b. Analisis Kasus
1) Analisis Kasus dari Segi Manajemen ASN
Dilihat dari fakta berita di atas dapat kita katakan bahwa ASN tersebut telah
mencemarkan nama baik pemerintah dan negara serta nama baiknya sendiri sebagai individu
yang berkedudukan sebagai ASN. ASN yang sepatutnya melaksanakan tugas dengan jujur,
bertanggung jawab dan berintegritas tinggi agar dapat menjadi panutan bagi masyarakat,
bukan malah melakukan pungli yang merupakan tindak pidana korupsi. ASN yang
sepatutnya melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan bukan malah minta
dilayani oleh masyarakat dengan meminta imbalan atas pelayanan yang diberikan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Analisis Kasus dari Segi Whole of Government
Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan
oleh instansi pemerintah di pusat dan di daerah dalam bentuk barang dan jasa untuk
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Kenyataan bahwa PNS adalah pelayan masyarakat atau
pelayan publik masih belum bisa diterima secara utuh oleh sebagian PNS yang telah bertugas
di instansi penyelenggara pelayanan publik. Seperti contoh isu yang telah dipaparkan di atas,
mereka masih saja menganggap bahwa dirinya adalah orang yang sangat berkuasa atas
jabatannya tersebut, mereka lupa pada fungsi dan tugasnya yaitu melayani masyarakat yang
datang kepadanya. Salah satu fungsi ASN adalah sebagai pelayan publik dan salah satu tugas
ASN adalah memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas. Tindakan
pungutan liar atau meminta imbalan oleh oknum ASN tersebut telah mencederai asas
keprofesionalan yang ada di pasal 4 hurup e Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang
pelayanan publik dan asas keprofesionalan yang tertuang di pasal 2 hurup b Undang-
Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatul Sipil Negara.
3) Analisis Kasus dari Segi Pelayanan Publik
Kolaborasi dan kordinasi antar unit merupakan aspek yang perlu dibangun dalam
WOG. Dari kasus ini, dapat disimpulkan bahwa tidak adanya pendekatan WOG, yaitu tidak
adanya koordinasi antar pihak pelabuhan dengan pihak-pihak terkait dalam melakukan
penertiban dan menindaklanjuti pelanggaran yang dilakukan oleh penumpang. Ketiadaan
koordinasi ini mengakibatkan oknum ASN tersebut bertindak sewenang-wenang bahkan
melakukan tindakan pungli dan pemerasaan terhadap penumpang agar dapat dibiarkan
menyebrang ke Pulau Jawa. Proses tindak lanjut pelanggaran yang dilakukan penumpang
tersebut juga tidak sesuai dengan prosedur yang dilakukan. Seharusnya pihak pelabuhan
selain berkoordinasi dengan BPBD juga melakukan kerjasama dengan instansi/organisasi
terkait seperti Dishub dan Satpol PP atau TNI/POLRI sehingga penertiban dan proses
tindaklanjut ini dapat menerapakan prinsip WOG dan tidak terjadi pungli.
b. Analisis Kasus
1) Analisis Kasus dari Segi Manajemen ASN
Aplikasi Loket Ku ini merupakan aplikasi permohonan informasi yang bertujuan
untuk meningkatkan efisiensi waktu, biaya dan transpasransi pelayanan yang diluncurkan
oleh Pemerintah Kabupaten Siak, sebagai bentuk upaya memenuhi kepentingan publik dan
juga menunjukkan bahwa Pemkab Siak dan Kantor Pertanahan telah mampu memenuhi
tugas dan fungsi, hak dan kewajibannya selaku abdi negara.
2) Analisis Kasus dari Segi Whole of Government
Aplikasi Loket Ku ini merupakan bentuk WOG dari Pemerintah kabupaten Siak yang
berkolaborasi dengan Stakeholder terkait seperti Kementrian ATR, BPN Kepolisian guna
menyediakan layanan informasi yang transparansi pelayanan, efisiensi waktu dan biaya
dengan tujuan memudahkan akses reform kepada penerima sertifikat redistribusi tanah.
3) Analisis Kasus dari Segi Pelayanan Publik
Loket Ku merupakan aplikasi pendaftaran online pelayanan publik yang berorientasi
kepada masyarakat yakni berupa layanan memberikan informasi dan kemudahan kepada
masyarakat untuk pengurusan sertipikat tanah yang telah mengikuti perkembangan teknologi
dan dinamika tuntutan kehidupan yang lebih baik, adil dan merata dengan cara yang efektif,
efisien, inovatif dan berorientasi mutu pelayanan publik.