Anda di halaman 1dari 27

INSTALASI GAWAT DARURAT

DEFINISI

Instalasi Gawat Darurat (IGD)

Unit di fasilitas pelayan kesehatan yang menyediakan pelayanan


bagi pasien dengan keadaan klinis yang membutuhkan
tindakan medis segera untuk penyelamatan nyawa dan
pencegahan kecacatan.
DASAR HUKUM

• Permenkes RI No.47 Tahun 2018 tentang Pelayanan


Kegawatdaruratan
Dasar • Kepmenkes RI No.856 Tahun 2009 tentang Standar
Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit
Hukum • Permenkes RI No.43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
SARANA, PRASARANA/FASILITAS IGD
• Ketentuan sarana, prasarana, dan alat kesehatan mengacu pada
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Rumah Sakit Puskesmas

Kepmenkes RI No.856 Tahun 2009 tentang Standar Instalasi


Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit
Permenkes RI No.43 Tahun
Level IV Level III Level II Level I
2019 tentang Pusat
Standar Standar Standar Standar Kesehatan Masyarakat
minimal untuk minimal untuk minimal untuk minimal untuk
Rumah Sakit Rumah Sakit Rumah Sakit Rumah Sakit
Kelas A. Kelas B. Kelas C. Kelas D.
KETENTUAN UMUM FISIK BANGUNAN
Puskesmas
• Luas ruang gawat darurat disesuaikan dengan beban kerja dan ketersediaan sumber daya.
• Mudah diakses dan memiliki tanda-tanda yang jelas dari dalam dan dari luar fasilitas pelayanan kesehatan.
Rumah Sakit
• Luas bangunan IGD disesuaikan dengan beban kerja RS.
• Berada di bagian depan RS, mudah dijangkau, memiliki tanda-tanda yang jelas dari dalam dan dari luar RS.
• Mempunyai pintu masuk dan keluar yang berbeda dengan pintu utama.
• Kendaraan yang membawa pasien harus dapat sampai di depan pintu.
• Pintu IGD harus dapat dilalui oleh brankar.
• Memiliki area khusus parkir ambulans yang bisa menampung lebih dari 2 ambulans.
• Susunan ruang harus membuat arus pasien lancar dan tidak ada “Cross infection”, dapat menampung
korban bencana sesuai dengan kemampuan RS, mudah dibersihkan dan memudahkan kontrol kegiatan.
• Area dekontaminasi ditempatkan didepan/diluar IGD atau terpisah dengan IGD.
• Ruang triase harus dapat memuat minimal 2 brankar.
• Mempunyai ruang tunggu untuk keluarga pasien.
• Apotik 24 jam tersedia dekat IGD.
• Memiliki ruang untuk istirahat petugas (dokter dan perawat).
SARANA IGD
Ruang Tunggu

Ruang Ruang
Penerimaan Administrasi

Ruang Triase

Bedah
Ruang Resusitasi
SARANA
Ruang Tindakan Non Bedah
Ruang Tindakan
Ruang Observasi Anak

Ruang Khusus Kebidanan


FASILITAS/PRASARANA DI PUSKESMAS
Set Tindakan Medis Gawat Darurat
Tensimeter Gunting bedah jaringan Nebulizer Silinder korentang kecil Tabung oksigen dan Gunting pembalut
lenkung ujung tajam regulator
Automated External Gunting bedah jaringan Otoskop Spalk Tempat tidur periksa dan Gunting benang
Defibrilator (AED) lurus ujung tajam perlengkapannya
Brankar Kait dan kuret serumen Palu refleks Spekulum hidung dan Termometer Handle kaca laring
mata
Collar Brace anak dan Kanul suction hidung dan Torniket Stand lamp Timbangan Handle Saklpel
dewasa telinga
Spekulum telinga Kanul oksigen anak dan Pinset alat, bengkok Standar infus Timbangan bayi Kursi roda standar
dewasa
Doppler Klem arteri bengkok dan Pinset anatomis Stetoskop Alat ukur Panjang badan Lampu kepala
lurus bayi
EKG Klem insrumen Pinset bedah Stetoskop janin Alat ukur tinggi badan Laringoskop anak dan
dewasa dewasa
Forceps alligator, Mayp-Hegar Pinset epilasi Suction pump Ari Timer Laringoskop neonatus
Bayonet, magil
Guedel Airway Korentang, lengkung, Pinset telinga Suction tubes Baki logam tempat alat Hooked
penjepit alat steril steril tertutup
Gunting bedah jaringan Korentang, penjepit Resusitator manual & Spatula lidah logam Semprit gliserin Kaca laring ukuran 2, 4, 5,
standar lengkung sponge sungkup dewasa, anak- 6
anak, dan neonatus
FASILITAS/PRASARANA DI RUMAH SAKIT
• Fasilitas dan penunjang ditentukan oleh level IGD rumah sakit, sesuai dengan
Kepmenkes RI No.856 Tahun 2009 tentang Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Rumah Sakit
• Obat, bahan medis habis pakai, dan prasarana ambulans yang harus disediakan di
setiap level pelayanan gawat darurat, tercantum dalam tabel berikut.
FASILITAS/PRASARANA DI RUMAH SAKIT
FASILITAS/PRASARANA DI RUMAH SAKIT
FASILITAS/PRASARANA DI RUMAH SAKIT
KUALIFIKASI SDM IGD DI PUSKESMAS

Dokter/ • Memiliki kemampuan untuk melakukan triase, survei primer


(resusitasi dan stabilisasi), survei sekunder, dan tatalaksana definitif
Dokter Gigi sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya.

• Minimal setingkat Diploma 3.


Perawat • Memiliki kompetensi kegawatdaruratan.

Tenaga Kesehatan • Disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan dan tingkat kemampuan


Lain dan Tenaga masing-masing Fasilitas Pelayanan Kesehatan sesuai dengan
Nonkesehatan ketentuan peraturan perundang-undangan.
KUALIFIKASI SDM IGD DI RUMAH SAKIT
Tenaga Gawat Dokter Dokter Spesialis Dokter PPDS Dokter Umum Perawat Kepala Perawat Non Medis
Darurat Subspesialis S1/D3 Bag Keuangan
Kamtib
Pekarya

(+Pelatihan (+Pelatihan (+Pelatihan


Kualifikasi
Kegawat Kegawat Emergency
Daruratan) Daruratan) Nursing)
GELTS, ATLS, Emergency
Level ACLS, dll Nursing, BTLS,
BCLS dll
Level IV Semua jenis • 4 Besar + Anestesi On site 24 jam On site 24 jam Jam kerja / Di luar On site 24 jam On site 24 jam
on call on site jam kerja
• dr Spesialis lain on
call)
Level III - • Bedah, obgyn, anak, On site 24 jam On site 24 jam Jam kerja / Di luar On site 24 jam On site 24 jam
penyakit dalam on jam kerja
site
• dr Spesialis lain on
call)
Level II - Bedah, obgyn, anak, - On site 24 jam Jam kerja On site 24 jam On site 24 jam
penyakit dalam on site
Level I - - - On site 24 jam Jam kerja On site 24 jam On site 24 jam
ALUR KEGIATAN DI IGD
PELAYANAN KEGAWATDARURATAN
Triase
Survei Primer (Resusitasi dan Stabilisasi)
• Memilah pasien
berdasarkan beratnya Survei Sekunder
cedera/penyakit. • Resusitasi segera
• Menentukan jenis diberikan kepada pasien Tatalaksana Definitif &
penanganan/intervensi dengan kategori merah • Tidak wajib bila pasien Rujukan
kegawatdaruratan. setelah mengevaluasi memerlukan tindakan
ABCD. definitif segera, namun • Pemberian Tindakan.
• Monitoring tanda vital, tidak tersedia tenaga • Rujuk bila penanganan
memasang kateter urine, yang berkompeten/ terhadap pasien tidak
dan menilai ulang status fasilitas yang memadai. memungkinkan.
mental pasien. • Melakukan anamnesa, • Koordinasi dengan
pemeriksaan fisik, dan tempat rujukan.
pemeriksaan penunjang. • Kondisi pasien stabil saat
dirujuk, menggunakan
ambulans, dan didampingi
tenaga kesehatan terlatih.
PROSEDUR TRIASE
• Mengkategorikan status pasien menurut kegawatdaruratannya.
• Tindakan ini berdasarkan prioritas ABCD (Airway, Breathing, Circulation, Disability).

Circulation
Breathing

Disability
Airway

• Periksa patensi • Penilaian • Penilaian • Kemampuan


jalan nafas pernapasan sirkulasi aktivitas
• Pertimbangkan • Frekuensi • Nadi perifer • Tingkat
pencegahan pernapasan • Status kulit kesadaran
cedera servikal • Kerja • Perubahan • Penilaian nyeri
jika ada pernapasan denyut jantung
indikasi
• Tekanan darah
• Capillary refill
time (CRT)
KATEGORI TRIASE
Merah Kuning
• Prioritas pertama. • Prioritas kedua.
• Pasien cedera berat • Pasien memerlukan tindakan
mengancam jiwa yang definitif, tidak ada ancaman
kemungkinan besar dapat jiwa segera.
hidup bila ditolong segera.

Hijau Hitam
• Prioritas ketiga. • Pasien meninggal atau cedera
• Pasien dengan cedera minimal, fatal yang jelas dan tidak
dapat berjalan dan menolong mungkin diresusitasi.
diri sendiri atau mencari
pertolongan.
PELAYANAN KEGAWATDARURATAN DI RUMAH SAKIT
Level IV Level III Level II Level I
• Diagnosis & • Diagnosis & • Diagnosis & • Diagnosis &
penanganan: penanganan: penanganan: penanganan:
Permasalahan pada A, Permasalahan pada A, Permasalahan pada A, Permasalahan pada
B, C dengan alat-alat B, C dengan alat-alat B, C Aiway problem,
yang lebih lengkap yang lebih lengkap • Melakukan resusitasi Breathing problem,
termasuk ventilator termasuk ventilator dasar, penilaian Circulation problem
• Melakukan resusitasi • Melakukan resusitasi disability, penggunaan • Melakukan resusitasi
dasar, penilaian dasar, penilaian obat, EKG, defibrilasi dasar, stabilisasi, dan
disability, penggunaan disability, penggunaan • Evakuasi dan rujukan evakuasi
obat, EKG, defibrilasi obat, EKG, defibrilasi antar Fasyankes
• ROE (Ruang Observasi • Evakuasi dan rujukan • Bedah cito
Emergensi) antar Fasyankes
• Bedah cito • ROE (Ruang Observasi
• Anestesi emergensi Emergensi)
• Bedah cito
BANTUAN HIDUP DASAR

Langkah 4 Langkah 6
Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 5 Langkah 7
Circulation Breathing
Danger Response Call for Help Airway Repeat
Cek denyut Berikan
Pastikan Cek respon Meminta Buka jalan Ulangi
nadi, bantuan
keamanan korban bantuan napas langkah 4-6
kompresi napas
CIRCULATION

Cek denyut nadi di leher

Bila tidak ada nadi,


lakukan kompresi dada 30x
Cara Kompresi Dada yang Benar

Bebaskan dada dari pakaian

Letakkan pangkal telapak


tangan yang satu di tengah
dada

Letakkan pangkal telapak tangan


lainnya di atas tangan yang satu
Cara Kompresi Dada yang Benar

Kedalaman 5-6 cm

Kecepatan 100-120x/menit, teratur

Beri kesempatan dada mengembang penuh dengan


sendirinya

Kompresi tidak boleh terputus (kecuali untuk memberi


bantuan nafas atau memindahkan pasien, namun tidak
boleh >10 detik)
AIRWAY

Buka jalan napas dengan:


Angkat kepala, angkat dagu Menarik rahang tanpa mendorong
(head tilt, chin lift), atau kepala (jaw thrust)
BREATHING
Berikan 2x bantuan napas setiap setelah 30x pijatan
Berikan 2 x bantuan nafas setiap setelah
jantung, dengan cara: 30x pijatan jantung
dengan cara:
Menggunakan pocket mask, atau Menggunakan bag valve mask
Ulangi Langkah C – A – B Sampai Bantuan Datang

Circulation

Breathing Airway
10 PENYAKIT TERBANYAK DI IGD RSAU SALAMUN

1. Dyspesia 6. STEMI

2. Viral Infection 7. Diare Akut

3. DHF 8. ISK

4. Stroke 9. Bronkopneumonia

5. Inpartu 10. CHF


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai