Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
1
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
2
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji Syukur Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat karunia
kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga selalu terlimpah kepada nabi
Muhammad Saw.
kehidupannya. Ketika hal demikian telah terjadi pada diri seorang muslim, maka
dapat dikatakan bahwa dia memiliki akhlakul karimah.
Setelah membaca buku ini, saya menangkap maksud penulis ingin mengajak
pembaca berakhlakul karimah melalui pengamalan Asmaul Husna itu. Tentu saja
upaya itu sangat mulia. Sebuah upaya membina masyarakat melalui kegiatan
membaca, saya kenal penulis sebagai mahasiswa STAIN Curup yang idealis.
Aktifitasnya sebagai seorang mahasiswa STAIN ktidak hanya sebatas mengikuti
perkuliahan, tetapi juga diisi dengan kegiatan-kegiatan organisasi kemahasiswaan dan
kemasyarakatan. Kegiatan-kegiatan yang penulis lakukan itu rupanya dapat
Sebagai hasil karya seorang penulis, memang banyak kelemahan yang ditemui
dalam buku ini. Tetapi dengan melihat status dan kegiatan keseharian penulis sebagai
mahasiswa semester VII, maka karya tulis berupa buku ini menjadi sebuah prestasi
yang patut diapreasisasi. Belum ada penulis lain dari kalangan mahasiswa STAIN
Curup yang menyodorkan karya ilmiah kepada masyarakat dalam bentuk buku seperti
yang ada ditangan pembaca ini. Oleh karena itu saya menyambut baik atas terbitnya
3
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
buku ini, dan harapan saya semoga buku ini memberikan manfaat sebesar-besarnya
bagi penulis khususnya dan kaum muslimin pada umumnya.
MUQADIMMAH
Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan Seru sekalian Alam. Allah
Tuhanku dan Tuhan mereka. Sesungguhnya Aku bersaksi tiada Tuhan
Melainkan Allah dan Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusanNya.
Semesta Alam bertasbih kepadaNya baik di langit dan dibumi mensucikan
AsmaNya, Matahari, bulan, bumi, bahkan tanah yang diinjak manusia
sekalipun bertasbih kepada Allahu Rabbul Izzati. Dan kami berlindung
4
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
PENGANTAR PENULIS
Semoga buku ini bermanfaat bagi kita semua dan didalamnya terdapat
keberkahan dalam AsmaNya dan menuju jalan kepada Allahu Rabbul Izzati,
sekali lagi penulis ucapakan banyak syukur dan terima kasih kepada Allah
dan kepada semua yang mau terlibat dalam penulisan dan pembaca buku ini.
Wassalamualaikum. Wr. Wb.
Penulis
5
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
DAFTAR ISI
SAMPUL
2. Tauhid
Fitrah ....................................................................................................................... 11
Hakikat dan Dimensi tauhid ............................................................................... 13
FUNGSI AQAL, ILMU TAUHID DAN IMAN ................................................. 14
Berbagai Figur Ketauhidan, Pahlawan ketauhidan ......................................... 16
a. Tauhid Rububiyah
Memahami Rububiyah Allah ........................................................... 18
6
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Rahman-Rahim ........................................................................................................... 75
Al-Malik ....................................................................................................................... 77
7
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
8
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
9
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
1. SYAHADAT
“Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang Muslim dari dahulu1 dan
(begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya
kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, Maka dirikanlah sholat , tunaikanlah zakat
dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, Maka Dialah Sebaik-baik
pelindung dan sebaik- baik penolong”. (QS. Al-Hajj : 78).
“Katakanlah: "Hai ahli Kitab, Marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan)
yang tidak ada perselisihan antara Kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah
dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita
menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah". jika mereka berpaling Maka
Katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa Kami adalah orang-orang yang berserah diri
(kepada Allah)". (QS. Ali Imran : 64).
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta
mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu
mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam
Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada
1
Maksudnya: dalam Kitab-Kitab terdahulu yang telah diturunkan kepada nabi-nabi sebelum
10
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan Itulah
kemenangan yang besar”. (QS. At-Taubah : 111).
SEBUAH PONDASI
Perbuatan apapun – yang bersifat kebaikan, kalau mau bernilai disisi Tuhan, dan
mempunyai pengaruh kebaikan bagi si pelaku harus dilandasi keimanan.
ketaatan-Nya dalam agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (Al-Bayyinah:5).
11
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Semua itu adalah Rukun Islam yaitu bagian atau unsur-unsur utama yang
harus ada dalam ke-Islaman seseorang.
2
Ustd. Yusuf Mansur. Mencari Tuhan yang hilang. 35 Kisah Perjalanan Spritual Menepis
Azab dan Menuai Rahmat . Cet. -4. Hal. 88-9l.
12
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Oleh sebab itu kita wajib mempercayai beliau dalam setiap apa yang
beliau beritakan, baik yang terjadi dimasa lampau ataupun yang akan
datang, demikian juga yang berkaitan dengan penjelasan halal dan haram.
Kita juga harus tunduk dan melaksanakan segala perintah beliau, mengikuti
13
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
ajaran syariat beliau, berpegang teguh pada sunnah beliau dalam kesendirian
atau ditengah keramaian, disamping kita juga harus ridha dan pasrah
terhadap semua putusan beliau. Karena mentaati beliau berarti Taat terhadap
semua putusan beliau. Dan melanggar aturan beliau berarti bermaksiat
kepada Allah. Karena beliau hanya menyampaikan Risalah dari Allah. Allah
baru mewafatkan beliau, setelah beliau menyampaikan ajaran agama-Nya
secara sempurna, menyamapaikan risalhnya secara gamblang, lalu
meninggalkan umatnya diatas jalan yang putih bersih, tak ada beda siang
dan malamnya, barang siapa yang menyeleweng sepeninggal beliau pasti
akan binasa.3
“Terangkat pena (belum dicatat sebagai amal baik atau buruk) dari anak-anak
sampai baligh, orang tidur sampai bangun, dan orang gila samapi waras (HR. Abu
Dawud, Nasa‟I dan Ibnu Majah).”
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggungan jawabnya”(QS. Al-Israa ; 36)
3
Syaikh Al-Allaamah Hafizh bin Ahmad Al-Hikami. Buku Pintar Aqidah Ahlus Sunnah.
Penerbit At-Tibyan. Hlm. 48-49.
14
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
orang gila, atau orang yang tidak mengetahui dimintai kaliamt perjanjian
sumpah setia, menjual diri dan dan hartanya untuk ber-syahadat.
Rukun Syahadatain ada lima, yaitu; 1. Ada orang yang menjadi saksi,
2. Ada orang yang bersaksi, 3. Ada yang dipersaksikan, 4. Menetapkan
(mengisbatkan) yang dipersaksikan, dan, 5. Mengikrarkan persaksian dengan
lisan. Muhammad bin Abdul Wahhab menjabarkan bahwa dalam
bersyahadat „Laa ilahaa ilallah Muhammadur Rasulullah” harus memenuhi tujuh
syarat. “ketauhilah tiada bermanfaat syahadat bagi orang yang
mengucapkannya, kecuali dengan kesemuannya ini, yaitu ilmu, yakin,
menerima, pelaksanaan, ikhlas, benar (tidak berbohong), dan cinta.
a. Dari Ibnu Umar r.a. Rasulullah. Saw bersabda : Islam dibangun atas
lima dasar; 1. Bersyahadat bahwa tiada ilah selain Allah dan Muhammad
Rasul Allah 2. Mendirikan Shalat, 3. Membayar Zakat, 4. Mengerjakan
15
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Bukhari-Muslim).
e. Hadist tentang nabi mengajak pamannya Abu Thalib untuk Islam,
Nabi Muhammad. Saw menyatakan “wahai pamanku, ucapkanlah laa
ilaha ilallah, suatu kalimat agar aku menjadi saksi bagimu dengan
kalimat itu di sisi allah (H.R. Bukhari-Muslim).
16
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
2. TAUHID
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia
(yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan
orang-orang yang berilmu 4 (juga menyatakan yang demikian itu). tak ada
Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.” (QS. Ali Imran Ayat 18)
“Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu
melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan
(yang hak) melainkan Aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan
aku".(QS. Al Anbiyaa Ayat 25)
Tauhid merupakan asal yang pertama dari seluruh keyakinan dalam
ajaran Islam. Tauhid adalah suatu keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa
bahwa di sajalah sebagai Pencipta Tunggal, Yang berkehendak dan tidak
dapat dibantah, yang berkemauan tanpa dipengaruhi, mempunyai sifat
menentukan garis hidup makhluk-Nya, sebagai raja, member hokum,
pemberi petunjuk yang mutlak, memelihara, menjaga, dan mengatur
perkembangan makhluknya.
4
Ayat ini untuk menjelaskan martabat orang-orang berilmu.
17
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Fitrah
Dan secara fitrah, jiwa-jiwa yang selamat itu tercipta dan terbiasa
untuk mencintai, mengagungkan, dan menyebmbah Allah. Dan tidaklah jiwa
yang suci itu akan mencintai, menagungkan, dan menyembah selain kepada
Dzat yang diketahuinya menyandang sifat-sifat kesempurnaan yang sesuai
dengan rububiyah dan uluhiyahNya. Dan apabila ada suatu sifat yang
berupa sifat kekurangan yang tidak mengandung kesempurnaan
didalamnya, maka sifat yang seperti ini tertolak dari Allah. Seperti sifat mati,
bodoh, lupa, lemah, buta, tuli dan yang semisalnya. 6 Hal ini sebagaimana
firmanNya:
5
Prof. Muhsin Qiraati, Ushuluddin. Hlm.14
6
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin. AQIDAH SALAF “Di dalam Nama-
Nama dan Sifat-Sifat Allah Azza Wa Jalla”. Hlm. 77-78.
18
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
“Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati, dan
bertasbihlah dengan memuji-Nya. dan cukuplah Dia Maha mengetahui dosa-dosa
hamba-hamba-Nya.” (QS. Al-Furqan : 58).
“Apakah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-
bisikan mereka? sebenarnya (kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-
malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka.” (QS. Az-Zukhruf : 80).
“Sesungguhnya dia itu buta sebelah. Dan sesungguhnya Rabb kalian itu
tidak buta sebelah.”8
7
Maksudnya: Lauh Mahfuzh.
8
HR Bukhari dalam kitabul Fitan, Bab: Dzikrud Dajjal (7131) dan Muslim dalam Kitabul
Fitan wa Asyratus Sa‟ah, Bab: Dzikrud Dajjal wa Shifati ma Ma‟ahu (2933) (101) dari hadist Anas. ra.
9
HR Al-Bukhari dalam Kitabul Maghazi, Bab Ghazwatu Khaibar (4205) dan Muslim dalam
Kitabudz Dzikr wad Du‟a, bab: Isthbabu Khafdhis shaut bidz Dzikr (2704) (44) hadist Musa Al-
Asy‟ari. Ra.
19
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Orang yang tunduk pada desakan hawa nafsunya (yang keliru) pada
hakikatnya telah menuhankan hawa nafsu itu sendiri. Tauhid berarti pula
penolakkan dan penentangan terhadap kepemimpinan tiran dan lalim.
Slogan dan tujuan para nabi adalah dalam Firman Allah. Swt.:
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut 11 itu", Maka di antara
umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya
orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya, aka berjalanlah kamu dimuka bumi
dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-
rasul).”
FUNGSI „AQAL
10
Maksudnya Tuhan membiarkan orang itu sesat, karena Allah telah mengetahui bahwa Dia
tidak menerima petunjuk-petunjuk yang diberikan kepadanya.
11
Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah s.w.t.
20
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
21
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin
Allah; dan Barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi
petunjuk kepada hatinya. dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu “ QS. At-
Taghaabun ; 11
“Janganlah kamu adakan Tuhan yang lain di samping Allah, agar kamu tidak
menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Allah). QS. Al-Israa; 22
Pernyataan tentang sosok yang kafir. Salah satunya, isteri nabi Nuh
As. Dan isteri Nabi Luth. As Sungguh betapa keras pembangkangan dan
perlawanan yang dilakukannya terhadap kebenaran. Hawa nafsu telah betul-
betul menaklukkan dirinya sehingga menghalangi jalan masuk hidayah
(petunjuk). Meskipun ia mendiami rumah tempat Nabi Nuh. As (tempat
turunnya wahyu). Namun dirinya tetap berkubang dalam kekafiran.
Pahlawan Ketauhidan
Dalam kesempatan lain, Al-Qur‟an menampilkan sosok Nabi Ibrahim.
As. Dan katakanlah “Dan bukanlah ia termasuk orang-orang Musyrik”. 13 Kita tengok
12
Fir‟aun berkata, „Sesungguhnya jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar -benar aku
akan menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan.” (Asy-Syu‟ara: 29)
13
Katakanlah: "Benarlah (apa yang difirmankan) Allah". Maka ikutilah agama Ibrahim yang
lurus, dan bukanlah Dia Termasuk orang-orang yang musyrik. (Ali-Imran: 95)
22
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
kisah sejarah Nabi Ibrahim. As. Sungguh, kita akan mengetahui dengan jelas,
betapa beliau hidup sebagai pahlawan ketauhidan.
dalam dirinya14
2. Dalam upayanya melawan pemimpin yang zalim, Nabi
Ibrahim. As berhasil menjatuhkan raja Namrud dengan menggunakan
senjata argument dan hujjah. 15
3. Dalam upayanya menghancurkan pelbagai patung dan berhala
fisik, beliau tanpa diliputi rasa takut menghadapi para penyembah bulan,
matahari dan bintang. Saat itu, saat itu Nabi Ibrahim. As melontarkan
pernyataan beliau adalah “ Aku Tidak menyukai kepada yang tenggelam” (inni la
uhibbul afilin).16 Berkat pernyataannya , beliau berhasil menyingkirkan hal-hal
merusak fitrah selama ini.
4. Beliau juga memutuskan hubungan dengan kerabat dekat
dikarenakan Allah.17
5. Demi keagungan agama Allah, beliau rela mengorbankan
meninggalkan isteri dan anaknya yang masih menyusui ditengah padang
tandus yang kering (gurun).18
14
“Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, Sesungguhnya Demikianlah Kami
memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.” (As-Shafaat: 105)
Yang dimaksud dengan membenarkan mimpi ialah mempercayai bahwa mimpi itu benar dari Allah
s.w.t. dan wajib melaksana- kannya.
15
Al-Baqarah: 258
16
“Ketika malam telah gelap, Dia melihat sebuah bintang (lalu) Dia berkata: "Inilah
Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam Dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam."
(Al-An‟am: 76)
17
At- Taubah: 104
23
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
18
Ibrahim : 37
19
Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi
Ibrahim",(Al-Anbiyaa: 69)
24
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
keagungan, dan keindahan. Zat Yang Maha Sempurna itu pasti hidup,
mendengar, melihat, berkuasa dan mempunyai kalam. Allah Swt berfirman:
“Maka bagi Allah-lah segala puji, Tuhan langit dan Tuhan bumi, Tuhan
semesta alam.” (QS. Al-Jatsiyah : 36).
“Katakanlah:"Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah (yang sebenarnya)
petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam”. (QS.
Al-An‟am : 71).
25
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
“Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan
atau rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?” (QS. Al-Mulk :
14).
Oleh karena itu orang mentauhidkan Rububiyah Allah tapi tidak
disertai dengan mentauhidkan UluhiyahNya, bahkan dia sengaja membuat
aturan yang menentang, maka Tauhidnya itu tidak akan memberi manfaat
sedikitpun. Bahkan ia telah berada dalam daerah kemusyrikan.20
“Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi,
atau siapakah yang Kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah
yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari
yang hidup21 dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan
menjawab: "Allah". Maka Katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-
Nya)?" (QS. Yunus : 31).
Jelaslah bagi kita, ternyata sejak manusia berada dalam rahim ibunya
dan tatkala Allah hendak memasukan roh kedalam jiwanya, dia telah
mengakui Rububiyah Allah. Allah bertanya, “Bukankah Aku ini Rabbmu?”
Manusia menjawab, “Benar, wahai Rabbku, Engkaulah Rabbku.”
Manusia memang tak pandai mensyukuri nikmat Allah Swt. Mereka
bahkan membalas kenikmatan dengan keangkuhan dan kesombongan.
Mereka membuat aturan sendiri sesuai dengan kehendak nafsunya. Mereka
tidak saddar bahwa dirinya diciptakan dari bahan yang tidak ada harganya,
hina dan menjijikan, yaitu air mani (air yang dipancarkan), tetapi mengapa
dengan dua macam cara : 1. Malik dengan huruf Mim dibaca panjang, berarti
yang memiliki. 2. Malik dengan huruf Mim dibaca pendek artinya yang
20
Muhammad Said Al-Qathani, Muhammad Bin Abdul Wahab, Muhammad Qutub.
“Memurnikan Laa Ilaaha Illallah”, Gema Insani Press. Hlm.14.
21
Sebagian Mufassirin memberi misal untuk ayat ini dengan mengeluarkan anak ayam dari
telur, dan telur dari ayam. dan dapat juga diartikan bahwa pergiliran kekuasaan diantara bangsa-bangsa
dan timbul tenggelamnya sesuatu umat adalah menurut hukum Allah.
26
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Uluhiyyah Allah
Uluhiyyah Allah adalah suatu pernyataan tegas dari hambaNya yang
menyatakan bahwa Dia lah Ilaahul haqq, tak ada ilah selain Dia dan kita wajib
mengilahkanNya, rasa rendah diri terhadapNya dan diikuti oleh kepatuhan
kepadaNya.
Orang yang bertauhid uluhiyyah Allah harus mengabdi semata-mata
kepada Allah dan tidak menyembah yang lain. Ia hanya takut kepadaNya,
dan hanya Dia lah sandaran harapanya. Mencintai dan membenci manusia
pun harus karena Allah, bukan karena kemauan naluri dan nafsunya.
27
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Yang dituntut dari kalimat Tauhid itu adalah agar manusia mengikuti
Manhaj para nabi. Untuk mencapai tuntutan itu kita harus memusatkan niat
dan tujuan hanya kepada Allah Azza Wa Jalla dengan melakukan berbagai
aktifitas ibadah yang disertai dengan keikhlasan.23
berarti menyembah, mengabdi, menjadi hamba sahaya, taat, patuh memuja yang
diagungkan (Al- Ma‟bud). Sedangkan secara terminology Tauhid Ubudiyyah
adalah suatu keyakinan bahwasanya Allah. Swt. Merupakan Tuhan yang
patut disembah, dipatuhi, ditaati, dipuji dan diagungkan, tidak ada yang
berhak disembah melainkan Allah. Swt.
22
Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah s.w.t.
23
Ibid. Hlm.19
24
LSI UMS. Hal.26
28
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
f. Kapan Iman terhadap Asma dan Sifat Allah menjadi cacat?
makhlukNya.
2. Menafsirkan serampangan dan menyimpang dari kaidah yang
dikehendaki syariatNya.
Hal ini dilakukan dengan membelokkan, menambah atau
mengurangi bahkan merubah harakat (bahasa) asli Qur‟an tentang Asma
dan sifatNya. Misalnya, kalimat “wa kallamallahu Musa takliimaa...”
29
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Peringatan
Dalam usahanya membelokkan umat manusia dari garis lurus dan lingkaran
ketauhidan, mereka (musuh-musuh ketauhidan) senantiasa mengembar-gemborkan
berbagai propaganda dan slogan yang sedemikian memikat, sembari pula menebar janji-janji
membual. Akan tetapi, al-Qur‟an mengatakan bahwa semua itu pada hakikatnya nihil, tidak
memiliki arti, dan hanya sebentuk istilah-istilah belaka. 26
25
Ibid . Hlm. 23-26.
26
Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengada-
adakannya. (An-Najm: 23)
30
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Sesuatu yang telah tumbuh kuat dalam jiwa (hati) dengan sesuatu
yang dianut dan dipercaya oleh manusia tanpa melihat kepada asal-usul
pertumbuhannya.
“Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. tidaklah
bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi peringatan bagi
orang-orang yang tidak beriman". (QS. Yunus ; 101)
Akidah Ahlul Sunnah ialah Allah Ta‟ala yang Maha Tinggi dan Maha
Suci adalah Esa tiada sekutu bagi-Nya, tunggal tiada yang menyerupai-Nya,
sendirian tiada bandingan-Nya, bersifat Qadim tanpa awal, Azal tanpa
permulaan, hidup terus tanpa akhir, Abadi tanpa penghabisan. Hidup terus
tanpa terputus, sejak dulu sampai sekarang tetap memiliki sifat keagungan.
Allah tidak dapat binasa dan tidal dapat terputus dengan terputusnya abad-
31
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
abad, tetapi Dialah yang Permulaan dan Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang
Batin.27
lebih kuat dan lebih bekerja dari pada Iradat yang dipengaruhi ker
Akidah yang benar, merupakan sendi bagi pikiran yang lurus,
pendapat yang benar dan usaha yang penuh bijaksana. Dialah tiang tonggak
bagi kesempurnaan manusia dan sandaran yang kuat bagi budi pekerti
manusia. Akidah adalah makanan rohani yang sangat diperlukan jiwa seperti
halnya badan memerlukan makanan. (Qalbu) hati hanya bisa merasakan dan
juga wadah yang sangat rentan terhadap masuknya akidah yang salah.
27
Imam Al-Ghazali. Ringkasan , IHYA ULUMUDIN, Pustaka Amani. Hal. 16.
28
Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahibnya sebagai Tuhan selain Allah.
(At- Taubah: 31)
32
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Begitu juga, pada jaman sulit pada saat ini, minyak dan harga
melambung tinggi, orang yang Aqidah dan keyakinan agama nya lemah, bila
ada misionaris Kristen yang menawarkan bantuan dana kepada kaum
muslim miskin asalkan mereka murtad dan keluar dari Islam. Pilihannya ada
pada diri mereka. Ada orang yang menolak mentah-mentah. Dari pada
murtad lebih baik hidup apa adanya. Namun, boleh jadi, ada orang yang rela
mengorbankan Aqidahnya hanya demi perut dan harta serta jabatan dan
murtad keluarlah ia dari Islam. Naudzuubillah,.
semerbak kasturi, yang diceritakan dalam kisah Isra Mi‟raj Nabi Muhammad.
Saw. Subhanallah,.
33
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
kamu jadikan sekutu Allah, kemudian lakukanlah tipu daya (untuk mencelakakan)-
ku. tanpa memberi tangguh (kepada-ku)". (QS.Al-A‟raf : 194-195).
Saat ini berhala yang dibuat Syaithan dalam menipu umat manusia
agar tersesat dari jalan Allah sudah sangat modern, akidah sudah tidak
dihiraukan lagi, tidak sedikit orang yang menjadikan uang sebagai tujuan
hidupnya, ia berpikir bahwa uang adalah segalanya, dengan uang semua
dapat dibeli, hidupnya dihabiskan untuk mencari uang, mereka tidak
mensyukuri pemberian Allah selalu merasa kekurangan terus-menerus,
dalam hal harta benda, akhirnya ia lalai dalam menjalankan perintah Allah,
karena sibuk dengan mencari uang siang dan malam, tanpa ia sedari ia telah
menjadi budak budak uang dan menyembah uang. Begitupun dengan
jabatan semua berlomba-lomba untuk mendapatkannya hingga ia lupa
bahwa jabatan adalah amanah siapa memangku jabatan adalah musibah
yang sebenarnya. Akan tetapi mereka tidak menghiraukan untuk
mendapatkan jabatan mereka rela mengorbankan apa saja, asalkan
34
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
35
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Segala puji hanya bagi Allah apa yang dilangit dan apa yang ada
dibumi semua bertasbih kepada Allah. Bumi berputar pada porosnya dan
tidak pernah berubah dan berhenti dan tidak pernah ia keluar jalur edarnya,
Matahari, Bulan berotasi dan berevolusi, semua bertasbih tunduk pada
perintah Allah. Air di samudera membentuk pusaran bertasbih kepada Allah,
Angin bahkan tanah sekalipun yang diinjak-injak oleh manusia pun bertasbih
kepada Allah. Inilah persembahan untuk umat terbaik yang ada dimuka
bumi ini, umat Muhammad. Saw. Shalawat dan salam baginnya beserta
keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Pertama : Perintah untuk beribadah kepada Allah semata, tidak ada sekutu
bagi-Nya, mengajak untuk mengerjakannya, serta memiliki Al-Muwalaah
Suatu hal yang pertama kali diperintahkan kepada setiap Rasul yang
diutus Allah Ta‟alaa kepada kaumnya adalah supaya mereka menyebah
Allah saja tidak menyembah lainnya.
lebih untuk berdakwah agar umat manusia hanya beribadah kepada Allah,
tidak ada sekutu baginya, sebelum memberikan kewajiaban shalat dan
kewaajiban syariat lainnya, tauhid merupakan landasan agama dan dasar
pokoknya.
36
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.2. Allah adalah Tuhan yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu.3. Dia tiada beranak dan tidak pula
diperanakkan,4. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." (QS. Al-Ikhlas
: 1- 4).
29
Ustdaz. Mohammad Farhad dan Ustd. Abdullah Farouk. “Membangun Moralitas Umat”.
Penerbit Amelia. Januari. 2005. Surabaya. hlm. 66.
37
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak
disembah), yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu,
(juga menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak
disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
yang pertama turun kepada Nabi. Saw untuk memberi peringatan akan
kesyirikan adalah firman Allah Ta‟alaa:
“Hai orang yang berkemul (berselimut), Bangunlah, lalu berilah peringatan!” (QS.
Al-Mudatstsir:1-2).
Peringatan untuk tidak berbuat syirik kepada Allah Ta‟alaa. Hal itu
menunjukkan bahwa larangan berbuat syirik merupakan larangan yang
paling keras disampaikan. Ia merupakan dosa pertama yang diperingatkan
38
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
maha mulia, tinggi, maha suci tuhan semesta seru sekalian Alam. Syirik
merupakan kemaksiatan yang paling buruk dan kejahatan yang paling jahat
diatas semua kemaksiatan.
39
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan 30 yang
datang daripada-Nya. dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka,
dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. mereka Itulah
golongan Allah. ketahuilah, bahwa Sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan
yang beruntung.” (QS. Al-Mujaadilah: 22).
30
Yang dimaksud dengan pertolongan ialah kemauan bathin, kebersihan hati, kemenangan
terhadap musuh dan lain lain.
40
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
“Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan” (QS. Al-Balad : 10)
Yang dimaksud dengan dua jalan ialah jalan kebajikan dan jalan kejahatan.
“(lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Allah telah memilihnya dan
menunjukinya kepada jalan yang lurus.” (QS. An- Nahl : 121).
41
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
sama berangkat dari Bogor. Ketika masuk dijalan tol, disana tertera petunjuk
Lurus-Jakarta, Belok kanan-Bandung. Keduannya sama-sama diberi
petunjuk. Namun, bila sopir tadi yang ingin ke Merak tadi belok kanan, maka
ia tidak akan sampai di Merak, sekalipun mendapatkan arah petunjuk.
Namun, bila sopir yang akan sampai ke Merak hanyalah sopir yang setiap
ada petunjuk menuju merak ia ikuti, maka ia akan sampai di Merak. Merka
sama-sama diberi petunjuk namun tidak semuannya memperoleh petunjuk.
Mereka yang mendapat petunjuk, mereka yang benar-benar mencari dan
berjalan sesuai petunjuk yang diberikan padanya itulah makana kata Hada-
Yahdi (Hidayah) dan Ihtada‟ Yahtadi.
42
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi
perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu
ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan
Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka sungguhlah Dia telah sesat,
sesat yang nyata”. (QS. Al- Ahzab : 36).
Adanya akal pada diri manusia akan lahir dua jenis manusia. Ada
manusia yang menggunakan akalnya untuk memahami dan mengikuti
43
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Firman Allah. Swt yang dibawa RasulNya. Ada juga orang yang justru
menggunakan akal untuk menentangnya. Astagfirullah,.
Pada sisi lain siapapun yang hilang akalnya atau belum sempurna
akalnya seperti orang tidur, orang gila dan anak-anak maka akan diangkat
catatan amal perbuatannya, dalam hal ini Rasulullah. Saw Bersabda : “telah
diangkat pena (catatan amal) dari tiga orang manusia : “orang gila hingga sembuh,
dari anak-anak hingga Baligh, dan dari orang tidur hingga ia bangun” .31
Maksud jalan yang lurus yang diperintahkan Allah Swt untuk kita
ikuti, dan kita dilarang mengikuti jalan lainnya.
Maksud jalan yang lurus adalah agama islam yang merupakan
ajaran yang dibawa oleh Rasulullah Saw, yang tercakup dalam kitab-
31
(HR. Bukhari, Abu Dawud, Nasa‟I, Tirmidzi, Ibnu majah, Ahmad).
44
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
kitab yang Allah turunkan, yang Allah tidak menerima agama selainnya,
yang siapapun hanya selamat dengan meniti ajaran tersebut. Barangsiapa
meniti jalan lain, maka jalan hidupnya akan bercerai-berai. Allah
berfirman:
“Dan bahwa ( yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus,
Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain)32 ,
karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. yang demikian itu
diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” (QS. Al-An‟am: 153).
Nabi Saw membuat garis (diatas tanah), kemudian beliau
bersabda: “Inilah jalan Allah yang lurus.” Lalu beliau membuat beberapa
garis disisi kanan dan sisi kirinya, kemudian beliau bersabda: “Ini adalah
beberapa jalan, dimasing-masing jalan tersebut pasti ada syetan yang
mengajak kearahnya.” Kemudian beliau membaca firman Allah:
“Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus,
Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain),
karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. yang demikian itu
diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” (QS. Al-An‟am: 153).
Diriwayatkan oleh Ahmad: 1/435, 465.
manusia! Masuklah kejalan yang lurus ini seluruhnya, jangan kalian bercerai-
berai.” Sementara diarah atas jalan juga ada suara yang apabila seseorang ingin
membuka salah satu pintu tersebut, suara itu berkumandang: “Jangan buka!
Kalau engkau membukanya, engkau pasti masuk kedalamnya.” Arti jalan yang
lurus tersebut adalah Islam. Pagar-pagar tersebut adalah hukum-hukum Allah.
Pintu-pintu yang terbuka itu adalah hal-hal yang diharamkan oleh Allah. Pintu-
pintu yang terbuka itu adalah hal-hal yang diharamkan oleh Allah. Sementara
suara panggilan di ujung jalan adalah kitabullah. Dan suara dari atas adalah
peringatan Allah yang terdapat dihati setiap muslim.” Diriwayatkan oleh
Ahmad: IV / 182-183.
32
Shalat wusthaa ialah shalat yang di tengah-tengah dan yang paling utama. ada yang
berpendapat, bahwa yang dimaksud dengan shalat wusthaa ialah shalat Ashar. menurut kebanyakan
ahli hadits, ayat ini menekankan agar semua shalat itu dikerjakan dengan sebaik-baiknya.
45
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Hal itu hanya bisa dicapai dengan berpegang teguh pada ajaran
Kitabullah dan Sunnah rasulullah, serta berusaha menjalani keduanya
serta bertahan pada aturan-aturannya. Dengan cara itulah tercapai
permurnian Tauhid dan pemurnian ittibaa‟ kepada Rasulullah Saw.
“Dan Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu
akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah,
Yaitu: Nabi-nabi, Para shiddiiqiin orang-orang yang mati syahid, dan orang-
orang saleh. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS. An-Nisaa‟:
69).
Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan
bukan (pula jalan) mereka yang sesat” (Al-Fatihah: 6-7).
Tidak ada kalimat yang lebih besar bagi seorang hamba selain
hidayah yang diberikan kepadanya menuju jalan yang lurus serta
dijauhkan dari jalan-jalan yang menyimpang. Rasulullah Saw telah
meninggalkan kita diatas jalan yang putih bersih, siang dan malamnya
sama, setiap orang yang menyimpang dari jalan tersebut pasti binasa.”
Diriwayatkan oleh Ahmad: IV / 126; Ibnu Majah: 43; At-Tirmidzi: 2676;
Abu Dawud; 4607.33
33
Syaikh Al-Allaamah Hafizh bin Ahmad Al-Hikami. Buku Pintar Aqidah Ahlussunnah.
Edisi Indonesia. Pustaka At-Tibyan . Op. Cit. Hlm. 265-268.
46
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Pada hakikatnya iman itu tidak stabil, kadang kuat dan kadang lemah,
iman yang sebenarnya berkait dengan hijrah dan perjuangan. Iman tidak
sekedar diucapkan dengan lisan tetapi memerlukan pembuktian dalam
bentuk menjalankan serangkaian ujian dan cobaan.
47
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Ketika membedakan makna Islam, Iman dan Ihsan, dalam Hadits Jibril
yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dari Abu Hurairah, Rasulullah
SAW bersabda :
dengan Hari Kebangkitan. Dia bertanya lagi apakah Islam itu ? beliau
menjawab : Islam adalah engkau menyembah Allah dan tidak berbuat Syirik
kepadaNya, engkau mendirikan Sholat, membayar Zakat yang diwajibkan,
Puasa Ramadhan, dan berhaji ke Baitullah.
Kemudian dia pergi, lalu nabi berkata pada sahabat tahukah kalian
siapakah orang tersebut, Para sahabat menjawab; Allah dan Rasul-Nya yang
lebih mengetahui, Rasulullah. Saw berkata; Dia adalah malaikat jibril, datang
kemari untuk mengajari manusia tentang agamanya.”
“Lalu Kami keluarkan orang-orang yang beriman yang berada di negeri kaum Luth
itu. Dan Kami tidak mendapati negeri itu, kecuali sebuah rumah(Rumah Nabi Luth dan
Keluarganya) dari orang yang berserah diri”. (QS. Adz-Dzaariyat: 35-36).
Tidak ada disitu kecuali sebuah rumah. Allah menyebut pula
keduanya sekali dengan dua makna yang berbeda dalam firman Allah Ta‟ala:
48
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Rukun Islam adalah rukun amal dalam menjalankan kelima rukun Islam
hendaklah mengetahui 5 kualitas amalan yang harus dibawa.
1. Iman : yakin dan percaya dengan sepenuh hati setiap amalan yang
dikerjakan hana dengan seizing Allah. Swt.
2. Ilmu : dengan Ilmu manusia dapat membedakan mana yang haq dan
yang Bathil, yang diperintahkan dan dilarang oleh Allah. Swt.
3. Ihsan : Dengan Ihsan seumpama melihat Allah dan Allah pun
melihat.
4. Ihtisab : Membayangkan akan janji-janji Allah dan yakin pada janji
Allah.
5. Ikhlas : berniat hanya semata-mata kerana Allah. Dan berusaha Agar
Allah menjadi Ridho.
Iman tidak bisa dipisahkan dari Islam. Hal ini dapat dipahami dari
iman yang sering disandingkan dengan amal sholeh. Iman banyak
cabangnya, lebih dari 70 cabang, dinyatakan oleh
49
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Kalimah Iman ialah “Laa ilaha illallah” yang artinya Tiada Tuhan
melainkan Allah. Yang maksudnya berkuasa atas seluruh Manusia di muka
bumi yang memberikan faedah dan bahaya melainkan pada diriNya. Tiada
yang mengatur seisi bumi, menentukan Baik dan Buruk melainkan Allah.
Dan memberi Ganjaran atas orang yang berbuat baik dan jahat melainkan
Allah.
Kata “Iman” Berarti percaya dalam hal ini percaya kepada Tuhan
sebagai tujuan hidup yang mutlak dan tempat mengabdikan diri kepada-
Nya. Sikap menyerahkan diri dan mengabdi kepada Tuhan itu disebut Islam.
Islam menjadi nama segenap ajaran pengabdian kepada Tuhan Yang Maha
Esa (3:19). Pelakunya disebut “Muslim”. Tidak lagi oleh sesame manusia atau
sesuatu yang lain dari dunia sekelilingnya, manusia muslim adalah manusia
yang merdeka yang menyerahkan dan menyembahkan diri kepada tuhan
YME (33:39). Semangat Tauhid (memutuskan pengabdian hanya Kepada
Tuhan Yang Maha Esa) menimbulkan kesatuan Tujuan hidup, kesatuan
kepribadian dan kemasyarakatan. Kehidupan bertauhid adalah parsial dan
terbatas. Manusia bertauhid adalah manusia yang sejati dan sempurna yang
kesadaran akan dirinya tidak mengenal batas. “amal shaleh” (harfiah:
pekerjaan yang selaras dengan kemanusiaan)merupakan pancaran langsung
daripada Iman (lihat Qur‟an : aamanu wa‟amilushaalihaat, tidak kurang yang
tidak kurang dari 50 x disebutkan dalam Al-Qur‟an. 34
6 Rukun Iman
34
Nurcholis madjid, Nilai-nilai Dasar perjuangan, (PB HMI) Periode 1429 – 1431 H/ 2008 – 2009,
Jakarta.
50
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Iman itu tidak ada batasnya sebagaimana tidak ada kebesaran Allah
yang tiada batasnya. Manusia yang paling kuat Imannya Adalah Rasulullah.
Saw. Untuk meningkatkan Iman maka setiap umat Muslim hendaklah
melakukan 5 rukun Islam. Rukun Islam adalah rukun amal dan kalimah “Laa
ilaha illallah Muhammadur Rasulullah” kalimah amal yang tidak boleh
dipisahkan dengan kalimah Iman. Sejauh mana kita mengamalkan 5 rukun
Islam maka sejauh itulah Iman kita maka sejauh itulah kita mengamalkan 5
rukun Islam. Dengan Iman yang lemah lahirlah amal yang lemah dan dengan
amal yang lemah lahirlah iman yang lemah.
Sebagai mana kita ketahui Rukun Islam merupakan Asas dalam Islam,
kekurangan dalam mengamalkan Rukun Islam mengakibatkan atas
kurangnya Iman yang mengakibatkan kekurangan dalam melakukan
ILMU
Rasulullah Saw bersabda:
„Asyaddun naasi adzaa baan yaumal qiyamati alimun laa yanfauhu llah bi‟ ilmihi.
(“Orang yang paling keras siksanya dihari kiamat ialah orang alim yang tidak diberi
man faat oleh Allah dengan ilmunya” ).
Rasulullah Saw bersabda:
“Barangsiapa bertambah ilmunya dan tidak bertambah petunjuk yang
diperolehnya, maka ia pun semakin jauh dari Allah”
Orang alim yang menekuni suatu ilmu akan mengalami dua kemungkinan:
kebinasaan atau kebahagian abadi.
1. Ada orang tahu dan tahu bahwa ia mengetahui, maka itulah orang
alim dan ikutilah dia.
2. Ada orang yang tahu dan tidak tahu bahwa ia mengetahui, maka
itulah orang yang tidur dan bangunkanlah dia.
51
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
3. Ada orang yang tidak tahu dan ia tahu bahwa ia tidak mengetahui,
maka itulah orang yang memerlukan bimbingan dan ajarilah dia.
4. Ada orang yang tidak tahu dan ia tidak tahu bahwa ia tidak
mengetahui, maka itulah orang yang bodoh dan waspadalah
terhadapnya. Sufyan berkata, “Ilmu memanggil amal”
Jika ia menjawab, ilmu itu akan bermanfaat. Jika ia tidak menjawab,
maka ilmu itu pergi. Allah Ta‟ala berfirman:
“Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah kami berikan
kepadanya ayat-ayat kami(pengetahuan tentang isi Al-Qur‟an). Kemudian ia
melepaskan diri daripada ayat-ayat itu” (QS. Al-A‟raf: 175).
Apabila Iman Meningkat Maka Rasa ingin tahu akan meningkat, terhadap
perintah Allah. Swt. Ilmu pengetahuan adalah alat manusia untuk mencari
dan menemukan kebenaranan-kebenaran dalam hidupnya, sekalipun relative
namun kebenaran-kebenaran merupakan tonggak sejarah yang mesti dilalui
dalam perjalanan sejarah menuju kebenarani amal mutlak. Ilmu pengetahuan
adalah persyaratan dari amal shaleh. Hanya mereka yang dibimbing oleh
ilmu pengetahuan dapat berjalan diatas kebenaran-kebenaran. Dengan Iman
dan kebenaran Ilmu Pengetahuan manusia mencapai puncak kemanusiaan
yang tertinggi.
Ilmu pengetahuan ialah pengertian yang dipunyai manusia secara benar
dan tentang dunia sekitarnya dan dirinya sendiri. Hubungan yang benar
antara manusia dan alam sekelilingnya adalah hubungan dan pengarahan.
AMAL
Amanah Dan Kewajiban Dakwah
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah,
mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang
yang menyerah diri?" (QS Fushilat : 33)
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli
kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”( QS Ali Imran: 110).
Seperti dalam sabda Rasulullah SAW; “Ballighuu annii walau aayah “
sampaikanlah yang (kamu terima) walaupun satu ayat.
35
Ibid
52
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar 36
Setiap ada seorang hamba yang mengetahui hal itu dan memiliki
kemampuan maka dia harus dan wajib untuk mencegahnya. Pelaku maksiat
itu akan selamat hanya jika ada orang yang melarangnya dari perbuatan itu.
Sangat sederhana bagi orang yang mencari amal dan kebenaran. Hanya bagi
Allah-lah segala puji dan keutamaan.37
36
Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar ialah
segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.
37
Syaikh Al-Allaamah Hafizh bin Ahmad Al-Hikami. Buku Pintar Aqidah Ahlussunnah . Ibid.
Hlm. 290-291.
53
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan
yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu
mendapat keberuntungan.” (QS. Al-Maidaah :35).
berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa
di tempat-tempat yang Tinggi (dalam syurga).”
38
Fitrah Allah: Maksudnya ciptaan Allah. manusia diciptakan Allah mempunyai naluri
beragama Yaitu agama tauhid. kalau ada manusia tidak beragama tauhid, Maka hal itu tidaklah wajar.
mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantara pengaruh lingkungan.
54
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
39
Maksudnya: diperinci atas beberapa macam, ada yang mengenai ketauhidan, hukum, kisah,
akhlak, ilmu pengetahuan, janji dan peringatan dan lain-lain.
55
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
40
76. Ketika malam telah gelap, Dia melihat sebuah bintang (lalu) Dia berkata: "Inilah
Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam Dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam."
77. Kemudian tatkala Dia melihat bulan terbit Dia berkata: "Inilah Tuhanku". tetapi setelah
bulan itu terbenam, Dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaKu,
pastilah aku Termasuk orang yang sesat."
78. Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, Dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih
besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, Dia berkata: "Hai kaumku, Sesungguhnya aku berlepas
diri dari apa yang kamu persekutukan. (QS. Al- An‟am) .
56
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
“Tidak ada yang serupa dengan-Nya dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat,
(QS. As-Syuara: 11). Sehingga, jika demikian ápapun yang tegambar dalam
benak, atau imajinasi siapapun tentang Allah maka Allah tidak demikian‟.
Dengan membaca dan menyadari makna ayat ini, luluh semua gambaran
yang dapat dijangkau oleh indera dan imajinasi manusia tentang zat Yang
Maha Sempurna itu.
Ali bin Abi Thalib pernah ditanya oleh sahabatnya Zi‟Iib Alyam ani,
“Amirul Mukminin, Apakah Engkau pernah melihat Tuhanmu? Apakah Aku
menyembah apa yang tidak kulihat?” jawab beliau, “Bagaimana Engkau melihat-
Nya?”, ”Dia tidak dapat dilihat dengan pandangan mata, tetapi dijangkau oleh akal
dengan hakekat keimanan”.
Benar apa yang diucapkan oleh AlJunaid (Q. 910 M) – tulis Al-ghazali
selanjutnya – bahwa “Tidak ada yang mengenal Allah kecuali Allah yang maha
Tinggi sendiri. Karena itu Dia tidak menganugerahkan kepada hamba-hambanya
yang termulia (Muhammad. Saw) kecuali nama yang diselubungi dengan Firman-
Nya, “Sabbhisma Rabbika Al-A‟la”, “Sucikanlah nama Tuhanmu yang maha
Tinggi (QS.Al- A‟la : 1). Demi Allah tidak ada yang mengetahui Allah – didunia dan
akhirat – kecuali Allah”.
Karena itu – tulis Al-Ghazali pada bagian lain dari buku-nya di atas
“Jika Anda bertanya apakah puncak pengetahuan orang-orang „Arif tentang Allah?”
saya menjawab – kata Al-Ghazali, “Puncak pengetahuan orang-orang arif adalah
ketidak mampuan mengenal-Nya” itulah yang dimaksud dengan Abu Bakar
ashiddiq dengan ucapan diatas, bahkan itulah yang diisyaratkan oleh Nabi
Muhammad. Saw dengan sabda beliau: “Saya – Ya Allah – tidak menjangkau
57
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Dengan naluri saja mungkin manusia bisa keliru dan sesat dalam
perjalanannya mengenal Allah. Bila hanya mengandalkan naluri saja,
manusia kadang-kadang dapat dipandang sebagai orang yang berjalan
dimalam buta. Jika tiada pembimbing dan penuntun sewaktu-waktu dapat
terjerembah dalam kesesatan. Itulah hikmahnya Allah. Swt menurunkan Al-
Qur‟an guna mengeluarkan manusia dari kegelapan dan menyinari mereka
dengan cahaya-Nya yang terang benderang.
“Alif, laam raa. (ini adalah) kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya
kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang
dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan yang Maha Perkasa lagi
Maha Terpuji.” (QS. Ibrahim : 1)
Dengan wahyu ilahi, manusia dapat mengetahui lebih terang
benderang persoalan ke-Tuhanan, misalnya Ke-Esaan-Nya, sifat-sifat wajib
yang ada pada-Nya, sifat-sifat mustahil bagi-Nya, dan juga nama-nama yang
41
Maksudnya: Nama-nama yang Agung yang sesuai dengan sifat-sifat Allah.
42
Maksudnya: janganlah dihiraukan orang-orang yang menyembah Allah dengan Nama-nama
yang tidak sesuai dengan sifat-sifat dan keagungan Allah, atau dengan memakai asmaa-ul husna, tetapi
dengan maksud menodai nama Allah atau mempergunakan asmaa-ul husna untuk Nama-nama selain
Allah.
58
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Peringatan
Wahai para pemilik akal, bertakwalah kalian kepada Allah agar buah kemenangan
dapat diraih. Pada dasarnya, jagat ini dianugerahkan untuk kita (manusia), sebagaimana
penegasan al-Qur‟an, Sakhkhara lakum (Dia telah menundukkan bagi kalian) Khalaqa lakum
(Dia telah menciptakan bagi kalian).
Dengan demikian, alur kehidupan kita menjadi begitu gambling; jagat raya ini untuk
kita, kita untuk beribadah, beribadah untuk ketakwaan, dan ketakwaan demi meraih
kemenangan. Darinya kitapun menjadi tahu, apa arti penting dari falaah (kemenangan).
Kemenangan yang dimaksud adalah keterbatasan dari pelbagai belenggu dan ikatan, baik
dari musuh luar maupun dalam. 43
43
Prof. Muhsi Qiraati. Ketauhidan Ushuluddin. Hlm. 45.46
59
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
60
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku takut kamu akan
ditimpa azab (pada) hari yang sangat menyedihkan". Al-Baqarah : 25-26.
“Dan kepada kaum 'Ad (kami utus) saudara mereka, Huud. ia berkata: "Hai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. kamu
hanyalah mengada-adakan saja.” QS. Al-Baqarah : 50.
“Dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata:
"Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia
telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya 44
karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya,
Sesungguhnya Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa
hamba-Nya)." QS. Al-Baqarah : 61
44
Maksudnya: manusia dijadikan penghuni dunia untuk menguasai dan memakmurkan dunia.
61
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
dakwah ini.
Ketika Muadz bin Jabal ra. Diutus Rasulullah. Saw pergi ke Yaman :
“Engkau akan datang ketengah penduduk yang Ahli Kitab. Oleh sebab itu, dakwah
yang harus engkau sampaikan kepada mereka adalah menyembah Allah Aza Wa Jalla .
Jika mereka sudah mengetahui (kewajiban ini), maka beri tahulah mereka
bahwa Allah mengharuskan mereka menunaikan Shalat lima kali dalam
sehari semalam. Jika mereka (sudah mau) melaksanakannya, maka beri
tahulah mereka menunaikan zakat yang diambil dari orang-orang kaya
diantara mereka” (HR. Muslim).
62
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Peringatan
45
Satu, dua dan tiga disini bukanlah sistematika yang baku. Hanya disesuaikan dengan
pembahasan. Sebab, jika tidak, maka semua itu berada dalam satu standard karena eksistensinya
berkaitan dengan akidah-yakni, pokok iman dan keberadaan orang yang meberontaknya berarti syirik
dan = keluar dari Islam.
46
Demikian pula, empat dan lima, bukanlah sistematikan yang baku. Ia harus ada dalam
rangka merelisir iman yang benar: “mereka itulah orang -orang yang benar-benar beriman”.
63
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
64
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Allah
Allah Adalah nama tuhan yang paling popular. Para Ulama berbeda
pendapat menyangkut lafal mulia ini, apakah ia termasuk Asma‟ AlHusna
atau tidak. Yang tidak memasukkannya beralasan bahwa Asma‟ AlHusna
adalah nama/sifat Allah. Bukankah Yang Maha Mulia itu sendiri
menyatakan dalam kitab-Nya bahwa, “Wa lillahil Asmaul Husna/Milik Allah
nama-nama terindah”? karena Asmaul Husna Nama/sifat Allah, maka tentu
saja kata “Allah” bukan termasuk didalamnya. Tetapi lain pendapat bahwa
kata tersebut sedemikian agung, bahkan yang teragung, sehingga tidaklah
dipikul oleh Arsy. Bahka, Arsy dan para malaikat pemikulnya dipikul
dengan kekuasaan-Nya yang lembut dan tunduk dalam gengaman-Nya.
Allah suci dari perubahan dan perpindahan. Tidaklah Dia ditempati
oleh hal-hal yang buruk dan tidak ditimpa musibah oleh awaridh, bahkan,
Allah tetaap memiliki sifat-sifat keagungan dan suci dari kebinasaan. Allah
tidak memerlukan penyempurnaan dalam sifat-sifat-Nya yang sempurna.
65
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Dalam Zat Allah diketahui wujud-Nya dengan akal dan dapat dilihat Zat-
Nya dengan pandangan sebagai kenikmatan dari-Nya dan karunia bagi
orang-orang shaleh di akhirat serta sebagai pelengkap kenikmatan dengan
memandang kepada wajah (Zat)-Nya yang mulia.
C. Maha Mengetahui
Allah mengetahui segala pengetahuan. Ilmu-Nya meliputi segala yang
terjadi dari perbatasan bumi hingga langit tertinggi. Tidak tersembunyi
dari pengetahuan-Nya benda seberat debu pun dibumi maupun dilangit.
Bahkan, Allah mengetahui jalannya semut hitam diatas batu keras
dimalam yang gelap. Allah mengetahui gerakan debu diudara dan
mengetahui rahasia maupun yang lebih bersembunyi dari itu. Allah
mengetahui suara hati nurani dan gerak suara hati dengan ilmu yang
suatu yang baru dan terjadi pada Zat-Nya dengan masuknya sesuatu
maupun perpindahan.
66
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
dalam sejumlah sifat-Nya dan tetap memiliki sifat itu, Dia menghendaki
dalam azal-Nya dan tetap memiliki sifat itu, dia menghendaki dalam azal-
Nya akan adanya segala sesuatu pada waktu-waktunya yang ditakdirkan-
Nya, sehingga muncul dalam azal-Nya tanpa maju maupun mundur.
Allah mengatur segala urusan bukan dengan menggunakan pikiran
maupun menunggu waktu. Oleh karena itu, Allah tidak disibukkan suatu
urusan dari urusan lainnya.
zat-zat makhluk.
G. Perbuatan-Perbuatan Allah
67
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
sementara dia masih dalam keadaan marah dan ronahnya berubah. Setelah memuji
Allah dan menyanjung-Nya serta memohon Shalawat-Nya atas Nabi, Dia berkata,
47
Khotbah ini dinamakan Khotbah Al-Asybah. Asybah adalah bentuk jamak dari syabah yang
berarti kerangka. Dinamakan demikian karena mengandung gambaran tentang malaikat dan makhluk-
makhluk lain.
Alas an kemarahannya kepada sipenanya adalah bahwa permintaanya tidak berhubungan dengan
kewajiban syariat dan diluar batas kapasitas manusia.
68
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
48
Allah Yang menjamin Rezeki dan Memberi Kehidupan sebagaaimana difirmankan-Nya,
Dan tidak ada suatu binatang melata pun dibumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya . (Q.
11:6)
Kedudukan-Nya sebagai Pemberi Rezeki berarti bahwa ia menyediakan jalan-jalan atau kemudahan
untuk hidup dan beroleh rezeki, dan mengizinkan setiap orang beroleh bagian yang sama dihutan,
gunung, sungai, tambang dan dibumi yang luas, dan memberikan kepada setiap orang untuk
memanfaatkannya. Karunia dan nikmat-Nyaa tidak hanya terbatas pada seseorang tertentu, dan tidak
pula pintu rezeki-Nya tertutup bagi seseorang. Maka Firman Allah,
Kepada masing-masing golongan, baik golongan ini maupun golongan itu, kami berikan
bantuan dari kemurahan Tuhanmu. Dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat dihalangi. (Q.
17:20).
Apabila seseorang tidak berusaha mendapatkannya, karena kemalasan atau kelengahan tidaklah
mungkin rezeki akan sampai ke pintu rumahnya. Allah telah menyediakan meja dengan berbagi jenis
makanan, tetapi untuk mendapatkannya perlulah orang mengulurkan tanganya. Ia telah menyimpan
mutiara di dasar laut, tetapi perlu menyelam untuk mengeluarkannya. Ia telah mengisi gunung-gunung
dengan intan permata serta batu-batu berharga, tetapi semua itu tak dapat dimiliki tanpa mengali batu.
Bumi mengandung khazanah tumbuh-tumbuhan, tetapi manfaat tak dapat ditarik darinya tanpa
menabur benih. Tumpukkan bahan makanan terletak bertaburan di empat penjuru bumi, tetapi semua
itu tak dapat dikumpulkan tanpa bersusah payah melakukan perjalanan, maka Firman Allah,
…maka berjalanlah disegala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki -Nya.. (Q.
67:15)
Allah menyediakan rezeki, tetapi itu tidak berarti bahwa kita tidak perlu berusaha mencari rezeki dan
bahwa rezeki harus mencari jalan kepada kita. Dia pemberi rezeki bermakna bahwa ia telah
memberikan kepada bumi sifat untuk pertumbuhan, menciptakan buah-buahan, sayuran dan gaba.
Semua ini dari Allah, tetapi untuk mendapatkannya diperlukan usaha manusia. Orang yang berusaha
akan memetik manfaat dari usahanya, sedang yang lengah dan malas akan menghadapi akibat
kelengahan dan kemalasannya. Sekaitan dengan itu Allah berfirman,
Dan bahwasanya seorang manusia tidak memperoleh selain apa yang telah dius ahakannya.
(Q. 53:39).
69
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
70
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
71
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
72
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
73
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
74
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
BASHIRU MUTAKKALIM
Artinya: Yang Melihat Artinya:Yang Berkata
maka mustahil Dia Buta maka mustahil Dia Bisu
75
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
76
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Rahman-Rahim
Yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang
Ar-Rahman dan Ar-Rahim adalah dua nama Allah yang amat dominan,
karena kedua nama inilah yang ditempatkan menyusul penyebutan nama
Allah. Ini pula agaknya, yang menjadi sebab sehingga Nabi Saw melukiskan
“Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Sujudlah kamu sekalian kepada yang
Maha Rahman (Penyayang)", mereka menjawab:"Siapakah yang Maha Rahman
(penyayang) itu? Apakah Kami akan sujud kepada Tuhan yang kamu perintahkan
kami(bersujud kepada-Nya)?", dan (perintah sujud itu) menambah mereka jauh (dari
iman).” QS. Al-Furqan : 60.
“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat
terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan)
bagimu, Amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-orang mukmin.” QS.
At-Taubah : 128.
Rasulullah Saw memberikan suatu ilustrasi menyangkut besarnya rahmat
Allah sebagaimana dituturkan oleh Abu Hurairah:Aku mendengar rasulullah Saw
bersabda: „Allah Swt menjadikan Rahmat itu seratus bagian disimpan disisi-Nya. ke bumi
ini satu bagian; yang satu bagian inilah yang dibagi pada seluruh makhluk, (yang tercermin
antara lain) pada seekor binatang yang mengangkat kakinya dari anaknya terdorong oleh
rahamat kasih saying, kuatir jangan sampai menyakitinya. (HR. Muslim).
77
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Malik
Maha Raja/Yang Maha Berkuasa
Kata “Malik” terdiri dari huruf-huruf Mim, Lam dan Kaf yang
rangkaianya mengandung makna kekuatan dan keshahihan. Kata itu pada
mulanya berarti ikatan penguatan.
“Dan Maha suci Tuhan yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan apa
yang ada di antara keduanya; dan di sisi-Nyalah pengetahuan tentang hari kiamat
dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” QS. Az-Zukhruf : 85.
Allah juga Penguasa dan raja dalam kehidupan dunia. Bukankah telah
ditegasskan oleh-Nya, “Allah yang menganugerahkan kerajaan-Nya (di dunia ini)
kepada siapa yang Dia kehendaki danDia Maha luas anugerah-Nya lagi Maha
Mengetahui” QS. Al- Baqarah : 247.
78
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
“Allah Yang Maha Mulia lagi Agung „mengenggam‟ bumi pada har
kemudian dan melipat‟ semua langit dengan „tangan kanan-Nya, kemudian berseru
„Aku adalah Al- Malik/raja, (maka dimanakah mereka yang mengaku) Raja.?”
Salah satu do‟a yang menggunakan kata “Malik” di dalam Al-Qur‟an Surah
Ali-Imran : 26.
79
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Quddus
Yang Maha Suci
Ada juga yang memahami sifat Allah sebagai Quddus dalam arti
bahwa Dia mengkudduskan hamba-Nya. Dalam arti mensucikan hati
manusia-manusia pilihan-Nya, para Nabi, Rasul dan Aulia-Nya.
80
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
As-Salam
Yang Maha Sejahtera
“Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Malik, yang Quddus, yang
Salam, yang Mukmin, yang Muhaimin, yang Aziz , yang Jabbar, yang Mutakkabir,
Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan”. (QS. Al-Hasyr : 23).
Allah dari segala aib, sifat-Nya dari segala kekurangan dan perbuatan-Nya
dari segala kejahatan dan keburukan, sehingga dengan demikian tiada
keselamatan/keterhindaran dari keburukan aib yang terdapat di dunia
kecuali merujuk kepada-Nya dan bersumber dari pada-Nya.
81
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Islam, dalam arti tunduk dan patuh, masih seakar dengan kata As-
Salam ini; tunduk dan patuh kepadaNya sehingga mendapat keselamatan
dan kesejateraan yang dijanjikan olehNya. Rasulullah Saw bersabda: “Seorang
Muslim yang sejati ialah yang dapat menjaga lisannya, sehingga menjadi jalan
keselamatan bagi Muslim yang lain, baik melalui lisan, maupun tanganya” (HR.
Bukhari-Muslim).
49
Dalam Al-Qur‟an dinyatakan bahwa “pada hari (kiamat) tidak berguna harta dan anak -
anak kecuali orang-orang yang datang dengan hati yang selamat (dari aneka keburukan khususnya
syirik dan kemunafikkan)”.
82
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Mukmin
Yang Maha Terpercaya
Al-Mukmin terambil dari akar kata “amina”. Semua kata yang terdiri
dari huruf-huruf alif, mim dan nun, mengandung arti “pembenaran” dan
“ketenangan hati”. Seperti antara lain „Iman, Amanah dan aman. Amanah
adalah lawan dari kata khianat yang melahirkan ketenangan bathin, serta
rasa aman karena adanya pembenaran dan kepercayaan terhaddap sesuatu;
sedang iman adalah pembenaran hati dan kepercayaan terhadap sesuatu.
83
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
(orang lain) atas diri mereka sendiri, walaupun mereka dalam kesusahan”
QS. Al-Hasyr : 9. Ketika rasa aman serta ketenangan yang dirasakan itu
mengalir kepada pihak lain, karena itu Rasul Saw mengingatkan :
“Demi Allah, tidak beriman, demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak
beriman”. Para sahabat bertanya, “siapa wahai rasulullah?‟ nabi Menjawab: „yang
tidak member rasa aman tetangganya dari gangguannya‟. (HR. Bukhari dan
Muslim dari Abu hurairah ra.).
84
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Muhaimin
Yang Maha memelihara
Ada juga yang berpedapat bahwa kata ini terambil dari “Haimana-
Yuhaiminu”, yang artinya antara lain : memelihara, menjaga, mengawasi dan
menjadi saksi terhaddap sesuatu serta memeliharanya.
85
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Aziz
Yang Maha Perkasa
Ini berarti bahwa kemuliaan manusia tidak terletak pada kekayaan atau
50
Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa Perkataan yang baik itu ialah kalimat tauhid Yaitu
laa ilaa ha illallaah; dan ada pula yang mengatakan zikir kepada Allah dan ada pula yang mengatakan
semua Perkataan yang baik yang diucapkan karena Allah.
51
Maksudnya ialah bahwa Perkataan baik dan amal yang baik itu dinaikkan untuk diterima
dan diberi-Nya pahala.
86
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
52
Hadist dikutip dari Menyingkap Tabir Ilahi, M. Quraish Shihab. Hlm. 63
87
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Jabbar
Yang Kehendaknya tidak Diingkari
Al-Jabbar terambil dari kata yang terdiri dari ketiga huruf jim, ba dan
ra, yang mengandung makna keagungan, ketinggian dan istiqamah.
Ada yang berpendapat bahwa kata “Al- Jabbar” yang disandang oleh
Allah itu mengandung makna “ketinggian yang tidak dapat terjangkau” . Allah
Jabbar karena ketinggian sifat-sifat-Nya yang menjadikan siapapun tidak
mampu menjangkau-Nya.
88
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Mutakabbir
Yang Memiliki Kebesaran
”Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci, yang
Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang
Maha perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha suci Allah
dari apa yang mereka persekutukan”. QS. Al-Hashr : 23
89
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Tapi sekali lagi itu adalah takabur, atau membuat-buat kebesaran pada
diri sendiri, bukanya lahir dari kibir (keangkuhan) yang ada dalam hati,
karenanya sabda Nabi. Saw ; “Tidak akan masuk surge seseorang yang terdapat
didalam hatinya sebesar zarrah keangkuhan”. Menurut Al-Ghazali manusia yang
53
Bagi yang berupaya yang meneladani sifat Al-Mutakkabir.
90
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Khaliq terambil dari akar kata “khalq” yang arti dasarnya “mengukur”
atau “memperhalus‟ . Makna ini berkembang antara lain menjadi;
“menciptakan dari tiada‟, “menciptakan tanpa satu contoh terlebih dahulu”,
“mengatur”, “membuat”. Dalam Qur‟an surah Al-Mukminun : 14.
“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah
itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami
jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta
91
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
92
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Ghaffar
Yang Maha Pengampun
Dalam Al-Qur‟an kata “Ghaffar” seperti dalam QS. Nuh : 10. Yang
mengabadikan ucapan Nabi. Nuh. As atas kaumnya, “Beristighfarlah kepada
Tuhanmu sesungguhnya Dia senantiasa Ghaffara (Maha Pengampun) dan QS.
Thaha : 83. “Sesungguhnya Aku Ghaffar bagi yang bertaubat, percaya dan beramal
shaleh, lalu memperoleh hidayah”. Bukan hanya menutupi kesalahan dan dosa-
dosa hamba-Nya, tetapi yang ditutupi-Nya itu, dapat mencakup banyak hal
selain dosa.
Hal kedua yang ditutupi Allah. Swt adalah bisikan hati serta kehendak-
kehendak manusia yang buruk. Tidak ada seorang pun yang mengetahui isi
hati manusia kecuali Allah. Swt dan dirinya sendiri. Hal ketiga, yang ditutupi
Allah, adalah dosa dan pelanggaran manusia yang dapat diketahui umum.
Sedemikian besar anugerah-nya sampai-sampai Dia menjanjikan
menukarkan kesalahan dan dosa dengan kebaikan jika bersangkutan
berupaya kembali kepada-nya.
93
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
beristighfar – waktu ia mengulangi dosa tujuh puluh kali sehari”, demikian sebuah
riwayat. “walaupun Abu Dzar keberatan”. Dengan komentar Nabi. Saw kepada
sahabatnya Abu Dzar ra. Yang terheran-heran dan keberatan dengan
jawaban Nabi Saw atas pertanyaan seseorang yang berulang-ulang berbuat
dosa kemudian berulang-ulang pula bertaubat. Namun tetap taubatnya
diterima Allah.
94
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
“Siapa yang menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi aibnya
didunia dan diakhirat. Dalam riwayat lain, “tidak seorang manusiapun menutupi
aib orang lain didunia kecuali Allah akan menutupi aibnya di hari kemudian
Akhirat). (HR. Muslim melalui Abu Hurairah).
95
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Qahhar
Yang Maha Perkasa
Kata Al-Qahhar terambil dari akar kata “Qahhara” yang dari segi
bahasa berarti “Menjinakkan, menundukkan untuk mencapai tujuannya” atau
“mencegah lawan mencapai tujuannya serta merendahkannya”.
Kata Qahir yang seakar dengan kata Qahhar juga menunjuk kepada
Allah. Sedangkan kata Qahirun yang berbentuk jamak merupakan ucapan
yang diabadikan dalam Al-Qur‟an dari seorang yang mengaku Tuhan, yakni
Fir‟aun.
“Fir‟aun berkata, „Akan kita bunuh anak-anak lelaki mereka dan kita biarkan
hidup perempuan-perempuan mereka dan sesungguhnya kita Qahirun/berkuasa
penuh atas mereka” . QS. Al-A‟raf : 127.
“Kami tidak menciptakan langit dan bumi serta apa yang berada diantara
keduanya untuk bermain-main. Kami tidak menciptakannya kecuali dengan hak
(untuk tujuan yang baik) tetapi kebanyakan mereka (manusia) tidak mengetahui”
Qs. Ad-Dukhan : 38-39.
96
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Yang meneladani sifat Allah ini hendaknya terlebih dahulu menyadari tujuan
penciptaan sebagai manusia”Sesungguhnya Aku akan menjadikan Khalifah
dimuka bumi” Qs. Al-baqarah : 30. “Aku tidak menciptakan dari golongan jin dan
manusia melainkan untuk beribadah kepadaku” Qs. Adzariyat : 56. Manusia
diciptakan Allah untuk menjadi Khalifah dimuka bumi, 54 dalam arti
54
Untuk maksud tersebut, manusia harus dapat menyiasati dirinya serta menundukkan,
menjinakkan dan menguasai segala sesuatu yang dapat menghalagi tujuan penciptaan itu, salah satu
yang dapat menghalangi tujuan adalah hawa nafsunya sendiri.
97
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Wahhab
Yang Maha Pemberi
“(Mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau jadikan hati Kami
condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada Kami, dan
Ayat kedua adalah do‟a Nabi Sulaiman. As yang diabadikan dalam Al-
Qur‟an: “Ia berkata: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah
kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku,
Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pemberi". Qs. Shad : 35.
jawaban pada ayat selanjutnya. “Dia (Alllah) akan mengampuni dosa-dosa kamu
dan akan memasukkan kamu kedalam surge yang sungai-sungai mengalir
dibawahnya serta tempat tinggi yang baik di And. Itulah keintungan yang besar”
Qs. Ash-Shaf : 12.
98
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
melakukan sesuatu untuk tujuan yang lain bukan untuk-Nya semata, maka
itulah pamrih. Seseorang yang bekerja untuk mendapatkan uang, pada
hakekatnya tujuannya bukanlah uang, tetapi ketenangan dan kenyamanan
hidup. Pemberian yang tertinggi yang dapat dilakukan manusia adalah
member tanpa rasa takut neraka atau mengharap surge, namun sekali lagi-
itupun tidak menjadikannya Wahhab, karena hanya Allah Al-Wahhab . karena
itu meneladani sifat ini menuntut upaya untuk terus-menerus (Istiqamah)
member sekuat kemampuan. Cirri orang bertaqwa menurut Qs. Ali-Imran :
134. Anatara lain adalah, “Menafkahkan (miliknya) baik dalam keadaan senang
(lapang) maupun susah (sempit). Itu dilakuakn dengan kerelaan dan penuh ke-
ikhlasan semata untuk Allah. Swt.
99
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Ar-Razzaq
Maha Pemberi Rezeki
Kata Ar-Razzaq, terambil dari akar kata “Razzaqa‟ atau “Rizq‟ yakni
rezeki. Sebagaimana ditulis oleh pakar bahasa Arab Ibnu faris “Pemberian
untuk waktu tertentu”. Perbedaan antara Ar-Razzaq dan Al-Wahhab, Ar-
Razzaq berkembang, sehingga rezeki diartikan antara lain sebagai; pangan,
sandang, pemenuhan kebutuhan, gaji, hujan dan lain-lain. Sedemikian luas
makna Ar-Razzaq sehingga pengertiannya berkembang “anugerah kenabian”
pun dinamai rezeki. Nabi Syuaib yang berkata kepada kaumnya, “Wahai
kaumku bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku
dan Dia menganugerahi aku dari-Nyaa rezeki yang baik? (yakni kenabian). Qs. Hud
: 88.
100
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
“Dia yang menjadikan bagi kamu bumi itu mudah (untuk dimanfaatkan) maka
berjalanlah disegala penjurunya dan makanlah dari rezeki-Nya. Qs. Al-Mulk : 15.
Allah. Ar-Razzaq menguraikan pemberian rezeki-Nya dikemukakan dengan;
“Nahnu narzuqukum Wa Iyyahum” (Kami member rezeki kepada kamu dan kepada
mereka anak-anak kamu)” Qs. Al-An‟am : 151.
Dan dalam Firman lainnya : “dan dari sebagian apa yang kami rezeki kan
Ya Allah Yang Maha Razzaq, engkaulah yang melapangkan rezeki bagi siapa
yang Enkau kehendaki, dan Engkau Yang pula yang menyempitkannya. Maka Ya
Allah lapangkanlah rezeki kami menuju rahmat-Mu. Lapangkanlah pula rahmat-Mu
yang membebaskan kami darimurka-Mu. Jadikanlah kami puas (bersyukur) atas
rezeki yang telah Engkau berikan pada kami. Serta akhirilah hidup kami dengan
bahagia sebagaimana engkau mengakiri para Auli-Mu. Yang terbaik dan paling
bahagia adalah hari pertemuan dengan- Mu. Wa Shallallahu „Ala Sayyidina
Muhammad Wa „Ala Alihi Wa Shahbihi Wa Sallam.
101
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Fattah
Yang Maha Pembuka
Allah. Swt sebagi Al-Fattah adalah Dia yang membuka dari hamba-
hamba-Nya segala apa yang tertutup menyangkut perolehan yang mereka
harapkan. Pintu rezeki yang tertutup bagi seseorang dibuka-Nya. Sehingga ia
menjadi berkecukupan dan kaya.
Memang, Irfan lebih banyak berkaitan dengan hal ini. Dalam firman
Allah : “Kebanyakan manusia tidak mengetahui. Mereka hanya mengetahui yang
lahir/fenomena kehidupan duniawi, sedang mereka lalai dalam kehidupan akhirat”
Qs. Ar-Ruum : 5-6. Pengetahuan tentan nomena (yang tidak tampak secara
102
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
jelas) amat sulit, tidak ada yang mapu membukannya, kecuali Allah. Swt.
Karena, “Ditangan Allah kunci-kunci pembuka gaib, tidak ada yang mengetahuinya
kecuali Dia”. Qs. Al-An‟am : 59.
kalau dia mengalami cobaan, cobaan itu akan menambah kedekatan dan
keimanan dalam diririnya kepada Allah. Swt.
103
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-„Alim
Yang Maha Mengetahui
Kata Alim terambil dari kata “ilm” yang menurut pakar bahasa
104
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
105
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik
(menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Allah akan meperlipat gandakan
pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. dan Allah menyempitkan
dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan”. (Qs. Al-Baqarah
: 245).
106
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Dua nama ini terdapat dalam Hadist Anas ra., ia berkata, “orang-
orang berkata, „Wahai Rasulullah, harga-harga mahal, maka tetapkanlah
harga bagi kami.” Maka Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya Allah,
Dialah yang menentukan harag, Al-Qabiidh (Yang Menyempitkan), Al-Basith
55
Hadist ini diriwayatkan oleh Abu Dawud (3451), At-Tirmidzi (1314), Ibnu Majah (2200),
Ad-Darimi (2/249), Ahmad (3/156, 286), Al-baihaqi (6/29), dan Ath-Thabrani dalam Al-Kabir
(22/125) dari hadist Abu Jahuaifah ra. At-tirmidzi berkata, “Ini adalah hadist hasan Shahih.” Al-Hafizh
dalam At-Talkhis (3/14) mengatakan, “Isnadnya Shahih diatas syarat Muslim.” Dan Al-Albani
menshahikan dalam Ghayatul Maram (323).
Faedah : dalam Tafsir Asma illahil Husna (hal. 40), Az-Zajjaj mengatakan, “Adab dalam
kedua nama ini adalah harus disebutkan secara bersama-sama, karena kesempurnaan
kemampuaerwujud dengan baru dapat terwujud dengan menyebutkan keduanya bersamaan. Tidakkah
anda melihat ketika Anda mengatakan, „Kepada Fulanlah disempitkan dan dilapangkan
permasalahannya ucapan ini menunjukkan bahwa dengan mengumpulkan keduanya, anda memang
menginginkan untuk menyerahkan segala perkara Anda mengatakan, „Permasalahanku bukanlah
urusanmu sedikitpun, baik dilapangkan atau disempitkan pemecahannya atau perjanjiannya‟, Anda
bermaksud bahwa tidak ada sedikitpun masalah Anda yang perlu diurusnya.
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-utsaimin, AQIDAH SALAF di dalam Nama-nama dan
Sifat- sifat Allah Azza Wa Jalla” PUSTAKA SUMAYYAH. Dzulhijjah 1427 H/Januari 2007 M.
Pekalongan. Hal.65.
107
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Khafidh Wa Ar-Rafi‟
Yang Merendahkan dan Yang Meninggikan
108
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
“Dia muliakan orang yang Dia kehendaki dan Dia hinakan orang yang
“Semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepadanya. Setiap waktu
Dia dalam kesibukan”.56 (Qs. Ar-Rahman : 29). Rasulullah. Saw pernah ditanya
tentang makna tersebut, beliau bersabda.
56
Maksudnya: Allah Senantiasa dalam Keadaan Menciptakan, menghidupkan, mematikan,
Memelihara, memberi rezki dan lain lain.
109
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
pembangkang yang angkuh dan setan yang durhaka. Aku bermohon jalan yang
Engkau yang ridhoi, sehingga Engkau meninggikan derajatku, mempermudah
urusanku, perkenanlah do‟a hamba yang hina ini. Sesungguhnya Engkau berkuasa
atas segala sesuatu. Wa Shallallahu „Ala Sayyidina Muhammad Wa „Ala Alihi Wa
Shahbihi Wa Sallam. Amin.
110
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Mu‟iz Wa Al-Muzil
Yang Memuliakan dan Menghinakan
“ Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi
diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-K”. (Qs. Al-Fajr : 27-
29).
Allah permudah segala yang sulit dan singkirkanlah kami dari segala yang kelam. Ya
Allah, Ya Mui‟z wal Muzil. Lepaskanlah kami dari belenggu syahwat, amarah dan
nafsu, lidah, .mata, telingga,tangan dan seluruh anggota badanku yang dapat
merendahkan diri kami. Engkaulah penjaga hati kami Ya rabbul Izzati. Engkau
berkuasa atas segala sesuatu. Wa Shallallahu „Ala Sayyidina Muhammad Wa „Ala
Alihi Wa Shahbihi Wa Sallam. Amin
111
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
As-Sami‟
Yang Maha mendengar
Allah Maha Mendengar, dalam arti tidak ada sesuatupun yang dapat
terdengar wailau sangat halus, yang tidak tertangkap oleh-Nya atau luput
dari jangkauan-Nya. “Dia Mendengar jejak semut hitam yang berjalan diatas
batu halus dimalam yang gelap” demikian tulis Al-Ghazali. Dia mendengar
pujian yang memuji-Nya, maka diberinya ganjaran, doa yang berdoa.
“Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku dihari tua (ku)
Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan)
do‟a” Qs. Ibrahim : 39. Sekelumit dari pendengaran Ilahi. Rasul Saw
bersabda:“Seorang hamba terus menerus mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-
amalan sunnah, sehingga aku mencitainya. Dan bila Aku mencintainya, menjadilah aku
pendengarannya, yang digunakannya mendengar; penghliatannya yang digunakan melihat;
tangannya yang digunakan menghajar dan kakinya yang digunakan melangkah” (HR.
112
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Bashir
Yang Maha Melihat
Kata “Al-Basir” terambil dari akar kata “bashara”, yang tersusun dari
huruf-huruf “ba, “shad, dan “Ra”, Pertama, “ilmu atau pengetahuan tentang
sesuatu”. Dari segi bahasa, kata “Ilm” dalam makna sifat Al-„Alim-
mengandung makna “kejelasan”. Kata “Bashirah” tersusun dari akar kata
yang sama diartikan dengan “bukti yang sangat jelas dan nyata”. Kedua
bermakna “kasar”, seperti kata “Basrah” yang berarti tanah yang kasar atau
juga berarti batu yang lunak dan berwarna keputih-putihan. Salah satu kota
yang besar di Irak dinamai “Basrah”.
“Kamu tidak berada dalam suatu Keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari
Al Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi
saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu
biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. tidak ada yang lebih kecil
dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab
yang nyata (Lauh Mahfuzh)”. (Qs. Yunus : 61)
Tetapi Allah melihat bukan dengan indera mata- sebagai mana halnya
makhluk, dan karena itu, Maha Melihat bagi Allah difahami dalam arti sifat
yang azali yang dengan sifat itu terungkap bagi-Nya segala sesuatu. Al-
Qur‟an menegaskan bahwa: “Dia tidak dapat dicapai oleh penghliatan mata,
sedang Dia dapat melihat segala penghliatan itu dan Dialah Yang Maha Halus lagi
Maha Mendengar” (Qs. Al-An‟am :103).
Selanjutnya, hamba yang ingin meneladani Allah dalam sifat ini, juga
harus menyadari bahwa Allah selalu melihatnya dalam keadaan apapun.
Siapa yang menyembunyikan sesuatu dari pandangan makhluk, tapi tidak
dengan menyembunyikan dari pandangan Allah sekecil apapun. Al-Qur‟an
mengecam Fir‟aun dan Abu Jahal yang menduga bahwa Allah tidak
melihatnya, dengan firman-Nya, “Apakah dia tidak mengetahui bahwa
113
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
114
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Hakam
Yang Memutuskan Hukum
menggunakan huruf ha‟, kaf dan mim berkisar maknanya pada “menghalangi‟.
Seperti “Hukum”, yang menghalangi terjadinya penganiyaan. Kendali bagi
hewan dinamai “Hakamah”, karena ia menghalangi hewan mengarah kearah
yang tidak diinginkan, atau liar.
bahkan sifat-Nya ini menyangkut segala sesuatu didunia dan diakhirat, lahir
dan batin, termasuk hokum-hukum syariat yang ditetapkan-Nya, bahkan Dia
adalah Al-hakam, sebelum Dia menetapkan sesuatu. Seperti peredaran bumi
dan benda dialam raya adalah Qadha‟. Selanjutnya yang mengarahkan sebab-
sebab yakni menggerakkanya dengan pergerakan yang telah sesuai dengan
57
Hakam ialah juru pendamai.
115
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
kadar penuh menuju akibat-akibat yang terjadi dari saat ke saat – adalah
Qadar-Nya. “Dan Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan
Dia, bagi-Nyalah segala puji di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nyalah segala
penentuan dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan58. (Qs. Al- Qashash : 70).
58
Maksudnya: Allah sendirilah yang menentukan segala sesuatu dan ketentuan-ketentuan itu
pasti Berlaku dan Dia pulalah yang mempunyai kekuasaan yang mutlak.
116
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Adl
Yang Maha Adil
Kata Al-Adl terambil dari kata „adalah yang terdiri dari huruf „ain, dal,
dan lam. Mengandung dua makna yang bertolak belakang, yakni “lurus dan
sama” dan “bengkok, berbeda”. Seorang yang adil adalah yang berjalan lurus
dan sikapnya selalu menggunakan ukuran yang sama, bukan ukuran ganda.
Persamaan itulah yang menjadikan seorang yang adil tidak berpihak kepada
salah seorang yang berselisih.
117
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
118
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Lathif
Yang Maha Lembut
Kata “Al-Lathif” terambil dari akar kata “lathafa” yang menurut pakar
bahasa yang artinya “lembut”, “halus” atau “kecil”. Dari makna ini kemudian
lahir makna “ketersembunyian” dan “ketelitian”. Pakar bahasa Al-Zajjaj dalam
bukunya “Tafsir Asma AlHusna” menyatakan bahwa seorang yang bebadan
kecil dinamai lathif , juga dapat berarti penipu atau “mencapai tujuannya dengan
cara yang sangat tersembunyi/tak terduga”.
Firman Allah. Swt dalam Al-Qur‟an yang menyatakan Sifat Allah “Al-Lathif”
sebagaimana:
“Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat
segala yang kelihatan; dan Dialah yang Maha Halus lagi Maha mengetahui”. (Qs.
Allah tidak dapat dilihat paling tidak dalam kehidupan dinia ini. Nabi
Musa. As pernah bermohon untuk melihatnya tetapi begitu Allah
menampakkan kebesaran dan kekuasaan-Nya atau pancaran cahaya-Nya
kesebuah gunung, maka gunung itupun hancur berantakan (Baca Qs. Al-
A‟raf : 143).
59
Yang dimaksud dengan Allah Maha Halus ialah ilmu Allah itu meliputi segala sesuatu
bagaimana kecilnya.
119
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Karena itu nabi Saw berpesan, “Hendaklah segala sesuatu kalian hiasi
dengan kelemah lembutan, karena tidak sesuatupun yang dihiasi dengannya kecuali
menjadi baik dan indah, dan tidak sesuatupun yang luput dari kelemah lembutan
120
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Khabir
Yang Maha Mengetahui
Dalam hal ini kasus pembicaraan rahasia antara isteri-isteri Nabi Saw, Aisyah
dan Hafsah menyangkut sikap mereka kepada rasulullah Saw yang lahir dari
kecemburuan mereka terhadap isteri nabi yang lain, Zainab Ra. “Tatkala dia
(Muhammad) memberitahukan pembicaraan (antara Hafsah dan Aisyah) lalu dia
(Hafsah) bertanya, “Siapakah yang telah memberitahu hal ini kepadamu? “ Dia
(Muhammad) menjawab, „Telah diberitahu kepadaku oleh Al-„Alim, Al-Khabir (yang
Maha mengetahui lagi Maha Mengenal)” Qs. At-Tahrim : 3.
Ya Allah.. Ya Khabir.. yang mengetahui apa yang ada didalam lubuk hati
kami yang terdalam, Yang Mengetahui sekecil apapun yang ada di Alam Raya dan di
Bumi ini, berilah kami sedikit pengetahuan Ilmu Agama ajaran dari-Mu. Agar kami
lebih memahami dari Kitab-Mu dan dari Sunnah Muhammad yang kau utus untuk
rahmat seluruh alam. Sesungguhnya Engkau Yang Lebih Mengetahui dari pada
kami. Allah Ya Rabbul Izzati.
121
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Halim
Yang Maha Penyantun
Kata Al-Halim terambil dari akar kata yang terdiri dari huruf-huruf Ha,
lam, dan mim yang mempunyai tiga makana yaitu, “tidak bergegas”, “lubang
karena kerusakan” serta “mimpi”.
“Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya tidak
lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu.
Maka, tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, Maka
Ibrahim berlepas diri dari padanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang
“Maka Kami beri Dia khabar gembira dengan seorang anak yang Amat
sabar 60.” (Qs. As-Shafat : 10). Sangat wajar bila Ibrahim dan Ismail. As
menyandang pujian, karena mereka diuji Allah dengan ujian kemarahan,
60
Yang dimaksud ialah Nabi Ismail a.s.
61
Perkataan ini mereka ucapkan untuk mengejek Nabi Syu'aib a.s.
122
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
padahal ia amat kuasa”. “Seandainya Allah menjatuhkan sanksi (di dunia ini)
terhadap manusia sebagai balasan atas perbuatan mereka, maka Dia tidak akan
membiarkan diatas permukaan bumi ini satu binatang melatapun (manusia). (Qs.
Fathir : 45). Sifat Allah ini, tercermin dari penangguhan siksa terhadap
mereka yang bergelimang dalam dosa atau terhadap yang tak mau tahu akan
perintah-Nya, walau demikian rezeki-Nya tidak diputus untuk mereka.
123
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Azhim
Yang Maha Agung
Kata Al-Azhim terambil dari akar kata yang terdiri dari huruf ‟ain, zha
dan mim yang menunjuk kepada makna “agung dan besarnya sesuatu”. Kalau
yang ditunjuk itu materi maka ia berarti “panjang, lagi tinggi, besar, lebar
atau dalam luas dalam jangkauan mata.
segala yang agung adalah berkat Anugerah-Nya. Ada yang mensifati Al-
Qur‟an, „ Arsy (Singgasana), kata Azim yang menjadi sifat allah adayang
berdiri sendiri, dan ada juga yang dirangkaikan dengan Al-Aliy (Maha
tinggi) seperti pada akhir kalimah ayat Al-Kursi.
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal
lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-
Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa
izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan
mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya.
Kursi62 Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya,
dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar. (Qs. Al-Baqarah : 255).
Mengandung pesan agar mensucikan Tuhan dari segala kekurangan, dalam sifat, zat
dan perbuatan-Nya; serta jangan menamai-Nya kecuali dengan nama-nama yang
terbaik. Allah Swt berfirman : “Dan barangsiapa mengagungkan syiar -syiar Allah, maka
sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati” (Qs. Al-Hajj : 32).
62
Kursi dalam ayat ini oleh sebagian Mufassirin diartikan dengan ilmu Allah dan ada pula
yang mengartikan dengan kekuasaan-Nya.
124
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Ghafur
Yang Maha Pengampun
125
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
126
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Asy-Syakur
Yang Maha Menerima Syukur
Syukur juga berarti ”puji”. Setiap pekerjaan yang baik yang lahir dari
alam raya semuanya atas izin Allah. Pujian apapun yang kita sampaikan
kepada pihak lain, akhirnya kembali jua kepada Allah. Itu sebabnya kita
diajarkan untuk mengucapkan “Alhamdulillah” (segala puji hanya bagi Allah),
Allah juga memuji Nabi_nabi-Nya, hamba-hamba-Nya yang Shaleh dan taat,
“Inna Allaha Syakirun „Alim (Sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri Hambanya
yang berbuat kebaikan, lagi Maha mengetahui)”. (Qs. Al-Baqarah : 2).
127
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Dalam ruku‟ dan sujud pun kita merangkaikan pujian terhadap Allah
“Subhana Rabbiyal Azim Wa Bihamdihi”, dan “Subhana rabbiyal „Alaa Wa
Bihamdihi”.
128
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Aliy
Yang Maha Tinggi
Kata Al-Aliy yang terdiri dari huruf-huruf ain, lam, ya‟ atau wauw,
“Dan Kami anugerahkan kepada mereka sebagian dari rahmat Kami dan
Kami jadikan mereka buah tutur yang baik lagi tinggi”. QS. Maryam : 50.
“Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi”. Qs. Maryam : 57.
129
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
63
Begitu uraian Abu Yazid AlBustamy, Al-Aliy. Menyingkap Tabir Ilahi. Hal. 182
130
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Kabir
Maha Besar
Kata Al-Kabir terambil dari akar kata yang terdiri dari huruf-huruf
Kaf, Ba, dan Ra. Yang berarti “Besar”. Al-Ghazali mengemukakan pendapat.
Menurut Hujjatul Islam itu, kebesaran adalah “kesempurnaan zat”, yang
dimaksud dengan zat adalah wujud-Nya sehingga kesempurnaan zat-Nya
adalah kesempurnaan wujud-Nya. Selanjutnya, kesempurnaan Wujud,
ditandai oleh dua hal yaitu keabadian, dan sumber wujud.
Salah satu ayat yang menyebut sifat ini menyatakan bahwa, “(Kuasa
Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang
Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah, itulah yang batil dan
sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar” (QS. Al-Hajj :
62).
64
Yaitu Namrudz dari Babilonia.
131
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
mematikan," orang itu berkata: "Saya dapat menghidupkan dan mematikan". 65
Ibrahim berkata: "Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, Maka
terbitkanlah Dia dari barat," lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang zalim”. Qs. Al- Baqarah : 258.
diri, kekayaan yang diperoleh dari hasil yang halal, kemudian menyalurkan
dan membagikannya. Kepada yang lain. Melalui ucapan dan keteladanan
yang baik. Wa Allahu „Alam.
65
Maksudnya raja Namrudz dengan menghidupkan ialah membiarkan hidup, dan yang
dimaksudnya dengan mematikan ialah membunuh. Perkataan itu untuk mengejek Nabi Ibrahim a.s.
132
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al- Hafidz
Yang Maha Penjaga
“Dan tidak adalah kekuasaan iblis terhadap mereka, melainkan hanyalah agar
Kami dapat membedakan siapa yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat dari
siapa yang ragu-ragu tentang itu. dan Tuhanmu Maha memelihara segala sesuatu”.
(Qs.Saba‟:21). ”Tidak ada suatu jiwapun (diri) melainkan ada
penjaganya.(pemeliharanya). QS. At-Thariq : 4.
“ Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal
lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-
Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa
izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan
mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya.
Kursi Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya,
dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar ”. (Qs. Al-Baqarah :255).
66
Maksudnya: bahwa Ya'qub A.s. tidak dapat mempercayakam Bunyamin kepada saudara-
saudaranya, karena Dia kuatir akan terjadi kejadian seperti yang dialami oleh Yusuf dahulu.
133
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Atas dasar ini, Rasulullah Saw pernah member anjuran: “Bila salah
seorang diantara kalian ada yang hendak menuju ke peraduan, sebaiknya ia
raih jariknya untuk selimut, lalu merebahkan badan dengan berbantal tangan
kanannya, seraya berdoa: “Bismika Rabbi wa dhia‟ti janibii wa bika arfa‟ihi in
amsakhtuha faar hamha wa in arsaltuha faa hafidziha bimaa tahfidzu bihi ibadika.”
Artinya : “Dengan Menyebut namaMu, aku letakkan lambungku untuk merbahkan
badan. olehMu jua aku mengangkatnya. Kiranya Engkau mengengam ruhku kala
tidur,rahmatilah ia; jika Engkau melepasnya kembali kedalam jasadku, jagalah ia
dengan penjagaan yang selalu Engkau berikan kepada hamba-hambaMu yang
shaleh” (HR. Bukhari dari Abu Hurairah dan Muslim).
kepadaNya. Sekedip pun, tidak. “Katakanlah siapa yang akan melindungi kalian
dari siksa Dzat Yang Maha Pengasih kala Malam dan siang? (QS. Al-Anbiya‟ : 42).
Dia mengutus malaikat Hafadzah untuk menjaga kalian.” (QS. Al-An‟am : 61).
Demikianlah; dan siapa pun yang telah meresapkan nama ini kedalam
sanubarinya, ia akan enggan berbuat kerusakan dimuka bumi. Ia kan
tergugah untuk menjaga aturan-aturan Allah Swt. Makna Iman dan Islam
134
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Muqit
Yang Maha Pemelihara
berbagai macam arti untuk kata ini. Ibn „Abbas mengartikan kata ini dengan
Maha Kuasa dan Maha Membalas. Sedangkan Qatadah memaknai kata ini
dengan Al-Hafidz (Maha Menjaga). Imam Mujahid mengartikan kata ini
dengan Al-Syahid (Maha Mengawasi). Dialah Allah yang Maha
menyemurnakan rizki kepada semua makhlukNya sesuai dengan kehendak
dan kebijaksanaanNya.
bumi dari benda-benda asing yang jatuh kebumi dengan lapisan Atsmosfir.
Begitu banyak pemeliharaan Allah terhadap makhlukNya, Nikmat yang
manakah yang kita dustakan? Allah Adalah sebaik-baikNya Pemelihara
patutlah kita bersyukur kepadaNya, jangan melangar perintahNya.
Subhanallah.,
135
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Hasib
Yang Maha Mencukupi
Yang Maha Pembuat Perhitungan
"Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab
terhadapmu". (Qs. Al- Isra : 14).
“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, Maka
Tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. dan jika (amalan itu) hanya seberat
biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. dan cukuplah Kami sebagai
Kemudian Dia menghitung amal mereka: jika baik, maka akan dibalas
dengan kebaikan; sebaliknyaapabila jelek, maka akan diblas dengan
67
Penghormatan dalam Islam Ialah: dengan mengucapkan Assalamu'alaikum.
136
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
kejelekan pula. Seorang hamba yang merenungkan nama ini lengkap dengan
kandungan isinya, akan mengetahui bahwa Allah Maha Cepat menghitung
amal perbuatan hambaNya. Dia pula yang membalas semua amal yang
mereka perbuat.
(kepada Tuhanmu), tiada sesuatu pun dari keadaanmu yang tersembunyi (Bagi
Allah).” (QS. Al-haqqah : 18).
Hamba yang sadar akan selalu merasa butuh hanya kepada Allah
dalam setiap keperluannya; semua yang ia dapatkan langsung dari Allah,
atau melalui perantara makhlukNya- karena Allah juga menjadikan sebab-
sebab didalam memenuhi kebutuhan, pada hakikatnya semua itu semata
adalah milik dan anugerahNya. Selain itu, ia juga akan selalu menyibukkan
hati dan dirinya untuk mengabdi kepada Allah, sehingga semua keinginan
dan harapanya disandarkan hanya kepadaNya. Allah berfirman: “Bukankah
Allah yang mencukupi hambaNya”. (QS. Az-Zumar : 36).
137
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Jalil
Yang Maha Luhur
“Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan,
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”. (Qs. Ar-
Rahman : 27-28).
“Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang
telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah
Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat
kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi
lihatlah ke bukit itu, Maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya
kamu dapat melihat-Ku". tatkala Tuhannya Menampakkan diri kepada gunung itu 68
dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah
Musa sadar kembali, Dia berkata: "Maha suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau
dan aku orang yang pertama-tama beriman". (Qs. Al-A‟raf : 14).
Kata Al-Jalil berakar dari kata Yujil yang berarti; membesarkan atau
mengagungkan seseorang atau mengangapnya besar. Sifat Al-Jalil diturunkan
dari kemulian, martabat, dan kebesaran. Dia terlalu agung untuk berbuat
sesuatu yang tidak sesuai dengan kemuliaanNya, Yang menyucikan hati
dengan memanifestasikan sifat keagunganNya. Al-Jalil yang berhak
memerintah dan melarang; selainNya, setiap tokoh besar sama memberikan
kejayaan kepada mereka yang mendekatiNya dan berendah hati kepada
orang-orang yang Dia bebaskan dari kehadiranNya.
68
Para Mufassirin ada yang mengartikan yang nampak oleh gunung itu ialah kebesaran dan
kekuasaan Allah, dan ada pula yang menafsirkan bahwa yang nampak itu hanyalah cahaya Allah.
Bagaimanapun juga nampaknya Tuhan itu bukanlah nampak makhluk, hanyalah nampak yang sesuai
sifat-sifat Tuhan yang tidak dapat diukur dengan ukuran manusia.
138
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
menggunakan pikiran tersebut dan tidak keletihan; Dia tidak pernah bisa
dilihat oleh siapapun, namun Dia menyaksikan segalanya. Ketika kualitas-
kualitas keagungan disandarkan pada nalar yang berpikir yang mapu
membayangkan mereka, mereka disebut indah, dan yang mereka gambarkan
disebut keindahan.
diterapkan kepada gambar batin yang bisa dibayangkan oleh minda seperti
seseorang yang mungkin membicarakan “perilaku indah”, karena ia bisa
dibayangkan oleh pikiran ketimbang penghliatan mata. Kemudian, gambar-
gambar batin sekiranya harmonis dan menggabungkan sifat-sifat
kesempurnaan yang sesuai dengan mereka-sebagaimana seharusnya mereka
demikian memberi suatu keindahan batin sebagaimana mereka
menyampaikan kepada siapa saja yang memperhatikan dan memandang
mereka sebagai kesenangan visual. Tentunya, keindahan batin lebih kuat
ketimbang keindahan lahiriahnya.
Bagian seorang hamba Allah yang mungkin turun dari inspirasi sifat
ini adalah bahwa ia menghiasi dirinya sendiri dengan keindahan dan
mencamkan dalam pikiran bahwa Dialah yang telah mengaruniakan
kepadanya rahmat keindahan, menjadikan keindahan dari suatu citra yang
dapat terlihat dari bati. Rasulullah Saw biasa mengucapkan doa berikut
setiap selesai shalatnya: Allahuma jalali wal ikram (Ya Allah, Engkaulah
(sumber) keselamatan, dan dariMu keselamatan. Mahasuci Engkau dan
Mahatinggi Engkau, Wahai Yang memiliki keagungan dan kemuliaan).
139
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Karim
Yang Maha Mulia
140
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
dosa kecilnya dan hindarkan dosa besarnya buat sementara waktu!‟ Orang itu lantas
ditanya: „Kau telah berbuat ini dan itu? Kau telah pula berbuat ini dan itu di hari
kesekian?‟ Orang itu menjawab: „Ya! „ia tidak dapat mengelak sedikitpun; ia
ketakutan kalau-kalau dosa besarnya juga diungkit, diperlihatkan pula padanya.”
“….suara dating dan bertanya pada orang itu: „… tapi, pada setiap tempat
perbuatan burukmu , kau masih punya sejemput kebaikan!‟ Ia lantas mengadu pada
Tuhan: „Duhai Tuhanku, aku dulu melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak
kulihat kini disini!”
69
Hadis Riwayat Muslim (190) tentang al-iman dalam bab penjelasan tentang calon
penduduk di surga yang paling bawah.
141
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Ar-Raqib
Yang Maha Mengawasi
Sesungguhnya akupun berbuat (pula). kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan
ditimpa azab yang menghinakannya dan siapa yang berdusta. dan tunggulah azab
(Tuhan), Sesungguhnya akupun menunggu bersama kamu ." (Qs. Hud : 93).
Al-Qur‟an member kita isyarat jelas bahwa nama ini tergolong Asmaul
AlHusna, dalam ayat: “Sungguh Allah Maha Mengawasi kalian” (QS. An-Nisa:
1). Allah senantiasa mengawasi semua makhlukNya.” (QS. Al-Ahzab: 52). Al-
Raqib, Dialah Yang mengawasi semua yang terjadi di alam raya ini tanpa
kecuali. Bahkan, pengawasaNya hingga seluk-belu apa pun yang
tersembunyi dalam dada.
142
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Orang yang taat atas muraqabah dan karena malu padaNya akan lebih
banyak meninggalkan maksiat. Sebab siapa saja yang menjaga dan
menyeimbangkan gerak hatinya, maka akan memberikan arti dari setiap
helaan nafasnya lantaran akan pengawasaNya. Atau bahkan anda sama
sekali tiada berpikir bahwa Dia sekarang telah mengawasi anda, bahkan saat
yang sekali-kali tidak pernah kita sadari.
Ya Allah.. Ya Raqib, sungguh kami ini selalu diawasi oleh malaikatMu Raqib
dan Atit, setiap hari, setiap kejadian yang mencatat amal baik dan buruk dikanan dan
dikiri kami, kami malu akan dosa-dosa kami Ya rabb, yang kelak catatan itu akan
dipertanggung jawabkan dihadapkan padaMu, Ya Rabb. Kami tidak mampu
membawa catatan buruk, Ya Raqib.,setiap kami bangun dari tidur dosa selalu
menghampiri maka aku bermohon tuntunlah aku selalu dalam kebaikan, agar
senantiasa aku bertambah cinta padaMu Ya Ilahi Rabbi.,. Wa shalallahu alaa
Sayyidina Muhammad wa ala alihi wa ashabihi wa salam. Alhamdulillahi rabbil
alamin.
143
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Mujib
Yang Maha Memperkenankan
(jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang
berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran”. (Qs al- baqarah ; 186).
144
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari
sebagian yang lain[259]. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari
kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang
dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah aku
masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai
pahala di sisi Allah. dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik." (QS. Ali-Imran :
195).
ketika waktu itu dipilih oleh hambaNya. Karena itu jangan kehilangan
harapan karena penangguhanNya dalam menjawab doamu. Sebab,
penangguhan semacam itu bisa membuktikan sebagai yang lebih baik
bagimu. Bahkan Allah mungkin memilih untuk memberimu sesuatu yang
lebih baik dari apa yang engkau minta kepadaNya. Maka, mintalah
kepadaNya sebagai orang yang yakin akan pengabulanNya yang
menyenangkan.
memberinya satu dari tiga ganjaran: Dia akan mengabulkan doa tersebut
secara langsung, atau Dia menyimpan ganjaran baginya diakhirat, atau Dia
menjauhkan darinya keburukan.” Para sahabat berkata. “sesungguhnya kami
akan banyak berdoa kepadaNya.” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah
Maha Besar.” Juga Rasulullah Saw bersabda: “Ketika engkau memiliki sebuah
permintaan, maka mintalah kepada Allah.”
145
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Wasi‟
Yang Maha Luas
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian 71 diantara kamu, dan orang-
orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-
hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memampukan
mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha
mengetahui”. (Qs. An-Nur : 32).
Al-Wasi‟ adalah salah satu dari sifat Allah yang akar katanya
diturunkan dari si‟a, keluasan, kelapangan, daya tampung, kelimpahan, dan
seterusnya. Dalam buku Al-Nihayah, Ibn Al-Atsir, yang mendiskusikan sifat-
sifat Allah, mengatakan bahwa Al-Wasi‟ bisa memperkaya setiap orang
miskin, Yang RahmatNya meliputi segala sesuatu. otoritasNya tidak pernah
berakhir. rahmatNya tidak terbatas, kerajaanNya abadi. Dia tidak pernah
menghentikan pemberian. Dia tak pernah kebingungan karena
pengetahuanNya meliputi segala sesuatu; kekuasaanNya mencukupi segala
70
Disitulah wajah Allah maksudnya; kekuasaan Allah meliputi seluruh alam; sebab itu di
mana saja manusia berada, Allah mengetahui perbuatannya, karena ia selalu berhadapan dengan Allah.
71
Maksudnya: hendaklah laki-laki yang belum kawin atau wanita- wanita yang tidak
bersuami, dibantu agar mereka dapat kawin.
146
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Wasi‟ Mutlak adalah Alla Swt. Tidak ada batas pantai bagi
samudera ilmuNya yang luas. Seandainya lautan menjadi tinta, niscaya
lautan habis sebelum kata-kataNya sendiri mengering.
Allah Swt berfirman : “Dan Kami meneggakan langit dengan kekuatan (Kami) dan
sesungguhnya Kamilah yang meluaskan (Nya) segala keperluan.” (QS. 51:47).
Kita seyogyanya merenungkan Allah yang Maha Luas, Karena Dia Al-
Wasi‟ Mutlak yang kemulianNya meliputi segala sesuatu. Karena Dia
senatiasa ada bagi segenap keabadian. ilmuNya meliputi segala sesuatu.
Tiada masalah yang mengalihkanNya dari yang lain.
pendengaranNyamencakup segala sesuatu; tak satupun permohonan
seseorang bisa mengalihkanNya dari mendengar permohonan orang lain.
kasihNya melingkupi semua ciptaanNya; pertolonganNya terhadap orang
miskin tentu tidak mencegahnya dari membantu orang lain.
147
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Hakim
Yang Maha Bijaksana
“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah” (Qs Ad-
Dukhan : 4).
Allah berfirman dalam al-qur‟an terkait nama ini: “Dialah Yang Maha
Qahhar atas hamba-hambaNya; dan dia Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui”.
(QS. Al-An‟am). „Bijak‟ bukan saja menyangkut firmanNya, melainkan juga
menunjuk langsung kepada setiap af‟alNya. Semua nama-namaNya
mengandung kemaha-Bijaksanaan yang tiada duanya. Penciptaan,
pengaturan, pemeliharaan alam semesta, perintah dan laranganNya, semua
“Laa ilaha illallah wahdahu laa syarikalahu, Allahu kabiiru wal hamdulillahi
katsiran wa subhanallahi rabbil alamin, wa laa hauwla quwata illa billahil adzizil
hakim”.
148
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Lantas orang Arab pedalaman itu bertanya balik pada beliau: “Ya
Rasulullah, itu untuk hak-hak Allah sebagai Tuhan saya. Bagaimana hak saya
sebagai hambaNya?” beliau lalu bersabda: “Mohonlah padaNya dan
ucapkan:
“Ya Allah, anugerahilah hambaMu ini sebentuk kasih saying. Beri hamba hidayah.
Dan curahkanlah pada hamb kesehatan dan rizki , zhahir dan batin”.
Ada dua kebijakan yang diberikan oleh Allah; pertama, kebijakan yang
berhubungan dengan syari‟at dan keberagamaan. Didalam kebijakan ini
terdapat perintah, larangan, juga anjuran, baik yang difirmankanNya dalam
Al-Qur‟an maupun yang disabdakan oleh rasulullah. Saw. Disini kewajiban
seorang hamba untuk tunduk dan patuh kepada setiap perintahNya dan
bersedia menjauhi larangaNya.
149
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
menggugat takdirNya, bukan malah putus asa padahal mampu. Ini pun saya
lakukan demi meraih ridhoNya dengan melakukan taqdir Nya yang lain.”
“Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah72 dan Rasul-Nya, agar Rasul
menghukum (mengadili) di antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka menolak
untuk datang. Tetapi jika keputusan itu untuk (kemaslahatan) mereka, mereka
datang kepada Rasul dengan patuh. Apakah (ketidak datangan mereka itu karena)
dalam hati mereka ada penyakit, atau (karena) mereka ragu-ragu ataukah (karena)
takut kalau-kalau Allah dan Rasul-Nya Berlaku zalim kepada mereka? sebenarnya,
mereka Itulah orang-orang yang zalim”. (QS. An-Nur:48-50)
72
Maksudnya: dipanggil utnuk bertahkim kepada Kitabullah.
150
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Wadud
Yang Maha Mencintai-Mengasihi
Yang Mah Dicintai
151
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
73
Dalam surat Maryam ini nama Allah Ar Rahmaan banyak disebut, untuk memberi
pengertian bahwa, Allah memberi ampun tanpa perantara.
152
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Majid
Yang Maha Mulia
“Para Malaikat itu berkata: "Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan
Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, Hai
ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah." (QS. Hud : 73).
Dalil dari nama ini adlah firman Allah: “Dan rahmat serta berkah Allah
senatiasa dicurahkan atas kamu, hai ahlul bait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji
lagi Maha pemurah”. (QS. Hud: 73).
74
Ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat Al Quran
seperti: Alif laam miim, Alif laam raa, Alif laam miim shaad dan sebagainya. diantara Ahli-ahli tafsir
ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena dipandang Termasuk ayat-ayat
mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya. golongan yang menafsirkannya ada yang
memandangnya sebagai nama surat, dan ada pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu
gunanya untuk menarik perhatian Para Pendengar supaya memperhatikan Al Quran itu, dan untuk
mengisyaratkan bahwa Al Quran itu diturunkan dari Allah dalam bahasa Arab yang tersusun dari
huruf-huruf abjad. kalau mereka tidak percaya bahwa Al Quran diturunkan dari Allah dan hanya
buatan Muhammad s.a.w. semata-mata, Maka cobalah mereka buat semacam Al Quran itu.
153
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Ba‟ist
Yang Membangkitkan
“Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa
yang kamu kerjakan di siang hari, kemudian Dia Yab‟astukum membangunkan kamu
pada siang hari untuk disempurnakan umur(mu) yang telah ditentukan75 , kemudian
kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang
dahulu kamu kerjakan”. Qs. Al-An‟am : 60
“Dan ditiuplah sangkakala, Maka matilah siapa yang di langit dan di bumi
kecuali siapa yang dikehendaki Allah. kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi
Maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing)”. (Qs. Az-
Zumar : 68).
ditentukan”. (QS. Al-An‟am: 60). “Dialah Yang Mengutus pada kaum yang buta
huruf seorang rasul di antara mereka” (QS. Al-Jumu‟ah : 2). “Kemudian Dialah
Yang Membangkitkan kalian semua setelah mati” (QS. Al-Baqarah: 56). Serta
firman-Nya, memberitakan tentang orang kafir: “Mereka berkata: „Aduh!
Celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami
(kubur)?. Para penyembah Allah berkata pada mereka ini sebagiaman yang dijanjikan
Ar-Rahman (Allah) dan dibenarkan oleh para Rasul”.
75
Kamu ditidurkan di malam hari dan dibangunkan di siang hari, supaya dengan perputaran
waktu itu habislah umurmu yang telah ditentukan.
154
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
155
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Asy-Syahid
Yang Maha Menyaksikan/Disaksikan
“Katakanlah: "Upah apapun yang aku minta kepadamu, Maka itu untuk
kamu76 Upahku hanyalah dari Allah, dan Dia Maha menyaksikan segala sesuatu".
(Qs. Saba‟ : 47).
“Hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah” (Qs. At-Thalaq : 2).
“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang
adil dan pilihan77 agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul
(Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. dan Kami tidak menetapkan
kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya
nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. dan sungguh
(pemindahan kiblat) itu terasa Amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi
petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya
Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia”. Qs. Al-baqarah :
143.
76
Yang dimaksud dengan Perkataan ini ialah bahwa Rasulullah s.a.w. sekali-kali tidak
meminta upah kepada mereka. tetapi yang diminta Rasulullah Saw. sebagai upah ialah agar mereka
beriman kepada Allah. dan iman itu adalah buat kebaikan mereka sendiri.
77
Umat Islam dijadikan umat yang adil dan pilihan, karena mereka akan menjadi saksi atas
perbuatan orang yang menyimpang dari kebenaran baik di dunia maupun di akhirat.
156
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Haq
Yang Maha Pasti/Benar
yang lain. tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. tiap-tiap sesuatu
pasti binasa, kecuali Allah. bagi-Nyalah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah
kamu dikembalikan”. (Qs Al-Qashash : 88).
“ Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi
Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu
melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk
membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang
mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi
Maha mengetahui”.( Qs. Al- Anfal : 17).
157
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
sendiri, dan tidak ada eksistensi kecuali melaluiNya, dan olehNya. Dia tak
pernah bergerak dan diatas gerakan (itu sendiri) ataupun sesuatu yang fisikal
atau material. Dia membiarkan kebenaran untuk menjelma
dengansendirinya. Dia menciptakan segala sesuatu sebagaimana kearifanNya
menitahkan. Dia ada dengan sedemikian cara yang tidak mengizinkan
adanya celah bagiNya untuk tidak ada, tidak sama, atau punah. Segala
sesuatu yang ada berasal dariNya dan kepadaNya tujuan berakhir.
“Ya Allah, segala puji untukMu! Engkaulah Tuhan langit dan bumi dan segala
sesuatu yang ada diantara keduanya! Segala puji untukMu! Engkaulah Zat yang
memberi rezeki langit dan bumi dan segala sesuatu yang ada pada keduanya!
Engkau.”78
78
Dalam riwayat lain doa senada dengan redaksi yang lebih panjang diriwayatkan dari Ibn
Abbas oleh Bukhari.
158
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Wakil
Yang Maha Mewakili/Pemelihara
“(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak
ada Tuhan selain dia; Pencipta segala sesuatu, Maka sembahlah dia; dan Dia adalah
segala sesuatu menjadi wakil”. (Qs. Al-An‟am : 102).
“Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di langit dan di bumi dan kepada-
Nya-lah dikembalikan urusan-urusan semuanya, Maka sembahlah Dia, dan
bertawakkallah kepada-Nya. dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu
"Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, Maka bila kamu
memasukinya niscaya kamu akan menang. dan hanya kepada Allah hendaknya kamu
bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman". (Qs. Al-Maidah : 23).
dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah
mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. (Qs. Al-Baqarah 216).
Al-Wakil adalah satu dari sekian banyak sifat Allah. Sifat-sifat (Allah)
ini menghubungkan siapapun, yang membacanya secara berkali-kali
sekaligus memahami makna-maknanya, dengan taman-taman Allah, Yang
Mahabenar, Yang Memiliki segenap keindahan, kesempurnaan dan
159
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Dalam surat Hud : 12, Allah berfirman kepada Nabi Muhammad Saw.
“Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah pemelihara
79
Dalam riwayat lain doa yang dimaksudkan-berdasaarkan riwayat Fatimah azZahra as-
adalah sebagai berikut: Bismillahirahmanirrahim. Ya Hayyu Ya Qayyum. Birahmatika astaghits fa-
aghitsni wa latakilni ila nafsi tharfata „ayni abada(n) wa ashlihil sya‟ni kullahu. --penerj
160
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Nabi Ibrahim As, ketika akan dilemparkan kedalam Api raja Namrudz yang
siap meluluhlantahkan tubuhnya, tiba-tiba didatangi oleh Malikat Jibril dengan
meberi ebuah tawaran: “Mintalah padaKu, niscaya kubantu kamu dari api.” Tetapi
dijawab oleh Ibrahim: “Aku tidak butuh bantuanmu.”Yang kubutuhkan adalah
bantuan Allah. Cukuplah Allah tempatku bersandar dan pelindungku.” (Hasbunallah
wa Ni‟mal Wakil
) Seketika api yang membakar itu menjadi dingin. Nabi Muhammad
Mendengar ucapan tersebut Zainab menyerah. Lalu Zainab tanya lagi: “Apa
yang engkau ucapkan ketika menaiki kendaraan Shafwan ibn al-Mu‟athal?” Aisyah
menjawab, “ Hasbunallah wa Ni‟mal Wakil, cukuplah Allah menjadi penolongk kami
dan Allah sebaik-baik pelindung.” Zainab un berkata, “Engkau telah mengucapkan
80
ucapan orang-orang yang beriman.”
80
Dr. Sulaiman Al-Kumayi, M. Ag. Bersama Allah yang tak mungkin menjadi mungkin,-cet.
1-Semarang; Pustaka Nuun, 2012. Hlm. 35-36.
161
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Qawiy
Yang Maha Kuat
“ Maka tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Shaleh beserta orang-
orang yang beriman bersama Dia dengan rahmat dari Kami dan dari kehinaan di hari
itu. Sesungguhnya Tuhanmu Dia-lah yang Maha kuat lagi Maha Perkasa ”. (Qs.
Hud : 11).
perang. Katakanlah: "Harta rampasan perang kepunyaan Allah dan Rasul, oleh sebab
itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu; dan
taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman."
(Qs. Al-Anfal ; 52).
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu
sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan
persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang
selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa
saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup
kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)”. (Qs. Al- Anfal : 60).
162
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Qawiy telah tujuh kali dipadukan dengan sifat Al-Azizi; kekuatanNya tidak
cocok kecuali bagi mereka yang mulia kekuatan diiringi dengan kepedihan.
163
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Matin
Yang Maha Pemelihara
Selain ayat tersebut, penetapan nama ini juga didasarkan pada hadist
Rasulullah Saw: “Beliau membacakan padaku suatu ayat: “Sesungguhnya Aku
Maha Pemberi Rezeki, Yang Punya Kekuatan lagi sangat kokoh” Al-halimi berkata:
“Dialah Allah Dzat yang tidak pernah punya sifat lemah sebagaimana
makhlukNya. Jika Dia seperti makhluk (baharu), bersifat lemah, niscaya Dia
tidak akan bias merubah sesuatu. Maka sifat makhluk (berubah-ubah) tidak
pantas bagiNya. Sedangkan Ibn „Abbas berpendapat: “bahwa selain makna
tersebut, Al-Matin dapat berarti yang kokoh.”.
164
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Waliy
Yang Maha Melindungi
yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat
lehernya”, (Qs. Qaf : 16).
berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran. (Qs. Al- Baqarah : 186).
“Dan kalau Allah menghendaki niscaya Allah menjadikan mereka satu umat
(saja), tetapi Dia memasukkan orang-orang yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-
Nya. dan orang-orang yang zalim tidak ada bagi mereka seorang pelindungpun dan
tidak pula seorang penolong”. (Qs. Asy-Syura : 8.).
81
Yang dimaksud dengan apa yang telah diperintahkan Allah itu: keharusan adanya
persaudaraan yang teguh antara kaum muslimin.
165
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Hamid
Yang Maha Terpuji
"Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka
Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang tidak
bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". (Qs.
Luqman : 12).
“Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang di langit dan apa yang di
bumi dan bagi-Nya (pula) segala puji di akhirat. dan Dia-lah yang Maha Bijaksana
lagi Maha mengetahui”. (Qs. Saba‟ : 1).
“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada
Allah. dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu
sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun
lagi Maha Pengampun. (Qs. Al- Isra‟ ; 44).
“Yaitu pada hari Dia memanggil kamu, lalu kamu mematuhi-Nya sambil
memuji-Nya dan kamu mengira, bahwa kamu tidak berdiam (di dalam kubur) kecuali
sebentar saja. (Qs. Al-isra : 52).
seseorang membaca Asma Allah ini sebanyak 100 kali setiap setelah
melaksanakan sholat lima waktu, Allah akan memasukkan orang tersebut ke
dalam golongan hamba–hamba-Nya yang saleh yang akan dicintai dan akan
dilayani oleh semua orang dan setiap makhluk hidup Jika seseorang memiliki
mulut yang kotor, dengan menuliskan yaa Hamiid pada sebuah gelas dan
minum dari gelas ini secara teratur, maka ucapannya akan menjadi baik.
166
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
(Setan dan setan diri seseorang, hawa nafsu, adalah pencuri yang beroperasi
di dalam kegelapan dan masuk ke dalam rumah yang gelap. Mereka tidak
akan masuk ke dalam rumah Tuhan, hati yang disinari oleh cahaya iman.
Pintu menuju hati adalah pikiran; cahaya pintu itu adalah ilmu. Cahaya itu
menghalangi jahatnya kebodohan, khayalan, kemunafikan dan
kesombongan. Jika cahaya jiwa adalah kesadaran, maka kegelapannya adalah
kelalaian).
selama 45 hari, maka kebiasaan dan sifat-sifatnya yang buruk akan berubah
menjadi baik. Insya Allah. Membaca Ya Hamiid setiap hari, Insya Allah kita
akan dikaruniai perbutan yang mulia dan terpuji. Apabila dibaca sebanyak
66x selesai shalat Maghrib dan Subuh, Insya Allah segala perkataannya akan
selalu terpuji.
Dialah Zat Yang Maha terpuji, yaitu Dia yang berhak dipuji dan
mendapat pujian yang kita berikan kepada manusia itu hakikatnya tertuju
kepada-Nya.82
Berzikir kepada Al-Hamid
mencerahkan dan memperindah jiwa dengan segala hal yang terpuji dan
menghindarkannya dari segala kebencian dan kedengkkian makhlukNya.
Zikir ini juga bermanfaat untuk meraih pertolongan Allah bagi mereka yang
ingin merubah dirinya dari akhlak yang tercela menjadi akhlak yang terpuji.
82
Aisyah Nayla Sabriah. 1001 Fadilah Asmaul Husna dan Shalawat Rasulullah saw. PT.
Mahadaya. Jakarta. 2013. Hlm. 74.
83
Muktafiah. Asmaul Husna for Succesful & Happy Life. Penerbit Real Book. April 2013.
Hlm. 94.
167
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Muhsiy
Yang Maha Menghitung
dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu
sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, Maka Dia memberi
keringanan kepadamu.“ (Qs. Al- Mujadalah ; 20).
168
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
“Hanya kepadaNyalah kamu semuanya akan kembali; sebagai janji yang benar
daripada Allah, Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk pada permulaannya kemudian
mengulanginya (menghidupkannya) kembali (sesudah berbangkit), agar Dia memberi
pembalasan kepada orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan amal saleh dengan
adil. dan untuk orang-orang kafir disediakan minuman air yang panas dan azab yang pedih
disebabkan kekafiran mereka”. (Qs. Yunus ; 4).
"Apakah bila Kami telah menjadi tulang belulang dan benda-benda yang hancur,
Apakah Kami benar-benar akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk baru?" (Qs. Al-Isra‟ :
98).
“Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian
mengembalikan (menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih
mudah bagi-Nya. dan bagi-Nyalah sifat yang Maha Tinggi di langit dan di bumi; dan Dialah
yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (Qs. Ar-Rum : 27).
Al- Mubdi‟u Yang Memulai penciptaan segala makhluk, atau yang menciptakan apa
yang sebelumnya tidak ada, lalu menjadi ada.
84
Idrus H. Alkhaf. Jalan Menuju Makrifat. Penerbit Amelia Surabaya. Hlm.101.
169
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Muhyiy, Al-Mumit
Yang Maha Menghidupkan dan Yang Maha Mematikan
“Dan di antara tanda-tanda-Nya (ialah) bahwa kau Lihat bumi kering dan
gersang, Maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur.
Sesungguhnya Tuhan yang menghidupkannya, pastilah dapat menghidupkan yang
mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (Qs. Fushshilat : 39).
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul
apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu”.
(Qs. Al- Anfal : 24).
“Dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang
yang berpenyakit so pak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; “
(Qs. Ali-Imran : 49).
“Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu
Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti Itulah kamu akan
dikeluarkan (dari dalam kubur)”. (Qs. Az-Zukhruf : 11).
170
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Mumiit Yang Mematikan berakhlak dengan isim ini dan isim sebelumny
(Al-Muhyiy), mengharuskan seseorang agar selalu menyerahkan dan
menggantungkan segala urusannya kepada Allah dan kembali kepadaNya
dengan menghidupkan segala petunjuk hamba dengan perbuatan taat dan
tawakal kepadaNya.
171
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Hayu
Yang Maha Hidup
“ Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup
kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur.
Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa'at
di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan
di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan
apa yang dikehendaki-Nya. Kursi85 Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak
merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar. (Al-
Baqarah : 255).
“Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah
mereka tiada juga beriman?” Qs. Al-Anbiya‟ : 30
“Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati, dan
bertasbihlah dengan memuji-Nya. dan cukuplah Dia Maha mengetahui dosa-dosa
hamba-hamba-Nya”. 9Qs. Al-Furqan : 58 ).
“ Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit
sebagai atap, dan membentuk kamu lalu membaguskan rupamu serta memberi kamu
rezki dengan sebahagian yang baik-baik. yang demikian itu adalah Allah Tuhanmu,
Maha Agung Allah, Tuhan semesta alam. 65. Dialah yang hidup kekal, tiada Tuhan
(yang berhak disembah) melainkan dia; Maka sembahlah Dia dengan memurnikan
ibadat kepada-Nya. segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam”. (Qs. Ghafur 40 :
64-65).
Al-Hayu Yang Hidup Kekal, berakhlak dengan isim ini menghendaki agar
anda bersikap dihadapanNya seolah-olah orang yang telah meninggal dunia
berada dihadapanmu, serta Dia yang membolak-balikkan sebagaimna
kehendakNya.
85
Kursi dalam ayat ini oleh sebagian Mufassirin diartikan dengan ilmu Allah dan ada pula
yang mengartikan dengan kekuasaan-Nya.
172
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Qayyum
Yang Maha Berdiri Sendiri/Yang Memenuhi
Kebutuhan Makhluk
“ Alif laam miim, Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan
Dia. yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya86
“Dan tunduklah semua muka (dengan berendah diri) kepada Tuhan yang
hidup kekal lagi Senantiasa mengurus (makhluk-Nya). dan Sesungguhnya telah
merugilah orang yang melakukan kezaliman”. (Qs. Thaha : 111).
tiada punya tempat bergantung yang tepat dan benar kecuali hanya
padaNya.‟ Mengenai hal ini, Allah Swt berfirmaan: “Sebagian dari ayat-
ayatNya ialah langit dan bumi yang kokoh oleh kekuasaanNya.” (QS. Ar-Ruum:
25).
86
Maksudnya: Allah mengatur langit dan bumi serta seisinya.
173
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Teramat nyata lewat ke-QayyumNya ini bahwa Dia tiada tidur; dan
memang, secara akal, tidak pantas untuk tidur. Dia merendahkan Al-Qisth87
dan meninggikannya kembali. Dia tidak ceroboh‟ dan tidak pula lupa. Maka
dari itu, manakala hanya Allahlah Yang Maha Qayyum, sungguh tidak
mungkin bagi makhluk untuk menghamba pada Tuhan selainNya. Dialah
puncak segala harapan dan pelabuhan terakhir dari semua bentuk
permohonan. Dan dengan demikian, tidak seorangpun yang memohon agar
tuntas seluruh kebutuhan hidupnya, lenyap semua kesedihannya, dan
berakhir segala kelalaiannya, melainkan hanya kepadaNya.
87
Al-Qisth ialah Neraca yang bakal memperhitungkan seluruh amal perbuatan manusia di
Hari Kiamat nanti. Apakah lebih berat kebaikan sehingga Dia rendahkan salah satu dari dua sisinya
ketimbang keburukannya sehingga meninggikan sisinya yang lain; semua itu Allah sendiri yang
mengaturnya -.penerj.
174
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Wajid
Yang Maha Menemukan
“Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), Maka pukullah dengan itu
dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati Dia (Ayyub)
seorang yang sabar. Dialah Sebaik-baik hamba. Sesungguhnya Dia Amat taat
(kepada Tuhan-nya)88. (Qs. Shad : 122).
Dialah Zat Yang Matha Menemukan, yaitu Dia dapat menemukan segala
sesuu yang dikehenn, dariNya sehingga tiada satu pun makhluk yang lolos
dari penemuaanya.
88
Nabi Ayyub a.s. menderita penyakit kulit beberapa waktu lamanya dan Dia memohon
pertolongan kepada Allah s.w.t. Allah kemudian memperkenankan doanya dan memerintahkan agar
Dia menghentakkan kakinya ke bumi. Ayyub mentaati perintah itu Maka keluarlah air dari bekas
kakinya atas petunjuk Allah, Ayyub pun mandi dan minum dari air itu, sehingga sembuhlah Dia dari
penyakitnya dan Dia dapat berkumpul kembali dengan keluarganya. Maka mereka kemudia
berkembang biak sampai jumlah mereka dua kali lipat dari jumlah sebelumnya. pada suatu ketika
Ayyub teringat akan sumpahnya, bahwa Dia akan memukul isterinya bilamana sakitnya sembuh
disebabkan isterinya pernah lalai mengurusinya sewaktu Dia masih sakit. akan tetapi timbul dalam
hatinya rasa hiba dan sayang kepada isterinya sehingga Dia tidak dapat memenuhi sumpahnya. oleh
sebab itu turunlah perintah Allah seperti yang tercantum dalam ayat 44 di atas, agar Dia dapat
memenuhi sumpahnya dengan tidak menyakiti isterinya Yaitu memukulnya dengan dengan seikat
rumput.
89
Yang dimaksud dengan bingung di sini ialah kebingungan untuk mendapatkan kebenaran
yang tidak bisa dicapai oleh akal, lalu Allah menurunkan wahyu kepada Muhammad s.a.w. sebagai
jalan untuk memimpin ummat menuju keselamatan dunia dan akhirat.
175
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
176
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Mãjid
Yang Maha Mulia
Dalil dari nama ini adalah Firman Allah: “Dan rahmat serta berkah Allah
senatiasa dicurahkan atas kamu, hai. Ahlul bait! Sesungguhnya Allah Maha terpuji
177
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Wahid-Al-Ahad
Yang Maha Tunggal
“Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.2. Allah adalah Tuhan yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu.3. Dia tiada beranak dan tidak pula
diperanakkan,4. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." Qs. Al-Ikhlas :
1-4
“Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan
Dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”. (Qs Al-baqarah ; 163).
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha
mendengar dan melihat”. Qs. Asy-Syura ; 11.
178
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
dapat dipandang telah dilahirkan. Dia terlalu tinggi untuk punya putra, terlalu suci
untuk punya isteri. Khayalan tak dapat menjangkau-Nya, maka mustahil member
kuantitas pada-Nya. Pengertian tak dapat memikirkan-Nya, maka bagaimna member
bentuk untuk-Nya. Indra tidak dapat menangkap-Nya, sehingga bagaimanaDia dapat
diraba? Malam dan siang tidak menjadikannya tua, terang dan gelap tidak
menjadikannya berubah. Dia tidak didalam sesuatu, tetapi juga tidak diluarnya…
Dia menyampaikan berita tetapi bukan dengan lidah, tidak juga dengan bunyi … Dia
mendengar bukan bukan dengan lubang telinga atau organ pendengar … Dia
melihat bukan dengan alat pelihat … Dia mengingat bukan dengan menghafal, Dia
bertekad tetapi bukan dengan ketetapan hati. Dia mencintai tanpa perasaan dan
menaruh kasih tanpa perih, Dia membnci tanpa derita dan Dia marah tanpa gejolak
hati. Demikian antara lain Khutbah Sayyidina Ali ra.
179
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Shamad
Yang Maha Dibutuhkan
“Dan apabila manusia ditimpa bahaya Dia berdoa kepada Kami dalam
Keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu
daripadanya, Dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah Dia tidak
pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya.
Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu
mereka kerjakan”. (Qs. Yunus. : 12).
“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, Maka dari Allah-lah (datangnya),
dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, Maka hanya kepada-Nya-lah kamu
meminta pertolongan”. (Qs. An-Nahl : 53)
180
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
181
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Qadir Wa Al-Muktadir
Yang Maha Kuasa
Dia kehendaki menurut kebutuhan kearifan, tidak lebih tidak kurang. Al-
Qadir tidak termasuk dari sembilan puluh sembilan sifat Allah sekalipun ia
diulang-ulang lebih dari 30 kali sepanjang Al-Qur‟an suci.
90
Maksudnya: waktu mereka mati atau waktu mereka dibangkitkan.
182
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Salah satu rtanda dari akhlak mulia dari seorang mukmin sejauh Al-
Muqtadir dihiraukan adalah bahwa sifat ini akan selalu mengisi hatinya dan
ia selalu mengingatnya, sedemikian sehingga selintas cahaya akan
menyinarinya dan akan selalu mengitarinya. (HR. Jabir bin Abdullah as-
sallami).
183
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Muqaddim Wa Al-Muakhir
Yang Mendahulukan Dan Yang Mengakhirkan
“Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan
apa yang dilalaikannya”. (Qs. Qiyamah : 13).
“Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu
itu) datang azab kepada mereka, Maka berkatalah orang-orang yang zalim: "Ya
Tuhan Kami, beri tangguhlah Kami (kembalikanlah Kami ke dunia) walaupun dalam
waktu yang sedikit, niscaya Kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan
mengikuti rasul-rasul". (kepada mereka dikatakan): "Bukankah kamu telah
bersumpah dahulu (di dunia) bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa”? (QS.
Ibrahim : 44).
Al-Muqaddim secara linguistik, taqdim, akar kata dari sifat ini, berarti
memajukan, mengangkat, atau mendahulukan; Al-Muqaddim artinya: Zat
yang menghadirkan benda-benda dan menempatkan mereka ditempat
mereka yang benar. Barangsiapa yang berhak untuk dimajukan,
didahulukan, atau dikaruniai atas yang lain, Yang Mahakuasa, Al-Muqaddim,
menaikkan peringkat atau kedudukannya. Dan Dia memajukan taraf
kehidupan manusia, masing-masing menurut keikhlasan dalam beribadah
kepadaNya. Al-Muqaddim, menaikkan peringkat dan kedudukannya. Dia
membuka pintu-pintu iman bagi setiap orang. Dia mengutamakan manusia-
184
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
“Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan
pa yang dilakukannya. (QS.75:31).
185
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Muqaddim dan Al- Mu‟akhir Dua nama ini dalam hadist Ali bin Abi
Thalib ra. Tentang sifat shalat Rasulullah Saw. Bahwa di akhir ucapan antara
tasyahhud dan salam, beliau mengucapkan
Artinya :“Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang telah lalu maupun yang akan
dating, yang kusembunyikan maupun yang kulakukan dengan terang-terangan,
yang kulakukan dengan berlebihan, serta apa saja yang Engkau ketahui daripada aku,
Engkau yang mengajukan (Al-Muqaddim) dan engkau pula yang menangguhkan
(Al- Mu‟akhir), Tiada Ilah yang haq selain Engkau.”
91
Ibid. Hlm.66.
186
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Awwal Wa Al-Akhir
Yang Pertama dan Yang Terakhir
“Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang Bathin 92 , dan Dia
Maha mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Hadid : 3).
“Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah aku turunkan (Al Quran) yang
membenarkan apa yang ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu menjadi orang
yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku
dengan harga yang rendah, dan hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa.
93
Para mufassirin ada yang mengartikan yang nampak oleh gunung itu ialah kebesaran dan
kekuasaan Allah, dan ada pula yang menafsirkan bahwa yang nampak itu hanyalah cahaya Allah.
Bagaimanapun juga nampaknya Tuhan itu bukanlah nampak makhluk, hanyalah nampak yang sesuai
sifat-sifat Tuhan yang tidak dapat diukur dengan ukuran manusia.
187
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
karena waktu ataupun tempat atau sesuatu yang lainnya yang bisa
dibayangkan oleh pikiran ataupun bisa dicapai oleh pengetahuan. Al-Awwal
berarti Yang Abadi, dawam ( perpetual ), Zat yang tidak mempunyai awal
maupun akhir. Dialah yang Awal tanpa suatu permulaan. Dia ada karena
diriNya sendiri bahkan sebelum makhluk-makhlukNya ada.
Dialah Zat yang abadi yang senantiasa ada dan yang tidak pernah
didahului oleh siapapun. Allah berfirman, “Kamilah yang telah menentukan
kematian diantara kalian dan Kami tidak akan pernah dapat dikalahkan.” (QS.
56:60). Ayat ini memperlihatkan bahwa Dia, dan hanya Dia, memiliki
kekuasaan semacam itu untuk memberlakukan kematian pada hamba-
hambaNya, dan Dialah yang pertama untuk berbuat demikian tanpa
siapapun mendahuluiNya.
yang sementara ini (dunia) dan mencari tempat tinggal yang abadi; ia hijran
dari dirinya sendiri mencari Allah, Tuhan langit dan bumi.
188
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Zahir Wa Al-Bathin
Yang Maha Nyata dan Maha Tersembunyi
“ Mereka hanya mengetahui yang lahir saja (Zahir) dari kehidupan dunia;
sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat (bathin) adalah lalai”. (QS. Ar-Ruum :
7).
“Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat
segala yang kelihatan; dan Dialah yang Maha Halus lagi Maha mengetahui”. (QS.
Al-An‟am : 103).
Sifat Allah Al-Zhahir mempunyai lebih dari satu tafsiran: (1) Dia
menundukkan ciptaanNya. (2) Dia mengetahui segala sesuatu yang tampak,
sebagaimana sifat Al-Bathin artinya Dia mengetahui segala sesuatu yang gaib;
(3) Dialah Al-Zhahir karena banyaknya bukti yang mempesona dan
189
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
190
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
191
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Waliy
Yang Maha Memerintah
melainkan dengan kewajiban kamu sendiri 94 Kobarkanlah semangat Para mukmin
(untuk berperang). Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang-orang yang kafir
itu. Allah Amat besar kekuatan dan Amat keras siksaan(Nya)”. (QS. An- Nisa : 84).
94
Perintah berperang itu harus dilakukan oleh Nabi Muhammad s.a.w karena yang dibebani
adalah diri beliau sendiri. ayat ini berhubungan dengan keengganan sebagian besar orang Madinah
untuk ikut berperang bersama Nabi ke Badar Shughra. Maka turunlah ayat ini yang memerintahkan
supaya Nabi Muhammad s.a.w. pergi berperang walaupun sendirian saja.
95
Bagi tiap-tiap manusia ada beberapa Malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan
ada pula beberapa Malaikat yang mencatat amalan-amalannya. dan yang dikehendaki dalam ayat ini
ialah Malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut Malaikat Hafazhah.
96
Tuhan tidak akan merobah Keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab
kemunduran mereka.
192
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Dengan kata lain, Dialah Penguasa Mutlak dan tak terbantahkan. Al-Wali
ialah satu-satunya Zat yang mengatur semua urusan. Yang melakukan segala
sesuatu, dan tidaklah ada kesinambungan ataupun keberadaan tanpa iziNya;
segala sesuatu terjadi menurut keputusanNya dan atas perintahNya. Al-Wali
memberi segala sesuatu secara murah hati dengan menghentikan timbulnya
kecelakaan dan musinah.
tidak ditemukan pada diri seseorang. Ia tidak bisa disebut wali, dan tidak
ada wali bagi urusan-urusan kita kecuali Allah. Dia, dan hanya Dia, secara
sendirian mengatur semuanya pertama-tama dan yterutama serta
melindungi kelangsungan dan ekstensi mereka. Adalah mungkin untuk
menyandarkan wali pada pengertian: Zat Yang memberi secara melimpah,
Yang menghindarkan keburukan.
193
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Muta‟ali
Yang Maha Tinggi
“Yang mengetahui semua yang ghaib dan yang nampak; yang Maha besar
lagi Maha tinggi. Al-Kabir Al- Muta‟al” (QS. Ar-Raed : 9).
97
Golongan yang ditindas itu ialah Bani Israil, yang anak- anak laki-laki mereka dibunuh dan
anak-anak perempuan mereka dibiarkan hidup.
194
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Imam kedua kita, Hasan bin Ali bin Abi Thalib, berkata bahwa
kakeknya, Rasulullah Saw, mengajarinya sejumlah doa yang dibaca dalam
qunut shalat witir sebagai berikut;
195
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Barr
Yang Maha Dermawan
“Dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dan
dosa). dan ia adalah seorang yang bertakwa,14. Dan seorang yang (Barr-an) berbakti
kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka”.
(QS. Maryam : 13-14).
“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang
kamu mohonkan kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat
kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat
mengingkari (nikmat Allah). (QS. Ibrahim : 34).
“Maka Allah memberikan karunia kepada Kami dan memelihara Kami dari
azab neraka, Sesungguhnya Kami dahulu menyembah-Nya. Sesungguhnya Dia-lah
yang melimpahkan kebaikan lagi Maha Penyayang”. (QS. At-Thuur : 27-28).
Al-Barr adalah sifat Allah yang diturunkan dari Barr, pelaku kebaikan
disebut ; al-birr artinya perbuatan-perbuatan baik. Al-Barr merupakan suatu
kata inkludif yang mengandung semua sifat kebaikan, kasih sayang, dan
kemurahan. Orang yang Al-Barr kepada orang tuanya adalah sangat
98
Ayat ini berhubungan dengan sumpah Abu Bakar r.a. bahwa Dia tidak akan memberi apa-
apa kepada kerabatnya ataupun orang lain yang terlibat dalam menyiarkan berita bohong tentang diri
'Aisyah. Maka turunlah ayat ini melarang beliau melaksanakan sumpahnya itu dan menyuruh
mema'afkan dan berlapang dada terhadap mereka sesudah mendapat hukuman atas perbuatan mereka
itu.
196
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
197
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
198
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Tawwab
Yang Maha Penerima Taubat
“Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala 101 dan
(dengan menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah syaitan
“Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan
kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka,
(barulah) ia mengatakan : "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang". dan tidak (pula
diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. bagi
orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih”. (QS. An- Nisa‟ : 18).
99
Maksudnya menyetubuhi wanita di waktu haidh.
100
Ialah sesudah mandi. Adapula yang menafsirkan sesudah berhenti darah keluar.
101
Asal makna Inaatsan ialah wanita-wanita. patung-patung berhala yang disembah Arab
Jahiliyah itu biasanya diberi nama dengan Nama-nama perempuan sebagai Laata, Al Uzza dan Manah.
dapat juga berarti di sini orang-orang mati, benda-benda yang tidak berjenis dan benda-benda yang
lemah.
199
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
dengan tanda-tanda yang Dia jelmakan pada mereka, dan peringatan yang
dengan itu Dia mengingatkan mereka; sehingga, ketika mereka mengetahui
hukuman atas dosa-dosa mereka, mereka menjadi ketakutan, dan mereka
kembali bertaubat, dan karunia-karunia Allah kembali kepada mereka saat
Dia menerima pertaubatan mereka.
200
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
201
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Muntaqim
Yang Memberi Ancaman/Maha Penyiksa
“Allah telah memaafkan apa yang telah lalu dan barangsiapa yang kembali
mengerjakannya (Membunuh binatang buruan, ketika sedang berihram setelah
sebelumnya telah dilarang) Fa yantaqimu/niscaya Allah akan menyiksanya. Allah
Maha Kuasa lagi Zizun Dzun Tiqami (Pemilik hari pembalasan)” QS. Al-
Maidah : 95.
“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan
dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya
Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa”. (QS. As-
Sajadah : 22).
1. Kasih sayang mencapai batas kekejaman yang ekstrim. Allah telah
berfirman, “Pada hari itu kami akan menghatam (mereka) dengan hantaman
yang keras. Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan (kepada mereka).
(QS. 44:16).
102
Hantaman yang keras itu terjadi di peperangan Badar di mana orang-orang musyrik
dipukul dengan sehebat-hebatnya sehingga menderita kekalahan dan banyak di antara pemimpin-
pemimpin mereka yang tewas.
202
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
203
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Afuww
Yang Maha Pemaaf
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam
Keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula
hampiri mesjid) sedang kamu dalam Keadaan junub103 , terkecuali sekedar berlalu
saja, hingga kamu mandi. dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau
datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian
kamu tidak mendapat air, Maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci);
sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha
Pengampun. (QS. An-Nisa : 43).
“ Jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta
103
Menurut sebahagian ahli tafsir dalam ayat ini termuat juga larangan untuk bersembahyang
bagi orang junub yang belum mandi.
104
Dua pasukan itu ialah pasukan kaum muslimin dan pasukan kaum musyrikin.
204
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
205
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Rauf
Yang Maha Pelimpah Kasih
“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat
terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan)
bagimu, Amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-orang mukmin”. (Qs.
At-taubah : 128).
dan kasih kepada para pendosa dengan menerima taubat mereka serta
kepada para kekasihNya dengan melindungi mereka dari melakukan dosa.
Pengertian sifat ini memiliki kesamaan dengan Ar-Rahim. Diantara
manifestasi rahmatNya kepada hambaNya adalah bahwa Dia melindungi
mereka dari melakukan perbuatan yang menyebabkan hukumanNya. Dia
mungkin Maha pengasih kepada salah seorang hambaNya dengan secara
206
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
menuntut kita untuk membedakan antara kedua kata ini. Juga, setiap kali
Yang Maha Kuasa menggunakan kedua kata ini. Dia menyebutkan sifat Al-
Ra‟uf sebelum Ar-Rahim. Dengan demikian, kita harus menjelaskan
perbedaan antara istilah tersebut dan alasan untuk prioritas semacam itu.
207
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Malikal Mulk
Pemilik Kerajaan
kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang
yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan
Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala
kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. Ali-
Imran : 26).
“Kursi105 , Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat
memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar. (Al-Baqarah : 255)
Jika hanya Allah Tuhan kita, Penguasa dan Tuhan yang kita sembah
yang memiliki Kerajaan, maka tidak ada tempat minta tolong ketika dalam
kesusahan melainkan padaNya. Lantas bagaimana seorang hamba tidak
berlindung padaNya? ketika ada musibah dan datangnya musuh, padahal
hanya Dialah Penguasa dan pemilik Kerajaan Yang Maha Luas, tidak ada
tempat bernaung dan ketentraman yang paling damai kecuali pada
PenguasaaNya, bukankah kita banyak mendapat kesusahan dalam hidup ini
dan mengadu pada orang yang dianggap berkuasa dan mampu mengatasi
masalah kita, akan tetapi Kekuasaan Makhluk itu terbatas? Lantas Mengapa
kita tidak meminta kepada yang memiliki Penguasaan dan Pemilik Kerajaan
yang tidak terbatas.?
105
Kursi dalam ayat ini oleh sebagian mufassirin diartikan dengan ilmu Allah dan ada pula
yang mengartikan dengan kekuasaan-Nya.
208
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
mereka di daratan dan di lautan 106 Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan
Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk
yang telah Kami ciptakan”. (Qs. Al-Isra‟ : 70).
106
Maksudnya: Allah memudahkan bagi anak Adam pengangkutan-pengangkutan di daratan
dan di lautan untuk memperoleh penghidupan
107
Maksudnya: ialah Allah menyalahkan orang-orang yang mengatakan bahwa kekayaan itu
adalah suatu kemuliaan dan kemiskinan adalah suatu kehinaan seperti yang tersebut pada ayat 15 dan
16. tetapi sebenarnya kekayaan dan kemiskinan adalah ujian Tuhan bagi hamba-hamba-Nya.
209
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Salah satu tanda perbuatan baik dari seorang hamba Allah adalah
bahwa ia meminta kedekatan kepadaNya dengan menyadarkan dirinya
sendiri kepadaNya. Dengan menjadi sangat rendah hati, dengan
menampilkan kerendahan hatinya dihadapan Allah. Dia harus menyadari
bahwa segenap kebesaran dan kesempurnaan adalah milikNya dan bahwa
Dia memuliakan hamba-hambaNya dengan memberi mereka karunia-
karuniaNya.
210
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Muqhsit
Yang Maha Adil
“Dan jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil terhadap (hak-hak)
perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah wanita-
wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. kemudian jika kamu takut
tidak akan dapat Berlaku adil108 Maka (kawinilah) seorang saja 109 , atau budak-budak
yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya”.
(QS. An- Nisa :3)
“Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang
hendaklah kamu damaikan antara keduanya! tapi kalau yang satu melanggar
Perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar Perjanjian itu kamu
perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. kalau Dia telah surut,
damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu Berlaku adil;
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang Berlaku adil”. (QS. Al-Hujurat :
9).
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak
disembah), yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu
(juga menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak
disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. Ali-Imran : 18).
Al-Muqhsit pengertian akar kata sifat ini, yakni Qisth (keadilan atau
kejujuran) adalah sebagai berikut: aqsatha artinya keadilan yang terwujudkan;
108
Berlaku adil ialah perlakuan yang adil dalam meladeni isteri seperti pakaian, tempat,
giliran dan lain-lain yang bersifat lahiriyah.
109
Islam memperbolehkan poligami dengan syarat-syarat tertentu. sebelum turun ayat ini
poligami sudah ada, dan pernah pula dijalankan oleh Para Nabi sebelum Nabi Muhammad s.a.w. ayat
ini membatasi poligami sampai empat orang saja
211
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
qasatha artinya menjadi tidak jujur atau tidak adil; Qasith merupakan orang
zalim atau tidak jujur, seorang penindas, Muqhsit adalah orang yang adil
dalam keputusan atau ketetapannya, dan qisth artinya bagian, kesatuan, atau
porsi sesuatu. Qasithun, kata benda pluralnya, adalah orang-orang yang
menyimpang dari keadilan. Allah berfirman: “Dan adalah bagi mereka yang
menyimpang, mereka akan menjadi bahan bakar mereka.” (QS 72:15). Qisth artinya
penerapan keadilan dengan mengambil sesuatu yang telah diperoleh
seseorang secara tak sah dan mengembalikkanya kepada pemiliknya yang
sah. Iqsah artinya seseorang diberi bagiannya sendiri yang halal dimana
orang lain telah mengambilnya secara tak sah (secara paksa atau lainnya); ia
pun disebut inshaf, menjalankan persamaan. Qasatha artinya seseorang
menjadi zalim, sedangkan Aqsatha artinya bahwa ia menjadi jujur dan adil.
Al-Muqhsit adalah yang Maha Kuasa, yakni Zat yang jujur dan adil dalam
semua keputusan dan ketetapannya. Al-Muqhsit muncul untuk
menyelamatkan orang-orang tertindas dan meneggakan keadilan.
212
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al- Jami‟
Yang Maha Penghimpun
At-Taghabun : 9).
“Dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain
beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain.
dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”. (QS. Az-
Zukhruf : 32).
(menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya". Sesungguhnya
Allah tidak menyalahi janji”. (Qs. Ali-Imran : 9).
Al- Jami‟ Adalah sebuah sifat Allah diturunkan dari jami‟, akar katanya,
yang berarti: mengumpulkan, menyatukan, atau menggabungkan. Hari
perkumpulan adalah hari pengadilan. Ia sebut demikian karena Allah akan
mengumpulkan seluruh makhluknya dari generasi pertama hingga generasi
213
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
terakhir, dari golongan jin dan manusia, semua penduduk langit dan bumi,
dan setiap hamba Allah dan perbuatannya, setiap penindas dan yang
ditindas, dan setiap nabi dan kaumnya. Dia juga akan menggabungkan
antara ganjaran bagi mereka yang menaatiNya dan hukuman bagi mereka
yang mendurhakaiNya.
214
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Ghaniy Wa Al-Muqhniy
Yang Maha Kaya dan pemberi Kekayaan
“Dan jika kamu khawatir menjadi miskin110 Maka Allah nanti akan
“Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah
yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji”. (QS. Fathir : 15).
110
Karena tidak membenarkan orang musyrikin mengerjakan haji dan umrah, karena
pencaharian orang-orang Muslim boleh Jadi berkurang.
111
Salah satu cara dalam agama Islam untuk menghilangkan perbudakan, Yaitu seorang
hamba boleh meminta pada tuannya untuk dimerdekakan, dengan Perjanjian bahwa budak itu akan
membayar jumlah uang yang ditentukan. Pemilik budak itu hendaklah menerima Perjanjian itu kalau
budak itu menurut penglihatannya sanggup melunasi Perjanjian itu dengan harta yang halal.
215
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
216
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
217
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Mani‟
Yang Maha Mencegah/Membela
Al- Mani‟ adalah satu dari sekian sifat Allah yang diturunkan dari
Mani‟, lawan dari memberikan atau melimpahi. Ia juga berarti melindungi,
menghentikan sesuatu dari gangguan dari yang lain atau satu kelompok
manusia dari gangguan manusia lainnya.
112
Orang yang belum sempurna akalnya ialah anak yatim yang belum balig atau orang
dewasa yang tidak dapat mengatur harta bendanya.
113
Yang dimaksud dengan ahli kitab ialah orang-orang Yahudi Bani Nadhir, merekalah yang
mula-mula dikumpulkan untuk diusir keluar dari Madinah.
218
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
beberapa sebab dan melarang yang lain; Dia memberikan segala sesuatu
yang menghasilkan manfaatnya dan melarang yang menimbulkan
kerusakannya. Dia memberi sebagian dan menahan kepada sebagian yang
lain. Daialah Al- Mu‟ti, iMaha Pemberi, sekaligus Al-Mani‟, Maha menahan. Dia
menunda pemberian kepada siapa saja yang dia kehendaki dan penundaanya
bisa mengandung pemberian terselubung. Dia menjadikan sebagian orang
kaya dengan memberikan mereka kekayaan, dan Dia menghentikan
pemberian kepada siapa saja yang Dia kehendaki untuk menguji mereka
pada penderitaan. Dia bisa mencabut dari seorang hambNya kenikmatan
kesehatan dan kecantikan yang baik dan menjadikannya ridha akan
keputusanNya. Al- Mani‟ adalah sekaligus juga Al- Mu‟ti: karena dalam
penahanan ada peberian, dan dalam pemberian ada penahanan.
219
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Rasulullah Saw biasa berdoa selepas shalat dengan doa: “Ya Allah,
tiada Tuhan selain Engkau, Mahaesa dan Tuhan satu-satunya,kepunyaanNya adalah
kerajaan, bagiNya segala pujian dan Dia bisa melakukan segala sesuatu. Ya Allah,
tak seorang pun yang bisa menghalangiMu sesuatu yang kauberikan atau tak
seorang pun yang bisa memberi sesuatu yang kau tahan, dan tak seorang pun yang
mampu menghentikan terlaksananya kehendakMu.”
220
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Dhar, Al-Nafi‟
Yang Memberi Derita, Memberi Manfaat
“Dan kalau Kami turunkan kepadamu tulisan di atas kertas, lalu mereka
dapat menyentuhnya dengan tangan mereka sendiri, tentulah orang-orang kafir itu
berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata." (QS. Al-An‟am : 7).
“ Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain nya jika (Allah) yang
Maha Pemurah menghendaki kemudharatan terhadapku, niscaya syafaat mereka
tidak memberi manfaat sedikitpun bagi diriku dan mereka tidak (pula) dapat
menyelamatkanku?” (QS. Yasin :23).
221
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
222
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Ad_Dharr, Al-Nafi‟ adalah Zat yang dariNya segala sesuatu yang baik
ataupun yang buruk terpancar; semuanya disandarkan kepada Allah dan
dijalankan melalui para malaikat, manusia, benda-benda tak bernyawa, atau
melalui sarana-sarana lain; maka, janganlah mengira bahwa racun, misalnya,
membunuh dengan sendirinya memuaskan rasa lapar. Malaikat, manusia,
setan atau segala sesuatu yang ada seperti planet-planet, atau benda-benda
223
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Barang siapa mengingat kedua sifat ini akan tunduk sepenuhnya kepada
Allah dan akan senantiassa merasa bahwa segala sesuatu berasal dariNya
dan kembali kepadaNya.
224
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Nur
Yang Maha Pemberi/Pemilik Cahaya
“Dan Apakah orang yang sudah mati 115 kemudian Dia Kami hidupkan dan
Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu Dia dapat
berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang
keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari
padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang
telah mereka kerjakan. (QS. Al-An‟am : 122).
seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu)
pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah
barat(nya)117 yang minyaknya (saja) Hampir-hampir menerangi, walaupun tidak
disentuh api. cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada
cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-
114
Maksudnya: Allah menjadikan semua yang disebutkan itu bukanlah dengan percuma,
117
Maksudnya: pohon zaitun itu tumbuh di puncak bukit ia dapat sinar matahari baik di
waktu matahari terbit maupun di waktu matahari akan terbenam, sehingga pohonnya subur dan
buahnya menghasilkan minyak yang baik.
225
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha mengetahui se gala sesuatu”. (QS. An-
Nur : 35).
Ibn „Abbas mengatakan bahwa arti ayat ini adalah bahwasanya Allah
adalah pembimbing para penduduk langit dan bumi; perumpamaan
226
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
118
Doa senada dengan redaksi yang lebih pendek diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas oleh
Bukhari: Allahumaj‟alfi qalbi nuran, wa fi bashari nuran, wa fi sam‟i nuran, wa „an yamini nuran, wa
„an yasari nuran, wa fauqi nuran, wa tahti nuran, wa amami nuran, wa khalfi nuran, waj‟alli
nuraa(n).
227
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Hadiy
Yang Maha Pemberi Petunjuk
Quran Itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka
kepadanya dan Sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang
beriman kepada jalan yang lurus”. (QS. Al-hajj : 54).
“Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap Nabi, musuh dari
orang-orang yang berdosa. dan cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan
penolong”. (QS. Al-Furqan : 31)
“Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang-
orang yang buta (mata hatinya) dari kesesatannya. dan kamu tidak dapat
memperdengarkan (petunjuk Tuhan) melainkan kepada orang-orang yang beriman
dengan ayat-ayat Kami, mereka Itulah orang-orang yang berserah diri (kepada
Kami)”. (QS. Ar-rum : 53).
“Barangsiapa yang Allah sesatkan 119 Maka baginya tak ada orang yang akan
memberi petunjuk. dan Allah membiarkan mereka terombang-ambing dalam
kesesatan”. (QS. Al-A‟raf : 186).
119
Disesatkan Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau
memahami petunjuk-petunjuk Allah. dalam ayat ini, karena mereka itu ingkar dan tidak mau
memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan, Maka mereka itu menjadi
sesat.
228
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
petunjuk tersebut. Bimbingan atau petunjk artinya membawa hati lebih dekat
kepada Yang Maha Kuasa.
229
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Badi‟
Pencipta Permata
“Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk
“Dia Pencipta langit dan bumi. bagaimana Dia mempunyai anak Padahal Dia
tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala
sesuatu”. (QS. Al-An‟am : 101).
230
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
suatu alat atau material apapun, tanpa dibatasi ruang dan waktu agar bisa
melakukannya.
231
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Baqi‟
Yang Maha Kekal
yang lain. tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. tiap-tiap sesuatu
pasti binasa, kecuali Allah. bagi-Nyalah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah
kamu dikembalikan”. (QS. Al-Qashash : 88).
“Dan apa saja120 yang diberikan kepada kamu, Maka itu adalah ke- nikmatan
hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan
Al-Baqi‟ adalah salah satu sifat-sifat Allah yang akar katanya adalah
baqa‟ : lawan kata dari kebinasaan. Ia juga berarti: ketaatan kepada Allah dan
mengharap ganjaran-ganjaranNya, atau kedudukan kebaikan yang tak akan
hilang-hilang.
120
Maksudnya: hal-hal yang berhubungan dengan duniawi Seperti, pangkat kekayaan
keturunan dan sebagainya.
232
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Subjek dari ketahanan dan durasi yang disandarkan Allah dalam Al-
Qur‟an:
“...amal-amal saleh yang kekal itu paling baik pahalanya disisi TuhanMu dan
paling baik tempat kembalinya (penghabisan). (QS. 19:76).
“...karena ketentuan Allah lebih baik dan lebih kekal.” (QS. 42:36).
“...dan apa yang ada pada Tuhan adalah lebih baik dan lebih abadi bagi orang-
orang yang percaya dan pada Tuhan mereka berserah diri.” (QS. 42 : 36).
“Dan wajah Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Mulia akan kekal selama-
lamanya.” (QS. 55:27).
Nasib baik yang bisa dicapai seorang hamba Allah apabila ia sering
mengingat sifat ini adalh bahwa Yang Maha Kuasa akan menyingkapkan
kepadanya fakta-fakta abadi dan akaan menjadikannya melihat jalan-jalan
kebinasaan, maka ia akan lari segera ke Al-Baqi‟ dan menghiasi perilakunya
dengan makna sifat-sifat petunjuk moralnya.
233
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Al-Warits
Yang Maha Mewarisi
“Dan Kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu, negeri-negeri
bahagian timur bumi dan bahagian baratnya 121 yang telah Kami beri berkah padanya.
dan telah sempurnalah Perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani
Israil disebabkan kesabaran mereka. dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat
Fir'aun dan kaumnya dan apa yang telah dibangun mereka” (QS. Al-A‟raf : 137)
“Itulah syurga yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang
selalu bertakwa”. (QS. Maryam :63).
Akar kata sifat Al-Warits adalah Waratsa, mewarisi: Dia akan mewarisi
semua makhluk setelah kehancuran mereka. Segala sesuatu telah dia berikan
kepada mereka-akan musnah; eksistensi mereka juga apa-apa yang telah Dia
121
Maksudnya: negeri Syam dan Mesir dan negeri-negeri sekitar keduanya yang pernah
dikuasai Fir'aun dahulu. sesudah kerjaan Fir'aun runtuh, negeri-negeri ini diwarisi oleh Bani Israil.
122
Mewarisi bumi Maksudnya: setelah alam semesta ini hancur semuanya, Maka Allah-lah
yang kekal.
123
Maksudnya: zina, homoseksual, dan sebagainya.
234
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Apa yang hamba Allah miliki akan kembali kepadaNya; tidak ada
sekutu bagiNya, Al-Warits adalah Zat yang kepadaNya semua kepemilikan
akan kembali setelah kematian “para pemiliknya”. Dialah Zat yang akan
menyeru pada hari itu, sebagaimana dalam (QS. Al-Mukminun : 16) .
“Kepunyaan siapakah kerajaan hari ini? Dan Dialah akan menjawab dengan
mengatakan, “(Kerajaan ini) adalah kepunyaan Allah Yang Mahaesa, Maha
Mengalahkan!”. Kebanyakan orang keliru bahwa mereka memiliki
kepemilikan yang menjadi milik mereka sendiri, namun hakikat materi akan
disingkapkan di depan mata mereka pada hari itu.
“Dan sesungguhnya hanyalah kami (dan tak seorang pun yang lain) yang
menghidupkan dan mematikan dan kami adalah satu-satuNya yang mewarisi.” (QS.
15:23).
”Sesungguhnya kami mewarisi bumi dan semua orang yang diatasnya, dan
hanya kepada Kamilah mereka akan dikembalikan.” (QS. 19:40).
“Ya TuhanKu! Janganlah Engkau tinggalkan aku seorang diri (tanpa seorang
anak) dan Engkaulah adalah Waris Yang paling Baik!” (QS. 21:89).
Rasulullah Saw biasa berdoa seperti ini , “Ya Allah, aku memohon
235
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Ar-Rasyid
Yang Maha Tepat Tindakan-Nya
“Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke
sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang
mereka berada dalam tempat yang Luas dalam gua itu. itu adalah sebagian dari
tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, Maka
Dialah yang mendapat petunjuk; dan Barangsiapa yang disesatkan-Nya, Maka kamu
tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk
kepadanya”. (QS. Al-Kahfi : 17)
keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran,
kefasikan, dan kedurhakaan. mereka Itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang
lurus” , (QS. Al-Hujurat : 7).
124
Menurut riwayat, ada beberapa orang Quraisy bertanya kepada Nabi Muhammad s.a.w.
tentang roh, kisah ashhabul kahfi (penghuni gua) dan kisah Dzulqarnain lalu beliau menjawab,
datanglah besok pagi kepadaku agar aku ceritakan. dan beliau tidak mengucapkan Insya Allah (artinya
jika Allah menghendaki). tapi kiranya sampai besok harinya wahyu terlambat datang untuk
menceritakan hal-hal tersebut dan Nabi tidak dapat menjawabnya. Maka turunlah ayat 23-24 di atas,
sebagai pelajaran kepada Nabi; Allah mengingatkan pula bilamana Nabi lupa menyebut insya Allah
haruslah segera menyebutkannya kemudian.
236
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Jika seorang ingin berada diatas jalan yang benar, petunjukNya, akan
sebanding dengan pengaturan singkatnya dalam pencapaian tujuan-tujuan
duniawi dan agamanaya. Al-Rasyid, dalam suatu cara dimana sepatutnya ia
bersandar kepada Tuhannya, Al-Rasyid untuk membimbingnya. Kemudian
Tuhannya akan memimpinnya untuk memperbaharui dirinya. Dan
mengembalikan segala nurusan kepadaNya. Sebagaimana ia (Musa)
memalingkan wajahnya kearah Madyan dan berkata, “Mudah-mudahan
237
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Tuhanku akan memberi petunjuk kepadaku yang lebih dekat dari pada ini ke (jalan)
yang benar.” (QS.18:24).
238
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
As-Shabur
Yang Maha Penyabar
“Dan Kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu, negeri-negeri
bahagian timur bumi dan bahagian baratnya 126 yang telah Kami beri berkah padanya.
dan telah sempurnalah Perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani
Israil disebabkan kesabaran mereka. dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat
Fir'aun dan kaumnya dan apa yang telah dibangun mereka.” (QS. Al-„A‟raf : 137.).
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan
pahala mereka tanpa batas”. (QS. Az-Zumar : 10).
125
Yang dimaksud dengan sabar ialah sabar dalam menegakkan kebenaran.
126
Maksudnya: negeri Syam dan Mesir dan negeri-negeri sekitar keduanya yang pernah
dikuasai Fir'aun dahulu. sesudah kerjaan Fir'aun runtuh, negeri-negeri ini diwarisi oleh Bani Israil.
239
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
menundukkan bahwa Dia beranak, tetapi Dia justru memaafkan dan malah masih
member rezeki pada mereka” (HR. Muslim).
240
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
DAFTAR PUSTAKA
“Hal - Hal yang Wajib Diketahui Setiap Muslim” Cet. III Th. 1417 H – 1997 M,
Pustaka Imam Asy-Syafi‟i. Penerbit Penebar Sunnah. Jakarta. 2007.
241
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
Muktafiah. Asmaul Husna for Successful & Happy Life. Cetakan I, Penerbit
Real Books. Yogyakarta. 2013.
242
Teladan Akhlak
Azza‟ Wa Jalla‟
TENTANG PENULIS
Ajrul Mukhsinin juga aktif dalam Dakwah Remaja Islam Masjid, dan Lembaga Dakwah
Mahasiswa Islam yang lagi dibentuk dan dikembangkannya melalui jalur organisasi kemahasiswaan.
diCurup-Bengkulu.
Akhirnya penulis bemunajat kepada Allah semoga apa yang menjadi cita-cita tercapai dan
mendapat RidhoNya. Do’a dari pembaca sangat diharapkan, semoga Allah Subhanallah wa Ta’ala