Tim Peneliti:
1
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR
M engetahui
Ketua Lembaga Penelitian
Universitas Udayana
2
KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS PEMANFAATAN
ALIRAN S UNGAI OOT DI DES A TAMBLANG-BULELENG S EBAGAI
PEMBANGKIT LIS TRIK TENAGA MIKRO HIDRO
ABSTRAK
Konsumsi energi khususnya energi listrik terus meningkat sejalan dengan laju
pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk yang menyebabkan masalah
penyediaan energi di masa datang. Untuk merespon kondisi keenergian tersebut, perlu
dikembangkan pemanfaatan sistem energi terbarukan yang memiliki potensi yang
sangat besar untuk dikembangkan. Salah satu jenis sumberdaya energi terbarukan yang
termasuk dalam energi hijau adalah energi air (hydropower) yang dalam skala sangat
kecil disebut microhydro (5 kW – 1 M W). Sistem Pembangkit Listrik Tenaga M ikro
Hidro (PLTM H) bekerja dengan memanfaatkan suatu aliran sungai yang memiliki debit
dan beda ketinggian (head). Salah satu sungai yang memenuhi kondisi ini adalah Sungai
Oot di Desa Tamblang- Buleleng.
Untuk mengkaji lebih lanjut diperlukan kajian baik secara teknis maupun
ekonomis. Analisa tehnis dilakukan dengan melakukan pengukuran debit aliran, head
dan selanjutnya perhitungan potensi daya bangkitan, pemilihan turbin, generator dan
siatem control yang sesuai. Sedangkan analisa ekonomis dilakukan dengan menghitung
estimasi biaya untuk pembangunan PLTM H, serta dengan Net Present Value (NPV)
analisis dikaji apakah PLTM H ini layak dikembangkan atau tidak.
Dari kajian yang dilakukan, aliran sungai ini berpotensi dikembangkan sebagai
PLTM H dengan daya bangkitan sekitar 13,5 kW.Jenis turbin yang sesuai digunakan
adalah jenis turbin Crossflow. Sedangkan generator yang sesuai adalah jenis generator
sinkron. Sebuah Induction Generator Controller (IGC) diperlukan untuk menjaga
tegangan keluar generator tetap konstan. Analisis NPV menunjukkan PLTM H ini layak
dikembangkan karena NPV bernilai positif, dengan dengan BEP sekitar Rp.208,52 per
kWh masih lebih murah dari harga per kWh PLN untuk tarif ‘Bersinar’
Kata Kunci : Energi terbarukan, Pembangkit Listrik Tenaga M ikro Hidro, NPV analisis.
3
TECHNICAL AND ECONOMICAL ANALYS IS
UTILITY OF OOT RIVER FLOW IN TAMBLANG VILAGE – BULELENG
AS MICRO HIDROPOWER
ABSTRACT
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
apakah aliran sungai ini bisa dikembangkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga M ikro
Hidro (PLTM H) perlu dilakukan kajian baik baik kajian teknis maupun kajian
ekonomis. Kajian teknis meliputi survey hidrometri yaitu mengukur debit aliran sungai
dan survey topografi seperti pengukuran tinggi air jatuh (Head), pengukuran situasi
pada kedudukan bangunan Intake, rumah pembangkit (power house), jalur
pipa/penstock, dan kedudukan turbin terhadap titik terjunan yang akan diambil sebagai
pemutar turbin. Dari kedua survey ini selanjutnya dihitung aspek-aspek teknis yang
dibutuhkan untuk perencanaan dimensi-dimensi utama sistem PLTM H. Sedangkan
kajian ekonomis dilakukan menggunakan analisis Net Present Value (NPV) yaitu
analisa finansial untuk mengevaluasi suatu sistem layak untuk dikemabangkan atau
tidak.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah aliran sungai Oot
berpotensi dikembangkan sebagai Pembangkit Lisrik Tenaga M ikro Hidro baik dari
aspek teknis maupun ekonomis, serta untuk mendapatkan gambaran mengenai aspek-
aspek teknis yang dibutuhkan untuk perencanaan dimensi utama sistem PLTM H dan
aspek ekonomis mengenai layak tidaknya sistem PLTM H tersebut dilaksanakan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Aliran air dari suatu ketinggian tertentu memiliki energi potensial. Tenaga air
(hydropower) dihasilkan dengan mengubah energi aliran air dengan kincir air atau
turbin air menjadi tenaga mekanis yang berguna. Daya ini dapat dirubah menjadi tenaga
listrik dengan menggunakan generator listrik atau dapat digunakan langsung untuk
menggerakkan mesin penggiling, mesin gerinda dan lain sebagainya. Sistem
Pembangkit Listrik Tenaga M ikrohydro (PLTM H) memanfaatkan sumber daya air yang
relatif kecil yang sesuai untuk penggunaan secara perorangan atau sekelompok
masyarakat, yang tidak terhubung dengan jaringan listrik PLN.
Pemanfaatan aliran air sungai sebagai pembangkit mikro hidro masih sangat
sedikit yang telah dilakukan, untuk itu perlu digalakkan pelaksanaan kajian dan
implementasinya. Sebagai contoh implementasi konstruksi pembangkit listrik tenaga
mikro hidro yang telah ada adalah seperti terlihat pada gambar 2.1, yaitu PLTM H
Ciakar-Cianjur Jawa-Barat. Pada PLTM H ini head sumber airnya adalah 20 meter
dengan debit aliran air 400 liter/detik mampu menghasilkan daya listrik sebesar 40
kiloWatt.
7
2.1.3. Klasifikasi Hydropower
8
Gambar 2.2. Skema Instalasi PLTM H
Sumber : Ketjoy P.L.N., and Rakwichian W., 2004
9
kecil ukuran pipanya akan memperbesar head losses yang terjadi namun capital
costnya semakin kecil. Sebagai acuan dalam penentuan ukuran pipa adalah
bahwa kecepatan aliran air dalam pipa adalah berkisar antara 0,6 m/detik sampai
dengan 2,5 m/det.
d. Powerhouse dan Tailrace
Adalah bangunan yang digunakan untuk melindungi turbin, generator, dan unit
kontrol. Powerhouse bisa dibuat sederhana namun fondasinya harus solid.
Tailrace adalah adalah kanal untuk mengarahkan aliran air kembali ke saluran
irigasi/sungai untuk pemanfaatan lebih lanjut.
e. Turbin
Air yang mengalir mempunyai energi hidrolis yang dialirkan ke suatu turbin.
Turbin terdiri dari runner yang dihubungkan dengan poros adalah untuk
mengubah energi potensial air menjadi energi mekanis atau daya poros. Turbin
bisa dihubungkan langsung dengan generator atau melalui roda-gigi atau belt
dan pulley, tergantung pada putaran turbin yang dihasilkan dan putaran
generator yang harus diputar. Pemilihan jenis turbin terutama tergantung pada
head aliran airnya, seperti pada Tabel 2.2.
Pemilihan turbin yang benar merupakan bagian paling penting dalam mendesain
sistem microhydro, yang tergantung pada kondisi lapangan dimana turbin akan
dipasang, variasi head dan debit aliran dan kualitas airnya. Setiap jenis turbin
mempunyai efisiensi yang berbeda-beda seperti pada Tabel 2.3.
10
Tabel 2.3. Efisiensi turbin air
f. Generator
Generator mengubah energi mekanik (putaran poros) menjadi energi listrik. Ada
dua tipe generator, yaitu generator synchronous dan asynchronous (umumnya
disebut induction generator). Generator sinkron adalah standar generator yang
digunakan dalam pembangkit daya listrik dan digunakan pada kebanyakan
power plant. Semua generator harus digerakkan pada putaran konstan untuk
mengahsilkan daya yang konstan pada frekuensi 50 Hz. Untuk microhydro
umumnya digunakan generator 4 kutub dengan putaran sekitar 1.500 rpm.
Generator sinkron mempunyai efisiensi antara 75% sampai dengan 90% pada
beban penuh, tergantung pada ukuran generatornya. Efisiensi generator induksi
berkisar 65% (pada beban sebagian) sampai dengan 75% (pada beban penuh).
g. Drive S ystems
Untuk menyesuaikan putaran generator dan turbin, pada umumnya pada sistem
microhydro dibutuhkan belt dan pulley atau gearbox. Beberapa drive-system
yang digunakan dalam sistem microhydro adalah:
Direct drive
Digunakan jika putaran turbin sesuai dengan putaran yang dipersyaratkan
generator. Sistem ini sedikit membutuhkan pemeliharaan, efisiensinya tinggi
dan biayanya rendah.
11
Belt dan pulley
Tipe ini umunya digunakan pada sistem microhydro, dan sistem ini tersedia
luas dipasaran.
Gearbox
Tipe ini sesuai untuk sistem pembangkit yang besar. Kekurangan sistem ini
adalah pemeliharaan dan biayanya tinggi dan membutuhkan pelurusan/
alignment yang akurat.
h. Controller
Turbin air, demikian pula mesin diesel atau bensin, putarannya akan bervariasi
sesuai dengan beban yang diberikan. Variasi putaran ini akan sangat
mempengaruhi frekuensi dan tegangan output generator yang seharusnya dijaga
konstan. Untuk itu dibutuhkan suatu alat untuk mengatasi permasalahan
tersebut. Jaman dahulu, biasanya digunakan mechanical speed governor untuk
mengatur debit aliran air ke turbin sesuai dengan variasi beban. Namun
belakangan ini, Electronic Load Controller (ELC) telah dikembangkan untuk
mengatasi permasalahan tersebut pada sistem microhydro, seperti pada gambar
2.3. ELC ini didesain untuk mengatur daya output sistem microhydro pada
tegangan dan frekuensi yang konstan. Prinsip utamanya adalah kelebihan daya
yang tersedia akan diserap oleh ballast atau dump load untuk menjaga beban
total pada generator dan turbin konstan.
i. Jaringan Transmisi/Distribusi
Jaringan transmisi/distribusi digunakan untuk menyalurkan energi listrik dari
generator ke rumah-rumah penduduk. Cara umum yang digunakan untuk
mentransmisikan energi listrik dari power house adalah dengan menggunakan
12
kabel listrik. Sistem microhydro pada umumnya adalah sistem satu-phase,
tergantung dari besar daya outputnya. Ukuran dan tipe kabel tergantung
besarnya Amphere listrik dan panjang kabel.
P
I = (1-phase) (2-1)
V . cosφ
P
I = (3-phase) (2-2)
3.V cos φ
3 .I.LK . cos φ
θK = (2-3)
ψ .∆V
13
BAB III
METODE PENELITIAN
Mulai
Pemilihan G enerator
Analisa Ekonomis
Kesimpulan
Selesai
14
Pengukuran Head
Head merupakan energi spesifik yang dinyatakan dalam satuan meter, dengan
kata lain adalah energi persatuan berat jenis fluida. Head yang diukur disini adalah head
statis yaitu berupa elevasi dari permukaan air sumber dan elevasi dari masing-masing
komponen PLTM H akan dipasang. Beberapa teknik pengukuran elevasi dan
perbandingannya dapat dijabarkan seperti pada Tabel 3.1. Pada penelitian ini metode
yang digunakan untuk mengukur head adalah dengan menggunakan altimeter.
2 2 2 2 2
(m 3/dt) 3 3 3 3 3
Rata-rata Rata-Rata Bulan 1 Rata-Rata Bulan II Rata-Rata Bulan III Rata-Rata Bulan IV Rata-Rata Bulan V
15
3.3. Perhitungan
A. Head
Head aliran air akan sangat menentukan tipe dari turbin air yang sesuai untuk
komponen PLTM H. Head total aliran adalah jumlah dari head statis dan head
dinamis aliran termasuk head losses yang terjadi sepanjang aliran dalam suatu
saluran/pipa.
p1 − p 2 v12 − v 22
H t = ( z1 − z2 ) + ( )+( ) + HL (3-1)
γ 2g
Dimana: z 1 = head statis/ elevasi permukaan air di bak intake (m)
z 2 = head statis/ elevasi permukaan air di bak tailrace (m)
p 1 = head statis tekanan air bak intake (N/m2)
p 2 = head statis tekanan air di bak tailrace (N/m2)
v1 = head dinamis kecepatan air di bak intake (m/det)
v2 = head dinamis kecepatan air keluar tailrace (m/det)
H t = head total aliran air (m)
H L = head losses total instalasi penstock/perpipaan sistem PLTM H (m)
B. Debit
Debit air pada suatu penampang aliran secara sederhana adalah perkalian antara luas
penampang basah dengan kecepatan aliran rata-rata pada penampang tersebut.
Seperti terlihat pada persamaan di bawah ini :
Q = A.V (3-2)
Dimana :
Q = debit air (m3/dt)
A = luas penampang basah (m2)
V = kecepatan aliran rata-rata (m/dt)
16
daya pada kondisi aliran sebagian/penuh juga memainkan peranan penting dalam
pemilihan. Semua turbin mempunyai karakteristik power – speed, yang cenderung
bekerja pada efisiensi optimal pada kecepatan-putar, kombinasi head dan kapasitas
aliran tertentu.
Tabel 3.3. Klasifikasi turbin air
T urbine High Head (more Medium Head (20 Low Head ( 5 to 20 Ultra-Low Head
Runner than 100 m/325 to 100 m/60 to 325 m/16 to 60 ft) (less than 5 m/16
ft) ft) ft)
Impulse Pelton T urgo Cross-flow T urgo Cross-flow Multi- Water Wheel
Multi-Jet Pelton Jet T urgo
Reaction - Francis Propeller Kaplan Propeller Kaplan
Pump-as-T urbin
Sumber : Natural Resources Canada, 2004
17
D. Daya Potensial Air
Untuk dapat mengetahui daya potensial air dari suatu sumber adalah penting
untuk mengetahui kapasitas aliran (m3/det) dan head (m) yang tersedia. Daya ini akan
dirubah oleh turbin air menjadi daya mekanik. Daya teoritis yang tersedia adalah
[Dietzel, 1988] :
Pa = γQH (3-3)
Dimana:
η turbin = efisiensi turbin
η transmisi = efisiensi transmisi
η generator = efisiensi generator
18
3.4. Analisa ekonomis
Pada umumnya Net Present Value (NPV) digunakan sebagai analisa finansial
untuk mengevaluasi suatu sistem layak untuk dikemabangkan atau tidak. NPV investasi
suatu proyek adalah nilai sekarang dari seluruh pemasukan di masa yang akan datang
dikurangi nilai sekarang investasi dan seluruh pengeluaran di masa yang akan datang
seperti biaya operasional. Jika nilai NPV positif berarti proyek tersebut menarik untuk
dikembangkan.
A1 A2 A10
F1 F2 F10
Cost
A.[(1 + i ) n − 1 F
NPV = − − Cost (3-5)
n
i.(1 + i ) (1 + i ) n
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rencana
letak reservoir
H =6 m
●
Rencana Gambar 4.1. Sungai oot
Letak turbin
Debit aliran merupakan perkalian kecepatan aliran air dengan luas penampang
basah. Kecepatan aliran diukur dengan current meter, sedangkan luas penampang
basah aliran adalah 0,32 m2 diambil dari area sungai yang memiliki panjang dan
lebar relatif konstan sepanjang 2 meter. Hasil pengukuran ditunjukkan di lampiran
1. Sedangkan debit aliran hasil perhitungan ditunjukkan pada tabel 4.1.
20
Tabel 4.1. Debit aliran sungai Oot selama 5 bulan
3
Debit Aliran (m /dt)
Minggu Pengulangan Bulan
Juni Juli Agustus September Oktober
1 0.54 0.512 0.580 0.560 0.500
I 2 0.6 0.59 0.572 0.542 0.512
3 0.61 0.600 0.602 0.542 0.456
1 0.580 0.560 0.512 0.512 0.5
II 2 0.572 0.572 0.564 0.562 0.45
3 0.602 0.563 0.580 0.591 0.490
1 0.512 0.556 0.59 0.560 0.512
III 2 0.592 0.564 0.546 0.572 0.468
3 0.640 0.572 0.560 0.560 0.542
1 0.572 0.602 0.572 0.556 0.45
IV 2 0.580 0.512 0.512 0.564 0.490
3 0.616 0.577 0.542 0.539 0.462
Rata-rata bulan 0.585 0.565 0.561 0.555 0.486
Rata-rata 0.550
4.3. Perhitungan
4.3.1. Turbin
M aka debit desain yang dipakai dalam perencanaan adalah 70% dari debit air
normalnya,
Qd = 0,981 x 0,7 = 0,385 m3/dt.
Perhitungan untuk penentuan tipe turbin yang akan diguanakan adalah sebagai
berikut :
1. Kecepatan aliran air pada pipa penyalur
Kecepatan aliran air pada pipa adalah sebesar 0,6~1,0 m/det untuk aliran air
bersih (domestic water supply) dan 1,0 ~ 2,5 untuk industri. Untuk itu pada
perencanaan ini kecepatan aliran diambil sekitar v = 1,5 m/det.
2. Diameter pipa penyalur air penggerak turbin
Diameter pipa dapat dihitung dengan persamaan kontinyuitas menjadi:
4 ⋅ Qd
dp =
π ⋅v
(4)(0,385)
dp =
(3,14)(1,5)
dp = 0,572 meter = 600 mm (dipilih sesuai yang tersedia dipasaran)
21
M aka kecepatan desain alirannya akan menjadi
4 ⋅ Qd (4)(0,385)
vd = 2
=
π ⋅d (3.14)(0,572) 2
v d = 1 m/det.
3. Head Potensi Aliran
Head total yang tersedia adalah:
H = ∆Z + +
(
∆p v 22 − v12 )
− hL
γ 2g
Dimana: hL = head losses total dari saluran air penggerak (m)
M ayor Losses:
hLma = f .
( )
L p v 22
d p 2g
13 12
hLma = (0,021)( ).( )
0,572 2 x9,81
= 0,02 meter
M inor Losses:
hLmi = K
( )
v d2
2g
2(9,81)
= 0,013 meter
M aka head losses totalnya :
H L = H Lma + H Lmi
H L = 0,02 + 0,13 = 0,15 meter
Jadi head desain atau tinggi air jatuh (Hd) yang akan dimanfaatkan untuk
pembangkit sebagai pembangkit mikro hidro adalah:
H d = (6) – 0,15 = 5,85 meter
22
Gambar 4.2 Grafik pemakaian jenis-jenis turbin
23
4.3.3. Generator
Jika tegangan dan frekuensi yang dibangkitkan sistem PLTM H tidak stabil akan
dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan yang dihubungkan/digerakkan. Tegangan
listrik akan berubah jika beban yang dihubungkan berubah, demikian pula putaran
turbin akan berubah jika bebannya berubah dimana putaran akan menurun jika
bebannya meningkat dan sebaliknya.
24
Gambar 4.5. Koneksi Generator kontroler
Sumber : Maher and Smith, 2001, hal.9-4
P
I =
3.V cos φ
25
P = Daya beban terpasang = 13507 Watt
13507
I =
3.(380).(0,9)
I = 22,8 Amphere
3 .I.LK . cos φ
θK =
ψ .∆V
M aka luas penampang minimal kabel yang dibutuhkan untuk metransmisikan daya
listrik tersebut
3 (22,8)(100)(0,9)
θK =
(56)(3,8)
26
kilowatt atau lebih besar bahkan menurut M aher dan Smith [2001] adalah sekitar $3.000
per kilowatt.
Berdasarkan acuan estimasi biaya seperti pada Tabel 4.2, maka dapat disusun
perkiraan biaya untuk pembangunan sistem PLTM H yang didesain (initial cost) seperti
yang ditampilkan pada Tabel 4.3. Dari table 4.3 terlihat bahwa biaya pembangunan
PLTM H dengan kapasaitas bangkitan 14 kW adalah sekitar Rp. 15.934.000,00 per kW.
Jika lifetime PLTM H diestimasi selama 10 tahun maka biaya pembangunan per kW per
tahun adalah 1.594.400,00.
NO KOMPONEN BIAYA
(Rp)
1 Pipa Pesat GIP φ600 m m, L = 13 m tr 7.150.000,00
2 Turbin Crossflow 77.000.000,00
3 Generator 14 kVA 29.350.000,00
4 Kontroler ELC 36.225.000,00
5 Bal last Load 4.725.000,00
6 Sistem Transm isi Daya listrik 16.986.800,00
7 Power House 50.500.000,00
8 Perlengkapan 1.143.250,00
27
Disamping biaya pembangunan (capital cost) tersebut di atas, juga dibutuhkan
biaya operasi (running cost) dan biaya pemeliharaan (maintenace cost). Sistem PLTM H
tidak membutuhkan sumber energi bahan-bakar seperti halnya pada Genset yang
menggunakan mesin diesel sebagai penggeraknya. Untuk mengoperasikan PLTM H
membutuhkan seorang operator untuk mengontrol sistem, namun ini jauh lebih
sederhana dan lebih murah dibandingkan mengoperasikan Genset. Sedangkan biaya
pemeliharaan sistem PLTM H dibutuhkan untuk memperbaiki atau mengganti
komponen yang haus/rusak untuk menjaga supaya sistem tetap handal. Biaya
pemeliharaan ini bisa diestimasi sekitar 4~6% per tahun dari biaya pembangunan sistem
[M aher and Smith, 2001].
NO KOMPONEN PLTMH
(Rp)
1 Operator 18.000.000,00
2 Pemeliharaan 11.154.002,50
JUMLAH BIAYA OPERASIONAL 29.154.002,50
BIAYA OPERASIONAL PER kW/Th 173.535,73
M aka harga BEP listrik PLTM H yang direncanakan adalah sekitar Rp. 208,52
/kWh, masih lebih murah dibandingkan harga listrik PLN yaitu Rp. 850,00/kWh (untuk
paket ‘Bersinar’). Disamping harga BEP listrik sistem PLTM H lebih murah, juga ramah
lingkungan karena tidak terjadi proses pembakaran bahan bakar. Disamping itu dapat
mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar solar.
Pada umumnya Net Present Value (NPV) digunakan sebagai analisa finansial
untuk mengevaluasi suatu sistem layak untuk dikemabangkan atau tidak. NPV investasi
suatu proyek adalah nilai sekarang dari seluruh pemasukan di masa yang akan datang
28
dikurangi nilai sekarang investasi dan seluruh pengeluaran di masa yang akan datang
seperti biaya operasional.
Jika nilai NPV positif berarti proyek tersebut menarik untuk dikembangkan.
A1 A2 A10
F1 F2 F10
Cost
A.[(1 + i ) n − 1 F
NPV = − − Cost
i.(1 + i ) n (1 + i ) n
dimana :
Cost = Biaya pembangunan PLTM H
= Rp. 223.080.050,00
F = Biaya operasional per tahun
= Rp. 2.429.500
A = nilai jual listrik per tahun
= Rp. 102.816.000,0
i = Tingkat suku bunga per tahun
= 15 %
n = Lama periode (umur ekonomis PLTM H)
= 10 tahun
M aka :
102.816.000[(1 + 0,15) 10 − 1 2.429.500
NPV = 10
− 10
− 223.080.050,00
0,15.(1 + 0,15) (1 + 0,15)
NPV = Rp. 292.329.130
Jadi nilai NPV adalah positif, berarti PLTM H ini layak untuk dikembangkan,
dengan harga BEP sekitar Rp.208,52 per kWh masih lebih murah dari harga per kWh
PLN untuk tarif ‘Bersinar’
29
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Aliran Sungai Oot di Desa Tamblang layak dikembangkan sebagai
Pembangkit Listrik Tenaga M ukro Hidro, dengan potensi daya yang dihasilkan
sekitar 13,50 kW
2. Jenis Turbin yang sesuai adalah jenis crosflow.
3. Generator yang sesuai adalah generator sinkron, power ≥ 20 kW, Voltage:
380 - 415 Volt (3 phase), Frekuensi 50 Hz , Putaran 1.500 rpm (4
kutub)
4. PLTM H ini layak dikembangkan karena NPV bernilai positif, dengan BEP
sekitar Rp.208,52 per kWh masih lebih murah dari harga per kWh PLN untuk
tarif ‘Bersinar’
5.2. S aran
1. Diperlukan analisis dampak lingkungan sebelum PLTM H ini dikembangkan.
2. Diperlukan sosialisasi terhadap masyarakat sebelum PLTM H ini
dikembangkan.
30
DAFTAR PUS TAKA
31
LAMPIRAN 1
Dari data kecepatan aliran di atas dikalikan luas penampang basah = 0,32 m2
diperoleh debit aliran sebagai berikut:
3
Debit Aliran (m /dt)
Minggu Pengulangan Bulan
Juni Juli Agustus September Oktober
1 0.54 0.512 0.580 0.560 0.500
I 2 0.6 0.59 0.572 0.542 0.512
3 0.61 0.600 0.602 0.542 0.456
1 0.580 0.560 0.512 0.512 0.5
II 2 0.572 0.572 0.564 0.562 0.45
3 0.602 0.563 0.580 0.591 0.490
1 0.512 0.556 0.59 0.560 0.512
III 2 0.592 0.564 0.546 0.572 0.468
3 0.640 0.572 0.560 0.560 0.542
1 0.572 0.602 0.572 0.556 0.45
IV 2 0.580 0.512 0.512 0.564 0.490
3 0.616 0.577 0.542 0.539 0.462
Rata-rata bulan 0.585 0.565 0.561 0.555 0.486
Rata-rata 0.550
32
LAMPIRAN 2
Personalia Peneliti
Ketua Peneliti
1. Nama Lengkap dan Gelar : Ir. Made S uarda, M.Eng.
2. N I P : 131 882 090
3. Tempat/Tanggal Lahir : M enyali, 26 M aret 1965
4. Jenis Kelamin : Laki-laki
5. Fakultas/Jurusan/Pusat : Fak. Teknik / Teknik M esin
6. Pekerjaan/Jabatan Sekarang : Staf Pengajar Fak. Teknik / Lektor
7. Pangkat/Golongan : Penata / III.c
8. Bidang Keahlian : M esin-M esin Fluida
9. Pendidikan :
No Institusi Tempat Lulus Tahun
a SD SD M enyali, di Buleleng 1977
b SM P SM P Negeri Sawan, di Buleleng 1981
c SM A SM PP Singaraja (sekarang: SMA 3 Singaraja) 1984
d S1 Institut T eknologi Sepuluh Nopember, Surabaya 1989
e S2 University of South Australia 2004
33
Air Untuk Pembangkit Hydropower
2 The 2nd Joint International Conference on 2006 Pemakalah
“Sustainable Energy and Environment
(SEE2006)”, Bangkok-Thailand
Experimental Work on Modification of Impeller
Tips of a Centrifugal Pump as a Turbine
Anggota 1
Nama : Dewa Ngakan Ketut Putra Negara,ST,M Sc
Tempat/Tgl lahir : Banjar Pengaji, 13 Juni 1971
34
Pangkat/Gol/NIP : Penata /IIId/132 163 533
Jabatan : Lektor
Riwayat Pendidikan : - Tamat dari SD No 4 Payangan tahun 1985
- Tamat dari SM P N I Payangan tahun 1988
- Tamat dari SM A N Gianyar tahun 1991
- Tamat dari Universitas Brawijaya M alang tahun 1995,
Jurusan teknik M esin
- Tamat dari University of Bradford, UK tahun 2001, M Sc
in M anufacturing Systems Engineering and M anagement
Pengalaman Penelitian :
1. Alternatif Pemanfaatan Kemampuan Tekan M esin Ekstrusi Untuk M eningkatkan
Reduksi Paduan Aluminium pada Proses Ewkstrusi Langsung, 1995
2. Application of Regression Analysis in Straight Surface Grinding, 2001
3. M achinability of Low Carbon Steel in Turning, 2001
4. Optimasi Temperatur Aging Pada Proses T6 Terhadap Kekerasan Baja AISI 4340,
2002
5. Determination of Corrosion Rate of AISI 4340 Steel as a Construction M aterial
Under Different of Work Condition and Quenching M edia at Heat Treatment, 2005
6. Improving Of Hardness Property Of Aluminum Alloy Al-7si-0,3 M g /A. 356 By
Optimization Of Aging Temperature At T5 Process, 2004.
Publikasi Penelitian:
1. Predicting Actual Depth of Cut in Grinding Using Regression Analysis, Jurnal
POROS, Volume 5 Nomor 3, Juli 2002, (Terakreditasi No. 395/DIK/Kep/200),
Universitas Tarumanagara.
2. Perbaikan Sifat Kekerasan Paduan Al-7Si-0,3 M g M elalui Optimasi Temperatur
Aging Pada Proses T6, Jurnal POROS, Volume 6 Nomor 2, April 2003
((Terakreditasi No. 395/DIK/Kep/200), Universitas Tarumanagara.
Anggota II
Nama : Si Putu Gede Gunawan Tista,ST., M T
Tempat/Tgl lahir : Denpasar, 3 September 1968
Pangkat/Gol/NIP : Penata /IIIc/132 130 364
Jabatan : Lektor
Riwayat Pendidikan : - Tamat S1 dari Universitas Udayana tahun 1994, Jurusan
Teknik M esin
- Tamat S2 dari Universitas Brawijaya tahun 2006, Bidang
Studi Konversi Energi
35
Pengalaman Penelitian :
1. Perencanaan Pompa Sentrifugal Untuk Sirkulasi Air Dingin di Hotel Sanur Beach,
2001.
2. Pengaruh Pemasangan Solenoida Pada Saluran Bahan BAkar Terhadap Unjuk Kerja
M otor Bensin 4 Langkah, 2002.
3. Fatique Life Baja Karbon Sedang karena Pengaruh Pembebanan Berulang, 2006
Anggota III
Nama : Ketut Astawa, ST.,M T
NIP : 132175617
Golongan /Pangkat : IIIa / Penata M uda
Alamat : JL. TUKAD M ELANGIT No. 67 Denpasar
Telepon/HP. : 081558181726
Jenis Kelamin : Laki
Tanggal lahir : 7 Juni 1966
Agama : Hindu
Riwayat Pendidikan
S tatus S 1 : Sarjana
Nama Perguruan Tinggi S1 : Universitas Udayana
Tahun M asuk PT. S1 : 1985
Tahun Lulus PT. S1 : 1996
Bidang Keahlian : Teknik M esin / Konversi Energi
Judul Penelitian S1 :Perencanaan Luas Bidang Perpindahan Pemanas
Ketel Uap Pipa Api Dengan Kapasitas Produksi
Uap 0,5 Ton/Jam tekanan Kerja M aksimum 10
Ata Sebagai Studi Perbandingan Pada Sebuah
Hotel Di Bali
36
Penelitian
No. Judul Penelitian Posisi dlm Tgl.mulai Tgl.selesai Tempat
Kegiatan
1 Pengaruh penambahan tabung Pembimbing Th.2003 Th.2003 Kampus
yang diisi air sebagai media Bukit
pengonsentrasi radiasi matahari
terhadap efisiensi alat pemanas air
tenaga surya
2 Pengaruh penambahan lampu pijar
yang diisi air sebagai media Pembimbing Th.2003 Th.2003 Kampus
pengonsentrasi radiasi matahari Bukit
terhadap efisiensi alat pemanas air
tenaga matahari
Publikasi Ilmiah
No Judul/Nama Publikasi Posisi dlm Tgl Tgl selesai Tempat
Ilmiah Kegiatan mulai
1. Pengaruh Vakum Pemakalah 7-8-2006 M aret 2007 Univ.M uhammadiyah
terhadap Efisiensi M alang
Kolektor Surya Pelat
Datar
37