Anda di halaman 1dari 5

CARA PENANGANAN KEGAWATDARURATAN PADA KEHAMILAN

MUDA
KELOMPOK 2

1. Abortus
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum
kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar
kandungan.

(Etiologi) Abortus pada wanita hamil bisa terjadi karena beberapa sebab di antaranya :

a. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi seperti, kelainan kromoson/ generik

b. Kelainan pada plasenta seperti, gangguan pembentukan pembuluh darah pada plasenta yang
disebabkan oleh karena penyakit darah tinggi yang menahun.

c. Faktor ibu seperti penyakit penyakit kronis seperti, radang paru paru, tifus, anemia berat,
keracunan dan infeksi virus toxoplasma.

d. Kelainan yang terjadi pada organ kelamin ibu seperti gangguan pada mulut rahim atau kelainan
bentuk rahim

f. Abortus Habitualis, Abortus yang terjadi sebanyak 3x berturut turut atau lebih.

g. Abortus Infeksius, Abortus yang disertai infeksi organ genitalia.

h. Abortus Septik, Abortus yang terinfeksi dengan penyebaran mikroorganisme dan produknya ke
dalam sirkulasi sistemik ibu

KLASIFIKASI ABORTUS

1 Abortus Komplit 2 Abortus Inkomplit

3 ARBITUS INSIPIENS 4 ABORTUS MINENS 5 MISSED ABORTION


Penanganan :
a. Abortus Komplet, Tidak memerlukan penanganan penanganan khusus, hanya apabila menderita
anemia ringan perlu diberikan tablet besi dan dianjurkan supaya makan makanan yang mengandung
banyak protein, vitamin dan mineral.

b. Abortus Inkomplet, Bila disertai dengan syok akibat perdarahan maka pasien diinfus dan
dilanjutkan transfusi darah. Setelah syok teratasi, dilakukan kuretase, bila perlu pasien dianjurkan
untuk rawat inap.

c. Abortus Insipiens, Biasanya dilakukan tindakan kuretase bila umur kehamilan kurang dari 12
minggu yang disertai dengan perdarahan.

d. Abortus Iminens, Istirahat baring, tidur berbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan
karena cara ini akan mengurangi rangsanga mekanis dan menambah aliran darah ke rahim.
Ditambahkan obat penenang bila pasien gelisah

e. Missed Abortion, Dilakukan kuretase. (harus hati hati karena terkadang plasenta melekat erat
pada rahim)

f. Abortus Habitualis, Transfusi leukosit/Heparin.

g. Abortus Infeksius-Abortus Septik, Infus: Kp Transfusi, Antibiotika Spektrum Luas, Kultur-Sensitivity


Test. Tetanus: Inj. ATS, Irigasi H,O₂ Histerektomi.

2. Mola Hidatidosa (Kista Vesikular


Mola hidatidosa (hamil anggur) adalah suatu massa atau pertumbuhan di dalam rahim yang terjadi
pada awal kehamilan. Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal, di mana seluruh villi korialisnya
mengalami perubahan hidrofobik
(Etiologi) Penyebab pasti mola hidatidosa tidak diketahui, tetapi faktor yang mungkin dapat
menyebabkan dan mendukung terjadinya mola, antara lain:

● Faktor ovum, di mana ovum memang sudah patologik sehingga mati, tetapi terlambat
dikeluarkan

● Imunoselektif dari trofoblast

● Keadaan sosioekonomi yang rendah

● Paritas tinggi

● Kekurangan protein

● Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas

(Klasifikasi) :

a. Mola Hidatidosa Sempurna, Villi korionik berubah menjadi suatu massa vesikel-vesikel jernih.

Mola sempurna dapat dibagi atas 2 jenis, yaitu:

1) Mola Sempurna Androgenetic Homozygous, merupakan 80% dari kejadian mola sempurna.

2) Mola Sempurna Biparental than aban, genotip ayah dan ibu terlihat, tetapi gen maternal gagal
memengaruhi janin sehingga hanya gen paternal yang terekspresi.

b. Mola Hidatidosa Parisal, pada mola parsial, sering kali didapatkan jaringan fetus, eritrosit dan
pembuluh darah fetus pada villi

Penanganan :

Terapi mola hidatidosa biasanya disesuaikan dengan kondisi pasien. Memperbaiki kondisi umum
pasien merupakan hal penting seperti memperbaiki kondisi dehidrasi atau transfusi darah bila sudah
mengalami anemia berat akibat perdarahan atau bisa juga memperbaiki kondisi lain yang menyertai
pasien seperti perbaikan kondisi preeklamsia, atau mual berlebihan. Selain itu pilihan terapi yang
lain adalah pembedahan untuk menghilangkan jaringan mola dari rahim, hysterectomy untuk
pengangkatan rahim, atau diberikan obat. Setelah terapi, pasien tetap perlu melakukan follow up
untuk memantau perbaikan kondisi atau mencegah adanya komplikasi atau keganasan dengan
memantau nilai human chorionic gonadotrophin (hCG)
3. Kehamilan Ekstrauteri (Ektopik)

Kehamilan ektopik adalah implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi diluar endometrium kavum
uteri.

PENYEBAB

Gangguan ini adalah terlambatnya transport ovum karena obstruksi mekanis pada jalan yang
melewati tuba uteri. Kehamilan tuba terutama di ampula, jarang terjadi kehamilan di ovarium

GEJALA

● Sensitivitas tekanan pada abdomen bagian bawah, lebih j pada abdomen bagian atas

● Abdomen tegang

● Mual

● Nyeri bahu

● Membran mukosa anemis


Diagnosis

Ditegakkan melalui adanya amenore 3-10 minggu, jarang lebih lama, perdarahan per vagina tidak
teratur (tidak selalu).

Penanganan

● Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparotomi.

● Pada laparotomi perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan menjepit bagian dari
adneksa yang menjadi sumber perdarahan.

● Keadaan umum penderita terus diperbaiki dan darah dalam rongga perut sebanyak mungkin
dikeluarkan

Dalam tindakan demikian, beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu :

● Kondisi penderita pada saat itu,

● Keinginan penderita akan fungsi reproduksinya,

● Lokasi kehamilan ektopik.

● Hasil ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi

● Terapi untuk gangguan ini adalah dengan infuse ekspander plasma (Haemaccel, Macrodex)
1000 ml atau merujuk ke rumah sakit secepatnya

Anda mungkin juga menyukai