Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah GIGA Volume XX (X) November 20XX Halaman XX-XX (p) ISSN 1410-8682

(e) ISSN 2621-9239

PROTOTIPE ALAT UKUR LAJU ALIRAN GAS DENGAN METODE TERMAL

Aisyah NurAulia Uswat Zuhdi

Universitas Nasional
info@unas.ac.id

Thermal mass flowmeter sebagai alat ukur laju aliran massa mulai banyak digunakan dalam sektor
industri migas karena memiliki akurasi yang baik untuk fluida gas dan dapat mengukur secara langsung
nilai laju aliran massa tanpa ada hilang energi yang besar. Penelitian ini dibuat prototipe thermal mass
flowmeter tipe heat transfer sebagai media pembelajaran. Dalam perancangan, material prototipe
dibuat dari bahan pipa besi sepanjang 50 cm yang akan diberi beberapa lubang untuk meletakkan
sensor termokopelnya dan udara dipanaskan oleh heater yang berada pada pipa. Udara dipilih sebagai
fluida yang diukur karena memiliki nilai massa jenis yang telah diketahui. Laju aliran massa dihitung
berdasarkan perbedaan temperatur udara dari titik pengujian yang dekat dengan heater dan titik
pengujian yang menjauhi heater.

Kata Kunci: Flowmeter, Termokopel, Temperatur, Laju, Gas

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah yang akan dibahas pada penulisan ini
adalah:
1. Bagaimana pembuatan prototipe alat ukur aliran gas yang murah, mudah, dan akurat?
2. Bagaimana menghitung kecepatan aliran gas dengan variasi perbedaan jarak antara dua titik dan
temperatur yang diberikan oleh heater?
3. Bagaimana menampilkan kestabilan hasil perhitungan kecepatan aliran gas dengan
memanfaatkan metode rata-rata?

1.3 Manfaat

Manfaat dari penulisan ini antara lain:


1. Bagi Penulis
Menjadikan metode thermal sebagai inovasi terbaru tolak ukur nilai kecepatan aliran gas.
2. Bagi Pembaca

XX
Jurnal Ilmiah GIGA Volume XX (X) November 20XX Halaman XX-XX (p) ISSN 1410-8682
(e) ISSN 2621-9239

Sarana pembelajaran yang dapat dikembangkan lebih lanjut di masa yang akan datang.

INTRODUCTION

Thermal mass flowmeter merupakan alat ukur yang mampu mengukur laju aliran massa untuk
fluida gas dan cair. Alat ukur tersebut beroperasi dengan menambahkan panas dan mengukur fungsi
perpindahan panas yang bergantung pada laju aliran fluida yang diukur oleh sensor [Quigg, Donald J,
1986]. Alat ukur thermal mass flowmeter banyak digunakan pada industri gas karena dapat mengukur
secara langsung laju aliran massa tanpa hilang energi yang besar dibandingkan dengan alat ukur lain,
juga memiliki akurasi yang cukup baik untuk fluida gas [Nurdiani, Ghina A, 2014].

Alat ukur aliran gas yang telah ada, cenderung dijual dengan harga yang mahal. Hal ini
disebabkan pentingnya hasil yang akurat untuk menghindari kerugian yang mungkin terjadi karena
kesalahan pengukuran. Oleh karena itu, dirancang prototipe aliran gas dengan harga yang murah dan
akurat. Prototipe ini berfungsi sebagai pengukur gas yang dapat digunakan pada pengujian aliran.
Penggunaan fluida berupa gas karena sifat gas mudah berubah sesuai dengan kondisi lingkungan, salah
satu yang mempengaruhi adalah temperatur gas. Perubahan temperatur tersebut dapat mempengaruhi
aktivitas dari gas, seperti laju aliran gas. Pengonversian dari temperatur menjadi nilai kecepatan aliran
gas disebut dengan Metode Termal [Nurdiani, Ghina A,dkk, 2014].

Sebelumnya telah dilakukan penelitian Thermal Mass Flowmeter tipe heat transfer. Pada
pengujian, laju aliran massa dihitung berdasarkan perbedaan temperatur sebelum dan sesudah
dipanaskan dengan memperhitungkan temperatur panas. Hasil yang didapat dari pengujian adalah
prototipe memiliki sensitivitas pengukuran naik dan turun masing-masing sebesar 1,080 dan 1,084 serta
ketidakpastian pengukuran naik dan turun masing-masing sebesar ± 0,642 kg/jam dan ± 0,929 kg/jam
dengan daerah kerja pengukuran 10,157 kg/jam sampai dengan 14,845 kg/jam. Pada input yang tetap,
prototipe memiliki rata-rata akurasi dan presisi masing-masing sebesar 97,158% dan 95,092% [Nurdiani,
Ghina A, dkk, 2014]. Namun pada prototipe alat ukur tersebut belum tervalidasi dengan standar,
sehingga dibuat pengembangan dengan memvalidasi data menggunakan bantuan standar yaitu hot wire
anemometer.

Perbedaan prototipe alat ukur aliran gas dengan hot wire anemometer terdapat pada peletakan
sensor dan heater, serta cara pengukuran. Pada prototipe, letak heater dan sensor terpisah menjadi dua
komponen, heater berada di sisi kiri pipa dan sisi kanan heater diletakkan enam lubang sebagai titik
pengujian dengan satu titik pengujian yang tetap dekat dengan heater dan lima titik pengujian yang
menjauhi heater dengan jarak 5 cm tiap lubangnya. Sedangkan pada hot wire anemometer, letak heater
dan sensor berada pada satu komponen. Perbedaan lain terletak pada cara pengukuran prototipe,
heater sebagai pemanas udara dan sensor sebagai pengukur panas yang berada pada titik dekat heater
dan yang menjauhi heater. Sensor akan mengukur temperatur udara tersebut dengan lebih akurat
karena dilakukan 2 (dua) kali pengukuran. Sedangkan pada hot wire anemometer, pengukuran dilakukan
berdasarkan jumlah nilai panas yang hilang dari sensor ke arah lingkungan yang berada disekitar sensor.

GAS
Gas adalah fluida tak berbentuk yang dapat menyebar dan memenuhi ruang yang ditempatinya,
molekul-molekul dari wujud materi gas tidak saling terikat. Gas dapat dicairkan dengan cara
menurunkan temperatur dan menaikkan tekanan.

1.1.1 Sifat gas


Gas menjadi fasa yang paling sederhana dan mudah untuk dipahami. Adapun sifat-sifat dari gas, yaitu:

1. Volume gas akan mengikuti ruangan


Gas selalu mengikuti wadah atau ruang yang ditempatin, molekul gas akan berada dalam seluruh
ruangan yang tersedia dan akan menyesuaikan ukuran sesuai ruangan [Rohyami, Yulia, 2014].
Pergerakan dari molekul gas juga menyesuaikan dengan ruang, jika ruang yang tersedia lebih besar
maka molekul gas akan bergerak dengan bebas. Jika ruang yang tersedia lebih kecil maka pergerakan
gas akan terbatas.

XX
Jurnal Ilmiah GIGA Volume XX (X) November 20XX Halaman XX-XX (p) ISSN 1410-8682
(e) ISSN 2621-9239

2. Kompresi dan ekspansi gas


Gas dapat dikompresikan dan dapat pula diekspansikan dengan mengubah tekanannya. Sifat kompresi
dan eskpansi gas menunjukkan bahwa gas memiliki bentuk yang fleksibel. Keadaan gas terkompresi
ketika berada di ruang lebih kecil, sehingga volume menjadi lebih kecil dan membuat tekanan dalam
ruang menjadi tinggi. Untuk keadaan ekspansi, ketika gas berada di ruang lebih besar membuat volume
menjadi lebih kecil dan tekanan dalam ruang juga semakin rendah.

3. Kerapatan gas rendah


Gas memiliki massa jenis yang rendah dan lebih ringan dibandingkan zat lain, kerapatan molekulnya
menjadi lebih rendah dengan gaya gesekan antar molekul sehingga dapat diabaikan. Oleh karena itu,
interaksi antar molekul yang diabaikan tersebut digunakan sebagai pendekatan sifat ideal suatu gas.

1.1.2 Massa jenis udara

Massa jenis udara adalah massa per satuan volume gas atmosfer. Kepadatan udara tergantung pada
suhu dan tekanan udara. Udara memiliki massa jenis 1.2 kg/m3 pada temperatur 27˚C. Nilai massa jenis
tersebut yang akan digunakan kedalam perhitungan.

2.1 LAJU ALIRAN FLUIDA

Laju aliran fluida adalah volume fluida yang dikeluarkan tiap detiknya. Laju aliran dapat diketahui
dengan menggunakan persamaan berikut:
Q = V × A .......................................................................(2.2.1)
di mana:
Q adalah debit aliran (m3/s)
V adalah kecepatan aliran (m/s)
A adalah luas penampang (m2)
D adalah diameter pipa (m)
Nilai laju aliran fluida yang akan menjadi acuan nilai benar dalam pengujian prototipe dapat
diukur dengan menggunakan anemometer.

2.2.1 Macam aliran fluida

Bilangan Reynolds merupakan bilangan yang tak berdimensi yang dapat membedakan suatu aliran
dinamakan laminer, transisi, dan turbulen. Kategori pada aliran fluida, yaitu:
1. Aliran laminer
Aliran dengan fluida yang bergerak dalam alpisan-lapisan dengan satu lapisan meluncur secara
lancar. Aliran laminar mempunyai bilangan Reynolds urang dari 2300.
2. Aliran transisi
Merupakan aliran peralihan dari aliran laminer ke aliran turbulen dengan bilangan Reynoldsnya
antara 2300 sampai dengan 4000.
3. Aliran turbulen
Merupakan aliran di mana pergerakan dari partikel-partikel fluida sangat tidak menentu karena
mengalami percampuran serta putaran partikel antara lapisan mengakibatkan saling tukar
momentum dari satu bagian fluida ke bagian fluida yang lain dalam skala yang besar. Bilangan
Reynolds untuk aliran turbulen adalah lebih besar dari 4000.

XX
Jurnal Ilmiah GIGA Volume XX (X) November 20XX Halaman XX-XX (p) ISSN 1410-8682
(e) ISSN 2621-9239

Gambar 2.2.1.1 Jenis-Jenis Aliran.


Sumber: Potter, Merle C dkk, 2011

PENGUKURAN ALIRAN MASSA DENGAN METODE TERMAL

Pengukuran aliran massa dengan metode termal bergantung pada rentang kerja dan teknik yang
digunakan. Pengukuran aliran massa dengan metode termal dapat diklasifikasikan dalam dua Kategori
yaitu tipe sisipan dan tipe kapiler. Pada tipe sisipan, pengukuran dilakukan berdasarkan pada
perpindahan panas yang berasal dari perubahan resistansi termometer. Pengukuran ini cocok untuk laju
aliran tinggi dan dapat bekerja di aliran yang laminer maupun turbulen. Sedangkan pada tipe kapiler,
jenis pengukuran aliran dilakukan pada laju aliran yang sangat kecildan laminer.

Pentingnya pengukuran aliran massa dengan metode termal

Pada beberapa alat ukur, aliran volumetrik pengukuran kurang dapat diandalkan dibandingkan
pengukuran aliran massa karena perubahan gas suhu dan tekanan mengubah densitas gas yang diukur.
Berbeda dengan rotameter, meter turbin, dan perangkat aliran volumetrik lainnya, Pengukuran aliran
massa dengan metode termal relatif kebal terhadap perubahan suhu dan tekanan. Pengukuran aliran ini
menyediakan metode yang paling andal, dapat diulang, dan akurat. Pengukuran ini dapat dilakukan
secara langsung, respons cepat, sensitivitas luar biasa pada laju aliran rendah, penurunan tekanan dapat
diabaikan, tidak ada bagian yang bergerak, sederhana instalasi, tanpa hambatan langsung melalui jalur
aliran, tidak adanya suhu atau tekanan koreksi dan akurasi penahan yang unggul pada berbagai laju
aliran. Beberapa keunggulan lain adalah akurasi dalam kisaran 2%, sensitivitas aliran rendah,
fleksibilitas, keandalan, dan umur panjang

PRINSIP KERJA METER ALIRAN MASA

Meter aliran massa termal dapat dikelompokkan dalam tiga prinsip:


1. Meter aliran massa termal yang mengukur efek fluida yang mengalir pada media aliran berupa
peningkatan daya panas dengan suhu pemanas konstan maupun penurunan suhu pemanas dengan daya
pemanasan konstan. Hal ini diterapkan pada kawat panas anemometer, sensor film panas, atau jenis
penyisipan meter aliran massa termal.
2. Meter aliran massa termal yang mengukur perpindahan profil suhu sekitar pemanas, yang dimodulasi
oleh aliran fluida. Hal ini diterapkan pada sensor kalorimetrik
3. Meter aliran massa termal yang mengukur waktu berlalunya pulsa panas di atas jarak yang ditentukan
. Hal ini diterapkan pada sensor ToF atau Time of Flight

RANCANG BANGUN PROTOTIPE LAJU ALIRAN GAS DENGAN METODE TERMAL

Protitipe Alat Ukur Laju Aliran Gas Dengan Metode Termal yang digunakan sebagai pemenuhan
mata kuliah Proyek Akhir ini merupakan prototipe yang berfungsi sebagai alat ukur pembacaan laju

XX
Jurnal Ilmiah GIGA Volume XX (X) November 20XX Halaman XX-XX (p) ISSN 1410-8682
(e) ISSN 2621-9239

aliran gas yang dapat digunakan pada pengujian aliran berdasarkan perubahan temperature yang
diletakan pada ujung pipa akan mengalirkan udara dan heater yang berada di sisi kiri pipa sebagai media
pemanasnya dihubungkan dengan dimmer untuk mengatur temperatur heater. Terdapat enam titik
pengujian, satu titik pengujian yang tetap berada di dekat heater dan lima titik pengujian yang menjauhi
heater dengan jarak 5 cm tiap titik pengujiannya. Rangkaian-rangkaian seperti arduino, jumper, LCD
dengan I2C, dimmer, dan termokopel akan diletakan pada satu kotak seperti pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Rangkaian prototipe

HUBUNGAN ANTARA ALIRAN FLUIDA DENGAN TEMPERATUR

Kawat panas atau film panas teknik tergantung pada jenis sensor memiliki dua sensor yang
dimasukkan ke gas yang mengalir. Salah satu sensor mengukur suhu gas, sementara yang lain
dipanaskan dan megukur laju aliran massa. Setiap sensor bersifat resistif sebagai detektor suhu.
Perbedaan suhu dihitung bersama dengan jumlah panas yang hilang, H, oleh sensor yang dipanaskan ke
fluida. Menghitung nilai K yang menjadi konstanta agar massa laju aliran dapat ditunjukkan.
Hubungan laju aliran massa dengan temperatur dalam rumus Heat Transfer Flowmeters dapat
dihitung sebagai:

W=K ………………………………………..………………………...(2.4.1)
di mana:
W adalah Laju aliran massa (kg/s)
K adalah Konstanta karakteriktik dari prototipe

Th adalah Temperatur heater (

T1 adalah Temperatur upsteam (

T2 adalah Temperatur downstream (

XX
Jurnal Ilmiah GIGA Volume XX (X) November 20XX Halaman XX-XX (p) ISSN 1410-8682
(e) ISSN 2621-9239

Untuk mendapatkan nilai laju aliran fluida setelah didapatkan nilai laju aliran massa dalam kg/s,
dilanjutkan dengan pengkonversian laju aliran massa yang melalui suatu permukaan persatuan waktu.

W = ρv . A .................................................................. (2.4.2)
Di mana:

ρ adalah massa jenis dari fluida (kg/ )


v adalah laju aliran fluida (m/s)

A adalah luas permukaan yang dilalui ( )


W adalah laju aliran massa (kg/s)
Dari persamaan (2.4.2), dapat disimpulkan bahwa laju aliran fluida (v) didapat dari hasil bagi laju aliran
massa (W) dengan massa jenis fluida (ρ) dikali dengan luas permukaan yang dilalui (A).

Kalibrasi Prototipe Alat Ukur Laju Aliran Gas Dengan Metode Termal

Kalibrasi prototipe ini menggunakan standar Hot Wire Anemometer yang akan diletakan pada ujung
kanan pipa sebelum heater. Hot Wire Anemometer adalah alat ukur yang dapat mengukur kecepatan
udara. Kalibrasi dilakukan disetiap titik pengujian dengan rentang pengambilan temperatur dari xxxºC
sampai xxxºC pada setiap 10ºC. Data diambil naik dan turun dengan tiga kali pengulangan.
Nilai pembacaan prototipe yang ditampilkan oleh LCD dibandingkan dengan nilai pembacaan dari hot
wire anemometer dan dicari nilai error dari prototype

Spesifikasi Prototipe Alat Ukur Laju Aliran Gas Dengan Metode Termal

Komponen penyusun Prototipe Alat Ukur Laju Aliran Gas Dengan Metode Termal terdiri dari arduino
uno, termokopel tipe K dan modul MAX6675, heater cartridge, dimmer, adaptor, LCD 16x2, I2C, pipa,
fan, potensiometer, stepdown LM2596, relay, dan sensor LM35, power supply.

Prinsip kerja Prototipe Alat Ukur Laju Aliran Gas Dengan Metode Termal

Prinsip kerja prototipe alat ukur laju aliran gas secara umum dapat digambarkan dengan diagram blok
pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Diagram blok prinsip kerja prototipe

XX
Jurnal Ilmiah GIGA Volume XX (X) November 20XX Halaman XX-XX (p) ISSN 1410-8682
(e) ISSN 2621-9239

Pada gambar 3.1 dapat dijelaskan power supply ac akan diterima melalui adaptor 12VDC. Tegangan
12VDC dialirkan ke dimmer untuk mengubah kecepatan pada fan dan stepdown LM2596 berfungsi
menurunkan tegangan dari 12VDC menjadi 9VDC untuk mengaktifkan mikrokontroler 1 dan
mikrokontroler 2 yang diparalelkan. Mikrokontroler 2 untuk mengatur kerja relay agar panas yang
dihasilkan heater dapat dikendalikan sesuai set point. Ketika sudah menentukan set point pada
mikrokontroler, relay akan close ketika temperatur heater menuju set point dan akan open ketika
temperatur heater melebihi set point. LM35 yang berfungsi mengukur temperatur heater untuk
mengirimkan data ke mikrokontroler agar dapat mengatur kerja relay, nilai temperatur yang diukur oleh
LM35 dapat ditampilkan oleh LCD yang kecerahannya diatur oleh potensiometer. Fan mengalirkan
panas dari heater dan temperatur udara diukur oleh termokopel A dan termokopel B yang diberikan
jarak. Mikrokontroler 1 berfungsi mengolah data yang telah diukur oleh termokopel A dan termokopel
B untuk dikonversikan ke nilai laju aliran udara dan nilai tersebut akan ditampilkan oleh LCD.

Referensi

XX
Jurnal Ilmiah GIGA Volume XX (X) November 20XX Halaman XX-XX (p) ISSN 1410-8682
(e) ISSN 2621-9239

Quigg, Donald J. 1986. Thermal Mass Flowmeter. Washington, D.C [America]:United States Patent and
Trademark Office
Nurdiani, Ghina. A, dkk. 2014. Pembuatan Prototipe Mass Flowmeter Tipe Heat Transfer Untuk
Pengukuran Laju Aliran Massa Udara [Tugas Akhir]. Bandung [ID]: Institut Teknologi Bandung
Duffy, Gabriel J. 2000. Thermal Mass Flow Measurement. Dublin [Irlandia]: Dublin City University
Rohyami, Yulia. 2014. Kimia Fisika (Cetakan pertama). Yogyakarta
Agrawal, Sriyanka. 2008. Calibration of Capillary Type Thermal Mass Flowmeter. Rourkela, National
Institute of Technology
“Arduino tidak hanya sekadar sebuah alat pengembangan”. Tanpa tahun. Arduino Uno: Arduino Uno
Robot Line Follower Berbasiskan Sensor Infra Merah. PutraTani
Wibowo, Luthfi D. Tanpa tahun. Termokopel Tipe J Pada Teeming Ladle Dryer. Retrieved from
Academia Edu:
https://www.academia.edu/14011638/Termokopel
Dinansyar, Fairuzza. 2016. Pengaturan Kecepatan Motor Brushless DC Menggunakan Kontroler Fuzzy
Berbasi Linear Quadratic Regulator. Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surtono, Arif. 2006. Studi Pemanfaatan Apungan dan Potensiometer Sebagai Transduser Ketinggian Air.
Universitas Lampung.
Muzakki, Dezie Sofyan. 2018. Rancang Bangun Monitoring Temperatur Pendeteksi Debu Pada Panel
MDP Berbasis Arduino Uno. Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

XX

Anda mungkin juga menyukai