Tahukah kamu, kata wisuda awalnya berasal dari Bahasa Jawa 'wisudha' yang artinya pelantikan
bagi orang yang telah menyelesaikan pendidikan. Prosesi wisuda pun selalu dilekatkan dengan
pakaian toga, rupanya toga berasal dari Bahasa Latin 'tego' yang artinya penutup
Ternyata pemindahan tali pada topi toga diibaratkan sebagai otak. Awalnya di sebelah kiri
karena pada saat kuliah, mahasiswa menggunakan otak kiri yang berhubungan materi, bahasa,
dan juga hafalan. Ketika wisuda, tali dipindah ke kanan dengan harapan sarjana lebih
menggunakan otak kanan yang berhubungan dengan daya imajinasi, kreativitas dan juga inovasi.
Momen kelulusan merupakan salah satu momen penting dalam kehidupan seseorang setelah
menyelesaikan pendidikannya. Sebab, kesempatan ini tidak datang dua kali, sama halnya dengan momen
pernikahan dalam hidup seseorang.
Kelulusan setelah menyelesaikan pendidikan yang disebut dengan wisuda ini memiliki sebuah tradisi.
Ada salah satu tradisi wisuda yang cukup familiar di telinga kita, yakni mengenakan toga wisuda saat
kelulusan. Tapi, tahukah kamu mengapa toga wisuda tersebut dianggap sebagai simbol kelulusan
seseorang?
Melansir dari situs TIME, pertanyaan ini dapat dijawab dengan menengok kembali sejarah asal-usul toga
wisuda yang dikenakan sebagai simbol kelulusan. Diketahui, universitas pertama di Eropa didirikan oleh
para pendeta pada abad ke-12 dan 13.
Baca juga:
Resmi Wisuda, Mahasiswa Asing Ini Kisahkan Pengalaman Tempuh Pendidikan di RI
Sebab itu, gereja memiliki pengaruh besar bagi pusat pendidikan. Bahkan membuat para mahasiswanya
kerap kali terlihat mengenakan jubah dan penutup kepala yang berwarna hitam atau coklat. Sejarawan
berpendapat, pakaian akademik tersebut dikenakan untuk menjaga tubuh mereka tetap hangat. Terutama
saat mesin penghangat ruangan belum ditemukan.
Beberapa catatan sejarah juga menyebutkan bahwa pakaian jubah dan penutup kepala tersebut dianggap
untuk menandakan status agama. Sekaligus untuk membedakan kaum pelajar dengan orang biasa di kota
tempat mereka belajar. Selain itu, seperti yang dikutip dari Graduation Source, jubah dan penutup kepala
ini disebut-sebut sebagai lambang kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan orang lainnya.
"Arti penting dari jubah dan penutup kepala pada masa Celtic Groups dan Pendeta Druid abad ke-18
melambangkan kecerdasan dan superioritas yang lebih tinggi," tulis Graduation Source, dikutip Rabu
(6/10/2021).
Seiring berjalannya waktu, penggunaan jubah dan penutup kepala sebagai simbol akademik ini mulai
diadopsi oleh beberapa universitas di abad pertengahan. Perguruan tinggi pertama yang meresmikan
pakaian kelulusan atau toga wisuda yakni University of Oxford dan University of Cambridge.
Pada 1321, kedua kampus tersebut sempat membuat larangan pakaian yang berlebihan saat wisuda. Pihak
universitas juga mengharuskan setiap orang mengenakan jubah selama wisuda sebagai simbol kesetaraan.
Penggunaan jubah dan topi kelulusan untuk urusan akademik terus diadopsi hingga ke era kolonial di
wilayah Amerika. Setelah masa Perang Saudara, pemakaian keduanya hanya dibatasi untuk merayakan
kelulusan seseorang.
Topi dan toga wisuda melambangkan pengakuan dan pencapaian. Sementara jubah wisuda tidak lagi
digunakan untuk kehangatan, tepai sebagai pelengkap yang menandakan bidang studi seseorang.
Sejak itulah tradisi topi, toga, dan gaun wisuda mengalami perkembangan dan menjadi bagian penting
dari pengalaman akademis seseorang.
Selama berabad-abad tahun, topi wisuda telah memiliki sejarah bentuk yang berbeda-beda. Bentuk yang
paling umum ditemukan adalan bentuk mortarboard atau sejenis persegi. Bentuk ini diyakini telah
dikembangkan pada abad ke-15 yang diadopsi dari bentuk topi yang digunakan oleh para ulama,
cendekiawan, dan profesor Katolik, yakni topi biretta.
Terkait alasan di balik bentuk persegi yang dipilih sebagai simbol kelulusan akademik, masih menjadi
perdebatan di kalangan sejarawan. Namun, ada yang menyebut bahwa persegi tersebut merupakan bentuk
simbolis dari buku.
"Mayoritas sejarawan percaya itu menandakan bentuk buku untuk memberikan tampilan ilmiah atau
dimaksudkan untuk mewakili bentuk segi empat di dalam kampus Oxford," tulis Graduation Source.
Nah, itu dia gambaran sejarah toga wisuda hingga jubah wisuda dari masa ke masa. Semoga menambah
wawasanmu ya!
Untuk program Diploma, toga akan berwarna biru muda, program Sarjana dan Profesi berwarna
merah, program Magister dan Spesialis berwarna hijau toska, dan program Doktor berwarna biru
tua. Menurut Prof. Engkus, warna tersebut menunjukkan tingkat kematangan berpikir seorang
lulusan
Warna hitam pada toga yang berarti misteri dan kegelapan inilah yang harus dikalahkan oleh
seorang sarjana. Dengan ilmu pengetahuan yang selama ini didapatkan pada masa kuliah,
seorang sarjana diharapkan dapat menyibak kegelapan.
Ternyata pemindahan tali pada topi toga diibaratkan sebagai otak. Awalnya di sebelah kiri
karena pada saat kuliah, mahasiswa menggunakan otak kiri yang berhubungan materi, bahasa,
dan juga hafalan. Ketika wisuda, tali dipindah ke kanan dengan harapan sarjana lebih
menggunakan otak kanan yang berhubungan dengan daya imajinasi, kreativitas dan juga inovasi.
Seorang sarjana, diharapkan bisa membuka lapangan pekerjaan untuk dirinya sendiri dan orang
lain dengan bekal kreativitas, imajinasi dan juga inovasi.
Tidak hanya menggunakan otak kiri saja yang pada dasarnya hanya materi dan masih
mengandalkan perkerjaan pada orang lain. Selain itu tali toga juga diibaratkan sebagai simbol
pita pembatas buku. Pembatas akan dipindahkan saat membuka lembaran buku yang baru. Ini
diartikan sebagai seorang sarjana hendaknya terus belajar dan menambah wawasan walaupun
sudah lulus dan wisuda sehingga ilmunya berkembang.
Penulis: Rima Dian Pramesti
Strata satu (S1) – Undergraduate, Bachelor Syarat untuk bisa lulus dari jenjang ini adalah
menyelesaikan karya ilmiah yang disebut dengan skripsi. Jenjang S1 biasanya lebih mempelajari
hal-hal yang bersifat teoritis. Maka, lulusannya biasanya memiliki keunggulan dalam segi teoritis
dibandingkan terapan.
Apa yang dimaksud S2?
S2 ini pun dapat dikatakan sebagai program lanjutan yang dimana kamu akan mempelajari suatu
ilmu secara lebih detail dan mendalam. Sedangkan S3, memiliki tujuan yaitu untuk
menghasilkan individu yang mampu mengembangkan bidang minat. Para mahasiswa S3 ini akan
diarahkan untuk bisa melakukan penelitian secara mandiri.
Apakah lulusan D1 bisa langsung kerja?
Untuk program D1 nggak butuh waktu yang lama, cukup 1 tahun saja alias dua semester, maka
kamu bisa dipastikan langsung mendapat gelar A.P. atau disebut Ahli Pratama. Dengan
menempuh sebanyak 32 SKS (Satuan Kredit Semester), setelah lulus kamu sudah bisa dilepas
sebagai lulusan yang siap bekerja.
Untuk S1, toganya menggunakan kombinasi merah maroon dan kuning. Lalu S2 menggunakan toga
dengan kombinasi warna hijau tosca dan kuning. Sementara untuk jenjang S3, warna toganya adalah
kombinasi biru tua atau dark navy dengan kuning.