Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PENELITIAN

KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS PEMANFAATAN


ALIRAN SUNGAI OOT DI DESA TAMBLANG-BULELENG
SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO

Tim Peneliti:

Ir. Made Suarda, M.Eng.


Dewa Ngakan Ketut Putra Negara, ST,MSc.
I Ketut Astawa, ST,MT.
Si Putu Gede Gunawan Tista, ST,MT.

Dibiayai dari Dana DIPA Universitas Udayana


Tahun Anggaran 2008 dengan Surat Perjanjian Kerja
Nomor 2055a/H14/PL/2008
Tanggal 2 Juni 2008

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
Tahun 2008

1
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR

1. Judul : Kajian Teknis dan Ekonomis Pemanfatan


Aliran S ungai Oot di Desa Tamblang-
Buleleng Sebagai Pembangkit Listrik Tenaga
Mikro Hidro
2. Ketua Peneliti
a. Nama : Ir. Made S uarda, M.Eng.
b. Jenis Kelamin : Pria
c. Pangkat / Golongan : Penata/III.c
d. NIP : 131 882 090
e. Jabatan Sekarang : Lektor
f. Fakultas/Jur/Pusat Penelitian : Teknik/Teknik M esin/Lemlit UNUD
g. Alamat Kantor/Telp/email : Teknik M esin Kampus Bukit Jimbaran,
(0361)703321, made.suarda@me.unud.ac.id
h. Alamat Rumah : Jln. Tukad Banyupoh, Gg V No 12 Denpasar
Tlp. (0361)255556, Hp.081916696222
3. Perguruan Tinggi : Universitas Udayana

4. Jangka Waktu Penelitian : 10 bulan


a. Biaya yang diajukan : Rp. 25.000.000,-
b. Biaya dari instansi lain : -
Total biaya : Rp. 25.000.000,-

Bukit Jimbaran, 31 Oktober 2008


M engetahui,
Dekan Fakultas Teknik Ketua Peneliti

( Prof. Ir. I Wayan Redana,M ASc,Ph.D) (Ir. M ade Suarda, M .Eng.)


NIP. 131 624 856 NIP. 131 882 090

M engetahui
Ketua Lembaga Penelitian
Universitas Udayana

(Prof. Dr. Ir. I Gede M ahardika,M S)


NIP. 131 480 117

2
KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS PEMANFAATAN
ALIRAN S UNGAI OOT DI DES A TAMBLANG-BULELENG S EBAGAI
PEMBANGKIT LIS TRIK TENAGA MIKRO HIDRO

Ir. Made Suarda, M.Eng.


Dewa Ngakan Ketut Putra Negara, ST ,MSc.
I Ketut Astawa, ST ,MT .
Si Putu Gede Gunawan T ista, ST ,MT .

ABSTRAK

Konsumsi energi khususnya energi listrik terus meningkat sejalan dengan laju
pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk yang menyebabkan masalah
penyediaan energi di masa datang. Untuk merespon kondisi keenergian tersebut, perlu
dikembangkan pemanfaatan sistem energi terbarukan yang memiliki potensi yang
sangat besar untuk dikembangkan. Salah satu jenis sumberdaya energi terbarukan yang
termasuk dalam energi hijau adalah energi air (hydropower) yang dalam skala sangat
kecil disebut microhydro (5 kW – 1 M W). Sistem Pembangkit Listrik Tenaga M ikro
Hidro (PLTM H) bekerja dengan memanfaatkan suatu aliran sungai yang memiliki debit
dan beda ketinggian (head). Salah satu sungai yang memenuhi kondisi ini adalah Sungai
Oot di Desa Tamblang- Buleleng.
Untuk mengkaji lebih lanjut diperlukan kajian baik secara teknis maupun
ekonomis. Analisa tehnis dilakukan dengan melakukan pengukuran debit aliran, head
dan selanjutnya perhitungan potensi daya bangkitan, pemilihan turbin, generator dan
siatem control yang sesuai. Sedangkan analisa ekonomis dilakukan dengan menghitung
estimasi biaya untuk pembangunan PLTM H, serta dengan Net Present Value (NPV)
analisis dikaji apakah PLTM H ini layak dikembangkan atau tidak.
Dari kajian yang dilakukan, aliran sungai ini berpotensi dikembangkan sebagai
PLTM H dengan daya bangkitan sekitar 13,5 kW.Jenis turbin yang sesuai digunakan
adalah jenis turbin Crossflow. Sedangkan generator yang sesuai adalah jenis generator
sinkron. Sebuah Induction Generator Controller (IGC) diperlukan untuk menjaga
tegangan keluar generator tetap konstan. Analisis NPV menunjukkan PLTM H ini layak
dikembangkan karena NPV bernilai positif, dengan dengan BEP sekitar Rp.208,52 per
kWh masih lebih murah dari harga per kWh PLN untuk tarif ‘Bersinar’

Kata Kunci : Energi terbarukan, Pembangkit Listrik Tenaga M ikro Hidro, NPV analisis.

3
TECHNICAL AND ECONOMICAL ANALYS IS
UTILITY OF OOT RIVER FLOW IN TAMBLANG VILAGE – BULELENG
AS MICRO HIDROPOWER

Ir. Made Suarda, M.Eng.


Dewa Ngakan Ketut Putra Negara, ST ,MSc.
I Ketut Astawa, ST ,MT .
Si Putu Gede Gunawan T ista, ST ,MT .

ABSTRACT

Energy consumption specially electric energy is continously increasing as


economic growth rate and population will be a serius problem in providing of energi in
future. In order to respond that energy condition, it is needed to develop reneweble
energy system. One of reneweble energy which constitute green energy is M icro-
Hydropower (5 kW – 1 M W). M icro-Hydropower (PLTM H) works by use of river
flow that has debit and head. One of river that fulfil this requirement is Oot River
located in Tamblang Vilage – Buleleng.
In order to further analyze is needed technical and economical analysis.
Technical analysis is undertoken by measurement flow debit, head and calculation of
potential power, choise of turbin, generator and control system. On the other hand,
economical analysis is done by calculating cost estimation M icro-Hydropower and with
Net Present Value (NPV) is analyzed what a M icro-Hydropower is reasonable to be
develeloped or not.
From analysis to be done can be known that the Oot River flow has potency to
developed as M icro-Hydropower with output power is 13,5 kW. The type of turbin and
generator to be recomended are Crossflow Turbine and Sinkron Generator respectivelly.
A Induction Generator Controller (IGC) is nedeed to keep constan voltage out of
generator. NPV analysis show that this M icro-Hydropower is reasonable to be
developed with BEP is about Rp.208,52 per kWh, it is still ceaper than price per kWh
PLN for tariff ‘Bersinar’

Kata Kunci : Renewable energy, M icro-Hydropower, NPV analysis.

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Konsumsi energi khususnya energi listrik terus meningkat sejalan dengan laju
pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk yang menyebabkan masalah
penyediaan energi di masa datang. Untuk menjamin keamanan pasokan energi dalam
negeri dan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan, pemerintah
menetapkan Kebijakan Energi Nasional sebagai pedoman dalam Pengelolaan Energi
Nasional (Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2006). Tujuan dan
sasaran kebijakan energi nasional tersebut, salah satunya adalah terwujudnya energi
(primer) mix yang optimal pada tahun 2025, yaitu peranan energi baru dan terbarukan
khususnya: Biomassa, Nuklir, Tenaga Air Skala Kecil (Microhydro/Picohydro),
Tenaga Surya, dan Tenaga Angin menjadi lebih dari 5% (lima persen) terhadap
konsumsi energi nasional.

Untuk merespon kondisi keenergian tersebut, perlu dikembangkan pemanfaatan


sistem energi terbarukan yang memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan.
Salah satu jenis sumberdaya energi terbarukan yang termasuk dalam energi hijau adalah
energi air (hydropower) yang dalam skala sangat kecil disebut microhydro (5 kW – 1
M W) atau bahkan disebut picohydro (100 W – 5 kW). Kondisi air yang bisa
dimanfaatkan sebagai sumber daya (resources) penghasil listrik adalah memiliki
kapasitas aliran dan ketiggian tertentu dari instalasi. Semakin besar kapasitas aliran
maupun ketinggiannya dari istalasi maka semakin besar energi yang bisa dimanfaatkan
untuk menghasilkan energi listrik. M ikrohidro dibangun berdasarkan kenyataan bahwa
adanya air yang mengalir di suatu daerah dengan kapasitas dan ketinggian yang
memadai. Banyak orang beranggapan untuk membuat pembangkit listrik harus dari air
terjun alami, tidak selamanya demikian, beda tinggi (head) bisa diperoleh dengan
membuat intake dari sungai dan mengalirkannya pada posisi yang tepat sehingga
terbentuk ketinggian yang optimal. Instalasi pembangkit listrik mikrohidro
menggunakan sumber daya yang telah disediakan oleh alam dan ramah lingkungan.
Kabupaten Buleleng memiliki cukup banyak aliran sungai yang perlu dikaji
kemungkinan pengembangan PLTM H, salah satunya adalah aliran sungai Oot yang
terletak di Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng. Untuk mengetahui

5
apakah aliran sungai ini bisa dikembangkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga M ikro
Hidro (PLTM H) perlu dilakukan kajian baik baik kajian teknis maupun kajian
ekonomis. Kajian teknis meliputi survey hidrometri yaitu mengukur debit aliran sungai
dan survey topografi seperti pengukuran tinggi air jatuh (Head), pengukuran situasi
pada kedudukan bangunan Intake, rumah pembangkit (power house), jalur
pipa/penstock, dan kedudukan turbin terhadap titik terjunan yang akan diambil sebagai
pemutar turbin. Dari kedua survey ini selanjutnya dihitung aspek-aspek teknis yang
dibutuhkan untuk perencanaan dimensi-dimensi utama sistem PLTM H. Sedangkan
kajian ekonomis dilakukan menggunakan analisis Net Present Value (NPV) yaitu
analisa finansial untuk mengevaluasi suatu sistem layak untuk dikemabangkan atau
tidak.

1.2. Rumusan Masalah


Dari uraian di atas, masalah yang muncul adalah dari segi teknis dan ekonomis.
Secara teknis apakah aliran sungai Oot berpotensi dikembangkan sebagai PLTM H,
sedangkan secara ekonomis, apakah PLTM H ini layak untuk dikembangkan.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah aliran sungai Oot
berpotensi dikembangkan sebagai Pembangkit Lisrik Tenaga M ikro Hidro baik dari
aspek teknis maupun ekonomis, serta untuk mendapatkan gambaran mengenai aspek-
aspek teknis yang dibutuhkan untuk perencanaan dimensi utama sistem PLTM H dan
aspek ekonomis mengenai layak tidaknya sistem PLTM H tersebut dilaksanakan.

1.4. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat penelitian adalah dapat memberikan gambaran aspek teknis


dan ekonomis suatu system Pembangkit Lisrik Tenaga M ikro Hidro, menyusun rencana
teknis berupa gambar-gambar termasuk dimensi utama dan spesifikasinya yang
selanjutnya dapat dijadikan pedoman teknis dalam pelaksanaan konstruksi di kemudian
hari.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Dasar Mikro Hidro

2.1.2. Pengertian Umum

Aliran air dari suatu ketinggian tertentu memiliki energi potensial. Tenaga air
(hydropower) dihasilkan dengan mengubah energi aliran air dengan kincir air atau
turbin air menjadi tenaga mekanis yang berguna. Daya ini dapat dirubah menjadi tenaga
listrik dengan menggunakan generator listrik atau dapat digunakan langsung untuk
menggerakkan mesin penggiling, mesin gerinda dan lain sebagainya. Sistem
Pembangkit Listrik Tenaga M ikrohydro (PLTM H) memanfaatkan sumber daya air yang
relatif kecil yang sesuai untuk penggunaan secara perorangan atau sekelompok
masyarakat, yang tidak terhubung dengan jaringan listrik PLN.
Pemanfaatan aliran air sungai sebagai pembangkit mikro hidro masih sangat
sedikit yang telah dilakukan, untuk itu perlu digalakkan pelaksanaan kajian dan
implementasinya. Sebagai contoh implementasi konstruksi pembangkit listrik tenaga
mikro hidro yang telah ada adalah seperti terlihat pada gambar 2.1, yaitu PLTM H
Ciakar-Cianjur Jawa-Barat. Pada PLTM H ini head sumber airnya adalah 20 meter
dengan debit aliran air 400 liter/detik mampu menghasilkan daya listrik sebesar 40
kiloWatt.

Gambar 2.1. PLTM H Ciakar-Cianjur Jawa-Barat


Sumber: PT. Cihanjuang Inti Teknik, Jawa-Barat

7
2.1.3. Klasifikasi Hydropower

Pembangkit daya tenaga air (hydropower) dapat diklasifikasikan berdasarkan


besarnya daya yang dibangkitkan seperti pada Tabel 2.1. Pembangkit Listrik Tenaga
M ikro Hidro memiliki range daya listrik bangkitan dari 5 kW sampai 100 kW.

Tabel 2.1 Klasifikasi hydropower

Hydro Type S cale Applications

Large Hydro More than 100 MW Grid Connected


Medium Hydro 15 – 100 MW Grid Connected
Small Hydro 1 – 15 MW Grid Connected
Mini Hydro 100 kW – 1 MW Stand alone or Grid Connected
Micro Hydro 5 – 100 kW Stand alone, Remote Areas
Pico Hydro 100 W – 5 kW Stand alone, Remote Areas
Sumber : Ketjoy P.L.N., and Rakwichian W., 2004

2.1.4. Pemilihan Lokasi

Pembangkit Listrik Tenaga M ikro Hidro (PLTM H) pada dasarnya


memanfaatkan energi potensial air (jatuhan air). Semakin tinggi jatuhan air (head) maka
semakin besar energi potensial air yang dapat diubah menjadi energi listrik. Disamping
faktor geografis yang memungkinkan, tinggi jatuhan air (head) dapat pula diperoleh
dengan membendung aliran air sehingga permukaan air menjadi tinggi.

2.2. Komponen-komponen PLTMH

Skema sebuah sistem Pembangkit Listrik Tenaga M ikro Hidro ditunjukkan


seperti gambar 2.2. Terdapat beberapa komponen yang merupakan bagian penting dari
suatu sistem Pembangkit Listrik Tenaga M ikro Hidro (PLTM H), antara lain :

a. S umber Air (Water Supply)


Sumber aliran air penggerak turbin PLTM H dapat berupa mata air atau sungai.
Hal yang paling penting diperhatikan adalah debit sumber aliran air tersebut
kontinyu sepanjang tahun. M ata air merupakan sumber yang sangat baik karena
alirannya umumnya kontinyu sepanjang tahun dan airnya bersih sehingga kecil
kemungkinan tersumbatnya runner turbin. Dengan sumber air yang kontinyu
maka bangunan intake/reservoir/forebay tank yang dibutuhkan tidak perlu besar.

8
Gambar 2.2. Skema Instalasi PLTM H
Sumber : Ketjoy P.L.N., and Rakwichian W., 2004

b. Bangunan Intake / Forebay-Tank / Reservoir


Air dari suatu sumber dialirkan ke tangki/bendung untuk mengarahkan dan
mengatur aliran air ke bangunan intake. Bangunan intake didesain untuk
menjamin debit aliran air ke sistem microhydro sesuai dengan debit yang
dibutuhkan. Tergantung dari kualitas fisik air, suatu unit penyaring air berupa
graveltrap atau trashrack mungkin dibutuhkan dalam bangunan intake untuk
menghindari tersumbatnya turbin air pada sistem PLTM H. Demikian juga,
intake perlu dilengkapi dengan sistem pelimpah untuk menghindari berlebihnya
kapasitas air, serta dilengkapi dengan sistem penguras untuk sewaktu-waktu
membersihkan intake dari endapan yang terjadi dalam suatu periode tertentu.

c. Pipa Pesat atau Penstock Pipe


Pipa penstock digunakan untuk mengalirkan air dari bak intake ke turbin,
dimana energi potensial air dirubah menjadi energi kinetik untuk memutar
turbin. Ukuran dari pipa penstock tergantung dari besarnya debit air yang harus
dialirkan, semakin besar diameter pipa yang digunakan akan memperkecil head
losses yang terjadi namun capital costnya makin besar, dan sebaliknya semakin

9
kecil ukuran pipanya akan memperbesar head losses yang terjadi namun capital
costnya semakin kecil. Sebagai acuan dalam penentuan ukuran pipa adalah
bahwa kecepatan aliran air dalam pipa adalah berkisar antara 0,6 m/detik sampai
dengan 2,5 m/det.
d. Powerhouse dan Tailrace
Adalah bangunan yang digunakan untuk melindungi turbin, generator, dan unit
kontrol. Powerhouse bisa dibuat sederhana namun fondasinya harus solid.
Tailrace adalah adalah kanal untuk mengarahkan aliran air kembali ke saluran
irigasi/sungai untuk pemanfaatan lebih lanjut.

e. Turbin
Air yang mengalir mempunyai energi hidrolis yang dialirkan ke suatu turbin.
Turbin terdiri dari runner yang dihubungkan dengan poros adalah untuk
mengubah energi potensial air menjadi energi mekanis atau daya poros. Turbin
bisa dihubungkan langsung dengan generator atau melalui roda-gigi atau belt
dan pulley, tergantung pada putaran turbin yang dihasilkan dan putaran
generator yang harus diputar. Pemilihan jenis turbin terutama tergantung pada
head aliran airnya, seperti pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Pemilihan jenis turbin air berdasarkan head

Sumber : Natural Resources Canada, 2004, hal. 20

Pemilihan turbin yang benar merupakan bagian paling penting dalam mendesain
sistem microhydro, yang tergantung pada kondisi lapangan dimana turbin akan
dipasang, variasi head dan debit aliran dan kualitas airnya. Setiap jenis turbin
mempunyai efisiensi yang berbeda-beda seperti pada Tabel 2.3.

10
Tabel 2.3. Efisiensi turbin air

Sumber : Natural Resources Canada, 2004, hal. 20

f. Generator
Generator mengubah energi mekanik (putaran poros) menjadi energi listrik. Ada
dua tipe generator, yaitu generator synchronous dan asynchronous (umumnya
disebut induction generator). Generator sinkron adalah standar generator yang
digunakan dalam pembangkit daya listrik dan digunakan pada kebanyakan
power plant. Semua generator harus digerakkan pada putaran konstan untuk
mengahsilkan daya yang konstan pada frekuensi 50 Hz. Untuk microhydro
umumnya digunakan generator 4 kutub dengan putaran sekitar 1.500 rpm.
Generator sinkron mempunyai efisiensi antara 75% sampai dengan 90% pada
beban penuh, tergantung pada ukuran generatornya. Efisiensi generator induksi
berkisar 65% (pada beban sebagian) sampai dengan 75% (pada beban penuh).

g. Drive S ystems
Untuk menyesuaikan putaran generator dan turbin, pada umumnya pada sistem
microhydro dibutuhkan belt dan pulley atau gearbox. Beberapa drive-system
yang digunakan dalam sistem microhydro adalah:

 Direct drive
Digunakan jika putaran turbin sesuai dengan putaran yang dipersyaratkan
generator. Sistem ini sedikit membutuhkan pemeliharaan, efisiensinya tinggi
dan biayanya rendah.

11
 Belt dan pulley
Tipe ini umunya digunakan pada sistem microhydro, dan sistem ini tersedia
luas dipasaran.

 Gearbox
Tipe ini sesuai untuk sistem pembangkit yang besar. Kekurangan sistem ini
adalah pemeliharaan dan biayanya tinggi dan membutuhkan pelurusan/
alignment yang akurat.

h. Controller
Turbin air, demikian pula mesin diesel atau bensin, putarannya akan bervariasi
sesuai dengan beban yang diberikan. Variasi putaran ini akan sangat
mempengaruhi frekuensi dan tegangan output generator yang seharusnya dijaga
konstan. Untuk itu dibutuhkan suatu alat untuk mengatasi permasalahan
tersebut. Jaman dahulu, biasanya digunakan mechanical speed governor untuk
mengatur debit aliran air ke turbin sesuai dengan variasi beban. Namun
belakangan ini, Electronic Load Controller (ELC) telah dikembangkan untuk
mengatasi permasalahan tersebut pada sistem microhydro, seperti pada gambar
2.3. ELC ini didesain untuk mengatur daya output sistem microhydro pada
tegangan dan frekuensi yang konstan. Prinsip utamanya adalah kelebihan daya
yang tersedia akan diserap oleh ballast atau dump load untuk menjaga beban
total pada generator dan turbin konstan.

Gambar 2.3. Diagram generator, ELC dan beban


Sumber : Natural Resources Canada, 2004, hal. 24

i. Jaringan Transmisi/Distribusi
Jaringan transmisi/distribusi digunakan untuk menyalurkan energi listrik dari
generator ke rumah-rumah penduduk. Cara umum yang digunakan untuk
mentransmisikan energi listrik dari power house adalah dengan menggunakan

12
kabel listrik. Sistem microhydro pada umumnya adalah sistem satu-phase,
tergantung dari besar daya outputnya. Ukuran dan tipe kabel tergantung
besarnya Amphere listrik dan panjang kabel.

P
I = (1-phase) (2-1)
V . cosφ

P
I = (3-phase) (2-2)
3.V cos φ

dimana : I = Arus listrik (Amphere)

P = Daya listrik (Watt)

V = Tegangan listrik (Volt) = 220 Volt (untuk 1-phase)

= 380 Volt (untuk 3-phase)

Cos φ = 0,8 ~ 0,95

Sedangkan ukuran/diameter kabel dapat dihitung dengan persamaan:

3 .I.LK . cos φ
θK = (2-3)
ψ .∆V

dimana : θ K = Diameter kabel (mm2)

LK = Panjang kabel (m)

ψ = Konduktivitas jenis kabel

∆V = Drop voltage yang diijinkan (volt)

13
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat


Penelitian ini direncanakan berlangsung selama 8 bulan dan penelitian dilakukan
di Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng.
3.2. Alat
1. Altimeter, digunakan untuk mengukur elevasi ketingian jatuh air (head)
2. Current meter, digunakan untuk menentukan debit aliran sungai
3. M eteran, digunakan untuk menentukan panjang titik – titik pengukuran pada
sisi-sisi sungai.
3.3. Pelaksanaan Penelitian
3.3.1. Langkah-Langkah Penelitian

Adapun langkah-langkah penelitian digambarkan seperti skematik berikut:

Mulai

Survey Hidrometri Survey Topografi


(Debit aliran Q) (Head statis, Panjang pipa penstock)

Kecepatan Aliran Air Masuk Pipa Pengarah

Diameter Pipa Penyalur

Head Potensial Aliran

Daya Potensial Air

Pemilihan Jenis Turbin

Pemilihan G enerator

Daya Listrk yang Dihasilkan

Estimasi Biaya Istalasi PLTMH

Analisa Ekonomis

Kesimpulan

Selesai

14
Pengukuran Head
Head merupakan energi spesifik yang dinyatakan dalam satuan meter, dengan
kata lain adalah energi persatuan berat jenis fluida. Head yang diukur disini adalah head
statis yaitu berupa elevasi dari permukaan air sumber dan elevasi dari masing-masing
komponen PLTM H akan dipasang. Beberapa teknik pengukuran elevasi dan
perbandingannya dapat dijabarkan seperti pada Tabel 3.1. Pada penelitian ini metode
yang digunakan untuk mengukur head adalah dengan menggunakan altimeter.

Tabel 3.1 Perbandingan metode pengukuran head/elevasi

Sumber: Maher and Smith, 2001, hal. 7-2

3.3.2. Pengukuran Debit aliran sungai


Keakuratan pengukuran debit aliran sangat dipengaruhi oleh bentuk saluran
daripada aliran air tersebut. Debit air tersebut harus dapat menggambarkan debit aliran
sepanjang tahun, terutama debit di waktu-waktu kritis yaitu diakhir musim kemarau
yang merupakan waktu terbaik untuk mengukur debit aliran. Debit aliran diukur dengan
menggunakan current meter. Untuk mendapatkan data yang akurat maka akan
dilakukan pengukuran selama 5 bulan, setiap bulannya dilakukan sebanyak 5 kali
(Bulan I,II,III,IV), dan setiap pengukuran dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali.
Tabel 3.2. Tabel pengambilan data pengukuran
Pengambilan Data
Debit Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV Bulan V
1 1 1 1 1
Q
Pen g u la n g a n

2 2 2 2 2
(m 3/dt) 3 3 3 3 3

Rata-rata Rata-Rata Bulan 1 Rata-Rata Bulan II Rata-Rata Bulan III Rata-Rata Bulan IV Rata-Rata Bulan V

15
3.3. Perhitungan

A. Head
Head aliran air akan sangat menentukan tipe dari turbin air yang sesuai untuk
komponen PLTM H. Head total aliran adalah jumlah dari head statis dan head
dinamis aliran termasuk head losses yang terjadi sepanjang aliran dalam suatu
saluran/pipa.

p1 − p 2 v12 − v 22
H t = ( z1 − z2 ) + ( )+( ) + HL (3-1)
γ 2g
Dimana: z 1 = head statis/ elevasi permukaan air di bak intake (m)
z 2 = head statis/ elevasi permukaan air di bak tailrace (m)
p 1 = head statis tekanan air bak intake (N/m2)
p 2 = head statis tekanan air di bak tailrace (N/m2)
v1 = head dinamis kecepatan air di bak intake (m/det)
v2 = head dinamis kecepatan air keluar tailrace (m/det)
H t = head total aliran air (m)
H L = head losses total instalasi penstock/perpipaan sistem PLTM H (m)

B. Debit
Debit air pada suatu penampang aliran secara sederhana adalah perkalian antara luas
penampang basah dengan kecepatan aliran rata-rata pada penampang tersebut.
Seperti terlihat pada persamaan di bawah ini :
Q = A.V (3-2)
Dimana :
Q = debit air (m3/dt)
A = luas penampang basah (m2)
V = kecepatan aliran rata-rata (m/dt)

C. Pemilihan Jenis Turbin Mikro Hidro


Pemilihan turbin untuk lokasi tertentu tergantung pada karakteristik lokasinya, yaitu
head (tinggi air jatuh) seperti pada Tabel 3.3. Pemilihan turbin juga tergantung pada
kecepatan putar yang diinginkan oleh peralatan (beban) yang akan digerakkan oleh
turbin. Pertimbangan lainnya seperti apakah turbin diharapkan untuk menghasilkan

16
daya pada kondisi aliran sebagian/penuh juga memainkan peranan penting dalam
pemilihan. Semua turbin mempunyai karakteristik power – speed, yang cenderung
bekerja pada efisiensi optimal pada kecepatan-putar, kombinasi head dan kapasitas
aliran tertentu.
Tabel 3.3. Klasifikasi turbin air

T urbine High Head (more Medium Head (20 Low Head ( 5 to 20 Ultra-Low Head
Runner than 100 m/325 to 100 m/60 to 325 m/16 to 60 ft) (less than 5 m/16
ft) ft) ft)
Impulse Pelton T urgo Cross-flow T urgo Cross-flow Multi- Water Wheel
Multi-Jet Pelton Jet T urgo
Reaction - Francis Propeller Kaplan Propeller Kaplan
Pump-as-T urbin
Sumber : Natural Resources Canada, 2004

Secara umum hasil survey lapangan mendapatkan potensi pengembangan


PLTM H dengan tinggi jatuhan (head) 6 - 60 m. Adapun daerah operasi dari masing-
masing jenis turbin adalah seperti pada Tabel 3.4 dan Gambar 3.1.

Tabel 3.4. Daerah operasi turbin air

Jenis Turbin Variasi Head (m)


Kaplan dan Propeller 2 ~ 20
Francis 10 ~ 350
Pelton 50 ~ 1000
Crossflow 6 ~ 100
Turgo 50 ~ 250
Sumber : ESDM, www.energiterbarukan.net

Gambar 3.1. Grafik Aplikasi Turbin

17
D. Daya Potensial Air

Untuk dapat mengetahui daya potensial air dari suatu sumber adalah penting
untuk mengetahui kapasitas aliran (m3/det) dan head (m) yang tersedia. Daya ini akan
dirubah oleh turbin air menjadi daya mekanik. Daya teoritis yang tersedia adalah
[Dietzel, 1988] :

Pa = γQH (3-3)

G ambar 3.2. Bent uk energi p ada aliran air


Sumber: Frietz Dietzel, 1996, hal 4
Dimana :
Pa = Daya teoritis yang tersedia (Watt)
Q = Kapasitas aliran air (m3/det)
H = Head atau tinggi air jatuh (m)
γ = Berat jenis air (9.800 N/m3)

E. Daya Output Generator


Daya output Generator dihitung berdasarkan persamaan:
Pout = γQHη turbinη transmisiη generator (3-4)

Dimana:
η turbin = efisiensi turbin
η transmisi = efisiensi transmisi
η generator = efisiensi generator

18
3.4. Analisa ekonomis
Pada umumnya Net Present Value (NPV) digunakan sebagai analisa finansial
untuk mengevaluasi suatu sistem layak untuk dikemabangkan atau tidak. NPV investasi
suatu proyek adalah nilai sekarang dari seluruh pemasukan di masa yang akan datang
dikurangi nilai sekarang investasi dan seluruh pengeluaran di masa yang akan datang
seperti biaya operasional. Jika nilai NPV positif berarti proyek tersebut menarik untuk
dikembangkan.

A1 A2 A10

F1 F2 F10

Cost

A.[(1 + i ) n − 1 F
NPV = − − Cost (3-5)
n
i.(1 + i ) (1 + i ) n

19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengukuran Head

Dengan menggunakan altimeter diperoleh head yaitu perbedaan tinngi permukaan


air teratas dengan rencana tempat turbin adalah 6 m. Jarak antara reservoir dengan
rencana letak turbin adalah 13 m.

Rencana
letak reservoir

H =6 m


Rencana Gambar 4.1. Sungai oot
Letak turbin

4.2. Pengukuran debit aliran

Debit aliran merupakan perkalian kecepatan aliran air dengan luas penampang
basah. Kecepatan aliran diukur dengan current meter, sedangkan luas penampang
basah aliran adalah 0,32 m2 diambil dari area sungai yang memiliki panjang dan
lebar relatif konstan sepanjang 2 meter. Hasil pengukuran ditunjukkan di lampiran
1. Sedangkan debit aliran hasil perhitungan ditunjukkan pada tabel 4.1.

20
Tabel 4.1. Debit aliran sungai Oot selama 5 bulan

3
Debit Aliran (m /dt)
Minggu Pengulangan Bulan
Juni Juli Agustus September Oktober
1 0.54 0.512 0.580 0.560 0.500
I 2 0.6 0.59 0.572 0.542 0.512
3 0.61 0.600 0.602 0.542 0.456
1 0.580 0.560 0.512 0.512 0.5
II 2 0.572 0.572 0.564 0.562 0.45
3 0.602 0.563 0.580 0.591 0.490
1 0.512 0.556 0.59 0.560 0.512
III 2 0.592 0.564 0.546 0.572 0.468
3 0.640 0.572 0.560 0.560 0.542
1 0.572 0.602 0.572 0.556 0.45
IV 2 0.580 0.512 0.512 0.564 0.490
3 0.616 0.577 0.542 0.539 0.462
Rata-rata bulan 0.585 0.565 0.561 0.555 0.486
Rata-rata 0.550

4.3. Perhitungan

4.3.1. Turbin

Adapun debit air (Qa) adalah:


Qa = 0,550 m3/dt.

M aka debit desain yang dipakai dalam perencanaan adalah 70% dari debit air
normalnya,
Qd = 0,981 x 0,7 = 0,385 m3/dt.

Perhitungan untuk penentuan tipe turbin yang akan diguanakan adalah sebagai
berikut :
1. Kecepatan aliran air pada pipa penyalur
Kecepatan aliran air pada pipa adalah sebesar 0,6~1,0 m/det untuk aliran air
bersih (domestic water supply) dan 1,0 ~ 2,5 untuk industri. Untuk itu pada
perencanaan ini kecepatan aliran diambil sekitar v = 1,5 m/det.
2. Diameter pipa penyalur air penggerak turbin
Diameter pipa dapat dihitung dengan persamaan kontinyuitas menjadi:
4 ⋅ Qd
dp =
π ⋅v
(4)(0,385)
dp =
(3,14)(1,5)
dp = 0,572 meter = 600 mm (dipilih sesuai yang tersedia dipasaran)

21
M aka kecepatan desain alirannya akan menjadi
4 ⋅ Qd (4)(0,385)
vd = 2
=
π ⋅d (3.14)(0,572) 2
v d = 1 m/det.
3. Head Potensi Aliran
Head total yang tersedia adalah:

H = ∆Z + +
(
∆p v 22 − v12 )
− hL
γ 2g
Dimana: hL = head losses total dari saluran air penggerak (m)
M ayor Losses:

hLma = f .
( )
L p v 22
d p 2g
13 12
hLma = (0,021)( ).( )
0,572 2 x9,81
= 0,02 meter

M inor Losses:

hLmi = K
( )
v d2
2g

hLmi = (1x 0,56 + 4 x0,24 + 1x 0,12 + 1x1)


(1 )
2

2(9,81)
= 0,013 meter
M aka head losses totalnya :
H L = H Lma + H Lmi
H L = 0,02 + 0,13 = 0,15 meter
Jadi head desain atau tinggi air jatuh (Hd) yang akan dimanfaatkan untuk
pembangkit sebagai pembangkit mikro hidro adalah:
H d = (6) – 0,15 = 5,85 meter

4. Daya Potensial Air (Pa)


Daya potensial air (Pa) pipa keluaran pada kapasitas aliran
(Qd) = 0,385 m3/dt dan tinggi air jatuh (Hd) = 5,85 m adalah:
Pa = ρ ⋅ g ⋅ Qd ⋅ H d
Pa = (1000 kg/m3)(9,81 m/det 2)(0,385 m3/det)(5,85 m)
Pa = 22.078 Watt = 22,078 kW
5. Pemilihan Jenis Turbin Air
Berdasarkan Qd = 0,385 m3/dt dan Hd = 5,85 meter, dari Gambar 4.2 di
bawah maka jenis turbin yang sesuai adalah Turbin Crossflow.

22
Gambar 4.2 Grafik pemakaian jenis-jenis turbin

Gambar 4.3 Turbin Cross-Flow

4.3.2. Analisa bangkitan PLTMH


1. Daya Output Turbin
Jika efisiensi turbin 70 %, maka daya output turbin adalah:

Ptout = (22,078 kW)(70 %) = 15,454 kW


2. Daya ootput generator
Jika efisiensi transmisi adalah 95% dan efisiensi generator 92 %, maka daya
output turbin adalah:

Pg out = (15,454 kW)(95 %) (92%) = 13,507 kW

23
4.3.3. Generator

Arus AC lebih menguntungkan dibandingkan dengan arus DC dalam sistem


PLTM H karena dapat ditransmisikan pada jarak yang lebih jauh dan peralatan masa
rumah tangga saat ini sebagian besar membutuhkan sumber arus AC. Untuk
membangkitkan arus AC dari putaran poros turbin dibutuhkan sebuah generator baik
tipe induksi maupun sinkron, namun generator induksi lebih baik untuk PLTM H karena
tersedia sangat luas di pasaran, handal dan harganya lebih murah. Spesifikasi generator
yang direkomendasikan adalah :

- Power : ≥ 20 kW (50% lebih besar dari daya bangkitan)


- Voltage : 380 - 415 Volt (3 phase)
- Frekuensi : 50 Hz (sesuai listrik PLN di Indonesia)
- Putaran : 1.500 rpm (4 kutub)
- Proteksi : IP 55 (proteksi terhadap air dan debu)
- Isolasi : Class F

4.3.4. Kontrol Beban

Jika tegangan dan frekuensi yang dibangkitkan sistem PLTM H tidak stabil akan
dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan yang dihubungkan/digerakkan. Tegangan
listrik akan berubah jika beban yang dihubungkan berubah, demikian pula putaran
turbin akan berubah jika bebannya berubah dimana putaran akan menurun jika
bebannya meningkat dan sebaliknya.

Gambar 4.4. Kontrol beban elektronik


Sumber : Maher and Smith, 2001, hal.9-11

24
Gambar 4.5. Koneksi Generator kontroler
Sumber : Maher and Smith, 2001, hal.9-4

Untuk menjaga tegangan yang dibangkitkan generator konstan dan putaran


turbin konstan dibutuhkan panel kontrol yang disebut IGC (Induction Generator
Controller), seperti pada Gambar 4.4 yang dihubungkan dengan generator seperti pada
Gambar 4.5. Kontroler ini akan menyalurkan kelebihan daya bangkitan pada suatu
ballast atau dump-load, sehingga total beban pada generator konstan.

4.3.5. S istem Transmisi Daya Listrik


Jaringan transmisi/distribusi digunakan untuk menyalurkan energi listrik dari
generator ke rumah-rumah penduduk. Cara umum yang digunakan untuk
mentransmisikan energi listrik dari power house adalah dengan menggunakan kabel
listrik. Sistem microhydro pada umumnya adalah sistem satu-phase, tergantung dari
besar daya outputnya. Ukuran dan tipe kabel tergantung besarnya Amphere listrik dan
panjang kabel.

P
I =
3.V cos φ

dimana : I = Arus listrik (Amphere)

25
P = Daya beban terpasang = 13507 Watt

V = Tegangan terpasang = 380 Volt

Cos φ = faktor daya = 0,9

M aka arus listriknya adalah:

13507
I =
3.(380).(0,9)

I = 22,8 Amphere

Sedangkan ukuran/luas penampang kabel dapat dihitung dengan persamaan:

3 .I.LK . cos φ
θK =
ψ .∆V

dimana : θ K = penampang kabel (mm2)

LK = 100 m (panjang kabel ke beban/stasiun pembagi)

ψ = 56 (daya hantar tembaga/kabel)

∆V = 3,8 volt (votage drop)

M aka luas penampang minimal kabel yang dibutuhkan untuk metransmisikan daya
listrik tersebut

3 (22,8)(100)(0,9)
θK =
(56)(3,8)

θk = 16,7 mm2 (disesuaikan dengan yang ada di pasaran)

4.4. Kajian Biaya

Biaya yang dibutuhkan untuk membangun sistem PLTM H tergantung kondisi


lapangan dimana PLTM H tersebut dibangun yang meliputi jarak dari mata air ke lokasi
dimana power-house dibangun dan jarak transmisi daya listrik bangkitan harus
disalurkan, kapasistas sistem PLTM H serta seberapa banyak skope pekerjaan yang
harus ditangani. Secara umum, menurut Natural Resources Canada [2004] untuk sistem
mikro hidro total biaya yang dibutuhkan adalah antara $1.500 sampai dengan $2.500
per kilowatt, sedangkan untuk sistem picohydro (( 5 kW) adalah sekitar $2.500 per

26
kilowatt atau lebih besar bahkan menurut M aher dan Smith [2001] adalah sekitar $3.000
per kilowatt.

Tabel 4.2. Estimasi biaya sistem PLTM H

Sumber : Natural Resources Canada, 2004, Hal 32

Berdasarkan acuan estimasi biaya seperti pada Tabel 4.2, maka dapat disusun
perkiraan biaya untuk pembangunan sistem PLTM H yang didesain (initial cost) seperti
yang ditampilkan pada Tabel 4.3. Dari table 4.3 terlihat bahwa biaya pembangunan
PLTM H dengan kapasaitas bangkitan 14 kW adalah sekitar Rp. 15.934.000,00 per kW.
Jika lifetime PLTM H diestimasi selama 10 tahun maka biaya pembangunan per kW per
tahun adalah 1.594.400,00.

Tabel 4.3. Estimasi biaya pembangunan sistem PLTM H Sungai Oot

NO KOMPONEN BIAYA
(Rp)
1 Pipa Pesat GIP φ600 m m, L = 13 m tr 7.150.000,00
2 Turbin Crossflow 77.000.000,00
3 Generator 14 kVA 29.350.000,00
4 Kontroler ELC 36.225.000,00
5 Bal last Load 4.725.000,00
6 Sistem Transm isi Daya listrik 16.986.800,00
7 Power House 50.500.000,00
8 Perlengkapan 1.143.250,00

JUMLAH BIAYA PEMBANGUNAN 223.080.050,00


BIAYA PEMBANGUNAN PER kW 15.934.000,00

Estimasi lifetime PLTMH 10 tahun

27
Disamping biaya pembangunan (capital cost) tersebut di atas, juga dibutuhkan
biaya operasi (running cost) dan biaya pemeliharaan (maintenace cost). Sistem PLTM H
tidak membutuhkan sumber energi bahan-bakar seperti halnya pada Genset yang
menggunakan mesin diesel sebagai penggeraknya. Untuk mengoperasikan PLTM H
membutuhkan seorang operator untuk mengontrol sistem, namun ini jauh lebih
sederhana dan lebih murah dibandingkan mengoperasikan Genset. Sedangkan biaya
pemeliharaan sistem PLTM H dibutuhkan untuk memperbaiki atau mengganti
komponen yang haus/rusak untuk menjaga supaya sistem tetap handal. Biaya
pemeliharaan ini bisa diestimasi sekitar 4~6% per tahun dari biaya pembangunan sistem
[M aher and Smith, 2001].

Tabel 4.4. Estimasi biaya operasional PLTM H

NO KOMPONEN PLTMH
(Rp)
1 Operator 18.000.000,00
2 Pemeliharaan 11.154.002,50
JUMLAH BIAYA OPERASIONAL 29.154.002,50
BIAYA OPERASIONAL PER kW/Th 173.535,73

Tabel 4.5. Total biaya pembangunan PLTM H

NO KOMPONEN BIAYA PLTMH


(Rp)
1 Capital cost /kW/Th 1.593.400,00
2 Running cost /kW/Th 208.242,88
TOTAL COST / kW/Th 1.801.642,88
HARGA BEP LISTRIK PER kWh 208,52

M aka harga BEP listrik PLTM H yang direncanakan adalah sekitar Rp. 208,52
/kWh, masih lebih murah dibandingkan harga listrik PLN yaitu Rp. 850,00/kWh (untuk
paket ‘Bersinar’). Disamping harga BEP listrik sistem PLTM H lebih murah, juga ramah
lingkungan karena tidak terjadi proses pembakaran bahan bakar. Disamping itu dapat
mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar solar.

4.5. Net Present Value (NPV) analysis

Pada umumnya Net Present Value (NPV) digunakan sebagai analisa finansial
untuk mengevaluasi suatu sistem layak untuk dikemabangkan atau tidak. NPV investasi
suatu proyek adalah nilai sekarang dari seluruh pemasukan di masa yang akan datang

28
dikurangi nilai sekarang investasi dan seluruh pengeluaran di masa yang akan datang
seperti biaya operasional.

Jika nilai NPV positif berarti proyek tersebut menarik untuk dikembangkan.

A1 A2 A10

F1 F2 F10

Cost

A.[(1 + i ) n − 1 F
NPV = − − Cost
i.(1 + i ) n (1 + i ) n
dimana :
Cost = Biaya pembangunan PLTM H
= Rp. 223.080.050,00
F = Biaya operasional per tahun
= Rp. 2.429.500
A = nilai jual listrik per tahun
= Rp. 102.816.000,0
i = Tingkat suku bunga per tahun
= 15 %
n = Lama periode (umur ekonomis PLTM H)
= 10 tahun
M aka :
102.816.000[(1 + 0,15) 10 − 1 2.429.500
NPV = 10
− 10
− 223.080.050,00
0,15.(1 + 0,15) (1 + 0,15)
NPV = Rp. 292.329.130

Jadi nilai NPV adalah positif, berarti PLTM H ini layak untuk dikembangkan,
dengan harga BEP sekitar Rp.208,52 per kWh masih lebih murah dari harga per kWh
PLN untuk tarif ‘Bersinar’

29
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
1. Aliran Sungai Oot di Desa Tamblang layak dikembangkan sebagai
Pembangkit Listrik Tenaga M ukro Hidro, dengan potensi daya yang dihasilkan
sekitar 13,50 kW
2. Jenis Turbin yang sesuai adalah jenis crosflow.
3. Generator yang sesuai adalah generator sinkron, power ≥ 20 kW, Voltage:
380 - 415 Volt (3 phase), Frekuensi 50 Hz , Putaran 1.500 rpm (4
kutub)
4. PLTM H ini layak dikembangkan karena NPV bernilai positif, dengan BEP
sekitar Rp.208,52 per kWh masih lebih murah dari harga per kWh PLN untuk
tarif ‘Bersinar’

5.2. S aran
1. Diperlukan analisis dampak lingkungan sebelum PLTM H ini dikembangkan.
2. Diperlukan sosialisasi terhadap masyarakat sebelum PLTM H ini
dikembangkan.

30
DAFTAR PUS TAKA

Anonim, 2004, Small Hydro Project Analysis, Natural Resources Canada.


Anonim, 2005, Profil Energi Bali 2005, Dinas Pekerjaan Umum Sub Dinas
Pertambangan, Denpasar.
Dietzel F dan Sriyono D, 1990, Turbin, Pompa dan Kompresor, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Evans R.A., 2003, Waterpower, URL:\\www.evans.eu.com
Klunne W., 2001, Micro Hydropower Basics, URL: http:\\www.microhydro.com
Linsley, Ray, K, Joseph B.Franzini & Ir. Djoko Sasongko M .Sc, 1995, Teknik Sumber
Daya Air, Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta.
M aher P. and Smith N., 2001, Pico Hydro For Village Power: A Practical Manual for
Schemes up to 5 kW in Hilly Areas.
Ketjoy P.L.N. and Rakwichian W., 2004, Pico Hydro Power Generation Demonstration
: Case Study of Stand Alone, Hybrid and Grid Connected System.
th
Streeter V.L. and Wylie E.B., 1975, Fluid Mechanics, 6 edition, M cGraw-Hill Book
Company, New York.
Sularso dan Tahara H., 2000, Pompa dan Kompressor: Pemilihan, Pemakaian dan
Pemeliharaan, cetakan ketujuh, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.

31
LAMPIRAN 1

Data Pengukuran debit aliran


Pengukuran Kecepatan Aliran, V (m/dt)
Minggu Pengulangan Bulan
Juni Juli Agustus September Oktober
1 1.6875 1.600 1.813 1.750 1.563
I 2 1.875 1.844 1.788 1.694 1.600
3 1.90625 1.875 1.881 1.694 1.425
1 1.8125 1.750 1.600 1.600 1.563
II 2 1.7875 1.788 1.763 1.756 1.406
3 1.88125 1.759 1.813 1.847 1.531
1 1.6 1.738 1.844 1.750 1.600
III 2 1.85 1.763 1.706 1.788 1.463
3 2 1.788 1.750 1.750 1.694
1 1.7875 1.881 1.788 1.738 1.406
IV 2 1.8125 1.600 1.600 1.763 1.531
3 1.925 1.803 1.694 1.684 1.444
Rata-rata bulan 1.827 1.766 1.753 1.734 1.519
Rata-rata 1.720
2
Luas penampang aliran basah = 0,32 m

Dari data kecepatan aliran di atas dikalikan luas penampang basah = 0,32 m2
diperoleh debit aliran sebagai berikut:

3
Debit Aliran (m /dt)
Minggu Pengulangan Bulan
Juni Juli Agustus September Oktober
1 0.54 0.512 0.580 0.560 0.500
I 2 0.6 0.59 0.572 0.542 0.512
3 0.61 0.600 0.602 0.542 0.456
1 0.580 0.560 0.512 0.512 0.5
II 2 0.572 0.572 0.564 0.562 0.45
3 0.602 0.563 0.580 0.591 0.490
1 0.512 0.556 0.59 0.560 0.512
III 2 0.592 0.564 0.546 0.572 0.468
3 0.640 0.572 0.560 0.560 0.542
1 0.572 0.602 0.572 0.556 0.45
IV 2 0.580 0.512 0.512 0.564 0.490
3 0.616 0.577 0.542 0.539 0.462
Rata-rata bulan 0.585 0.565 0.561 0.555 0.486
Rata-rata 0.550

32
LAMPIRAN 2

Personalia Peneliti
Ketua Peneliti
1. Nama Lengkap dan Gelar : Ir. Made S uarda, M.Eng.
2. N I P : 131 882 090
3. Tempat/Tanggal Lahir : M enyali, 26 M aret 1965
4. Jenis Kelamin : Laki-laki
5. Fakultas/Jurusan/Pusat : Fak. Teknik / Teknik M esin
6. Pekerjaan/Jabatan Sekarang : Staf Pengajar Fak. Teknik / Lektor
7. Pangkat/Golongan : Penata / III.c
8. Bidang Keahlian : M esin-M esin Fluida
9. Pendidikan :
No Institusi Tempat Lulus Tahun
a SD SD M enyali, di Buleleng 1977
b SM P SM P Negeri Sawan, di Buleleng 1981
c SM A SM PP Singaraja (sekarang: SMA 3 Singaraja) 1984
d S1 Institut T eknologi Sepuluh Nopember, Surabaya 1989
e S2 University of South Australia 2004

10. M ata Kuliah Yang diasuh


No Mata Kuliah Program S tudi
1 Pompa dan Kompresor Teknik M esin
2 M esin-M esin Konversi Energi Teknik M esin
3 Turbin Air dan Uap Teknik M esin

11. Penelitian yang dilaksanakan 4 tahun terakhir


Penyandang
No JUDUL RIS ET Tahun Ket.
dana
1 Pengujian Pompa Sebagai Turbin Air
TPSDP 2005 Ketua
Untuk Pembangkit Hydropower
2 M odifikasi Ujung Luar Impeler Pompa Dosen M uda
2006 Ketua
Yang Dioperasikan Sebagai Turbin Air Ditjen- Dikti
3 M odel Simulasi Sistem Instalasi Pompa DIPA,
2006 Anggota
Dengan Bondgraph UNUD

12. Seminar ilmiah yang pernah diikuti (3 tahun terakhir)


No NAMA S EMINAR/JUDUL MAKALAH Tahun Ket.
1 Seminar Research Grant TPSDP Batch III, 2006 Pemakalah
Surabaya / Karakterisasi Pompa Sebagai Turbin

33
Air Untuk Pembangkit Hydropower
2 The 2nd Joint International Conference on 2006 Pemakalah
“Sustainable Energy and Environment
(SEE2006)”, Bangkok-Thailand
Experimental Work on Modification of Impeller
Tips of a Centrifugal Pump as a Turbine

13. Publikasi ilmiah 4 tahun terakhir (nasional/internasional)


No JUDUL MAKALAH JURNAL Tahun KET.
1 Karakterisasi Pompa Sebagai Proceeding Of The
Turbin Air Untuk Pembangkit Research And Studies 2006 Ketua
Hydropower III, Research Grant II
2 Experimental Work on Proceeding of
M odification of Impeller Tips Sustainable Energy 2006
Ketua
of a Centrifugal Pump as a and Environment 2006
Turbine
3 Observation of the M ixing Jurnal Teknik M esin
Region of the Centered Type Indonesia Vol. 1 No.1 2006
Anggota
Jet Pump With Circular and
Noncircular Jets
4 Kajian Eksperimental Jurnal Cakram Vol. 2
Pengaruh Tabung Udara Pada No. 1, Juni 2008 2008 Ketua
Head Tekanan Pompa Hidram

14. Pengabdian kepada masyarakat 4 tahun terakhir


S umber
No Judul Kegiatan Tahun Tempat
dana
1 Pelatihan Teknik Retrofitting 2003 FT M esin
Refrigeran Hidrokarbon untuk Para LPM
Teknisi Jasa Perbaikan M esin UNUD
Pendingin
2 Bimbingan Teknis Pemanfaatan 2004 Desa Sulahan
LPM
Kotoran Ternak Babi untuk Pembuatan Bangli
UNUD
Biogas
3 Bantuan Teknis Perencanaan Proyek 2008 Desa
FT-
“Clean Water Assistance” (Rotary Tajen,Penebel,
UNUD
Club) Tabanan
4 Bantuan Teknis Pengawasan 2008 Desa
FT-
Pelaksanaan Proyek “Clean Water Tajen,Penebel,
UNUD
Assistance” (Rotary Club) Tabanan

Anggota 1
Nama : Dewa Ngakan Ketut Putra Negara,ST,M Sc
Tempat/Tgl lahir : Banjar Pengaji, 13 Juni 1971

34
Pangkat/Gol/NIP : Penata /IIId/132 163 533
Jabatan : Lektor
Riwayat Pendidikan : - Tamat dari SD No 4 Payangan tahun 1985
- Tamat dari SM P N I Payangan tahun 1988
- Tamat dari SM A N Gianyar tahun 1991
- Tamat dari Universitas Brawijaya M alang tahun 1995,
Jurusan teknik M esin
- Tamat dari University of Bradford, UK tahun 2001, M Sc
in M anufacturing Systems Engineering and M anagement
Pengalaman Penelitian :
1. Alternatif Pemanfaatan Kemampuan Tekan M esin Ekstrusi Untuk M eningkatkan
Reduksi Paduan Aluminium pada Proses Ewkstrusi Langsung, 1995
2. Application of Regression Analysis in Straight Surface Grinding, 2001
3. M achinability of Low Carbon Steel in Turning, 2001
4. Optimasi Temperatur Aging Pada Proses T6 Terhadap Kekerasan Baja AISI 4340,
2002
5. Determination of Corrosion Rate of AISI 4340 Steel as a Construction M aterial
Under Different of Work Condition and Quenching M edia at Heat Treatment, 2005
6. Improving Of Hardness Property Of Aluminum Alloy Al-7si-0,3 M g /A. 356 By
Optimization Of Aging Temperature At T5 Process, 2004.

Publikasi Penelitian:
1. Predicting Actual Depth of Cut in Grinding Using Regression Analysis, Jurnal
POROS, Volume 5 Nomor 3, Juli 2002, (Terakreditasi No. 395/DIK/Kep/200),
Universitas Tarumanagara.
2. Perbaikan Sifat Kekerasan Paduan Al-7Si-0,3 M g M elalui Optimasi Temperatur
Aging Pada Proses T6, Jurnal POROS, Volume 6 Nomor 2, April 2003
((Terakreditasi No. 395/DIK/Kep/200), Universitas Tarumanagara.

Anggota II
Nama : Si Putu Gede Gunawan Tista,ST., M T
Tempat/Tgl lahir : Denpasar, 3 September 1968
Pangkat/Gol/NIP : Penata /IIIc/132 130 364
Jabatan : Lektor
Riwayat Pendidikan : - Tamat S1 dari Universitas Udayana tahun 1994, Jurusan
Teknik M esin
- Tamat S2 dari Universitas Brawijaya tahun 2006, Bidang
Studi Konversi Energi

35
Pengalaman Penelitian :
1. Perencanaan Pompa Sentrifugal Untuk Sirkulasi Air Dingin di Hotel Sanur Beach,
2001.
2. Pengaruh Pemasangan Solenoida Pada Saluran Bahan BAkar Terhadap Unjuk Kerja
M otor Bensin 4 Langkah, 2002.
3. Fatique Life Baja Karbon Sedang karena Pengaruh Pembebanan Berulang, 2006

Anggota III
Nama : Ketut Astawa, ST.,M T
NIP : 132175617
Golongan /Pangkat : IIIa / Penata M uda
Alamat : JL. TUKAD M ELANGIT No. 67 Denpasar
Telepon/HP. : 081558181726
Jenis Kelamin : Laki
Tanggal lahir : 7 Juni 1966
Agama : Hindu

Riwayat Pendidikan

S tatus S 1 : Sarjana
Nama Perguruan Tinggi S1 : Universitas Udayana
Tahun M asuk PT. S1 : 1985
Tahun Lulus PT. S1 : 1996
Bidang Keahlian : Teknik M esin / Konversi Energi
Judul Penelitian S1 :Perencanaan Luas Bidang Perpindahan Pemanas
Ketel Uap Pipa Api Dengan Kapasitas Produksi
Uap 0,5 Ton/Jam tekanan Kerja M aksimum 10
Ata Sebagai Studi Perbandingan Pada Sebuah
Hotel Di Bali

S tatus S 2 : M agister Teknik


Nama Perguruan Tinggi S2 : Universitas Brawijaya
Lokasi PT.S2 : M alang, Jawa Timur
Tahun M asuk PT.S2 : 2004
Tahun Lulus PT. S2 : 2006
Bidang Keahlian PT.S2 : Konversi Energi
Judul Penelitian S2 : Pengaruh Vakum Terhadap Efisiensi Kolektor
Surya Pelat Datar

36
Penelitian
No. Judul Penelitian Posisi dlm Tgl.mulai Tgl.selesai Tempat
Kegiatan
1 Pengaruh penambahan tabung Pembimbing Th.2003 Th.2003 Kampus
yang diisi air sebagai media Bukit
pengonsentrasi radiasi matahari
terhadap efisiensi alat pemanas air
tenaga surya
2 Pengaruh penambahan lampu pijar
yang diisi air sebagai media Pembimbing Th.2003 Th.2003 Kampus
pengonsentrasi radiasi matahari Bukit
terhadap efisiensi alat pemanas air
tenaga matahari

Publikasi Ilmiah
No Judul/Nama Publikasi Posisi dlm Tgl Tgl selesai Tempat
Ilmiah Kegiatan mulai
1. Pengaruh Vakum Pemakalah 7-8-2006 M aret 2007 Univ.M uhammadiyah
terhadap Efisiensi M alang
Kolektor Surya Pelat
Datar

37

Anda mungkin juga menyukai