Anda di halaman 1dari 5

TUGAS ANALISIS KASUS BAD AND GOOD PRACTICE

Angkatan : LXXX (80) Kelompok 3A


Nama Kelompok : Luciana Fitrianti, S.Pd Ns. Tri Anggraini, S.Kep Lesta , S.Pd.I
Nopa Hariyanti, S. Pd Tri Sutrisno, S. Pd
Nama Coach : Drs. M. Sutalhis, M. Si

1. Kasus Bad Practice dalam Pelayanan Publik


a. Contoh Kasus
Kupastuntas.co, Lampung Selatan -
Oknum Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Badan
Penanggulangan dan Bencana Daerah
(BPBD) Lampung Selatan (Lamsel) dan
pengurus penyeberangan yang melakukan
pungutan liar (Pungli) Rapid Antigen beberapa
waktu lalu, akan segera jalani sidang.
Berdasarkan data yang ditampilkan di
website Pengadilan Negeri Kalianda sipp.pn-
kalianda.go.id, oknum PNS bernama Afrianto dan pengurus penyeberangan Bus bernama Budi
Riski itu mulai disidang pada Rabu, lusa.
Afrianto diketahui merupakan seorang PNS BPBD Lamsel yang diperbantukan dalam
operasi penyekatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa dan Bali di
Pelabuhan Penyeberangan ASDP Bakauheni. "Salah satu tugasnya adalah melaksanakan
pemeriksaan surat terhadap pelaku perjalanan yang akan menyeberang ke Pulau Jawa," bunyi
dakwaan yang dilansir dari laman sipp.pn-kalianda.go.id.
Dalam dakwaan itu, Afrianto melakukan Pungli bersama Budi Riski yang merupakan
pengurus penyeberangan terhadap 10 orang penumpang yang tidak memiliki surat hasil rapid
antigen atau vaksin yang berada di bus Laksmi Langgeng dan 2 bus Handoyo. Keduanya
meminta sejumlah uang kepada 10 orang penumpang yang tidak memiliki syarat perjalanan
supaya dapat menyeberang ke Pulau Jawa. "Dari hasil perbuatan terdakwa bersama dengan Budi
Riski tersebut, mendapatkan uang sebesar Rp1.300.000 yang diserahkan oleh saksi Budi Riski
kepada terdakwa, dan saksi Budi Riski mendapatkan uang sebesar Rp400.000," lanjut dakwaan
itu.
Akibat perbuatannya, kedua terdakwa diancam pidana dalam Pasal 368 ayat (1) KUHP Jo
Pasal 55 ayat (1) Ke-1 KUHP atau Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang RI No. 4 Tahun 1984
tentang wabah penyakit menular Jo Pasal 55 ayat (1) Ke-1 KUHP. Saat dikonfirmasi, Juru
Bicara PN Kalianda, Ryzza, membenarkan dua terdakwa Pungli rapid antigen itu akan segera
disidang. Dia mengatakan, sidang pertama akan digelar pada Rabu (29/09/2021) mendatang
secara virtual. "Iya benar, masih Daring kita," singkatnya, saat dikonfirmasi, Senin (27/9/2021)
siang.
Sumber : https://kupastuntas.co/2021/09/27/pungli-surat-antigen-oknum-asn-bpbd-dan-
petugas-pelabuhan-bakauheni-jalani-sidang-rabu-lusa

b. Analisis Kasus
1) Analisis Kasus dari Segi Manajemen ASN
Dilihat dari fakta berita di atas dapat kita katakan bahwa ASN tersebut telah
mencemarkan nama baik pemerintah dan negara serta nama baiknya sendiri sebagai individu
yang berkedudukan sebagai ASN. ASN yang sepatutnya melaksanakan tugas dengan jujur,
bertanggung jawab dan berintegritas tinggi agar dapat menjadi panutan bagi masyarakat,
bukan malah melakukan pungli yang merupakan tindak pidana korupsi. ASN yang
sepatutnya melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan bukan malah minta
dilayani oleh masyarakat dengan meminta imbalan atas pelayanan yang diberikan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Analisis Kasus dari Segi Whole of Government
Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan
oleh instansi pemerintah di pusat dan di daerah dalam bentuk barang dan jasa untuk
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Kenyataan bahwa PNS adalah pelayan masyarakat atau
pelayan publik masih belum bisa diterima secara utuh oleh sebagian PNS yang telah bertugas
di instansi penyelenggara pelayanan publik. Seperti contoh isu yang telah dipaparkan di atas,
mereka masih saja menganggap bahwa dirinya adalah orang yang sangat berkuasa atas
jabatannya tersebut, mereka lupa pada fungsi dan tugasnya yaitu melayani masyarakat yang
datang kepadanya. Salah satu fungsi ASN adalah sebagai pelayan publik dan salah satu tugas
ASN adalah memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas. Tindakan
pungutan liar atau meminta imbalan oleh oknum ASN tersebut telah mencederai asas
keprofesionalan yang ada di pasal 4 hurup e Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang
pelayanan publik dan asas keprofesionalan yang tertuang di pasal 2 hurup b Undang-
Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatul Sipil Negara.
3) Analisis Kasus dari Segi Pelayanan Publik
Kolaborasi dan kordinasi antar unit merupakan aspek yang perlu dibangun dalam
WOG. Dari kasus ini, dapat disimpulkan bahwa tidak adanya pendekatan WOG, yaitu tidak
adanya koordinasi antar pihak pelabuhan dengan pihak-pihak terkait dalam melakukan
penertiban dan menindaklanjuti pelanggaran yang dilakukan oleh penumpang. Ketiadaan
koordinasi ini mengakibatkan oknum ASN tersebut bertindak sewenang-wenang bahkan
melakukan tindakan pungli dan pemerasaan terhadap penumpang agar dapat dibiarkan
menyebrang ke Pulau Jawa. Proses tindak lanjut pelanggaran yang dilakukan penumpang
tersebut juga tidak sesuai dengan prosedur yang dilakukan. Seharusnya pihak pelabuhan
selain berkoordinasi dengan BPBD juga melakukan kerjasama dengan instansi/organisasi
terkait seperti Dishub dan Satpol PP atau TNI/POLRI sehingga penertiban dan proses
tindaklanjut ini dapat menerapakan prinsip WOG dan tidak terjadi pungli.

c. Rekomendasi Memperbaiki Bad Practice yang ditemukan


Upaya untuk memperbaiki masalah dari bad practice tersebut, kami memberikan
beberapa rekomendasi, yaitu:
1) Mengidentifikasi area yang berpotensi untuk terjadi pungli dan mengambil langkah-langkah
efektif untuk memberantas pungli, seperti memberikan sanksi yang tegas kepada pelaku
pungli
2) Melakukan sosialisasi terhadap seluruh ASN mengenai sanksi tegas yang dapat diterima oleh
pelaku pungli
3) Melibatkan investigasi lebih dalam untuk menjaring keterlibatan oknum-oknum lain
4) Meminta kepala instansi untuk memberlakukan pengembangan sistem pelayanan berbasis
teknologi informasi untuk mengurangi kontak langsung antara petugas dan masyarakat
5) Memberikan akses yang luas kepada masyarakat terhadap standar pelayanan secara
transparan
6) Meningkatkan sistem pengawasan internal untuk mencegah praktik pungli
7) Membuat akses yang mudah dan murah bagi masyarakat untuk melakukan pengaduan
8) Melakukan respon cepat terhadap pengaduan dari masyarakat dan menerapkan sistem
pengaduan internal untuk menekan potensi praktik pungutan liar.

2. Kasus Good Practice dalam Pelayanan Publik


a. Contoh Kasus
SIAK, RIAUBERNAS.COM - Bupati
Siak Alfedri memimpin upacara peringatan
ulang tahun undang-undang pokok agraria yang
ke 61 tahun, yang berlangsung di halaman
kantor Pertanahan Kabupaten Siak, kompleks
perkantoran DPRD Siak, Sungai Betung.
Pada kesempatan itu, Bupati Alfedri
membacakan sambutan tertulis Menteri Agraria
dan Tata Ruang RI, Sofyan A. Djalil. Hari ini
akan diluncurkan aplikasi pendaftaran online
yang di bernama Loket Ku, aplikasi permohonan informasi online dengan adanya layanan
elektronik ini, maka masyarakat lebih yakin mengenai kelengkapan berkasnya sebelum datang
ke kantor pertanahan. "Aplikasi ini nantinya akan meningkatkan efisiensi waktu, biaya, dan
transparansi pelayanan," ucapnya.
Selanjutnya, lanjut Alfedri, perlu di kawal mengenai pemberdayaan masyarakat akses
refom untuk memastikan penerima sertifikat mendapatkan akses permodalan. "Mari kita
bersama-sama, Pemda dan stakholder terkait untuk mendorong di berikannya akses refom ke
pada penerima sertifikat redistribusi tanah. Tentunya agar dapat memberdayakan asetnya untuk
di jadikan modal usaha sehingga akan meningkat perekonomian warga," pintanya.
Lanjutnya, dalam rangka memerangi kejahatan pertanahan atau di kenal dengan nama
mafia tanah yang meresahkan masyarakat, Kementerian ATR, BPN kerjasama dengan
kepolisian untuk bersama-sama memberantas mafia tanah sampai ke akar-akarnya. "Beberapa
kasus, bahkan kasus besar di pusat sudah di ungkap bahkan sudah di ponis dan ada juga yang
sedang proses hukum. Bagi pegawai ATR, BPN, ASN, jangan sekali-kali menjadi mafia tanah,
saya tidak segan-segan untuk mengambil tindakan tegas bahkan memecat oknum yang terbukti
terlibat," terangnya.
Pada kesempatan itu, Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Siak, Budi Satrya
menyerakan piagam penghargaan kepada 9 Desa dan 3 Perusahaan yang ikut mensukseskan
Kegiatan PTSL di Kabupaten Siak, serta menyerahkan Sertipikat Tanah Instansi. Dilanjutkan
dengan penyerahan piagam penghargaan Satya Lencana X dan XX Tahun, kepada sejumlah
Pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Siak.
Bupati Siak Alfedri juga memberikan piagam penghargaan sebagai bentuk apresiasi
pelaksanaan kegiatan distribusi tanah tahun 2021 kepada Kepala Kantor Pertahanan Kabupaten
Siak. Pemkab Siak mengapresiasi kepada kantor pertanahan Kabupaten Siak, yang telah
memberikan kemudahan kepada masyarakat tidak mampu dan Instansi, dalam kemudahan
menerbitkan sertifikat tanah. Upacara itu juga dihadiri oleh Wakil Bupati Siak, Forkopimda
Kabupaten Siak serta Para Pimpinan OPD Kabupaten Siak. Usai apel di lakukan pemotongan
nasi tumpeng di lakukan oleh bupati, Apel itu juga di ikuti para pegawai BPN dan pelajar yang
ada di Kabupaten Siak.
Sumber : https://riaubernas.com/news/detail/9948/aplikasi-loket-hemat-biaya-dan-
transparansi-pelayanan

b. Analisis Kasus
1) Analisis Kasus dari Segi Manajemen ASN
Aplikasi Loket Ku ini merupakan aplikasi permohonan informasi yang bertujuan
untuk meningkatkan efisiensi waktu, biaya dan transpasransi pelayanan yang diluncurkan
oleh Pemerintah Kabupaten Siak, sebagai bentuk upaya memenuhi kepentingan publik dan
juga menunjukkan bahwa Pemkab Siak dan Kantor Pertanahan telah mampu memenuhi
tugas dan fungsi, hak dan kewajibannya selaku abdi negara.
2) Analisis Kasus dari Segi Whole of Government
Aplikasi Loket Ku ini merupakan bentuk WOG dari Pemerintah kabupaten Siak yang
berkolaborasi dengan Stakeholder terkait seperti Kementrian ATR, BPN Kepolisian guna
menyediakan layanan informasi yang transparansi pelayanan, efisiensi waktu dan biaya
dengan tujuan memudahkan akses reform kepada penerima sertifikat redistribusi tanah.
3) Analisis Kasus dari Segi Pelayanan Publik
Loket Ku merupakan aplikasi pendaftaran online pelayanan publik yang berorientasi
kepada masyarakat yakni berupa layanan memberikan informasi dan kemudahan kepada
masyarakat untuk pengurusan sertipikat tanah yang telah mengikuti perkembangan teknologi
dan dinamika tuntutan kehidupan yang lebih baik, adil dan merata dengan cara yang efektif,
efisien, inovatif dan berorientasi mutu pelayanan publik.

c. Rekomendasi Mempertahankan Good Practice yang ditemukan


Upaya untuk mempertahankan good practice tersebut, kami memberikan beberapa
rekomendasi, yaitu:
1) Aplikasi Loket Ku harus terus konsisten dikembangkan, dimana peserta tidak hanya dapat
mengakses informasi mengenai kelengkapan berkas sebelum datang ke kantor pertanahan,
namun juga dapat mengambil antrian online untuk mengurangi resiko antrian panjang ketika
mengurus pemberkasan
2) Aplikasi Loket Ku diharapkan dapat terus disosialisasikan kepada seluruh lapisan
masyarakat agar masyarakat kenal dan dapat menggunakan aplikasi secara maksimal guna
tercapainya keefektifitas dan efisiensi pelayanan dalam mengurus adminitrasi pertanahan

Anda mungkin juga menyukai