Anda di halaman 1dari 8

KASUS NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN ZAT ADIKTIF

LAINNYA DI INDONESIA

Disusun Oleh :
1. Adam Satrio Wibisono (1)
2. Afif Fazli Putra H. (2)
3. Ayu Indi Wiyanda S. M. (6)
4. Maulidia Apriliyanti (17)
5. M. Bayu Rizqi Saputra (18)
6. M. Aqilla Dzaky Sugianto (19)
7. Nabil Dzikri Firdaus (21)
8. Nabila Romadhoni (22)
9. Naura Aqilah Yasmin (25)
10. Nizar Fazari Gusti M. (26)
11. Revalinda Putri Davina (30)
12. Tiara Brigite Martchelina (33)

SMA NEGERI 1 JEMBER


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif) bukan menjadi
masalah baru di negara kita. PBB menempatkan penyalahgunaan NAPZA sebagai salah
satu dari sepuluh isu global utama yang berkaitan dengan kehidupan pemuda yang harus
mendapatkan perhatian dengan prioritas tinggi. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya
catatan kriminal dari berbagai negara di dunia bahwa penggunaan NAPZA dimulai saat
usia muda. PBB mencatat bahwa para pemuda di seluruh negara mengkonsumsi NAPZA
dengan frekuensi yang meninggi dan cara yang lebih berbahaya daripada yang dilakukan
oleh usia lanjut. Menurut United Nation Office on Drugs and Crime (UNODC) (2012),
jumlah remaja yang menggunakan NAPZA sekitar 230 juta orang atau 5% dari jumlah
populasi remaja di dunia.
Menurut Yanny (2001) proses remaja menyalahgunakan NAPZA adalah adanya
kompromi yaitu tidak tegas menentang NAPZA serta mau bergabung dengan pemakai.
Remaja mulai mencoba dan segan menolak tawaran atau ajakan untuk mencoba
menyalahgunakan NAPZA. Setelah mencoba, tubuh sudah menjadi toleran sehingga perlu
peningkatan dosis penggunaan. Peningkatan dosis dan bertambahnya jenis narkoba yang
dipakai menimbulkan habituasi atau menjadi kebiasaan yang mengikat serta terjadi 3
adiksi/dependensi yakni keterikatan pada NAPZA sehingga tidak dapat lepas dan
menyebabkan gejala putus obat. Seharusnya pada usia produktif ini, remaja diharapkan
memiliki kesempatan yang sangat baik untuk mengembangkan segala potensi positif yang
mereka miliki seperti bakat, kemampuan, dan minat serta pencarian nilai-nilai hidup
(Willis, 2012). Dr Yusuf Qardhawi mengibaratkan masa muda dengan matahari pukul
12.00, yaitu ketika matahari bersinar paling terang dan paling panas. Demikian halnya
pemuda, ia mempunyai kekuatan fisik dan semangat yang lebih jika dibandingkan dengan
masa kanak-kanak atau lansia.
Saat ini, penyalahgunaan NAPZA tak hanya terjadi di kalangan remaja, tetapi juga
pada kalangan yang sedang disorot oleh masyarakat yaitu selebriti. Hal tersebut
disebabkan oleh adanya peningkatan pengguna narkotika di kalangan selebriti sebanyak
9% pada tahun 2019. Selebritis yang merupakan role model bagi masyarakat, tentunya
harus dapat menjaga sikap dan nama baiknya dan harus memberikan contoh yang baik
kepada masyarakat bukan memberikan contoh yan buruk yang dapat ditiru oleh
masyarakat sehingga menyebabkan permasalahan sosial. Peredaran narkotika yang terjadi
di kalangan selebriti dimulai dari golongan tertinggi hingga terendah dan harga narkotika
tersebut bervariasi dimulai dari harga yang mahal dan murah. Maka dari itu, masyarakat
maupun selebriti dapat dengan mudah mendapatkan dan mengkonsumsi obat-obatan
terlarang tersebut. Tujuan dari penggunaan narkotika di kalangan selebriti tersebut adalah
mengurangi rasa stress, kesedihan, kesepian, meningkatkan stamina dan meredakan emosi.
Tetapi, penggunaan tersebut dapat menimbulkan adanya kecanduan. Dampak yang terjadi
dalam penyalahgunaan narkotika dalam kalangan selebriti dapat memunculkan adanya
stigma negative dan hilangnya pekerjaan pada selebriti tersebut. Penelitian ini bertujuan
untuk memberikan edukasi dan informasi bagi pembaca agar dapat mencerna informasi
sebaik-baiknya untuk menentukan mana yang baik dan mana yang buruk dan mana yang
patut untuk dicontoh sehingga tidak mnimbulkan permasalahan sosial di masyarakat.

1.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan NAPZA.
b. Untuk membahas mengenai kasus penyalahgunaan NAPZA di kalangan remaja.
c. Untuk membahas mengenai kasus penyalahgunaan NAPZA di kalangan selebriti.

1.3 Manfaat
a. Sebagai media untuk mengingatkan kepada masyarakat terkait NAPZA.
b. Sebagai sumber informasi dalam penggunaan NAPZA.
c. Sebagai motivasi agar tidak terjerumus kedalam penyalahgunaan NAPZA.
d. Sebagai sarana untuk memperkaya pengetahuan masyarakat.

1.4 Poin Urutan Pembahasan


a. Pengertian NAPZA
b. Jenis-Jenis NAPZA
c. Bahaya NAPZA
d. Pencegahan NAPZA
e. Kasus NAPZA pada remaja
f. Kasus NAPZA pada selebriti
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian NAPZA


NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif
lainnya. Istilah lain kepanjangan dari NAPZA adalah narkoba yang berarti narkotika dan
obat atau bahan berbahaya. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman baik itu sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri, dan menyebabkan ketergantungan.
Sedangkan psikotropika diartikan sebagai jenis narkotika yang dapat memberikan
pengaruh pada pikiran, emosi, dan perilaku. Psikotropika adalah jenis obat yang bekerja
dengan cara memengaruhi saraf. Selain narkoba dan psikotropika, terdapat juga zat adiktif
lainnya yang termasuk ke dalam NAPZA. Zat adiktif lainnya yang dimaksud adalah semua
jenis zat selain narkoba dan psikotropika yang dapat menimbulkan kecanduan atau
ketergantungan pada penggunanya. Ketika seseorang mulai berhenti mengomsumsi zat ini,
maka akan timbul reaksi tertentu seperti rasa sakit yang luar biasanya. Sensasi ini
kemudian membuat orang tidak dapat berhenti menggunakan zat-zat tersebut.

2.2 Jenis-Jenis NAPZA


Secara umum narkoba dibedakan dalam tiga kategori utama berdasarkan efeknya yang
berbeda-beda. Berikut adalah jenis-jenis NAPZA berdasarkan efek yang dihasilkan:
a. Depresan
Depresan bekerja memperlambat pesan yang dikirim ke dan dari otak. Obat ini
bekerja menekan sistem saraf pusat dan aktivitas fungsional tubuh. Penggunaan
depresan dapat membuat penggunanya menjadi tenang, tertidur, atau bahkan tidak
sadarkan diri. Penggunaan depresan dalam jumlah besar dapat menyebabkan mual dan
muntah, pingsan, hingga napas terhenti. Jenis NAPZA yang masuk kategori depresan
seperti: Alkohol Opioid (heroin, morfin, dll) Ganja Obat penenang (valium)
b. Stimulan
Stimulan adalah kebalikan dari depresan, jenis obat ini justru mempercepat pesan
yang dikirim ke dan dari otak. Efek yang dihasilkan dari penggunaan stimulan
umumnya adalah lebih bersemangat dan bahagia. Penggunaan obat stimulan dapat
menyebabkan peningkatan detak jantung, peningkatan suhu tubuh, paranoid, gelisah,
dan psikotik. Apabila obat stimulan digunakan bersama dengan depresan maka dapat
memberikan tekanan berlebihan pada jantung yang berbahaya bagi kesehatan. Jenis
NAPZA yang masuk kategori stimulan seperti: Amfetamin Ekstasi Kokain.
c. Halusinogen
Halusinogen adalah obat yang dapat mengubah persepsi tentang kenyataan. Obat ini
dapat menyebabkan kita melihat dan mendengarkan sesuatu yang sebenarnya tidak ada
dan tidak terjadi. Apa yang dilihat dan didengar seseorang yang terpengaruh obat ini
biasanya berbeda-beda bergantung pada suasana hati, kondisi pikiran, dan latar
belakang kehidupannya. Obat ini dapat membuat Anda merasa panik, cemas, paranoid,
dan kehilangan kontak dengan kenyataan. Jenis NAPZA yang masuk ke dalam kategori
halusinogen adalah seperti: LSD Magic mushroom (jamur ajaib) Ekstasi Ganja dengan
dosis tinggi.

2.3 Bahaya NAPZA


Efek samping obat terlarang dapat menimbulkan berbagai kerusakan pada tubuh.
Kerusakan ini dapat berupa gejala ringan hingga masalah kesehatan serius, hampir
memengaruhi seluruh organ vital dalam tubuh. Berikut ini berbagai efek samping atau
bahaya penyalahgunaan NAPZA yang perlu Anda waspadai:
a. Penyakit Kardiovaskular
Penyalahgunaan NAPZA jenis stimulan dapat memberikan efek pada jantung. Obat
stimulan akan menyebabkan kerusakan pada jantung setiap kali digunakan. Apabila
digunakan dalam jangka panjang, maka obat ini dapat menyebabkan penyakit jantung
kronis, termasuk gagal jantung. Sedangkan obat jenis heroin dapat menyebabkan
pembuluh darah kolaps dan bahkan menyebabkan infeksi pada pembuluh darah atau
jantung.
b. Kerusakan Sistem Pernapasan
Obat jenis opioid dapat menekan pernapasan dan memperburuk kondisi asma. Selain
itu, semua jenis obat-obatan terlarang yang penggunaannya dihisap dapat
menyebabkan kerusakan paru-paru yang dapat memicu penyakit seperti emfisema,
kanker paru-paru, dan bronkitis kronis.
c. Kerusakan Ginjal
Penyalahgunaan NAPZA juga berpotensi menyebabkan kerusakan ginjal. Beberapa
jenis NAPZA dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh, kerusakan jaringan otot,
dan dehidrasi. Kondisi ini apabila dibiarkan akan menyebabkan kerusakan ginjal
jangka panjang seperti gagal ginjal.
d. Kerusakan Hati
Opioid seperti heroin dapat menyebabkan kerusakan hati. Kerusakan hati biasanya
akan lebih buruk lagi apabila penggunaan obat bersamaan dengan penyalahgunaan
alkohol juga. Kerusakan ini dapat menyebabkan komplikasi seperti gagal hati.
e. Gangguan Saluran Pencernaan
Banyak jenis NAPZA yang memberikan efek kerusakan dan pembusukan di saluran
pencernaan. Kondisi ini dapat menyebabkan penyakit kronis seperti refluks asam,
sembelit, dan nyeri perut kronis.
f. Kerusakan Otak
Alasan mengapa kecanduan adalah kondisi yang sulit diatasi adalah karena dapat
mengubah otak seseorang. Beberapa bentuk kerusakan otak yang terjadi akibat
penyalahgunaan NAPZA meliputi: Gangguan fungsi kognitif, Perubahan dalam
memori, Perubahan koneksi pada otak, dan Kematian sel-sel otak. Bukan hanya akan
memberikan dampak pada kesehatan fisik dan mental, tapi juga dapat merusak
kehidupan sosial seseorang. Lebih parahnya, bisa sangat berpotensi menyebabkan
kematian.
2.4 Ciri-ciri Pengguna NAPZA
Pengguna NAPZA atau narkoba dapat dikenali melalui berbagai ciri. Berikut adalah
beberapa ciri-ciri pecandu narkoba yang paling umum:
a. Sering mengalami perubahan suasana hati
b. Euforia
c. Depresi
d. Perubahan penampilan
e. Sering sakit
f. Mengalami gangguan kronis
g. Halusinasi dan delusi Impulsif
h. Kemampuan menikmati kesenangan menurun
i. Cenderung menarik diri dari keramaian
Selian ciri-ciri di atas, tentunya masih banyak sekali ciri-ciri lain yang dapat
mengindikasikan seseorang sebagai pengguna narkoba. Efek narkoba pada setiap orang
berbeda-beda, sehingga ciri yang muncul juga dapat berbeda-beda pada setiap orang.

2.5 Pencegahan NAPZA


Berikut adalah langkah-langkah pencegahan penyalahgunaan NAPZA yang bisa
dilakukan:
a. Pencegahan Primer
Pencegahan primer dilakukan pada orang yang belum mengenal NAPZA serta pada
masyarakat yang berpotensi dapat membantu pencegahan penyalahgunaan narkoba.
Kegiatan yang dapat dilakukan sebagai langkah pencegahan meliputi Penyuluhan
tentang budaya narkoba, Memberikan penerangan melalui berbagai media tentang
bahaya NAPZA, serta Memberikan Pendidikan tentang pengetahuan narkoba dan
bahayanya.
b. Pencegahan Sekunder
Pencegahan ini dilakukan pada orang yang sedang mencoba penggunaan NAPZA
serta pada masyarakat yang berpotensi dapat membantu agar orang tersebut dapat
berhenti dan tidak mengalami kecanduan. Kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan
sebagai langkah pencegahan sekunder meliputi Deteksi dini anak yang
menyalahgunakan NAPZA, Konseling Bimbingan sosial melalui kunjungan rumah,
dan Penerangan dan pendidikan pengembangan individu.
c. Pencegahan Tersier
Langkah ini dilakukan pada orang yang sedang menggunakan atau pernah
menggunakan narkoba serta komponen masyarakat yang berpotensi dapat membantu
agar berhenti dari penyalahgunaan narkoba dan tidak kembali menggunakan NAPZA.
Langkah yang bisa dilakukan sebagai bentuk pencegahan tersier meliputi Konseling
dan bimbingan sosial kepada pengguna dan keluarga serta masyarakat yang ada di
lingkungan sekitarnya dan Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi bekas
pengguna agar mereka tidak terjerat kembali sebagai pengguna narkoba.
2.6 Kasus NAPZA pada remaja
Contoh kasus NAPZA pada remaja yang akan kita
bahas adalah “Siswa Berusia 15 Tahun menjadi Bandar
Narkoba”. Siswa ini yang berinisial RD berstatus pelajar
kelas 3 SMP. Ia sudah menjadi bandar dan
mengendalikan pengedar usia dewasa. Tak hanya itu,
RD bahkan sudah menjual obat terlarang di wilayah
Purwakarta, Subang dan Karawang dengan sasaran para
pelajar atau umum. Dari tangan RD, polisi menyita
barang bukti sebanyak 1.865 butir obat yang
dikategorikan narkotika.
Dari kasus di atas dapat disimpulkan bahwa tidak hanya orang dewasa yang bisa
menyalahgunakan narkoba, tetapi remaja juga bisa. Beberapa faktor yang dapat
menyebabkan remaja melakukan hal tersebut adalah :
a. Faktor Individu yaitu lemahnya iman yang tertanam pada individu.
b. Faktor Keluarga yaitu kurangnya perhatian dari orang tua dalam mengawasi anaknya.
c. Faktor Lingkungan yaitu adanya pergaulan bebas yang terjadi di lingkungan rumah,
sekolah, maupun masyarakat.
d. Faktor Pengaruh Media yaitu kurang bijaknya dalam menyaring informasi yang ada di
media sosial sehingga terjerumus kedalam hal yang kurang baik.
Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal yang serupa seperti kasus di atas
adalah :
a. Mengenal dan menilai diri sendiri
Mengenal dan menilai diri sendiri berarti menyadari akan kelemahan dan ketakutan
kekurangan dan kelebihan serta cita-cita atau tujuan hidup yang ingin dicapai.
b. Meningkatkan harga diri
Harga diri adalah suara hati yang menunjukkan bahwa ia adalah seseorang yang
istimewa dan berharga serta mampu mencapai cita-cita.
c. Meningkatkan rasa percaya diri
Percaya diri adalah gambaran keyakinan keberanian cara pandang pemikiran dan
perasaan tentang diri sendiri dalam menghadapi suatu permasalahan.
d. Terampil mengatasi masalah dan mengambil keputusan.
Kamu perlu belajar mengenal perasaan seperti rasa takut marah khawatir benci
malu putus asa dan sebagainya sehingga tidak lari dari masalah.
e. Pergaulan yang baik dan terampil menolak tawaran narkoba
Bagi seorang remaja penerimaan atau diakui oleh kelompok sebayanya sangat
penting untuk mengikuti hal-hal yang dikerjakan atau diikuti oleh teman-teman untuk
membuat mereka tertarik kepadanya.
2.7 Kasus NAPZA pada selebriti
Contoh kasus NAPZA pada selebriti yang akan
kita bahas adalah “Ammar Zoni kembali
menyalahgunakan narkoba, dulu ganja kini sabu”.
Ammar Zoni ditangkap polisi bersama dua asistennya
terkait kepemilikan ganja seberat 39,1 gram. Dari
tangan ketiganya ditemukan ganja satu kertas,
lintingan rokok, bong, dan tujuh plastik kecil diduga
bekas tempat sabu. Sejumlah sabu disita dari Ammar
Zoni dkk. Ketiganya juga telah dites urine dan
hasilnya dinyatakan positif narkoba.
Banyak selebritas yang menyalahgunakan narkoba karena alasan tertentu,
diantaranya adalah :
a. Mengurangi rasa stress
b. Meredakan rasa sedih
c. Kesepian
d. Meningkatkan stamina
e. Meredakan emosi.
Solusi yang dapat dilakukan untuk menanggulangi kasus serupa adalah sebagai
berikut :
a. Hindari rasa penasaran untuk mencoba. Bagaimanapun juga, sebagian besar riwayat
kecanduan pada remaja dan anak muda berasal dari penasaran ingin mencoba seperti
teman-temannya.
b. Lakukan kegiatan positif seperti olahraga atau atau bergabung dengan organisasi
tertentu. Ingat bahwa ancaman hukuman untuk penyalahgunaan narkoba tergolong
berat, ditambah lagi sanksi sosial dari masyarakat.
c. Hindari pergaulan malam. Lakukan kegiatan positif di waktu dan tempat yang aman
bersama keluarga, teman, dan rekan yang membawa efek positif. Jika punya masalah,
cari jalan keluar yang aman dan jangan jadikan narkoba sebagai pelarian untuk
melupakan masalah.

Anda mungkin juga menyukai