Anda di halaman 1dari 24

PENGUATAN

KAPASITAS BAGI
SESI 2 PEREMPUAN
POTENSIAL
BAKAL CALON
SISTEM PEMILU 2019 LEGISLATIF
PADA PEMILU
2019
Kompetensi Utama

Peserta memperoleh pemahaman sistem


pemilihan umum tahun 2019 dan
berbagai perubahan-perubahan yang
telah terjadi dalam UU No 7 Tahun 2017

2
Hasil Pembelajaran
Peserta dapat memahami sistem pemilu yang
digunakan pada Pemilu 2019
Mengetahui perbedaan-perbedaan dalam
aturan teknis di beberapa sistem pemilu
Mengetahui tentang perubahan aturan
mengenai affirmative action dalam sistem
pemilu 2019
3
Seberapa kita paham tentang sistem pemilu yang
diterapkan pada Pemilu 2019?
Mari bersama kita kerjakan KUIS seputar pemilu
ini.

4
SISTEM PEMILU 2019

• Sistem Proporsional Terbuka;


Pemilihan Anggota DPR dan DPRD • Penerapan ambang batas perolehan suara untuk DPR paling sedikit 4
persen

• Sistem Distrik Berwakil Banyak;


• Penetapan calon terpilih anggota DPD didasarkan pada nama calon yang
Pemilihan Anggota DPD memperoleh suara terbanyak pertama, kedua, ketiga dan keempat di provinsi yang
bersangkutan.

• Sistem Dua Putaran atau Two Round System;


Pemilihan Presiden dan Wakil • Presiden dan Wakil Presiden terpilih adalah pasangan calon yang memperoleh
Presiden suara lebih dari 50 persen suara dengan sedikitnya 20 persen suara di setiap
provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia.
SISTEM PEMILU 2019
PASAL 168, UU NOMOR 7 TAHUN 2017

Ayat 2:
Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota dilaksanakan dengan
sistem proporsional terbuka.

Ayat 3:
Pemilu untuk memilih anggota DPD dilaksanakan dengan sistem distrik berwakil banyak.

6
Jenis Sistem Pemilu

• Sistem Distrik (mayoritas)


• Sistem Proporsional

7
Apakah Sistem Pemilu Proporsional (1)

 Negara dibagi-bagi menjadi daerah pemilihan


 Satu daerah pemilihan memilih lebih daripada satu orang
wakil
 Sistem proporsional tertutup: saat pemungutan suara,
pemilih memilih nama partai
 Sistem proporsional terbuka: pemilih memilih nama partai
dan nama kandidat
 Proporsi perolehan suara tercermin dalam proporsi
perolehan kursi 8
Apakah Sistem Pemilu Proporsional (2)
Kelebihan Kekurangan
Meningkatkan partisipasi pemilih, karena pemilih Membuka peluang meningkatnya “money politics”
mengetahui calon yang akan dipilih. Meningkatkan persaingan intra dan ekstra partai
Calon legislatif bisa lebih dikenal oleh pemilih atau
konstituen
Mendorong kedekatan antara calon legislatif dengan Dalam negara yang kelembagaan Parpolnya belum kuat,
kostituen sistem ini dapat memperlemah sistem kepartaian sebagai
akibat dari tingginya persaingan antar caleg dalam
tubuh satu partai.
Kompetisi politik dilakukan secara substantif dan aktif Caleg perempuan harus bersaing secara “bebas” dengan
caleg satu partai dan lintas partai.
Mengikis oligarki di internal partai politik
Penetapan calon berdasarkan pada perolehan suara
terbanyak sehingga akan memberikan keuntungan bagi
caleg perempuan potensial meskipun partai tidak
mengatur ketentuan 30% dapil yang menempatkan
perempuan di nomor urut 1
9

Diolah dari Bahan Focus Group Discussion


ELEMEN SISTEM PEMILU
Besaran Dapil (Distric Magnitude)

Pola Pencalonan (Nomination)


Unsur
Mutlak
Model Penyuaraan (Balloting)

Elemen Sistem Formula Pemilihan (Electoral Formulae)

Ambang Batas Parlemen


Unsur (Parliamentary Threshold)
Tambahan
Pola Kalender Penyelenggaraan Pemilu
Perbandingan Aturan Pemilu 2014- 2019
ASPEK Pemilu 2014 Pemilu 2019
UU N0. 8 Tahun 2012 UU No. 7 Tahun 2017
Besaran Dapil (Distric Magnitude)
Daerah • Penetapan dapil untuk pemilihan DPR RI • Penetapan dapil untuk pemilihan DPR RI
Pemilihan ditetapkan dalam UU Pemilu ditetapkan dalam UU Pemilu (Lampiran III)
• Penetapan dapil untuk pemilihan DPR Provinsi • Penetapan dapil untuk pemilihan DPR Provinsi
ditetapkan dalam Peraturan KPU ditetapkan dalam UU Pemilu (Lampiran IV)
• Penetapan dapil untuk pemilihan DPR • Penetapan dapil untuk pemilihan DPR
kabupaten/kota ditetapkan dalam Peraturan kabupaten/kota ditetapkan dalam Peraturan KPU
KPU
Alokasi kursi • 3-10 kursi per dapil DPR dengan jumlah 560 • 3-10 kursi DPR per-dapil dengan jumlah 575 orang
orang anggota DPR (Pasal 22 ayat 2) anggota DPR (Pasal 187 ayat 2)
• 3-12 kursi per dapil DPRD Provinsi dan DPRD • 3-12 kursi per dapil DPRD Provinsi dan DPRD
Kabupaten/Kota (Pasal 24 ayat 2) Kabupaten/Kota (Pasal 189 ayat 2)
• Alokasi kursi DPD untuk setiap dapil sebanyak 4 • Alokasi kursi DPD untuk setiap dapil sebanyak 4 kursi
kursi
Jumlah dapil • Jumlah Dapil DPR 77 dapil • Jumlah Dapil DPR 80 dapil
• Jumlah Dapil DPRD Provinsi 259 dapil • Jumlah Dapil DPRD Provinsi 272 dapil
• Jumlah Dapil DPRD Kab/Kota 2.112 kursi • Jumlah Dapil DPRD Kabupaten/Kota 2.207 kursi
• Jumlah dapil DPD sebanyak 33 dapil • Jumlah dapil DPD sebanyak 34 dapil
ASPEK Pemilu 2014 Pemilu 2019
UU N0. 8 Tahun 2012 UU No. 7 Tahun 2017
Pola Pencalonan (Nomination)
Pencalonan • Daftar bacalon memuat 100% dari jumlah kursi • Daftar bacalon memuat 100% dari jumlah kursi
caleg pada setiap daerah pemilihan. Daftar calon pada setiap daerah pemilihan. Daftar bacalon
memuat 30% perempuan. Setiap tiga calon, memuat keterwakilan perempuan paling sedikit
minimal terdapat satu perempuan (Pasal 54-56) 30%. Setiap tiga orang bacalon, minimal
terdapat satu orang perempuan bacalon. (Pasal
244-246)

Penjelasan : Dalam setiap 3 (tiga) bakal calon, bakal Penjelasan : Dalam setiap 3 (tiga) bakal calon, bakal
calon perempuan dapat ditempatkan pada urutan 1, calon perempuan dapat ditempatkan pada urutan
atau 2, atau 3 dan demikian seterusnya, tidak hanya 1, dan/atau 2, dan/atau 3 dan demikian seterusnya,
pada nomor urut 3, 6, dan seterusnya tidak hanya pada nomor urut 3, 6, dan seterusnya

Pencalonan DPD: Pencalonan DPD


• Jumlah dukungan minimal pemilih ditentukan • Jumlah dukungan minimal pemilih ditentukan
berdasarkan jumlah penduduk yang termuat di berdasarkan jumlah penduduk yang termuat di
dalam daftar pemilih tetap (DPT); dalam daftar pemilih tetap (DPT);
• Dukungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) • Dukungan pemilih tersebar di paling sedikit
tersebar di paling sedikit 50% (lima puluh persen) 50% dari jumlah kabupaten/kota di provinsi
dari jumlah kabupaten/kota di provinsi yang yang bersangkutan;
bersangkutan • Dukungan pemilih dibuktikan dengan daftar
• Dukungan pemilih dibuktikan dengan daftar dukungan yang dibubuhi tanda tangan atau cap
dukungan yang dibubuhi tanda tangan atau cap jempol jari tangan dan dilengkapi fotokopi
jempol jari tangan dan dilengkapi fotokopi kartu kartu tanda penduduk (KTP) setiap pendukung.
tanda penduduk (KTP) setiap pendukung
ASPEK Pemilu 2014 Pemilu 2019
UU N0. 8 Tahun 2012 UU No. 7 Tahun 2017
Kampanye dan Dana Kampanye
Cara • Mencoblos satu kali pada nomor atau • Mencoblos satu kali pada nomor atau tanda
pemberian tanda gambar partai politik atau nama gambar partai politik, dan/atau nama calon
suara caleg DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan anggota DPR, DPRD provinsi, DPRD
DPRD Kabupaten/Kota kabupaten/kota untuk pemilu anggota DPR,
DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota;
• Mencoblos satu kali pada nomor, nama, atau foto
calon untuk Pemilu anggota DPD.

Penentuan • Caleg dengan suara terbanyak • Caleg dengan suara terbanyak


Caleg terpilih • Jika caleg terpilih jumlahnya kurang dari kursi
yang diperoleh partai, kursi diisi oleh caleg yang
memperoleh suara terbanyak berikutnya
• Jika terdapat 2 calon dengan perolehan suara
terbesar dengan jumlah sama, penentuan
berdasarkan persebaran perolehan suara calon
di dapil dengan mempertimbangkan
keterpilihan perempuan.
• Jika masih ada kursi belum terisi, kursi tersebut
diberikan pada calon dengan perolehan suara
terbanyak berikutnya.
ASPEK Pemilu 2014 Pemilu 2019
UU N0. 8 Tahun 2012 UU No. 7 Tahun 2017
Formula Pemilihan (Electoral Formulae)
Sistem Kuota Hare (menggunakan Bilangan Saint Lague (Dibagi 1;3;5;7;dst)
konversi Pembagi Pemilih atau BPP) (Pasal 420 b)
suara (Pasal 209)
Ambang Batas Parlemen (Parliamentary Threshold)
Ambang batas Perolehan suara sekurang-kurangnya 3,5% perolehan suara paling sedikit 4% (empat persen) dari jumlah
parlemen (tiga koma lima persen) dari jumlah suara suara sah secara nasional untuk diikutkan dalam penentuan
sah secara nasional untuk diikutkan dalam perolehan kursi anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD
penentuan perolehan kursi anggota DPR, kabupaten/kota.
DPRD provinsi, dan DPRD (Pasal 414 ayat 1-2)
kabupaten/kota.
(Pasal 208)
Penyelenggara Pemilu
Penyelenggara KPU pusat, KPU provinsi, KPU KPU pusat, KPU provinsi, KPU kabupaten/kota, PPK, PPS,
pemilu kabupaten/kota, PPK, PPS, PPLN. PPLN.
Bawaslu pusat, bawaslu provinsi, Bawaslu pusat, bawaslu provinsi, bawaslu kabupaten/kota,
panwaslu kabupaten/kota, panwaslu panwaslu kecamatan, panwas kelurahan/desa, panwas LN,
kecamatan, pengawas pemilu lapangan, pengawas TPS
pengawas pemilu LN Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu
(sebagai satu kesatuan fungsi)
(Perubahan : Panwaslu Kabupaten menjadi lembaga yang
permanen menjadi Bawaslu Kabuapten/Kota)
Perbandingan Aturan Pemilu 2014- 2019
ASPEK Pemilu 2014 Pemilu 2019
UU N0. 8 Tahun 2012 UU No. 7 Tahun 2017
Kampanye dan Dana Kampanye

Metode Kampanye Pemilu dapat dilakukan melalui: Kampanye pemilu dilakukan melalui:
Kampanye 1. Pertemuan terbatas; 1. Pertemuan terbatas
2. Pertemuan tatap muka; 2. Pertemuan tatap muka
3. Penyebaran bahan Kampanye Pemilu 3. Penyebaran bahan Kampanye Pemilu
kepada umum; kepada umum
4. Pemasangan alat peraga di tempat umum; 4. Pemasangan alat peraga di tempat umum
5. Iklan media massa cetak dan media massa 5. Media sosial
elektronik; 6. Iklan media massa cetak, media massa
6. Rapat umum; dan elektronik, dan internet
7. Kegiatan lain yang tidak melanggar 7. Rapat umum
larangan Kampanye Pemilu dan ketentuan 8. Debat pasangan calon tentang materi
peraturan perundangundangan. kampanye pasangan calon
(Pasal 82) 9. Kegiatan lain yang tidak melanggar larangan
kampanye pemilu dan ketentuan UU
(Pasal 275)
Perbandingan Aturan Pemilu 2014- 2019

ASPEK Pemilu 2014 Pemilu 2019


UU N0. 8 Tahun 2012 UU No. 7 Tahun 2017
Kampanye dan Dana Kampanye
Dana • Dana Kampanye Pemilu yang berasal dari • Dana Kampanye Pemilu yang berasal dari
Kampanye sumbangan pihak lain tidak boleh lebih sumbangan pihak lain tidak boleh lebih dari
dari Rp 1.000.000.000,00 Rp 2.500.000.000,00

• Dana Kampanye Pemilu yang berasal dari • Dana Kampanye Pemilu yang berasal dari
sumbangan pihak lain kelompok, sumbangan pihak lain kelompok,
perusahaan, dan/atau badan usaha non perusahaan, dan/atau badan usaha non
pemerintah tidak boleh lebih dari pemerintah tidak boleh lebih dari
Rp5.000.000.000,00 Rp25.000.000.000,00
Perbandingan Variasi Penempatan Calon
PEMILU 2004 PEMILU 2009 Contoh Variasi Penempatan Calon pada Pemilu 2019
(sama seperti pada Pemilu 2014)
Variasi 1 Variasi 2 Variasi 3 Variasi 1 Variasi 2 Variasi 3 Variasi 4
Daftar calon: Daftar calon: Daftar calon: Daftar calon: Daftar calon : Daftar calon: Daftar calon: Daftar calon:
1.Laki-laki 1.Laki-laki 1.Laki-laki 1.Perempuan 1.Perempuan 1.Perempuan 1.Perempuan 1.Laki-laki
2.Laki-laki 2.Laki-laki 2.Perempuan 2.Laki-laki 2.Laki-laki 2.Perempuan 2.Perempuan 2.Laki-laki
3.Laki-laki 3.Perempuan 3.Laki-laki 3.Laki-laki 3.Laki-laki 3.Perempuan 3.Laki-Laki 3.Perempuan
4.Perempuan 4.Laki-laki 4.Laki-laki 4.Perempuan 4.Laki-laki 4.Laki-laki 4.Perempuan 4.Laki-laki
5.Laki-laki 5.Laki-laki 5.Perempuan 5.Laki-laki 5.Perempuan 5.Laki-laki 5.Laki-laki 5.Laki-laki
6.Perempuan 6.Perempuan 6.Laki-laki 6.Laki-laki 6.Laki-laki 6.Laki-laki 6.Laki-laki 6.Perempuan
7.Laki-laki 7.Laki-laki 7.Laki-laki 7.Perempuan 7.Laki-laki 7.Laki-laki 7.Laki-laki 7.Laki-laki
8.Laki-laki 8.Laki-laki 8.Perempuan 8.Laki-laki 8.Laki-laki 8.Laki-laki 8.Laki-laki 8.Laki-laki
9.Perempuan 9.Perempuan 9.Laki-laki 9.Laki-laki 9.Perempuan 9.Laki-laki 9.Laki-laki 9.Perempuan

Tidak ada aturan Pasal 55 ayat 2 UU No 10 Tahun 2008, menyebutkan di dalam Pada pemilu 2014 lalu, melalui Pasal 56 UU No. 8 tahun 2012 disebutkan bahwa dalam
penempatan calon. daftar bakal calon setiap 3 orang bakal calon terdapat sekurang- penetapan calon, setiap 3 orang bakal calon terdapat sekurang-kurangnya 1 orang
Perempuan sering kurangnya 1 orang perempuan bakal calon. perempuan bakal calon. Perempuan tidak harus di nomor 3, bisa juga di nomor 1 atau 2,
ditempatkan di Pasal tersebut secara otomatis dibatalkan oleh Putusan MK No 22- atau 3 untuk tiap daerah pemilihan, seperti diatur pula dalam PKPU No. 7 Tahun 2013.
nomor urut bawah 24/PUUVI/2008 yang menegaskan sistem pemilu dengan
proporsional daftar terbuka (tanpa nomor urut), namun pasal Sedangkan dalam UU No. 7 tahun 2017 kebijakan afirmasi dikuatkan dengan adanya
tentang affirmative action tetap diberlakukan yaitu penempatan tambahan dalam bagian penjelasan pasal 246 ayat 2 bahwa setiap 3 orang bakal calon
caleg secara zig zag. terdapat sekurang-kurangnya 1 orang perempuan bakal calon. Perempuan tidak harus di
nomor 3, 6, dan seterusnya tetapi bisa juga di nomor 1 dan/atau 2 dan/atau 3.

17

Sumber: Diolah dari UU No.12/2003, UU No. 10/2008, UU No. 8/2012, UU No. 7/2017
Pemberian Suara

Teknik: mencoblos pada surat suara


mencoblos satu kali pada
tanda/nomor partai dan atau nama
calon
(ps. 353 ayat 1)

Setiap TPS paling


banyak 500 pemilih
(ps. 350 ayat 1)

18
PENGHITUNGAN SUARA

Penghitungan Rekapitulasi Rekapitulasi


Suara dilakukan di Penghitungan Penghitungan Suara
TPS oleh KPPS Suara dilakukan dilakukan oleh KPU
oleh PPK Kabupaten/Kota

Rekapitulasi Rekapitulasi
Penghitungan Suara Penghitungan Suara
dan Penetapan hasil dilakukan oleh KPU
dilakukan oleh KPU Provinsi

Sumber: Diolah dari UU No. 7/2017


19
Penghitungan Suara

Kursi •Menentukan perolehan kursi


partai di setiap dapil
parpol

Caleg •Menentukan caleg terpilih di


partai politik yang memiliki
terpilih kursi
20
Penghitungan Perolehan Kursi DPR RI

Tahap 1 Tahap 2
Tahap 3
• Memperoleh jumlah • Menghitung jumlah kursi
suara seluruh partai di yang diperoleh masing-
dapil setelah masing partai
memperoleh menggunakan metode saint
parliamentary lague; membagi dengan
threshold (PT) 4% bilangan 1;3;5;7;dst • Setelah dibagi oleh
secara nasional. bilangan tersebut,
selanjutnya diurutkan
dari jumlah terbesar
sesuai dengan alokasi
kursi maisng-masing
dapil

21
Penetapan Calon Terpilih
Menurut UU No. 7/217
calon terpilih anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD
Kabupaten/Kota ditetapkan berdasarkan calon yang memperoleh
suara terbanyak.
Kalau terdapat 2 calon dengan perolehan suara terbesar dengan
jumlah sama, penentuan berdasarkan persebaran perolehan suara
calon di dapil dengan mempertimbangkan keterpilihan perempuan.
Jika masih ada kursi belum terisi, kursi tersebut diberikan pada
calon dengan perolehan suara terbanyak berikutnya.
22
KESIMPULAN

 Dengan memahami sistem pemilu termasuk


aspek-aspeknya seperti pemungutan suara dan
penghitungan suara akan membantu caleg dalam
mempersiapkan diri secara lebih matang.
 Memahami bahwa suara terbanyak dalam
penentuan caleg terpilih dilakukan setelah
perolehan kursi partai politik selesai dihitung dan
ditentukan.
23
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai