Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN UJIAN AKHIR PROGRAM

PRAKTIK KLINIK REFRAKSI, LENSA KONTAK, DAN OPTISI

Disusun Oleh:
HUSNI YUSRIJAL
4005200036

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA OPTOMETRI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-
Nya penyusun dapat menyelesaikan Ujian Akhir Program yang terdiri dari Ujian
Akhir Praktik Klinik Refraksi, Lensa Kontak dan Optisi dan menyelesaikan
Pembuatan Laporan yang berjudul “Laporan Ujian Akhir Program Praktik Klinik
Refraksi, Lensa Kontak dan Optisi” dengan lancar.
Laporan Ujian Akhir Program Praktik klinik Refraksi ini merupakan tugas
yang wajib dikerjakan oleh mahasiswa tingkat akhir D3 Optometri yang telah
melakukan Ujian Akhir Program Praktik Klinik di Laboratorium STIKes Dharma
Husada, Bandung. Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi orang lain
khususnya bagi penulis untuk dapat diaplikasikan di lapangan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan. Maka dari
itu penulis sangat berharap adanya kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak yang membaca laporan ini untuk evaluasi penulis kedepannya.

Bandung, Januari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Iis.................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Tujuan.............................................................................................................2
C. Manfaat...........................................................................................................3
D. Ruang Lingkup...............................................................................................4
E. Langkah Kegiatan...........................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6
A. Definisi Kelainan Refraksi.............................................................................6
B. Jenis-jenis Kelainan Refraksi.........................................................................6
C. Tanda dan Gejala............................................................................................9
BAB III LAPORAN KASUS...............................................................................10
A. Rencana Cakupan Praktik.............................................................................10
B. Fokus Praktik................................................................................................10
C. Hasil Cakupan Praktik..................................................................................11
D. Identifikasi Masalah.....................................................................................11
E. Prioritas Masalah..........................................................................................12
F. Laporan Kasus..............................................................................................12
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................20
A. Kesimpulan...................................................................................................20
B. Saran.............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
LAMPIRAN..........................................................................................................22

i
i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia memiliki mata disebelah kiri dan kanan. Kehilangan atau
kerusakan salah satu bola mata dapat mengganggu penglihatan. Berdasarkan
data WHO (2012) terdapat 285 juta orang di dunia yang mengalami gangguan
penglihatan, dimana 39 juta orang mengalami kebutaan dan 246 juta orang
mengalami penglihatan kurang (low vision). Tajam penglihatan sudah
dikatakan low vision dengan visus 6/18. Secara global, gangguan penglihatan
tersebut disebabkan oleh kelainan refraksi 43%, katarak 33% dan glaukoma
2%. Meskipun demikian, bila dikoreksi dini sekitar 80% gangguan penglihatan
dapat dicegah maupun diobati (Jurnal Kesehatan Andalas, 2014).
UAP (Ujian Akhir Program) merupakan salah satu pengaplikasian
pembelajaran mahasiswa semester V program Studi Diploma Tiga Optometri
STIKes Dharma Husada, Bandung. Kompetensi praktik UAP mahasiswa D3
Optometri meliputi pemeriksaan dan pelayanan Refraksi, pelayanan Lensa
Kontak, dan pelayanan Optisi. UAP dilaksanakan di Laboratorium Optometri
STIKes Dharma Husada, Bandung.
Berdasarkan hal tersebut mahasiswa wajib mampu melakukan serta
memberikan pelayanan kesehatan mata kepada klien/pasien dengan baik sesuai
dengan Standard Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan dalam
Peraturan Menteri Kesehatan No. 41 Tahun 2015. Dengan melakukan
pelayanan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) yang
semestinya, praktisi dapat mencegah serta mengurangi akibat yang ditimbulkan
dari kesalahan kerja yang dilakukan saat pelayanan.

1
Sehubungan dengan uraian diatas, Program Studi D3 Optometri STIKes
Dharma Husada Bandung dalam upaya peran serta mendukung program
pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan
menurunkan angka kejadian kelainan refraksi dan kebutaan, tujun
melaksanakan kegiatan UAP (Ujian Akhir Program) bagi mahasiswa/i adalah
untuk meng- implementasikan ilmu yang telah didapat selama berkuliah
kemudian diterapkan dalam ruang lingkup pekerjaan serta dapat membantu
pasien/klien yang mempunyai masalah dalam kesehatan matanya sesuai dengan
kebutuhannya. Praktik ini dilaksanakan di Laboratorium STIKes Dharma
Husada, Bandung.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan Ujian Akhir Program praktik klinik Refraksi,
Lensa Kontak dan Optisi mahasiswa memiliki kemampuan sebagai
konsultan dan memiliki keterampilan dalam memberikan pelayanan
pemeriksaan refraksi sesuai SOP kepada pasien/klien yang mengalami
gangguan kelainan refraksi secara komperhensif, efisien, akurat, aman,
dan nyaman.
2. Tujuan Khusus
a. Praktik Klinik Refraksi
Setelah melalui proses pembelajaran klinik mahasiswa mampu
memberi dan mengelola berbagai pelayanan pemeriksaan refraksi yang
meliputi komunikasi dengan klien/pasien, persiapan pelayanan
pemeriksaan, pemeriksaan mata Refraksi, pendahuluan pelayanan
refraksi, pemeriksaan refraksi objektif, pemeriksaan subjektif,
pemeriksaan penglihatan binokuler, dan menegakkan diagnosa dan
analisa refraksi secara komperhensif efisien, akurat, aman, dan
nyaman.
b. Praktik Klinik Lensa Kontak
Setelah melalui proses pembelajaran klinik mahasiswa mampu
member dan mengelola berbagai pelayanan pemeriksaan lensa kontak
2
yang meliputi komunikasi dengan klien/pasien, persiapan pelayanan
lensa kontak, pemeriksaan inspeksi dan observasi mata, pemeriksaan
pendahuluan, penentuan jenis lensa kontak, penilaian fitting lensa
kontak, pemesanan lensa kontak, melakukan bimbingan pemakaian &
perawatan lensa kontak, pemeriksaan lanjutan/kunjungan ulang,
menentukan rujukan, dan evaluasi pelayanan lensa kontak, secara
komprehensif efisien akurat, aman dan nyaman.
c. Praktik Klinik Optisi
Setelah melalui proses pembelajaran klinik mahasiswa mampu
member dan mengelola berbagai pelayanan pemeriksaan lensa kontak
yang meliputi penerjemahan resep kacamata, pemilihan frame/bingkai
kacamata melakukan pengukuran tinggi segmen, pupil vertical, dan
jarak pupil pasien/klien, menentukan parameter frame/bingkai
kacamata, membuat layout desain frame/bingkai kacamata, pemilihan
lensa, ordering, pembuatan kacamata, quality control kacamata, dan
melakukan fitting kacamata standard an fitting kacamata penyesuaian
kepada pasien/klien secara komprehensif efisien, akurat, aman dan
nyaman.

C. Manfaat
1. Manfaat untuk Mahasiswa
a. Sebagai Uji kemampuan dan pengalaman dalam mempraktekan ilmu
yang sudah diterima penulis selama duduk di bangku kuliah.
b. Melatih mahasiswa/i agar lebih terampil dalam memecahkan masalah
kesehatan mata klien/pasien agar dapat dikoreksi dan dibantu sesuai
dengan kebutuhan klien/pasien.
c. Memberikan pengalaman belajar dan bekerja kepada para mahasiswa/I
tentang penerapan ilmu dan praktik pelayanan refraksi kepada
pasien/klien.
d. Melalui pengalaman belajar dan bekerja dalam mengelola dan
memberikan pelayanan refraksi secara langsung kepada klien/pasien,
akan menumbuhkan sifat profesional pada diri mahasiswa/i.

3
2. Manfaat untuk Masyarakat
Mendapatkan pelayanan pemeriksaan refraksi sesuai dengan kelaina
refraksi yang dimiliki serta sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan
sehingga mendapatkan alat bantu atau lainnya sesuai dengan kebutuhan.
Selain itu, masyarakat mampu mengenali peran dan fungsi tugas pokok
seorang refraksionis optisien dalam memberikan pelayanan kesehatan mata
kepada klien/pasien.

3. Manfaat untuk STIKes Dharma Husada Bandung


a. Sebagai bahan untuk memberikan gambaran mengenai penerapan
Standard Operating Procedure (SOP) dan pelayanan rehabilitasi
penglihatan pasien yang ditimbulkan akibat kelainan refraksi.
b. Sebagai bahan agar institusi berkonsentrasi pada skill mahasiswa/I untuk
selalu menerapkan pemeriksaan standar pelayanan kesehatan kepada
pasien sesuai dengan Standard Operating Proscedure (SOP) yang
semestinya.
c. Sebagai bahan informasi dan pembelajaran untuk mahasiswa/I kesehatan
untuk menguasai keterampilan dan teknik pelayanan sesuai dengan yang
telah ditetapkan.

D. Ruang Lingkup
1. Ruang Lingkup Masalah
Mengetahui masalah kesehatan mata khususnya kelainan refraksi
klien/pasien yang ditemukan dan penatalaksanaannya di Laboratorium
STIKes Dharma Husada, Bandung.
2. Ruang Lingkup Keilmuan
Ruang lingkup ilmu dalam praktik kerja lapangan di Laboratorium
STIKes Dharma Husada, Bandung meliputi keilmuan mata kuliah Refraksi
Klinik, Lensa Kontak, Klinik Optik Surfacing dan Dispensing.

4
3. Ruang Lingkup Lokasi dan Waktu
Pelaksanaan Ujian Akhir Program praktik klinik Refraksi, Lensa
Kontak dan Optisi ini dilaksanakan di Laboratorium STIKes Dharma
Husada, Bandung pada bulan Januari 2023.
4. Ruang Lingkup Kegiatan
Selama praktik di Lingkungan Laboratorium diharapkan mahasiswa
mampu:
a. Menciptakan komunikasi dengan santun dan baik pada klien/pasien
maupun petugas dan pembimbing klinik.
b. Menciptakan kenyamanan lingkungan sejawat
c. Menciptakan hubungan saling percaya baik dengan klien/pasien
d. Melakukan identifikasi berbagai kelainan refraktif
e. Menegakkan diagnosa dan analisa
f. Melakukan implementasi
g. Melakukan evaluasi
h. Mengkomunikasikan hasil identifikasi, pengkajian, dan dokumentasi
yang dibuat kepada penanggung jawab/klinikal instruktur/kepala
ruangan.

E. Langkah Kegiatan
1. Pelaksanaan Kegiatan Ujian Akhir Program (UAP) Klinik Refraksi, Lensa
Kontak dan Klinik Optik Dispensing di Laboratorium Optometri STIKes
Dharma Husada: Tanggal 16 Januari 2023
2. Pelaksanaan Kegiatan Ujian Akhir Program (UAP) Klinik Optik Surfacing
di Laboratorium Optometri STIKes Dharma Husada: Tanggal 16 Januari
2023
3. Proses pemotongan lensa sesuai dengan data pasien di Laboratorium
Dispensing dan Surfacing: Tanggal 20 Januari 2023
4. Quality Control: Tanggal 24 Januari 2023
5. Penyusunan Laporan dan Analisa Data Hasil UAP: Tanggal 24 Januari 2023

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Kelainan Refraksi


Kelainan refraksi dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana
sistem optik pada mata tidak berakomodasi tidak dapat meneruskan sinar
paralel untuk difokuskan pada retina. (Alruwaili, 2018) Kelainan refraksi yang
tidak terkoreksi adalah penyebab utama gangguan visual secara global diikuti
oleh katarak yang menjadi kasus terbanyak kedua. Kelainan refraksi yang tidak
terkoreksi telah ditargetkan sebagai salah satu prioritas program the Vision
2020: The Right to Sight.

B. Jenis-jenis Kelainan Refraksi


1) Miopia
Miopia (rabun jauh) merupakan kelainan refraksi dengan bayangan
sinar dari suatu objek yang jauh difokuskan di depan retina pada mata
yang tidak berakomodasi, yang terjadi akibat ketidaksesuaian antara
kekuatan optik (optical power) dengan panjang aksial bola mata (panjang
sumbu bola mata) sehingga membuat objek yang jauh terlihat kabur

2) Hipermetropia
Hipermetropia (hiperopia, farsightedness) adalah suatu kondisi
dimana objek yang terletak jauh akan terlihat lebih jelas, sedangkan objek
yang terletak lebih dekat akan sulit untuk difokuskan oleh mata. Kondisi
ini terjadi karena sinar sejajar cahaya yang memasuki mata mencapai titik
fokus di belakang retina pada mata yang tidak berakomodasi.

3) Astigmatisme
Astigmatisma merupakan kelainan refraksi yang cukup umum, terjadi
bila sinar sejajar cahaya yang memasuki mata tidak difokuskan pada satu
titik yang sama melainkan pada dua titik yang berbeda

C. Tanda dan Gejala

6
BAB III
LAPORAN KASUS

A. Rencana Cakupan Ujian Akhir Praktik


Mahasiswa/I memeriksa 1 pasien dalam Praktik Klinik Refraksi, Lensa
Kontak dan Optisi.

B. Fokus Ujian Akhir Praktik


1. Praktik Klinik Refraksi
Melakukan telaahan klinis dan memberikan pelayanan refraksi pada
pasien/klien meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Melakukan komunikasi dengan pasien/klien
b. Melakukan persiapan pelayanan pemeriksaan
c. Melakukan pemeriksaan Inspeksi dan Observasi mata
d. Melakukan pemeriksaan pendahuluan
e. Melakukan pemeriksaan refraksi objektif
f. Melakukan pemeriksaan refraksi subjektif
g. Melakukan pemeriksaan penglihatan binokuler
h. Melakukan pemeriksaan kelainan presbiopia
i. Melakukan pemeriksaan gangguan binokuler
j. Menegakkan diagnose dan analisa refraksi
k. Melakukan pencatatan/pendokumentasian terhadap
pelayanan kesehatan yang telah dilakukan.
2. Praktik Klinik Lensa Kontak
Melakukan telaahan klinis dan memberikan pelayanan lensa kontak
pada pasien/klien meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Melakukan komunikasi dengan klien/pasien
b. Melakukan persiapan pelayanan lensa kontak
c. Melakukan pemeriksaan inspeksi dan observasi mata
d. Melakukan pemeriksaan pendahuluan
e. Melakukan penentuan jenis lensa kontak
f. Melakukan penilaian fitting lensa kontak
7
g. Melakukan pemesanan lensa kontak
h. Melakukan bimbingan pemakaian&perawatan lensa kontak
i. Melakukan pemeriksaan lanjutan/kunjungan ulang
j. Menentukan rujukan
k. Melakukan evaluasi pelayanan lensa kontak
l. Melakukan pencatatan hasil pelayanan lensa kontak (rekam medis)
3. Praktik Klinik Optisi
Melakukan telaahan klinis dan memberikan pelayanan optisi pada
pasien/klien meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Melakukan penerjemahan resep kaca mata
b. Melakukan pemilihan frame/bingkai kacamata
c. Melakukan pengukuran tinggi segmen, pupil vertical, dan jarak
pupil pasien/klien
d. Menentukan parameter frame/bingkai kacamata
e. Membuat layout desain frame/bingkai kacamata
f. Melakukan pemilihan lensa
g. Melakukan ordering
h. Melakukan pembuatan kacamata
i. Melakukan quality control kacamata
j. Melakukan fitting kacamata standar dan fitting kacamata
penyesuaian kepada pasien/klien

C. Hasil Cakupan Praktik


Ujian Akhir Program Praktik Klinik Refraksi merupakan aplikasi dari
mata kuliah inti yang berkaitan dengan ilmu Refraksi dan Optisi, yang
memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk terlibat secara langsung dalam
kegiatan rutinitas pelayanan klinik refraksi dengan mengintegrasikan berbagai
konsep pelayanan refraksi. Sehinggga terbangun struktur pelayanan yang
komprehensif, efisien, akurat, aman, dan nyaman.

D. Identifikasi Masalah
Mengetahui status kelainan refraksi pasien, koreksi kacamata pasien sehingga

8
dapat memperbaiki penglihatan pasien.Kegiatan pemeriksaan yang dilakukan
oleh mahasiswa pada kegiatan UAP meliputi anamnesa, pemeriksaan umum
meliputi pengukuran power kacamata lama, pemeriksaan refraksi obyektif,
pemeriksaan refraksi subyektif, pemeriksaan visus atau baca dekat dan
pemeriksaan presbyopia dan distorsi.

E. Prioritas Masalah
Pemeriksaan diprioritaskan untuk mendapatkan ukuran koreksi kacamata
pasien sehingga dapat memperbaiki penglihatan pasien menjadi lebih jelas,
baik untuk koreksi jauh maupun koreksi dekat.

F. Laporan Kasus
1. Pemeriksaan Refraksi
Berikut detail identitas dan tahapan refraksi pasien:
a. Nama: Ratu ayya
b. Jenis kelamin: Wanita
c. Usia: 21
d. Pekerjaan: Mahasiswa
e. Alamat: Jln Jakarta No 14
f. Anamnesa:
- Keluhan yang dirasakan ketika membawa kendaraan malam
pandangannya sering kabur
- Lama keluahan yang di rasakan sejak 3 bulan terakhir
- Upaya yang dilakukan selama keluhan biasanya melakukan istirahat
- Riwayat
- Riwayat kesehatan turunan/umum
- Hobi / aktifitas
g. Pemeriksaan Pendahuluan
NPC: Break=
NPA: OD = 12,5D OS =12,5D
Mata Dominan: OS
Lapang Pandang:
Pergerakan Bola mata :

9
h. Ukuran kacamata lama :
OD: S-1,50 C-0,75 X90 6/6
OS : S-1,50 C-1,00 X180 6/6
i. Pemeriksaan Refraksi Objektif
Refraktometri :OD : S-1,50 C-0,75 X90
OS : S-1,50 C-1,00 X180

j. Pemeriksaan Subjektif
- PD Jauh Bino: 62
- PD Jauh Mono: OD = 32 , OS = 30
- PD Dekat Bino: 61
- PD Dekat Mono: OD = 31 , OS =30
k. Pemeriksaan Jarak Jauh
Jenis Pemeriksaan OD OS
Visus tanpa koreksi 6/15 6/15
Probbing lens +/- +/-
(Pasien lebih jelas (Pasien lebih jelas
menggunakan lensa minus) menggunakan lensa minus)
Pin Hole Test Ph +/- Ph +/-
Visus 6/7,5 6/7,5
Lensa Koreksi -1,50 -1,50
Visus 6/6 6/6
Penentuan Titik Akhir Contoh : Contoh :
Duochrome test Duochrome test
Spheris
Pasien melihat C di latar Pasien melihat C di latar
merah lebih hitam. merah lebih hitam.
Penambahan lensa S -0.25 Penambahan lensa S -0.25
Setelah itu pasien melihat C Setelah itu pasien melihat C
di latar merah dan hijau di latar merah dan hijau
sama sama
Penentuan Astigmat Fogging (+0.50) Fogging (+0.50)
Contoh : Contoh :
Semua meredian fan chart Ada 4 meredian yang paling
10
jelas Ada 4 meredian hitam yaitu pada meridian
yang paling 90, 100,110,130 kemudian
ditambahkan (+0,50) sampai
hitam yaitu pada meridian
pasien melihat 1 meridian 90
90, 100,110,130
jelas di fan chart
kemudian ditambahkan
(+0,50) sampai pasien
melihat 1 meridian 90
jelas di fan chart

Koreksi Astigmat C-0.50 X90 C –1,00 X180


Titik Akhir Astigmat Fog De fog Fog De fog
Dengan pemberian lensa
Dengan pemberian lensa
spheris plus sesuai dengan
koreksi astigmatnya (+0.50), spheris plus sesuai
pasien melihat semua
dengan koreksi
meridian fan chart buram
astigmatnya (+1.00),
pasien melihat semua
meridian fan chart buram
Titik Akhir Refinement sperical(+0.25)
Refinement
Monokuler Pasien melihat visus
sperical(+0.25)
6/6 masihjelaskemudian
Pasien melihat visus 6/6
ditambahkan(+0.25)sampai
masih jelas kemudian
pasienmelihatvisus6/6buram
ditambahkan (+0.25)
sampai pasien melihat
visus 6/6 buram

Hasil Koreksi S –1.50 C-0.50 x90 S –1.50 C -1.00


x180
Visus dengan Koreksi 6/6 6/6
Keseimbangan Hampris
Binokuler Penilaian
pertama: OD sama jelas dan tegas

Penilaian kedua: OS sama jelas.

11
Titik Akhir Binokuler DE S+0.25 DE S+0.25
Hasil: buram Hasil: buram
Uji Distorsi Tidak ada distorsi Tidak ada
distorsi
Pemeriksaan Jarak 8 PT 8 PT
Dekat Jarak 30 cm Jarak 30 cm

12
l. Diagnosa Refraksi:
OD: Astigmat
Miopia
Compositus
(WTR)
OS: Astigmat Miopia Compositus. (WTR)
m. Terapi Hasil
Refraksi: OD: S –
1.50 C-0.50 x90
OS: S –1.50 C –1.00 x180
2. Pemeriksaan Lensa Kontak
a. Anamnesa:
- Pernah menggunakan Lensa Kontak.

- Pemakaian 5-6 jam.


- Terakhir menggunakan lensa kontak 1 bulan lalu.
- Tidak ada keluhan pada lensa kontak lama.
b. Kesehatan Mata: Normal
c. Pemeriksaan Anterior Bola Mata Kiri (OS)
- Blepharitis: grade 0 Normal
- Meybomian Gland Dysfunction: grade 0 Normal
- Superior Limbic Keratoconjunctivitis: grade 0 Normal
- Corneal Infiltrates: grade 1 Trace
- Conjunctival Redness: grade 0 Normal
- Limbal Redness: grade 0 Normal
- Corneal Neovascularisation: grade: 0 Normal
- Corneal Staining: grade 0 Normal
d. Hasil Keratometri
OS 7.40/ 8.00
@180
e. Parameter Lensa Kontak OS
- HVID: 12 mm

13
- Diameter: 13 mm
- Celah Palpebra:
Horizontal: 26 mm
Vertikal: 13 mm
- Ukuran Pupil: 5 mm
- Kadar air mata: 12 detik (normal)
f. Penentuan BC Lensa Kontak:
Flat K + 10% dari Flat K
OS : 8.00 + 0.88
: 8.88
g. Penentuan Lensa Kontak
- BC: OS 8.5
-Power: OS S-3.00 C-1.25

- Kadar Air: Low Water Content


- Diameter: 14.5
- Bahan Lensa: Etafilcon A (silicon hydrogel)
- Tipe: Lensa Kontak Toric
h. Penilaian Fitting Lensa Kontak
-Trial Lensa Kontak: OS 8.5 / -3.00 -1.25 / 14.5
- Liputan: Penuh
- Sentrasi: Temporal 0.25 mm & Inferior 0.25mm
- Gerakan (kedipan)
Posisi Primer: 1.50
mm Up Gaze: 0.50
mm
- Rotasi: Left (kanan pemeriksa)
- Up gaze lag: 0.25 mm
- Keketatan: 40%
i. Ukuran Lensa Kontak
OS 8.5 / -3.00 -1.25 / 14.5
j. Kesimpulan dan Saran
Fitting lensa kontak dengan BC 8.5 dan diameter 14.5 sedikit longgar
tetapi, masih dikatakan ideal dan lensa kontak dengan parameter
tersebut dapat di order.
14
3. Klinik Optik Dispensing (Optisi)
a. Resep:
- OD: S –1.50 -0.50x90
- OS: S –1.50 -1.00 x180
b. Pengukuran PD
- PD jauh binokuler: 62 mm
- PD jauh monokuler: OD 32 mm & OS 30 mm
- PD dekat binokuler: 61 mm
- PD dekat monokuler: OD 31 mm & 30 mm
c. Pemilihan Bingkai dan Lensa
- Warna: Gradasi

- Jenis frame: Full frame


- Bahan: Plastik
- Jenis Lensa: Single Vision
- Temple Style: Skull
- Posisi Temple: Pulvue
- Bentuk Bridge: Modified Saddle Bridge
- Tebal Rim: 3 mm
- Bahan Lensa: CR-39
- Indeks Bias Lensa: 1.56
- Tinggi Segmen: ODS 20 mm
- Pupil Vertikal: ODS 25 mm
- Vertex Distance: ODS 12 mm
Eye Size: 50 mm GCD:
Eye Size + DBL
50 + 19 = 69 mm

15
Datum Length: 37 mm Desentrasi
OD: 35 – 32 = 3 mm (ke dalam)
OS: 35 – 31 = 4 mm (ke dalam)
DBL: 19 mm Temple length: 139 mm
Pantoskopik: 5 Face forming: 4
Efektif Diameter: 68 mm MBS: ED + (2 x desentrasi) + 2
OD: 68 + (2 x 3 ) + 2 = 76 mm
OS: 68 + (2 x 4) + 2 = 78 mm

d. Quality Control (QC)


- PD Frame: OD 30 mm, OS 32 mm
- Desentrasi
OD 1 ke luar
OS 0
- Efek prisma
OD 0.4 Δ BI

OS 0 Δ
- Total Prisma: 0.4 Δ BI
e. Penyetelan
- Penyetelan Standar
1. Penyetelan terhadap endpiece
2. Penyetelan x-ing
3. Penyetelan temple spread
- Penyetelan Aktual
1. Penyetelan temple dengan menaikkan sedikit endpiece kanan
2. Penyetelan bend down sehingga lengkungan bend down sama dan
tidak menekan terhadap telinga pasien
3. Melonggarkan sedikit baut pada engsel kiri
- Penilaian
1. Segitiga fitting: sudah sesuai, pasien tidak merasakan tekanan di
semua sisi triangle
2. Kesejajaran horizontal: tidak ada x-ing, variant planes, skewed
bridge

16
3. Sudut pantoskopik: 5o
4. Lebar temple: 4mm
- Hasil Penyetelan: Penyetelan sudah sesuai dengan anatomi wajah pasien.

4. Klinik Optik Surfacing


a. Resep Lensa
OD S-1.50
C-0.50 X90
OS S-1.50 C-1.00 X180
b. Base Curve
R/ +4.00
L/ +4.625
c. Center Thickness
(CT) R/ 1.1 mm
L/ 1.6 mm

d. Edge Thickness (ET)


R/ 3.56 mm
L/ 4,2 mm
e. Diameter Lensa: R/L 70 mm
f. Indeks Bias Lensa: R/L 1.56
g. Jenis dan Desain Lensa: CR 39 Single Vision

17
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Demikian laporan pelaksanaan praktik klinik ini dengan hasil pemeriksaan
pada pasien, yaitu:
Nn. Ratu Ayya dengan hasil koreksi:
OD S-1.50 C-0.50 X90
OS S-1.50 C-1.00 X180
Dengan diagnosa:
OD Astigmatisme Miopia Compositus / Astigmatisme With the Rule
OS Astigmatisme Miopia Compositus/Astigmatisme With the Rule

B. SARAN
Penulis menyarankan kepada pasien untuk menggunakan kacamata dengan
lensa single vision dengan ukuran refraksi yang sudah ditentukan, supaya
pasien dapat beraktivitas kembali dengan penglihatan yang normal.

18
DAFTAR PUSTAKA

19
LAMPIRAN

20
1. Lembar Kerja Klinik Refraksi
(A)

21
(B)

22
(C)

23
2. Lembar Kerja Lensa Kontak
(A)

24
(B)

25
(C)

26
(D)

27
3. Lembar Kerja Dispensing
(A)

28
(B)

29
30
4. Lembar Kerja Surfacing
(A)

31
32
5. Dokumentasi Kegiatan
A. Proses Pemotongan Lensa

B. Proses Quality Control

C. Proses Serah Terima Kacamata Kepada Pasien

33

Anda mungkin juga menyukai