Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS KARAKTERISTIK MACHINING O-RING BUATAN PADA BRAKE SYSTEM

CESSNA BERBAHAN ALUMUNIUM

ARTIKEL ILMIAH

Untuk Memenuhi Persyaratan Kelulusan


Jenjang Strata 1 Program Studi Teknik Dirgantara

Disusun Oleh:
RAFI ILHAM RAMADHAN

170202054

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK DIRGANTARA

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI KEDIRGANTARAAN

YOGYAKARTA

2021
HALAMAN PERSETUJUAN

Artikel Ilmiah dengan Judul

ANALISIS KARAKTERISTIK MACHINING O-RING BUATAN PADA BRAKE SYSTEM


CESSNA BERBAHAN ALUMUNIUM

Disusun oleh:

Nama : Rafi Ilham Ramadhan

NIT : 170202054

Telah disetujui dan disahkan oleh Program Studi Teknik Dirgantara

Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta

Yogyakarta, 1 Oktober 2021

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Indreswari Suroso, S.T., M.T.) (Noviana Utami C.S., SST., M.Eng.)


NIDN. 0517038803 NIDN. 0519029101
Mengetahui,
Kepala Program Studi

(Haris Ardianto, S.T., M.Eng.)


NIDN. 110525151
ANALISIS KARAKTERISTIK MACHINING O-RING BUATAN PADA BRAKE SYSTEM
CESSNA BERBAHAN ALUMUNIUM
ANALYSIS OF CHARACTERISTICS MACHINING ARTIFICIAL O-RING IN BRAKE
SYSTEM CESSNA MADE OF ALUMUNIUM
Rafi Ilham Ramadhan1), Indreswari Suroso S.T., M.T.2), Noviana Utami C.S., SST., M.Eng.3)
Teknik Dirgantara, Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta
rafiilham86@gmail.com
Abstrak

Didalam sistem pengereman terdapat komponen O-ring berbentuk cincin yang digunakan untuk static seal dengan
fungsi sama dengan gasket. Komponen O-ring didalam komponen brake system Cessna memiliki standar asal pabrik
pembuat yang telah teruji dengan panduan berbagai bahan tertentu agar mendapat faktor keselamatan. Hal ini membuat
sebagian orang berpikiran untuk membuat O-ring buatan yang mempunyai bahan berbeda dengan harapan dapat
mengurangi biaya perawatan dan mendapat faktor keselamatan sesuai pabrik pembuat.
Metode yang digunakan pada pembuatan O-ring adalah Metode machining dengan material berbahan alumunium
dan menggunakan 3 metode pengujian yaitu, pengujian komposisi kimia, kekerasan Hardness Vickers, struktur mikro.
Setiap pengujian menggunakan alat dan bahan masing-masing yang dapat menghasilkan data setiap pengujian dan dapat
digunakan sebagai perbandingan komponen O-ring buatan berbahan alumunium dengan komponen O-ring asli.
Hasil dari pengujian komposisi kimia pada komponen O-ring buatan berbahan Alumunium (Al) terdapat
kandungan sebesar 98,8% yang dapat dinyatakan sebagai Alumunium murni sedangkan O-ring asli memiliki dua unsur
kandugan terbesar yaitu Besi (Fe) 51,87% dan Kromium (Cr) 33,6%. Nilai rata-rata kekerasan Vickers pada O-ring buatan
sebesar 48,47 Kgf/mm2 lebih rendah dibandingkan dengan O-ring asli sebesar 191,20 Kgf/mm2. Pengujian Struktur Mikro
pada O-ring buatan menunjukkan terdapat paduan Al-Mg dan O-ring asli terdapat paduan Fe-Cr.

Kata kunci: O-ring, Machining, Alumunium

Abtract

Inside the braking system there is an O-ring component in the form of a ring which is used for static
seals with the same function as gaskets. The O-ring component in the Cessna brake system component has the
manufacturer's original standard that has been tested with guidelines for certain materials in order to get a
safety factor. This makes some people think of making artificial O-rings that have different materials in the
hope of reducing maintenance costs and getting the safety factor according to the manufacturer.
The method used in the manufacture of the O-ring is the machining method with aluminum material and
uses 3 test methods, namely, chemical composition testing, Vickers Hardness hardness, microstructure. Each
test uses respective tools and materials that can generate data for each test and can be used as a comparison
of the aluminum-made O-ring components with the original O-ring components.
The results of testing the chemical composition of the local O-ring component made from Aluminum
(Al) contained a content of 98.8% which can be stated as pure Aluminum while the original O-ring had the
two largest elements, namely Iron (Fe) 51.87% and Chromium. (Cr) 33.6%. The average value of Vickers
hardness on the artificial O-ring is 48.47 Kgf/mm2 which is lower than the original O-ring of 191.20 Kgf/mm2.
Microstructure testing on local O-rings showed that there was an Al-Mg alloy and the original O-ring
contained an alloy of Fe-Cr.

Keywords: O-ring, Machining, Alumunium

1
Pendahuluan

Pada saat pendaratan, sebuah pesawat diwajibkan mempunyai sistem pengereman yang
memadai. Sistem Pengereman (Brake System) adalah sebuah sistem mekanis yang berfungsi untuk
menghalangi atau memperlambat suatu gerakan. Sistem pengereman (Brake System) pada pesawat
Cessna adalah jenis sistem hidrolik (Hydraulic) atau sistem pompa. Sistem pengereman (Brake
System) jenis hidrolik (Hydraulic) atau sistem pompa adalah sebuah sistem yang memanfaatkan
fluida untuk menghasilkan tenaga mekanis. Di dalam sistem pengereman (Brake System) terdapat
banyak komponen yang salah satunya adalah komponen kecil bernama O-ring yang berbentuk cincin
yang digunakan untuk static seal dengan fungsi sama dengan gasket yang berguna untuk penjaga atau
mencegah terjadinya kebocoran pelumas (lubrikasi), mencegah kotoran atau material lain masuk.
Pada komponen O-ring dalam sistem pengereman (Brake System) memiliki karakteristik
material yang telah teruji dan terjamin keamanannya oleh pabrik buatan komponen khusus pada
sistem pengereman (Brake System). Ketika dilakukan perawatan komponen pada sistem pengereman
(Brake System) terutama pada komponen O-ring akan diperiksa dan jika terjadi kerusakan pada O-
ring yang dinyatakan tidak layak maka untuk mendapat faktor keselamatan perlu dilakukan
pergantian komponen yang membutuhkan biaya cukup besar meskipun ukurannya yang kecil karena
komponen tersebut telah standar pabrik. Sebagian orang penasaran jika membuat O-ring yang
berbeda dengan menggunakan bahan material alumunium yang mudah ditemukan dengan harapan
mendapat karakteristik faktor keselamatan yang sama dengan O-ring asli sehingga dapat menghemat
biaya dalam perawatan komponen pada sistem pengereman (Brake System).
Pada pembuatan komponen O-ring dengan menggunakan metode machining berbahan
alumunium dan karakteristik material O-ring dapat diuji dengan menggunakan metode komposisi
kimia (chemical composition), pengujian kekerasan Hardness Vickers, pengujian struktur mikro
(microstructure testing) lalu dilakukan dengan analisis perbandingan karakteristik komponen O-ring
buatan dengan komponen O-ring asli pada Brake System Cessna.

Landasan Teori

Pemotongan (Machining)

Menurut (Raharjo et al, 2018) Pemotongan (machining) adalah salah satu proses alat desain
manufaktur yang meningkatkan kualitas produk dengan tingak kekasaran halus dan pembuatan dalam
waktu singkat. Pemotongan (machining) unggul dalam kecepatan potong, kecepatan pengumpanan,
gerakan pengumpanan. Saat menggunakan kecepatan potong yang konstan akan menghasilkan nilai
waktu pemotongan dan permesinan lebih singkat daripada nilai putaran poros utama yang konstan,
dengan kecepatan konstan pada setiap penurunan diameter pahat potong maka putaran poros akan
lebih besar.

Kemudian (Retyawan et al, 2018) berpendapat gaya potong yang berbeda dimiliki oleh setiap
jenis proses pemotongan, setiap jenis proses pemotongan yang menghasilkan gaya pemotongan yang
besar maka semakin besar nilai kekerasan permukaan dan getaran terjadi.

Pengereman (Brake System)


Rem sangat dibutuhkan pada mobil dan pesawat terbang karena merupakan kinerja dan
komponen keselamatan. Menurut (Albana & Putra, 2017), Rem adalah suatu alat yang dapat
mengontrol kendaraan yang bergerak menggunakan energi kinetik. Walaupun penempatan rem pada
mobil dan pesawat terbang berbeda tetapi memiliki kesamaan dalam kinerja.

2
Kekerasan

Kekerasan Vickers adalah pengujian yang dilakukan dengan memberikan gaya terhadap bahan
yang ingin diuji untuk mengetahui nilai kekerasannya, Pengujian kekerasan vickers berdasarkan
ketahanan bahan terhadap indenter. Menurut (Pradani et al., 2020), Faktor kekerasan dapat
dipengaruhi oleh holding time, temperature, dan cooling media.

Pengujian Kekerasan Vickers dapat dicari dengan menggunakan persamaan (1) dan (2) dibawah
ini:
1,854 x P
HVN ∶ (1)
D2

D1+D2
D= (2)
2

Keterangan :
HV : Hardness Vickers Number (Kgf/mm2)
P : Beban yang diterapkan (gf)
D : Diagonal rata-rata (µm)
D1 : Diagonal titik 1 (µm)
D2 : Diagonal titik 2 (µm)

Mikrostruktur

Mikrostruktur merupakan fasa fasa dan struktur yang ada didalam suatu bahan yang telah
diamati dengan metode metalografi. Metode metalografi adalah suatu ilmu yang mempelajari metode
pemeriksaan atau pengujian atau pengamatan yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar
struktur dengan sifat yang pernah dialami oleh benda.

Menurut Menurut (Fadhilah, 2017) kegunaan metalografi adalah struktur mikro seperti
kekuatan Tarik dan elongasi dapat diprediksi sifat makroskopik, selain itu metalografi dapat merubah
mikrostruktur dapat merekayasa sifat logam, sehingga dapat logam yang sesuai dengan spesifikasi.

Kemudian (Pradani et al., 2020) berpendapat bahwa pengamatan strukturmikro memiliki tujuan
untuk mengamati material (alumunium) dengan melakukan pembesaran lensa. Begitu juga peneliti
yang berpendapat bahwa (Rochman et al., 2010) butiran titik-titik berwarna hitam merupakan
presipitat θ’ dan daerah berwarna gelap merupakan fasa θ dan daerah terang merupakan fasa α.

Alumunium dan paduannya


Alumunium merupakan logam ringan yang memiliki sifat ketahanan korosi yang baik dan sifat
konduktor yang baik dan sifat sifat baik lainnya sebagai logam. Kekuatan alumunium akan semakin
meningkat seperti sifat ketahanan korosi, ketahanan aus, koefisien pemuaian rendah jika dipadukan
dengan Cu, Mg, Si, Mn, Zn, Ni, dan sebagainya yang ditambah satu persatu maupun ditambah secara
bersamaan.
Jenis dan pengaruh unsur-unsur terhadap alumunium dapat dilihat dibawah ini sebagai berikut:

1. Tembaga (Cu)
Tembaga pepaduan dengan alumunium dapat meningkatkan kekuatan, keuletan yang baik,
mudah dibentuk.

3
2. Silikon (Si)
Silikon murni atau tanpa pepaduan telah memiliki ketahanan korosi, jika dipadukan dengan
alumunium akan memiliki kekuatan yang tinggi tetapi ketahanan koefisien panas yang
rendah dan kualitas pembuatan mesin yang jelek.
3. Magnesium (Mg)
Magnesium pepaduan dengan alumunium memiliki ketahanan korosi yang baik, kekuatan
yang cukup dan pengerjaan mesin yang baik.
4. Mangan (Mn)
Mangan pepaduan dengan alumunium memiliki ketahanan korosi, mudah dibentuk.
5. Nikel (Ni)
Nikel pepaduan alumunium tahan terhadap temperature yang tinggi.
6. Ferro (Fe)
Ferro pepaduan dengan alumunium dimaksudkan untuk mengurangi pengecilan atau
penyusutan, dan jika Fe terlalu besar maka akan mengakibatkan struktur perubahan kasar
tetapi ini dapat dicegah dengan Magnesium (Mg) atau Cr.

Alumunium Murni.
Menurut (Elbar et al., 2020), suatu alumunium murni pada kondisi equilibrium akan mengalami
perubahan fase pada temperatur tertentu, pada temperature tertentu akan terjadi perubahan fase dari
padat ke cair dan perubahan ini berlangsung pada temperature tetap hingga perubahan selesai.
Alumunium murni umumnya mencapai kemurnian 98,85% yang didapat dalam keadaan cair dengan
elektrolisa, dan mengelektrolisa Kembali akan dapat mencapai kemurnian 99,99.
Alumunium Standar dan kodefikasi

Kodefikasi Alumunium berdasarkan International Alloy Designation System dapat dilihat


dibawah ini:
1. Seri 1xxx adalah alumunium murni yang memiliki kandungan minimum 99.00% alumunium
yang berdasarkan dari beratnya.
2. Seri 2xxx adalah pepaduan alumunium dengan tembaga. Paduan bernomor dari 2010 hingga
2029.
3. Seri 3xxx adalah paduan alumunium dengan mangan. Paduan bernomor 3003 hingga 3009.
4. Seri 4xxx adalah paduan alumunium dengan silicon. Paduan bernomor 4030 hingga 4039.
5. Seri 5xxx adalah paduan alumunium dengan magnesium. Paduan bernomor 7070 hingga
7079.
6. Seri 8xxx adalah paduan alumunium dengan lithium.
7.
Metode Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif untuk menganalisa perbandingan


karakteristik machining O-ring buatan berbahan alumunium terhadap O-ring asli pada brake system
Cessna. Dalam melakukan analisa perbandingan karakteristik O-ring berbahan alumunium dengan
yang asli pada brake system Cessna dilakukan dengan pengambilan data berupa pengujian Komposisi
Kimia, Kekerasan Vickers, dan Struktur Mikro.

4
Mempersiapkan O-ring asli untuk diukur lalu dilanjutkan dengan pembuatan spesimen O-ring
berbahan alumunium dengan metode machining.

Gambar 1 Ukuran O-ring Asli


Sumber: (Prasetyo A., 2021)
Mempersiapkan O-ring buatan berbahan alumunium untuk diukur.

Gambar 2 Ukurang O-ring buatan berbahan Alumunium


Sumber: Dokumen Pribadi

Dalam penelitian ini proses pembuatan komponen O-ring dengan menggunakan metode
machining berbahan alumunium dengan menggunakan alat mesin bubut, mesin bor vertikal dan
gerindra. karakteristik material O-ring buatan berbahan alumunium dapat diuji dengan menggunakan
metode pengujian komposisi kimia (chemical composition), kekerasan Hardness Vickers, struktur
mikro (microstructure testing) lalu dilakukan dengan analisis perbandingan karakteristik komponen
O-ring buatan dengan komponen O-ring asli pada Brake System Cessna.

Hasil dan Pembahasan


Analisis Perbandingan Pengujian Komposisi Kimia O-Ring Buatan Berbahan Alumunium
Dengan O-Ring Asli Pada Brake System Cessna.
Tabel 1 Komposisi Kimia O-ring Buatan dan Asli
SAMPEL O-RING ASLI
SAMPEL O-RING BUATAN
(Prasetyo A., 2021)
UNSUR
559/20- Standar 517/20-
STANDAR DEVIASI
S1407 (%) Deviasi S1258(%)
Ag 0,001 0,0001 - -
AI 98,8 0,024 0,043 0,015
B 0,0014 0,0002 - -
Bi 0,007 0,0026 - -
C - - 0,201 0,089
5
Tabel 1 Komposisi Kimia O-ring Buatan dan Asli (Lanjutan)
Ca 0,001 0,0007 - -
Cd 0,005 0,0002 - -
Co 0,003 0,0008 0,06 0,0059
Cr 0,106 0,0048 33,6 3,801
Cu 0,002 0,014 0,146 0,034
Fe 0,243 0,012 51,87 4,08
Li 0,3 0,0017 - -
Mg 0,777 0,015 - -
Mn 0,019 0,001 1,373 0,204
Mo - - 0,026 0,03
Nb - - 0,01 0,0078
Ni 0,005 0,0002 3,871 0,449
P - - 0,023 0,02
Pb 0,0065 0,0007 - -
S - - 0,013 0,0053
Si 0,002 0,107 0,967 0,209
Sn 0,005 0,0012 - -
Sr 0,0046 0,0002 - -
Ti 0,0031 0,0006 0,018 0,0024
V 0,0073 0,0002 0,179 0,025
Zn 0,015 0,002 - -
Zr 0,002 0,00009 - -
Sumber: (Politeknik Manufaktur Ceper, Laboratorium Logam Ceper, 2020

Hasil dari pengujian komposisi kimia yaitu unsur kimia tertinggi yang terkandung didalam
material O-ring buatan adalah Alumunium (Al) sebesar 98,8% dengan nilai besar dapat dikatakan
bahwa O-ring buatan adalah Alumunium murni. Adapun unsur lain dalam komponen O-ring buatan
sebagai berikut:

1. Alumunium (Al)

Unsur alumunium yang terkandung sebesar 98,8% dapat dikatakan aluimunium murni
yang mempunyai sifat tahan lama, lunak, mudah ditempa, ketahanan korosi yang tinggi dan
ringan.
2. Magnesium (Mg)
Pada komponen ini memiliki Magnesium (Mg) sebesar 0,777 dapat dikatakan juga sebagai
paduan Al-Mg atau sebutan lama yaitu hidronalium. Magnesium pepaduan dengan
alumunium memiliki ketahanan korosi yang sangat baik, kekuatan yang cukup.
3. Besi (Fe)
Pada komponen O-ring buatan memiliki unsur besi sebesar 0,243 yang mempunyai
fungsi pada material yaitu kekuatan yang keras, ketahanan pada temperature tinggi dan
ketahanan pada korosi. Sifat ini dibutuhkan pada komponen O-ring pada Brake System
Cessna.
4. Chromnium (Cr)
Pada komponen O-ring buatan memiliki unsur chromnium (Cr) mempunyai sifat
6
kekuatan yang sangat keras, getas dan ketahanan korosi yang tinggi sehingga unsur
chromnium baik untuk digunakan pada komponen O-ring pada Brake System Cessna.

Komposisi kimia pada O-ring asli pada brake system Cessna bukan merupakan jenis material
paduan unsur-unsur kimia. Komposisi kimia pada O-ring asli memiliki dua unsur kimia yang besar
yaitu besi (Fe) 51,87% dan Kromium (Cr) 33,6%, dengan adanya senyawa Kromium yang membuat
senyawa karbida dengan sifat sangat keras, tahan aus dan kekerasan baja yang meningkat dengan
sendirinya.

Berdasarkan data unsur kimia komponen O-ring buatan berbahan alumunium dapat dikatakan
tidak layak sebagai pengganti komponen O-ring asli pada Brake System Cessna karena alumunium
murni memiliki ketahanan terhadap panas sangat rendah, kekuatan yang rendah, dibutuhkan unsur
kimia yang tahan terhadap temperature tinggi dan kekuatan keras yang tinggi seperti penambahan
unsur Nikel (Ni) untuk temperature tinggi dan Besi (Fe) untuk kekerasan.

Analisis Perbandingan Pengujian Kekerasan Vickers (hardness vickers) O-Ring Buatan


Berbahan Alumunium Dengan O-Ring Asli Pada Brake System Cessna

Tabel 2 Pengujian kekerasan Vicker


KEKERASAN VICKERS (HV) ORING
KEKERASAN VICKERS (HV) ORING
ASLI
LOKASI TITIK BUATAN
(Prasetyo A., 2021)
UJI
Diameter 1 Diameter 2 Diameter 1 Diameter 2
(µm) (µm) HV (µm) (µm) HV

1 43,98 43,88 48,05 46,12 41,9 191,48

2 44,94 42,93 49,15 45,14 42,78 191,9

3 44,05 43,66 48,22 44,28 44,03 190,24

Sumber: (Politeknik Manufaktur Ceper, Laboratorium Logam Ceper, 2020)

Tabel 3 Nilai Rata-rata Kekerasan Hardness Vicker


Kekerasan Hardness Vickers
Rata – Rata (HV)
Titik 1 Titik 2 Titik 3
O-Ring Buatan 48,05 49,15 48,22 48,4733333
O-Ring Asli 191,48 191,9 190,24 191,206667

Pengujian kekerasan vicker (hardness vicker) pada komponen O-ring berbahan alumunium
bertujuan untuk mempelajari tingkat kekerasan pada material O-ring buatan. Didapatkan hasil data
pengujian kekerasan menunjukkan nilai rata-rata kekerasan Vickers pada O-ring buatan sebesar 48,47
Kgf/mm2 lebih rendah dibandingkan dengan O-ring asli sebesar 191,20 Kgf/mm2, Dibutuhkan
penambahan unsur kimia pada komponen O-ring buatan yaitu senyawa Kromium (Cr) yang membuat
senyawa karbida dengan sifat sangat keras, tahan aus dan kekerasan baja yang meningkat dengan
sendirinya dan senyawa Besi (Fe) yang memiliki tingkat kekerasan yang tinggi.

7
Analisis Perbandingan Pengujian Struktur Mikro (microstructure testing) O-Ring Buatan
Berbahan Alumunium Dengan O-Ring Asli Pada Brake System Cessna

Pengujian struktur mikro (microstructure testing) pada komponen O-ring berbahan alumunium
dan O-ring Asli bertujuan untuk mengetahui struktur bahan melalui perbesaran dengan menggunakan
mikroskop khusus metalografi dengan variasi perbesaran 50x, 100x, 200x, 500x.
Berdasarkan hasil pengujian mikro struktur dengan menggunakan lensa 50x, 100x, 200x, dan
500x bahwa komponen O-ring berbahan Alumunium dan O-ring Asli yang dimulai dari lensa 100x
menunjukkan adanya area berwarna gelap yang merupakan daerah fasa perlit θ (Magnesium, Besi)
dan mendominasi dari area berwarna terang yaitu daerah fasa ferlit α (Alumunium, Chromnium).
Tabel 4 Mikro Struktur
Perbesaran
Lensa O-Ring Asli
O-Ring Berbahan Alumunium
Struktur (Prasetyo A., 2021)
Mikro

Al

50x Tidak Terdeteksi

Mg

Al Fe

100x
Mg
Cr

Fe
Al

200x
Cr
Mg

Al
Fe

500x

Mg
Cr

Sumber: (Politeknik Manufaktur Ceper, Laboratorium Logam Ceper, 2020)

8
Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini adalah:
1. Pada analisa komposisi kimia pada O-ring buatan berbahan alumunium menunjukkan bahwa
O-ring buatan mengandung alumunium murni sebesar 98,8% dari 22 jenis unsur yang
terkandung didalam O-ring tersebut. Komposisi kimia pada O-ring asli bukan material
murni tetapi mempunyai 2 unsur kimia yang memiliki nilai besar yaitu besi (Fe) 51,87% dan
Kromium (Cr) 33,6% dan pada komponen O-ring asli pada Brake System Cessna mempunyai
ketahanan temperature yang tinggi dibandingkan dengan komponen O-ring buatan berbahan
alumunium karena komponen O-ring asli mempunyai kandungan unsur kimia Nikel (Ni)
yang besar.
2. Pada analisa kekerasan vickers pada komponen O-ring buatan berbahan alumunium dengan
komponen O-ring asli, hasil menunjukkan bahwa nilai kekerasan vicker pada O-ring buatan
lebih kecil daripada nilai kekerasan vickers pada komponen O-ring asli dikarenakan adanya
perbedaan jumlah kandungan Chromnium (Cr) dan Besi (Fe).
3. Pada analisa struktur mikro dengan menggunakan mikroskop khusus metalografi pada
komponen O-ring buatan berbahan alumunium dengan O-ring asli menunjukkan bahwa
struktur mikro pada O-ring buatan dapat mulai terlihat dengan perbesaran lensa 50x.
4. sedangkan struktur mikro pada O-ring asli baru dapat terlihat dengan lensa perbesaran 100x.
Pada analisa struktur mikro memiliki perbedaan komponen O-ring buatan dan O-ring Asli
pada area berwarna gelap yang merupakan daerah fasa perlit θ (Magnesium, Besi) dan area
berwarna terang yaitu daerah fasa ferlit α (Alumunium, Chromnium).

Daftar Pustaka

Ahmed, I., Hussien, M., & Makrahy, M. (2020). Development of Hydraulic Brake System Performance for Increasing the Car Safety. International
Research Journal of Engineering and Technology (IRJET), 7(6), 7530–7536.
Albana, M. H., & Putra, Y. (2017). Variasi Jumlah Lubang Ventilasi Disc Brake serta Pengaruhnya terhadap Jarak Pengereman dan Temperatur
Permukaan Disc. Jurnal Integrasi, 9(2), 125–128.
Elbar, W., & Tampubolon, K. (2020). Pengaruh Campuran Silikon pada Alumunium terhadap Kekerasan dan Tingkat Keausannya. Journal of
Mechanical Engineering, Manufactures, Materials and Energy (JMEMME), 4(2), 183–196.
Liu, D., Nguyen, T., Wang, J., & Huang, C. (2020). Mechanisms of Enhancing the Machining Performance in Micro Abrasive Waterjet Drilling of
Hard and Brittle Materials by Vibration Assistance. International Journal of Machine Tools and Manufacture, 1–12.
Majanasastra, R. B. S. (2016). Analisis Sifat Mekanik dan Struktur Mikro Hasil Proses Hydroforming pada Material Tembaga (Cu) C84800 dan
Alumunium Ai 6063. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, 4(2), 15–30.
Nguyen, P. A., Hwang, J. H., & Bae, J. S. (2019). Effect of O-ring Deformation on Saturated Load Pressure of the Small Piezoelectric-Hydraulic Pump
Brake System. International Journal of Aeronautical and Space Sciences, 21(1), 105–116.
Pradani, Y. F., Sulaiman, M., & Hardiyanto, S. (2020). Analisis Tingkat Kekerasan Alumunium 6061 Berdasarkan Variasi Media Pendingin pada Proses
Pack Carburizing. STEAM Engineering (Journal of Science, Technology, Education And Mechanical Engineering), 2(1), 1–10.
Pratama, A, M. (2019). Studi Eksperimen Ketahanan Korosi, Keausan, dan Kekerasan pada Material Baja Paduan SS 316 Sebagai Bahan Sterntube
Seal Liners pada Kapal. Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan. 16(1). 16-22.
Rasma, & Basri, H. (2019). Analisa Service Brake Malfunction pada Unit Dump Truck (HD) 1500-7. Seminar Nasional Sains dan Teknologi, 1–7.
Retyawan, O. N., Yaningsih, I., & Sukanto, H. (2017). Pengaruh Jenis Proses Pemotongan pada Mesin Milling terhadap Getaran dan Kekasaran
Permukaan dengan Material Alumunium 6061. Jurnal Teknik Mesin Indonesia, 12(1), 8–13.
Rizki, F. T., Abdirullah, A., Samudra, B. T., & Junaidi. (2018). Analisis Sistem Pengereman Hydraulic Pada Mobil Fortuner Toyota. Jurnal Teknologi,
1–8.
S., K. G. A. P., Sudjatmiko, & Djunaidi, E. (2018). Analisa Hydropneumatic Brake System pada Rantis Komodi. Transmisi, 14(1), 274–283.
Satriayudha, P. A., Adyanto, T. W., & Pambudiyatno, N. (2018). Analisa Kebijakan Waktu Penggantian O-Ring (Packing) Komponen Scavenger
Eejctor Jet Pump pada Pesawat Boeing 737-900ER. Seminar Nasional Inovasi Teknologi Penerbangan (SNITP), 1–7.
Suroso, I. (2020). Karakteristik Brake Lining Pada Pesawat Cessna Type 208b. Teknika STTKD: Jurnal Teknik Engine, 6(1), 17–24.
Syaputra, R., Ali, D. P., Eko, R., Akhyar, H., & Iswanto, P. T. (2016). Investigasi Perbedaan Suhu Tuang terhadap Sifat Mekanik dengan Pengukuran
Kekerasan dan Impact pada Paduan AL 2024. Jurnal Rotor, 2, 74–78.

9
Tomlinson, S. J., Fisher, M. J. D., Smith, T., & Pascal, K. (2017). Radial O-Ring Insertion Force Optimization for Functionality and Assembly. SAE
Technical Papers, 1–10.
Unggul, M, H., Ardhyananta, H., dkk. (2018). Analisis Pengaruh Komposisi Aluminium (Al) Terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Laju Korosi
Anoda Tumbal Berbasis Seng (Zn) untuk Kapal dengan Metode Pengecoran. Jurnal Teknik. 7(2). 2337-3539.
Wiyono, S., & Pramono, A. (2016). Performa Hard Machining pada AISI-01 Alloy Tool Steel. Jurnal Teknik Mesin, 2(1), 24–28.
Zuo, J.-Y., Ding, J.-X., Peng, S., Hu, G., Zhao, T.-F., & Liu, J.-L. (2017). Fault Feature Extraction of Relay Valve Leakage Based on Test for Standard
EMU Brake System. International Conference of Applied Mechanics and Mechatronics Engineering (AMME), 2, 353–35

10

Anda mungkin juga menyukai