Anda di halaman 1dari 24

1

PENELITIAN PROPOSAL

SANKSI PIDANA TERHADAP PEMBUAT STIKER WHATSAPP YANG

MENYERANG PERSONAL SESEORANG BERDASARKAN PASAL 45

AYAT 1 UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

INFORMASI TRANSAKSI ELEKTRONIK

Diajukan Untuk Diseminarkan Sebagai

syarat Dalam Penulisan Skripsi

Nama : Yuhendra

No Mahasiswa : 1910117097

UNIVERSITAS PANCA BAKTI

FAKULTAS HUKUM

PONTIANAK

2023
A. Judul :

SANKSI PIDANA TERHADAP PEMBUAT STIKER WHATSAPP

YANG MENYERANG PERSONAL SESEORANG BERDASARKAN

PASAL 45 AYAT 1 UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008

TENTANG INFORMASI TRANSAKSI ELEKTRONIK

B. Bidang Kajian :

HUKUM PIDANA

C. Latar Belakang

Kemajuan bidang teknologi telah menciptakan masyarakat yang

memiliki kebudayaan baru, serta masyarakat yang memiliki suatu

kebebasan melakukan aktivitasnya serta melaksanakan rekreasi

dengan cara yang praktis. Perkembangan teknik informatika telah

merubah cara pandang masyarakat luas mengenai banyaknya

aktivitas yang telah lama ini hanya dimonopoli oleh suatu kegiatan

yang memiliki sifat berupa fisik saja. Terciptanya internet telah

mengubah cara pandang manusia mengenai komunikasi mengenai

pergaulan, bisnis ataupun melakukan interaksi. 1 Perkembangan dari

teknik informatika juga turut terdapat pengaruh baik dari segi positif

maupun segi negatif.2 Pada era ini orang bisa dengan mudah

mengakses media sosial dan mengekspresikan pendapatnya. Setiap

pendapat harus dapat dipertanggung jawabkan dan tidak boleh


1
Raharjo, A. (2004). Cybercrime Pemahaman dan Upaya Pencegahan Kejahatan Teknologi. Citra
Aditya Bakti, Bandung. Halaman 10-11
2
Sunarso, S. (2009). Hukum Informasi dan Transaksi Elektronik. Rineka Cipta, Jakarta. Halaman 15

1
2

bertentangan dengan norma-norma yang ada. Kebebasan

berpendapat yang tidak terbatas bisa mengakibatkan terjadinya tindak

pidana ujaran kebencian (Hate Speech).3

Penggunaan akan informatika pada satu sisi dapat memberi

amal guna meningkatkan akan kesejahteraan manusia, di sisi lain

evolusi teknologi ITE dapat dipergunakan guna melaksanakan suatu

tindakan yang dapat bertentangan dengan hukum, yang dapat

sebagai senjata guna menyerang kepentingan hukum orang atau

masyarakat bahkan negara. Evolusi informatika sudah berkembang

pesat, dengan perkembangan tersebut sudah dapat menjadi gaya

hidup masyarakat di seluruh pelosok dunia dan juga seluruh pelosok

Indonesia juga mendapatkan pengaruh dari evolusi informatika pada

era globalisasi ini. Salah satu produk kemajuan teknologi informasi di

bidang komunikasi adalah media sosial yang saat ini digunakan dalam

oleh masyarakat dalam berinteraksi, seperti facebook, Instagram,

WhatsApp, line, dan lain-lain. Salah satu media sosial yang paling

banyak digunakan masyarakat saat ini adalah WhatsApp. Aplikasi ini

memberi banyak kemudahan bagi penggunanya dalam melakukan

interaksi sesama pengguna serta memberikan banyak fitur yang

membuat penggunanya merasa semakin nyaman dalam berinteraksi

menggunakan WhatsApp.

3
Oktiawan, C. (2021). Yuridis Tindak Pidana Ujaran Kebencian dalam Media Sosial. Al-Adl, 13(1),
halaman 168–188
3

Salah satu fitur yang banyak digunakan adalah fitur stiker,

dimana pengguna dapat mengirimkan stiker sesuai dengan ekspresi

yang ingin disampaikan. Stiker yang dikirim dapat berupa animasi

hingga foto wajah seseorang yang ditambahkan dengan beberapa

kata agar lebih menarik. Dalam fitur stiker, pengguna bebas membuat

stiker menggunakan foto apapun tak terkecuali wajah seseorang dan

mengeditnya sesuai dengan keinginan sang pembuat dan

mengirimnya ke sesama pengguna WhatsApp. 4Dalam hal ini banyak

pengguna yang membuat stiker dengan foto wajah seseorang tanpa

sepengetahuan dan ijin dari orang yang wajahnya digunakan sebagai

stiker WhatsApp, sehingga tak sedikit pengguna yang merasa dihina

oleh karena stiker yang memuat foto wajah dirinya.

Pada tindakan yang disebut dengan penghinaan, tidak hanya

kehormatan yang patut terlindungi akan tetapi nama baik pun juga.

Maka daripada itu terdapat berbagai pengaturan pada delik

penghinaan, salah satu delik yang dimana harus membuktikan bahwa

kehormatan dan juga nama baiknya tersebut diserang orang lain. 5

Terdapatnya delik penghinaan pada KUHP dimana maksud tersebut

guna memberikan perlindungan atas suatu kehormatan seseorang.

Pada suatu perbuatan yang dapat dikatakan sebagai penghinaan,

tidak saja berupa kehormatan yang patut diberi perlindungan akan

tetapi pada nama baik pun juga Kriminalisasi tindak pidana


4
Simorangkir, J. C. T., Erwin, R. T., & Prasetyo, J. T. (2009). Kamus Hukum. Sinar Grafika, Jakarta
halaman 50
5
Marpaung, L. (2007). Tindak Pidana Terhadap Penghormatan. Sinar Grafika, Jakarta halaman 54
4

penghinaan, tidak hanya kehormatan yang patut terlindugi akan tetapi

nama baik seseorang merupakan manifestasi dari perlindungan

terhadap reputasi yang menjadi bagian dari hak asasi manusia. 6

Dengan hal tersebut terdapat beberapa peraturan pada delik

penghinaan yang dimana salah satu dari sekian deliknya patut

dibuktikan adalah kehormatan dan juga nama baiknya terserang.

Hingga saat ini masyarakat masih kurang paham terhadap apa yang

dikatakan sebagai penghinaan, oleh karena itu banyak kasus

penghinaan yang tak mendapatkan atensi dari masyarakat karena

kurangnya pemahaman apa itu penghinaan. Dan ada beberapa

contoh gambar yang sudah dieditkan dan di jadikan sebagai stiker

whatsapp itu sendiri Contoh gambar :

6
Samudra, A. H. (2020). Pencemaran Nama Baik dan Penghinaan Melalui Media Teknologi
Informasi Komunikasi di Indonesia Pasca Amandemen UU ITE. Jurnal Hukum & Pembangunan,
50(1),halaman 91–105.
5

Sumber : grup whatsapp kelas (Pelampiasan Gabut) (2023)


Gambar : screensoot chat grup7.

Dalam hal itu juga undang-undang ITE yang menjerat sanksi

pelaku pembuat stiker WhatsApp yang menyerang personal

seseorang yang dimana hal tersebut diatur dalam pasal 27 ayat (3)

Undang-undang ITE. Sanksi pidana terhadap pembuat stiker

WhatsApp yang menyerang personal seseorang menurut pasal 27

ayat (3) UU ITE yaitu sesuai dengan Pasal 45 ayat (1) UU ITE, yang

menyatakan dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 6

(enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00

(satu miliar rupiah). Penghinaan melalui stiker sendiri sebenarnya

bukan merupakan hal baru di kalangan pengguna aplikasi WhatsApp,

7
Grup chat whatsapp kelas pelampias gabut 2023
6

namun banyak pengguna yang akhirnya hanya bisa pasrah terhadap

pencemaran nama baik yang diterima dirinya melalui stiker WhatsApp

tersebut. Kebanyakan kasus penghinaan melalui stiker ini dilakukan

dan dialami oleh para remaja, karena mereka masih sangat lihai

dalam menjalankan teknologi yang berhubungan dengan edit

mengedit suatu objek gambar. Payung hukum mengenai penghinaan

melalui stiker WhatsApp sendiri sebenarnya sudah diatur dalam

Undang-undang No 11 tahun 2008 tentang Informasi Transaksi

Elektronik (ITE), serta diatur juga dalam Kitab Undang-undang Hukum

Pidana (KUHP).

Berdasarkan penerangan di atas, Maka peneliti tertarik untuk

lebih fokus membahas masalah tersebut dalam sebuah penelitian

menggunakan judul “Sanksi Pidana Terhadap Pembuat Stiker

Whatsapp Yang Menyerang Personal Seseorang Berdasarka Pasal

45 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Transaksi

Informasi Elektronik.”

D. Masalah Penelitian

Berdasarkan dari permasalahan yang telah dikemukakan diatas

maka dari itu penelitian membuat rumusan permasalahan dari hal

tersebut yakni sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan sanksi pidana terhadap pembuat stiker

whatsapp yang menyerang personal seseorang berdasarkan


7

pasal 45 ayat 1 undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang

transaksi informasi elektronik ?

2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan tindak pidana terhadap

pembuat stiker whatsapp yang menyerang personal seseorang

berdasarka pasal 45 ayat 1 undang-undang nomor 11 tahun 2008

tentang transaksi informasi elektronik ?

E. Manfaat Penelitian

Dalam melakukan penelitian penulis berharap agar penelitian ini

dapat berguna untuk kelanjutannya baik dalam bentuk teoritis ataupun

praktis penelitian ini memberikan kegunaan yakni antara lain :

1. Kegunaan Teoritis

a. Peneliti berharap agar penelitian yang dilakukan ini mampu

memberikan kegunaan yang sangat bermanfaat bagi setiap

bidang ilmu salah satunya ialah ilmu hukum yang mana lebih

spesifik terkait tentang hukum transaksi informasi elektonik

(ITE).

b. Peneliti berharap agar penelitian yang digunakan ini mampu

memberikan sebuah referensi terhadap permasalahan atau

penelitian selanjutnya ataupun sebagai bahan hukum instansi

akademik yang bersangkutan.


8

2. Kegunaan Praktis

Diharapkan dapat memberikan informasi kepada klayak

umum terutama penguna whatsapp dalam mengetahui sanksi

pidana yang berupa terhadap penguna stiker whatsapp yang

menyerang personal seseoang transaksi informasi elektronik

(ITE).

F. Keaslian Penelitian

Penelitian yang dilakukan penulis yaitu dengan cara

mempelajari, serta mendalami informasi terkait bentuk penegakan

hukum Transaksi informasi elektronik. Sehingga hasil penulisan skripsi

ini dapat dikatakan aktual dan asli. Penelitian skripsi dengan judul :

“Sanksi Pidana Terhadap Pembuat Stiker Whatsapp Yang Menyerang

Personal Seseorang Berdasarkan Pasal 45 Ayat 1 Undang-Undang

Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Transaksi Informasi Elektronik”.

Dengan rumusan masalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana sanksi pidana terhadap pembuat

stiker whatsapp yang menyerang personal seseorang

berdasarkan pasal 45 ayat 1 undang_undang nomor 11 tahun

2008 tentang transaksi informasi elektronik ?

2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan

tindak pidana terhadap pembuat stiker whatsapp yang

menyerang personal seseorang berdarkan pasal 45 ayat 1


9

undang_undang nomor 11 tahun 2008 tentang transaksi

informasi elektronik ?

Untuk menjamin keaslian penelitian ini maka penulis dapat

menjadikan suatu perbandingan dari beberapa judul yang di angkat

sebelumnya, ada dua judul yang hampir memiliki kesamaan dalam

skripsi ini yaitu:

1. Sanksi pidana terhadap pembuat stiker whatsapp yang

menyerang personal seseorang Dengan rumusan masalah:

a. Mengungkap Pengaturan Hukum Terhadap Pembuat Stiker

Whatsapp yang Menyerang Personal Seseorang.

b. Sanksi Pidana Terhadap Pembuat Stiker Whatsapp yang

Menyerang Personal Seseorang.

2. Pengunaan potret sebagai stiker whatsapp tinjauan undang-

undang nomor 28 tahun 2014 tentang hak cipta dan fatma mui

nomor 1 /MUNAS VII/MUI/5/2005 dengan rumusan masalah:

a. Bagaimana pengaturan pengunaan potret whatsapp

sebagai stiker whatsapp ditinjau penggunaan potret

sebagai stiker whatsapp menurut Undang Undang Nomor

28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta Dan Fatwa Mui Nomor 1

/MUNAS VII/MUI/5/2005.

b. Bagaimana tanggung jawab terhadap penguna potret

sebagai stiker whatsapp ditinjau dari penggunaan potret

sebagai stiker whatsapp menurut Undang-Undang Nomor


10

28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta Dan Fatwa Mui Nomor 1

/MUNAS VII/MUI/5/2005.

Berdasarkan beberapa penelitian di atas menegaskan bahwa

penelitian penulis adalah hasil karya asli dan belum pernah diteliti oleh

peneliti lain, Adapun sebelumnya mempunyai beberapa perbedaan

dengan penelitian penulis baik dari segi judul maupun rumusan

masalah.

G. Kerangka Teoritik

Stiker merupakakan salah satu media komunikasi yang tidak

kalah menarik untuk digunakan. Stiker sendiri merupakan media grafis

yang dapat mewakili ekspresi dalam interaksi virtual yang dilakukan

oleh manusia dalam menggunakan media sosial. Cooley menjelaskan

bahwa dengan adanya visualisasi, maka hal ini dapat menunjang

imajinasi seseorang dalam menggambarkan sikap, penampilan, serta

karakter dari seseorang8.

fitur stiker memang bukanlah hal baru dalam sebuah aplikasi

chating atau sosial media, saat ini fitur stiker sudah banyak

diluncurkan oleh beberapa aplikasi social media besar lain seperti

Line dan Telegram dan facebook yang telah lebih dulu menambahkan

fitur stiker di aplikasinya, hal tersebut tidaklah mengherankan

8
Salamoon, D. K. (2016). "Sticker" Line, Sebuah Jembatan Simbolik Teknologi Interaksi Manusia
Dalam Media Komunikasi. Nirmana, 16(1), halaman 12-17
11

mengingat whatsapp merupakan perusahaan yang telah diakuisisi

oleh facebook. Fitur stiker pada whatsapp disediakan sebagai salah

satu pelengkap sebuah percakapan dalam berekspresi selain emoji

dan GIF yang memang sudah lebih dulu ada di layanan pesan instan

ini yang mampu memberikan keseruan tersendiri. 9

Daya tarik utama pengguna pada stiker whatsapp adalah adanya

fitur untuk menambahkan stiker karya sendiri yang salah satunya

dapat menggunakan foto wajah kedalam bentuk stiker. Dilansir dari

laman whatsapp menjelaskan bahwasannya whatsapp tidak hanya

memberikan akses yang diperuntukan kepada developer saja dalam

membuat stiker namun whatsapp juga memberikan penggunanya

akses untuk membuat stiker karya mereka sendiri dengan

menggunakan foto yang mereka miliki atau mereka inginkan, mereka

juga memberikan penggunanya jika ingin membuat stiker whatsapp

lalu mempublishnya penguna dapat melakukannya dengan cara

mengemas stiker whatsapp tersebut kedalam bentuk aplikasi pada

layanan play store dan appstore dari situ memungkinkan pengguna

lain untuk mengunduh dan menggunakannya langsung dari whatsapp

mereka,10 baik mereka membagikannya secara cuma-cuma maupun

berbayar, pada google playstore terdapat beberapa metode untuk

menghasilkan keuntungan dari aplikasi buatan kita yakni melalui

9
Muhamad malik mukoffa. Pengunaan potret stiker whatsapp menurut undang-undang nomor
28 tahun 2014 tentang hak cipta dan fatma mui nomor 1/munas VII/MUI/5/2005 halaman 24

10
Muhamad malik mukoffa. Pengunaan potret stiker whatsapp menurut undang-undang nomor
28 tahun 2014 tentang hak cipta dan fatma mui nomor 1/munas VII/MUI/5/2005 halaman 25
12

beberapa metode antara lain: app-purchased (menjual aplikasi), in

app-purchases (menjual item dalam aplikasi), in app-advertising

(memberikan iklan).

Namun fitur stiker pada WhatsApp tidak memberikan aturan pasti

mengenai jenis stiker apa yang dapat dikirim, terlebih sekarang udah

terdapat aplikasi pihak ketiga yang membantu pengguna dalam

membuat stiker sesuka hati mereka. Stiker yang dikirim oleh para

pengguna saat ini tidak sedikit yang mengandung konten mengenai

penghinaan. Banyak pihak yang merasa dirugikan oleh karena stiker

yang memuat penghinaan/pencemaran nama baik mengenai dirinya,

hal ini menurut saya karena kita tidak sepenuhnya dapat mengontrol

seseorang dalam hal membuat suatu karya yang layak untuk

ditampilkan di muka umum namun banyak pengguna yang akhirnya

hanya bisa pasrah terhadap pencemaran nama baik yang diterima

dirinya melalui stiker WhatsApp tersebut. Kebanyakan kasus

penghinaan melalui stiker ini dilakukan dan dialami oleh para remaja,

oleh karena mereka masih sangat lihai dalam menjalankan teknologi

yang berhubungan dengan edit mengedit suatu objek gambar. Payung

hukum mengenai penghinaan melalui stiker WhatsApp sendiri

sebenarnya sudah diatur dalam Undang-undang No 19 Tahun 2016

tentang Perubahan Atas Undang-undang No 11 tahun 2008 tentang

Informasi Transaksi Elektronik (ITE), serta diatur juga dalam Kitab

Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).


13

Sanksi dalam Undang-undang ITE yang menjerat pelaku

pembuat stiker WhatsApp yang menyerang personal seseorang yang

dimana hal tersebut diatur dalam pasal 27 ayat (3) Undang-undang

ITE. Sanksi pidana terhadap pembuat stiker WhatsApp yang

menyerang personal seseorang menurut pasal 27 ayat (3) UU ITE

yaitu sesuai dengan Pasal 45 ayat (1) UU ITE, yang menyatakan

dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun

dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar

rupiah).11Terdapat juga pasal lain dalam UU ITE yang terkandung

dalam pencemaran nama baik dan juga terdapat sanksi pidana dan

denda yang berat jika dibandingkan dengan pasal 27 ayat (3) yaitu

pasal 36 UU ITE yang menyatakan setiap orang dengan sengaja dan

tanpa hak atau melawan hukum melakukan perbuatan sebagaimana

yang dimaksud dalam Pasal 27 sampai Pasal 34 yang mengakibatkan

kerugian bagi orang lain. Jika seperti contoh dimana terdapat

seseorang yang menyebarluaskan informasi elektronik yang

bermuatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik dan

mengakibatkan kerugian bagi orang lain seperti yang diatur dalam

pasal 36 UU ITE maka orang tersebut akan dikenakan sanksi pidana

yang diatur dalam Pasal 51 ayat (2) UU ITE yang menyatakan bahwa

dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun

dan/atau denda paling banyak Rp12.000.000.000,00 (dua belas miliar

11
Dasar hukum undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang transaksi elektronik pasal 45 ayat
1
14

rupiah).Sanksi yang diberikan kepada pelaku penghinaan melalui

media sosial dalam pasal Undang-undang ITE sangatlah berat,

namun bila hakim membawanya ke dala pengaturan KUHP maka hal

tersebut termasuk tipiring karena sanksi yang diberikan sangat ringan,

seperti yang diatur dalam pasal 310 ayat (1) KUHP maka sanksi yang

diberikan hanyalah pidana penjara paling lama sembilan bulan atau

pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah, dan

menurut pasal 310 ayat (2) KUHP sanksi yang diberikan adalah

pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana

denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah 12. Selain itu pasal

315 KUHP yang juga mengatur mengenai penghinaan memberikan

sanksi berupa pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu

atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

H. Metode Penelitian

Sebuah metode sangatlah penting memberikan terutama

didalam penyusunan sebuah karya ilmiah salah satunya dapat

berfungsi untuk mempermudah sebuah penelitian dan cara kerja yang

efektif juga dapat berfungsi untuk memperoleh hasil yang dapat

dipertanggung jawabkan adapun metode yang digunakan dalam

penyusunan karya ilmiah ini adalah sebagai serikut:

1. Jenis Penelitian
12
Gede Oka Swarbhawa, Anak Agung Sagung Laksmi Dewi, Ni Made Sukaryati Karma. SANKSI
PIDANA TERHADAP PEMBUAT STIKER WHATSAPP YANG MENYERANG PERSONAL SESEORANG
Jurnal reverensi hukum VOL. 3 NO 1, 2022 halaman 153
15

Jenis penelitian hukum yang digunakan oleh penulis untuk

melakukan penelitian berikut ialah penelitian hukum normatif

atau yang lebih sering disebut normative legal reserch. Penelitian

hukum normatif yang biasa diartikan pula penelitian yang bersifat

kerpustakaan ini merupakan penelitian dengan menelaah terkait

dengan studi dokumen, yakni sebagai contoh keputusan

pengadilan, peraturan perundang-undangan, teori-teori hukum

dan juga doktrin hukum atau biasa disebut pendapat para

sarjana. Penelitian dengan kategori normatif ini memakai analisis

kualitatif yaitu dengan memberikan penjelasan terkait data-data

yang ada dengan penyataan-pernyataan atau kata-kata.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Abdulkadir

Muhammad bahwasannya yang disebut sebagai penelitian

hukum normative ialah penelitian yang mengkaji hukum yang

telah dikonsepkan sebagaimana kaidah atau norma yang berlaku

yang menjadi acuan perilaku setiap orang dalam masyarakat. 13

Penelitian ini dilakukan dengan mengkaji bahan bahan pustaka,

perundang undangan terkait perlindungan hukum terhadap potret

orang yang digunakan sebagai stiker whatsapp.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan oleh penulis sebagai

metode dalam penelitian ini antara lain ialah Pendekatan

13
Abdulkadir muhamad. Hukum dan Penelitian Hukum. (Bandung: Citra Aditya Bakti,
2004),halaman 52
16

konseptual (conceptual approach) yakni mengkaji konsep yang

didasarkan atas doktrin atau pandangan yang berkembang didalam

sebuah ilmu hukum lalu dengan Pendekatan Perundang-undangan

(statute approach) yang mengkaji seluruh regulasi dan perundang-

undangan yang berhubungan terhadap isu hukum yang akan

diteliti. Didalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan

undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang transaksi informasi

elektronik sebagai dasar hukum dalam penelitian

3. Bahan Hukum

Penelaahan terkait informasi tertulis berkenaan dengan

hukum yang bersumber melalui berbagai macam sumber yang

terpublikasikan secara luas begitu juga diperlukan didalam

penelitian hukum normatif yang biasanya diartikan sebagai bahan

hukum (material law) hal tersebut dikategorikan sebagai studi

pustaka14. Penelitian hukum didalamnya tidak mengenal adanya

data, karena didalam penelitian hukum terutama yuridis normatif

sumber penelitian hukum didapatkan bukan melalui lapangan

melainkan melalui kepustakaan, maka dari itu pengertian yang

dikenal merupakan bahan hukum. Adapun bahan hukum yang

dipakai dalam penelitian ada tiga antara lain:

a. Bahan Primer

14
Tim Penyusun Pedoman Penelitian Karya Ilmiah Fakultas Syariah, Pedoman Penelitian Karya
Ilmiah, (Malang: UIN Press, 2015) halaman 37
17

Bahan hukum primer merupakan data penelitian yang

dijadikan sebagai bahan pokok didalam penelitian, semisal

Undang-undang, dan peraturan pemerintah, antara lain

undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang transaksi

informasi elektronik.

b. Bahan Sekunder

Bahan hukum sekunder ialah data yang memiliki sifat

untuk pendukung di dalam penelitian. Seperti contoh artikel,

buku, jurnal hukum, internet, hasil karya ilmiah para sarjana,

rancangan peraturan perundang-undangan, hasil penelitihan

yang tentunya mempunyai kesamaan terhadap permasalahan

yang akan diteliti. Dalam penelitian menggunakan buku-buku

dan artikel artikel terkait transaksi informasi elektronik.

c. Bahan Tersier

Bahan tersier adalah bahan hukum yang memberikan

petunjuk atau penjabaran terkait bahan hukum primer dan

sekunder semisalnya ensiklopedi, kamus hukum dan lain lain,

yang mana penelitian berujuk pada KBBI dan data statistik

sebagai bahan tersier.15

4. Teknik Penggumpulan Data

Disisi ini memberikan penjelasan didalamnya terkait tatanan

kerja alat, dan cara dalam mengumpulkan data primer ataupun data

1515
Johnny Ibrahim, Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif, (Malang: Bayumedia
Publishing, 2007), halaman 33
18

sekunder yang dilakukan penyesuaian terhadap pendekatan

penelitian, sebab tiap-tiap pendekatan mempunyai cara dan

prosedur yang berbeda-beda. Metode pengumpulan bahan hukum

primer didalam penelitian normatif diantaranya ialah dilakukan

dengan menentukan bahan hukum, inventarisasi bahan hukum

yang relevan, dan pengkajian bahan hukum. Pengumpulan bahan

hukum yang dipakai dalam penelitian ini ialah dengan

menggunakan metode studi kepustakaan yakni malalui cara

pengkajian terhadap literatur dan buku-buku yang berhubungan

dengan penelitian16

5. Teknik Pengelola Data

Data yang dapat diproses dengan menggunakan tahapan

literatur sebagai berikut:

a. Pemeriksaan data, yakni dengan mengadakan pemeriksaan

tehadap data yang telah dikumpulkan apakah telah mencukupi

atau terpenuhi, sudah cukup sesuai atau benar terhadap

permasalahan. Melakukan perbaikan tulisan-tulisan jikalau

mengalami kesalahan dalam penulisan, dan memeriksa relevan

dengan data yang sesuai supaya disaring mana yang selaras

dan yang tidak selaras atau relevan terhadap data yang

dibutuhkan.

16
Tim Penyusun Pedoman Penelitian Karya Ilmiah Fakultas Syariah, Pedoman Penelitian Karya
Ilmiah, (Malang: UIN Press, 2015) halaman 22
19

b. Klasifikasi data, yakni melakukannya menggunakan cara

mengkategorikan data yang selaras terhadap bidang pokok

pembahasan supaya mempermudah dalam penganalisaan,

sesuai dengan prosedur yang sudah ditentukan terhadap

permasalahan yang dimungkinkannya memperoleh data yang

sebenar-benarnya terhadap penelitian ini.

c. Sistematisasi data, yakni dengan melakukan kegiatan

menabulasi secara sistematis data yang telah perbaiki atau

dikasih tanda kedalam model tabel-tabel yang berisikan

persentase atau angka-angka jika data tersebut kuantitatif,

namun jika data tersebut kualitatatif maka mengkategorikannya

dengan sistematis data yang telah diberi tanda dan diedit

tersebut berdasarkan tatanan permasalahan dan klasifikasi

data.17

d. Analisis data, yaikni dengan menggunakan prosedur

menerangkan dan meberi penjelasan terkait data dalam bentuk

kalimat-kalimat yang dirangkai dengan pokok pembahasan,

konsep dan tujuan yang berhubungan dengan penelitian

tersebut dengan cara sistematis.

e. Kesimpulan, yakni memberikan penerangan dan penjelasan

terkait hasil penelitian sebagai jawaban dari pokok

17
Abdul Kadir Muhamad. Hukum dan Penelitian Hukum.(Malang. Banyumedia.2007).halaman
296
20

pembahasan yang dikemukakan dari penelitian kedalam bentuk

kalimat.

6. Teknik analisis data

Teknik Analisa data ini di lakukan secara kualitatif, secara

kualitatif artinya menguraikan bahan secara beruntun dalam

bentuk kalimat yang teratur, runtun, logis tidak tumpang tindih dan

efektif sehinga memudahkan pemahaman dan intepretasi data.

Analisis deskriptif memaparkan serta menjelaskan secara

mendalam dan menganalisa terhadap semua aspek yang

berkaitan dengan maslah penelitian tentang sanksi pidana

terhadap pembuat stiker whatsapp yang menyerang personal

seseorang berdasarkan pasal 45 ayat 1 undang-undang nomor 11

tahun 28 tentang transaki informasi elektronik.

I. Rancangan Penelitian

Berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Perguruan

Tinggi Universitas Panca Bhakti tentang penyusunan karya ilmiah

(skripsi) untuk program strata-1 maka sistematika dalam skripsi ini

adalah:

BAB I PENDAHULUAN
21

Dalam bab ini menguraikan secara umum Latar Belakang, Masalah

Penelitian, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Keaslian Penelitian,

Kerangka Teoritik, Metode Penelitian serta Rancangan Penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka, terkait tinjauan pustaka diisi dengan konsep

yang telah matang sehingga dapat dijadikan acuan dalam

penulisan atau analisis yakni tersusun dari kerangka teori dan

penelitian terdahulu yang mana penelitian terdahulu ini memberikan

informasi berkaitan peneliti peneliti sebelum-sebelumnnya yang

terdapat hubungan terhadap penelitian ini,selanjutnya kerangka

teori tersusun dengan teori-teori yang bisa menolong dalam

penelitian ini yang menjelaskan terkait pengaturan undang-undang

nomor 11 tahun 2008 tentang transaksi informasi elektronik

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian dan Pembahasan, Dalam pembahasan ini tersusun

terkait hasil penelitian dan pemaparannya yaitu berupa analisis

data data terhadap sumber yang sudah didapatkan yang

selanjutnya data yang sudah didapatkan tersebut memungkinkan

untuk dipakai sebagai jawaban terkait penelitian yang penulis buat.

BAB IV PENUTUP

Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran.


DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir Muhamad. Hukum dan Penelitian Hukum. Malang


Banyumedia 2007.

Abdulkadir muhamad. Hukum dan Penelitian Hukum Bandung Citra Aditya


Bakti, 2004.

Gede Oka Swarbhawa, Anak Agung Sagung Laksmi Dewi, Ni Made


Sukaryati Karma. Sanksi Pidana Terhadap Pembuat Stiker
Whatsapp Yang Menyerang Personal Seseorang Jurnal
reverensi hukum VOL. 3 NO 1, (2022) 145-189.

Johnny Ibrahim, Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Malang


Bayumedia Publishing 2007.

Marpaung, L. Tindak Pidana Terhadap Penghormatan, Jakarta Sinar


Grafika, 2007.

Muhamad malik mukoffa. Pengunaan potret stiker whatsapp menurut


undang-undang nomor 28 tahun 2014 tentang hak cipta dan
fatma mui nomor 1/munas VII/MUI/5/2005.

Muhamad malik mukoffa. Pengunaan potret stiker whatsapp menurut


undang-undang nomor 28 tahun 2014 tentang hak cipta dan
fatma mui nomor 1/munas VII/MUI/5/2005.

Oktiawan, C. Yuridis Tindak Pidana Ujaran Kebencian dalam Media


Sosial. Al-Adl, 2021.

Raharjo, A. Cybercrime Pemahaman dan Upaya Pencegahan Kejahatan


Teknologi. Citra Aditya Bakti, Bandung 2004.

Salamoon, D. K. "Sticker" Line, Sebuah Jembatan Simbolik Teknologi


Interaksi Manusia Dalam Media Komunikasi. Nirmana,2016.

Samudra, A. H. Pencemaran Nama Baik dan Penghinaan Melalui Media


Teknologi Informasi Komunikasi di Indonesia Pasca
Amandemen UU ITE. Jurnal Hukum & Pembangunan. 2020.

Simorangkir, J. C. T., Erwin, R. T., & Prasetyo, J. T. Kamus Hukum. Sinar


Grafika, (Jakarta) 2009.

Sunarso, S.Hukum Informasi dan Transaksi Elektronik. Rineka Cipta,


Jakarta 2009.

22
23

Tim Penyusun Pedoman Penelitian Karya Ilmiah Fakultas Syariah,


Pedoman Penelitian Karya Ilmiah, Malang : UIN Press
2015.37.

Tim Penyusun Pedoman Penelitian Karya Ilmiah Fakultas Syariah,


Pedoman Penelitian Karya Ilmiah, Malang : UNI Press 2015,
22.

Anda mungkin juga menyukai