Audit Personalia 1.PENDAHULUAN 1. Definisi A. Pengawasan Adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut.Controlling is the process of measuring performance and taking action to ensure desired results. (Schermerhorn,2002) Pengendalian Manajemen Adalah suatu proses yang digunakan untuk mempengaruhi para anggota organisasi agar menerapkan strategi organisasi untuk melakukan kegiatan yang mengarah ke tujuan yang diinginkan. a. Makna dan Tujuan Pengawasan Sumber Daya Manusia Perlunya pengendalian dalam suatu organisasi disebabkan oleh : Perubahan kondisi saat ini selalu banyak mengalami perubahan, banyaknya persaingan akibat munculnya rumah sakit swasta baru, adanya alat-alat canggih yang baru, adanya peraturan baru dan sebagainya. 2. meminimalkan kegagalan 3. meminimumkan biaya 4. mengantisipasi kompleksitas dari organisasi Macam-macam pengendalian atau pengawasan : a. Pengendalian Pendahuluan (Preliminary Control) Pengendalian ini terpusat pada masalah mencegah timbulnya deviasi dari penggunaan sumber daya, baik SDM, material / bahan ataupun dana / keuangan. Sumber daya ini sudah harus ditentukan kualitas maupun kuantitasnya, biasanya dalam bentuk anggaran yang ditentukan. b. Pengendalian Pada Saat Pekerjaan Berlangsung (Concurrent Control) Pengendalian ini dengan cara memonitor pekerjaan yang berlangsung guna memastikan sasaran- sasaran tercapai. Pengendalian disini adalah pengawasan lini dari manajer masing-masing untuk mengawasi bawahannya agar bekerja sesuai dengan yang telah ditentukan. c. Pengendalian Feedback (Feedback Control) Pengendalian ini disebut juga pengendalian purna tindakan, yaitu mengontrol atau menilai hasil- hasil dari suatu tindakan yang telah diselesaikan. Bila didapatkan penyimpangan maka akan dijadikan pelajaran untuk kegiatan yang sama dimasa yang mendatang. Data untuk pengendalian purna tindakan ini juga bisa dipakai untuk pengukuran prestasi dalam rangka pemberian gaji atau bonus pada karyawan. 2. Proses Pengawasan Hal ini berkaiatan dengan komunikasi antara atasan kepada bawahannya. Beberapa Gejala yang memerlukan Pengawasan - Terjadi penurunan pendapatan atau profit, namun tidak begitu jelas faktor penyebabnya - Penurunan kualitas pelayanan (teridentifikasi dari adanya keluhan pelanggan) - Ketidakpuasan pegawai (teridentifikasi dari adanya keluhan pegawai, produktifitas kerja yang menurun, dan lain sebagainya) - Berkurangnya kas perusahaan - Banyaknya pegawai atau pekerja yang menganggur - Tidak terorganisasinya setiap pekerjaan dengan baik - Biaya yang melebihi anggaran - Adanya penghamburan dan inefisiens Hal ini berkaiatan dengan komunikasi antara atasan kepada bawahannya. Beberapa Gejala yang memerlukan Pengawasan - Terjadi penurunan pendapatan atau profit, namun tidak begitu jelas faktor penyebabnya - Penurunan kualitas pelayanan (teridentifikasi dari adanya keluhan pelanggan) - Ketidakpuasan pegawai (teridentifikasi dari adanya keluhan pegawai, produktifitas kerja yang menurun, dan lain sebagainya) - Berkurangnya kas perusahaan - Banyaknya pegawai atau pekerja yang menganggur - Tidak terorganisasinya setiap pekerjaan dengan baik - Biaya yang melebihi anggaran - Adanya penghamburan dan inefisiensi 1. Audit Personalia Definisi Audit Personalia adalah mengevaluasi kegiatan-kegiatan personalia yang dilakukan dalam suatu organisasi. Hasil dari audit tersebut dapat memberikan umpan balik tentang fungsi personalia bagi para manajer operasional dan departemen personalia Mengurangi biaya-biaya sumberdaya manusia melalui prosedur-prosedur personalia yang lebih efektif Menyelesaikan keluhan-keluhan lama dengan aturan-aturan legal Meningkatkan kesediaan untuk menerima perubahan-perubahan yang diperlukan dalam departemen personalia Memberikan tinjauan terhadap system informasi departemen Tujuan audit personalia adalah mengevaluasi kegiatan-kegiatan personalia dengan maksud untuk: Menilai efektivitas Mengenali aspek-aspek yang masih dapat diperbaiki Mempelajari aspek-aspek tersebut secara mendalam Menujukkan kemungkinan perbaikan,dan membuat rekomendasi untuk pelaksanaan perbaikan- perbaikan tersebut Mengurangi biaya-biaya sumberdaya manusia melalui prosedur-prosedur personalia yang lebih efektif Menyelesaikan keluhan-keluhan lama dengan aturan-aturan legal Meningkatkan kesediaan untuk menerima perubahan-perubahan yang diperlukan dalam departemen personalia Memberikan tinjauan terhadap system informasi departemen Tujuan audit personalia adalah mengevaluasi kegiatan-kegiatan personalia dengan maksud untuk: Menilai efektivitas Mengenali aspek-aspek yang masih dapat diperbaiki Mempelajari aspek-aspek tersebut secara mendalam Menujukkan kemungkinan perbaikan,dan membuat rekomendasi untuk pelaksanaan perbaikan- perbaikan tersebut Ruang Lingkup Audit Personalia a. Audit Fungsi Personalia Adalah mereview kerja departemen personalia dalam bidang yang mencakup audit fungsi personalia. b. Tugas tim audit : 6) Mengembangkan rencana tindakan koreksi terhadap kesalahan-kesalahan dalam sasaran,kebijaksanaan dan prosedur 7) Melaksanakan tindak lanjut untuk memastikan apakah masalah-masalah temuan audit telah dipecahkan Audit Pelaksanaan Manajerial Adalah mereview pelakasaan berbagai kebijaksanaan dan prosedur personalia yang dilakukan oleh para manajer. Audit Kepuasaan Karyawan Adalah mereview dan memenuhi kebutuhan karyawan yang berkaitan dengan menambah motivasi kerja para karyawan dalam peningkatan produktivitas. Pendekatan-pendekatan riset untuk audit Terdapat lima pendekatan riset personalia yang dapat diterapkan untuk melakukan audit 6) Mengembangkan rencana tindakan koreksi terhadap kesalahan-kesalahan dalam sasaran,kebijaksanaan dan prosedur 7) Melaksanakan tindak lanjut untuk memastikan apakah masalah-masalah temuan audit telah dipecahkan Audit Pelaksanaan Manajerial Adalah mereview pelakasaan berbagai kebijaksanaan dan prosedur personalia yang dilakukan oleh para manajer. Audit Kepuasaan Karyawan Adalah mereview dan memenuhi kebutuhan karyawan yang berkaitan dengan menambah motivasi kerja para karyawan dalam peningkatan produktivitas. Pendekatan-pendekatan riset untuk audit Terdapat lima pendekatan riset personalia yang dapat diterapkan untuk melakukan audit : Pendekatan komparatif Pendekatan ini digunakan untuk membandingkan hasil-hasil pekerjaan antara perusahaan dengan perusahaan lain atau antar divisi, untuk menemukan bidang-bidang pelaksanaan kerja yang buruk. Pendekatan wewenang dari luar (outside authority approach) Pendekatan ini menggantungkan pada penemuan-penemuan oleh ahli atau konsultan dari luar perusahaan, sebagai satandar untuk mengevaluasi kegiatan-kegiatan atau program-program. Dengan pendekatan ini tim audit dapat membandingkan hasil-hasil kegiatan personalia dengan tujuan-yujuan yang telah ditetapkan. Bidang-bidang pelaksanaan kerja yang buruk dapat dideteksi dan dilaporkan. Tidak ada pendekatan audit di atas yang dapat diterapkan pada semua bagian menejemen personalia. Pada umumnya,tim-tim audit menggunakan beberapa strategi tersebut tergantung pada kegiatan=kegiatan personalia tertentu yang akan dievaluasi. Peralatan-peralatan riset personalia Wawanacara (Interview) Wawanacara dengan para karyawan dan manajer merupakan salah satu sumber informasi mengenai kegiatan-kegiatan personalia. Kuesioner dan Survei Kuesioner dapat memberikan jawaban-jawaban yang lebih bebas dan jujur daripada wawancara face to face. Analisa catatan Analisa catatan mereview kegiatan para pekerja dengan dokumen yang ada Contohnya : Analisa catatan tingkat absensi, Catatan-catatan keamanan dan eksehatan karyawan dsb Informasi Eksternal Sumber informasi eksternal : kantor-kantor tenaga kerja,pemerintah,asosiasi industri dan profeional,hasil riset universitas atau lembaga konsultan, dan perusahaan-perusahaan pesaing Laporan audit terdiri dari : - Laporan untuk Manajer Operasi - Laporan untuk Manajer dalam Departemen Personalia - Laporan untuk Manajer Personalia 1. Pengendalian atau Pengawasan Keuangan Tujuan pengendalian keuangan adalah agar pendapatan (revenue) paling sedikit sama atau lebih besar dari biaya (cost) yang telah dikeluarkan organisasi saat beroperasi. Pengendalian atau pengawasan keuangan dalam organisasi sangatlah diperlukan agar biaya yang dikeluarkan dapat dimanfaatkan seefektif dan seefesien mungkin demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan .Oleh sebab itu organisasi pertama-tama membuat perencanaan keuangan atau anggaran Anggaran adalah rencana kerja yang dijabarkan dalam bentuk uang. Sebuah anggaran,menunjukkan, penerimaan (penghasilan) atau laba yang direncanakan dalam kurun waktu tertentu. Anggaran di samping sebagai perencanaan juga merupakan bagian dari program pengendalian organisasi. a. Anggaran dibagi menjadi dua : Anggaran Rutin (anggaran operasional a. Anggaran dibagi menjadi dua : Anggaran Rutin (anggaran operasional) Yaitu : Biaya-biaya yang dipergunakan untuk mempertahankan rumah tangga supay Contoh : Penambahan jumlah kamar rawat inap Pengendalian anggaran dapat dilaksanakan dengan melihat Realisasi, apakah realisasinya melebihi anggaran (over) atau kurang dari anggaran (under). Untuk pengendalian anggaran harus diusahakan agar jangan sampai realisasi terlalu over atau under. Realisasi anggaran yang over atau under masih dapat ditolerir bila kelebihan atau kekurangannya berkisar 10-25%. Sehingga secara total realisasi dari anggaran tidak boleh terlalu menyimpang dari anggaran yang sudah direncanakan. Pengawasan di Bagian Keuangan Analisis Laporan Keuangan (Financial Statement Analysis) Manajemen Kas (Cash Management) Pengelolaan Biaya (Cost Control) Sumber: Handoko, T. Hani. Manajemen Personalia & Sumberdaya Manusia,cetakan keenambelas.BFE.Yogyakarta. 2008 Adikoesoemo,Suparto. Manajemen Rumah Sakit. Pustaka Sinar Harapan.Jakarta.2003
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional