 1 dan
Penilaian Akhir Tahun (PAT) untuk semester 2. Dan sudah tidak ada lagi UTS,
langsung ke penilaian akhir semester. Menurut WK kurikulum 2 (responden 3)
menyatakan bahwa tidak ada perubahan format RPP karena masih menggunakan
Permendikbud No 22 Tahun 2016. Hanya format silabus lebih ramping terdapat 3
kolom meliputi kompetensi dasar, materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan di dua sekolah, dapat
diinterpretasikan bahwa kurikulum 2013 edisi revisi merupakan perubahan dari
kurikulum sebelumnya terutama berkaitan dengan empat standar yaitu standar
kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian pendidikan.
Perubahan tersebut dilakukan berdasarkan hasil analisis dari berbagai kebutuhan
peserta didik, baik kebutuhan hidup (bekerja) maupun untuk mengebangkan diri
sesuai dengan pendidikan seumur hidup. Beberapa perubahan yang terjadi dalam
mata pelajaran biologi berdasarkan kurikulum 2013 revisi antara lain sebagai
berikut:
a. Guru mata pelajaran biologi hanya melalukan penilaian untuk KI 3 dan KI 4.
Karena penilain untuk KI 1 dan KI 2 dilakukan oleh guru mata pelajarn PPKN,
agama, dan budi pekerti
73
b. Adanya penilaian dari semua aspek. Penentuan nilai bagi siswa bukan hanya
didapat dari nilai ujian saja tetapi juga didapat dari nilai kesopanan, religi,
praktek, sikap dan lain-lain.
d. Kurikulum 2013 revisi ini sangat tanggap terhadap fenomena dan perubahan
sosial yang terjadi di abad 21 sekarang. Hal ini mulai dari perubahan sosial yang
terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global.
memproyeksikan apa yang harus dicapai dan dikuasai siswa. Tujuan pembelajaran
yang dirumuskan dengan jelas memudahkan guru dalam memilih metode
pembelajaran, media pembelajaran, dan teknik penilaian.
Perumusan indikator dan tujuan pembelajaran harus memperhatikan
karakteristik KI-KD melalui telaah kata kerja operasional yang digunakan.
Penggunaan kata kerja operasional pada kompetensi yang menuntut penguasaan
konsep atau prinsip akan berbeda dengan kata kerja operasional yang menuntut
kemampuan operasional atau prosedural. Perumusan indikator dan tujuan
pembelajaran merupakan hal yang penting dalam RPP karena apabila serangkaian
indikator dan tujuan pembajaran dalam satu kompetensi dasar sudah dapat dicapai
oleh siswa, berarti target kompetensi dasar tersebut sudah terpenuhi.
Perumusan indikator dan tujuan pembelajaran dalam RPP belum
mengintegrasikan adanya pengembangan karakter. Perumusan indikator dan tujuan
pembelajaran seharusnya tidak hanya mengembangkan ranah pengetahuan atau
keterampilan siswa saja, tetapi harus memfasilitasi siswa untuk mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap termasuk karakter secara terpadu. Menurut
Winarni (2013:106), agar RPP memberikan petunjuk dalam menciptakan
pembelajaran yang berwawasan pada pengembangan karakter, RPP tersebut perlu
diadaptasi. Adaptasi tersebut dilakukan dengan cara menambahkan karakter yang
ingin dicapai pada indikator dan tujuan pembelajaran.
Materi pembelajaran yang disusun dalam RPP yang disusun guru Biologi MAN
1 Cirebon dan MAN 3 Cirebon telah dibedakan antara fakta, konsep, prinsip, dan
prosedural. Materi pembelajaran dalam kurikulum 2013 maupun kurikulum 2013
edisi revisi merupakan salah satu yang membedakan dengan RPP KTSP.
Permendikbud No. 22 tahun 2016 tentang standar proses menyebutkan bahwa materi
pembelajaran harus dirinci menjadi materi yang bersifat fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur. Menurut Permendikbud No. 22 tahun 2016 dengan mengetahui jenis materi
yang akan dipelajari siswa, maka guru akan mendapatkan kemudahan pada saat
mengajarkannya. Cara mudah untuk menentukan materi itu berupa fakta, konsep,
prinsip atau prosedur adalah dengan jalan mengajukan pertanyaan tentang
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.
Berdasarkan hasil penelitian, pelaksanaan pembelajaran Biologi yang
dilaksanakan di MAN 1 Cirebon berbeda dengan RPP yang telah disusun.
79
Banyaknya hari libur dan kegiatan di MAN 1 Cirebon membuat sebagian waktu
efektif hilang sehingga masih banyak materi yang belum terselesaikan. Guru tidak
menggunakan RPP sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran karena
harus mengejar materi yang tertinggal. Hal tersebut harus menjadi perhatian bagi
guru. Guru harus lebih mampu mengelola waktu dalam setiap pertemuan. Selain itu,
guru seharusnya tetap berusaha menggunakan RPP pada saat mengajar agar
pembelajaran dapat berlangsung lebih terarah dan dapat mengatasi hambatan pada
pertemuan sebelumnya.
Pelaksanaan pembelajaran di MAN 3 Cirebon secara umum telah sesuai dengan
RPP yang disusun. Guru selalu berusaha membuat pembelajaran berlangsung sesuai
RPP agar dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan selama proses pembelajaran.
Dengan berpedoman pada RPP, guru dapat mengajar secara sistematis, tanpa
khawatir keluar dari tujuan, ruang lingkup materi, strategi pembelajaran, atau keluar
dari sistem evaluasi yang seharusnya dilakukan. Melalui proses perencanaan yang
matang, guru dapat memprediksi seberapa besar keberhasilan yang akan dapat
dicapai. Pembelajaran bukan hanya sekedar menyampaikan materi pembelajaran,
tetapi suatu proses pembentukan perilaku siswa. Proses pembelajaran merupakan
suatu yang kompleks dan harus diperhitungkan segala kemungkinan. Segala
kemungkinan tersebut perlu perencanaan yang matang dari setiap guru.
Kegiatan pembelajaran terdiri atas kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.
Kegiatan pendahuluan yang dilakukan oleh guru Biologi MAN 1 Cirebon dan MAN
3 Cirebon berjalan cukup baik. Pada kegiatan pendahuluan, guru telah mengawali
kegiatan dengan mengucapkan salam atau meminta siswa untuk berdoa. Melalui
salam atau berdoa sebelum pembelajaran guru telah menanamkan karakter religius
kepada siswa. Apabila karakter tersebut telah tertanamkan kepada siswa, maka siswa
akan terbiasa juga untuk mengucapkan salam kepada semua warga sekolah dan
masyarakat.
Kegiatan pendahuluan yang perlu diperhatikan guru adalah apersepsi dan
motivasi. Apersepsi pada kegiatan pendahuluan yang dilakukan guru Biologi MAN 1
Cirebon masih terbatas hanya menyampaikan pokok bahasan atau meteri sebelumnya
melalui pertanyaan-pertanyaan yang terkait materi. Sementara itu, guru Biologi
MAN 3 Cirebon telah berupaya memberikan apersepsi berupa gambar yang
menghubungkan dengan materi yang akan dipelajari. Namun demikian, guru MAN 1
80
Media dan sumber belajar yang dapat memfasilitasi pendekatan pendekatan saintifik
juga tergantung dari cara guru dalam menggunakannya.
Standar proses kurikulum 2013 maupun kurikulum 2013 edisi revisi
memberikan penekanan pada kegiatan inti dalam pembelajaran agar menggunakan
pendekatan saintifik. Diperlukan suatu metode pembelajaran tertentu agar dapat
memfasilitasi pendekatan saintifik. Metode ceramah merupakan metode yang masih
sering digunakan oleh guru MAN 1 Cirebon dalam mengajar. Guru merasa perlu
memberikan penjelasan langsung kepada siswa karena apabila penjelasan didapat
dari siswa lain melalui diskusi atau presentasi siswa, pemahaman dirasa kurang
maksimal. Selain itu, masih banyaknya materi yang harus diselesaikan membuat
guru tidak selalu menggunakan metode yang dapat memfasilitasi pendekatan
saintifik. Penggunaan metode ceramah membuat siswa terkadang merasa tidak
termotivasi sehingga suasana pembelajaran menjadi kurang menyenangkan. Siswa
mengharapkan pembelajaran Biologi yang lebih menyenangkan dan membuat siswa
dapat melakukan aktivitas, seperti pembelajaran menggunakan permainan atau
praktikum.
Metode ceramah yang digunakan guru Biologi MAN 1 Cirebon ketika mengajar
di kelas belum memfasilitasi pendekatan saintifik dengan optimal. Langkah
pembelajaran saintifik yang muncul hanya mengamati dan menanya. Guru
memfasilitasi siswa untuk mengamati melalui tayangan gambar atau memberikan
penjelasan kepada siswa. Melalui tayangan gambar atau penjelasan dari guru, siswa
dapat menyimak dan mendengarkan suatu informasi yang diberikan. Guru telah
berusaha memancing siswa untuk bertanya melalui pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan kepada siswa dengan harapan siswa dapat mengajukan pertanyaan secara
mandiri dari pertanyaan-pertanyaan guru. Menurut Permendikbud No 81A Tahun
2013, pada kegiatan menanya siswa perlu dilatih menggunakan pertanyaan dari guru
sehingga siswa mampu untuk mengajukan pertanyaan secara mandiri.
Metode ceramah sering dikritik dari semua metode pembelajaran, tetapi metode
ceramah menjadi efisien ketika terbatasnya waktu perencanaan untuk mengatur
materi dan dapat membantu siswa mendapatkan informasi yang sulit diakses dengan
cara lain. Namun, metode ceramah memiliki kelemahan, antara lain menempatkan
siswa pada peran yang pasif dan tidak efektif menarik serta mempertahankan
perhatian siswa sehingga kegiatan pembelajaran menjadi kurang interaktif,
82
yang digunakan guru juga mampu membuat siswa lebih aktif dalam mencari
informasi melalui berbagai sumber, mendorong siswa untuk berfikir kritis dalam
memecahkan masalah, dan mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara
bebas. Hal tersebut sesuai penelitian Jauhari & Mulyani (2010:66) yang menyatakan
bahwa metode dsikusi dapat menjadikan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,
efektif dan menyenangkan yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi siswa.
Namun demikian, guru sebaiknya memberikan variasi-variasi dalam menggunakan
metode diskusi pada setiap pertemuan agar siswa lebih tertarik untuk mempelajari
materi.
Kegiatan praktikum yang dilakukan di MAN 1 Cirebon dan MAN 3 Cirebon
telah memfasilitasi pendekatan saintifik dengan baik. Kegiatan praktikum yang
dilakukan guru Biologi MAN 1 Cirebon dan MAN 3 Cirebon berada di luar kelas
untuk menjelaskan materi ekosistem. Guru telah memfasilitasi kegiatan mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi/mengolah informasi, dan
mengkomunikasikan. Guru memfasilitasi siswa untuk melakukan pengamatan
lingkungan sekitar sekolah.
Langkah pendekatan saintifik menanya terlihat saat siswa menanyakan hal yang
berkaitan dengan apa yang telah diamati kepada guru. Setelah melakukan
pengamatan, akan timbul suatu pertanyaan-pertanyaan yang mana akan dicari
jawabannya melalui pengumpulan informasi. Siswa mengumpulkan informasi
melalui berbagai sumber seperti buku paket, internet, atau keterangan dari guru.
Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu mengolah informasi
atau mengasosiasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi
lainnya. Langkah terakhir dari pendekatan saintifik adalah mengkomunikasikan.
Mengkomunikasikan dapat dilakukan dengan tertulis maupun lisan. Guru meminta
siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas untuk memfasilitasi
langkah pendekatan saintifik mengkomunikasikan.
Berbagai karakter dapat dikembangkan dalam kegiatan diskusi dan praktikum.
Karakter siswa yang dapat dikembangkan melalui metode diskusi dan praktikum
diantaranya adalah jujur, demokratis, berpikir logis, inovatif, dan kreatif,
bertanggung jawab, dan rasa ingin tahu. Karakter jujur dapat dilihat ketika siswa
mencatat hasil praktikum sesuai dengan data yang sebenarnya. Karakter demokratis
terlihat pada saat siswa saling menyampaikan pendapat dengan siswa lainnya.
84
Karakter berpikir logis, kreatif, dan inovatif dapat dilihat ketika siswa berusaha
menjawab permasalahan yang ada pada praktikum. Karakter tanggung jawab dapat
dilihat ketika siswa mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh. Karakter rasa ingin
tahu terlihat ketika siswa melakukan pengamatan dan selalu bertanya kepada guru
atau siswa lainnya.
Mata pelajaran Biologi merupakan bagian dari sains yang memerlukan
pedekatan ilmiah atau pendekatan saintifik untuk mempelajarinya. Kurikulum 2013
edisi revisi menuntut guru untuk mampu mengajarkan semua mata pelajaran
menggunakan pendekatan saintifik. Pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik
memungkinkan siswa untuk melakukan berbagai macam aktivitas sehingga ketiga
ranah siswa dapat dikembangkan. Siswa memperoleh berbagai pengetahuan yang
merupakan kemampuan hard skill. Selain itu, siswa memiliki kemampuan untuk
berinteraksi dengan orang lain, kemampuan untuk memecahkan masalah, dan
keterampilan berkomunikasi. Kemampuan-kemampuan tersebut merupakan bagian
dari soft skill seseorang. Penelitian yang dilakukan Fauziah et al. (2013:177)
menyimpulkan bahwa tahap-tahap pendekatan saintifik dapat meningkatkan
kemampuan soft skill dan hard skill siswa. Kemampuan hard skill dan soft skill yang
seimbang memungkinkan siswa untuk memperoleh prestasi yang terbaik.
Permendikbud No. 22 Tahun 2016 mengharapkan guru dapat menggunakan
metode inkuiri atau discovery untk memfasilitasi pendekatan saintifik. Pembelajaran
inkuiri atau discovery sebaiknya digunakan guru dalam proses pembelajaran karena
menurut hasil penelitian dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa.
Penelitian yang dilakukan Balim (2009:19) menyimpulkan bahwa pembelajaran
discovery berpengaruh positif terhadap hasil belajar dan keterampilan belajar inkuiri
siswa dibanding dengan pembelajaran tradisional. Sementara itu, menurut Illah
(2012:107) pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan keaktifan siswa. Bentuk-bentuk
keaktivan tersebut antara lain mendengarkan penjelasan guru, mengemukakan
pendapat, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan aktif berdiskusi
dengan teman.
Kegiatan pembelajaran yang terakhir adalah kegiatan penutup. Kegiatan penutup
yang dilakukan oleh guru Biologi MAN 1 Cirebon dan MAN 3 Cirebon telah
berjalan cukup baik. Pada kegiatan penutup pembelajaran di kelas, guru telah
menutup pembelajaran dengan salam ketika pembelajaran selesai. Namun, guru
85
belum memberikan umpan balik kepada siswa terhadap proses dan hasil
pembelajaran dengan cara memberikan penguatan terhadap materi dan memberikan
pujian kepada siswa karena telah bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Guru
memberikan penugasan kepada siswa dan menginformasikan kegiatan pada
pertemuan berikutnya hanya ketika pertemuan berikutnya akan diadakan ulangan.
Kegiatan penutup yang kurang maksimal dapat membuat siswa tidak menemukan
konsep-konsep materi secara kuat atau memperoleh kesimpulan dari apa yang telah
dipelajari sehingga apa yang diperoleh selama pembelajaran hanya berlalu begitu
saja.
Kegiatan penutup pembelajaran merupakan salah satu aspek penting dalam
pembelajaran dan membutuhkan suatu keterampilan. Kegiatan menutup
pembelajaran dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa
yang telah dipelajari siswa yang dapat dilakukan dengan membuat kesimpulan.
Selain itu, kegiatan menutup pembelajaran dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran yang
dapat dilakukan melalui evaluasi. Melalui kegiatan penutup, guru juga dapat
mengembangkan karakter siswa. Karakter religius dapat dikembangkan ketika guru
meminta siswa untuk mengakhiri pembelajaran dengan berdoa atau mengucapkan
salam. Karakter mandiri dan demokratis dapat dikembangkan guru ketika meminta
siswa untuk memberikan kesimpulan dalam pembelajaran.
Penilaian yang dirancang guru dalam RPP telah disusun secara lengkap untuk
menilai sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Namun demikian, dalam
pelaksanaannya baik guru Biologi MAN 1 Cirebon maupun MAN 3 Cirebon belum
melakukan penilaian pada proses pembelajaran untuk mengukur sikap dan
keterampilan siswa. Guru hanya terfokus untuk menyelesaikan materi pembelajaran.
Guru merasa kesulitan ketika harus melakukan penilaian untuk mengukur ketiga
ranah siswa karena keterbatasan waktu ketika pembelajaran berlangsung. Hal
tersebut dapat menjadi permasalahan karena tidak akan mampu menggambarkan
kemampuan siswa yang sebenarnya.
Salah satu penekanan dalam kurikulum 2013 maupun kurikulum 2013 edisi
revisi adalah penilaian autentik. Kurikulum mempertegas adanya pergeseran dalam
melakukan penilaian, yaitu dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi
pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian autentik (mengukur
86
dan menanyakan kepada siswa mengenai kesulitan yang masih dialami. Guru dengan
ramah membimbing siswa apabila terdapat hal-hal yang tidak sesuai atau hal yang
belum diketahui oleh siswa. Guru dengan sabar membimbing siswa-siswanya. Guru
perlu memiliki pemahaman tentang siswa yang dibimbingnya. Pemahaman tersebut
dapat melalui kebiasaan belajar atau tentang potensi dan bakat yang dimiliki siswa.
Pemahaman ini sangat penting karena akan menentukan teknik dan jenis bimbingan
yang harus diberikan kepada siswa.
Setiap kegiatan belajar mengajar tentunya guru mengalami kendala dalam
menggerakan siswa aktif saat belajar dikelas, kendala yang dialami guru di MAN 1
Cirebon menurut guru biologi kelas X (responden 1) yaitu peserta didik susah diatur
saat belajar, apalagi saat kegiatan praktikum peserta didik kurang terkondisikan.
Menurut guru biologi lain (responden 2) menyatakan bahwa tidak ada kendala dalam
mengajar karena siswa diberikan tantangan untuk setiap pembelajarannya diterapkan
ujian lisan dengan menjelaskan materi yang telah disampaikan dari awal-akhir
dengan menjelaskannya didepan kelas. Menurut WK Kurikulum (responden 3)
kendala menggerakkan siswa aktif saat pembelajaran yaitu siswa tidak mampu
mencapai tujuan belajar atau hasil belajar dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) dan siswa kekurangan motivasi dalam belajar, yaitu keadaan atau kondisi
siswa yang kurang semangat belajar seperti bermalas-malasan.
Menurut Rusman (2015:67), kendala menggerakkan siswa aktif saat belajar
meliputi faktor fisiologis, psikologis, dan lingkungan yaitu : 1. Faktor fisiologis,
seperti kondisi kesehatan siswa yang kurang prima, tidak dalam keadaan lelah, cact
jasmani dan sebagainya. Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi siswa dalam
menerima materi pelajaran. 2. Faktor psikologis, setiap individu siswa pada dasarnya
memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, seperti inteligensi (IQ), perhatian,
minat, bakat, motivasi, motif, kognitif dan daya nalar siswa, sehingga hal-hal
tersebut tentunya akan mempengaruhi hasil belajarnya. 3. Faktor lingkungan,
meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial, seperti belajar pada tengah hari
diruang yang memiliki ventilasi udara yang kurang, tentunya akan berbeda suasana
belajarnya dengan belajar di pagi hari yang udaranya masih segar, hal tersebut akan
mempengaruhi keaktifan belajar siswa.
Kegiatan pembelajaran juga tidak lepas dari berbagai kendala di MAN 3
Cirebon, sehingga menghambatnya kegiatan tersebut. Apalagi proses pembelajaran
88
yang sesuai dengan Kurikulum 2013 revisi guru dituntut untuk lebih kreatif dalam
menyampaikan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran, namun di
sekolah sarana dan prasarana media pembelajaran kurang menunjang dan masih
terbatas khususnya untuk mata pelajaran biologi itu sendiri, melihat dari
perlengkapan peralatan dan bahan dilaboratorium IPA masih banyak yang belum
dimiliki oleh sekolah. Menurut guru biologi kelas X (responden 1) menyatakan
bahwa sarana dan prasarana di sekolah ini kurang menunjang proses pembelajaran,
khusunya untuk mata pelajaran biologi karena peralatan laboratorium masih terbatas,
ruangan laboratorium masih bergabung dalam satu ruangan untuk biologi, kimia dan
fisika. Menurut guru biologi lain (responden 2), keadaan sarana dan prasarana
sekolah ini kurang menunjang untuk proses belajar mengajar, terutama untuk
pembelajaran biologi media pembelajaran (infocus) terbatas serta ruang laboratorium
dan peralatan laboratorium banyak yang tidak dimiliki disekolah ini. Menurut WK
Kurikulum 2 (responden 3) menyatakan bahwa keadaan sarana dan prasarana
sekolah ini kurang menunjang untuk proses belajar mengajar, terutama untuk
pembelajaran biologi media pembelajaran (infocus) terbatas, serta ruang
laboratorium dan peralatan bahan-bahan kimia dilaboratorium banyak yang tidak
dimiliki disekolah ini.
Berdasarkan hasil wawancara diatas menunjukan bahwa kebutuhan guru untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang baik harus terpenuhi, agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Penunjangan proses pembelajaran Biologi, guru
mengeluhkan keberadaan kurang menunjangnya sarana dan prasarana IT serta media
pembelajaran lainnya. Media pembelajaran merupakan media yang digunakan untuk
proses belajar mengajar di kelas ataupun diluar kelas, seperti; infocus, komputer atau
laptop, wifi, carta atau gambar, torso, peralatan laboratorium (alat dan bahan untuk
kegiatan praktikum), dan lainnya.
Menurut Gerlach dan Ely (1980:244) dalam Sanjaya (2008:205) media
pembelajaran itu meliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan
kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan
sikap. Jadi, pengertian diatas media pembelajaran bukan hanya alat perantara seperti
tv, radio, slide, bahan cetakan, akan tetapi meliputi manusia atau orang sebagai
sumber belajar atau juga berupa kegiatan semacam diskusi, seminar, karyawisata,
89
simulasi dan lain sebagainya yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan dan
kawasan, mengubah sikap siswa atau untuk menambah keterampilan.
Sarana dan prasarana dalam pendidikan sangat penting dan dibutuhkan, karena
sarana dan prasarana pendidikan dapat berguna untuk menunjang penyelenggaraan
proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk satu
lembaga dalam rangka mencapai tujuam pendidikan. Prasarana dan sarana
pendidikan adalah salah satu sumber daya yang menjadi tolak ukur mutu sekolah dan
perlu peningkatan terus menerus seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang cukup canggih.
Apabila sarana dan prasarana di sekolah menunjang maka akan mendukung
proses belajar mengajar, demikian juga sebaliknya jika sarana dan prasarana kurang
menunjang maka akan menghambat proses belajar mengajar. Sehingga untuk
menerapkan pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 revisi membutuhkan
persiapan yang matang baik itu biaya yang cukup besar dan waktu yang cukup lama
agar pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 revisi dapat dilaksanakan dengan
baik.
Hasil wawancara di dua sekolah yaitu MAN 1 Cirebon dan MAN 3 Cirebon
terdapat beberapa perubahan yang terjadi dalam mata pelajaran biologi berdasarkan
kurikulum 2013 edisi revisi. Guru mata pelajaran Biologi hanya melalukan penilaian
untuk KI 3 dan KI 4 meliputi pengetahuan dan ketrampilan. Sedangkan penilaian
spiritual dan sosial yaitu yang termuat dalam KI 1 dan KI 2 dilakukan oleh guru
mata pelajaran PKN dan Keagamaan.Selain itu dalam pelajaran biologi terdapat
beberapa perubahan penempatan materi yang semula berada di semester ganjil
kemudian berada di semester genap, atau sebaliknya. Contohnya pada materi
pelajaran keanekaragaman hayati yang semula berada pada semester genap,
kemudian pada kurikulum 2013 revisi materi kenekaragaman hayati berada
disemester ganjil.
Silabus lebih ramping hanya terdapat 3 kolom meliputi KD, materi
pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran. Menurut E Mulyasa (2018: 69) silabus
pada hakikatnya merupakan rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata
pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar,
materi pembelajaran, indikator, penilaian alokasi waktu, dan sumber belajar yang
dikembangkan oleh setian satuan pendidikan. Dalam kurikulum 2013 revisi, silabus
90
Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap pembelajaran
dikelas. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan. Peserta didik harus aktif dan kreatif tidak seperti kurikulum sebelumya,
materi dalam kurikulum terbaru ini lebih ke pemecahan masalah. Jadi peserta didik
untuk aktif mencari informasi agar tidak ketinggalan mengikuti materi pembelajaran.
Pembelajaran yang dulunya diberi tahu sekarang bergeser dengan pembelajaran
peserta didik aktif mencari tahu.
Adanya penilaian dari semua aspek. Penentuan nilai bagi siswa bukan hanya
didapat dari nilai ujian saja tetapi juga didapat dari nilai kesopanan, religi, praktek,
sikap dan lain-lain. Standar penilaian mengarahkan kepada penilaian berbasis
kompetensi seperti sikap, ketrampilan, dan pengetahuan secara proporsional.
Kurikulum 2013 revisi menekankan pengembangan kompetensi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap peserta didik secara holistik (menyeluruh). Ketiga
kompetensi tersebut ditagih dalam rapor dan merupakan penentu kenaikan kelas dan
kelulusan peserta didik sehingga guru wajib mengimplementasikannya dalam
pembelajaran dan penilaian. Pada kurikulum sebelumnya mata pelajaran tertentu
mendukung kompetensi tertentu dan dirancang berdiri sendiri dan me miliki
kompetensi dasar sendiri. Tetapi dalam implementasinya guru-guru pada umumnya
tidak mengembangkan kompetensi ketrampilan dan sikap secara jelas. Kompetensi
yang dikembangkan lebih didominasi oleh aspek pengetahuan. Dengan kehadiran
kurikulum 2013 ini tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi (pengetahuan,
keterampilan, sikap) dan dirancang terkait satu sama lain dan memiliki kompetensi
dasar yang diikat oleh kompetensi inti setiap kelas.
Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah
diintegrasikan ke dalam semua program studi.Melalui pengembangan kurikulum
2013 yang berbasis karakter dan kompetensi diharapkan mampu secara mandiri
meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi
serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud
dalam perilaku sehari-hari. Sehingga, pembentukan karakter tidak hanya dilakukan
pada ranah kognitif saja tetapi, menyentuh pendalaman dan pengamalan nyata dalam
kehidupan sehari-hari. Hampir setiap hari kita mendengar, melihat, dan menyaksikan
betapa para pemuda, pelajar, dan mahasiswa yang diharapkan menjadi generasi
92
bangsa telah terlibat dengan VCD porno, pelecehan seksual, narkoba, geng motor,
perjudian, dan lain sebagainya. Contoh-contoh tersebut menunjukkan betapa rendah
dan rapuhnya fondasi moral dan spiritual kehidupan bangsa.
Sangat tanggap terhadap fenomena dan perubahan sosial yang terjadi di abad ke-
21 sekarang. Hal ini mulai dari perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal,
nasional, maupun global. Guru, kepala sekolah dan pengawas dituntut untuk
senantiasa menyempurnakan pembelajarn sesuai dengan perkembangan ilmu
penyetahuan, teknologi dan seni, serta tuntutan kebutuhan lokal, nasional, dan global
sehingga kurikulum yang dikembangkan disekolah betul-betul diperlukan oleh
peserta didik sesuai dengan kebutuhan lingkungan, perkembangan zaman, dan
tuntutan global. Menurut E Mulyasa (2018: 5) Integrasi abad ke-21 yang mencakup
4C (Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem solving, dan
Creativity and Innovation), merupakan bentuk antisipasi kurikulum terhadap
perkembangan teknologi dan penerapannya di masyarakat. Inilah sesungguhnya yang
ingin diwujudkan dalam kurikulum 2013 revisi, bukan sekedar transfer ilmu
pengetahuan dan materi, tetapi pembentukan kompetensi abad ke-21. Beberapa pakar
menjelaskan pentingnya penguasaan kompetensi abad ke-21 sebagai sarana meraih
kesuksesan khususnya di era globalisasi, era disrupsi, era akhir zaman, bahkan era
kesemrawudan global. Era ini ditandai dengan percepatan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni, khususnya teknologi informasi yang
perkembangannya merambah dengan pesat pada berbagai bidang kehidupan.
Banyak kompetensi yang dibutuhkan sesuai perkembangan seperti pendidikan
karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills,
kewirausahaan. Menurut E Mulyasa (2018: 5) Integrasi ketrampilan abad ke-21
dalam pembelajaran disekolah sangat penting, karena kemampuan 4C merupakan
jenis soft skill yang pada implementasi keseharian jauh lebih bermanfaat daripada
sekedar penguasaan hard skill. Pembelajaran yang menekankan pada ketrampilan
abad ke-21 juga menekankan tentang pentingnya pengembanagn otak kanan peserta
didik. Oleh karena itu guru-guru dituntut untuk mengubah mindset dari
pengembangan otak kiri kepengambangan otak kanan yang berbasis kreativitas.
Guru berperan sebagai fasilitator didalam pembelajaran. Sehingga diharapkan
kreatifitas guru akan semakin meningkat. Guru sangat berperan dan menentukan
berhasil atau tidaknya implementasi kurikulum disekolah, sesuai dengan standar
93
yang telah ditetatapkan. Oleh karena itu, guru besarta tenaga kependidikan lainnya,
terutama kepala sekolah dan pengawas harus memahami standar isi dan standar
kompetensi lulusan yang telah disusun oleh BSNP, serta menjadikan acuan dalam
mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan sekolah.
Selain itu juga sifat pembelajaran sangat kontekstual.Pembelajaran yang dilakukan
bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang
dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka
sehari-hari sehingga siswa memiliki pengetahuan atau keterampilan yang secara
fleksibel dapat diterapkan dari satu permasalahan ke konteks lainnya. Pembelajaran
yang bersifat kontekstual membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Efisiensi dalam manajemen sekolah contohnya dalam pengadaan buku, dimana
buku sudah disiapkan dari pusat. Menurut E Mulyasa (2018: 8) kurikulum 2013
revisi seharusnya lebih mudah diterapkan, karena sudah dilengkapi dengan buku
pedoman guru dan pedoman peserta didik, beserta perangkat pembelajaran lainnya.
Oleh karena itu, keberhasilan kurikulum sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru
yang akan menerapkan dan mengaktualisasikannya dalam pembelajaran.