Anda di halaman 1dari 18

Persamaan dan Perbedaan Pandangan Agama, Filsafat dan Sains tentang Covid 19.

(Sebagai Bahan Penilaian Mata Kuliah Filsafat dan Dasar-Dasar Logika)

Dosen Pengampu : Drs Khairul Fuad, M.A.

Oleh :

Dimas Maulana (213503516078)

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS NASIONAL

2022

1
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kesempatan pada penulis untuk
menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul persamaan dan perbedaan pandangan Agama, Filsafat dan Sains tentang
Covid 19 dengan tepat waktu.

Makalah ini tentunya disusun guna memenuhi penugasan pada mata kuliah Filsafat dan
Dasar-Dasar Logika di Universitas Nasional. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini
dapatmenambah wawasan bagi khalayak umum nantinya

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Drs Khairul Fuad,
M.A.selaku dosen pengampu Filsafat dan dasar-dasar Logika Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang sedang ditekuni penulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah
ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 17 Mei 2022

Dimas Maulana

2
DAFTAR ISI

Persamaan dan Perbedaan Pandangan Agama, Filsafat dan Sains tentang Covid 19. ......... 1

Kata Pengantar ..................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 3

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................... 4

Latar Belakang ................................................................................................................. 4

Rumusan Masalah ............................................................................................................ 4

Manfaat Dan Tujuan ........................................................................................................ 5

BAB 2 PEMBAHASAN ...................................................................................................... 6

Membahas pandangan Agama, Filsafat dan Sains Terhadap Covid-19. .......................... 6

Pandangan Menurut segi Agama, ................................................................................ 6

Pencegahan dan penanganan Wabah Covid-19 Dalam Pandangan Islam .................. 6

Pandangan Sains Mengenai Covid- 19 ............................................................................ 8

Gejala dan Penanganan setelah terkena paparan virus Covid 19 ............................... 11

Pandangan Filsafat Hukum islam................................................................................... 13

BAB 3 PENUTUP.............................................................................................................. 16

Kesimpulan .................................................................................................................... 16

Saran ............................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 17

3
BAB 1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Wabah Corona Virus Disease atau lebih dikenal dengan nama virus Corona atau covid-19
adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut dari corona virus 2
(Sars-CoV-2). Penyakit ini pertama kali ditemukan pada Desember 2019 di Wuhan, Ibukota
Provinsi Hubei China, dan sejak itu menyebar secara global, mengakibatkan pandemi coronavirus
2019-2020. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan wabah coronavirus 2019-
2020 sebagai Kesehatan Masyarakat Darurat Internasional (PHEIC) pada 30 Januari 2020, dan
pandemi pada 11 Maret 2020 Wabah penyakit ini begitu sangat mengguncang masyarakat dunia,
mengingat hampir 200 Negara di Dunia terjangkit oleh virus ini termasuk Indonesia. Berbagai
upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19 pun dilakukan oleh pemerintah di negara-negara
di dunia guna memutus rantai penyebaran virus Covid-19 ini, yang disebut dengan istilah
lockdown dan social distancing

Dengan Kebijakan lockdown dan Social Distancing tersebut terlihat jelas dengan adanya
penutupan beberapa akses jalan dalam waktu tertentu, pembatasan jumlah transportasi,
pembatasan jam operasional seluruh kegiatan pekerjaan perusahaan Baik Negeri maupun swasta
kecuali kebutuhan yang penting saja yang di perbolehkan untuk masih buka. yang tentunya
kebijakan itu dimaksudkan untuk dapat menahan laju aktifitas masyarakat keluar rumah. Hampir
seluruh kegiatan dirumahkan, dan kebijakan ini disebut dengan lockdown. Lockdown dapat
membantu mencegah penyebaran virus corona ke suatu wilayah, sehingga masyarakat yang
berada di suatu wilayah tersebut diharapkan dapat terhindar dari wabah yang cepat menyebar
tersebut. Kebijakan ini hanya dapat dilakukan oleh pemerintah, dengan terlebih dahulu
melakukan pemeriksaan secara ketat sebelumnya ke beberapa wilayah dan mempertimbangkan
konsekuensinya secara matang, baik dari segi ekonomi maupun sosial

Rumusan Masalah

Dari paparan latar belakang yang sudah dijelaskan dan juga keterkaitan dengan tema
yang disajikan pada makalah ini, maka berikut adalah rumusan masalah dari makalah ini :

A. Pandangan dari segi Agama

Pencegahan dan penanganan Wabah Covid-19 Dalam Pandangan Islam

4
B. Pandangan Sains Mengenai Covid- 19

Gejala dan Penanganan setelah terkena paparan virus Covid 19

C. pandangan Filsafat Hukum islam

Tasbih dalam pandangan filsafat

Manfaat Dan Tujuan

Dari peninjauan terhadap rumusan masalah yang disajikan, maka ada beberapa manfaat dan
tujuan dari makalah ini, yakni :

A.Untuk mengetahui terminology agama dalam menanggapi wabah covid 19

B.Untuk mengetahui terminology filsafat dalam menanggapi wabah covid 19

C.Untuk mengetahui terminology sains dalam menanggapi wabah covid 19

D..Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan pandangan antara Agama, Filsafat, Sains

5
BAB 2 PEMBAHASAN

Membahas pandangan Agama, Filsafat dan Sains Terhadap Covid-19.

Pandangan Menurut segi Agama,

Istilah lockdown dan social distancing ini juga dianjurkan dalam ajaran Islam, dikutip dari
website .hidayatullah.com dijelaskan bahwa Jauh sebelum kasus ini muncul, telah terdapat juga
sebuah wabah yang dikenal dengan istilah Tho’un. Lalu apakah Corona bisa disamakan dengan
tho’un. Melihat definisi para Ulama, wabah Corona ini tidak bisa dikategorikan tho’un, karena
tho’un lebih khusus dan spesifik dibandingkan dengan wabah, namun walaupun berbeda dari sisi
penamaan, penyakit ini sama-sama berbahaya dan menular yang tidak bisa disepelekan. Jika
dirunut dari sejarah terjadinya, penyakit-penyakit wabah semacam corona ini atau pun tho’un,
sudah ditemukan sejak masa Nabi Muhammad SAW. dan bahkan jauh sebelum Nabi diutus, yaitu
pada zaman Bani Isra’il.3 Sehingga pada akhirnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan
Fatwa Nomor 14 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Ibadah di rumah dalam Situasi Terjadi
Wabah Covid-19 ini.

Pencegahan dan penanganan Wabah Covid-19 Dalam Pandangan Islam

Nabi Muhammad SAW juga pernah memperingatkan umatnya untuk tidak dekat dengan
wilayah yang sedang terkena wabah. Sebaliknya jika berada di dalam tempat yang terkena wabah
dilarang untuk keluar. Seperti diriwayatkan dalam hadits berikut ini: "Jika kamu mendengar
wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di
tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu." (HR Bukhari). Dikutip dalam
buku berjudul 'Rahasia Sehat Ala Rasulullah SAW: Belajar Hidup Melalui Hadist-hadist Nabi'
oleh Nabil Thawil, di zaman Rasulullah SAW jikalau ada sebuah daerah atau komunitas
terjangkit penyakit Tha'un, Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam memerintahkan untuk
mengisolasi atau mengkarantina para penderitanya di tempat isolasi khusus, jauh dari pemukiman
penduduk. Tha'un sebagaimana disabdakan Rasulullah saw adalah wabah penyakit menular yang
mematikan, penyebabnya berasal dari bakteri Pasterella Pestis yang menyerang tubuh manusia.
Jika umat muslim menghadapi hal ini, dalam sebuah hadits disebutkan janji surga dan pahala
yang besar bagi siapa saja yang bersabar ketika menghadapi wabah penyakit. "Kematian karena
wabah adalah surga bagi tiap muslim (yang meninggal karenanya). (HR Bukhari)

6
Selain itu Rasulullah, di zaman khalifah Umar bin Khattab juga ada wabah penyakit. Dalam
sebuah hadist diceritakan, Umar sedang dalam perjalanan ke Syam lalu ia mendapatkan kabar
tentang wabah penyakit. Hadist yang dinarasikan Abdullah bin 'Amir mengatakan, Umar
kemudian tidak melanjutkan perjalanan. Berikut haditsnya: "Umar sedang dalam perjalanan
menuju Syam, saat sampai di wilah bernama Sargh. Saat itu Umar mendapat kabar adanya wabah
di wilayah Syam. Abdurrahman bin Auf kemudian mengatakan pada Umar jika Nabi Muhammad
SAW pernah berkata, "Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah
kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan
tinggalkan tempat itu." (HR Bukhori).

Dalam hadits yang sama juga diceritakan Abdullah bin Abbas dan diriwayatkan Imam
Malik bin Anas, keputusan Umar sempat disaksikan Abu Ubaidah bin Jarrah. Dia adalah
pemimpin rombongan yang dibawa Khalifah Umar. Menurut Abu Ubaidah, Umar tak seharusnya
kembali karena bertentangan dengan perintah Allah SWT. Umar menjawab dia tidak melarikan
diri dari ketentuan Allah SWT, namun menuju ketentuan-Nya yang lain. Jawaban Abdurrahman
bin Auf ikut menguatkan keputusan khalifah tidak melanjutkan perjalanan karena wabah
penyakit.

Wabah virus corona yang terjadi saat ini, jika kita rujuk pada sejarah nabi merupakan wabah
yang sudah terjadi dengan kondisi yang hampir sama, sehingga penanganannya pun sama. Oleh
karena itu, untuk mengatasi wabah tersebut salah satunya adalah dengan menerapkan karantina
atau isolasi terhadap penderita. Ketika itu Rasul memerintahkan untuk tidak dekat-dekat atau
melihat para penderita kusta. Dengan demikian, metode karantina telah diterapkan sejak zaman
Rasulullah untuk mencegah wabah penyakit menular menjalar ke wilayah lain. Untuk
memastikan perintah tersebut dilaksanakan, Rasul membangun tembok di sekitar daerah wabah.
Rasulullah juga pernah memperingatkan umatnya untuk jangan mendekati wilayah yang sedang
terkena wabah. Sebaliknya, jika sedang berada di tempat yang terkena wabah, mereka dilarang
untuk keluar. Kebijakan karantina dan isolasi khusus yang jauh dari pemukiman penduduk
apabila terjadi wabah penyakit menular. Ketika diisolasi, penderita diperiksa secara detail. Lalu
dilakukan langkah-langkah pengobatan dengan pantauan ketat. Selama isolasi, diberikan petugas
Kesehatan yang mumpuni dan mampu memberikan pengobatan yang tepat kepada penderita.

Terkait dengan wabah corona virus covid 19 ini, sebagai seorang mu’min, maka sebaiknya
selain melakukan juga ikhtiar karantina atau “social distancing” ini, maka tingkatkan juga
spiritual kita. Jika dapat bertafakur lebih jauh, sebagai muslim semua wabah ini adalah sebuah
7
rahmat-Nya, sebuah peringatan bagi yang berpikir, untuk terus menjadikannya sebagai wasilah
atau jalan untuk terus banyak mendekatkan diri kepada Allah Swt, sehingga ketika tingkat
kepasrahan tinggi maka akan dirasakan ketenangan dan dengan segala usaha dan doa keselamatan
juga kepada Allah Swt, dengan selalu melibatkan-Nya, dan berharap semua wabah ini akan
berakhir, dan dapat pula segera ditemukan penyebabnya, InshaAllah AamiinYRA. Dialah Allah
Sang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahuinya.

Dengan menggunakan pendekatan sosiologi Agama Islam, maka kita akan dapat dengan
mudah memahami segala kepentingan sosial, karena dalam Al-Qur’an kita juga sering
menjumpai hubungan manusia dengan manusia lainnya. Karena dalam AlQuran pun sering
dijelaskan sebab-sebab yang menyebabkan terjadinya kemakmuran suatu bangsa, sebab-sebab
yang menyebabkan terjadinya kesengsaraan. Semua itu baru dapat dijelaskan apabila yang
memahami sejarah sosial pada saat agama diturunkan.

Dengan demikian, lockdown dan social distancing merupakan salah satu pilihan terbaik
yang difatwakan oleh MUI guna mencegah penyebaran virus covid-19 ini. Bukan tidak
diperbolehkan kita untuk shalat berjamaah di masjid, bukan pula dilarang untuk berkumpul dalam
jamaah pengajian, melainkan semata-mata untuk melindungi diri kita sendiri dan orang lain dari
bahaya Virus Covid-19.

maka dapat disimpulkan bahwa Covid-19 dalam Pandangan Islam merupakan sebuah
kejadian pandemi wabah virus menular seperti di zaman Nabi Muhammad SAW. dan para
sahabat yang disebut dengan Tho’un. Meskipun masih terjadi perdebatan diantara para ulama
tentang penyebutan Tho’un untuk covid-19 ini, namun faktanya wabah covid-19 ini memang
sangat mirip kasusnya dengan peristiwa di zaman Nabi Muhammad SAW. dan para sahabat.
Akhirnya kita bisa menyimpulkan pula bahwa dalam pandangan Islam pandemi virus covid-19
ini merupakan suatu ujian dari Allah SWT. Kepada umat manusia, agar manusia bisa mengingat
kembali bahwa Allah SWT. Maha kuasa atas segala-galanya tentang dunia ini. Sebagai manusia
biasa yang tiada daya dan upaya tentunya kita harus selalu memanjatkan doa kepada Allah SWT.
Semoga wabah covid-19 segera berakhir.

Pandangan Sains Mengenai Covid- 19

Corona Virus atau Virus Korona adalah bagian dari keluarga besar virus yang dapat
menyebabkan infeksi pada bagian saluran pernapasan bagian atas dengan tingkat ringan dan

8
sedang. Virus ini merupakan jenis virus varian baru yang memiliki tingkat penyebaran atau
penularan lebih tinggi dibandingkan virus varian sebelumnya. Virus korona ditularkan melalui
droplet yang menyebar ketika seorang yang mengalami paparan batuk,bersin atau saat berbicara.
Korona virus juga dikenal dengan Novel Corona virus ditemukan pertama kali di kota Wuhan
Tiongkok pada bulan November 2019. Virus ini dapat menyebar dengan cepat dan menyebabkan
wabah Pneumonia yang meluas secara global, sehingga disebut Coronavirus Disease (Covid-19).
Covid 19 telah di tetapkan sebagai pandemi global oleh organisasi kesehatan dunia (WHO).

Virus Korona menyebar dari orang ke orang lain melalui droplet yang keluar dari mulut
atau hidung yang mengenai seseorang atau jatuh ke permukaan benda disekitar dan kemudian
tersentuh oleh orang lain. Ketika virus ini menempati suatu inang yang memiliki kondisi sesuai
dan mendukung terjadinya metabolisme. Maka virus korona dalam waktu tertentu dapat tumbuh
dan berkembang biak dengan membelah diri. Penyebaran virus korona melalui droplet yang
melekat di permukaan suatu benda dan di sentuh oleh orang lain sebagai siklus alami penyebaran
virus dalam menemukan inang atau rumah untuk berkembang biak. Rumah atau inang virus
korona yang memungkinkan virus tersebut berkembang biak adalah pada daerah mata, mulut,
hidung atau bagian tubuh yang memiliki jaringan lunak. Ketika droplet tadi yang disentuh oleh
orang lain pada bagian tangan, dan kita ketahui bahwa pada kondisi normal tangan sesorang
cenderung menyentuh bagian tubuhnya yang lain utamanya muka atau wajah, seperti mata,mulut,
dan hidung 2-4 kali dalam waktu 1 jam (Fauci, Lane dan Redfield, 2020).

Menurut United Nations Environment (UNEP) (2020) bahwa corona virus (Covid 19)
adalah penyakit zoonosis. Penyakit zoonosis ditularkan antara hewan dan manusia. Penyakit yang
ditularkan dari hewan ke manusia merupakan ancaman yang signifikan bagi kesehatan manusia.
Ketika gejalanya serius, kurangnya paparan sebelumnya berarti manusia tidak memiliki antibodi
untuk melindungi diri dari penyakit. Wabah penyakit zoonosis baru-baru ini termasuk severe
Acute Respiratory syndrome atau SARS (2002) : Avian Influenza atau Flu Burung ( 2004): H1N1
atau flu babi (2009):Sindrom Pernafasan Timur Tengah atau Mers (2012): Ebola (2014-2015):
Virus Zika (2015-2016): dan Virus West Nile (2019). Tren Global selama hampir satu abad
menegaskan bahwa wabah penyakit zoonosis lebih sering terjadi. Laporan Program Lingkungan
PBB (UNEP) 2016 menandai Zoonosis sebagai masalah yang menjadi perhatian Global. Rata-
rata, tiga penyakit menular baru muncul pada manusia setiap tahun: dan 75 persen dari semua
penyakit menular yang muncul pada manusia sekarang bersifat Zoonois (United Nations
Environment, 2020).

9
Menurut Masters Ps (2019) bahwa corona virus adalah keluarga virus RNA yang
mengandung RNA tunggal sense-positif (Sales et al., 2020). Virus itu milik keluarga
Coronaviridae dan Subfamili Orthocoronavirinae, subfamili corona virus genetik dan serologis
dibagi menjadi empat genera : Alphacoronavirus, Betacoronavirus,Deltacoronavirus dan
Gammacoronavirus (Y.Chen et al., 2020)

Diameter virus berbentuk bola ini adalah 70-120 nm. Coronavirus adalah virus RNA yang
diselimuti dengan genom RNA sense positif yang panjangnya berkisar antara 25,5- hingga 32 kb
dan ada sekitar 80 % nukleotida 2019- nCov mirip dengan nukleotida SARS-CoV (Ralph et al.,
2020). Ada empat jenis virus corona telah di identifikasi pada manusia, mamalia, dan burung
,Virus Corona manusia disebabkan oleh varian alfa dan beta (Sales et al..2020). Coronavirus
adalah salah satu virus yang paling umum, dengan 30% hingga 60% populasi cina memiliki
antibodi untuk melawannya (Li et ak., 2020: Sales et al., 2020: United Nations Environment
2020).

Coronavirus mengandung empat jenis protein (Masters Ps, 2019) yakni :

1.Spik protein (S): adalah protein yang mengikat virus ke reseptor sel dan virus masuk ke
dalam sel

2. Membrane Protein (M): menyebabkan pertumbuhan virus.

3. Envelope Protein (E) menyebabkan virus berkembang/tumbuh.

4.Nukleokapsid Protein (N): Protein ini bersama dengan RNA genom membentuk kapsid
nuklear

Sekitar 80% nukleotida 2019-nCoV mirip dengan SARS-Cov Nukleotida ( Ralph et al.,
2020) secara umum keluarga virus corona terdiri dari dua genera Virus toro dan virus corona
yang umum di jumpai di ungulate dan dapat menyebabkan diare. Virus corona manusia bersifat
antigenik dan hewan sumber sumber virus corona. Hanya ada sedikit informasi tentang
patogenisitas virus corona pada manusia. Hanya ada sedikit informasi tentang patogenisitas virus
corona pada manusia. Diketahui Coronavirus cenderung menyerupai sel epitel Gastrointestinal
dan Gastrointestinal. Infeksi virus corona cenderung menyebar ke tubuh inang seperti virus
hepatitis tikus. Coronavirus menyebabkan gangguan pernapasan, gastrointestinal, dan neurologis
(Ralph et al., 2020) infeksi virus biasanya mempengaruhi saluran pernapasan bagian atas dan

10
hanya mempengaruhi saluran pernapasan bagian atas dan hanya mempengaruhi saluran
pernapasan bagian bawah pada beberapa orang. Menurut (Li et al., 2020) bahwa gejala pertama
dan paling umum adalah demam batuk dan sakit kepala (Sales et al., 2020)

Gejala dan Penanganan setelah terkena paparan virus Covid 19

Corona Virus adalah kumpulan Virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada
banyak kasus, virus ini ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu, namun,
virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (Pneumonia).
Virus ini menular melalui percikan dahak (droplet) dari saluran pernapasan, misalnya ketika
berada di ruang tertutup yang ramai dengan sirkulasi udara yang kurang baik atau kontak
langsung dengan droplet. Keluhan dan gejala yang dirasakan pasien dengan covid-19 akan
berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti daya tahan tubuh, umur pasien, perokok
atau tidak, apakah ada penyakit pemberat atau tidak, jenis kelamin dan faktor imunitas yang
diterima sebelumnya

Usia, data menunjukan orang dengan usia yang lebih tua, akan mengalami gejala yang lebih
berat dibandingkan dengan orang dengan usia lebih muda. Orang dengan penyakit penyerta (
komorbid) penderita diabetes, hipertensi, kanker dan penyakit penyerta lainya akan mengalami
gejala covid 19 yang lebih berat dibandingkan dengan orang tanpa penyakit penyerta, jenis
kelamin, data pasien di cina menunjukkan sebagian besar pasien adalah laki-laki (58%). Hal ini
mungkin dikarenakan laki-laki kebanyakan tidak terlalu mempraktekkan kebiasaan cuci tangan
dalam pola hidup mereka kemungkinan lainnya adalah laki-laki memiliki daya tahan tubuh yang
tidak terlalu baik dibandingkan dengan wanita.

Pada penelitian yang dilakukan terhadap terhadap satu keluarga yang beranggotakan 5
orang yang semua amggota keluarga positif covid 19 di cina. Terdapat 1 anggota keluarga yang
tidak menunjukkan gejala klinis sama sekali. Hal ini menunjukkan seorang tanpa gejala tapi
positif Covid-19 berpeluang menjadi carrier ( pembawa) tanpa gejala, para carrier ( tanpa gejala
ini perlu mendapat perhatian, khusunya dalam upaya pencegahan penyebaran virus SAR-COV-2
seperti penyakit pernapasan lainnya. covid 19 sendiri dapat meemiliki gejala dari yang
ringan,sedang maupun Gejala yang serius. Contoh dari gejala ringan yaitu :pilek, sakit
tenggorokan, batuk dan demam saja. Sekitar 80% kasus dapat pulih tanpa perlu perawatan khusus
(intensif).

11
Secara umum, ada Beberapa gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi
virus corona yaitu :

• Demam
• Hilangnya Kemampuan indra Penciuman (Anosmia)
• Batuk,
• Merasakan Sesak Nafas,
• sakit kepala,
• sakit tenggorokan,
• Hidung tersumbat,
• hilangnya kemampuan pengecap rasa,
• gangguan saluran pencernaan/ diare

Penyakit berat dari covid 19 biasanya dimulai setelah satu minggu onset setelah gejala.
Dispnea merupakan gejala yang paling sering timbul pada penyakit berat dan sering disertai
hipoksemia. Progressivitas kegagalan nafas berkembang pada pasien-pasien covid 19 segera
setelah onset dispnea dan hipoksemia. Pasien-pasien ini kebanyakan memenuhi kreteria sindroma
distress pernapasan akut ( ARDS), yang di definisikan sebagai onset akut dari infiltrat, bilateral,
hipoksemia dan edema paru yang tidak dapat dijelaskan sepenuhnya dengan kegagalan jantung
atau overload cairan. Kebanyakan pasien dengan covid 19 gejala berat juga mengalami
limfopenia, dan beberapa memiliki komplikasi tromboemboli, serta gangguan sistem saraf pusat
maupun tepi. Covid 19 gejala berat juga mengarah pada kondisi jantung akut, kerusakan ginjal
dan hati. Serta beberapa mengalami aritmia jantung, rhabdomiosolisis, koagulopati, dan shock.
Kegagalan organ-organ ini dikaitkan dengan gejala, tanda dan laboratorium yang menunjukkan
peradangan, termasuk demam tinggi, trombositopenia, hiperferitinemia, dan peningkatan protein
reaktif –C dan interleukin-6 (Jain dan Yuan, 2020).

Selain itu tanda-tanda peringatan gawat darurat covid-19 menurut Who dan CDC, antara
lain :

1. kesulitan bernafas yang berat


2. nyeri dada yang menetap atau rasa tertekan di dada
3. rasa kebingungan yang timbul mendadak
4. ketidakmampuan untuk bangun atau mempertahankan kesadaran
5. wajah atau bibir yang membiru
12
Cara terbaik dalam menangkal paparan covid 19 bagi mereka yang telah terinfeksi untuk
menjalani dengan ikhlas, bersabar dan berusaha sekuat tenaga untuk sembuh dan jangan lupa
memohon pertolongan Doa dari maha sang pencipta alam semesta ini. Serta mengikuti arahan
perintah dokter baik dari perawatan maupun penanganan secara intensif baik di rumah sakit
maupun isolasi di rumah, bagi kita yang sehat tetap terapakan pola 3M dimanapun kita berada.
Kurangi perjalanan keluar rumah jika masih bisa diselesaikan dengan cara lain dan tingkatkan
imun tubuh, atur pola makan, nutrisi yang seimbang dan bergizi, memanfaatkan bahan-bahan
alami yang dapat meningkatkan imun tubuh, istirahat yang cukup, serta berserah diri kepada
sang pencipta karena virus ini bisa menyerang siapa saja dan dimana saja, demikian kesimpulan
pandangan sains mengenai covid 19 ini.

Pandangan Filsafat Hukum islam

Virus corona dikenal dengan Corona Virus disease 2019 (covid-19) awalnya ditemukan di
Wuhan China pada akhir Desember 2019, diduga berasal dari hewan liar kelalawar (Ari Nursanti,
2020), bermutasi dari hewan kepada manusia, juga dari manusia kepada manusia. Gejala awal
terinfeksi covid-19 demam, batuk, dan sesak napas. Gejala tinggi sulit bernapas, dada terasa sakit,
kepala sakit, badan kaku sulit bergerak, area wajah membiru (Nur Fitriatus Shalihah, 2020),
sehingga covid-19 dapat mematikan yang terinfeksi. Penyebaran covid-19 di beberapa Negara
semakin meningkat, termasuk di Indonesia. World Health Organization (WHO) menetapkan
status Covid-19 menjadi pandemic (Tedros Adhanom Ghebreyesus, 2020) Mencegah penyebaran
covid-19 selalu mencuci tangan memakai sabun antiseptic dengan air mengalir, hand sanitizer,
memakai masker, social distancing, isolasi diri, bekerja dan belajar di rumah, serta pemberlakuan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) bagi daerah rentan penyebaran covid-19.

Dalam pandangan Filsafat Hukum Islam covid-19 makhluk (ciptaan) Tuhan yang
menjadi objek kajian filsafat, memiliki tujuan dalam penciptaan. Hidup dan berkembang biak,
bermutasi dari binatang kepada manusia, juga dari manusia kepada manusia. Makhluk tidak
nampak oleh mata namun membahayakan manusia, hakikatnya agar manusia sadar dan ingat
kepada pencipta-Nya. Segala jenis hewan di muka bumi sebagai bukti kebesaran Tuhan agar
manusia berfikir pada (Q.S. Surat al-Baqarah [2]: 164), untuk kembali kepada Tuhan.

Corona virus makhluk Allah Swt senantiasa berdzikir, bertasbih, mengabdi, dan
melaksanakan perintah-Nya. Makhluk di langit yang tujuh dan di bumi semuanya bertasbih
kepada Allah Swt sesuai dengan caranya masing-masing namun manusia tidak memahaminya
13
(Q.S an-Nuur [24]: 41) dan (Q.S. al-Isra’ [17]: 44). Covid-19 dari Wuhan bermutasi ke beberapa
Negara di dunia termasuk Indonesia, hakikatnya mengingatkan manusia untuk senantiasa
bertasbih kepada Allah Swt dimana pun manusia berada.

Tasbih dalam pandangan filsafat yaitu al-Kindi adalah sifat Tuhan. Tuhan wujud dengan
sifat-Nya, senantiasa ada mustahil tidak ada, tidak ada wujud sesuatu tanpa wujud-Nya. Tuhan
wujud sempurna, wujud-Nya tidak berakhir, dan tidak ada wujud kecuali dengan-Nya (Zainudin,
2013). Wujud Tuhan dikenal dengan sifat-Nya yang khas. Al-khaliq sebagai wujudNya, jika
berkehendak menciptakan virus corona, tidak ada satu makhluk pun di muka bumi bisa
melarangnya. Covid-19 makhluk yang berawal dan akan berakhir pada masanya sesuai kehendak-
Nya

Penyebaran covid-19 diduga melalui kontak fisik, berjabatan tangan, memegang benda
yang sering dipegang banyak orang. dan Mencegahnya dilakukan cuci tangan agar selalu bersih.
Bermutasinya covid-19 hakikatnya mengingatkan manusia agar hidup bersih badan, pakaian,
tempat tinggal, dan lingkungan agar terhindar dari virus, kuman dan penyebab penyakit menular
lainnya. Allah Swt menyukai orang yang bersih fisik juga bersih dari perbuatan maksiat yang
dapat merugikan pelakunya juga orang lain (Q.S. al-Baqarah [2]: 222). Bagi umat Islam
kebersihan diri sebagai bukti beriman kepada Allah (HR. Muslim No. 223 dan Ahmad No.
21834).

Kebersihan hakikatnya menjaga kebersihan fisik, mental, spiritual. Badan sehat, berpikiran
positif, optimis. Bagi umat Islam, menjaga kebersihan bukan hal baru dan berat, karena setiap
akan melaksanakan kewajiban shalat lima waktu, selalu membersihkan fisik mulai jari tangan
kuku, berkumur, membersihkan hidung, wajah, telinga, kaki. Pada waktu tertentu dianjurkan
untuk mandi membersihkan seluruh anggota tubuh mulai ujung rambut sampai ujung kaki,
kemudian memohon kesempurnaan atas perbuatan tersebut. (Q.S.al-Maidah [5]: 6).

Imam al-Ghazali filsuf muslim menjelaskan kebersihan diri manusia tidak sebatas
kebersihan jasmani mengguyurkan air ke seluruh anggota tubuh, akan tetapi yang lebih penting
yaitu kebersihan ruhani, dengan menjauhkan diri dari perbuatan keji yang dilarang Allah Swt (al-
Ghazali, 2015). Hati manusia senantiasa dibersihkan dari sifat-sifat iri, dengki, hasad, sebelum
menghadap Tuhannya (QS. Asy-Syu'ara [26]: 89). Pandemic covid-19 dapat dicegah melalui
pendekatan membersihkan fisik juga membersihkan hati dari sifat-sifat yang dilarang agama.
Penyakit pada hakikatnya ada selalu obatnya, apabila obat tersebut ditemukan, maka penyakit
14
akan hilang dengan izin Allah Swt (HR Muslim). Allah Swt tidak semata-mata menyebarkan
pandemic covid-19, kecuali telah disiapkan obatnya (HR Bukhari). Tugas manusia mencari obat
yang dirahasiakan Allah Swt

Covid-19 pada hakikatnya juga mengingatkan manusia agar senantiasa hidup bersih, mulai
kebersihan diri, tempat tinggal, lingkungan, dan masyarakat pada umumnya. Menjauhkan antar
individu yang bukan muhrim. Membersihkan lingkungan dari pencemaran kendaraan bermotor,
pabrik-pabrik, dan hiruk pikuk aktivitas manusia. Melalui istighfar, dzikir, dan do’a pagi petang
hakikatnya membersihkan diri dan lingkungan dari perbuatan manusia yang melupakan Tuhan.
Wabah diciptakan dan disebarkan Tuhan melalui makhluknya agar manusia sadar dan kembali
kepada fitrahnya. Pada zaman Rasulullah Saw pernah menyebar penyakit Tha’un atau wabah
kolera, hakikatnya sebagai peringatan dan menguji umat manusia waktu itu (HR. Bukhari
Muslim). Covid-19 hakikatnya makhluk Allah diturunkan ke muka bumi sebagai peringatan,
menguji manusia zaman modern sekarang. Syukur manusia masih diingatkan dan diuji agar
segera kembali kepada-Nya dengan sabar dan ikhlas, sebagai wujud kasih sayang Allah Swt
kepada makhluk-Nya

Dengan demikian Analisis filsafat hukum Islam, terdapat pemikiran mengentaskan dampak
dari covid-19 diantaranya; a) mengajak manusia meningkatkan iman kepada Allah Swt, karena
covid-19 hakikatnya makhluk Allah yang diturunkan ke muka bumi sebagai cobaan dan
mengingatkan manusia pada Tuhan untuk kembali kepadanya.

15
BAB 3 PENUTUP

Kesimpulan

Wabah Corona Virus Disease atau lebih dikenal dengan nama virus Corona atau covid-19
adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut dari corona virus 2
(Sars-CoV-2). Istilah lockdown dan social distancing ini juga dianjurkan dalam ajaran Islam,
dikutip dari website .hidayatullah.com dijelaskan bahwa Jauh sebelum kasus ini muncul, telah
terdapat juga sebuah wabah yang dikenal dengan istilah Tho’un. Rasulullah Shallallahu'alaihi
Wasallam memerintahkan untuk mengisolasi atau mengkarantina para penderitanya di tempat
isolasi khusus, jauh dari pemukiman penduduk. Tha'un sebagaimana disabdakan Rasulullah saw
adalah wabah penyakit menular yang mematikan, penyebabnya berasal dari bakteri Pasterella
Pestis yang menyerang tubuh manusia.

Corona Virus atau Virus Korona adalah bagian dari keluarga besar virus yang dapat
menyebabkan infeksi pada bagian saluran pernapasan bagian atas dengan tingkat ringan dan
sedang. Virus ini merupakan jenis virus varian baru yang memiliki tingkat penyebaran atau
penularan lebih tinggi dibandingkan virus varian sebelumnya. Infeksi virus corona cenderung
menyebar ke tubuh inang seperti virus hepatitis tikus. Coronavirus menyebabkan gangguan
pernapasan, gastrointestinal, dan neurologis

Kebersihan hakikatnya menjaga kebersihan fisik, mental, spiritual. Badan sehat, berpikiran
positif, optimis. Bagi umat Islam, menjaga kebersihan bukan hal baru dan berat, karena setiap
akan melaksanakan kewajiban shalat lima waktu, selalu membersihkan fisik mulai jari tangan
kuku, berkumur, membersihkan hidung, wajah, telinga, kaki. Pada waktu tertentu dianjurkan
untuk mandi membersihkan seluruh anggota tubuh mulai ujung rambut sampai ujung kaki,
kemudian memohon kesempurnaan atas perbuatan tersebut.

Saran

Demikan makalah yang dapat penulis sampaikan. Penulis menyadari bahwa dalampenulisan
makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kritik dan saran sangat
penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah ini agar menjadilebih baik. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat. Aminn.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ari Nursanti, (2020). Media Tiongkok Sebut WHO Nyatakan Seluruh Bukti Tunjukkan COVID-
19 Berasal dari Kelelawar, Pikiran Rakyat.com, from website: https://www.pikiran-
rakyat.com/internasional/pr-01370279/media-tiongkok-sebutwho-nyatakan-seluruh-bukti-
tunjukkan-covid-19-berasal-dari-kelelawar.

Fauci, A. S., Lane, H. C. and Redfield, R. R. (2020) ‘Covid-19 — Navigating the Uncharted’,
New England Journal of Medicine, 382(13), pp. 1268– 1269. doi: 10.1056/nejme2002387.

Li, G. et al. (2020) ‘Coronavirus infections and immune responses. Journal of Medical
Virology.’, 92(4), pp. 424–432.

Marzuki, I., Bachtiar, E., Chamidah, D., & dkk. (2021). COVID - 19 : Seribu Satu Wajah.
Makassar: Yayasan Kita Menulis.

Masters PS (2019) ‘Coronavirus genomic RNA packaging’, Virology, 537, pp. 198–207.

Nur Fitriatus Shalihah, (2020). Gejala Corona Terbaru dan Berbagai Upaya Penyembuhan
Covid-19, Kompas.com, 2 April, from website:
https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/02/193300765/gejala-corona-terbaru-
danberbagai-upaya-penyembuhan-covid-19.

Sales, A.J. et al. (2020) ‘Coronavirus Disease 2019 (COVID-19): review study’, Jorjani
Biomedicine Journal, 8(1), pp. 4–10. doi: 10.29252/jorjanibiomedj.8.1.4.

Sumardi, D., Falah, S., Jauhari, M. A., & Radiana, A. (2020). Baitul Mal dan Tantangan
Kemiskinan Dampak Pandemi Covid - 19 Perspektif Filsafat Hukum Islam. Bandung: UIN
Sunan Gunung Djati.

Supriatna, E. (2020). Wabah Corona Virus Disease Covid 19 Dalam Pandangan Islam. Jurnal
Sosial Budaya, 7(6), 555-564.

Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam Gita Laras Widyaningrum, (2020). WHO Tetapkan
COVID-19 Sebagai Pandemi Global, Apa Maksudnya?, Dirjen WHO: National geographic
Indonesia, 12 Maret 2020, from website:
https://nationalgeographic.grid.id/read/132059249/who-tetapkan-covid-19-sebagaipandemi-
global-apa-maksudnya.

17
World Health Organization, (2020) ”Clinical Management Of Covid 19” World Health
Organization

18

Anda mungkin juga menyukai