Anda di halaman 1dari 2

1.

Diketahui

 Gaji Pokok: Rp. 10.000.000


 Bonus Loyalitas:
 Bonus yang diberikan oleh PT X atas loyalitas Uti selama 10 tahun. Kita perlu mengetahui
jumlah bonus yang diberikan untuk menghitung total gaji bulan Juni 2020. Jika jumlah bonus
diketahui, tambahkan jumlah bonus tersebut ke gaji pokok. Andaikan bonus yang diberikan
sebesar 1/2 kali gaji pokok
 Potongan Koperasi: Rp. 70.000
 Tunjangan BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan: Rp. 100.000
 Potongan Pajak PPh 21: Rp. 170.000
 Reimburse Rumah Sakit: Rp. 1.500.000

Untuk menghitung take home pay, kita perlu mengurangi potongan koperasi, potongan pajak, dan
menghitung jumlah bersih yang diterima setelah memasukkan reimburse rumah sakit. Berikut adalah
perhitungannya:

Take Home Pay = (Gaji Pokok + Bonus) - (Potongan Koperasi + Potongan Pajak) + Reimburse
Rumah Sakit
= (10.000.000+5.000.000)-(70.000+170.000)+1.500.000
= 15.000.000-240.000+1.500.000
= 16.260.000

2. Dalam menilai efektivitas organisasi departemen/unit kerja Sumber Daya Manusia (SDM),
terdapat beberapa perspektif yang biasanya digunakan. Berikut adalah beberapa penilaian
perspektif yang umumnya digunakan untuk mengukur efektivitas departemen/unit kerja SDM
beserta penjelasannya:

 Perspektif Keuangan:
Perspektif keuangan mengevaluasi kontribusi departemen/unit kerja SDM terhadap tujuan
keuangan organisasi secara keseluruhan. Beberapa indikator yang digunakan dalam penilaian
ini adalah penghematan biaya rekrutmen, pengurangan tingkat turnover karyawan,
pengurangan biaya pelatihan dan pengembangan, dan peningkatan produktivitas tenaga kerja.
Penilaian keuangan dapat memberikan pemahaman tentang dampak kegiatan SDM terhadap
kesehatan keuangan organisasi.
 Perspektif Pelanggan/Internal:
Perspektif pelanggan/internal fokus pada kepuasan dan kebutuhan para pelanggan internal
departemen SDM, seperti manajer, karyawan, atau tim lain dalam organisasi. Penilaian dalam
perspektif ini melibatkan pengukuran kepuasan karyawan terhadap layanan SDM, efektivitas
proses rekrutmen dan seleksi, kecepatan respon terhadap pertanyaan atau permintaan, dan
kepuasan pelanggan internal lainnya. Evaluasi ini membantu memastikan bahwa departemen
SDM memenuhi kebutuhan karyawan dan memberikan layanan yang berkualitas.
 Perspektif Proses Bisnis Internal:
Perspektif proses bisnis internal menilai efisiensi dan efektivitas proses kerja departemen
SDM. Evaluasi ini mencakup aspek seperti waktu siklus rekrutmen, proses penilaian kinerja,
manajemen data karyawan, serta perencanaan dan pengembangan karir. Tujuannya adalah
untuk memastikan bahwa proses-proses tersebut berjalan dengan baik, efisien, dan sesuai
dengan kebijakan dan standar organisasi.
 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan:
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menilai kapabilitas dan kemampuan departemen
SDM untuk terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan kerja. Evaluasi
dalam perspektif ini meliputi inisiatif pengembangan karyawan, pelatihan dan pengembangan
kepemimpinan, penggunaan teknologi dalam manajemen SDM, serta kegiatan pengukuran
dan pengembangan kinerja. Penilaian ini membantu memastikan bahwa departemen SDM
tetap relevan dan mampu memenuhi kebutuhan organisasi di masa depan.

3. Audit ketaatan internal dan eksternal adalah dua bentuk pemeriksaan yang berfokus pada
kepatuhan atau ketaatan perusahaan terhadap kebijakan internal dan eksternal yang terkait dengan
pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM). Berikut penjelasan singkat mengenai kedua jenis audit
ini:
a) Audit Ketaatan Internal: Audit ketaatan internal merupakan pemeriksaan yang dilakukan
oleh tim audit internal perusahaan. Audit ini bertujuan untuk mengevaluasi kepatuhan
perusahaan terhadap kebijakan, prosedur, dan peraturan internal yang telah ditetapkan.
Fokus utama audit ketaatan internal adalah memastikan bahwa perusahaan mengikuti
kebijakan internal yang telah ditetapkan secara konsisten. Contoh kebijakan internal yang
diperiksa meliputi kebijakan pengelolaan kinerja, kebijakan pelatihan dan pengembangan
karyawan, kebijakan penggajian, dan kebijakan keamanan dan keselamatan kerja. Audit
ketaatan internal membantu perusahaan untuk memastikan bahwa operasional SDM
berjalan sesuai dengan standar dan kebijakan internal yang telah ditetapkan.
b) Audit Ketaatan Eksternal: Audit ketaatan eksternal adalah pemeriksaan yang dilakukan
oleh pihak eksternal, seperti auditor independen atau badan pemeriksa eksternal. Audit ini
bertujuan untuk mengevaluasi kepatuhan perusahaan terhadap kebijakan, peraturan, dan
undang-undang yang berlaku di tingkat eksternal, seperti peraturan ketenagakerjaan,
peraturan keuangan, atau hukum ketenagakerjaan yang berlaku di negara atau wilayah
tempat perusahaan beroperasi. Audit ketaatan eksternal juga dapat melibatkan pemeriksaan
terhadap pelaksanaan program pengelolaan keberagaman, kepatuhan terhadap hak asasi
manusia, atau kepatuhan terhadap standar kerja internasional. Audit ketaatan eksternal
membantu memastikan bahwa perusahaan mematuhi hukum dan regulasi yang berlaku
serta meminimalkan risiko pelanggaran yang dapat berdampak negatif pada reputasi
perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai