I. PENGERTIAN
Preeklamsi merupakan gangguan hipertensi yang terjadi pada ibu hamil dengan
usia kehamilan lebih dari 20 minggu yang ditandai dengan meningkatnya tekanan
darah ≥ 140/90 MmHg disertai dengan edema dan proteinuria ( Faiqoh,2014).
Preeklamsi merupakan kondisi spesifik pada kehamilan yang ditandai dengan
tingginya tekanan darah, tingginya kadar protein dalam urine serta edema. Diagnosis
preeklamsia ditegakkan berdasarkan adanya hipertensi spesifik yang disebabkan
kehamilan disertai dengan gangguan system organ lainnya pada usia kehamilan diatas
20 minggu. Preeklamsia, sebelumnya selalu didefenisikan dengan adanya hipertensi
dan proteinuria yang baru terjadi pada kehamilan (new onset hypertension with
proteinuria) ( POGI, 2016 ).
Meskipun kedua kriteria ini masih menjadi definisi klasik preeklamsia, beberapa
wanita lain menunjukkan adanya hipertensi disertai gangguan multisistim lain
menunjukkan adanya hipertensi disertai gangguan multisystem lain yang
menunjukkan adanya kondisi berat dari preeklamsia meskipun pasien tersebut tidak
mengalami proteinuria. Sedangkan, untuk edema tidak lagi di pakai sebagai kriteria
diagnostic karena sangat banyak ditemukan pada wanita dengan kehamilan normal
( POGI, 2016).
II. TANDA DAN GEJALA
Tanda klinis utama dari preeklampsia adalah tekanan darah yang terus meningkat,
peningkatan tekanan darah mencapai 140/90 mm Hg atau lebih atau sering ditemukan
nilai tekanan darah yang tinggi dalam 2 kali pemeriksaan rutin yang terpisah. Selain
hipertensi, tanda klinis dan gejala lainnya dari preeklamsia adalah :
1) Tekanan darah sekurang-kurangnya 160 mmHg sistolik atau 110
mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 15 menit menggunakan lengan
yang sama.
2) Trombositopenia : trombosit < 100.000 / mikroliter.
3) Nyeri di daerah epigastrik / regio kanan atas abdomen.
4) Edema Paru.
5) Didapatkan gejala neurologis : stroke, nyeri kepala, gangguan visus.
6) Oligohidramnion
Beberapa penelitian terbaru menunjukkan rendahnya hubungan antara kuantitas
protein urin terhadap luaran preeklampsia, sehingga kondisi protein urin masif ( lebih
dari 5 g) telah dieleminasi dari kriteria pemberatan preeklampsia (preeklampsia berat).
Kriteria terbaru tidak lagi mengkategorikan lagi preeklampsia ringan, dikarenakan
setiap preeklampsia merupakan kondisi yang berbahaya dan dapat mengakibatkan
peningkatan morbiditas dan mortalitas secara signifikan dalam waktu singkat (POGI,
2016).
III. ETIOLOGI
Sampai dengan saat ini penyebab utama preeklamsia masih belum diketahui
secara pasti. Beberapa ahli percaya bahwa preeklamsia diawali dengan adanya
kelainan pada plasenta, yaitu organ yang berfungsi menerima suplai darah dan nutrisi
bagi bayi selama masih di dalam kandungan.
Teori lain menjelaskan preeklampsia sering terjadi pada Primigravida, Kehamilan
Post Matur /Post Term serta Kehamian Ganda. Berdasarkan teori teori tersebut
Preeklamsi sering juga disebut “ Deseases Of Theory “. Beberapa landasan teori yang
dapat dikemukakan diantaranya adalah (Nuraini, 2011) :
1) Teori Genetik
Berdasarkan pada teori ini preeklampsia merupakan penyakit yang dapat diturunkan
atau bersifat heriditer, faktor genetik menunjukkan kecenderungan meningkatnya
frekuensi preeklampsi pada anak-anak dari ibu yang menderita preeklampsia, serta
peran Renin-Angiotensin- Aldosteron-System (RAAS) dimana enzim renin merupakan
enzim yang dihasilkan oleh ginjal dan berfungsi untuk meningkatkan tekanan darah
bekerja sama dengan hormon aldosteron dan angiotensin lalu membentuk sistem.
2) Teori Immunologis
Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan jarang timbul padakehamilan
berikutnya. Hal ini dapat diterangkan bahwa pada kehamilan pertama pembentukan
blocking antibodies terhadap antigen plasenta tidak sempurna.
3) Teori Prostasiklin & Tromboksan
Pada preeklampsia didapatkan kerusakan pada endotel vaskuler, sehingga terjadi
penurunan produksi prostasiklin yang pada kehamilan normal meningkat, aktifitas
penggumpalan dan fibrinolisis, yang kemudian akan diganti trombin dan plasmin.
Trombin akan mengkonsumsi antitrombin menyebabkan pelepasan tromboksan dan
serotonin, sehingga terjadi vasospasme dan kerusakan endotel.
Menurut Marianti (2017) selain Primigravida, Kehamilan Ganda serta Riwayat
Preeklampsia, beberapa faktor lainnya yang bisa meningkatkan resiko preeklamsia
antara lain adalah :
1) Malnutrisi Berat.
2) Riwayat penyakit seperti : Diabetes Mellitus, Lupus, Hypertensi
dan Penyakit Ginjal.
3) Jarak kehamilan yang cukup jauh dari kehamilan pertama.
4) Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
5) Obesitas.
6) Riwayat keluarga dengan preeklampsia.
IV. PATOFISIOLOGI
Pada preeklampsia terjadi spasme pembuluh darah yang disertai dengan retensi air
dan garam. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerolus. Pada
beberapa kasus, lumen aretriola sedemikan sempitnya sehingga nyata dilalui oleh satu
sel darah merah. Jadi jika semua arteriola di dalam tubuh mengalami spasme maka
tekanan darah akan naik, sebagai usaha untuk mengatasai kenaikan tekanan perifer
agar oksigen jaringan dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan berat badan dan edema
yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan interstisial
belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam. Proteinuria dapat
disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada glomerolus.
Vosokontriksi merupakan dasar patogenesis preeklampsia yang dapat menimbulkan
peningkatan total perifer resisten dan menimbulkan hipertensi. Adanya vasokonstriksi
juga akan menimbulkan hipoksia pada endotel setempat, sehingga terjadi kerusakan
endotel, kebocoran arteriola disertai perdarahan mikro tempat endotel.
Pada preeklampsia serum antioksidan kadarnya menurun dan plasenta menjadi
sumber terjadinya peroksidase lemak. Sedangkan pada wanita hamil normal,
serumnya mengandung transferin, ion tembaga dan sulfhidril yang berperan sebagai
antioksidan yang cukup kuat. Peroksidase lemak beredar dalam aliran darah melalui
ikatan lipoprotein. Peroksidase lemak ini akan sampai kesemua komponen sel yang
dilewati termasuk sel- sel endotel tersebut. Rusaknya sel-sel endotel tersebut akan
mengakibatkan antara lain ; adhesi dan agregasi trombosit, gangguan permeabilitas
lapisan endotel terhadap plasma, terlepasnya enzim lisosom, thromboksan dan
serotonin sebagai akibat rusaknya trombosit. Produksi tetrasiklin terhenti,
terganggunya keseimbangan prostasiklin dan tromboksan, terjadi hipoksia plasenta
akibat konsumsi oksigen dan perioksidase lemak (Nuraini, 2011)
V. PATHWAY
Diagnosa Keperawatan
Menurut Herdman (2012), diagnosa keperawatan yang mungkin muncul yaitu sebagai
berikut :
a. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan preeklamsia
berat.
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ventilasi-perfusi akibat
penimbunan cairan paru : adanya edema paru
c. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan preload dan afterload.
d. Kelebihan volume cairan berhiubungan dengan gangguan mekanisme regulasi
e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
Intervensi Keperawatan
Ukuran
pupil 4 4
Pupil
reaktif 3 4
Pola
pergerak 3 4
an mata
Pola 3 5
nafas
TTV
dalam 3 4
batas
normal
Pola
istirahat 3 4
dan tidur
Tidak
muntah 5
5
Keterangan :
1=Keluhan ekstrim
2=Keluhan substansial
3=Keluhan sedang
4=Keluhan ringan
5=Tidak ada keluhan
Nama : Ny, S
Umur : 36 thn
Agama : Islam
Pendidikan : sarjana
Pekerjaan : Karyawan
5. Hamil ini
1. Pernapasan
2. Kardiovaskuler
3. Pencernaan
Mulut/ gigi: -
4. Eliminasi
Persepsi ....................................
Masalah ....................................
6. Nutrisi
Jumlah 2-3x/hari
7. Cairan
Jumlah 1500cc/hari
8. System reproduksi
9. Pigmentasi
Kloasma .....................
Linea nigra...................
Striae ............................
Makan instant
Senam hamil
Perawatan payudara
PENGKAJIAN INTRANATAL
DATA UMUM
Pekerjaan : Karyawan
Agama : Islam
Obat-obatan : Nipedipine 10 mg PO
Diet khusus :-
Lain-lain sebutkan : -.
Masalah :-
Rencana KB : Ya
Pemeriksaan fisik :
- payudara : simetris
- abdomen (secara umum & pemeriksaan obstetric) : inspeksi tampak membesar, auskultasi
bising usus normal, palpasi terjadi pembesaran abdomen sesuai usia kehamilan
- kontraksi ; -
- ekstremitas (edema/tidak)
- refleks : normal
DATA PSIKOSOSIAL
PENGKAJIAN AWAL
KALA PERSALINAN
KALA I
Dexamethasone 3 x1 amp
Furosemide 3 x 1 amp
Amlodipine 1 x 10 mg
Dopamet 3 x 500 mg
Clonidine 3 x 0,15 mg
KALA II
Tindakan : .............................................
CATATAN KELAHIRAN
Bonding ibu dan bayi: setelah bayi dibersihkan ibu melakukan IMD
Tanda-tanda vital : TD 180/100 mmhg Nadi: 85x mnt suhu: 36 ℃ .p: 25x/mnt
Dexamethasone 3 x1 amp
Furosemide 3 x 1 amp
Amlodipine 1 x 10 mg
Dopamet 3 x 500 mg
Clonidine 3 x 0,15 mg
KALA III
- Ukuran : 22 cm
Kebutuhan khusus klien: Post op observasi di ICU dan transfusi PRC 500 ml
Tindakan : SC
Dexamethasone 3 x1 amp
Furosemide 3 x 1 amp
Amlodipine 1 x 10 mg
Dopamet 3 x 500 mg
Clonidine 3 x 0,15 mg
KALA IV
Perdarahan : .....................karakteristik.......................
Tindakan : .......................
FORMAT PENGKAJIAN
I. Identitas Klien
Nama : Ny. S
Umur : 36 thn
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan
Pendidikan : Sarjana
Diagnosa medis : Post SC a/I PEB + BSC 1X, Trombositopenia, Retinopati hipertensi
Nama : Tn. M
Umur : 40 thn
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan
Pendidikan : Sarjana
3. abortus
4. abortus
Keluhan Utama Saat Pengkajian: Pasien mengatakan pusing, pandangan buram sudah 2 hari
Masalah prenatal : periksa kehamilan 1x ANC di bidan, mendapatkan vitamin daan nasihat untuk
mengatur pola makan rendah garam, dan kontrol rutin.
Riwayat Kesehatan Yang Lalu:DM (-),Hipertensi (-), Sakit kejang (-),riwayat jantung (-) abortus (+)
Kepala: simetris
Muka :simetris
Dada (jantung, paru, payudara): thorax : Cor : S1 S2 tunggal, Reguler, Mur (-), Gal (-) Pulmo : Ves
+/+, Rh -/-, Whez -/-
Abdomen
Perineum
- Kebersihan: baik
Genitalia Jumlah Warna Konsistensi Nyeri Bau
Fluor albus -
Lochea -
Luka episiotomi -
Pemasanagn
kateterisasi
1200ml keruh keruh - -
Hemoroid :-
Varises :-
Homan’s sign :-
Konsep diri
Peran diri
Identitas diri
Harga diri
HT: 45 HT: 45
HbsAg:- HbsAg:-
DO : ↓
HR 84X/MNT ↓
S: 36.6 ↓
HR 84X/MNT ↓
RR :21X/MNT Vasospasme
S: 36.6 ↓
↓
HT: 45
Hipertensi
LEUKO: 15.930
↓
TROMB: 80.000
Penurunan curah jantung
HbsAg:-
Prot.urine: +++
K+ : 2,7 mEq/L
SGPT : 84 U/L
S: 36.6 Vasospasme
-HB :10,9 ↓
LEUKO: 15.930 ↓
SGOT : 68 U/L
SGPT : 84 U/L
Ro.thorax : kesan tampak efusi
pleura
No Tujuan Intervensi
Diagnos
a
motorik
dbn
Ukuran
pupil 4 4
Pupil
reaktif 3 4
Pola
pergeraka 3 4
n mata
Pola nafas 3 5
TTV
dalam 3 4
batas
normal
Pola
istirahat 3 4
dan tidur
Tidak
muntah 5 5
Keterangan :
1=Keluhan ekstrim
2=Keluhan substansial
3=Keluhan sedang
4=Keluhan ringan
8.Pusing (5)
XI. Catatan tindakan dan perkembangan keperawatan
3. Monitor S: 36.6
ukuran pupil,
-Pasien saat
bentuk,kesimetris disuruh buka
mata tidak bisa
an dan reaktivitas
karena pusing
Hasil : pupil isokor
-Pasien tampak
ka/ki, simetris mual
ka/ki, relek
A : Masalah
cahaya +/+ belum teratasi
4. Monitor P : -Rencana
status oprasi cito
6. Monitor -Persiapan
tanda-tanda vital : ruangan ICU post
op
suhu,tekanan
darah, denyut
nadi dan respirasi
D 210/100 mmhg
HR 84X/MNT
RR :21X/MNT
S: 36.6
-HB :10,9
HT: 45
LEUKO: 15.930
TROMB: 80.000
7. Beri jarak
kegiatan
keperawatan yang
diperlukan yang
bisa
meningkatkan
tekanan
intrakranial
8. Beri tahu
dokter mengenai
perubahan
kondisi pasien.
Hasil :
TD 210/100 mmhg
HR 84X/MNT
RR :21X/MNT
S: 36.6
-HB :10,9
HT: 45
LEUKO: 15.930
TROMB: 80.000
HbsAg:-
Prot.urine: +++
K+ : 2,7 mEq/L
SGPT : 84 U/L
Ro.thorax : kesan
tampak efusi pleura
-tampak edema di
extremitas bawah.
SWAB ANTIGEN En
SARS-CoV-2 :
NEGATIF
kelelahan,pusing, P :-kolaborasi
melamun,edema, dengan dokter:
TD 210/100 mmhg
HR 84X/MNT
RR :21X/MNT
S: 36.6
-pasien
mengatakan
pusing,pandangan
buram
3.Monitor dan
catat tekanan
darah,denyut
jantung,irama dan
denyut nadi)
Hasil :
TD 210/100 mmhg
HR 84X/MNT
RR :21X/MNT
S: 36.6
4.Tinggikan
kepala tempat
tidur
Hasil : head up 30
derajat
5.Monitor kadar
elektrolit
Hasil :
K+ : 2,7 mEq/L
Clor : 102 mEq/L
6.Jaga
keseimbangan
cairan dengan
pemberian cairan
iv atau diuretik
Hasil :
-furosemide 3x1
7.Berikan obat
vasodilator dan
vasokontriksi
Hasil :
-furosemide 3x1
-amlodipine
1x10mg
-dopamet
3x500mg
-clonidin 3x0,15
mg
8.Pasang kateter
urine
Hasil : dower
kateter no.16
terpasang
9.Berkolaborasi
dengan
dokter,sesuai
indikasi
3. 23-05-2022 1. Jaga intake S : - RENTINA
Hasil : HR 84X/MNT
Intake :
RR :21X/MNT
1vfd : 1500 ml
S: 36.6
Minum : 500 ml
-HB :10,9
Output :
Urine : 500ml HT: 45
9. Konsultasikan
dengan dokter
jika tanda-tanda
dan gejala volume
cairan menetap
atau memburuk.
Hasil : adanya
edema di
ekstremitas
bawah.
-pada rontgen
thorax : kesan
tampak efusi
pleura