AGENDA INTI-EVALUASI
2021
Hak Cipta © Pada:
Lembaga Administrasi Negara Edisi Tahun 2021
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Jl. Veteran No. 10 Jakarta 10110
Telp. (62 21) 3868201-06 Ext. 193, 197
Fax. (62 21) 3800188
AGENDA INTI-EVALUASI
Modul Pelatihan Management Of Trainning (MOT)
i
A. Beberapa Hal Yang Penting Tentang Instrumen ........................................ 33
B. Jenis Data.................................................................................................... 34
C. Jenis Instrumen .......................................................................................... 36
D. Pengembangan Instrumen ......................................................................... 43
E. Latihan ........................................................................................................ 50
F. Rangkuman ................................................................................................. 50
G. Evaluasi ....................................................................................................... 51
BAB VI ..................................................................................................................... 52
PENGUMPULAN DAN ANALISIS SERTA INTERPRETASI DATA ................................ 52
A. Pengumpulan Data ..................................................................................... 52
B. Analisis Data ............................................................................................... 56
C. Latihan ........................................................................................................ 63
D. Rangkuman ................................................................................................. 63
E. Evaluasi ....................................................................................................... 64
BAB VII .................................................................................................................... 65
PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM PELATIHAN, PELAPORAN DAN TINDAK
LANJUT ................................................................................................................... 65
A. Pelaksanaan Evaluasi Program Pelatihan .................................................. 66
B. Fungsi Laporan ........................................................................................... 67
C. Isi Laporan .................................................................................................. 67
D. Sifat Laporan............................................................................................... 70
E. Pembuatan Laporan ................................................................................... 70
F. Tindak Lanjut .............................................................................................. 72
G. Latihan ........................................................................................................ 73
H. Rangkuman ................................................................................................. 74
I. Evaluasi ....................................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 75
ii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
1. Bacalah Bab Pendahuluan sebelum Saudara mempelajari Modul ini secara
mandiri. Di dalam Bab Pendahuluan berisi latar belakang, deskripsi singkat,
tujuan materi pokok dan sub materi pokok.
2. Pembahasan materi pokok dalam modul ini berisi indikator, uraian materi,
latihan, rangkuman, dan evaluasi materi pokok.
3. Bacalah Indikator keberhasilan yang berisi sejumlah tanda-tanda bahwa
kompetensi dasar telah Saudara capai. Penguasaan indikator ini sebagai
arahan anda dalam penguasaan kompetensi dalam modul ini.
4. Uraian materi berisi uraian materi secara singkat, kiat atau tips praktis yang
memudahkan Saudara dalam membaca.
5. Latihan berisi kegiatan yang perlu dikerjakan untuk mempertajam
pemahaman dan aplikasi praktis dari kompetensi membaca yang sedang
Saudara pelajari. Karena materi dalam modul ini bersifat global maka lakukan
konsep sejenis apabila dilakukan dalam level organisasi yang anda pimpin.
Selamat belajar.
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evaluasi Program
Pelatihan
Penyelenggaraan Pengembangan
Program program
1
Pengelola pelatihan yang professional dan handal dipersyaratkan
memiliki kompetensi mengenai pelaksanaan evaluasi program pelatihan,
oleh karena itu peserta Pelatihan Management of Training (MOT) dibekali
dengan materi “Evaluasi program pelatihan”. Mata pelatihan Evaluasi
Program Pelatihan ini membahas mengenai konsep evaluasi yang meliputi
pengertian, tujuan dan prinsip-prinsip evaluasi. Pada kegiatan belajar
berikutnya peserta dibekali dengan model, obyek dan metode evaluasi.
Perencanaan evaluasi juga dibuat dengan rincian kegiatan penentuan
tujuan, perancangan instrumen evaluasi dan kegiatan belajar terakhir
membahas pengumpulan, analisis dan interpretasi serta pelaksanaan
evaluasi program pelatihan, penyusunan laporan dan tindak lanjut. Dari
beberapa kegiatan tersebut pada akhir pembelajaran peserta diharapkan
dapat mengevaluasi program pelatihan.
B. Deskripsi Singkat
C. Tujuan Pembelajaran
Hasil Belajar.
Setelah selesai pembelajaran peserta diharapkan mampu mengevaluasi
program pelatihan dengan baik dan benar.
2
3. Menjelaskan cara penentuan tujuan dan perancangan evaluasi
program pelatihan;
4. Mengembangkan instrumen evaluasi dengan benar;
5. Menjelaskan cara melakukan pengumpulan data, analisis dan
interpretasi data;
6. Menjelaskan pelaksanaan evaluasi program pelatihan, penyusunan
laporan dan tindak lanjut.
D. Materi Pokok Dan Sub Materi Pokok
3
BAB II
A. Pengertian Evaluasi
Kata evaluasi berasal dari kata Bahasa Inggris evaluation dan mempunyai kata dasar
value. Salah satu terjemahan dari kata value adalah nilai. Penilaian mempunyai kata
dasar nilai, sama dengan kata evaluasi. Jadi tidak salah kiranya jika dikatakan bahwa
penilaian itu sama dengan evaluasi. Kata penilaian berasal dari kata kerja menilai,
dan kata dasar nilai. Nilai ini dapat diartikan sebagai ukuran baik buruk. Dalam kaitan
ini, pengertian baik dalam konteks pelatihan sering dinyatakan dengan kata-kata:
benar, betul, bagus, memuaskan, memenuhi syarat, menguntungkan, berguna,
memadai, menarik, menyenangkan, dan kata-kata lain yang berarti baik. Sedangkan
pengertian buruk dinyatakan dengan syarat, merugikan, membosankan,
memuakkan, dan kata-kata lain yang berarti buruk.
Evaluasi sering diartikan secara sempit, dan kurang pas. Masih banyak orang
memandang evaluasi hanya berdasarkan aktivitas yang penting dan menonjol saja.
Salah satu kesalahan yang sering terjadi, misalnya evaluasi dipandang sebagai
4
testing, atau sekedar penilaian tentang penampilan peserta Pelatihan. Evaluasi
didefinisikan secara beragam oleh para pakar atau ahli. Tidak ada satu definisipun
tentang evaluasi yang disepakati oleh semua pihak. Masing-masing memiliki
definisi sesuai dengan latar belakang, pemahamannya, atas dasar filosofinya
masing-masing.
Purwanto dan Atwi Suparman (1999) mengutip beberapa definisi yang sudah cukup
dikenal luas antara lain mereka mengutip tiga definisi yang dikemukakan oleh
Departemen Pendidikan Negara Bagian California, Cronbach dan Suppes, serta A
Joint Committee on Standard for Evaluation sebagai berikut:
Dari ketiga definisi ini, Purwanto dan Atwi Suparman (1999) menyimpulkan bahwa:
Evaluasi adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan informasi
yang valid dan reliabel untuk membuat keputusan tentang program pendidikan dan
pelatihan.
Dengan demikian, rangkuman dari beberapa definisi yang dikutip di atas adalah
sebagai berikut: Evaluasi adalah suatu rentetan kegiatan yang dilakukan secara
teratur dan sistematis, dengan menerapkan prosedur ilmiah, dimulai dengan
penentuan tujuan, perencanaan, pengembangan instrumen, pengumpulan
data/informasi yang valid dan reliabel, penganalisisan data / informasi, dan
menafsirkannya dengan tujuan untuk menentukan nilai sesuatu dengan cara
membandingkan dengan standar penilaian yang sudah disepakati untuk membuat
keputusan tentang program pendidikan dan pelatihan.
5
Dari definisi tersebut dapat dikemukakan empat unsur pokok evaluasi program
pelatihan. Pertama, penerapan prosedur ilmiah, maksudnya evaluasi selalu
menerapkan suatu prosedur ilmiah baik berupa pengukuran ilmiah penggunaan
statistika, maupun disiplin yang terkait. Kedua, pengumpulan data yang valid dan
reliabel, maksudnya kegiatan evaluasi selalu berusaha memperoleh informasi yang
benar-benar valid dan reliabel dengan menggunakan instrumen berupa tes,
kuesioner, pedoman wawancara, pedoman pengamatan dan lain-lain. Ketiga,
pembuatan keputusan, maksudnya hasil-hasil evaluasi adalah suatu informasi yang
dapat berguna bagi pembuatan keputusan. Keempat, program pendidikan dan
pelatihan, maksudnya kegiatan evaluasi selalu diarahkan kepada objek yang ada
dalam suatu sistem pendidikan atau sistem Pelatihan.
B. Tujuan Evaluasi
Terlepas dari perbedaan rumusan (definisi) evaluasi tersebut. Misalnya saja, Anda
mengambil definisi Chelimsy dan Sadish (1997) yang menyimpulkan ada tiga
perspektif dalam evaluasi, yaitu:
6
opportunities, and threats) dalam evaluasi barangkali dapat dikategorikan ke dalam
perspektif ini.
Dari peneliti di universitas dan lembaga ilmiah lainnya, evaluasi dilakukan terutama
untuk menghasilkan penjelasan dan pemahaman yang lebih baik tentang sesuatu
fenomena, kegiatan atau program. Bagaimana faktor-faktor masukan
mempengaruhi suatu proses dan hasil suatu program mungkin banyak menarik
perhatian mereka dalam melakukan evaluasi.
Evaluasi menempati posisi yang sangat strategis dan menentukan dalam program
Pelatihan. Prasetyo Irawan (1995) mengemukakan setidaknya ada tiga tujuan
evaluasi yaitu memahami sesuatu, membuat keputusan, dan meningkatkan kualitas
Pelatihan. Berkaitan dengan itu, Anda kami persilakan mencermati uraian di bawah
ini.
1. Memahami Sesuatu
Yang dimaksudkan memahami sesuatu ialah seorang Pengelola Pelatihan
membutuhkan berbagai informasi tentang sesuatu agar Pelatihan yang akan
dilakukannya nanti akan berjalan secara optimal. Misalnya, seorang Pengelola
Pelatihan membutuhkan informasi yang cukup tentang calon peserta yang akan
diajarnya, agar ia mampu menentukan "entry behavior" yang dimiliki peserta
Pelatihan secara tepat. Pertanyaan-pertanyaan evaluasi yang relevan diajukan
antara lain:
7
c. Apakah Widyaiswara akan merasa nyaman dengan ruang Pelatihan dan
diskusi yang acak-acakan, sempit, pengap hanya karena ruangan yang
tidak sebanding dengan jumlah peserta yang ada?
d. Apakah audio visual aid (alat bantu pembelajaran) tersedia dengan
kuantitas dan kualitas yang memadai?
8
C. Prinsip-Prinsip dan Standar Evaluasi
Beberapa Prinsip Evaluasi
Standar Evaluasi
1. Propriety Standards
Propriety Standars menuntut agar evaluasi dilakukan sesuai dengan prinsip-
prinsip hukum (aturan) dan etika, serta menghargai dan mempertimbangkan
hak pribadi subyek dan klien. Contohnya ada 7 jenis Propriety standards yaitu:
P3 Right of Human Subject – Hak Asasi Subjek Manusia. Evaluasi wajib didesain
dan dilaksanakan dengan menghargai dan menjaga hak-hak asasi dan
ketentraman orang-orang yang terlibat.
9
P5 Complete and Fair Assesment – Penilaian yang lengkap dan jujur. Evaluator
harus adil dalam menyelidiki dan mencatat kelebihan dan kekurangan dari
program
2. Utility Standards
Utility Standars ditujukan agar evaluasi itu dapat menghasilkan sesuatu yang
informatif, timely, dan influental. Standar utilitas (disingkat U) terdiri dari 7
komponen (U1-U7), sebagai berikut :
10
U7 Evaluation Impact – Dampak Evaluasi. Evaluasi seharusnya direncanakan,
dilaksanakan dan dilaporkan dengan cara yang membuat para stakeholder bisa
menindaklanjuti dan menggunakan hasil evaluasi tersebut.
3. Feasibility Standards
Feasibility Standars dimaksudkan agar evaluasi dilakukan secara efisien. Mudah
digunakan, dan tidak menghadapi kesulitan yang berarti secara sosial, politik,
kebijakan pemerintah, dan keuangan.
Ada 3 butir standar kelayakan, disingkat F (F1 s.d.F3) ang bisa diuraikan sebagai
berikut:
4. Accuracy Standars
Accuracy Standards menuntut agar evaluasi didasarkan pada data dan
informasi yang meyakinkan secara ilmiah (valid/ sahih). Evaluasi harus
menyingkap dan menyampaikan informasi yang memadai secara teknis Standar
akurasi ini terdiri dari 12 standar dari A1 sampai dengan A12.
11
A10 Justified Conclusion – Kesimpulan yang masuk akal.
D. Latihan
1. Diskusikan dalam kelompok Saudara, apakah tujuan evaluasi program
pelatihan seperti disebutkan di atas sudah tercapai secara optimal di unit
kerja Saudara? Kalau belum tercapai, jelaskan sudah sejauh mana tujuan
pelatihan itu tercapai!
2. Diskusikan standar evaluasi di unit kerja Saudara!
E. Rangkuman
1. Evaluasi adalah suatu rentetan kegiatan yang dilakukan secara teratur dan
sistematis, dengan menerapkan prosedur ilmiah, dimulai dengan
penentuan tujuan, perencanaan, pengembang an instrumen,
pengumpulan data/informasi yang valid dan reliabel, penganalisisan
data/informasi, dan menafsirkannya dengan tujuan untuk menentukan
nilai sesuatu dengan cara membandingkan dengan Standar penilaian yang
sudah disepakati untuk membuat keputusan tentang program pendidikan
dan pelatihan.
2. Evaluasi menempati posisi yang sangat strategis dan menen tukan dalam
program Pelatihan. Setidak-tidaknya ada tiga tujuan evaluasi, yaitu
memahami sesuatu, membuat keputusan, dan meningkatkan kualitas
Pelatihan.
3. Beberapa prinsip evaluasi : Pertama, evaluasi merupakan proses belajar
dari pengalaman, karena pengalaman adalah guru yang terbaik. Kedua,
spirit utama evaluasi adalah formatif, yaitu untuk menyediakan informasi
balikan bagi pengem bangan suatu organisasi, lembaga, program, atau
kegiatan. Ketiga, evaluasi dilakukan secara sinambung untuk
memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjamin dan
meningkatkan mutu kegiatan dan hasilnya (quality assurance and qualify
improvement) Keempat, manfaat hasil evaluasi akan optimal manakala
dikomunikasikan secara tepat dan timely kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
12
4. Evaluasi harus memenuhi Standar yang ditetapkan. Standar evaluasi
tersebut dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu: Propriety
Standard menuntut agar evaluasi dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip
hukum (aturan) dan etika, serta menghargai dan mempertimbangkan hak
pribadi dan klien. Utility Standard ditujukan agar evaluasi itu dapat
menghasilkan sesuatu yang informatif, timely, dan influental. Feasibility
Standard, hendaknya evaluasi dilakukan secara efisien, mudah digunakan,
dan tidak menghadapi kesulitan yang berarti baik secara sosial, politik,
kebijakan pemerintah, maupun keuangan Terakhir, Accuracy Standard
agar evaluasi didasarkan pada data dan informasi yang meyakinkan secara
ilmiah (valid/sahih).
F. Evaluasi
1. Berikan definisi atau pengertian evaluasi program Pelatihan!
2. Apa tujuan umum evaluasi?
3. Jelaskan prinsip-prinsip evaluasi!
4. Apa yang disebut dengan Standar evaiuasi? Jelaskan secara singkat!
13
BAB III
a. Konteks (Contex)
b. Masukan (Input)
1) Peserta Pelatihan
14
4) Widyaiswara
c. Proses (Process)
1) Penyelenggaraan
3) Aktivitas peserta
d. Produk (Output)
Model evaluasi program pelatihan lainnya adalah model empat level Kirkparick.
Kirkpatrick salah seorang ahli evaluasi program pelatihan dalam bidang
pengembangan sumber daya manusia (SDM). Model evaluasi yang dikembangkan
oleh Kirkpatrick dikenal dengan istilah Kirkpatrick Four Levels Evaluation Model.
Evaluasi terhadap efektivitas program pelatihan (training) menurut Kirkpatrick
(1998) mencakup empat level evaluasi, yaitu: level 1. Reaction, level 2 Learning, level
3 behavior, dan level 4 result.
15
nyaman terhadap proses pembelajaran yang diikutinya maka mereka tidak
akan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran lebih lanjut.
Kepuasan peserta dapat dikaji dari beberapa aspek, yaitu materi yang
diberikan, fasilitas yang tersedia, strategi penyampaian materi yang
digunakan oleh fasilitator/widyaiswara, media pembelajaran yang tersedia,
waktu pelaksanaan pembelajaran, hingga gedung tempat pembelajaran
dilaksanakan. Mengukur reaksi dapat dilakukan dengan reaction sheet
dalam bentuk angket sehingga lebih mudah dan lebih efektif.
Oleh karena itu untuk mengukur efektivitas program pelatihan maka ketiga
aspek tersebut perlu untuk diukur. Tanpa adanya perubahan sikap,
peningkatan pengetahuan maupun perbaikan keterampilan pada peserta
maka program dapat dikatakan gagal. Penilaian evaluating learning ini ada
yang menyebut dengan penilaian hasil (output) belajar. Oleh karena itu
dalam pengukuran hasil belajar (learning measurement) berarti penentuan
satu atau lebih hal berikut:
16
Mengukur hasil belajar lebih sulit dan memakan waktu dibandingkan
dengan mengukur reaksi. Mengukur reaksi dapat dilakukan dengan reaction
sheet dalam bentuk angket sehingga lebih mudah dan lebih efektif. Menurut
Kirkpatrick (1998: 40), penilaian terhadap hasil belajar dapat dilakukan
dengan: “a control group if practical, evaluate knowledge, skill and/or
attitudes both before and after the program, a paper-and-pencil test to
measure knowledge and attitudes, and performance test to measure skills”.
Dengan demikian untuk menilai hasil belajar dapat dilakukan dengan
kelompok pembanding. Kelompok yang ikut pelatihan dan kelompok yang
tidak ikut pelatihan diperbandingkan perkembangannya dalam periode
waktu tertentu. Dapat juga dilakukan dengan membandingkan hasil pretest
dengan posttest, tes tertulis maupun tes kinerja (performance test).
Evaluasi pada level ke 3 (evaluasi tingkah laku) ini berbeda dengan evaluasi
terhadap sikap pada level ke 2. Penilaian sikap pada evaluasi level 2
difokuskan pada perubahan sikap yang terjadi pada saat kegiatan
pembelajaran dilakukan sehingga lebih bersifat internal, sedangkan
penilaian tingkah laku difokuskan pada perubahan tingkah laku peserta
setelah selesai mengikuti pembelajaran. Sehingga penilaian tingkah laku ini
lebih bersifat eksternal. Karena yang dinilai adalah perubahan perilaku
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dan kembali ke lingkungan
mereka maka evaluasi level 3 ini dapat disebut sebagai evaluasi terhadap
outcomes dari kegiatan pelatihan.
Evaluasi hasil dalam level ke 4 ini difokuskan pada hasil akhir (final result)
yang terjadi karena peserta telah mengikuti suatu program pembelajaran.
Termasuk dalam kategori hasil akhir dari suatu program pembelajaran
diantaranya adalah peningkatan hasil belajar, peningkatan pengetahuan,
dan peningkatan keterampilan (skills).
17
dilakukan dengan membandingkan kelompok kontrol dengan kelompok
peserta pembelajaran, mengukur kemampuan peserta sebelum dan setelah
mengikuti pembelajaran apakah ada peningkatan atau tidak (Kirkpatrick,
1998: 61).
Oleh karena itu, peserta perlu direkrut dan diseleksi sesuai dengan
peraturan dan kriteria yang disepakati. Kegiatan ini biasanya dilakukan
dengan cara mengkaji dokumen-dokumen tentang identitas dan riwayat
hidup calon peserta sesuai dengan ketentuan yang disepakati. Jika
Pelatihan menuntut kemampuan tertentu yang dipersyaratkan maka tes
seleksi perlu dilakukan untuk memilih peserta yang memenuhi syarat
kemampuan itu.
18
c. Evaluasi kinerja Widyaiswara
d. Sarana Pelatihan
e. Strategi Pelatihan
f. Biaya
a. Strategi Pelatihan
b. Media pembelajaran/instruksional
d. Partisipasi peserta
19
biasanya dilakukan oleh panitia penyelenggara atau suatu tim khusus yang
ditunjuk untuk melaksanakan tugas ini.
e. Biaya
a. Karya tulis
b. Produk/barang
Hal yang tidak kalah pentingnya adalah informasi tentang dampak Pelatihan
terhadap peningkatan kinerja lulusan di tempat kerjanya masing-masing
(permanent unit). Evaluasi ini biasanya dilakukan beberapa bulan (short-
term) atau beberapa tahun setelah Pelatihan selesai. Kinerja lulusan di
tempat kerjanya masing-masing kemudian dievaluasi untuk mengkaji
20
apakah Pelatihan yang diikuti memberikan bekal yang bermanfaat. Di sini,
konteks pekerjaan (kebijakan atasan dan dukungnan fasilitas) perlu
dipertimbangkan.
Gambar
Gambar
PRODUK
OUTPUT
Di luar Sistem
B. Metode Evaluasi
Selain model evaluasi, Anda juga tentu mengenal berbagai metode evaluasi.
Metode evaluasi yang biasa digunakan ialah metode survei, studi kasus,
eksperimen, dan tes (Prasetyo Irawan, 1994) yang penjelasannya adalah
sebagai berikut:
1. Metode Survei
21
cocok digunakan dalam metode survei ini adalah yang bersifat "terbuka"
terhadap informasi seperti "kuesioner" dan “wawancara/ interview”
Contoh objek evaluasi yang dapat dievaluasi dengan metode survei adalah:
Metode ini digunakan untuk mengevaluasi suatu objek secara intensif dan
mendalam. Instrumen yang biasa dipakai dalam metode ini adalah
"kuesioner", "observasi" dan "wawancara mendalam"
Contoh objek yang dievaluasi dengan metode studi kasus ini adalah:
3. Metode Eksperimen
a. Cara belajar (Mana yang lebih efektif, apakah metode diskusi kelompok
atau belajar individual, untuk mempelajari modul "X” )
b. Metode mengajar (Mana yang lebih membantu peserta, metode
"ceramah" atau metode "tutorial"?)
22
4. Metode Tes
Metode tes ini biasa dipergunakan untuk mengukur dan mengevaluasi hasil
belajar).
C. Latihan
1. Dari beberapa modul yang dikemukakan mengenai evaluasi program
pelatihan, menurut Saudara modul manakah yang paling tepat diterapkan
di unit kerja Saudara? Jelaskan alasannya!
2. Berdasarkan obyek evaluasi program pelatihan di atas, obyek yang manakah
yang sudah Saudara evaluasi? Dan mengapa?
D. Rangkuman
1. Model Evaluasi Program Pelatihan ada beberapa jenis/model evaluasi, dan
evaluasi program Pelatihan. Salah satu jenis/model evaluasi Program
Pelatihan yang sudah dikenal luas ialah model CIPP. Model CIPP adalah
singkatan dari komponen-komponen Pelatihan yang perlu dipahami, dan
evaluasi yang secara garis besar mencakup: Konteks (Contex), Masukan
(Input) merupakan faktor yang turut menentukan kelancaran proses dan
mutu hasil Pelatihan, masukan penting dalam Pelatihan adalah peserta
Pelatihan, tujuan dan kurikulum Pelatihan, metode dan bahan,
Widyaiswara, sarana dan prasarana. Proses (Process) mencakup:
penyelenggara, implementasi kegiatan belajar mengajar (KBM), aktivitas
peserta, penggunaan sarana dan media. Produk (Output) berupa lulusan
yang diharapkan dapat menunjukkan kinerja di tempat kerja masing-
masing.
2. Banyak hal dalam pendidikan dan pelatihan yang dapat dan perlu
dievaluasi. Objek evaluasi dapat dikelompokkan ke dalam tiga. Objek
evaluasi yang termasuk dalam komponen masukan (input) ialah
rekrutmen dan seleksi peserta, silabi dan bahan Pelatihan, kinerja
Widyaiswara, sarana Pelatihan, strategi Pelatihan, dan biaya.
23
Objek evaluasi yang termasuk dalam komponen “produk” ialah: karya
tulis, produk/barang, evaluasi dampak Pelatihan terhadap kinerja lulusan
Pelatihan.
E. Evaluasi
1. Salah satu model evaluasi program Pelatihan yang terkenal luas adalah CIPP.
Coba Anda jelaskan model CIPP tersebut secara singkat!
2. Selain model CIPP ada lagi model evaluasi program pelatihan empat level
dari Kirkpatrick. Jelaskan secara singkat model evaluasi empat level
Kirkpatrick?
3. Sebutkan dan jelaskan apa saja yang dapat dijadikan objek evaluasi dalam
komponen program Pelatihan (input, proses, out put, produk, dan outcome)
masing-masing dua saja!
4. Metode yang disebut dengan metode survai dan metode eksperimen dalam
evaluasi program Pelatihan?
24
BAB IV
Secara umum tujuan pembelajaran dalam Bab ini, ialah agar peserta
mampu menjelaskan langkah-langkah awal dalam mengevaluasi program Pelatihan.
Secara khusus, tujuan pembelajaran ialah, peserta dapat:
Langkah awal dalam evaluasi ini, yaitu menentukan tujuan evaluasi. Langkah ini
sangat penting, sebab pada langkah pertama ini akan sangat menentukan corak dan
proses evaluasi secara keseluruhan. Dengan tujuan yang jelas dan rinci, maka
langkah-langkah selanjutnya akan dapat diperkirakan, yaitu siapa akan
melaksanakan apa, kapan dan bagaimana.
Formulasi tujuan ini harus berbentuk kalimat pernyataan, tetapi bisa juga dalam
bentuk pertanyaan. Yang penting, tujuan harus jelas, sehingga tujuan tersebut
mampu "menjelaskan dirinya sendiri". Dalam bahasa yang lebih teknis, tujuan
harus dijabarkan ke dalam bahasa dan langkah operasional, sehingga mudah
dipahami, dilaksanakan dan diukur.
25
Contoh:
1. Variabel
Suatu tujuan evaluasi belum cukup bersifat rinci. Informasi yang terkandung
dalam tujuan tersebut belum cukup menjelaskan informasi apa saja yang kita
butuhkan. Oleh karena itu, tujuan evaluasi perlu dijabarkan lagi menjadi
informasi yang lebih rinci. Informasi yang lebih rinci ini dapat Anda sebut
dengan "variabel"
Contoh:
Tujuan Evaluasi
Variabel
26
Contoh:
Evaluasi ini bertujuan untuk mengukur manfaat metode diskusi kelompok yang
telah digunakan dalam Pelatihan ini :
2. Indikator
Kadang-kadang suatu variabel sudah cukup rinci dan jelas, tetapi kadang-
kadang variabel belum memuat informasi yang cukup jelas dan rinci, oleh
karena itu variabel pun perlu dirinci dan diperjelas. Rincian variabel ini disebut
"indikator". Jika variabel cukup jelas, maka variabel ini identik dengan indikator.
Contoh:
27
i. Kemampuan Widyaiswara dalam "melakukan kerja sama antar
widayaiswara"
a. Kerapihan berpakaian
b. Ketepatan kehadiran.
c. Kesungguhan dalam mengikuti kegiatan
d. Kejujuran dan kesungguhan dalam melaksanakan tugas
B. Perancangan Evaluasi
Setelah tujuan evaluasi selesai diidentifikasi dengan baik, maka Anda boleh
memulai merancang proses evaluasi itu sendiri. Secara singkat, rancangan (desain)
evaluasi harus dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat mencapai tujuan evaluasi
secara optimal. Pada langkah perangcangan evaluasi, ada beberapa hal yang harus
Anda pertimbangkan dengan seksama, yaitu metode evaluasi, penentuan
instrumen, evaluator dan personel yang mendukung yang akan melaksanakan
evaluasi, jadwal kegiatan evaluasi, responden (sumber informasi), dan yang terakhir
ialah perkiraan biaya yang diperlukan. Berikut akan diuraikan secara rinci.
Telah kita bahas di depan bahwa yang paiing utama Anda pertimbangkan
bukanlah metode evaluasi yang akan Anda gunakan, tetapi tujuan evaluasi.
Meskipun demikian, dengan menyadari secara dini metode evaluasi apa yang
Anda gunakan sedikit banyak akan membantu Anda dalam mengerjakan
langkah-langkah selanjutnya secara cermat dan terarah. Dalam hal ini, perlu
Anda ingat kembali bahwa ada empat macam metode evaluasi yang biasa
digunakan, yaitu: a. Survei, b. Studi kasus, b. Eksperimen, dan tes.
28
2. Penentuan Instrumen
Instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data. Instrumen yang sering Anda
gunakan adalah : Kuesioner, wawancara / interview, observasi, tes dan review
dokumen. Masing-masing instrumen akan dibicarakan tersendiri.
Jika evaluasi masih sederhana, personel yang dilibatkan tidak banyak. Namun,
jika evaluasi sudah kompleks, biasanya jumlah personeinya cukup banyak,
misalnya bertindak sebagai:
a. Evaluator
b. Petugas lapangan (pengumpul data)
c. Pengolah data
d. Ahli statistik
4. Penentuan Jadwal Evaluasi
Pada langkah ini, Anda harus menentukan kapan evaluasi akan dimulai, kapan
pengumpulan data dilakukan, kapan data akan diproses dan dianalisis, dan
kapan laporan evaluasi akan diselesaikan.
Pada langkah ini, Anda harus sudah mengetahui dan siapa (responden) atau
dan apa (misalnya: dokumen) data yang Anda butuhkan dapat digali.
Contoh:
a. Widyaiswara
b. Peserta Pelatihan
c. Penyelenggara Pelatihan
d. Penulis modul
Contoh:
a. Buku-buku
b. Dokumentasi
29
6. Perkiraan Biaya
Evaluasi tentu saja membutuhkan biaya, oleh karena itu Anda harus
memperhitungkan. Adapun item-item yang biasanya membutuhkan biaya
adalah:
Instrumen 1. Kuesioner
2. Wawancara/interview
3. Test
Personel Pendukung 1. Dua petugas lapangan
2. Satu ahli statistik
Waktu evaluasi Juli 2001 s.d Juli 2002
30
Persiapan September minggu I 2001
C. Latihan
D. Rangkuman
31
pengumpulan data, analisis dan interpretasi data, dan yang terakhir ialah tindak
lanjut.
E. Evaluasi
32
BAB V
PENGEMBANGAN INSTRUMEN
Fungsi utama instrumen adalah sebagai alat pengumpul informasi dan sebagai alat
pengukur, instrumen harus dapat mengumpulkan data dalam kategori yang sudah
ditentukan jenis pengukurannya. Instrumen adalah alat yang Anda butuhkan untuk
mengumpulkan data. Selanjutnya akan membahas tentang empat hal, yaitu
persyaratan suatu instrumen, jenis data, jenis instrumen, dan prosedur
pengembangan instrumen.
Ada dua karakteristik penting tentang instrumen yang perlu Anda ketahui sebagai
seorang evaluator, yaitu berkaitan dengan reliabilitas dan validitas. Pengembangan
instrumen yang benar-benar valid dan reliable harus dilakukan oleh evaluator. 0leh
karena itu, evaluator harus mengidentifikasi instrumen yang akan dipergunakan
dalam kegiatan evaluasi.
33
Ada beberapa pertanyaan yang perlu diperhatikan ketika meng-identifikasi
instrumen yang akan dipergunakan tersebut, yaitu:
Selanjutnya, Anda perlu mempelajari tentang validitas dan reliabilitas yang akan
diuraikan berikut ini.
2. Standarisasi
B. Jenis Data
Instrumen adalah alat yang Anda butuhkan untuk mengumpulkan data. Perlu Anda
ketahui bahwa instrumen yang Anda butuhkan tergantung pada jenis data yang
akan Anda kumpulkan. Untuk itu, pertama-tama yang perlu Anda ketahui bahwa ada
beberapa jenis data yang diadopsi dari Prasetyo Irawan (1995) yaitu:
34
1. Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka seperti berat badan, umur,
nilai ujian, dan lain-lain.
2. Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk uraian-uraian kata-kata seperti
deskripsi pendapat, hasil wawancara, kutipan penjelasan, dan lain-lain.
3. Data Deskriptif
Data deskriptif adalah data objektif yang bebas dari penafsiran seperti isi
materi, dokumen, tarif biaya, peraturan-peraturan tertulis, dan lain-lain.
4. Data Judgemental
Data judgmental adalah data yang berupa pendapat dari orang seperti
pendapat peserta tentang program Pelatihan, persepsi Widyaiswara tentang
suatu metode Pelatihan, dan lain-lain.
Perlu Anda cermati, apa yang dimaksud dengan "data kuantitatif' terutama dalam
ilmu sosial lebih sering tidak berarti murni. Sering kali apa yang dimaksud dengan
data kuantitatif di sini adalah sebenamya data kualitatif yang dikuantifikasikan.
Misalnya saja, Anda mempunyai data "nilai rata-rata pemahaman peserta Pelatihan
terhadap konsep Kepemerintahan yang Baik adalah 7,6. Dalam hal ini angka
kuantitatif 7,6 tersebut sebenarnya hanyalah kuantifikasi sesuatu yang bersifat
kualitatif (yang pemahaman terhadap Kepemerintahan yang baik). Hal ini tentu
berbeda jika Anda mempunyai data seperti misalnya "rata-rata berat badan peserta
Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III Departemen X adaiah 55 kg".
35
C. Jenis Instrumen
Gambar:
Jenis-jenis Instrumen
PILIHAN GANDA
BENAR SALAH
TES OBYEKTIF MENJODOHKAN
HUBUNGAN SEBAB
AKIBAT
TES OBYEKTIF
TES OBYEKTIF
QUESIONER
WAWANCARA
OBSERVASI
REVIEW
DOKUMEN
1. Tes Obyektif
Tes objektif adalah tes yang alternatif jawaban untuk pertanyaan tes sudah
disediakan oleh pembuat tes. Peserta tes tinggal memilih jawaban yang benar.
Contoh :
36
2. Tes Essay
Tes essay adalah tes yang jawabannya harus dipasok oieh peserta tes. Tes essay
disebut "bebas" jika peserta tes (hampir) tidak dibatasi rambu-rambu apapun
dalam menjawab pertanyaan tes. Tes essay disebut terbatas jika peserta tes
dibatasi bebeapa rambu-rambu untuk menjawab pertanyaan.
Contoh :
b. es essay terbatas
3. Quesioner
Contoh:
Tempat : ………………………………………………
Untuk pedoman Anda dalam menilai, berikut ini adalah daftar mata-mata
Pelatihan yang disampaikan dalam Pelatihan ini.
37
NO. MATA PELATIHAN
38
LEMBAR EVALUASI HARIAN
Tuliskan nomor yang sesuai dengan pendapat Anda dalam ruang yang telah
disediakan dalam masing-masing kolom dalam “Nomor Mata Pelatihan”. Kami
persilahkan membaca secara cermat skala tingkat yang berbeda.
A. Penjelasan Sasaran
1. Jelek
2. Agak Jelek
3. Cukup
4. Lebih dari cukup
5. Jelas
B. Pencapaian Sasaran
1. Tidak
2. Sebagian
3. Cukup
4. Sebagian besar
5. Seluruhnya
C. Isi Materi
1. Tidak memadai
2. Agak tidak memadai
3. Cukup
4. Agak kebanyakan
5. Terlalu banyak
39
4. Wawancara/interview
Contoh:
5. Pengamatan/Observasi
40
a. Daftar Simak (checklist)
Contoh:
Sasaran (objective)
Tempat Pelatihan
Peserta
d. Biodata Widyaiswara
41
a) Bagan partisipasi (Participation chart)
Contoh :
KUALITAS KONSTRIBUSI
NAMA Sanga
NO Tidak
PESERTA t Pentin Merag
Releva
Pentin g u kan
n
g
1. Mulyono III I I II
2. Djoko IIII II I I
3. Mery IIII II - -
4. Siswanto I I - -
5. Ida II I - II
Contoh :
1. Fasilitas Pelatihan
Contoh:
42
NO INFORMASI YANG DICARI SUMBER INFORMASI
D. Pengembangan Instrumen
Jika tujuan evaluasi, variabel, dan indikator sudah diidentifikasikan dengan baik
(Tahap Pertama, Proses Evaluasi), maka hanya ada tiga langkah dalam
pengembangan instrumen yaitu:
Dan Tahap Pertama dan Langkah Pertama di atas, misalnya Anda mendapatkan
hasil sebagai berikut:
Tujuan Evaluasi : Evaluasi ini dirancang untuk mengkaji kelebihan dan kekurangan
proses Pelatihan tentang "Kepemimpinan".
43
NO. VARIABEL INDIKATOR INSTRUMEN
✓ Konsumsi ✓ Observasi
✓ Quesioner
Pertanyaan harus sederhana dan jelas. Jika tidak, maka Anda tidak tahu
apakah kemampuan responden menjawab pertanyaan Anda disebabkan
oleh materi pertanyaan atau oleh formulasi pertanyaan yang buruk dan
berbelit-belit.
44
2. Konsistensi dengan indikator, variabel, dan tujuan evaluasi
Pertanyaan harus konsisten dengan indikator, variabel dan tujuan evaluasi.
Jika tidak, maka tujuan evaluasi tidak akan pemah tercapai. Evaluasi pun
menjadi tidak terarah dan sia-sia.
3. Sesuai dengan instrumen
Pertanyaan harus sesuai dengan instrumen. Jika tidak, maka jawaban yang
diberikan responden tidak akan optimal. Perlu diingat pertanyaan untuk
kuesioner tentu berbeda dengan pertanyaan dalam panduan observasi, dan
tentu juga berbeda dengan pertanyaan untuk keperluan tes.
Pada langkah ini kita harus mempersiapkan sedemikian rupa, sehingga instrumen
tersebut benar-benar siap pakai baik oleh petugas pengumpul data maupun oleh
responden.
Tiga hal yang penting yang harus Anda perhatikan dalam proses merakit
instrumen, yaitu:
a. Identitas responden
b. Pendapat responden tentang Widyaiswara
c. Pendapat responden tentang proses Pelatihan
d. Usulan perbaikan-perbaikan
2. Petunjuk cara pengisian
45
Instrumen perlu dilengkapi dengan ''Petunjuk Cara Pengisian" agar petugas
atau responden tidak menyia-nyiakan waktu memikirkan cara mengisi
instrumen.
a. Kode instrument
b. Nama instrument
c. Judul Pelatihan dan tanggal pelaksanaan
d. Nama instansi/lembaga Pelatihan
46
Contoh
SAMPUL INSTRUMEN
010101
KUESIONER
Sampai di sini, selesai sudah proses pengembangan instrumen. Kadang kala, suatu
isntrumen dapat langsung digunakan (diisi oleh responden), namun kadang kala
instrumen tersebut perlu Anda uji cobakan sebelum benar-benar digunakan. Tidak
jarang, uji coba instrumen menghasilkan sesuatu respon yang tidak terduga, dan
hal ini dapat Anda gunakan untuk merevisi instrumen kita.
Berikut ini adalah dua contoh instrumen yang dapat digunakan dalam evaluasi
program Pelatihan.
47
Kualitas Pelatihan Secara Umum
Nama Pelatihan :
Tanggal Penyelenggaraan :
b. ………………………………………………………………………………
c. ………………………………………………………………………………
48
Evaluasi Program Pelatihan
Nama Pelatihan :
Tanggal Penyelenggaraan :
1. Kemampuan mengajar 1 2 3 4
widyaiswara
3. Kemutakhiran Materi 1 2 3 4
4. Penggunaan Media 1 2 3 4
6. Penampilan Widyaiswara 1 2 3 4
7. Aktivitas Peserta 1 2 3 4
8. Motivasi Peserta 1 2 3 4
49
11. Fasilitas Pelatihan 1 2 3 4
13. Akomodasi 1 2 3 4
14. Konsumsi 1 2 3 4
Nilai Total =
Rata-rata =
Evaluator,
(…………………)
E. Latihan
F. Rangkuman
1. Beberapa hal yang berkaitan dengan instrumen ialah validitas dan reliabilitas
instrumen, agar hasil dari evaluasi program Pelatihan tidak bias.
2. Data dapat dibedakan berdasarkan jenisnya ialah data kuantitatif, data
kualitatif, data deskriptif, dan data judgmental.
3. Pengembangan instrumen melalui beberapa tahap yaitu langkah pertama:
merancang atau mendesain instrumen dalam matriks pengembangan
instrumen langkah kedua: memformulasikan butir pertanyaan, langkah ketiga
merakit instrumen
50
G. Evaluasi
51
BAB VI
A. Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dapat berlangsung secara sederhana dan cepat, tetapi
jarang proses ini berjalan lambat. Jika jumlah responden sedikit, sifat instrumen
sederhana, dan atau yang dikumpulkan juga sederhana, maka proses pengumpulan
data akan berlangsung secara cepat. Tetapi, jika jumlah responden banyak, sifat
instrumen tidak sederhana, dan data yang dikumpulkan cukup beragam, maka
proses pengumpulan data ini menjadi cukup ruwet dan membutuhkan persiapan
yang matang.
Pada dasarnya, hanya ada tiga kegiatan yang harus dilakukan dalam proses
pengumpulan data ini, yaitu:
52
b. Memberi kode instrumen
010101
Kode 01 yang pertama (dan kiri) adalah kode untuk asal tempat kerja
peserta (boleh kota, unit kerja, dan sebagainya). Kode 01 yang kedua
(tengah) adalah kode untuk tahun angkatan, dan 01 terakhir (paling kanan)
adalah kode untuk peserta.
Jadi, untuk peserta nomor 2 tetapi berasal dari tempat kerja tahun angkatan
yang sama akan mempunyai instrumen dengan kode.
010102
c. Mengelompokkan instrumen
Tempat dan fasilitas harus dipersiapkan dengan baik. Apakah ruangan cukup
besar dengan jumlah responden yang ada? Apakah pengumpulan data
membutuhkan alat-alat kerja? Apakah responden harus melakukan sesuatu
yang membutuhkan bahan-bahan?
53
2. Selama pengumpulan data
a. Mengelola lokasi
b. Mempersiapkan responden
c. Mengumpulkan data
Selama pengumpulan data, petugas harus bertugas konsisten dan taat pada
peraturan yang telah ditetapkan. Jumlah waktu harus diusahakan tepat.
Cara kerja harus dilakukan sesuai dengan prosedur. Petugas juga harus
menghindari perbuatan-perbuatan yang berbau "intimidasi" seperti
misalnya mengulang-ulang menyebutkan sisa waktu atau hukuman yang
ditimpakan kepada responden.
b. Mengelola instrumen
54
KEGIATA WAKTU (TANGGAL) PETUG PRO
NO
N AS DUK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1
0 1 2
1. Pengump 1. Data
ulan data Heru men
peserta 2. tah
Imron
a. Tes 3.
Kogniti Aisyah
f
b. Tes
Kerja
2. Proses 1. Data
Data Heru dita
2. bula
Sodik sika
n
3. Analisis Data
Data jadi
Penulisan ▪ Sodik
laporan
1. Lapo
Nadia ran
2.
Fadil
55
4. Meta ▪ Kar Data
Evaluasi is Men
tah
5. Laporan
Meta
Evaluasi
▪ Kar Lapo
is ran
6. Tindak ▪ Ti Kep
lanjut m utus
an
B. Analisis Data
Instrumen yang baru saja diisi oleh responden tidak bisa langsung dianalisis.
Instrumen-instrumen tersebut masih berisi data mentah yang masih harus diproses
sebelum dianalisis dan ditafsirkan untuk mempermudah analisis data ini, ada
beberapa langkah yang harus Anda lakukan yaitu:
Jika data Anda amat beragam, maka Anda memerlukan suatu daftar kode data
tersebut. Hal ini untuk menghindari kekacauan dalam proses tabulasi dan
analisis data.
56
NO VARIABEL/INDIKATOR KODE KOLOM KETERANGAN
A. Identitas peserta
1. Jenis Kelamin
▪ Laki-laki
1 1
▪ Perempuan
2 1
2. Jabatan
▪ Widyaiswara Utama
▪ Widyaiswara Madya
▪ Widyaiswara Muda 1 2
▪ Widyaiswara Pertama
2 2
3 2
4 2
3. Tempat kerja
▪ Ambon
1 3
▪ Bogor
▪ Jakarta 2 3
▪ Semarang
3 3
4 3
B. Kemampuan Kognitif
57
C. Data Kualitatif
Dalam matriks di atas, data yang dapat diberi kode hanyalah data yang bersifat
"kategorikal". Angka-angka dalam kode tersebut hanya berfungsi sebagai kode
belaka. Jika "laki-laki'' diberi kode 1 dan "perempuan" diberi kode 2, hal ini
sama sekali tidak berarti "perempuan lebih banyak daripada laki-laki". Angka 1
dan 2 tersebut hanya berfungsi sebagai tanda belaka.
Sebaliknya, data yang bersifat "kontinyus" tidak perlu diberi kode, tetapi cukup
diberi keterangan tentang angka/nilai yang akan dimasukkan ke dalam tabulasi.
Yang dimaksud "kolom" dalam daftar di atas adalah kolom dalam matriks
tabulasi. Dalam contoh di atas, kita akan memiliki sebuah matriks tabulasi yang
terdiri atas minimal 10 kolom.
Dalam langkah dua ini, Anda membuat matriks tabulasi sesuai dengan
kabutuhan data Anda. Matriks tabulasi ini ada dua macam, yaitu matriks untuk
data kuantitatif dan matriks untuk data kualitatif.
58
Contoh :
KEMAMPUAN KEMAMPUAN
IDENTITAS
NOMOR/NAMA KOGNITIF PSIKOMOTORIK
RESPONDEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Setelah matriks tabulasi sudah dibuat, maka pada langkah tiga ini Anda telah
siap untuk memindahkan data yang ada di dalam instrumen ke dalam matriks
tabulasi.
a. Angka yang dimasukkan ke dalam matriks harus sesuai dengan apa yang
ditentukan dalam daftar kode data.
b. Angka yang dimasukkan ke dalam matriks harus sesuai dengan apa yang
ditentukan dalam daftar kode data.
c. Data yang masuk harus dapat dipertanggungjawabkan (bebas dari
kesalahan atau manipulasi).
d. Data yang meragukan harus diberi catatan atau tidak dimasukkan sama
sekali. (diperlukan sebagai data hilang/missing data).
59
e. Jika perlu, dilakukan pengecekan ulang untuk menghindari kesalahan dalam
proses pemindahan data dari instrumen ke matriks tabulasi.
Contoh :
Data yang sudah dimasukkan ke dalam matriks tabulasi adalah sebagai berikut:
KEMAMPUAN KEMAMPUAN
IDENTITAS
NOMOR/NAMA KOGNITIF PSIKOMOTORIK
RESPONDEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
001 1 1 1 6 6 7 6 8 7 6
002 1 1 2 5 6 6 7 6 6 6
003 2 1 1 7 7 8 8 5 6 6
004 2 2 3 8 8 6 6 6 6 5
005 2 2 4 7 7 6 8 4 6 6
006 1 2 2 6 7 6 7 5 5 7
007 1 3 1 7 7 7 7 6 7 6
008 1 3 3 6 5 5 6 7 6 6
009 2 3 3 4 6 6 6 6 7 6
010 1 4 4 6 7 6 7 7 7 6
011 1 4 4 6 6 5 7 8 7 7
012 2 4 2 7 7 6 7 6 7 7
60
Data Kuantitatif
NOMOR/NAMA
KOMENTAR
RESPONDEN
001 a. Widyaiswara cukup bagus dan menguasai materi
Pelatihan
b. Jadwal acak-acakan dan tidak dipatuhi Widyaiswara
c. Tugas 1 terlalu berat mengingat waktu yang sangat
terbatas
4. Menganalisis data
Sesudah data dimasukkan ke dalam matriks tabulasi, maka proses analisis data
boleh dimulai. Analisis data ini bisa dilakukan secara manual, bisa juga dengan
komputer. Jika data dianalisis dengan komputer, maka data yang sudah
dimasukkan ke dalam matriks tabulasi tadi masih harus dipindahkan ke dalam
disket (data entry) agar dapat dibaca program komputer.
Jika data dianalisis secara manual, maka cukuplah data yang sudah ada dihitung
satu demi satu, kolom demi kolom.
61
Sebagai catatan analisis statistik yang dibutuhkan dalam suatu evaluasi
program Pelatihan hampir selalu bersifat deskriptif dan sederhana. Apa yang
Anda butuhkan biasanya tidak lebih dari profil tendensi sentral dari data Anda
(rata-rata, modus, median, deviasi standar, dan rentangan). Tetapi, kadang-
kadang Anda juga memerlukan analisis yang agak kompleks seperti analisis
korelasi. Misalnya, Anda ingin menjawab pertanyaan "apakah ada korelasi
antara kemampuan kognitifdan pengalaman kerja?” Jawaban pertanyaan
semacam ini membutuhkan suatu analisis korelasi.
5. Menafsirkan data
Langkah ke lima adalah menafsirkan data. Ada perbedaan antara data dan
informasi adalah pada proses penafsiran. Data adalah "informasi yang mati"
sedang informasi adalah "data yang hidup dan berbicara". Karena itu, kunci dari
penafsiran data adalah terletak pada kemampuan Anda untuk membuatnya
hidup dan bicara.
Dalam hal ini, beberapa rambu harus diperhatikan jika Anda ingin menafsirkan
data secara akurat, yaitu:
Pertama Penafsiran data (temuan) tidak boleh menyeleweng dari data itu
sendiri. Dengan perkataan lain, dalam menafsirkan data Anda tidak
boleh menambahi atau mengurangi data yang ada. Jika kita tidak
mematuhi rambu pertama ini, maka Anda telah memanipulasi
data.
62
Ketiga Penafsiran data diusahakan selalu dilengkapi dengan data- data
yang telah diolah dan dipresentasikan dalam format yang mudah
dimengerti (label, grafik, diagram, gambar-gambar, foto, dan lain-
lain).
Keempat Jika mungkin, hasil evaluasi yang Anda lakukan Anda bandingkan
dengan sesuatu standar kualitas yang sudah ditentukan
sebelumnya, agar bisa ditarik kesimpulan apakah program Pelatihan
yang Anda evaluasi ini baik atau buruk, sukses atau gagal menurut
standar yang ada tersebut.
C. Latihan
Buatlah daftar kode dan matriks tabulasi untuk data yang terkumpul dalam
evaluasi terhadap Pelatihan tersebut.
D. Rangkuman
1. Dalam kegiatan belajar 5 ini telah dibahas tentang tiga hal, yaitu
pengumpulan data, analisis dan interpretasi data.
2. Dalam pengumpulan data ada tiga tahapan, yaitu sebelum pengumpulan
data, selama pengumpulan data dan sesudah pengumpulan data.
63
3. Selanjutnya dalam analisis dan interpretasi data mencakup membuat daftar
kode, membuat matriks tabulasi data, memasukkan data ke dalam matriks,
kemudian menganalisis data, dan yang terakhir adalah menafsirkan data.
E. Evaluasi
64
BAB VII
Setelah
Tahapan selesaievaluasi
kegiatan kegiatan pembelajaran
program initelah
pelatihan peserta dapat mengevaluasi
dijelaskan secara lengkap pada
program pelatihan dan menyusun laporan evaluasi penyelenggaraan
pelatihan dengan baik dan benar..
Pada proses sebelumnya yaitu proses pengumpulan data dapat berlangsung secara
sederhana dan cepat, tetapi jarang proses ini berjalan lambat. Jika jumlah
responden sedikit, sifat instrumen sederhana, dan atau yang dikumpulkan juga
sederhana, maka proses pengumpulan data akan berlangsung secara cepat. Tetapi,
jika jumlah responden banyak, sifat instrumen tidak sederhana, dan data yang
dikumpulkan cukup beragam, maka proses pengumpulan data ini menjadi cukup
ruwet dan membutuhkan persiapan yang matang.
Setelah hasil evaluasi program pelatihan dihimpun dengan benar, maka langkah
selanjutnya adalah membuat laporan evaluasi Pelatihan tersebut. Dalam tahap
ini, Anda mengupayakan agar hasil evaluasi program pelatihan dapat dimanfaatkan,
sebaik-baiknya sebagai umpan balik.
65
Manfaat hasil pelaporan evaluasi program pelatihan adalah sebagai informasi yang
berguna untuk menyempurnakan penyusunan program Pelatihan yang meliputi :
Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian sebagai bahan pembuatan keputusan.
Dalam evaluasi program pelatihan, yang dilihat bukan hanya peserta dan
fasilitator atau penyelenggaraan, tapi juga mata pelatihan dan interaksi
antara peserta, fasilitator dengan modul. Apakah tujuan pembelajaran
dalam setiap materi pokok tercapai setelah diadakan evaluasi baik oleh
pengelola ataupun oleh fasilitator. Tujuan evaluasi tahap ini adalah untuk
mengetahui kemanfaatan dan konsistensi kegunaan dari modul setiap mata
pelatihan.
66
keberhasilan peserta setiap pelatihan dan juga evaluasi penyelenggaraan
pelatihan yang mencakup bukan hanya penyelenggaraan pelatihan tapi juga
semua komponen pelatihan baik, peserta, fasilitator, kurikulum dan mata
pelatihan dan juga penyelenggaraan. Ada juga nantinya evaluasi pasca
pelatihan untuk mengukur hasil, manfaat dan dampak dari kegiatan
pelatihan termasuk didalamnya evaluasi mata pelatihan dan modul pada
pelatihan yang telah dilaksanakan sebelumnya. Setelah semua didapatkan
datanya dan diolah serta dianalisis dan interpretasi, maka langkah
selanjutnya adalah menyusun Laporan Penyelenggaraan Pelatihan.
B. Fungsi Laporan
C. Isi Laporan
67
Hal ini akan memberikan manfaat dan keuntungan bagi pengguna laporan. Untuk
itu, isi laporan yang perlu disampaikan adalah hal-hal yang penting, cara
penyampaian mudah dimengerti, mudah dibandingkan dan mudah untuk
disajikan dalam rangka memberikan tindak lanjut tersebut.
2. Peserta Pelatihan
68
3) aspek kesehatan.
b. Lulusan Pelatihan
3. Widyaiswara
a. aspek metodologi,
b. aspek human relations,
c. aspek kepribadian Widyaiswara,
d. Aspek persiapan,
4. Bahan Ajar
69
Bertitik tolak dan uraian di atas, maka perlu diadakan evaluasi terhadap
peralatan tersebut secara periodik. Tujuannya adalah sebagai bahan
perencanaan untuk pemeliharaan dan pengadaan peralatan baru, baik
sebagai pengganti yang sudah usang maupun untuk penyesuaian terhadap
perkembangan teknologi.
D. Sifat Laporan
Setiap laporan kegiatan harus dapat menyajikan secara jelas, sedangkan isi
laporan harus menggambarkan hal-hal penting dan bermanfaat serta
mengandung suatu kesimpulan tentang pelaksaan tersebut Sifat laporan yang
harus diperhatian dalam penulisan adalah:
E. Pembuatan Laporan
70
b. Data dan informasi yang lengkap.
c. Format yang digunakan sebagai pedoman untuk penulisan laporan.
d. Personil yang mampu dalam pembutan laporan.
2. Penulisan Laporan Hasil Evaluasi program pelatihan
a. Kata pengantar
Dalam pembuatan kata pengantar harus berisi suatu ungkapan yang
mengantarkan dalam pembuatan laporan.
b. Daftar Isi
Daftar isi memuat pokok-pokok yang diuraikan.
c. Bab I Pendahuluan
Bab ini merupakan inti laporan kegiatan yang telah dilaksanakan secara
rinci, jelas, singkat, lengkap dan mudah dimengerti oleh
penerima/pengguna laporan.
f. Penutup
Dalam bab ini terdapat dua hal pokok yaitu ;
1) Kesimpulan : berisi kesimpulan yang diambil dari bab sebelumnya
yang dianggap penting dimunculkan kembali.
2) Saran merupakan sumbangan pemikiran demi perbaikan atau usul
untuk mendapatkan perhatian dari
71
Lampiran :
Halaman
Daftarisi...............................................……………………… ii
A. .........................................………………………….
B. ........................................………………………….
C. .........................................………………………….
Bab IV Penutup
A. Kesimpulan ................................…………………
B. Saran ......................................……………………
Lampiran
F. Tindak Lanjut
Sebagai akibat yang wajar dengan diselesaikannya suatu evaluasi terhadap suatu
program Pelatihan, Anda harus memikirkan tindak lanjut yang perlu Anda
lakukan.
72
temuan yang kontradiktif dengan misalnya penilaian para pakar. Evaluasi
terhadap terhadap evaluasi ini yang disebut dengan meta evaluasi.
2. Melanjutkan program Pelatihan ke taraf yang lebih lanjut (advanced)
Melanjutkan program Pelatihan ke taraf yang lebih lanjut ini dilakukan jika
program Pelatihan yang baru saja dilakukan diangap berhasil dengan baik.
3. Mengulangi Pelatihan (dengan peserta dan waktu yang berbeda)
Mengulang Pelatihan dengan peserta dan waktu yang berbeda yang
merupakan angkatan selanjutnya.
4. Menghentikan program Pelatihan
Menghentikan program Pelatihan program Pelatihan yang biasanya
disebabkan Pelatihan yang baru saja diselenggarakan dianggap kurang
berhasil, atau hasilnya kurang memuaskan, atau berhasil tetapi
organisasi merasakan tidak perlu menyelengarakan program Pelatihan
serupa, tentunya dengan berbagai alasan.
5. Memikirkan kemungkinan relokasi pegawai dan pembenahan manajemen
Memikirkan kemungkinan mutasi/relokasi pegawai dan pembenahan
manajemen, karena setelah program Pelatihan tersebut selesai
diselenggarakan ditemukan fakta bahwa:
a. Beberapa peserta temyata memiliki prestasi bagus.
b. Beberapa peserta lain temyata terbukti tidak cocok di tempatkan di
tempat-tempat tertentu, misalnya tugas di bidang administratif, dan
lain-lainnya.
c. Beberapa peserta temyata lebih cocok ditempatkan di suatu bagian
tertentu daripada di tempat di bidang yang sekarang ditempatinya.
G. Latihan
73
H. Rangkuman
I. Evaluasi
74
DAFTAR PUSTAKA
75