Anda di halaman 1dari 3

Selamat Sore Bu

Izin menyampaikan pendapat dan pemahaman saya terkait desain sistem pengendalian manajemen
perusahaan baik secara SDM maupun keuangan, sesuai dengan topik diskusi di atas.

A. Sistem Pengendalian Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)

Tujuan dari sistem pengendalian manajemen sumber daya manusia adalah bagaimana cara pengelolaan
sumber daya manusia yang sudah dibuat dapat benar-benar dilaksanakan dengan efektif dan efisien.
Sistem pengendalian manajemen digunakan untuk membantu pencapaian tujuan organisasi
berdasarkan atas rencana yang sudah dibuat. Kegiatan pengendalian manajemen dalam aktivitas
manajemen sumber daya manusia yaitu:

1. Perencanaan Sumber Daya Manusia.

Penyusunan rencana kerja pada sektor sumber daya manusia menyesuaikan prioritas baik itu berkaitan
dengan fungsi manajemen sumber daya manusia maupun prioritas kerja organisasi secara umum.
Rencana kerja mencakup analisis kebutuhan pegawai, perekrutan, pelatihan dan pengembangan
kapasitas, hingga pengelolaan dan penempatan kerja. Rencana kerja diikuti dengan anggarannya.

2. Rekrutmen dan Seleksi.

Rekrutmen merupakan proses pemilihan berdasarkan kebutuhan personil untuk menempati posisi yang
dibutuhkan sesuai dengan spesifikasi kebutuhannya.

3. Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Dapat dilakukan dengan melakukan pelatihan keterampilan pekerjaan. Ketika pekerjaan berkembang
dan berubah, diperlukan pelatihan secara terus menerus untuk menyesuaikan dengan perubahan dan
inovasi terutama dalam hal teknologi.

4. Penilaian dan Kompensasi Kinerja.

Penilaian kinerja dilakukan untuk mengukur tingkat produktivitas kerja seseorang, dengan
membandingkan antara target capaian dan realisasinya. Kemudian tindak lanjut dari penilaian kinerja
diikuti oleh pemberian kompensasi sebagai bentuk dari insentif berdasarkan produktivitas kerja.

5. Promosi, Pemindahan, dan Pemisahan.

Promosi, pemindahan dan pemisahan kerja adalah sebuah bentuk tindak lanjut dari hasil evaluasi
kinerja.

B. Sistem Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan merupakan kegiatan yang berfokus pada bagaimana mengelola sumber daya
keuangan yang dimiliki agar dapat dimaksimalkan pemanfaatannya. Tujuan utama manajemen
keuangan adalah untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki sumber daya keuangan yang cukup
untuk membiayai operasinya serta memaksimalkan nilai perusahaan bagi para pemangku kepentingan
(stakeholders) seperti pemegang saham, kreditor, karyawan, dan masyarakat luas. Dalam menerapkan
sistem manajemen keuangan di perusahaan, pihak manajemen dapat menyusun suatu sistem
pengawasan dengan mengacu pada sistem pengelolaan keuangan. Sistem pengelolaan keuangan
meliputi :

1. Perencanaan dan penganggaran

Perencanaan dan penganggaran dibutuhkan agar kegiatan dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, dan
ekonomis serta dapat mencapai sasaran dan tujuan dari organisasi. Dalam penyusunan dokumen
perencanaan dan penganggaran juga harus didukung dengan kebijakan dan aturan-aturan yang
diberlakukan di dalam perusahaan yang sesuai dengan sasaran dan tujuan perusahaan.

2. Pelaksanaan anggaran

Pelaksanaan anggaran merupakan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan yang tertuang pada
dokumen perencanaan dan penganggaran. Pelaksanaan anggaran dilakukan dengan mengikuti suatu
sistem dan prosedur akuntansi dengan tujuan yaitu: untuk menetapkan prosedur yang harus diikuti;
untuk terselenggaranya pengendalian intern demi menghindari kecurangan (fraud); dan untuk
menghasilkan laporan keuangan yang baik.

3. Pengawasan

Pengawasan yang dimaksud adalah pengawasan dari pihak internal perusahaan atau yang dikenal
dengan SPI (Sistem Pengendalian Internal) perusahaan atau auditor internal perusahaan. Pengawasan
oleh pihak SPI/auditor internal dapat dilakukan dengan cara: audit; reviu; evaluasi; pemantauan
(monitoring);

4. Kegiatan Pengawasan lainnya.

Tujuan dilaksanakannya pengawasan adalah untuk memberikan jaminan bahwa pelaksanaan anggaran
dan kegiatan di perusahaan dilaksanakan sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku dan mendukung
dalam pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan.

5. Pertanggungjawaban

Dalam pelaksanaan dan penggunaan anggaran, perusahaan wajib menyusun pertanggungjawaban yang
dituangkan dalam laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan tersebut setidaknya berisi tentang:
Laporan Realisasi Anggaran; neraca; Laporan Arus Kas; dan Catatan atas Laporan Keuangan.

6. Pemeriksaan

Pemeriksaan dalam hal ini adalah pemeriksaan oleh pihak eksternal perusahaan. Tujuan dari
pemeriksaan ini adalah untuk memberikan jaminan kualitas dalam pelaksanaan anggaran dan kegiatan
di perusahaan. Biasanya pemeriksaan dilakukan oleh KAP (Kantor Akuntan Publik) di mana auditor
eksternal dari KAP tersebut akan memberikan opini secara profesional terkait kewajaran dalam
penyajian informasi pada laporan keuangan perusahaan. Terdapat 4 opini yang biasanya diberikan yaitu:
Wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion); Wajar dengan pengecualian (qualified opinion); Tidak
wajar (adverse opinion); Menolak memberikan pendapat (disclaimer);

Penetapan opini tersebut biasanya didasarkan dengan kriteria yaitu:

- Kesesuaian dengan Standar Akuntansi yang berlaku umum;


- Kecukupan pengungkapan;

- Kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan;

- Efektivitas Sistem Pengendalian Internal.

Untuk mengidentifikasi fraud, dapat dilakukan pengendalian internal yang sesuai dengan Kerangka Kerja
Pengendalian Intern COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission) untuk
pencegahan kecurangan di perusahaan. COSO memiliki tujuh komponen utama yang dapat diterapkan
dalam rangka pencegahan dan deteksi kecurangan, yaitu:

1. Komitmen terhadap Integritas dan Nilai Etika: Ini termasuk dalam komponen "Kebijakan dan
Prosedur" yang menekankan pentingnya komitmen manajemen dan karyawan terhadap
integritas dan etika dalam seluruh organisasi.
2. Komitmen terhadap Kompetensi: Kompetensi adalah bagian integral dari komponen "Penilaian
Risiko" dan "Kontrol Aktivitas." Organisasi harus memastikan bahwa mereka memiliki orang
yang berkompeten dalam peran mereka, dan ini mencakup proses rekrutmen dan
pengembangan SDM yang tepat.
3. Otorisasi dan Pemisahan Fungsi: Ini sesuai dengan komponen "Kontrol Aktivitas" yang
menekankan perlunya pemisahan tugas dan fungsi dalam organisasi untuk mencegah potensi
kecurangan dan kesalahan.
4. Reviu atas Kinerja: Evaluasi kinerja adalah bagian dari komponen "Evaluasi dan Evaluasi
Terpisah." Ini penting untuk memastikan bahwa semua pekerjaan dilakukan sesuai dengan
standar dan ekspektasi perusahaan.
5. Penilaian Risiko: Ini merupakan komponen inti dari COSO dan melibatkan penilaian risiko dan
pengembangan pengendalian untuk mengurangi risiko potensial. Ini melibatkan proses
"Penilaian Risiko" dan "Evaluasi Berkelanjutan."
6. Informasi dan Komunikasi: Komunikasi yang efektif adalah kunci dalam komponen "Informasi &
Komunikasi." Ini mencakup komunikasi yang baik secara internal dan eksternal, termasuk
pembagian informasi yang relevan kepada pengguna informasi yang berkepentingan.
7. Evaluasi Berkelanjutan dan Evaluasi Terpisah: Ini mencakup komponen "Evaluasi dan Evaluasi
Terpisah" yang menunjukkan perlunya evaluasi yang berkelanjutan untuk memastikan bahwa
pengendalian internal masih efektif dan dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan.

Sumber Referensi :

- Mulyani, Sri. 2022. Sistem Pengendalian Manajemen (BMP)/EKSI4416. Tangerang Selatan. Universitas
Terbuka. (Modul 5 dan 6)

- https://itjen.kemdikbud.go.id/web/perubahan-kerangka-kerja-pengendalian-internal-coso-dari-
komponen-prinsip-dan-titik-fokusnya/

- https://pusdiklatwas.bpkp.go.id/uploaded/20030915_094857/RBPusdiklatwas.pdf

- Pemahaman pribadi

Anda mungkin juga menyukai