Di Susun Oleh :
i
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Laporan Tugas Akhir yang
telah saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliaanya. Apabila
ternyata di kemudian hari penulisan Laporan Tugas Akhir ini merupakan plagiat
atau penjiplakan terhadap karya orang ain, maka saya bersedia
mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan
di Universitas Mercubuana.
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak
dipaksakan.
Penulis,
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh:
Nama : Paul Kevin Prasadhana
NIM : 41617310058
Program Studi : Teknik Industri
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
iii
ABSTRAK
iv
ABSTRACT
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat, rahmat dan kasih karunia-Nya. Atas rahmat, kasih dan penyelenggaraan
yang sungguh luar biasa, penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Penelitian dan
penulisan laporan Tugas Akhir ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat
mencapai derajat Sarjana pada jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercubuana.
1. Bapak Hendri, ST., MT. selaku dosen pembimbing yang dengan sabar dan rela
telah meluangkan waktu dan pikiran demi membimbing, mengarahkan, dan
memberikan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Bapak E. Bhayu Suhartopo dan Ibu M.B. Wahyu Rejeki Handayani yang
dengan kasih dan kesetiaan yang teramat besar memberi bimbingan, berkat,
doa dan dukungan material tanpa henti.
4. Nari Tama Nastiti yang terus memberi dukungan doa dan semangat kepada
penulis selama menyelesaikan penelitian ini.
vi
7. Semua pihak, saudara, teman, kerabat yang tidak dapat disebutkan satu-persatu
namun telah banyak membantu dalam berbagai bentuk untuk penyelesaian
Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa pada penelitian dan penulisan laporan Tugas Akhir ini
masih dapat ditemukan kekurangan serta kesalahan. Besar harapan penulis bahwa
penelitian ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca, terlebih bagi pendidikan
dan dunia industri.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul…........................................................................ ii
Halaman Pernyataan................................................................... ii
Abstrak....................................................................................... iv
Abstract...................................................................................... v
Kata Pengantar........................................................................... vi
Daftar Tabel............................................................................... x
Daftar Gambar........................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
viii
2.2 Penelitian Terdahulu......................................................... 15
5.2 Pembahasan...................................................................... 51
6.1 Kesimpulan...................................................................... 55
6.2 Saran................................................................................ 55
DAFTAR PUSTAKA 57
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu …....................................................... 16
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Bath tub Curve ….......................................................... 8
xi
Gambar 5.2 Grafik CPU Mold Cap std. 35mm............................... 45
Gambar 5.3 Grafik CPU Mold Cap std. 40mm............................... 47
Gambar 5.4 Grafik CPU Mold Cap std. 50mm................................ 49
Gambar 5.5 Contoh Kartu Produksi Mold....................................... 54
xii
DAFTAR PERSAMAAN
Halaman
Persamaan 2.1 Reliability....................................................................... 7
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Sampai saat ini perbaikan mold di PT. Bumimulia Indah Lestari masih
menerapkan sistem korektif. Ketika ada kerusakan mold seringkali membutuhkan
waktu perbaikan yang lama karena membutuhkan proses manufaktur yang
kompleks seperti CNC, EDM, polish dan matching. Karena belum ada jadwal
untuk melakukan perbaikan mold secara berkala, sehingga kerusakan pada
komponen mold tidak terdeteksi.
2. Membuat save cost dari biaya repair mold dan waktu yang terbuang selama
downtime mesin yang diakibatkan kerusakan mold (corrective
maintenance).
1.4 Batasan Penelitian
Batasan penelitian dalam penulisan penelitian ini adalah :
Dalam bab ini disajikan data-data yang telah diperoleh dan hasil dari
pengolahan data dengan memakai metode-metode yang telah dijelaskan
sebelumnya.
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini disajikan analisa dari hasil yang diperoleh dari pengumpulan
dan pengolahan data.
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan penutup dari tugas akhir yang menyajikan kesimpulan
dari hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab
sebelumnya dan memberikan saran-saran yang dapat berguna bagi
perusahaan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem perawatan tradisional di dunia industri hanya memberi titik berat pada
tindakan perbaikan tanpa ada upaya untuk mengoperasikannya di waktu yang
optimum. Pembuatan jadwal preventif hanya didasarkan pada pendekatan
kuantitatif pada catatan kerusakan sebelumnya saja. Pembuatan jadwal yang
demikian menimbulkan pertanyaan karena tidak ada yang sungguh-sungguh tahu
apakah jadwal sudah dibuat secara cepat, sehingga tindakan preventif dirasa mahal.
Jika ditetapkan T sebagai variabel dari time to failure (TTF), maka reliability
dapat dirumuskan sebagai berikut:
R ( t )=Pr {T ≥t } (2.1)
8
dengan R(t )≥ 0, R(0)=1, dan lim R ( t )=0 . Untuk sebuah nilai t, R(t) adalah
t→∞
Secara teoritis, laju kegagalan adalah peluang suatu alat rusak pada waktu sesaat
kemudian atau suatu interval waktu kemudian. Dari persamaan (2.1) dan (2.2) dapat
kita peroleh persamaan ketiga yakni
dF (t) dR(t)
f ( t )= = (2.3)
dt dt
Fungsi tersebut / f(t) adalah probability density function (PDF), dengan f (t )≥0 dan
∞
∫ f ( t ) dt=1. Fungsi ini mendeskripsikan bentuk dari laju kerusakan. Dari deskripsi
0
dan
∞
R ( t )=∫ f ( t ) dt '
'
(2.5)
t
Peluang terjadinya kerusakan dalam interval waktu [a,b] dapat diperoleh dengan
menggunakan salah satu dari fungsi-fungsi peluang di atas, sebab
b
Pr { a≤ T ≤ b }=F ( b )−F ( a )=R ( a )−R ( b )=∫ f ( t ) dt (2.6)
a
kerusakannya. Berikut ini adalah beberapa jenis distribusi yang sering digunakan
untuk menganalisa kerusakan menurut Kelton (2002):
a. Distribusi Uniform
Distribusi ini ditunjukkan dengan ekspresi UNIF (Min, Max). Distribusi
uniform memiliki rentang (a, b). Berikut ini persamaan dirtribusi uniform:
1
f (t )=
b−a
,a≤t≤b (2.7)
di mana:
f(t) = probability density function
b – a = parameter skala
a = nilai minimum dan parameter lokasi
b = nilai maksimum
b. Distribusi Eksponensial
Distribusi eksponensial ditunjukkan dengan ekspresi EXPO (β) dan fungsi
waktu sebagai berikut:
t
1 −
f (t )= e β
β
,t>0 (2.8)
di mana:
11
c. Distribusi Gamma
Ekspresi dari distribusi gamma adalah a + GAMM(β, α). Distribusi
gamma memiliki rentang antara 0 hingga +∞. Persamaan distribusi gamma
adalah:
t
−
−α α −1 β
β t e
f (t )=
Γ( α )
,t>0 (2.9)
∞
Γ(z)=∫ ¿ t z−1 e−t dt ¿
0
(2.10)
di mana:
f(t) = probability density function
Γ(z) = Γ(α) = fungsi gamma
z = bilangan riil > 0
α = parameter bentuk, α>0
β = parameter skala, β>0
12
d. Distribusi Weibull
Distribusi ini ditunjukkan dengan ekspresi WEIB (β, α). Distribusi
weibull memiliki rentang 0 hingga +∞. Berikut ini adalah persamaan
distribusi weibull:
t
−( ) α
−α α −1 β
f (t )=αβ t e
,t>0 (2.11)
di mana:
f(t) = probability density function
α = parameter bentuk, α>0
β = parameter skala, β>0
e. Distribusi Lognormal
Distribusi lognormal ditunjukkan dengan ekspresi LOGN (β, α) dan
fungsi waktu sebagai berikut:
2
1 −( ln t −μ )
f (t )= exp
t √ 2 πσ 2 2σ2
,t>0 (2.12)
di mana:
f(t) = probability density function
σ = parameter bentuk, σ>0
µ = parameter skala, -∞>µ>+∞
f. Distribusi Triangular
Distribusi triangular adalah distribusi probabilitas kontinyu yang
mempunyai probability density function berbentuk seperti segitiga.
Distribusi ini didefinisikan dalam tiga nilai (value): nilai minimum
atau minimum value a, nilai maksimum atau maximum value b, dan
nilai puncak atau peak value c. Fungsi waktu (t) untuk distribusi
triangular adalah:
14
2(t−a)
f ( t )= , t >0 (2.13)
( b−a ) ( c−a)
jika a ≤ t ≤ c , dan
2( b−t )
f ( t )= , t >0 (2.14)
( b−a ) ( b−c)
jika c ≤t ≤b , di mana:
f(t) = probability density function
a = nilai minimum
b = nilai maksimum
c = nilai puncak
(2.15)
di mana:
CPU = ekspektasi biaya per unit waktu
Cf = biaya perbaikan karena kerusakan
Cp = biaya perbaikan karena perawatan preventif
t = waktu terjadinya kerusakan
tp = waktu saat perawatan preventif
f(t) = probability density function
Jika ekspektasi biaya per unit waktu dapat diperoleh nilai minimumnya,
maka dapat ditentukan pelaksanaan tindakan perawatan berdasarkan interval
waktu yang optimum.
2.6 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang mengangkat tema perawatan atau perbaikan telah banyak
dilakukan. Sub bab ini membahas mengenai penelitian-penelitian tentang
perawatan yang sudah dilakukan terdahulu.
line 6 adalah:
a. Modul I :
Power Supply
+ Nozzle +
Sensor SG +
Sensor Q1 +
Mtr DrvQ3 +
Mtr Q1
b. Modul II :
Sensor Q3 +
Sensor
Receiver +
Selenoid Valve
+ Motor H
c. Modul III :
Regulator
Angin + Motor
Driver Q1
d. Modul IV :
Motor V +
Feeder +
Sensor Photo
Micro
11 Aditya Putra 2015 Penentuan Jadwal Jurnal Statistika 1. Interval waktu
Ramadhan Preventive Teknik Deskriptif penggantian yang
Maintenance pada Mesin Univ. Distribusi paling optimal
Forklift 5 Ton di Negeri Weibull adalah 322 hari.
PT. SWADAYA Surabaya 2. Penghematan biaya
GRAHA down time sebesar
Rp.13.166.000 atau
29,53%
dibandingkan
dengan sebelum
menggunakan
penjadwalan dengan
21
metode age
replacement.
12 Chintya 2016 Jadwal Perawatan Jurnal Distribusi Penggantian pencegahan
Ekawati Preventive pada Online Weibull untuk komponen air
Mesin Dyeing di Institut preassure switch yaitu
PT. NOBEL Teknologi pada titik 89 hari dengan
INDUSTRIES Nasional ekspektasi biaya
penggantian Rp
37.780/hari, pada
komponen diapram
yaitu pada titik 127 hari
dengan ekspektasi biaya
penggantian sebesar Rp
23.539/hari sedangkan
pada komponen main
shaft pada titik 92 hari
dengan ekspektasi biaya
penggantian sebesar
Rp27.861/hari.
Input
1. Belum terdapat inteval preventive maintenance mold.
2. Besarnya kerugian dari downtime mesin dikarenakan kerusakan
mold dan biaya corrective mold.
Proses
1. Melakukan pengolahan data dari riwayat perbaikan mold dan jumlah shot yang telah
diproduksi mold.
2. Menghitung rentan antar kerusakan mold.
3. Menentukan distribusi waktu antar kerusakan berdasarkan waktu antar kerusakan.
4. Menentukan waktu interval preventif optimum.
Output
Save cost dari biaya repair mold dan waktu yang terbuang selama
downtime mesin.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kuantitatif. Data
kuantitatif atau data berupa angka-angka yaitu pengukuran jeda kerusakan
komponen mold injeksi.
2. Jenis data menurut cara memperolehnya dibagi menjadi data primer dan
data sekunder.
a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari tempat atau
objek penelitian. Pada penelitian ini data primer didapat dari
pengukuran jeda kerusakan komponen mold injeksi berdasarkan
jumlah part. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari luar
perusahaan atau luar objek penelitian tetapi masih ada hubungannya
dengan penelitian tersebut. Data sekunder pada penelitian ini didapat
dari:
Studi pendahuluan dari perhitungan preventive maintenance.
Studi pustaka dari sumber buku referensi yang berhubungan dan
mendukung teori penelitian ini.
Media internet berupa jurnal maupu artiker yang berhubungan
dan mendukung dalam penelitian ini.
24
Studi:
Mendiskusikan dan mengkaji masalah yang ada di PT. Bumimulia Indah Lestari
Perumusan Masalah:
PT. Bumimulia Indah Lestari menerapkan sistem perawatan korektif untuk mold
Studi Pustaka:
Mempelajari hal-hal yang berkaitan tentang sistem perawatan secara teoritis melalui
literature dan jurnal mengenai perawatan
Pengumpulan Data:
Mengumpulkan data perbaikan mold, data riwayat kerusakan mold, dan jumlah
produksi mold.
Pengolahan Data:
a. Menghitung rentan antar kerusakan mold.
b. Menentukan distribusi waktu antar kerusakan menggunakan software arena
berdasarkan waktu antar kerusakan yang dideskripsikan dalam jumlah shot dihasilkan.
c. Menentukan interval waktu preventif optimum menggunakan software Maple
Selesai
Yang akan penulis teliti adalah salah satu plant yang berada di Cikarang.
Cikarang memiliki 4 unit produksi (plant 1, plant 2, plant 3, plant 4). Plant 1
untuk memproduksi botol dan jerycan berbahan dasar plastic HDPE
menggunakan mesin extrusion blow mold dan memproduksi botol berbahan dasar
plastic PET menggunakan mesin injection strech blow mold. Plant 2 untuk
memproduksi cap, plug, pallet, cup berbahan dasar plastic HDPE, PET, LDPE
menggunakan mesin horizontal injection mold. Plant 3 memproduksi tube
berbahan dasar plastic LDPE menggunakan mesin extrusion tube (polytipe).
Plant 4 memproduksi tupperware berbahan dasar plastic HDPE dan LDPE
menngunakan mesin horizontal injection mold.
27
Gambar 4.2 Contoh Gambar Botol Produksi PT. Bumimulia Indah Lestari
Sumber : PT. Bumimulia Indah Lestari, 2019
Gambar 4.3 Contoh Gambar Cap Produksi PT. Bumimulia Indah Lestari
Sumber : PT. Bumimulia Indah Lestari, 2019
28
Gambar 4.4 Contoh Gambar Tube Produksi PT. Bumimulia Indah Lestari
Sumber : PT. Bumimulia Indah Lestari, 2019
Gambar 4.5 Contoh Gambar Tupperware Produksi PT. Bumimulia Indah Lestari
Sumber : PT. Bumimulia Indah Lestari, 2019
4.3 Sistem Produksi
Produksi PT. Bumimulia Indah Lestari secara umum bersifat Make by Order
yang perencanaan produksinya diatur oleh PPIC berdasarkan permintaan
customer. Produk PT. Bumimulia Indah Lestari terdiri dari berbagai macam
komponen yang dihasilkan melalui proses-proses manufaktur. Secara garis besar,
material dasar komponen adalah material termoplastik. PPIC akan melakukan
perencanaan produksi terhadap komponen produk sesuai jumlah produk yang
akan dihasilkan dan kemudian memberikan perintah kerja kepada bagian produksi
sesuai dengan spesialisasinya masing-masing.
29
a. Proses Milling
Proses milling atau frais adalah proses mengolah material menjadi benda
kerja menggunakan alat potong berupa cutter. Prinsip kerjanya adalah benda
kerja yang digerakkan secara linier bertemu dengan alat potong yang berputar
sehingga terjadi pemotongan. Pada mesin milling yang sudah memiliki sistem
CNC atau Computerized Numerical Control, pergerakan benda kerja maupun
alat potong dapat diatur dengan program komputer sedemikian rupa sehingga
menghasilkan bentuk-bentuk yang kompleks dan sulit untuk dikerjakan
secara manual seperti kurva, sphere, dan kontur tiga dimensi. Proses ini
paling banyak digunakan untuk mengerjakan komponen-komponen mold
dengan material metal pejal atau besi plat.
b. Proses Turning
Proses turning atau bubut adalah proses mengolah material menjadi
benda kerja menggunakan putaran spindle yang memegang benda kerja.
Kebalikan dari proses milling, pada proses turning ini yang berputar bukanlah
alat potong melainkan benda kerja. Benda kerja yang berputar akan
berpotongan dengan alat potong yang bergerak sehingga terjadi pemakanan
material. Perputaran benda kerja dan pergerakan alat motong menghasilkan
perpotongan yang melingkar sehingga mayoritas hasil akhir dari proses
turning adalah benda silindris.
c. Proses Grinding
Grinding atau penggerindaan adalah proses pengolahan material yang
menghasilkan tingkat kehalusan permukaan minimum N6 dengan ketelitian
ukuran hingga 0,001 mm. Selain digunakan untuk menghasilkan komponen
dengan tingkat ketelitian tinggi, proses gerinda juga digunakan untuk
pengasahan, yaitu proses menajamkan kembali sisi potong punch dan die
yang sudah tumpul.
33
No
Kerusaka Tanggal Jumlah Shot
n Kerusakan Antar Kerusakan
1 13/01/2017 *
2 17/04/2017 256850
3 09/07/2017 228090
4 22/09/2017 187000
5 12/01/2018 210000
6 03/04/201 236550
7 14/08/2018 243000
8 02/11/2018 211600
9 19/02/2019 257770
10 12/04/2019 184500
Tabel 4.1
Sumber: Pt. Bumimulia Indah Lestari
Jumlah Shot Antar Kerusakan Mold Cap Diameter 40 mm
No
Kerusaka Tanggal Jumlah Shot
n Kerusakan Antar Kerusakan
1 09/01/2017 *
2 24/03/2017 295360
3 18/07/2017 414680
4 16/10/2017 321950
5 21/12/2017 317510
6 01/03/2018 286110
35
7 30/04/2018 304990
8 10/09/2018 606790
9 04/10/2018 102120
10 13/11/2018 189920
11 10/01/2019 549850
12 25/05/2019 434680
Tabel 4.2
Sumber: Pt. Bumimulia Indah Lestari
Tanggal
No Kerusaka Jumlah Shot
Kerusakan n Antar Kerusakan
1 02/01/2017 *
2 14/02/2017 89040
3 09/03/2017 19200
4 21/05/2017 112080
5 11/08/2017 136800
6 18/09/2017 79450
7 05/02/2018 257650
8 23/07/2018 344150
9 24/09/2018 98120
10 11/11/2019 103500
11 28/03/2019 254720
12 17/05/2019 129320
Tabel 4.3
Sumber: Pt. Bumimulia Indah Lestari
4.12 Biaya Preventive dan Corrective Maintenance
Biaya perbaikan preventif dan korektif setiap mold berbeda. Biaya preventif
adalah biaya perbaikan mold tanpa kerugian akibat produksi yang berhenti.
Biaya perbaikan terdiri dari biaya mengganti komponen guide bush, guide pin,
O-ring, pemakaian mold cleaner, check cooling, check core / cavity, check
fitting, biaya assy dan biaya loading-unloading. Contoh perhitungan biaya
preventif adalah sebagai berikut:
36
Mold Cap std. 35 mm memiliki 4 set guide pin dan guide bush dengan harga
Rp 3.000.000,00. Mengganti O-ring untuk core dan cavity sebanyak 32 pcs dengan
harga 1 pcs O-ring Rp 4.000,00, total biaya O-ring 32 pcs x Rp 4.000,00= Rp
128.000,00. Membongkar pasang mold, check cooling, fitting, check core/cavity
membutuhkan waktu selama 14 jam (2 shift dan 3 karyawan tiap shiftnya) dengan
biaya tenaga kerja = Rp 1.050.000,00. Transportasi mold membutuhkan alat
transportasi berupa forklift dan dikenai biaya sebesar Rp20.000,00. Total biaya
preventive untuk mold cap std. 35 mm adalah Rp 3.000.000,00 + Rp 128.000,00 +
Rp 1.050.000,00 + Rp 20.000,00 = Rp 4.198.000,00.
Tabel 4.4
Sumber: PT. Bumimulia Indah Lestari
37
Berikut adalah hasil jenis distribus kerusakan mold dari pengolahan data
jumlah shot antar kerusakan mold menggunakan software Arena:
A. Cap std. 35 mm
B. Cap std. 40 mm
Jenis Jenis
Expression
Mould Distribusi
Std. 35mm Uniform UNIF(1.85e+005, 2.58e+005)
Std. 40mm Uniform UNIF(1.02e+005, 6.07e+005)
Std. 50mm Exponential 7.92e+004 + EXPO (1.08e+005)
Tabel 4.5 Jenis Distribusi Kerusakan Mold
Sumber: Paul Kevin, 2019
42
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan diagram siklus perbaikan pada gambar 5.1. diperoleh model matematis
untuk ekspetasi biaya (eb) adalah rumus 5.1.1
tp ∞
eb=Cr .∫ f (t ) dt+Cp .∫ f ( t ) dt (5.1)
0 tp
Dengan:
Cr = biaya perbaikan karena kerusakan
Cp = biaya perbaikan karena perawatan preventif
t = waktu terjadinya kerusakan
tp = waktu saat perawatan preventif
f(t) = probability density function
43
Waktu untuk preventif disimbolkan dengan tp. Satu siklus perbaikan adalah
t jika mold rusak sebelum tp, atau tp jika sampai dengan tp mold tersebut belum
rusak. Panjang siklus adalah distribusi kumulatif dari masing-masing t dan tp sesuai
dengan distribusi waktu kerusakannya. Distribusi kumulatif ini dapat dihitung
dengan mencari luas area grafik dari batas terendah data sampai tp dan dari tp
sampai dengan batas teratas data. Luas area tersebut dapat didefinisikan sebagai
integral dari probability density function distribusi laju kerusakan mold.
tp tp ∞
siklus=∫ t . f ( t ) dt .∫ f ( t ) dt+ tp .∫ f ( t ) dt (5.2)
0 0 0
Dengan:
t = waktu terjadinya kerusakan
tp = waktu saat perawatan preventif
f(t) = probability density function
Sehingga diperoleh model matematis untuk waktu optimum perbaikan mold adalah
ekspetasi biaya per unit waktu (cpu) optimum yang diperoleh dari ekspetasi biaya
dibagi dengan satu siklus pekerjaan perbaikan atau perawatan.
tp ∞
Cr .∫ f ( t ) dt+ Cp. ∫ f ( t ) dt
0 tp
cpu= tp tp ∞ (2.15)
∫ t . f ( t ) dt .∫ f (t ) dt+ tp.∫ f ( t ) dt
0 0 0
Biaya korektif
Biaya preventif
cdf
Ekspektasi biaya
Siklus
perbaikan
Perhitungan
cpu
Turunan
cpu
45
Perhitungan tp dengan
turunan cpu = 0
Biaya korektif
Biaya preventif
cdf
Ekspektasi biaya
Siklus
perbaikan
Perhitungan
cpu
Turunan
cpu
47
Gamb
ar 5.3 Grafik CPU Mold Cap std. 40mm
Sumber: Paul Kevin Prasadhana (2019)
Perhitungan tp dengan
turunan cpu = 0
pdf distribusi
Exponential
cdf
Biaya korektif
Biaya preventif
Ekspektasi
biaya
Siklus
perbaikan
49
Perhitungan
cpu
Turunan
cpu
Perhitungan tp dengan
turunan cpu = 0
perintah produksi dari PPIC dijalankan dalam dua periode. Periode pertama
dilakukan untuk memproduksi 650.400 pcs komponen (81.300 shot) sehingga mold
dapat diberi tindakan preventif sesuai jadwal, sedangkan setelah preventif
dilakukan produksi periode kedua untuk memproduksi 1.850.000 pcs komponen
sisanya (231.250 shot).
Kartu Produksi Mold
No. Mold
Nama Komponen
Jumlah Cavity (I)
Jadwal Preventif shot
No Tanggal Jumlah Jumlah
Op Spv
. Produksi Produksi (P) Shot (P/I)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisa yang telah dilakukan di PT.
Bumimulia Indah Lestari dapat dibuat beberapa kesimpulan:
1. Untuk menentukan waktu preventif optimum untuk tiga mold dengan rata-rata
biaya perbaikan terendah, diperoleh bahwa mold std. 35mm dijadwalkan untuk
preventif setelah mencapai jumlah shot 250.326, mold std. 40mm setelah
mencapai 548.617 shot, mold std. 50mm setelah mencapai 205.089 shot. Mold
std. 35mm, 40mm, 50mm adalah mold yang sebaiknya diusahakan supaya
rencana produksinya dapat tepat pada jumlah shot preventif dan segera diberi
tindakan preventif.
2. Dengan dilakukan preventive maintenance mold meminimalisir terjadinya
corrective maintenance mold sehingga kerugian akibat downtime mesin dapat
terhindar. Seperti tertulis di bab IV kerugian akibat downtime mesin minimal
adalah Rp 21.398.000,00.
3. Interval optimum preventive maintenance di setiap mold memiliki jumlah shot
yang berbeda. Semakin banyak jumlah shot untuk interval preventive
maintenance, maka total biaya preventive maintenance akan semakin murah
(dalam kurun waktu). Perbedaan ini bisa disebabkan dari mekanisme mold,
jenis material mold, jenis standart part yang dipakai, kepresisian mold maker
(supplier pembuat mold).
6.2. Saran
Saran yang dapat diberikan adalah sebaiknya mold di PT. Bumimulia Indah
Lestari diberi perlakuan preventif sesuai dengan hasil analisis data supaya proses
56
produksi dapat ditunjang oleh ketersediaan mold yang baik. Ketersediaan mold
yang baik dapat menanggulangi masalah keterlambatan produksi dan kerugian
akibat biaya mesin yang berhenti produksi.
Evaluasi dapat dilakukan terhadap jadwal preventif yang telah dibuat. Evaluasi
dapat didasarkan pada catatan waktu kerusakan yang baru setelah ada jadwal
preventif. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan dengan rentang waktu yang lebih
lama untuk pengambilan data. Rentang waktu yang lebih lama akan memberikan
data jumlah shot antar kerusakan yang semakin banyak, sehingga jenis distribusi
jumlah shot antar kerusakan akan semakin nampak dan memberikan hasil
perhitungan tp yang lebih akurat.
57
DAFTAR PUSTAKA
Dede Sudrajat (2016). Pengaruh Preventive Maintenance Terhadap Hasil Produksi
Pada Proses Produksi Mesin Area Line D di Pt. Triangle Motorindo.
(Jurnal) Teknik Mesin Univ. Negeri Semarang.
Chintya Ekawati (2016). Jadwal Perawatan Preventive pada Mesin Dyeing di PT.
NOBEL INDUSTRIES. (Jurnal) Online Institut Teknologi Nasional.
Kelton, W.D. (2002). Simulation Modeling and Analysis, 2nd ed. USA: The
McGraw-Hill Companies Inc.
Kelton, W.D. (2002). Simulation with Arena, 2nd ed. USA: The McGraw-Hill
Companies Inc.