ini. Sungguh berat untuk mengingat semuanya, sungguh lelah untuk berusaha merelakannya. Rasa saat aku jatuh cinta kepadanya, serasa semesta membantu ku. Hingga aku merasa beruntung setiap hari bisa melihatnya.
Walau aku berusaha untuk tidak menunjukan
perasaan ku saat itu, aku tahu dia tahu. Walau hanya beberapa detik menatap matanya, dia tahu aku tahu. Oh dia, sungguh dia yang aku mau. Sementara aku sibuk dengan perasaanku, semesta mulai menuliskan takdir kita. Tanpa sadar, waktu dengan kejam memperlihatkan kalau kita memiliki jalan yang berbeda. Dengan kejamnya memperlihatkan kepada kita bahwa kebahagian kita masih jauh di depan sana. Waktu menyiksaku karena aku jujur dengan perasaanku, dan waktu menyiksaku karena dia berbohong dengan perasaannya. Kaki ini harus tetap melangkah, ya memang selayaknya begitu. Tapi, hati ini merindukannya. Hey, bayangan ku merindukan bayangan mu. Aku juga rindu mengatakan “hey” padamu. Tapi bayanganmu sudah tidak ada lagi. Dan takkan akan pernah ada “hey” untuk mu.
Aku harap akan ada seseorang yang menuliskan
lagu untuk mu. Menyanyikannya untuk mu. Aku harap akan ada seseorang menceritakan keindahan mu. Mengagumi mu seutuhnya. Aku harap akan ada seseorang yang mencintai mu. Mencintaimu selamanya.