Anda di halaman 1dari 3

ITIK YANG BURUK RUPA

Pada suatu musim panas yang cerah, terdapat induk itik yang sedang
mengerami kelima telurnya di bawah pohon. Tiba-tiba ia menyadari bahwa salah
satu telurnya berbeda dari telur yang lain.Meskipun sedikit khawatir, dia menunggu
mereka untuk menetas.Kemudian pada suatu pagi, satu demi satu telur itik mulai
menetas.

"peep...peep..." bunyi anak-anak itik. Anak-anak itik mengeluarkan kepala mereka ke


dunia. Namun, semuanya menetas kecuali satu telur.

"Ohh... anak-anakku yang manis. Aku sungguh induk yang beruntung! Tapi apa yang
terjadi dengan telur yang kelima?" tanya induk itik.Induk itik mulai merasa khawatir.

"Telur terakhir ini memakan waktu yang sangat lama," katanya sambil melihat telur
yang belum menetas.

Kemudian, induk itik tersebut mulai duduk di atas telur yang belum menetas dan
memberikan semua kehangatannya.

"Ini akan menjadi anak itik yang sangat manis, karena telur ini lama sekali menetas,"
harap induk itik.Di pagi yang cerah, telur terakhir menetas, keluarlah seekor itik buruk
rupa yang berwarna abu-abu.

"peep...peep..." bunyi itik kelima. Anak itik ini berbeda dengan saudara-saudara yang
lainnya. Dia sangat besar dan juga buruk rupa.

"peep...peep..." bunyi itik kelima.

"Tidak ada anak itikku yang seperti itu. Yang satu ini sedikit.......jelek" kata induk itik.

Induk itik terkejut melihatnya dan sampai merasa sedih. Induk itik berharap suatu
hari nanti, itik kelimanya akan tumbuh seperti saudara-saudaranya.Tapi hari demi
hari berlalu, dan anak itu itu tetap buruk rupa. Bahkan semua saudaranya selalu
mengejek itik kelima tersebut, dan mereka tidak mau bermain dengannya.Ia tumbuh
dengan warna bulu yang berbeda dari yang lainnya, dan ukurannya pun lebih cepat
besar dari saudaranya. Anak itik tersebut pun menjadi sangat sedih.

"Kau itik yang jelek!" kata itik pertama.

"Huhu lihatlah itik kecil yang jelek ini" ejek itik kedua.
"Iya pergi kau, kau begitu jelek!" ujar itik ketiga.

"Kami tidak akan bermain dengan kamu. Dasar itik yang jelek!" ujar itik keempat.
Mereka kemudian menertawainya, dan anak itik yang buruk rupa sangat merasa
sedih.

Anak itik yang kelima ini kemudian pergi menuju kolam dan melihat bayangan
wajahnya di air.

"Tidak ada yang menyukaiku. Aku sangat jelek" kata itik buruk rupa yang merasa
sedih. Anak itik buruk rupa ini kemudian memutuskan untuk
meninggalkankeluarganya dan pergi ke dalam hutan.Ia kemudian berkelana sendiri di
tengah hutan.

Musim dingin akan segera tiba, salju mulai turun dan bertebaran di mana-mana.
Anak itik ini mulai merasa sedih dan menggigil kedinginan. Ia tidak menemukan
makanan atau tempat yang hangat. Akhirnya ia kembali ke keluarganya. Namun
mereka menolaknya.

"Kau seekor itik jelek" kata salah satu anak itik.

"Siapa anak itik yang jelek ini?" tanya induknya. Itik buruk rupa tersebut kemudian
pergi dan tinggal di kandang ayam. Tapi anak-anak ayam itu mematukinya dengan
paruh, sehingga ia segera pergi.

Sambil berjalan menyusuri hutan, Itik buruk rupa ini kemudian berjumpa dengan
seekor anjing.

"Guk! Guk!" Anjing itu melihatnya dan segera pergi meninggalkan sang itik
sendirian.Anak itik tersebut berpikir sendiri,

"Aku sangat jelek, bahkan anjing itu tidak mau memakanku" kata anak itik yang
bersedih. Itik ini kemudian berjalan menyusuri ke dalam hutan lagi. Dan di sana sang
itik bertemu dengan pak tani.

Petani tersebut menyukai itik buruk rupa dan membawanya pulang bertemu istri dan
anaknya.Sayangnya, di sana itik buruk rupa bertemu dengan seekor kucing
peliharaan keluarga petani.Mereka mulai bertengkar sehingga itik memutuskan pergi
dari rumah tersebut.

Seiring berjalannya waktu, musim dingin akan berganti menjadi musim semi,
semuanya terlihat segar dan kembali hijau. Itik buruk rupa itu masih berjalan dan
terus berjalan. Ia berjuang untuk bertahan hidup, mencari makan ke sana dan ke
sini.Tak terasa, tubuhnya semakin besar dan bulu yang dimilikinya pun semakin
indah.

Itik buruk rupa kemudian melihat sungai, ia sangat bahagia karena melihat air lagi. Ini
merupakan hal yang sudah lama tak ia hampiri.Ia kemudian mendekat ke sungai, dan
melihat ada angsa yang sangat menawan sedang berenang di sungai. Itik ini
kemudian terpikat oleh pesona angsa tersebut.

Namun, anak itik buruk rupa ini malu dengan dirinya sendiri hingga menundukkan
kepalanya sangat rendah.Saat ia menunduk, itik buruk rupa ini melihat bayangannya
sendiri di pantulan air dan ia merasa heran.

Dia tidak lagi menjadi seekor itik buruk rupa. Itik yang dibenci semua binatang ini
telah berubah menjadi seekor angsa yang tampan dan menawan.Sekarang ia
menyadari, mengapa ia terlihat berbeda dengan saudara-saudaranya. Karena ia
adalah seekor angsa, dan saudaranya adalah itik. Menyadari dirinya adalah seekor
angsa, maka ia terus memandangi tubuhnya dari pantulan air.Angsa sabar ini
akhirnya menikah dengan angsa betina yang menawan dan dicintainya, lalu mereka
hidup bahagia untuk selamanya.

Dongeng klasik ini mengajarkan anak agar tidak pernah menghina dan menganggap
rendah orang lain. Karena setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihannya
masing-masing.

Bisa jadi apa yang kita anggap jelek justru membawa kebaikan untuk kita. Begitu pun
sebaliknya, jika kita merendahkan orang lain, apa yang kita sombongkan bisa jadi
kekurangan yang sebenarnya kita tak sadari.

Anda mungkin juga menyukai