Anda di halaman 1dari 33

PENDIDIKAN

PERSIAPAN
REKRUTMEN PPS
“SISTEM, DAPIL DAN KURSI PEMILU”

Oleh : MUHAMMAD FASIHIN, SE., MM


Pemahaman Utama
• Utama sistem pemilu di dunia, dan penerapannya dalam pemilu di Indonesia.
• Daerah Pemilihan dan Kursi di Kabupaten Tegal

HASIL PEMBELAJARAN
1. Peserta dapat memahami varian utama sistem pemilu di dunia
2. Peserta dapat memahami jenis-jenis varian sistem pemilu yang diterapkan di Indonesia
3. Prinsip Daerah Pemilihan dan Kursi

Powered By Muhammad Fasihin


Pengertian Sistem Pemilu

Sistem pemilu adalah metode mengkonversi


perolehan suara pemilih dalam sebuah pemilu,
menjadi kursi yang dimenangkan oleh partai politik
dan/atau kandidat (IDEA, 2005).

Powered By Muhammad Fasihin


Mengapa Sistem Pemilu penting ?
1. Memengaruhi Hasil pemilu.
2. Memengaruhi Sistem kepartaian.
3. Memengaruhi Perilaku politik masyarakat.
4. Memengaruhi Stabilitas politik.

Powered By Muhammad Fasihin


NOTES: Ahli sering mengelompokkan sistem campuran (mixed system
sebagai bagian dari Sistem proporsional).
Powered By Muhammad Fasihin
Sumber: IDEA International, 2008: 28
DUA VARIAN UTAMA SISTEM PEMILU

NOTES: Ahli sering mengelompokkan sistem campuran (mixed system) sebagai bagian dari
sistem pemilu proporsional).
Powered By Muhammad Fasihin
Sumber: IDEA International, 2008: 28
Sistem
Pluralitas/Mayoritas
• Penekanan pada suara terbanyak.
• Sistem pemilu di mana pemilih memilih kontestan
(orang) dan pemenang pemilu adalah wakil yang
memperoleh suara terbanyak dibandingkan dengan
calon yang lain.

Powered By Muhammad Fasihin


Sistem Proporsional

Sistem pemilu yang menjamin adanya


perimbangan atau proporsionalitas, antara
perolehan suara dengan perolehan kursi oleh
partai politik dalam pemilu.

Powered By Muhammad Fasihin


CIRI UTAMA SISTEM PEMILU
Pluralitas/ Mayoritas Proporsional
• Daerah Pemilihan umumnya • Daerah Pemilihan (Multi
Single Member. member.
• Pencalonan dapat dilakukan oleh • Pencalonan dilakukan oleh
partai dan oleh perorangan. partai politik.
• Pemberian suara umumnya untuk • Pemberian suara bisa
kandidat.
umumnya untuk partai politik
• Formula keterpilihan: dan/atau kandidat.
Pluralitas (suara pemenang lebih
kecil dibanding total yang kalah) • Formula keterpilihan
Mayoritas (suara pemenang lebih berdasarkan proporsi
besar dibanding gabungan suara yang berimbang (metode
kalah) penghitungan)
• Tidak terdapat Parliamentary
Threshold formal • Ada Parliamentary threshold
formal
Powered By Muhammad Fasihin
KELEBIHAN

Mayoritas/Pluralitas Proporsional
1. Dapat membatasi jumlah partai 1. Lebih mewakili keragaman
politik. kelompok masyarakat, termasuk
2. Membentuk pemerintahan yang minoritas).
kuat karena meraih suara 2. Cukup akurat menerjemahkan
mayoritas. proporsi perolehan suara dengan
3. Membentuk oposisi yang kuat. kursi.
4. Menciptakan hubungan yang kuat 3. Sedikit suara terbuang (tidak
antara wakil dan konstituen. dihitung).
5. Sederhana, mudah dipahami 4. Menciptakan sistem multipartai
6. Mudah dihitung. untuk mengakomodasi keragaman
politik di masyarakat.

Powered By Muhammad Fasihin


KELEMAHAN
Mayoritas/Pluralitas Proporsional
• Banyak suara terbuang sehingga • Hubungan antara wakil dan
partai kecil tidak terwakili. konstituen cenderung lemah.
• Sulitnya kelompok minorotas dan • Dominasi partai politik.
perempuan untuk terpilih. • Sulit membentuk pemerintahan
• Kursi yang dimenangkan tidak yang efektif dan stabil (tidak ada
proporsional dengan perolehan partai mayoritas di parlemen).
suara. • Proporsional dengan model
• Rawan terhadap manipulasi terbuka lebih sulit dipahami, tidak
pembentukan daerah pemilihan. sederhana dalam penghitungan
suara.

Powered By Muhammad Fasihin


CONTOH VARIAN SISTEM PEMILU
CARA
JUMLAH KURSI CARA HITUNG (CALON
SISTEM MEMBERIKAN KETERANGAN
DI DAPIL TERPILIH)
SUARA
FIRST PAST 1 KURSI 1 PEMILIH = 1 PLURALITAS (SUARA
THE POST SUARA TERBANYAK)
(FPTFP)
SINGLE NON- LEBIH DARI 1 1 PEMILIH = 1 PLURALITAS (SUARA
TRANSFERABL KURSI SUARA TERBANYAK)
E VOTE (SNVT)

TWO ROUND 1 KURSI 1 PEMILIH = 1 MAYORITAS (50%+1) JIKA TIDAK ADA,


SYSTEM SUARA DILAKUKAN
PUTARAN 2

Powered By Muhammad Fasihin


Sistem Pemilu di Indonesia

Powered By Muhammad Fasihin


Sistem Pemilu dalam
UU No. 7 tahun 2017
 Pencalonan Anggota Legislatif.
 Ambang batas suara DPR (parliamentary threshold).
 Pencalonan presiden/wapres. (presidential threshold).
 Alokasi kursi (district magnitude).
 Cara pemberian suara.
 Metode konversi suara menjadi kursi.

Powered By Muhammad Fasihin


Metode Konversi Suara
Pluralitas/Mayoritas Proporsional

Powered By Muhammad Fasihin


Formula Penghitungan 2019
Divisor Sainte Lague
Pasal 415 ayat (2) UU 7 Tahun 2017: Dalam hal penghihrngan perolehan kursi
DPR, suara sah setiap partai politik yang memenuhi ambang batas perolehan
suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 413 ayat (1) dibagi dengan bilangan
pembagi 1 dan diikuti secara berurutan oleh bilangan ganjil 3;5;7; dan
seterusnya.

Powered By Muhammad Fasihin


3 Langkah
Menghitung Suara Sainte Lague

1. Jumlah suara sah setiap partai politik di dapil dibagi dengan bilangan konstanta
yang dimulai dengan angka 1; dan diikuti dengan bilangan ganjil 3; 5; 7; 9;... dan
seterusnya;
2. Hasil pembagian di atas diurutkan dan disusun peringkatnya diperingkatkan sesuai
dengan jumlah kursi yang disediakan di dapil. Urutan peringkat menjadi penentu
perolehan kursi masing-masing partai;
3. Perolehan kursi masing-masing partai politik didasarkan pada hasil pemeringkatan
yang telah dilakukan di atas. Dengan demikian, akan diketahui dari sejumlah kursi
yang disediakan di dapil, partai mana saja yang berhak memeroleh kursi, dan pada
peringkat ke berapa kursi tersebut didapatkan oleh setiap partai.

Powered By Muhammad Fasihin


Contoh Konversi Suara dengan Formula Saint Lague
(Dapil dengan 7 kursi)

PARTAI /1 /3 /5 /7 /9 /11 /13 KURSI (*)

Partai A 53,000 17,666 10,600


7,571 5,888 4,818 4,076 3
(53.000) (1) (4) (5)

Partai B 24,000 8,000


4,800 3,428 2,666 2,181 1,846 2
(24.000) (2) (6)

Partai C 23,000 7,666


4,600 3,285 2,555 2,090 1,769 2
(23.000) (3) (7)

Powered By Muhammad Fasihin


Perbandingan penghitungan Kuota Hare vs Sainte Lague
(Dapil Jateng V DPR RI Pemilu 2014)
• Daerah pemilihan: Jawa Tengah V (Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali, Kabupaten
Sukoharjo, dan Kota Surakarta)
• Alokasi kursi dapil: 8 kursi
• BPP: 249.669,125
• Pasal 420 UU No. 7 Tahun 2017: Penetapan Perolehan Jumlah Kursi tiap Parpol peserta
Pemilu di suatu daerah pemilihan:
1.Penetapan jumlah suara sah setiap parpol peserta pemilu di dapil sebagai suara sah setiap
parpol.
2.Membagi suara sah setiap parpol peserta pemilu dengan bilangan pembagi 1 dan diikuti
secara berurutan oleh bilangan ganjil 3; 5; 7; dst
3.Hasil pembagian diurutkan berdasarkan jumlah tertinggi hingga terendah, sesuai dengan
jumlah kursi di dapil.
4.Nilai tertinggi pertama mendapat kursi pertama, nilai terbanyak kedua mendapat kursi
kedua, dst sampai jumlah kursi di dapil habis terbagi.
Powered By Muhammad Fasihin
Daerah pemilihan Jawa Tengah V (Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sukoharjo, dan Kota Surakarta)
Jumlah alokasi kursi 8 kursi
Kuota Hare BPP: 249.669, 125

No Partai Suara Kuota Tahap 1 Sisa Suara Tahap 2 Total


1 Nasdem 120090 0.48 120090 0 0
2 PKB 137727 0.55 0 137727 1 1
3 PKS 120918 0.48 0 120918 1 1
4 PDIP 861673 3.45 3 112665.625 0 3
5 Golkar 269446 1.08 1 19776.875 0 1
6 Gerindra 152378 0.61 0 152378 1 1
7 Demokrat 81667 0.33 0 81667 0 0
8 PAN 145363 0.58 0 145363 1 1
9 PPP 52877 0.21 0 52877 0 0
10 Hanura 55214 0.22 55214 0 0
TOTAL 1997353 8
dua hasil
Sainte Lague
yang berbeda
No Partai Suara v/1 Kursi v/3 Kursi v/5 Kursi v/7 Kursi v/9 Kursi v/11 Kursi TOTAL
1 Nasdem 120,090 120,090 40,030 24,018 17,156 13,343 10,917 -
2 PKB 137,727 137,727 7 45,909 27,545 19,675 15,303 12,521 1
3 PKS 120,918 120,918 40,306 24,184 17,274 13,435 10,993 -
4 PDIP 861,673 861,673 1 287,224 2 172,335 4 123,096 8 95,741 78,334 4
5 Golkar 269,446 269,446 3 89,815 53,889 38,492 29,938 24,495 1
6 Gerindra 152,378 152,378 5 50,793 30,476 21,768 16,931 13,853 1
7 Demokrat 81,667 81,667 27,222 16,333 11,667 9,074 7,424 -
8 PAN 145,363 145,363 6 48,454 29,073 20,766 16,151 13,215 1
9 PPP 52,877 52,877 17,626 10,575 7,554 5,875 4,807 -
10 Hanura 55,214 55,214 18,405 11,043 7,888 6,135 5,019 -
Total 1,997,353 8
Powered By Muhammad Fasihin
DAERAH PEMILIHAN
DAN ALOKASI KURSI
PEMILU
Powered By Muhammad Fasihin
Kerangka Konsep
1. Pembentukan daerah pemilihan dan alokasi kursi daerah pemilihan di Indonesia terjadi pada setiap
periode pemilu Legislative berdasarkan undang-undang pemilu legislatif, yaitu 5 tahun sekali.
2. Pada Negara lain seperti Amerika Serikat, proses tersebut berlangsung sekali dalam 10 tahun sesuai
dengan periode sensus sebagaimana diatur dalam konstitusi.
3. Sebelum dilakukan pembentukan peta daerah pemilihan, terlebih dahulu ditentukan alokasi kursi
DPR ke tingkat provinsi/negara bagian berdasarkan undang-undang. Setelah itu lembaga legislative
Negara bagian membentuk peta daerah pemilihan. Namun pada beberapa Negara bagian di Amerika
seperti Iowa dan New Jersey, pembentukan peta daerah pemilihan dilakukan oleh komisi
independen.
4. Di Inggris dan Jerman pembentukan daerah pemilihan dilakukan oleh komisi Independen
5. Di Indonesia, sejak pemilu langsung tahun 2004 isu Dapil mengemuka. Dapil sepenuhnya oleh
ditentukan oleh KPU. Pemilu 2009 dan 2014; hanya Dapil DPRD Propinsi dan Kab/Kota dan Pemilu
2019 hanya Dapil DPRD Kab/Kota saja.

POWERED BY MUHAMMAD FASIHIN


Daftar Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi DPR, DPRD
Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota dalam Pemilu 2019

Dapil Anggota
• Lampiran III Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017
DPR RI
Dapil Anggota
• Lampiran IV Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017
DPRD Provinsi
Dapil Anggota DPRD • Diatur dalam Peraturan KPU
Kabupaten/Kota • Penataan dan penetapan oleh KPU

POWERED BY MUHAMMAD FASIHIN


Prinsip-Prinsip Penataan Dapil dan
Alokasi Kursi
a. Kesetaraan Suara adalah prinsip yang mengupayakan harga kursi yang setara antar satu dapil dengan
dapil lain;
b. Ketaatan pada sistem pemilu yang proporsional adalah prinsip yang mengutamakan jumlah kursi besar
dalam pembentukan dapil (mengutamakan 6 s.d. 12 kursi);
c. Proporsional adalah prinsip yang memperhatikan keseimbangan alokasi kursi antar dapil;
d. Integralitas wilayah adalah prinsip yang memperhatikan keutuhan dan keterpaduan wilayah, dengan
memperhatikan kondisi geografis dan sarana penghubung;
e. Coterminus adalah dapil yang dibentuk harus dalam cakupan Dapil tingkatan yang lebih besar (yaitu Dapil
DPRD Provinsi);
f. Kohesivitas adalah prinsip yang memperhatikan aspek sejarah, kondisi sosial budaya adat istiadat dan
kelompok minoritas;
g. Kesinambungan adalah prinsip penataan Dapil yang memperhatikan komposisi Dapil pada Pemilu
sebelumnya.

POWERED BY MUHAMMAD FASIHIN


Penyerahan DAK2 Keputusan KPU ttg
dari Mendagri Penetapan
Jumlah Kursi PENETAPAN
DAPIL

Penyusunan Usulan
Dapil oleh
KPU Kab/Kota

Penataan Dapil oleh KPU

Mendengar presentasi KPU


Provinsi

Konsultasi DPR
Penyerahan dan pencermatan
Usulan oleh Publik

Penyerahan Usulan ke KPU KPU provinsi

UJI PUBLIK

Merekap dan menginput ke


Melalui KPU Provinsi Instrumen

POWERED BY MUHAMMAD FASIHIN


DAPIL DA ALOKASI KURSI DPD
• Cakupan Daerah Pemilihan (dapil) meliputi seluruh wilayah Provinsi
• Jumlah Kursi Anggota DPD di setiap Provinsi sebanyak 4 kursi;
• Untuk mencalonkan diri menjadi Anggota DPD paling sedikit di dukung 1000 pemilih dan
paling banyak 5000 pemilih
• Untuk mencalonkan diri menjadi Anggota DPD di Provinsi Jawa tengah :
a. paling sedikit di dukung 5000 pemilih (penduduk Jateng lebih dari 15 juta)
b. Tersebar di 50% kabupaten/kota se Jawa tengah

Powered By Muhammad Fasihin


DAPIL DAN ALOKASI KURSI DPR-RI
• Daerah Pemilihan (dapil) DPR-RI adalah Provinsi, Kabupaten/Kota, atau
gabungan Kabupaten/kota.
• Alokasi kursi setiap Dapil Anggota DPR-RI paling sedikit 3 kursi dan paling
banyak 10 kursi;
• Dapil dan Kursi Anggota DPR RI se Indonesia sebanyak 80 dapil dan jumlah
kursi 575 (UU No 7/2022)
• Dapil Anggota DPR RI di Jawa Tengah sebanyak 10 dapil (UU No 7/2022)
• Dapil Jateng IX untuk Pemilihan DPR RI terdiri dari wilayah Kabupaten
Tegal, Brebes dan Kota Tegal dengan alokasi kursi 8.

Powered By Muhammad Fasihin


DAPIL DAN ALOKASI KURSI DPRD PROVINSI
• Daerah Pemilihan (dapil) DPRD Provinsi adalah Kabupaten/Kota, atau
gabungan Kabupaten/kota.
• Alokasi kursi setiap Dapil Anggota DPRD Provinsi paling sedikit 3 kursi dan
paling banyak 12 kursi;
• Dapil dan Kursi Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah sebanyak 13 dapil
dan jumlah kursi 120 (UU No 7/2022)
• Dapil Jawa Tengah 12 untuk Pemilihan DPRD Provinsi terdiri dari wilayah
Kabupaten Tegal, Brebes dan Kota Tegal dengan alokasi kursi 12. (UU No
7/2022)

Powered By Muhammad Fasihin


DAPIL DAN ALOKASI KURSI DPRD KABUPATEN/KOTA
• Daerah Pemilihan (dapil) DPRD KABUPATEN/KOTA adalah Kecamatan atau Gabungan
Kecamatan.
• Alokasi kursi setiap Dapil DPRD KABUPATEN/KOTA paling sedikit 3 kursi dan paling
banyak 12 kursi;
• Dapil dan Kursi DPRD KABUPATEN TEGAL sebanyak 6 dapil dan jumlah kursi 50
(Pemilu 2019), rincian Dapil :
a. Dapil Tegal 1 : terdiri dari Kecamatan Slawi, Lebaksiu dan Dukuhwaru dengan jumlah kursi 8 (delapan)
b. Dapil Tegal 2 : terdiri dari Kecamatan Adiwerna, Talang dan Dukuhturi dengan jumlah kursi 10 (sepuluh)
c. Dapil Tegal 3 : terdiri dari Kecamatan Pangkah, Tarub dan Kedungbanteng dengan jumlah kursi 9
(sembilan)
d. Dapil Tegal 4 : terdiri dari Kecamatan Tarub, Pangkah dan Kedungbanteng dengan jumlah kursi 8
(delapan)
e. Dapil Tegal 5 : terdiri dari Kecamatan Jatinegara, Bojong dan Bumijawa dengan jumlah kursi 7 (tujuh)
f. Dapil Tegal 6 : terdiri dari Kecamatan Margasari, Balapulang dan Pagerbarang dengan jumlah kursi 8
(delapan)

Powered By Muhammad Fasihin


Powered By Muhammad Fasihin
TERIMA KASIH

Powered By Muhammad Fasihin

Anda mungkin juga menyukai