Anda di halaman 1dari 2

Nama: Nurhikmah

Kelas: X Mipa 4

Jawaban Tugas sejarah Indonesia!

Latihan 4 hal 87-88

A. Pilihan Ganda
1. A 6. A
2. C 7. A
3. B 8. C
4. D 9. B
5. E 10. E

B. Uraian
1. Metode sorogan dalam sistem pendidikan di pesantren:
Dalam metode sorogan para santri menghadap guru atau kiai satu per satu dengan
menyodorkan kitab yang akan dipelajarinya. Kiai membacakan pelajaran yang
terdapat pada kitab kemudian menerjemahkan dalam bahasa yang mudah dipahami
oleh santri.
2. Peran Sufi dalam islamisasi di Indonesia:
Sufi adalah sebutan untuk orang yang mengajar-kan tasawuf. merupakan praktik
keagamaan dalam Islam untuk menemukan kesadaran dan pencerahan batin. Pada
masa perkembangan Islam para sufi turut memperluas jangkauan proses islamisasi
di Indonesia. Jika pada tahap awal proses islamisasi hanya menjangkau wilayah kota-
kota pelabuhan, melalui tasawuf dan tarekat proses islamisasi dapat menjangkau
wilayah perdesaan.
3. Ulasan mengenai lembaga pendidikan pada masa Hindu-Buddha:
Lembaga pendidikan pesantren berkembang di wilayah Jawa dan Madura. Pesantren
merupakan perkembangan dari lembaga pendidikan pada masa Hindu–Buddha yang
menempatkan guru dan murid pada satu lingkungan.
4. Bukti penyesuaian nilai dan tradisi yang dilakukan para wali:
 Kesastraan dipenuhi konsep-konsep mistik.
 Penggunaan wayang sebagai media dakwah.
 Kompleks makam disusun mirip punden
berundak.
 Bangunan makam dan hiasannya menunjuk-
kan sinkretisme.
5. Ulasan mengenai peran raja dalam islamisasi di lingkungan istana kerajaan:
Perkembangan pendidikan Islam di istana sangat ditentukan oleh dukungan
penguasa kerajaan. Raja atau sultan berperan mendatangkan ulama dari
mancanegara untuk memberikan pengajaran Islam. Bahkan, para sultan dan pejabat
kerajaan menerima pendidikan Islam dari para ulama.
Latihan 5 hal 94-95

A. Pilihan Ganda
1. E 6. D
2. B 7. C
3. A 8. E
4. D 9. E
5. C 10. A

B. Uraian
1. Proses masuk dan perkembangan kebudayaan islam di Indonesia:
Perkembangan kebudayaan Islam di Indonesia ditandai dengan adanya akulturasi
dengan kebudayaan lokal dan Hindu–Buddha. Perkembangan kebudayaan Islam di
Indonesia juga didukung oleh sikap akomodatif dan proaktif dari para penyebar
Islam dan penduduk lokal Indonesia. Kondisi seperti ini mampu mempercepat
akulturasi sehingga melahirkan kebudayaan khas Indonesia. Hasil akulturasi antara
kebudayaan Islam dengan kebudayaan lokal dan Hindu–Buddha telah melahirkan
kebudayaan baru yang bersifat khas.
2. Bentuk mesjid kuno peninggalan kerajaan Islam di Indonesia:
Atap masjid kuno peninggalan kerajaan Islam di Indonesia berbentuk tumpang. Atap
tumpang disusun semakin ke atas semakin kecil dan puncaknya dilengkapi dengan
mustaka. Jumlah atap biasanya ganjil. Bentuk atap tumpang ini disebut meru.
3. Proses akulturasi bahasa melayu dan bahasa arab pada abad XVIII:
Sejak abad XVIII bahasa Melayu memasukkan kosakata Arab dalam percakapan
sehari-hari. Selanjutnya, kosakata tersebut terus digunakan dalam bahasa Indonesia.
Bahkan, beberapa kosakata bahasa Arab digunakan dalam bahasa Indonesia hingga
saat ini.
4. Pengaruh kebudayaan Islam dan Hindu-Buddha dalam bidang pemerintahan:
Model pemerintahan di kerajaan bercorak Islam berbeda dengan model kerajaan
Hindu–Buddha. Pada masa Islam penyebutan raja diganti dengan sultan, sunan,
susuhunan, panembahan, dan maulana. Sementara itu, untuk memperkuat
legitimasi kekuasaannya, para raja Hindu–Buddha menggunakan kultus dewa-raja
yang menganggap dirinya sebagai titisan dewa di dunia. Ajaran Islam menempatkan
raja dalam kedudukan sebagai khalifatullah (wali Tuhan di dunia).
5. Kesenian wayang yang efektif untuk menjadi sarana penyebaran agama Islam:
Kepopuleran kesenian wayang dimanfaatkan Sunan Kalijaga untuk menyebarkan
ajaran Islam. Sunan Kalijaga memodifikasi kisah-kisah dalam pewayangan menjadi
pertunjukan bernuansa Islam. Sunan Kalijaga menciptakan lakon (kisah) baru yang di
dalamnya disisipi ajaran Islam. Melalui media wayang, ajaran Islam mampu
dimengerti oleh masyarakat Jawa.

Anda mungkin juga menyukai