Anda di halaman 1dari 2

negara hukum formal adalah negara hukum dalam arti sempit yaitu negara yang

membatasi ruang geraknya dan bersifat pasif terhadap kepentingan rakyat negara.
Negara tidak campur tangan secara banyak terhadap urusan dan kepentingan warga
negara. Urusan ekonomi diserahkan pada warga dengan dalil Laissez faire, laissez aler
yang berarti bahwa warga dibiarkan mengurus kepentingan ekonominya sendiri maka
dengan sendirinya perekonomian negara akan sehat.
Negara hukum formal dikecam banyak pihak karena mengakibatkan kesenjangan
Ekonomi Yang amat mencolok terutama setelah Perang Dunia Kedua. Gagasan bahwa
pemerintah dilarang campur tangan dalam urusan warga baik dalam bidang ekonomi dan
sosial lambat laun berubah menjadi gagasan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas
kesejahteraan rakyat dan karenanya harus aktif mengatur kehidupan ekonomi dan sosial
(Mirriam Budiarjo,1997). Untuk itu pemerintah tidak boleh pasif atau berlaku seperti
penjaga malam melainkan harus aktif melakukan upaya-upaya membangun
kesejahteraan rakyat.
Berikut macam-macam sumber hukum formal:
1. Peraturan Perundang-undangan

Peraturan adalah peraturan hukum jika peraturan itu mengikat setiap orang dan ketaatannya
dapat dipaksakan oleh hakim. Untuk memahami peraturan itu merupakan peraturan hukum,
maka harus melihat kriteria formal atau sumber peraturan tersebut.

2. Praktik Administrasi Negara atau Hukum Tidak Tertulis

Sumber hukum formal berikutnya adalah hukum tidak tertulis. Menurut Bagir Manan, hukum
tertulis memiliki jangkauan yang terbatas dari unsur politik, ekonomi, sosial, budaya,
pertahanan dan keamanan. Pasalnya, perubahan masyarakat semakin cepat dan undang-
undang tidak mungkin mencakup semua persoalan yang dihadapi oleh administrasi negara.

3. Yurisprudensi

Yurisprudensi artinya pengetahuan hukum. Pada teknisnya, yurisprudensi adalah putusan


badan peradilan atau hakim yang diikuti secara berulang dalam kasus yang sama oleh
hakim lain. Oleh karena itulah disebut juga rechstersrecht.

4. Doktrin

Doktrin adalah ajaran hukum atau pendapat pakar hukum yang berpengaruh. Meskipun
tidak mengikat, tetapi pendapatnya penting bahkan terdapat ungkapan bahwa orang tak
boleh menyimpang dari pendapat umum para ahli hukum.

Perubahan dari Negara hokum formal ke Negara hokum materil bukanlah suatu perubahan yang
mudah, melainkan merupakan suatu proses yang kompleks dan terus beradaptasi dengan
perkembangan masyarakat. Tujuannya ialah untuk menciptakan suatu system hokum yang lebih
inklusif, adil, dan responsive terhadap kekuatan dan tuntutan masyarakat yang berkembang.
Beberapa factor yang melatarbelakangi perubahan dari Negara hokum formal menjadi Negara
hokum materil:
1. Kurangnya akses ke system peradilan, terutama bagi kelompok masyarakat yang kurang
mampu.
2. Adanya kebijakan-kebijakan pemerintah yang dianggap tidak memperhatikan kesejahteraan
social dan keadilan bagi seluruh warga Negara.
3. Ketidakadilan dan ketimpangan social ekonomi yang terus bertambah didalam masyarakat,
yang menyebabkan kesenjangan anatara orang kaya dan miskin semakin banyak.

Sumber referensi:
1. https://hukumonline.com
2. https://katadata.co.id

Anda mungkin juga menyukai