Anda di halaman 1dari 2

Geodesy 

berasal dari bahasa Yunani, Geo (γη) = bumi dan daisia / daiein (δαιω) = membagi, kata
geodaisia atau geodeien berarti membagi bumi. Menurut IAG (International Association Of
Geodesy, 1979), Teknik Geodesi adalah disiplin ilmu yang mempelajari tentang pengukuran dan
perepresentasian dari Bumi dan benda-benda langit lainnya, termasuk medan gaya beratnya
masing-masing, dalam ruang tiga dimensi yang berubah dengan waktu. Sejak zaman dahulu,
Ilmu Teknik Geodesi digunakan oleh manusia untuk keperluan navigasi. Kegiatan pemetaan
bumi sebagai bidang ilmu Geodesi telah dimulai sejak banjir sungai nil (2000 SM) oleh kerajaan
Mesir Kuno. Perkembangan Geodesi yang lebih signifikan lagi pada saat manusia mempelajari
bentuk bumi & ukuran bumi lebih dalam oleh tokoh Yunani, Erastotenes yang dikenal sebagai
bapak Geodesi. Saat ini, dikarenakan kemajuan teknologi informasi, cakupan ilmu geodesi
semakin luas.

Pada masa sekarang ini, bidang – bidang dari cabang ilmu geodesi yang dapat dipelajari oleh
mahasiswa dapat dibagikan menjadi bidang survei dan pemetaan secara terestris, survei dan
pemetaan secara hidrografis, bidang geoinformatika atau sistem informasi geografi, bidang
administrasi pertanahan dan property, bidang manajemen wilayah perbatasan dan juga bidang
fotogrametri dan penginderaan jauh. Oleh karena itu, Geodesi menjadi identik dengan kegiatan
pengukuran dan proses pembuatan peta sehingga mahasiswa dituntut bisa memahamai dan
menguasi metode mulai dari akuisisi data, pengolahan, penyajian, analisis hingga proses
pengambilan keputusan untuk diaplikasikan dalam pekerjaan sehari – hari. Untuk menunjang
semua kurikulum tersebut, seorang mahasiswa geodesi harus memiliki kemampuan antara lain
menyukai perhitungan dan analisa, menyenangi pemrosesan data menggunakan perangkat lunak
dalam komputer, dan menyukai pekerjaan di lapangan.

Mengingat cakupan ilmu geodesi dan pengaplikasiannya yang semakin meluas pada banyak
bidang pekerjaan menyebabkan kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang survey dan
pemetaan khususnya lulusan mahasiswa Geodesi untuk berbagai instansi pemerintah maupun
swasta menjadi sangat besar. Lulusan Teknik Geodesi merupakan seorang pionir dalam survey
investigasi suatu proyek/pekerjaan sipil baik skala besar maupun kecil, misalnya pembukaan
penambangan migas di darat/hutan atau di lautan samudera, infrastruktur jalan, irigasi, gedung-
gedung, jaringan rel KA, bandara dan lain-lain. Umumnya setiap pekerjaan sipil sederhana (skala
besar/kecil) menyangkut dengan permukaan bumi baik kedalamannya (galian) maupun
ketinggiannya (timbunan) melibatkan bidang ini atau tim surveyor geodesi. Secara garis besar,
lulusan Teknik Geodesi dapat bekerja di berbagai bidang yaitu:

1. Lembaga Pemerintahan (Badan Pertanahan Nasional; Badan Informasi Geopasial; Badan


Intelijen Negara; Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika; Badan Tenaga Nuklir
Nasional; Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional; Bappeda dan Bappenas;
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi; Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan; Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral; Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat; Kementerian Perhubungan, TNI dan Dishidros TNI-AL;
Kementerian ATR/BPN, Kementerian Keuangan; Kementerian Kelautan dan Perikanan,;
dan lain lain)

2. Bidang Akademisi dan Penelitian (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia, Dosen, dan lain – lain )

3. Badan Usaha Milik Negara yang menggunakan dan mengembangkan ilmu terkait peta.

4. Industri Swasta sebagai contoh Perusahaan Konsultan Mapping, Perusahaan


Pertambangan, Perusahaan Onshore/Offshore, dan lainnya.

5. Perusahaan Kontraktor Bangunan .

6. Perusahaan Konstruksi Jalan dan Jembatan 

7. Industri kreatif/ Start-Up yang berkaitan dan mengembangkan teknologi location based


service

Anda mungkin juga menyukai