Anda di halaman 1dari 30

Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21

PERTEMUAN 6
Kompetensi Dasar

3.5 Menganalisis data pembuatan SPT Pajak


Penghasilan (PPh) Pasal 21

4.5 Melakukan perhitungan Pajak Penghasilan (PPh)


Pasal 21
Yang Akan Dipelajari Hari ini:

• Definisi PPh • Penerima • Penerima • Objek PPh • Bukan Objek


Pasal 21 Penghasilan Penghasilan Pasal 21 PPh Pasal 21
yang Dipotong yang Tidak
PPh Pasal 21 Dipoong PPh
Pasal 21

1 2 3 4 5
• Pemotong PPh • Penghitungan
Pasal 21 PPh Pasal 21

6 7
PPh Pasal 21
pajak atas penghasilan berupa gaji, upah honorarium, tunjangan dan
pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan
dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang
pribadi subjek dalam negeri
Pegawai
Tenaga ahli yang melakukan
Penerima Pesangon, pekerjaan bebas: akuntan,
Pensiun, Tunjangan pengacara, arsitek
Hari Tua
Pemain musik, pembawa acara
Penerima Bukan pegawai
Penghasilan yang
Dipotong PPh Pasal Olahragawan
21

dll

Peserta lomba
WP yang ikut
kegiatan
Peserta rapat
Perwakilan Pejabat
Diplomatik
Penerima Penghasilan
yang Tidak Dipotong
PPh Pasal 21
Perwakilan Organisasi
Internasional
Penghasilan pegawai tetap

Penghasilan yang diperoleh penerima pensiun

Penghasilan dari pemutusan kerja


Objek PPh
Pasal 21
Penghasilan pegawai tidak tetap

Imbalan kepada non pegawai

Imbalan peserta kegiatan


Pembayaran Santunan

Penerimaan natura

Bukan Objek
Iuran Pensiun
PPh Pasal 21

Zakat

Beasiswa
Pemberi kerja

Bendahara pemerintah

Badan yang membayarkan dana


Pemotong PPh Pasal 21
pensiun

Pembayar honorarium

Penyelenggara kegiatan
PPh
Pasal
21
Penghitungan PPh Pasal 21
Biaya Pengurang Penghasilan

5% dari penghasilan bruto.


Biaya Jabatan
Maksimal 6 juta/tahun
Biaya Pengurang
Penghasilan
5% dari penghasilan bruto.
Biaya Pensiun
Maksimal 2,4 juta/tahun
Tarif Pajak (Pasal 17 UU No. 36 Tahun 2008)

Tarif
Lapisan Penghasilan Kena Pajak (PKP)
Pajak
Sampai dengan Rp50.000.000 5%
Di atas Rp50.000.000-Rp250.000.000 15%
Di atas Rp250.000.000-Rp 500.000.000 25%
Di atas Rp 500.000.000 30%
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Per tahun 2016--sekarang

PTKP Pria/Wanita Lajang


TK/0 Rp 54.000.000
TK/1 Rp 58.500.000
TK/2 Rp 63.000.000
TK/3 Rp 67.500.000
Contoh Soal
Diketahui PKP untuk tahun 2016 adalah sebagai
PTKP Pria/Wanita Lajang
berikut.
TK/0 Rp 54.000.000
TK/1 Rp 58.500.000
TK/2 Rp 63.000.000
TK/3 Rp 67.500.000

Diketahui Tuan Wein seorang WPDN-OP dengan


penghasilan neto pada tahun 2017 sebesar
Rp100.000.000. Tuan Wein sudah menikah dan
memiliki 2 orang anak. Berapakah PPh terutang Tuan
Wein? (tanpa memperhitungkan biaya jabatan dan
iuran asuransi)
Diketahui PKP untuk tahun 2016 adalah sebagai
PTKP Pria/Wanita Lajang
berikut.
TK/0 Rp 54.000.000
TK/1 Rp 58.500.000
TK/2 Rp 63.000.000
TK/3 Rp 67.500.000

Diketahui Tuan Wein seorang WPDN-OP dengan


penghasilan bruto pada tahun 2017 sebesar
Rp100.000.000. Tuan Wein sudah menikah dan
memiliki 2 orang anak. Berapakah PPh terutang Tuan
Wein?
Latihan Soal
1
Pada tahun 2017 Randi bekerja sebagai pegawai
tetap PT Chandra Kirana dengan menerima gai yang
dibayar setiap bulan sebesar Rp5.000.000. Randi
diketahui belum menikah.
Berdasarkan informasi tersebut, hitunglah pajak
setiap bulan yang dibayar Randi!
2
Pada tahun 2017 Roni bekerja di PT Gembira dengan
memperoleh gaji seblan Rp6.000.000 dan membayar
iuran pensiun Rp200.000. Roni sudah menikah ,
tetapi belum mempunyai anak. Perhitungkan PPh
Pasal 21 bulan Januari!
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21
PERTEMUAN 7
Unsur-unsur Penambah Penghasilan
Gaji Pokok
Penghasilan Rutin
Tunjangan

Bonus

Penghasilan Tidak Rutin Tunjangan Hari Raya

Upah Lembur

Jaminan Kecelakaan Kerja


Unsur Penambah (JKK)
Iuran BPJS atau Premi
yang Dibayarkan Jaminan Kematian 0,30 % dari upah
Perusahaan

5% dari upah,yaitu 4%
Tunjangan PPh Pasal 21 Jaminan Kesehatan dibayar pemberi kerja dan
1% dibayar pegawai

Tunjangan BPJS yang


dibayarkan perusahaan
Kelompok I: Tingkat
Resiko Sangat Rendah 0,24%

Kelompok II: Tingkat


Resiko Rendah 0,54%
Jaminan
Kelompok III: Tingkat
Kecelakaan Resiko Sedang 0,89%
Kerja
Kelompok IV: Tingkat
Resiko Tinggi 1,27%

Kelompok V: Tingkat
Resiko Sangat Tinggi 1,74%
Unsur-unsur Pengurang Penghasilan

Biaya Jabatan

Unsur Iuran Pensiun Jaminan Hari Tua


3,7% ditanggung oleh
perusahaan, 2% oleh
Pengurang karyawan

3%, dimana 2% oleh


Iuran BPJS yang
Jaminan Pensiun pemberi kerja dan 1%
Dibayarkan Karyawan
oleh karyawan

Jaminan Kesehatan 1% oleh karyawan


Contoh Perhitungan
Rika seorang karyawan dengan status menikah dan mempunyai tiga anak. Rika
bekerja pada PT Abadi Selamat. Suami Rika merupakan seorang Pegawai Negeri
Sipil di Dinas Kesehatan Kabupaten Malang. Rika menerima gaji Rp3.000.000
sebulan. PT Abadi Selamat mengikuti program pensiun dari BPJS Kesehatan.
Perusahaan membayar iuran pensiun kepada dana pensiun yang pendiriannya
telah disahkan oleh Menteri Keuangan sebesar Rp40.000 sebulan. Rika juga
membayar iuran pensiun sebesar Rp30.000 sebulan. Di samping itu, perusahaan
membayarkan iuran Jaminan Hari Tua karyawannya setiap bulan sebesar 3,7%
dari gaji,sedangkan Rika membayar iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar
2,00% dari gaji. Premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian
dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing sebesar 0,24% dan
0,30% dari gaji. Pada bulan Juli 2017 di samping menerima pembayaran gaji
Rika juga menerima uang lembur (overtime) sebesar Rp2.000.000.

Hitunglah PPh Pasal 21 Rika pada bulan Juli2017!


Latihan Soal
1
Armini seorang karyawan dengan status menikah dan mempunyai tiga anak.
Armini bekerja pada PT Abadi Selamanya. Suami Armini merupakan seorang
Pegawai Negeri Sipil di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang. Armini menerima
gaji Rp5.000.000 sebulan. PT Abadi Selamanya mengikuti program pensiun dari
BPJS Kesehatan. Perusahaan membayar iuran pensiun kepada dana pensiun
yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan sebesar Rp70.000
sebulan. Armini juga membayar iuran pensiun sebesar Rp100.000 sebulan. Di
samping itu, perusahaan membayarkan iuran Jaminan Hari Tua karyawannya
setiap bulan sebesar 3,7% dari gaji,sedangkan Armini membayar iuran Jaminan
Hari Tua setiap bulan sebesar 2,00% dari gaji. Premi Jaminan Kecelakaan Kerja
dan Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-
masing sebesar 0,24% dan 0,30% dari gaji. Pada bulan September 2017 di
samping menerima pembayaran gaji Armini juga menerima uang lembur
(overtime) sebesar Rp3.000.000.

Hitunglah PPh Pasal 21 Armini pada bulan September 2017!


2
Lukman seorang karyawan dengan status menikah dan mempunyai tiga anak.
Lukman bekerja pada PT Bintang. Istri Lukman merupakan seorang ibu rumah
tangga. Lukman menerima gaji Rp5.500.000 sebulan. PT Bintang mengikuti
program pensiun dari BPJS Kesehatan. Perusahaan membayar iuran pensiun
kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan
sebesar Rp70.000 sebulan. Lukman juga membayar iuran pensiun sebesar
Rp100.000 sebulan. Di samping itu, perusahaan membayarkan iuran Jaminan
Hari Tua karyawannya setiap bulan sebesar 3,7% dari gaji,sedangkan Lukman
membayar iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 2,00% dari gaji. Premi
Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja
dengan jumlah masing-masing sebesar 0,24% dan 0,30% dari gaji. Pada bulan
Agustus 2017 di samping menerima pembayaran gaji Lukman juga menerima
uang lembur (overtime) sebesar Rp3.000.000.

Hitunglah PPh Pasal 21 Lukman pada bulan Agustus 2017!


3
Adit bekerja di PT Karya Merdeka sejak tahun 2016 berstatus menikah dan
mempunyai anak 1. Pada Agustus 2017 Adit mengundurkan diri dari PT Karya
Merdeka. Gaji Adit setiap bulan adalah Rp10.000.000, mendapat tunjangan
BPJS Ketenagakerjaan, JKK, JKM, dan JHT sebesar 0,24%, 0,30% dan 3,70%
dari gaji pokok. Adit membayar JHT sebesar 2% dari gaji pokok.

Berapa PPh 21 Adit selama tahun 2017 selama di PT Karya Merdeka?


4
Andi sudah menikah tanpa anak, merupakan pegawai Dwikarya di mana ia
memperoleh gaji sebulan Rp6.000.000. PT Dwikarya sendiri mengikuti program
Jamsostek , premi JKK dan premi Jaminan Kematian yang dibayar pemberi kerja
dengan jumlah masing-masing 0,50% dan 0,30% dari gaji. Selain itu, PT
Dwikarya juga menangggung iuran JHT setiap bulan sebesr 3,70% dari gaji
sedangkan Andi membayar iuran JHT sebesar Rp2,00% dari gaji setiap bulan.
Di samping itu PT Dwikarya mengikuti program pensiun untuk pegawainya di
mana pembayarannya setiap bulan sebesar Rp100.000. sedangkan Andi
membayar iuran pensiun sebesar Rp50.000. Pada bulan Juli 2017, Budi hanya
menerima pembayaran berupa gaji.

Berapa PPh Pasal 21 bulan Juli?

Anda mungkin juga menyukai