Anda di halaman 1dari 4

Pelanggaran Hak Cipta PT.

Idea Field Indonesia VS Mediance


Dalam lanjutan kasus ini, setelah arbitrase dilakukan dan MEDIANCE setuju untuk
menghentikan penggunaan katalog serta membayar sejumlah uang sebagai kompensasi
kepada PT IDEA FIELD INDONESIA, tindakan tersebut telah dilaksanakan oleh
MEDIANCE. Namun, terdapat pemotongan sejumlah uang sebagai biaya arbitrase yang
disediakan oleh elance.com.
Dalam hal ini, meskipun PT IDEA FIELD INDONESIA telah berhasil mendapatkan
keputusan yang menguntungkan dalam arbitrase, pemotongan biaya arbitrase tersebut dapat
menjadi hal yang kurang menguntungkan bagi PT IDEA FIELD INDONESIA. Sebagai
pemilik hak cipta yang menjadi pihak yang dirugikan, seharusnya PT IDEA FIELD
INDONESIA tidak perlu menanggung biaya arbitrase yang timbul akibat pelanggaran hak
cipta yang dilakukan oleh MEDIANCE. Namun, dalam kasus ini, keputusan tersebut
sepertinya telah disetujui oleh PT IDEA FIELD INDONESIA, sehingga uang sebesar 300
US$ harus dipotong sebesar 100 US$ untuk biaya arbitrase yang disediakan oleh elance.com.
Meskipun demikian, PT IDEA FIELD INDONESIA tetap mendapatkan kompensasi sebesar
200 US$ dari MEDIANCE.Sebagai langkah lebih lanjut, PT IDEA FIELD INDONESIA
dapat mempertimbangkan untuk mengambil tindakan hukum tambahan terkait pemotongan
biaya arbitrase yang dianggap tidak adil. PT IDEA FIELD INDONESIA dapat berkonsultasi
dengan ahli hukum yang berkompeten dalam hal hak cipta dan arbitrase untuk
mempertimbangkan opsi hukum yang tersedia.
Selain itu, PT IDEA FIELD INDONESIA juga dapat meningkatkan keamanan dan
perlindungan hak cipta atas karya desain grafisnya di masa depan. Hal ini dapat melibatkan
penerapan langkah-langkah seperti mengatur kontrak yang jelas dan melibatkan perjanjian
lisensi untuk penggunaan karya desain, memantau dan melindungi karya secara aktif, serta
menggunakan tanda tangan digital atau tindakan perlindungan lainnya untuk mencegah
pelanggaran hak cipta yang mungkin terjadi. Penting untuk memahami dan melindungi hak
cipta sebagai pemilik karya intelektual. Dalam kasus ini, PT IDEA FIELD INDONESIA telah
mengambil tindakan yang tepat dengan somasi, arbitrase, dan menuntut haknya sebagai
pemilik hak cipta terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh MEDIANCE.
Dalam contoh kasus tersebut, terdapat beberapa indikasi adanya pelanggaran hak cipta
yang dilakukan oleh MEDIANCE terhadap PT IDEA FIELD INDONESIA. Berdasarkan
informasi yang disediakan, berikut adalah tanggapan terhadap pelanggaran hak cipta yang
terjadi:
1. PT IDEA FIELD INDONESIA memiliki hak cipta atas desain grafis yang dihasilkan,
sesuai dengan Pasal 11 ayat 2 UU No. 19/2002. Oleh karena itu, penggunaan karya
desain grafis PT IDEA FIELD INDONESIA tanpa izin merupakan pelanggaran hak
cipta.
2. Terdapat kesamaan desain yang digunakan oleh MEDIANCE dengan desain milik PT
IDEA FIELD INDONESIA. Hal ini menunjukkan adanya pelanggaran hak cipta,
karena MEDIANCE menggunakan karya desain tersebut tanpa izin dari pemilik hak
cipta.
3. Penting untuk dicatat bahwa pelanggaran hak cipta tidak harus terjadi secara
keseluruhan, tetapi dapat terjadi bahkan jika hanya terdapat kesamaan sebagian.
Dalam kasus ini, kesamaan desain grafis antara PT IDEA FIELD INDONESIA dan
MEDIANCE sudah cukup untuk dianggap sebagai pelanggaran hak cipta.
4. Kesamaan desain yang digunakan oleh PT IDEA FIELD INDONESIA dan
MEDIANCE merupakan inti dari sebuah hak cipta. Dengan demikian, penggunaan
desain yang serupa tanpa izin pemilik hak cipta merupakan pelanggaran yang serius.
5. Tidak adanya komunikasi atau kontrak antara MEDIANCE dan PT IDEA FIELD
INDONESIA sebagai pemegang hak cipta desain grafis yang sama menambah bukti
pelanggaran. Sebelum menggunakan desain yang dimiliki oleh pihak lain, penting
bagi MEDIANCE untuk mendapatkan izin atau membuat perjanjian dengan PT IDEA
FIELD INDONESIA sebagai pemilik hak cipta.
Dalam menanggapi pelanggaran hak cipta ini, PT IDEA FIELD INDONESIA telah
mengambil tindakan somasi terhadap MEDIANCE dan meminta bantuan dari platform
elance.com untuk menyelesaikan masalah. Arbitrase kemudian dilakukan, di mana
MEDIANCE setuju untuk menghentikan penggunaan katalog dan membayar sejumlah uang
sebagai kompensasi kepada PT IDEA FIELD INDONESIA.
Pelanggaran hak cipta adalah tindakan serius yang dapat memiliki konsekuensi hukum.
Dalam kasus ini, MEDIANCE melanggar Pasal 72 ayat 2 UU Hak Cipta yang mengatur
mengenai penyebaran, pameran, pengedaran, atau penjualan karya hasil pelanggaran hak
cipta. Pidana penjara dan denda dapat dikenakan terhadap pelaku pelanggaran hak cipta,
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Indonesia.

Pelanggaran Hak Cipta Prayoga Dengan Brahmana


Dalam kasus pelanggaran hak cipta Prayoga dan Brahmana, terjadi pelanggaran hak
cipta terhadap karya desain grafis milik Prayoga oleh Brahmana. Prayoga memiliki hak
eksklusif atas karyanya dan memiliki hak untuk melindungi dan mengontrol penggunaan
karya tersebut. Prayoga telah mengambil beberapa langkah untuk menyelesaikan masalah ini.
Ia memberikan peringatan kepada Brahmana melalui email, meminta Brahmana untuk
mencantumkan nama dan membayar royalti. Namun, Brahmana menolak membayar royalti
dan meminta waktu untuk menghentikan penggunaan karya tersebut dalam blognya.
Kasus pelanggaran hak cipta yang dihadapi oleh Prayoga adalah serius dan melibatkan
pelanggaran terhadap karyanya yang dilakukan oleh Brahmana. Meskipun Prayoga telah
mencoba untuk menyelesaikan masalah ini melalui komunikasi dan peringatan yang
berulang, Brahmana tetap menggunakan karya tersebut tanpa seizin atau pengakuan yang
tepat. Dalam konteks undang-undang, Prayoga merujuk pada Undang-Undang Nomor 11
tahun 2008 Pasal 35 UU ITE yang melarang manipulasi, penciptaan, perubahan,
penghilangan, dan pengrusakan informasi elektronik dan dokumen elektronik tanpa hak atau
melawan hukum. Pelanggaran tersebut, seperti yang dilakukan oleh Brahmana dengan
menggunakan karya desain grafis Prayoga tanpa seizin, dapat dianggap sebagai pelanggaran
undang-undang. Meskipun Prayoga telah mempertimbangkan untuk membawa kasus ini ke
pengadilan, keputusan untuk tidak melanjutkan proses hukum dapat dimengerti mengingat
pertimbangan waktu dan biaya yang terlibat. Namun, penting untuk diingat bahwa
melindungi hak cipta merupakan hak yang diakui secara hukum, dan para pelaku kreatif
harus memperoleh pengakuan dan perlindungan atas karyanya. Dalam kasus ini, Prayoga
dapat menjaga bukti dan dokumentasi yang jelas tentang pelanggaran yang terjadi, termasuk
komunikasi antara Prayoga dan Brahmana yang menunjukkan peringatan yang telah
diberikan. Selain itu, Prayoga dapat mengambil langkah-langkah tambahan untuk melindungi
karyanya di masa depan, seperti mendaftarkan karya desain grafis ke lembaga yang
berwenang untuk memperkuat hak ciptanya.
Meskipun saat ini Prayoga telah beralih ke pekerjaan sebagai desainer di perusahaan
PROSHOP, penting untuk menyadari pentingnya melindungi hak cipta dan menghormati
karya orang lain. Dalam situasi serupa di masa depan, Prayoga dapat mengambil langkah-
langkah pencegahan yang tepat, seperti mencantumkan tanda hak cipta, mengatur izin
penggunaan karya, atau memperkuat kerjasama dengan asosiasi desain grafis untuk
mendapatkan perlindungan lebih lanjut. Penting bagi semua pihak yang terlibat dalam
kegiatan kreatif dan menggunakan karya orang lain untuk memahami dan menghormati hak
cipta. Dalam dunia maya yang semakin terhubung, mematuhi undang-undang hak cipta
adalah langkah penting untuk menjaga integritas dan keberlanjutan industri desain grafis dan
kreatif secara keseluruhan
Meskipun Prayoga memberikan peringatan kedua dan peringatan terakhir kepada Brahmana,
dan mengancam akan membawa kasus ini ke pengadilan jika penggunaan karya terus
berlanjut, Brahmana tidak memberikan tanggapan atau menghentikan penggunaan karya
tersebut. Prayoga memilih untuk tidak melanjutkan proses hukum dengan alasan
pertimbangan waktu dan biaya yang tinggi. Sebagai alternatif, Prayoga memilih untuk
bekerja sebagai desainer di perusahaan PROSHOP yang lebih menguntungkan daripada
menjual karya dan jasa desain grafisnya secara daring.
meskipun Prayoga telah memilih untuk tidak melanjutkan proses hukum, tetap ada beberapa
opsi yang dapat dipertimbangkan dalam menangani pelanggaran hak cipta yang dilakukan
oleh Brahmana.
1. Komunikasi Lanjutan: Prayoga dapat mencoba menghubungi Brahmana kembali
dengan memberikan peringatan terakhir secara resmi. Melalui surat yang dikirim
secara tercatat, Prayoga dapat menjelaskan konsekuensi serius dari pelanggaran hak
cipta yang dilakukan oleh Brahmana dan menekankan pentingnya menghentikan
penggunaan karya tanpa izin. Dalam surat tersebut, Prayoga dapat menetapkan batas
waktu untuk menghentikan penggunaan karya dan meminta tanggapan tertulis dari
Brahmana.
2. Mediasi atau Penyelesaian Alternatif Sengketa: Prayoga dapat mencoba mencari
bantuan dari mediator atau lembaga penyelesaian sengketa terkait hak cipta. Mediator
yang kompeten dapat membantu Prayoga dan Brahmana dalam mencapai kesepakatan
yang memadai, seperti mencantumkan pengakuan terhadap Prayoga sebagai pemilik
karya atau menentukan kompensasi yang wajar bagi Prayoga.
3. Mendaftarkan Karya Desain Grafis: Prayoga dapat mempertimbangkan untuk
mendaftarkan karya desain grafisnya ke lembaga yang berwenang, seperti Direktorat
Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) di Indonesia. Dengan mendaftarkan karya
tersebut, Prayoga akan memiliki bukti yang lebih kuat dalam memperjuangkan hak
cipta dan perlindungan hukum terhadap karyanya di masa depan.
4. Konsultasi dengan Ahli Hukum: Prayoga dapat berkonsultasi dengan seorang ahli
hukum yang berpengalaman dalam bidang hak cipta untuk mendapatkan saran dan
panduan lebih lanjut. Ahli hukum dapat membantu Prayoga memahami hak-haknya,
memberikan alternatif penyelesaian yang memadai, atau membantu dalam proses
hukum jika dipilih.
Meskipun Prayoga telah memilih untuk tidak melanjutkan proses hukum, penting untuk
diingat bahwa pelanggaran hak cipta adalah tindakan ilegal dan dapat merugikan pemilik hak
cipta. Melalui langkah-langkah di atas, Prayoga dapat mencoba menyelesaikan masalah
secara damai atau melindungi hak-haknya di masa depan. Penting untuk mencatat bahwa
pelanggaran hak cipta memiliki konsekuensi hukum dan etis yang serius. Semua pihak harus
memahami pentingnya menghormati hak cipta dan memperoleh izin yang diperlukan sebelum
menggunakan karya orang lain.

Anda mungkin juga menyukai