Pendahuluan
a. Latar Belakang
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabuoaten Kota bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah berubah paradigma dari orientasi obat kepada pasien
yang mengacu pada asuhan kefarmasian sebagai konsekuensi perubahan orientasi tersebut,
apoteker / asisten apoteker sebagai tenaga farmasi dituntut untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan perilaku agar dapat berinteraksi langsung pada pasien.
Pelayanan kefarmasian meliputi pengelolaan sumber daya (SDM, sarana prasarana, sediaan
farmasi dan perbekalan kesehatan serta administrasi)
b. Tujuan
Terlaksananya pelayanan kefarmasian yang bermutu di puskesmas
Sebagai acuan bagi apoteker dan asisten apoteker untuk melaksanakan pelayanan
kefarmasian di puskesmas
Sebagai pedoman bagi dinas kesehatan dalam pembinaan pelayanan kefarmasian di
puskesmas
c. Ruang lingkup pelayanan
Semua poli pelayanan
d. Batasan operasional
Resep racikan : 30 menit
Resep non racikan : 15 menit
e. Landasan Hukum
Undang –Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan
Undang-Undang No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika
Unadang-Undang No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika
Kepmenkes No. 125/Kab/B VII / Tahun 1971 Tentang Daftar Wajib Obat
Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN)
BAB II
Standar Ketenagaan
a. Kualifikasi SDM
Sumber daya manusia untuk melaksanakan pekerjaan kefarmasian di puskesmas adalah
apoteker ( UU RI no. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan)
Kompetensi apoteker di puskesmas sebagai berikut :
Mampu menyediakan dan memberikan pelayanan kefarmasian yang bermutu
Mampu mengambil keputusan secara professional
Mampu berkomunikasi yang baik dengan pasien maupun profesi lainnya dengan
menggunakan bahasa verbal, non verbal maupun bahasa local
Selalu belajar karir baik pada jalur formal maupun informal, sehingga ilmu dan
keterampilan yang dimiliki selalu baru (up to date)
Sedangkan asisten apoteker hendaknya dapat membantu pekerjaan apoteker dalam
melaksanakan pelayanan kefarmasian tersebut.
b. Distribusi Ketenagaan :
Apoteker : 1 orang
Asisten apoteker : -
SMK perawat : 2 orang
BAB III
Standar Fasilitas
a. Denah Ruang
b. Sarana
Lemari obat, lemari psikotropika, kulkas, blender, mesin sealing, gelas ukur, dispenser gallon,
computer, printer, thermometer ruangan, meja kerja
BAB IV
Tatalaksana Pelayanan
Pelayanan Resep :
Penerimaan Resep
Setelah menerima resep dari pasien, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Pemeriksaan kelengkapan administrative resep yaitu nama dokter, nomor SIP,
alamat praktek dokter, paraf dokter, tanggal penulisan resep, nama obat, jumlah
obat, cara penggunaan, nama pasien, umur pasien, dan jenis kelamin pasien
b. Pemeriksaan kesesuaian farmasetik yaitu bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas,
cara dan lama penggunaan obat.
c. Pertimbangan klinik seperti alergi, efek samping, interaksi, dan kesesuaian dosis
d. Konsultasikan dengan dokter apabila ditemukan keraguan pada resep / obatnya
tidak tersedia
Peracikan Obat
Setelah menerima resep, dilakukan hal sebagai berikut :
a. Pengambilan obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan pengambilan alat dengan
memperhatikan nama obat, tanggal kadaluarsa, dan keadaan fisik obat.
b. Peracikan obat
c. Pemberian etiket warna putih untuk obat dalam dan etiket biru untuk obat luar
d. Memasukan obat ke dalam wadah yang sesuai dan terpisah untuk obat yang berbeda
guna terjaganya mutu obat dan penggunaan yang salah.
Penyerahan obat
Setelah peracikan obat dilakukan hal sebagai berikut :
a. Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan kembali
mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta jenis dan
jumlah obat.
b. Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang baik dan
sopan, mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin emosinya kurang stabil.
c. Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau keluarganya
d. Memastikan informasi cara penggunaan obat dan hal-hal lain yang terkait dengan
obat tersebut antara lain manfaat obat, makanan dan minuman yang harus
dihindari, kemungkinan efek samping, cara penyimpanan obat, dll.
BAB V
Logistik
Obat-obatan dan bahan medis habis pakai yang diperlukan di puskesmas dikirim dari
gudang farmasi ke puskesmas
Petugas farmasi menerima obat di cek jumlah yang tercantum di faktur dan cek
kadaluarsa, simpan di gudang obat puskesmas secara alfabetis
Petugas farmasi mendistribusikan obat dan BMHP ke sub unit sesuai kebutuhan
BAB VI
Keselamatan Pasien
BAB VII
Keselamatan Kerja
BAB VIII
Pengendalian Mutu
Perencanaan yaitu menyusun rencana kerja dan cara monitoring dan evaluasi untuk
peningkatan mutu sesuai target yang ditetapkan
Pelaksanaan :
a. Monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan rencana kerja ( membandingkan antara
capaian dengan rencana kerja)
b. Memberikan umpan balik terhadap hasil capaian
Tindakan hasil monitoring dan evaluasi yaitu :
a. Melakukan perbaikan kualitas pelayanan sesuai target yang ditetapkan
b. Meningkatkan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuaskan