Anda di halaman 1dari 29

Rem adalah elemen penting pada sebuah kendaraan yang berfungsi untuk mengurangi

dan atau menghentikan laju kendaraan. Sejalan dengan pengembangan mesin


penggeraknya, saat ini kendaraan dapat bergerak sangat cepat sehingga memerlukan
rem yang juga makin baik.

Pada tahun 1902 Louis Renault menemukan rem jenis drum yang bekerja dengan sistim
gesek untuk kendaraan. Peralatan utama rem gesek ini terdiri dari drum dan penggesek.
Drum dipasang pada sumbu roda, sedang penggesek pada bagian bodi kendaraan dan
didudukkan pada mekanisme yang dapat menekan drum.

Menerapkan Cara Perawatan Sistem Rem Konvensional


Ketika kedaraan bergerak, maka drum berputar sesuai putaran roda. Pengereman
dilakukan dengan cara menekan penggesek pada permukaan drum sehingga terjadi
pengurangan energi kinetik (kecepatan) yang diubah menjadi energi panas pada bidang
yang bergesekan.

Hingga saat ini, rem utama kendaraan yang dikembangkan masih menggunakan sistim
gesek sebagaimana ditemukan pertama kali. Pengembangan dilakukan pada
mekanisme untuk meningkatkan gaya dan mode penekanan serta sifat material
permukaan gesek yang tahan terhadap tekanan dan temperatur tinggi.

Pada umumnya bahan material gesek yang digunakan adalah jenis asbestos atau logam
hasil sinter dengan bahan induk besi atau tembaga. Koefisien gesek asbestos lebih baik
tetapi kurang tahan terhadap tekanan. Sebaliknya logam sinter koefisien geseknya lebih
kecil tetapi tahan terhadap tekanan dan temperatur tinggi.

A. Konsep Dasar Rem Tromol dan Parkir


Pada rem tromol, penghentian atau pengurangan putaran roda dilakukan dengan adanya
gesekan antara kanvas sepatu rem dengan drumnya, cara kerjanya adalah sebagai
berikut :

Pada saat tuas rem tidak ditekan sepatu rem dengan tromol tidak saling kontak. Tromol
rem berputar bebas mengikuti putaran roda, tetapi pada saat tuas rem ditekan lengan
rem memutar cam pada sepatu rem sehingga sepatu rem menjadi mengembang dan
kanvas bergesekan dengan drum. Akibatnya, putaran tromol dapat ditahan atau
dihentikan.

Sepatu rem dipasang pada bagian roda yang tidak berputar pada roda yang disebut hub,
hub ini diperkuat dengan jalan dipasang sebuah batang logam yang dibaut pada bagian
rangka (frame), batang logam ini dapat mencegah bagian hub turut berputar disaat
sedang dilakukan pengereman roda.

Hub dilengkapi dengan anchor pin dan cam (bubungan), sepatu rem ditempatkan
diantara anchor pin dan cam ini, dengan diperkuat dengan dua buah pegas yang
dipasang pada masing-masing sepatu rem. Pegas ini berguna untuk mengembalikan
posisi sepatu rem setelah proses pengereman roda selesai, disamping itu juga untuk
memperkuat kedudukan sepatu rem pada bagian hub roda.

Ujung lainnya dari cam dipasang lengan rem, yang gunanya untuk memutar cam
tersebut. Lengan rem dihubungkan dengan pedal rem melalui batang penarik rem (untuk
roda belakang), sedangkan pada roda depan lengan rem dihubungkan dengan handle
rem depan melalui kawat Gambar dari rem tromol ini dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Rem tromol/ Drum brake Single Leading Shoe
Keterangan gambar :
a. Cam/ Bubungan : pendorong kanvas untuk bergesekan dengan drum sehingga
menimbulkan gesekan dalam pengereman.
b. Anchor pin : berfungsi untuk mencekam sepatu rem.
c. Drum : tempat kanvas mengadakan friksi, ikut berputar dengan putaran roda
d. Sepatu rem : pendukung kanvas untuk mendorong pada drum sehingga menimbulkan
friksi atau gesekan.

B. Kinerja Rem Tromol


1. Kinerja Temperatur Rem Cakram terhadap Rem Tromol

Menurut Dr.Milan Honner dan Prof. Ing Josef Kunes, untuk kondisi temperatur rem
cakram dan rem tromol selama test pengereman dapat ditunjukkan hasilnya sebagai
berikut:

Gambar 2.4 Komparasi Temperatur Cakram dan Tromol

Terlihat bahwa terjadi perbedaan temperatur antara rem cakram dan rem tromol
sebesar ΔT, ini menunjukkan bahwa panas yang terjadi yang ditimbulkan oleh rem
cakram lebih tinggi dibanding trem tromol, ini menunjukkan bahwa tingkat keausan
pada rem cakram lebih tinggi dibanding rem tromol. Namun dari sisi torsi rem cakram
lebih besar dibanding rem tromol.

2. Kinerja dari Segi Keausan Material

Masalah yang sering terjadi pada rem tromol adalah masalah crack. Hal ini disebabkan
karena bending stress yang terjadi pada drum flange dan hub flange. Selain itu rem
tromol lebih mudah mengalami korosi pada sekitarnya dibanding dengan rem cakram.
Agar tidak terjadi kasus crack biasanya memberikan torsi yang cukup 50 ft-lbs.

Sebelum pemasangan rem tromol sebaiknya hub dirotasikan sehingga salah satu dari
wheel hole nya berada pada posisi jam 12. Dan untuk menghindari korosi sebaiknya
membersihkan dari kotoran dan debu dengan menggunakan sikat, jika sudah terjadi
korosi diusulkan menggunakan corrosion inhibitor.
Gambar 2.6 Crack dan Korosi Pada Rem Tromol [11]

C. Persyaratan Bahan Kanvas Rem


Bahan rem harus memenuhi persyaratan keamanan, ketahanan, dan dapat mengerem
dengan halus. Di samping itu juga harus mempunyai koefisien gesek yang tinggi,
keausan kecil, kuat, tidak melukai permukaan drum, dan dapat menyerap getaran.

Daerah tekanan yang diizinkan pa (kg/mm2 ) untuk bahan-bahan yang bersangkutan


diperlihatkan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 2.1 Koefisien gesek dan tekanan rem

Kanvas rem dibedakan berdasarkan jenis bahan dasarnya yaitu :

1. Kanvas rem organik

Bahan kanvas rem organik terdiri dari :

a. Bahan gesek
Fungsi bahan gesek adalah untuk menimbulkan gesekan dan sebaiknya tanpa pengaruh
temperatur, pengaruh percepatan dan pengaruh lapisan.

Bahan gesek terdiri dari[11]:

1. Bahan serat :

a Asbes
b Serabut besi
c Serabut batu, serabut kaca
d Serabut arang/karbon
e Serabut Kevlar

2. Bahan serbuk (pengisi) :


a Serbuk asbes
b Serbuk batu (FeO3)
c Serbuk grafit, karat besi, keramik

b. Bahan penghantar panas :

Fungsi bahan penghantar panas adalah :


1. Mengendalikan aliran panas dari permukaan gesekan keluar.
2. Menghindari panas yang berlebihan.
3. Menghindari panas ke cairan rem.

Bahan dari penghantar panas


1. Tembaga (Cu)
2. Kuningan (Cu Zn)
3. Besi (Fe), besi tuang
4. Aluminium (Al)

Bentuk dari penghantar panas berupa serbuk, serat dan kawat.

c. Lem (perekat)
Fungsinya untuk menyatukan bahan serbuk, serat dan kawat menjadi bentuk padat.
Jenis lem sangat mempengaruhi koefisien gesek, keausan dan daya tahan terhadap
panas.
Bahan : Duraplaste jenis phenalharz dari bahan sintetis (kimia).

2. Kanvas Rem Metalik (Sinter)

Pembuatan kanvas rem metalik melalui proses pemanasan dan tekanan (pengepresan)
dan tidak menggunakan lem perekat[11].

Bahan gesek kanvas rem metalik terdiri :


a. Bronce
b. Messing (kuningan)
c. Besi, besi tuang
d. Praphit/arang

Bahan Sinter :
1. Zeng (Zn)
2. Timah hitam (Pb)
3. Tembaga (Cu)
4. Besi (Fe)

Sifat-sifat dari kanvas rem organik :


1. Koefisien gesek kecil (0,2 s/d 0,5)
2. Kekuatan mekanik cukup
3. Tahan terhadap keausan
4. Daya tahan panas terbatas
5. Menyerap air

Sifat-sifat dari kanvas rem mekanik


1. Koefisien gesek kecil (0,1 s/d 0,2)
2. Koefisien gesek stabil (basah/kering)
3. Kekuatan mekanik besar sekali
4. Daya tahan panas besar
5. Membutuhkan gaya tekan besar untuk mendapatkan pengereman yang kuat.
Penggunaan Asbes

Mulai Januari 1995 penggunaan asbes di negara-negara maju (khususnya di Eropa)


tidak boleh digunakan lagi karena sangat membahayakan kesehatan terutama terhdap
pernapasan. Jadi bahan asbes tidak dipergunakan lagi untuk kendaraan, bagunan dan
lain-lain[12].

Tabel 2.2 Bahan pengganti kanvas rem tanpa asbes

Rem tromol adalah salah satu tipe rem yang biasanya dipakai dalam kendaraan roda
dua atau roda empat. Cara kerja rem tromol di motor dan mobil hampirlah sama. Rem
tromol pada mobil biasanya sudah menggunakan sistem rem hidrolik, karena sudah
memanfaatkan tekanan hidrolik untuk membantu melakukan tekanan kanvas rem.

D. Komponen Sistem Rem Tromol


Pada tipe rem tromol kekuatan tenaga pengereman diperoleh dari sepatu rem yang
diam menekan permukaan tromol bagian dalam yang berputar bersama-sama dengan
roda.

Komponen Sistem Rem Tromol


Karena self – energizing efect ditimbulkan oleh tenaga putar tromol dan tenaga
mengembangkan sepatu, kekuatan tenaga pengereman yang besar diakibatkan oleh
usaha pedal yang relatif kecil.

self – energizing efect


Komponen-Komponen Rem Tromol
1. Backing plate
2. Silinder roda (Wheel cylinder)
3. Sepatu rem dan kanvas (Brake shoe and lining)
4. Tromol rem (Brake drum)

1. Backing Plate

Backing plate adalah salah satu komponen rem tromol yang berbentuk pitingan
berbahan dasar logam yang cukup tipis dan diletakan di bagian belakang sistem rem
tromol. Pada dasarnya, komponen ini berfungsi sebagai pelindung untuk komponen rem
tromol yang lainnya.

Gambar backing plate


Bentuk dari backing plate adalah lingkaran yang memiliki banyak lubang dan memiliki
banyak tonjolan. Tujuan utama banyaknya lubang dalam backing plate adalah untuk
menyesuaikan dengan part standar dari rem tromol.

2. Silinder Roda

Silinder roda menjadi komponen rem tromol yang berguna untuk mengubah tekanan
fluida menjadi gerakan yang mekanis. Secara umum, ada beberapa tipe silinder roda
yang biasanya ditemukan atau dipakai dalam sistem rem tromol.
Gambar Silinder Roda
Tipe silinder roda yang berbentuk dual piston merupakan tipe yang paling populer,
karena banyak dipakai untuk mendampingi tromol jenis leading dan juga jenis trailing.
Tipe dual piston memiliki ciri yang terbaik oleh baut ke backing plate.

Silinder roda terdiri dari beberapa bagian seperti bagian wheel cylinder housing, bleeder
nut, piston boot, spring dan piston. Apabila salah satu bagian silinder roda tidak bekerja
dengan baik, maka akan berpengaruh terhadap kinerja rem tromol secara keseluruhan.

Bila timbul tekanan hidraulis pada master cylinder maka akan menggerakkan piston
cup. Piston akan menekan kearah sepatu rem kemudian bersama-sama menekan
tromol rem.

Apabila rem tidak bekerja, maka piston akan kembali ke posisi semula dengan adanya
kekuatan pegas pembalik sepatu rem . Bleeder plug disediakan pada silinder roda
gunanya untuk membuang udara dari minyak rem.

3. Sepatu Rem dan Kanvas Rem

Sepatu rem (brake shoes) seperti juga tromol (drum) memiliki bentuk setengah
lingkaran. Biasanya sepatu rem dibuat dari pelat baja. Kanvas rem dipasang dengan
jalan dikeliling (pada kendaraan besar) atau dilem (pada kendaraan kecil) pada
permukaan yang bergesekan dengan tromol.

Gambar Sepatu Rem & Kanvas Rem

Kanvas ini harus dapat menahan panas dan aus serta harus mempunyai koefisien gesek
yang tinggi. Koefisien tersebut sedapat mungkin tidak mudah dipengaruhi oleh keadaan
turun naiknya temperatur dan kelembaban yang silih berganti. Umumnya kanvas (lining)
terbuat dari campuran fiber metalic dengan brass, lead, plastik dan sebagainya dan
diproses dengan ketinggian panas tertentu.
4. Return Spring

Return spring adalah komponen rem tromol yang tidak kalah pentingnya, karena
komponen ini berfungsi untuk mengembalikan posisi sepatu rem ke posisi yang awal
sebelum adanya tekanan dari tuas rem atau pedal. Dalam sistem kerja rem tromol,
return spring terdiri dari 2 yaitu uper spring dan lower spring.

Gambar Return Spring

Uper spring yaitu pegas atau per yang posisinya berada pada sisi atas atau tepatnya
berada di bawah roda silinder. Fungsi utama dari uper spring adalah mengembalikan
posisi sepatu rem ke posisi yang awalnya.

Lower Spring yaitu pegas atau per yang letaknya berada pada sisi adjuster dan
fungsinya sangat berbeda dengan uper spring. Lower spring berfungsi untuk menjaga
posisi 2 buah sepatu rem tromol, supaya bisa menekan di bagian adjuster.

5. Brake Shoe Holder

Dalam sebuah sistem pengereman tromol mobil, tentu sepatu rem akan diletakan atau
disimpan menempel di bagian backing plate. Brake shoe holder memiliki sifat yang
dinamis atau mudah untuk digerakkan. Dengan cara itu, maka mekanisme holder yang
dipakai bisa menunjang rem tromol dengan baik.

Brake Shoe Holder

Brake shoe holder juga terdiri dari berbagai bagian yang termasuk dalam rangkaian pin
yang punya pengunci per atau pegas dan juga plat penekan. Ketiga komponen saat
disatukan akan menjadi bagian penting yang menempel pada backing plate.
6. Brake Shoe Adjuster

Brake shoe adjuster adalah salah satu komponen rem tromol yang terletak di bagian
bawah rem tromol dan bentuk dari komponen ini menyerupai screw yang berada di
adjuster. Brake shoe adjuster menjadi komponen yang terbilang penting dalam rem
tromol.

Brake Shoe Adjuster

Brake shoe adjuster berfungsi untuk menyetel celah yang muncul di antara kampas rem
tromol dengan permukaan tromol saat adanya gerakan dari pedal rem, baik itu gerakan
menekan atau penarikan bagian tuas rem.

7. Parking Brake Lever

Parking brake lever merupakan salah satu komponen rem tromol yang hanya bisa
ditemukan di mobil saja, karena tidak akan dipakai dalam motor. Dengan adanya parking
brake lever, maka kontruksi rem tromol akan terlihat lebih rumit. Dalam sistem kerja
parking brake lever, tentu ada 2 buah lever yang akan dijumpai yaitu park brake lever dan
brake shoe link.

Parking Brake Lever

Park brake lever dibuat dengan salah satu ujung lengannya memiliki bagian engsel yang
akan terhubung dengan brake shoe di bagian sisi atas dan pada bagian ujungnya akan
terhubung dengan kabel rem. Sedangkan brake shoe link akan menghubungkan antara
park brake lever dengan brake shoe yang satunya.

8. Drum atau Rem Tromol

Drum brake atau tromol rem adalah komponen yang memiliki peranan sangat penting
dalam sistem kerja rem tromol. Komponen ini terbuat dari bahan baja tuang, sehingga
teksturnya sangatlah keras dan bentuknya menyerupai drum atau tabung.
Drum atau Rem Tromol

Drum brake memiliki fungsi utama yaitu sebagai media gesekan bersama kampas rem
untuk tujuan agar putaran roda akan berhenti di jalan. Komponen ini juga langsung
terhubung dengan baut roda, sehingga tromol akan berputar mengikuti baut roda.

9. Parking Brake Cable

Parking brake cable merupakan komponen rem tromol yang berbentuk kabel baja yang
biasa dipakai untuk menarik sistem rem tromol.

Parking Brake Cable


Jenis kabel yang dipakai tidak jauh berbeda dengan jenis kabel baja yang lainnya.
Fungsi utama parking brake cable adalah menghubungkan gerakan tuas rem parkir
dengan parking brake lever yang posisinya berada dalam sistem rem tromol.

E. Macam-Macam Rem Tromol


Menurut cara kerjanya, ada sekitar dua tipe rem tromol. Yaitu tanpa piston, single piston
dan dual piston. Namun kalau dijabarkan lebih luas maka ada sekitar 7 jenis rem tromol
yaitu:

a. Berdasarkan piston

Pada kendaraan sudah pasti dilengkapi komponen rem, dan jika tidak berfungsi dengan
baik akan membahayakan.

Hal tersebut berkaitan dengan fungsi rem untuk mengontrol laju kendaraan, utamanya
komponen penghenti kendaraan. Jadi, sebagai pengendara yang baik, prinsip kerja rem
mobil adalah salah satu aspek penting yang harus dipahami.

1. Rem Tromol Non Servo / Rem Tromol Mekanik

Rem tromol non-servo digunakan pada kendaraan yang lebih kecil, dengan sistem
penggerak roda tipe Front- Wheel Drive (FWD). Sedangkan pada kendaraan roda empat
atau lebih rem tromol jenis ini digunakan sebagai rem parkir dengan menggunkan tuas
sebagai mekanismenya.
Cara kerjanya :
Ketika pedal rem ditekan, silinder roda hidrolik akan mendorong sepatu keluar untuk
menekan tromol yang berputar dan menimbulkan gesekan sehingga memperlambat
kendaraan. Ketika pedal dibebaskan, pegas pengembali menarik sepatu rem kembali ke
posisi semula.

2. Leading and trailing shoes

Tipe pertama adalah tipe leading and trailing. Sesuai namanya, pada dua buah sepatu
rem ada yang berfungsi sebagai leading dan ada pula yang bertugas sebagai trailling.
Leading shoes berarti sepatu rem yang berperan menghentikan laju putaran tromol lebih
kuat. Sementara trailling berfungsi sebagai bantuan pengereman.

Pada tipe rem leading dan trailing, kita akan menemukan satu buah fixed wheel cylinder
yang biasanya terletak dibagian ujung atas sepatu rem. Sementara ujung sepatu rem
lainnya terletak pada sebuah pin yang bisa digerakan.

Cara Kerja:
Silinder roda ini memiliki dua buah piston, sehingga saat bekerja piston tersebut akan
mendorong kedua sepatu rem ke arah membuka. Ini membuat bagian permukaan
kampas rem menyentuh lebih dulu dengan tromol rem.

Pada rem roda depan menerima tambahan sebagian beban roda belakang pada saat
kendaraan di rem. Tekanan silinder roda mendorong kedua sepatu rem ke luar.

Jika tromol berputar ke arah maju kedua sepatu rem terdapat self-energizing karena
mendapat pengaruh dari putaran tromol (gerakan sepatu rem searah dengan putaran
tromol) keduanya menjadi sepatu leading/primer.
Tetapi pada saat tromol berputar ke arah mundur maka kedua sepatu rem menjadi
trailing/sekunder semua karena berlawanan arah dengan putaran tromol sehingga tidak
memiliki self-energizing effect.

2. Single leading shoes

Tipe leading shoes merupakan satu jenis rem tromol dengan dua buah kampas rem
namun hanya satu yang bergerak sebagai leading shoes. Sementara sepatu rem
satunya hanya sebagai pendukung kampas utama. Sistem ini memang sangat simple
tapi memiliki daya pengereman yang kecil sehingga untuk saat ini sudah jarang
digunakan.
Biasanya rem tromol tipe single leading shoes digunakan pada sepeda motor dengan
penggerak mekanis yang memanfaatkan sebuah nok diantara dua sepatu rem untuk
melakukan pengereman.

3. Two leading shoes

Sementara untuk tiper two leading shoes, kedua sepatu rem akan bertindak sebagai
leading shoes. Perbedaannya dengan tipe yang pertama adalah gerakan sepatu remnya.
Pada tipe leading and trailing sepatu rem akan bergerak secara refleksi. Sementara
pada tipe ini kampas rem bergerak secara berkebalikan.
Jadi apabila tromol berputar searah jarum jam maka bagian atas pada sepatu rem
sebelah kanan akan bergerak. Sementara sepatu rem sebelah kiri akan bergerak
dibagian bawahnya.

Dengan kata lain, ada dua buah cylinder yang menggerakan masing-masing sepatu rem.
Namun wheel cylinder ini hanya dilengkapi oleh satu piston. Sehingga hanya bisa
menggerakan satu sepatu rem untuk satu wheel cylinder.
Tipe two leading single action

Pada tipe two leading single action ini memiliki dua buah silinder roda yang masing-
masing silinder roda memiliki satu buah piston. Keuntungan pada tipe rem ini ketika
kendaraan maju maka saat pengereman kedua sepatu rem ini menjadi sepatu leading.

Sehingga gaya pengeremannya akan lebih besar. Sedangkan kerugiannya adalah saat
kendaraan mundur dan dilakukan pengereman maka kedua sepatu rem ini menjadi
sepatu trailing sehingga saat mundur gaya pengeremannya menjadi kecil.

Tipe two leading double action

Pada tipe two leading double action ini memiliki dua buah silinder yang masing-masing
silinder rodanya memiliki dua buah piston. Pada tipe ini gaya pengeremannya lebih baik
dari pada tipe yang single action.
Karena baik pada saat maju atau mundur kedua sepatu rem tetap akan menjadi sepatu
leading sehingga baik saat maju atau mundur gaya pengeremannya akan baik.

4. Dual fixed cylinder

Tipe berikutnya juga masih sama dengan tipe yang ketiga yaitu leading shoes. Tetapi
pada tipe ini, gerakan sepatu rem sudah bisa digerakan secara keseluruhan. Artinya,
saat kita injak pedal rem maka seluruh permukaan kampas rem baik kampas rem
sebelah kanan atau kiri akan menempel dengan sempurna pada permukaan tromol.

Ini terjadi karena ada dua buan wheel cylinder dengan dua piston, sehingga saat ada
tekanan hidrolis keempat piston akan mendorong keempat ujung sepatu rem secara
bersamaan. Ini membuat daya pengereman jauh lebih kuat.
5. Uni servo

Tipe uni servo merupakan tipe rem tromol yang dipermudah konstruksinya. Karena
secara cara kerja, ini hampir sama dengan sepatu rem tipe leading and trailing, namun
sistem ini hanya dilengkapi satu buah wheel cylinder yang memiliki satu piston.
Satu piston tersebut bisa menggerakan dua buah sepatu rem. Ini karena adjuster yang
ada dibagian bawah itu floating atau tidak dibaut ke backing plate, dengan kata lain
adjuster ini bisa bergerak kekanan dan kekiri.

Prinsip kerjanya, ketika ada tekanan hidrolis maka piston akan mendorong salah satu
sepatu rem. Apabila sepatu rem tersebut sudah mentok ke permukaan tromol maka
dorongan itu terus berlanjut kebagian bawah sepatu rem dan karena posisi adjuster
melayang maka dorongan tersebut akan diteruskan ke sepatu rem lainnya.

6. Duo servo

Tipe terakhir juga sama seperti tipe uni servo yang memiliki adjuster melayang, hanya
saja tipe ini memiliki satu siliinder roda dengan dua buah piston. Sehingga kalau dilihat
sekilas ini seperti tipe leading and trailing, namun bukan.
Kelebihannya, adalah tidak ada kampas rem ngantung atau keausan kampas rem yang
tidak rata. Ini karena tekanan yang diberikan ke dua sepatu rem akan diratakan ke
permukaan kampas karena posisi adjuster sebagai tumpuan bisa bergerak bebas.

b. berdasarkan metode penggerak

Sementara kalau dikategorikan berdasarkan metode penggerak, maka ada dua tiga
macam sistem rem tromol, berikut ini.
1. Rem tromol Mekanis

Rem mekanis adalah rem yang masih digerakan oleh kawt secara mekanis. Konstruksi
rem mekanis cukup sederhana, karena hanya menggunakan sebuah kawat untuk
menghubungkan pedal rem/tuas rem ke aktuator rem.
Namun kekurangannya, ada pada efisiensi pengereman. Sistem ini memiliki banyak
kerugian tenaga, sehingga perlu menekan pedal rem cukup keras untuk mengentikan
laju kendaraan. Selain itu, sifat kawat yang memuai membuat penyetelan rem ini harus
dilakukan secara terus menerus.

Meski demikian, pada sepeda motor sistem rem tromol mekanis masih digunakan.
Khususnya pada motor matic.

2. Rem tromol hidrolik

Rem hidrolik adalah sistem penggerak rem yang memanfaatkan fluida sebagai
pemindah tenaga. Karena fluida ini tidak dapat dikomporesi serta tidak dapat memuai
maka efisiensi penyaluran tenaga dari tuas rem akan berlangsung 100%.

Selain itu, sistem hidrolik juga sangat fleksibel dan juga bisa digabungkan dengan
sistem rem cakram hidrolik. Sehingga rem cakram dan rem tromol dapat sama-sama
berfungsi ketika pedal rem diinjak.

Karena efisiensinya, hampir semua mobil yang diproduksi saat ini menggukanan sistem
hidrolik sebagai penggerak sistem rem.

3. Rem angin

Sistem rem angin, merupakan penggerak rem yang memanfaatkan tekanan udara untuk
menggerakan tuas rem. kelebihan sistem rem angin, ada pada tenaga pengeremannya.

Hal ini karena untuk menekan tuas rem, tidak menggunakan tenaga manusia melainkan
menggunakan tekanan angin yang bisa diset cukup besar. Dalam hal ini, tenaga
manusia hanya digunakan untuk mengatur katup yang membuka angin bertekanan
tersebut untuk menekan tuas rem.

F. Cara Kerja Sistem Rem Tromol


Perlu sobat ketahui bahwasannya Kelebihan sistem rem tromol adalah braking power
yang tinggi (self energizing effect), hal ini disebabkan salah satunya karena luas
penampang kanvas rem itu lebih lebar dibandingkan dengan sistem rem cakram
sehingga mampu menghentikan kendaraan berbobot besar atau kendaraan niaga.

Cara kerja rem tromol/konvensional


Akan tetapi rem tromol tidak bisa langsung menghentikan kendaraan secara cepat
seperti halnya rem cakram melainkan membutuhkan jarak tertentu agar kendaraan bisa
berhenti sehingga rem tromol ini boleh dibilang kurang responsif.

Untuk bisa mendeteksi rem tromol pada mobil Anda, tentu Anda harus bisa mengetahui
dan memahami cara kerja dari rem tromol. Dengan memahami cara kerjanya, maka
Anda bisa melakukan perawatan atau perbaikan dengan tepat waktu.

Rem tromol memang akan bekerja saat adanya gesekan yang diubah menjadi energi
putar atau energi gerak. Dengan adanya gerakan, maka secara otomatis roda akan
berhenti.

Tentunya anda bertanya-tanya sebenarnya cara kerja rem tromol pada mobil seperti apa
ya?, oleh karena itu kami akan membuat uraian cara Kerja Rem Tromol Pada Mobil,

Berikut cara Kerja Rem Tromol Pada Mobil:

1. Pada Saat kita menginjak pedal pedal rem, maka pedal rem akan menekan push
rod pada master silinder sehingga menekan piston master silinder, setelah piston
tertekan akan menyebabkan piston bergerak maju yang berdampak pada
mengecilnya volume didepan piston.
2. Karena Volume didepan piston beisikan cairan minyak rem (Brake Fluid), terjadi
pengecilan volume didepan piston menyebabkan fluida terdorong keluar melalui
outlet valve menuju outlet house pada master rem.
3. Sesuai hukum pascal bahwasannya tekanan zat cair tersebut akan diteruskan
kesegala arah dengan besar tekanan yang sama besar.
4. Melalui selang hidraulis atau saluran minyak system rem, tekanan fluida
disalurkan ke dalam Wheel Cylinder (Silinder Roda).
5. Selanjutnya didalam Silinder roda tekanan fluida tadi yang telah disalurkan oleh
saluran minyak rem, akan diubah menjadi energi mekanis oleh piston pada Wheel
cylinder (Silinder Roda).
6. Setelah itu Piston pada silinder roda (wheel Cylinder) akan bergerak keluar untuk
menekan brake shoe atau kanvas rem yang menyebabkan brake shoe
mengembang dan timbul gaya penekanan antara brake shoe dan tromol rem
(drum brake). Yang kemudian menyebabkan gesekan dan panas sehingga
putaran tromol rem (Drum Brake) tersebut secara berlahan mengurangi laju
kendaraan dan akhirnya berhenti.
7. Pada Saat penekanan pedal rem dilepas oleh pengemudi (kita), pegas yang
berada di sekitar pedal rem akan menarik pedal rem ke posisi semula.
8. Piston didalam master silinder pun tertarik kembali keposisi semula oleh pegas
pengembali pada master silinder atau master rem sehingga volume di depan
piston pada master rem membesar.
9. Setelah itu akan timbul kevakuman yang mengakibatkan fluida akan tersedot ke
dalam volume didepan piston pada master silinder dan sebagian akan kembali ke
reservoir tank pada saat ini juga pegas pengembali brake shoe akan menarik
kanvas rem kembali ke posisi semula sehingga tidak bergesekan dengan tromol
rem yang kemudian gaya pengereman antara brake shoe dan tromol rem (drum
brake) akan terlepas, yang menyebabkan tromol rem terbebas dan dapat berputar
seperti semula sehingga tidak terjadi proses pengereman.

Sistem rem tromol bekerja dengan prinsip gesekan. Gesekan ini akan mengubah energi
putar pada tromol rem menjadi energi panas. Sehingga putaran roda akan berhenti dan
temperature sekitar rem akan meningkat.

Konstruksi rem tromol memiliki dua buah kampas rem yang terletak dibagian dalam.
Lalu dibagian luar kampas rem terdapat komponen berbentuk mangkuk yang kita kenal
sebagai tromol rem.

Arah gerakan rem tromol itu saling menjauhi, artinya saat rem ditekan maka duua buah
kampas rem akan bergerak ke arah luar (saling menjauhi). Gerakan tersebut akan
membuat kampas rem menekan permukaan dalam tromol rem. Sehingga terjadilah
gesekan yang akan menghentikan putaran tromol dan roda.

G. Perawatan Sistem Rem Tromol


Sistem rem merupakan salah satu komponen penting dari kendaraan. Sistem rem yang
tidak berfungsi dengan baik tentu akan membuat keselamatan pengemudi dan
penumpang menjadi terancam. Untuk itu, rem tromol yang digunakan pada kendaraan
perlu diperiksa secara berkala. Syarat sistem rem bekerja dengan baik adalah setiap
komponen pada sistem rem harus bersih dan bebas dari udara ataupun lubang serta
rongga udara yang menyebabkan kemungkinan udara luar akan masuk pada sistem
rem. Pengereman dapat bekerja dengan baik dan cepat apabila beban semua roda
sama, maka daya pengereman harus sama atau daya pengereman harus sebanding
dengan beban yang diterima oleh masing-masing roda, dan mempunyai daya tahan yang
cukup.

Sebelum melaksanakan perawatan berkala pada sistem rem kendaraan, kita perlu
mengidentifikasi gejala kerusakan pada sistem rem tersebut. Meskipun perawatan
berkala pada sistem rem dapat dilakukan tanpa menunggu adanya gejala kerusakannya.
Beberapa gejala kerusakan yang sering terjadi pada sistem rem, antara lain:

1. Seal piston master silinder rusak atau robek. Seal piston yang rusak
menyebabkan pedal rem terasa loss ketikaditekan dan dayapengereman akan
jauh berkurang. Jika hal ini dibiakan biasanyakerusakan akan merambat kebagian
lainnya, yaitu akan menyebabkan dinding silinder terjadi baret.
2. Kebocaran minyak rem atau karat di piston silinder tromol. Kebocoran dapat
diatasi dengan mengganti karet boot set-nya. Namun, apabila ada karat pada
piston silinder roda, maka perlu dilakukan penggantian silinder roda.
3. Rem berbunyi. Rem yang berbunyi dapat disebabkan oleh kampas yang telah
habis atau terdapat kotoran di kampas rem. Kotoran dapat muncul dan
mengendap apabila debu residu kampas yang menumpuk akibat tidak pernah
dibersihkan.
4. Mobil bergetar ketika direm. Mobil yang bergetar ketika pedal rem diinjak dapat
diakibatkan oleh rumah tromol sudah tidak rata lagi.

Ada beberapa pekerjaan perawatan berkala untuk sistem rem tromol. Perawatan berkala
ini meliputi pemeriksaan ketebalan kampas rem, penyetelan jarak bebas pedal/tuas rem,
dan pengujian sistem rem. Pemeriksaan ketebalan kampas rem dapat dilakukan tanpa
perlu membongkar sistem remnya. Pada bagian luar rem trormol yaitu ditutup tromol
dan tuas rem terdapat indikator keausan kampas rem. Tekan edal rem sehingga kita
dapat mengetahui tingkat keausan kampas rem melalui indikator tersebut.

Langkah penyetelan tinggi pedal rem


Jika saat pedal rem ditekan dan indikator telah menunjukkan kampas rem sudah
menipis, segera lakukan penggantian kampas rem. Penggantian kampas rem dilakukan
dengan cara membongkar roda terlebih dahulu. Prosedur pembongkaran roda dan cara
penggantian kampas rem yang lebih detail dapat kamu pelajari lebih lanjut di buku
pedoman reparasi.

Seal silinder roda rem tromol sobek sehingga minyak rem bocor
Perawatan berkala berikutnya adalah pemeriksaan dan penyetelan jarak bebas pedal
rem. Jarak bebas pedal rem dibutuhkan untuk mencegah pedal rem yang tidak sengaja
tertekan saat berkendara dan mengoptimalkan kerja sistem pengereman. Standar jarak
bebas pedal rem dapat dilihat pada buku servis manual kendaraan.

pemeriksaan ketinggian minyak rem pada reservoir

Apabila saat dilakukan pemeriksaan didapati jarak bebas pedal rem melebihi spesifikasi
standar, setel jarak bebasnya dengan memutar baut penyetelnya yang berada di dekat
tuas rem. Putar baut penyetel searah jarum jam untuk mengurangi jarak bebas dan
putar berlawanan arah jarum jam untuk menambah jarak bebasnya. Untuk memutar
baut penyetel dapat dilakukan dengan tangan atau dengan bantuan kunci ring atau pas.
Pastikan bahwa lampu rem menyala bila pedal rem ditekan dan lampu rem mati apabila
pedal dibebaskan.

Berhati-hatilah saat menyetel jarak bebas rem karena jika jarak bebasnya terlalu sedikit
atau tidak ada jarak bebasnya, kampas rem akan bersentuhan dengan tromol sehingga
menghambat laju sepeda motor dan membuat kampas rem cepat aus. Penyetelan jarak
bebas pedal rem harus selalu dilakukan setelah memperbaiki atau membongkar sistem
rem atau komponen lain yang berkaitan dengan sistem rem.
Langkah cara melakukan air bleeding sistem rem
Selain pemeriksaan tersebut, pemeriksaan sistem hidrolis pada rem tromol juga perlu
dilakukan. Pemeriksaan sistem hidrolis rem tromol dilakukan dengan cara sebagai
berikut.

1. Memeriksa ketinggian minyak rem di dalam reservoir tank. Pemeriksaan


ketinggian minyak rem dilakukan secara visual dengan melihat batas
ketinggiannya pada reservoir tank. Jika ketinggian minyak kurang (di bawah garis
MAX atau FULL), maka menambah minyak rem dengan merek dan kualitas yang
sama (tingkatan DOT nya sama).
2. Memeriksa ada tidaknya udara pada sistem rem dengan cara memeriksa gerak
bebas pedal rem dengan cara menginjaknya sampai mulai terasa ada tahanan.
Jika gerak bebas pedal terlalu banyak maka di sistem rem terdapat udara. Udara
di dalam sistem harus dibuang dengan cara di bleeding. Adapun cara membuang
udara di dalam sistem rem atau di bleeding, antara lain sebagai berikut.
o Memastikan bahwa minyak rem pada reservoir penuh, apabila kurang
maka menambahkan minyak rem sampai batas maksimum.
o Memulai pemeriksaan dari roda yang terjauh dari master silinder.
Memasang selang transparan yang dihubungkan dengan penampung
minyak dan baut nipel. Selama proses pembuangan udara, minyak rem
dalam reservoir tank harus dalam keadaan terisi. Tidak boleh
sampai kehabisan.
o Memompa-mompa pedal rem kemudian menahan pedal remnya pada saat
mulai terasa hantaman/gaya tolak dari pedal. Pada saat pedal masih
dalam posisi ditekan/ditahan, membuka baut nipel secukupnya dengan
cara mengendorkan baut nipel dengan menggunakan kunci nipel.
Kemudian, mengencangkan kembali baut nipel setelah udara dan minyak
rem keluar. Melakukan langkah tersebut berulang-ulang hingga tidak ada
gelembung udara yang keluar melalui selang.
o Menambahkan minyak rem pada reservoir tank hingga batas maksimum.
3. Memeriksa kebocoran master silinder dengan cara menginjak pedal rem sampai
terasa tekanan yang kuat dan kemudian tahan. Jika tekanan terasa turun maka
terdapat kébocóran dan master silinder harus diperiksa.
4. Menyetel jarak kampas rem dngan tromol dengan cara memutar mur penyetel
melalui lubang kecil yang terdapat pada backing plate. Mengembangkan sepatu
rem dengan memutar mur penyetel sampai kira kira kanvas rem bersinggungan
dengan tromol rem. Untuk mengetahui kampas rem telah bersinggungan dengan
tromol yaitu. dengan cara memutar tromol rem, bila putaran tromol agak berat
maka penyetelan sudah cukup.
Penyetelan celah kanvas rem tromol

Perawatan berkala terakhir yaitu pengujian kinerja sistem rem dan tromol pengereman.
Pengujian ini dilakukan saat mengemudikan mobil atau test drive. Dari pengujian ini, kita
dapat mengetahui kinerja rem yang sesungguhnya dan hasil penyetelan atau perbaikan
sis tem rem yang sudah selesai dilakukan.

Untuk langkah pembongkaran dan perbaikan pada komponen-komponen sistem rem


tromol akan kamu pelajari lebih lanjut saat kamu berada di kelas XII. Pada pembelajaran
kali ini, kamu hanya mempelajari langkah-langkah pemeliharaan rutin pada sistem rem
tromol saja.

H. Perawatan Sistem Rem Cakram


Setelah mempelajari mengena rem tromol pada bab sebelumnya, sekarang kamu akan
materi mengenai pemeliharaan pada rem cakram. Kamu tentu sering mendengar
mengenai rem cakram Rem cakram merupakan rem yang terbuka dan dapat dilihat
dengan jelas dari luar kendaraan mempelajari cakram merupakan rem yang bekerja atas
dasar kampas rem menjepit piringan cakram (disk) dipasangkan pada roda kendaraan
mengereman pada rem cakram terjadi karena cakram yang ram terjepit oleh kampas
rem yang diletakkan di sisi kiri dan känan cakram. Sehingga, putaran cakram akan
berhenti sekaligus menghentikan putaran roda.

Rem cakram merupakan rem yang saat ini banyak digunakanpada kendaraan. Salah
satu alasan mengapa rem cakram banyak dipakai adalah sistem rem ini tidak
membutuhkan penyetelah celah kampas rem secara berkala. Selain keunggulan
tersebut, ada beberapa keunggulan lain sistem rem cakram dibandingkan dengan rem
tromol, antara lain sebagai berikut.

1. Konstruksi rem cakram lebih terbuka. Komponen rem cakram tidak tertutup
seperti halnya komponen rem tromol, terutama komponen utama
pengeremannya, seperti cakram dan kaliper. Konstruksi ini mempunyai kelebihan
yaitu komponen rem cakram tidak mudah kepanasan karena
mendapatkan sirkulasi udara yang lebih banyak. Perlu kamu ketahui, sistem
pada roda depan kendaraan rem yang kepanasan (overheat) akan kehilangan
kemampuan pengeremannya, baik itu untuk rem tromol atau rem cakram.
2. Gaya pengereman yang dihasilkan cenderung merata. Gaya pengereman dapat
mencapai 100%, karena seluruh pad bergesekan langsung dengan cakram
sehingga pengereman dapat maksimal. Gaya pengereman pada rem cakram
dihasilkan oleh penekanan kampas rem secara mekanik atau hidrolik dan tidak
terjadi self energizing effect. Akibatnya, gaya pengereman cenderung konstan
dan merata sehingga keausan kampas rem merata di semua bagian.
3. Lebih mudah membuang air yang berada di sistem rem. Selain panas yang
berlebihan, kehadiran air di sistem pengereman juga akan membuat sistem rem
tidak dapat bekerja. Pada rem tromol jika air masuk ke dalam sistem rem, air
akan sulit keluar karena konstruksi rem tromol yang tertutup Pada rem cakram,
air yang berada di permukaan cakram dapat langsung terbuang karena adanya
gaya sentrifugal saat cakram berputar dan tidak ada komponen yang menutupi
cakram.
4. Kecepatan dalam menghentikan laju kendaraan lebih cepat dibandingkan rem
tromol atau pakem. Rem cakram menggunakan model pengereman jepit dan
bukan gesek pelebaran kampas rem) seperti sistem pada rem tromol, sehingga
lebih cepat dan responsif dalam menghentikan laju kendaraan.

Sedangkan, kekurangan rem cakram dibandingkan dengan rem tromol adalah sebagai
berikut.

1. Rem cakram rentan terhadap kerusakan dan mudah terkena kotoran. Hal ini
karena konstruksi rem cakram yang terbuka. Rem cakram menggunakan piringan
cakram yang posisinya di luar, sehingga jika terjadi benturan akan merusak
keseluruhan kinerja rem dan laju roda. Selain itu, debu atau kotoran juga menjadi
penghambat rem cakram bekerja maksimal.
2. Self energizing effect yang terjadi pada rem cakram sangat kecil, sehingga
diperlukan tekanan pengereman yang lebih besar untuk mendapatkan gaya
pengereman yang efisien. Hal mengakibatkan kampas rem cakram cenderung
lebih cepat aus dibanding dengan sepatu rem pada rem tromol.
3. Membutuhkan tekanan hidraulis yang besar.
4. Kampas rem atau pad lebih cepat aus.

Rem cakram atau rem piringan pada dasarnya terdiri dari beberapa komponen seperti
piringan cakram (brake disc rotor) yang berputar bersamaan dengan roda, pad (kampas
rem) yang berfungsi sebagai bahan gesek dan caliper yang didalamnya terdapat piston
yang akan mendorong pad agar menjepit Cakram sehingga dihasilkan daya
pengereman. Berbeda dengan rem tromol, rem cakram ini kontruksi lebih sederhana dan
lebih mudah dalam perawatannya.

Gaya pengereman rem cakram didapatkan dari gesekan antara cakram (piringan)
dengan kanvas rem (pad). Piringan cakram (disc rotor) berputar bersama-sama dengan
roda, sementara kaliper dan pad terpasang pada axel.

Rem cakram merupakan rem yang diaplikasikan pada kendaraan kecil, maupun besar
karena bentuknya yang sederhana dan memiliki keuntungan pada pengoperasiaanya
seperti.rem lebih pakem, pembuangan panasnya lebih cepat ini disebabkan disc rotor
yang memiliki ventilasi, caliper yang langsung terkena udara luar sehingga pendinginan
menjadi lebih baik.

Kondisi kanvas rem (pad) sangat mempengaruhi pengereman karena gesekan yang
terjadi antara pad dan disc rotor yang menyebabkan terjadinya pengereman. Pada
subbab ini kita hanya akan mempelajari rem cakram jenis hidrolik, karena jenis inilah
yang paling banyak digunakan pada mobil. Beberapa komponen utama sistem rem
cakram hidrolik, yaitu handle/pedal rem, master silinder, selang rem, kaliper, kampas
rem, fluida (minyak rem), dan cakram/piringan rem.

1. Kaliper Rem

Kaliper Rem Gambar komponen rem cakram, kaliper


Kaliper rem atau caliper adalah salah satu komponen yang penting dalam rem cakram
pada mobil. Karena kaliper akan melakukan gerakan yang mekanis guna menjepit
kampas rem di bagian piringan cakram. Kaliper juga sering disebut sebagai penopang
kampas rem beserta piston brake.

Kaliper rem akan bekerja dengan menggunakan tekanan hidrolik yang dihasilkan dari
ubahan tekanan minyak rem yang masuk melalui selang atau kabel rem. Setidaknya ada
2 tipe kaliper rem yang perlu diketahui yaitu kaliper jenis floating dan fixed.

Floating Caliper adalah salah satu kaliper rem yang posisinya berada di bagian brake
support caliper dan tipe kaliper ini nantinya akan bergeser dan bergerak ke bagian kiri
atau kanan. Pada kaliper floating, maka piston rem hanya tersedia untuk satu sisi saja.
Pada saat piston mobil bergerak mendorong kampas rem cakram, maka sisi lainnya
akan menjepit bagian kampas rem di sebelahnya.

Fixed Caliper adalah kaliper yang posisinya menyatu dengan brake support caliper dan
hal ini membuat kaliper tetap diam dan akan bekerja untuk menekan kampas rem yaitu
piston remnya saja.

2. Kampas Rem

Kampas Rem Gambar komponen rem cakram, kampas


Kampas rem, pad rem, atau brake pads adalah salah satu komponen dalam rem cakram
yang berfungsi untuk melakukan penekanan pada bagian piringan cakram, sehingga
mampu memberikan daya gesek untuk menghentikan putaran dari rem cakram.

Pastikan anda memilih kampas rem yang dibuat oleh perusahaan ternama, sehingga
anda bisa mendapatkan kampas rem yang berkualitas dengan bahan bagus. Bahan
pembuatan kampas rem berasal dari keramik, asbes, siter dan semi metal.

Pemilihan bahan kampas rem bisa menjadi bahan pertimbangan anda dalam membeli
kampas rem. Pada dasarnya, kerja dari kampas rem sangatlah berat, karena harus
melakukan gaya gesek yang besar dan kampas rem harus bisa menghentikan putaran
piringan cakram secara optimal.

Semakin mahal harga kampas rem biasanya akan memiliki harga yang semakin mahal
dan hal ini menjadi alasan utama mengapa kampas rem untuk mobil sport memiliki
harga yang sangat tinggi.
3. Piringan Cakram

Piringan Cakram Gambar komponen rem cakram, piringan


Piringan cakram atau disc brake adalah komponen rem cakram yang akan langsung
terhubung dengan poros as roda yang akan berputar dengan mengikuti putaran dari
roda. Komponen rem cakram ini menjadi bagian inti dari rem cakram mobil.

Piringan cakram akan berfungsi sebagai media yang akan dijepit atau ditekan oleh
kampas rem, sehingga munculah proses pengereman pada mobil. Bahan yang biasanya
dipakai dalam piringan cakram yaitu besi cor.

Ada beberapa piringan yang terbuat dari komposit matriks keramik atau komposit
karbon dan bahan ini biasanya dipakai untuk membuat piringan mobil mewah dengan
kecepatan yang tinggi. Bahan komposit karbon dan keramik bisa melepaskan panas
lebih cepat dibandingkan besi cor.

Ada 2 tipe piringan cakram mobil yang populer di Indonesia sampai sekarang yaitu solid
disc dengan ventilated disc. Solid disc adalah tipe yang bentuknya sangat solid dengan
tingkat ketebalan yang tinggi dan terdapat lubang-lubang di sekitaran piringan. Namun
untuk daya pengereman sangatlah bagus, karena daya cengkram nya sangat kuat.

Ventilated disc adalah tipe piringan cakram yang memiliki desain unik, karena ada
lubang-lubang di bagian piringannya dan lubang dibuat dengan tujuan untuk
mempercepat proses pendinginan, sehingga bisa lebih cepat dalam melepaskan panas.

4. Caliper Bracket

Caliper Bracket Gambar komponen rem cakram, caliper bracket

Caliper bracket atau brake support caliper memang tidak bisa dilepaskan dari satuan
rem cakram mobil, karena caliper bracket berguna sebagai tempat untuk memasangkan
caliper dan hal ini akan membuat caliper berada pada tempatnya, sehingga tidak akan
bergerak.
5. Piston Brake

Piston Brake Gambar komponen rem cakram, piston brake


Piston brake posisinya berada di dalam caliper yang bentuknya menyerupai tabung
dengan ujung desain yang groove atau coakan. Piston brake berfungsi untuk menekan
atau mendorong bagian kampas rem ke piringan cakram, agar putaran roda bisa lebih
rendah atau berhenti.

6. Seal Piston

Seal Piston Gambar komponen rem cakram, seal piston


Seal piston adalah salah satu bagian piston yang terbuat dari minyak rem, sehingga
memiliki sifat yang tahan terhadap panas. Seal piston berfungsi untuk mencegah
terjadinya kebocoran minyak rem yang bisa mengalir pada saat tuas rem sedang diinjak.
Seal piston dapat membantu menarik piston supaya kembali mundur saat proses
pengereman.

7. Master Silinder

Master Silinder Gambar komponen rem cakram, master silinder


Master silinder akan bekerja dengan mengubah gerakan mekanis pada bagian pedal
rem menjadi tekanan hidrolik. Master silinder memiliki komponen sistem yang langsung
terhubung dengan pedal rem dan dari piston lah akan terjadi penekanan pada fluida atau
minyak rem. Ada 2 tipe master silinder yang populer di Indonesia yaitu master silinder
tipe tandem dengan tipe tunggal.

Tipe tandem adalah master silinder yang memiliki dua outlet hose dan dua buah piston
yang bisa memisahkan antara pengendalian roda belakang dengan roda bagian depan.
Apabila salah satu piston tidak bekerja dengan baik, maka piston yang satunya akan
tetap melakukan proses pengereman, sehingga akan aman dipakai.

Tipe tunggal adalah master silinder yang hanya membawa satu outlet hose dan satu
piston saja. Satu bagian ini memiliki fungsi yang sama yaitu mengendalikan keempat
roda dengan baik. Secara keamanan, tipe tunggal memang kurang, karena saat
terjadinya kerusakan dan kondisi yang memburuk, maka sistem pengereman akan
sangat terganggu.

8. Reservoir Tank

Reservoir Tank Gambar komponen rem cakram, reservoir tank


Reservoir tank adalah komponen rem cakram yang berfungsi untuk menampung minyak
rem cadangan yang biasanya terpasang secara menyatu dengan bagian master silinder.
Pada bagian tabungnya juga sudah terpasang sebuah sensor untuk mendeteksi tingkat
ketinggian volume minyak rem.

9. Brake Fluid

Brake Fluid Gambar komponen rem cakram, brake fluid


Dalam kondisi yang normal, maka volume dari minyak rem harusnya tidak akan
berkurang dan saat berkurang berarti ada sebuah kebocoran. Minyak rem juga tidak
akan memiliki kinerja yang optimal, apabila kondisinya sudah kotor.

Brake fluid atau minyak rem berfungsi sebagai media penghantar yang mampu
menghasilkan tenaga dorong dari pedal rem ke bagian caliper, hal ini akan membuat
kampas rem menjepit bagian piringan cakram.
Minyak rem memang terbagi menjadi beberapa spesifikasi berdasarkan dari titik didih
setiap tipe yang diperjelas dengan adanya standarisasi pada bagian kemasan yang
bertuliskan atau ditandakan dengan dot 3 dan dot 4.

Para pemilik mobil pasti harus memperhatikan spesifikasi dari minyak rem yang akan
dipakai dalam mobil, sehingga proses pengereman akan bekerja dengan baik dan tepat.

10. Booster Rem

Booster Rem

Booster rem adalah komponen rem cakram yang terbuat dari membran yang terhubung
dengan bagian intake manifold. Booster rem berfungsi sebagai assist yang bisa
membantu meringankan tenaga penekanan pedal rem, tanpa harus mengurangi daya
pengereman.

Booster rem juga bisa melipat gandakan energi pengereman pada saat pengendara
melakukan proses pengereman. Hal ini membuat pengendara tidak membutuhkan
tenaga yang besar dalam proses pengereman. Pengemudi akan merasa ringan saat
menginjak pedal rem dengan adanya bantuan dari komponen booster rem.

11. Selang Hidrolik

Selang Hidrolik Gambar komponen rem cakram, selang hidrolik


Selang hidrolik merupakan salah satu komponen inti yang ada dalam rem cakram,
karena selang hidrolik akan melakukan distribusi minyak rem ke berbagai caliper rem
dengan tekanan hidrolik yang berlangsung.
12. Pedal Rem

Pedal Rem Gambar komponen rem cakram, pedal

Pedal rem adalah komponen rem cakram yang berfungsi untuk membantu
mengaktifkan sistem pengereman sebuah kendaraan. Pada umumnya, pedal rem dibuat
dengan lengan atau tuas yang panjang dan gunanya untuk menyesuaikan kebutuhan
pengereman para pengemudi.

Sama seperti komponen kendaraan yang lain, sistem rem cakram juga membutuhkan
perawatan berkala untuk menjaga kinerjanya. Apalagi sistem rem termasuk salah satu
komponen penting yang selalu dipakai saat mengemudi di jalan. Berikut ini merupakan
prosedur perawatan berkala sistem rem cakram.

Cara perawatan sistem rem cakram mobil


Perawatan dan perbaikan rem cakram mobil sangat penting untuk dilakukan secara
rutin, mengingat rem merupakan komponen keselamatan berkendara yang sangat
krusial fungsinya. Pada umumnya mobil memakai dua jenis rem mobil, yaitu rem
piringan (disk brake) serta rem tromol (drum brake).

Dua jenis rem ini terpasang pada masing-masing roda mobil, di mana biasanya rem
piringan terpasang di bagian roda depan sedangkan rem tromol pada roda bagian
belakang. Kedua jenis rem ini tentu punya fungsi yang berbeda dan pastinya perawatan
dan perbaikan rem cakram mobil akan berbeda juga dengan perawatan rem tromol.

Rem piringan atau rem cakram sebetulnya jauh lebih mudah dalam hal perawatan dan
perbaikan. Adapun langkah untuk perawatan dan perbaikan rem cakram mobil adalah
sebagai berikut:

1. Pemeriksaan Ketebalan dan Keolengan Cakram

Ketebalan cakram harus rutin diukur karena tebal cakram akan berkurang seiring
dengan seringnya pemakaian rem. Untuk mengukur ketebalan cakram, gunakan
mikrometer yang mampu mengukur tebal cakram dengan akurat. Selain ketebalan,
keolengan (run out) cakram juga harus diukur dengan dial indikator. Cakram yang oleng
akan mengurangi gaya pengereman dan merusak komponen kaliper.

2. Pemeriksaan Ketinggian Minyak Rem

Pemeriksaan ketinggian minyak rem bertujuan untuk mengetahui volume minyak rem
dalam sistem rem. Jika volume minyak berkurang, kemungkinan sistem rem mengalami
kebocoran atau kampas rem sudah aus. Untuk memeriksa ketinggian minyak rem, lihat
reservoir minyak rem yang menjadi satu dengan master silinder. Pada reservoir tersebut
terdapat sight glass dengan petunjuk ketinggian minimal dan maksimal minyak rem.
Ketinggian minyak rem harus selalu berada di antara batas minimal dan maksimal.
3. Pemeriksaan Kondisi Selang Rem

Pemeriksaan ini dilakukan secara visual untuk mencari kerusakan pada selang rem,
seperti adanya kebocoran atau retak-retak. Pastikan pada selang rem tidak terjadi
keretakan atau kebocoran minyak rem.

4. Pemeriksaan Kondisi Kampas Rem

Saat bekerja, kampas rem akan bergesekan dengan cakram. Jika old brake pad kampas
rem telah habis, maka bagian yang bergesekan dengan cakram adalah logam tempat
melekatnya kampas rem. Hal ini harus dihindari karena akan merusak cakram.
Pemeriksaan kondisi kampas rem biasanya hanya memeriksa sisa ketebalan kampas
rem. Untuk memeriksa ketebalan new brake pad kampas rem, perhatikan alur-alur yang
ada di permukaan kampas rem. Jika alur-alur itu masih dapat kita lihat berarti kampas
rem masih dapat digunakan dan begitu pula sebaliknya.

Langkah perawatan yang kamu pelajari di atas hanya langkah kampasnya dibandingkan
dengan pad perawatan rem cakram secara umum. Untuk pembongkaran, pemeriksaan
baru komponen, dan pemasangan rem cakram akan kamu pelajari lebih lanjut saat
melaksanakan overhaul sistem rem pada pembelajaran di kelas XI|. Sedangkan
perawatan seperti penggantian minyak rem dan pemeriksaan sistem hidrolis rem
cakram sama dengan langkah-langkah pemeriksaan yang kamu pelajari pada rem
tromol.

I. Perawatan Sistem Rem Parkir


Rem parkir lebih sering dikenal dengan sebutan rem tangan karena rem parkir berbentuk
tuas yang ditarik dengan tangan. Rem parkir berfungsi sebagai pengaman di saat
memarkir kendaraan. Rem parkir
berdasarkan letaknya terbagi menjadi dua yaitu rem parkir tipe roda belakang dan rem
parkir tipe center
brake. Rem parkir tipe roda belakang digunakan pada kendaraan penumpang,
sedangkan rem parkir center brake digunakan pada kendaraan niaga dan truk. Sistem
kerja rem parkir roda belakang dan tipe center brake sama.

Tuas rem parkir ditempatkan berdekatan dengan tempat duduk pengemudi. Ada
beberapa tipe tuas parkir, yaitu: tuas rem parkir tarik, tuas rem parkir dongkrak, rem
parkir dengan pedal, rem parkir elektrik, dan rem parkir tuas geser. Tuas rem parkir
dilengkapi dengan rachet untuk mengatur tuas pada suatu posisi pengetesan.

Pada beberapa tuas rem parkir mur penyetelannya dekat dengan tuas rem untuk
memudahkan penyetelan. Gerakan tuas dipindahkan menuju ke sistem rem tromol
melalui kabel rem parkir. sehinggga, rem parkir bekerja secara mekanis bukan hidrolis.
Pada rem parkir roda belakang, di bagian tengah kabel diberi equalizer untuk
menyamakan daya kerja pada roda kiri dan kanan. Tuas intermediate (intermediate
lever) dipasang untuk menambah.daya pengoperasian rem parkir.

Adapun cara kerja rem parkir adalah saat tuas rem parkir ditarik maka tenaga
pengereman disalurkan melalui kabel rem parkir, intermediate lever, pull rod, equalizer,
dan disalurkan ke rem tromol belakang sebelah kiri dan kanan.

Sehingga, rem akan mengunci kedua roda agar tidak bergerak. Untuk memeriksa dan
menyetel gerakan tuas rem tangan, celah sepatu rem belakang harus dalam keadaan
tersetel dengan sempurna. Pada rem tromol yang dilengkapi dengan penyetel (adjuster
otomatis), celah sepatu rem belakang ini dapat distel dengan jalan menarik-narik tuas
rem tangan beberapa kali.

Adapun langkah-langkah penyetelan gerakan tuas rem tangan tersebut, antara lain.

1. Tarik tuas rem tangan dengan kekuatan tertentu sambil menghitung beberapa
bunyi "klik" terjadi.
2. Jika jumlah "klik" tidak berada dalam spesifikasi, siapkan dua kunci pas untuk
mengendorkan mur pengunci pada tutup penyetel.
3. Putar tutup penyetel dan stel gerakan tuas rem tangan pada jumlah bunyi "klik"
yang telah ditentukan pada buku petunjuk servis kendaraan tersebut. Putar ke
kanan untuk mengurangi gerakan dan putar ke kiri untuk menambah gerakan.
4. Kencangkan mur pada tutup penyetel dengan menggunakan dua kunci pas.

Selain gerakan tuas rem tangan, jarak langkah tuas juga perlu diperiksa dengan cara
memastikan bahwa saat tuas rem parkir ditarik, jarak langkah tuas rem parkir berada
dalam jumlah, takikan yang telah ditentukan (suara klik terdengar saat ditarik). Bila
berada di luar standar, setel jarak langkah tuas rem parkir.

Apabila jarak langkah perjalanan tuas rem parkir berada di luar nilai spesifikasi, setel
sepatu rem belakang atau celah sepatu rem parkir dan kemudian ulangi pemeriksaan
tersebut. Ulangi proses ini bila perlu, kemudian setel jarak langkah tuas rem parkir.
Pastikan lampu indikator rem menyala sebelum uas mencapai bunyi klik yang pertama
pada saat tuas rem dioperasikan.

Demikian pertemuan kita mengenai menerapkan cara perawatan sistem


rem konvensional, sistem rem cakram, rem tromol, rem parkir dan ulasan cara merawat
sistem rem konvensional tersebut.

Anda mungkin juga menyukai