Hari guruh takan hujan : Orang yang sangat marah tak akan
memukul
Harap pada yang ada, cemas pada yang tidak ada : Orang yang
tidak memiliki kesabaran
Harap akan anak buta mata sebelah, harap akan teman buta
mata keduanya ; Percaya pada anak sendiri bisa jadi akan tertipu
di bandingkan percaya kepada teman
Hasrat hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai : Ingin
mencapai sesuatu sayangnya itu hanya mimpi semata
Hati gajah sama dilapah, hati tungau sama dicacah : Hasil yang
diperoleh dibagi rata
Hidup tidak karena do’a, mati tidak karena sumpah : Orang harus berusaha dengan sendirinya tidak
bergantung pada orang lain
Hidup sandar menyandar umpama aur dengan tebing : Perihal orang yang mencintai dengan tulus
Hidup kayu berbuah, hidup manusia biar berjasa : Selagi hidup berbuat baiklah untuk diri sendiri dan
masyarakat
Hilang tak tentu rimbanya, mati tak tentu kuburnya : Hilang, lenyap tak berbekas
Hilang geli oleh gelitik, hilang bisa oleh biasa : Awal yang tidak biasa tetapi lama kelamaan terbiasa
Hidup tolong menolong, sandar menyandar : Orang hidup harus saling membantu
Hitam-hitam kereta api, putih-putih kapur sirih : Yang indah rupawan adakalanya tidak berharga
Hilir malam mudik tak singgah, daun nipah dikatakan daun abu : Merasa malu karena berhutang
budi
Hujan berpohon, panas berasal : Segala sesuatu kejadian pasti ada sebabnya
Hujan berbalik ke langit : Orang berkuasa meminta tolong kepada orang lemah
Hitam tahan tempa, putih tahan sesah : Tetap, tidak berubah
Hitam mata itu mana boleh bercerai dengan putihnya : Orang yang sedang bercinta tidak mudah
dipisahkan
Hitam-hitam tahi minyak dimakan juga, putih-putih ampas kelapa dibuang : Barang tak terpakai
masih berguna, barang berguna tapi tak terpakai
Hulu mujur pandai bertenggang hulu baik pandai memakai : Pandai bergaul
Hujan tak sekali jatuh, simapi tak sekali erat : Kerja harus bertahap
Hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri : Sebaik-baiknya hidup di negeri orang
tidak sebaik hidup di negeri sendiri