Pedoman Jaringan Dan Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan2
Pedoman Jaringan Dan Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan2
BAB I Pendahuluan
Fasilitas Kesehatan yang selanjutnya disingkat Faskes adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau Masyarakat.
Bagi fasilitas kesehatan tingkat pertama yang tidak memiliki sarana penunjang wajib membangun
jejaring dengan sarana penunjang . Jejaring adalah mekanisme kerjasama dimana terjadi hubungan kerja
sama yang dilakukan pihak Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dalam hal pelayanan yang tidak ada di
Puskesmas. Jika fasilitas kesehatan tingkat pertama tidak mempunyai sarana yang tidak terpenuhi
puskesmas. Kerjasama tersebut diharapkan menjadi dasar untuk meningkatkan pelayanan puskesmas
yang masih meiliki kekurangan dalam hal sarana dan fasilitas kesehatan melalui Proses Rujukan ke
faskes yang menjadi jejaring Puskesmas, Selain itu jugakerja sama tersebut dapt menjadi pedoman
untuk mengetahui data yang ada dilapangan terkait data kelahiran,data kematian dan masalah
kesehatan lainnya dan data kunjungan pelayanan.dan mencari tau penyebab kenaikan atau penurunan
dari data tersebut.
Jejaring puskesmas Gampin 1 yang belum meiliki kerjasama dengan Puskesmas Gamping 1, ada
beberapa yang tidak berijin. Hal ini menjadi Pekerjaan rumah bagi puskesmas selaku bagian dari dinas
kesehatan yang mengurus maslaha perijinan faskes. Puskesmas Gamping 1 wajib melakukan pembinaan
terkait faskes yang tidak berijijn atau tidak memperpanjang ijin prakteknya.Hal ini bertujuan untuk
mengurangi maslah adanya kelalaian dalam pelayanan kesehatan dan dapat menjadi paying hukum bagi
faskes tersebut.Sesuai Permenkes no 28 tahun 2011 Pasal 2 1 (1) Untuk mendirikan dan
menyelenggarakan klinik harus mendapat izin dari pemerintah daerah kabupaten/kota setelah
mendapatkan rekomendasi dari dinas kesehatan kabupaten/kota setempat.Dan Permenkes no 56 tahun
2014 Pasal 63 (1) Setiap Rumah Sakit wajib memiliki izin. Dan UU no 36 tahun 2014 Pasal 46 (1) Setiap
Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik di bidang pelayanan kesehatan wajib memiliki izin.
B. Tujuan
Dalam rangka meningkatkan kerjasma sama dengen jejaring yang ada di wilayah puskesams Gamping 1
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Sasaran
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan dari jaringan dan jejaring adalah seluruh kegiatan pembinaan yang
bersifat pelayanan di tempat pelayanan kesehatan yang ada dibawah wilayah puskesmas Gamping 1.
Dan jejaring yang ada adalah semua jenis-jenis pelayanan kesehatan yang ada di wilayah puskesmas
Gamping 1.
E. Batasan Operasional
Puskesmas meiliki Jejaring dan jaringan yang berada di wilayah kerja Puskesmas menurut
permenkes 43 tahun 2019. Pengertian jejaring adalah Jejaring fasilitas terdiri atas upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat,usaha kesehatan sekolah, klinik, rumah sakit, apotek,laboratorium, tempat
praktik mandiri Tenaga Kesehatan,dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya sedangkan menurut
Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2016, adalah dinyatakan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan wajib
menyampaikan laporan data kegiatan dan hasil kegiatan pelayanan kesehatan paling sedikit terdiri atas
data kelahiran,data kesakitan, data kematian dan masalah kesehatan lainnya dan data kunjungan
pelayanan.Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas pelayanan puskesmas didukung oleh jejaring
fasilitas pelayanan kesehatan maka puskesmas Gamping 1 perlu mengoptimalkam pembinaan dan
kerjasam dengan jejaring yang ada disekitar wilayah puskesmas. Agar memudahkan akses bagi
pelayanan kesehatanFaskes tersebut berupa Dokter/Bidan Praktek Swasta, Klinik, Rumah Sakit Umum
dan RS Swasta. Jejaring baik secara internal maupun eksternal harus dibangun bersama dengan seluruh
komponen yang terlibat dalam pelayanan. Berdasarkan Sesuai Permenkes no 28 tahun 2011 Pasal 21 (1)
Untuk mendirikan dan menyelenggarakan klinik harus mendapat izin dari pemerintah daerah
kabupaten/kota setelah mendapatkan rekomendasi dari dinas kesehatan kabupaten/kota setempat.
Dan Permenkes no 56 tahun 2014 Pasal 63 (1) Setiap Rumah Sakit wajib memiliki izin. Dan UU no 36
tahun 2014 Pasal 46 (1) Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik di bidang pelayanan
kesehatan wajib memiliki izinJadi Puskesmas harus melakukan pendataan dan pembinaan terhadap
faskes yang tidak berijin di wilayah Gamping 1
E. Landasan hukum
Semua karyawan dan karyawati puskemas terlibat dalam kegiatan jaringan dan jejaring pelayanan
kesehatan di UPT Puskesmas Gamping 1. Bagian-bagian yang terkait dalam jaringan dan jejaring di UPT
Puskesmas Gamping 1 :
1. Bagian Pendaftaran
3. Bagian KIA/ KB
4. Bagian Imunisasi
5. Bagian Laborat
6. Puskesmas Pembantu
7. Puskesmas Keliling
8. Pustu Gejawan
9. Pustu Jatisawit
3. RS Mitra Sehat
C. Jadwalal Kegiatan
1. Pengaturan kegiatan pembinaan jejaring dilakukan bersama oleh para pemegang program
dalam kegiatan lokakarya mini bulanan maupun tri bulanan/ lintas sektor dengan persetujuan
Kepala Puskesmas.
2. Jadwal kegiatan pembinaan jejaring dibuat untuk jangka waktu satu tahun, dan di break down
dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan pada awal bulan sebelum pelaksanaan
jadlal.
3. Secara keseluruhan jadwal dan rencana kegiatan pembinaan jejaring dikoordinasikan oleh
Kepala Puskesmas Gamping 1.
Adapun jadwal kegiatan upaya kesehatan dibagi menjadi 2, yaitu Jadwal Rutin (sesuai dengan RPK) dan
jadwal situasional.
Jadwal Kegiatan
Sosialisasi dan penyuluhan terkait peningkatan Sosialisasi dan penyuluhan kepada jejaring di
kerja sama mengenai pelaporan data kegiatan wilayah Kecamatan Gamping 1
pelayanan yang ada di faskes di wilayah Gamping
1
Monitoring dan evaluasi terkait pelaporan faskes Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
di wilayah Gamping 1 data yang sudah diberikan oleh Faskes yang
bekerja sama dengan Puskesmas Gamping 1
Pendataan dan pembinaan faskes yang belum Melakukan pendataan ke lapangan terkait faskes
berijin atau belum memperpanjang ijin yang belum berijin Melakukan pembinaan bagi
faskes yang belum berijin atau belum
memperpanjang ijin
BAB III STANDAR FASILITAS
A.Denah Ruang
Koordinasi pelaksanaan pembinaan jejaring dilakukan oleh penanggungjawab Program di dalam gedung
Puskesmas untuk Pelaksanaan sosialisasi dan pembinaan jejaring dilakukan di aula Puskesmas Gamping
1. Untuk kegiatan luar gedung petugas mendatangi sasaran di rumah/fasilitas atau di tempat yang sudah
disepakati untuk melakukan kegiatan.
B. Standar Fasilitas
Untuk mendukung tercapainya tujuan kegiatan pembinaan jejaring Puskesmas Gamping 1 memiliki
fasilitas penunjang sebagai berikut:
A. Lingkup Kegiatan
a. Sosialisasi dan penyuluhan terkait peningkatan kerja sama mengenai pelaporan data kegiatan
pelayanan yang ada di faskes di wilayah Gamping 1
b. Monitoring dan evaluasi terkait pelaporan faskes di wilayah Gamping 1
c. Pendataan dan pembinaan faskes yang belum berijin atau belum memperpanjang ijin
d.
B. Metode
Dalam upaya mencapai tujuan tercapainya Pembinaan Jejaring diperlukan peran petugas kesehatan dan
fasilitator, dimana petugas kesehatan memberikan pembinaan dan fasilitator bertanggungjawab
melakukan hal-hal yang sudah disampaikan oleh petugas kesehatan dari puskesmas Sawangan. Metode
yang digunakan adalah:
1. Pendataan sasaran
C. Langkah Kegiatan
a. Pendataan
c. Pembinaan
a. Perencanaan (P1)
Petugas merencanakan kegiatan pembinaan dan pendataan Jejaring (yang bersumber dari dana
BLUD) atau melalui RKA BOK (yang bersumber dari dana Bantuan Operasional Kesehatan) dan
melalui RKA yang bersumber dari dana APBD.
2) Mengkoordinasikan dengan bendahara BLUD, sumber dana APBD dan bendahara BOK
4) Melaksanakan kegiatan
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan pembinaan jejaring direncanakan
dalam pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas sektor sesuai dengan tahapan kegiatan dan
metoda pemberdayaan yang akan dilaksanakan.
Kegiatan di dalam gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana antara lain :
- Meja, Kursi
-Daftar Hadir
-LCD
-Laptop
-Leaflet
-fc
-Daftar hadir
-Undangan
-ATK
-Alat peraga penyuluhan sesuai materi
Kegiatan di luar gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana yang meliputi :
- ATK
Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator Jejaring berkoordinasi dengan petugas
pengelola barang dan dibahas dalam pertemuan mini lokakarya Puskesmas untuk mendapatkan
persetujuan Kepala Puskesmas. Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan
direncanakan oleh koordinator kesehatan lingkungan berkoordinasi dengan bendahara puskesmas dan
dibahas dalam kegiatan mini lokakarya puskesmas untuk selanjutnya dibuat perencanaan kegiatan ( POA
– Plan Of Action ).
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak, baik resiko yang terjadi
pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko yang terjadi pada petugas sebagai pelaksana
kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan karena masyarakat tidak hanya menjadi sasaran
satu kegiatan saja melainkan menjadi sasaran banyak program kesehatan lainnya. Tahapan – tahapan
dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain :
1. Identifikasi Resiko.
2. Analisis Resiko.
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau dampak dari pelaksanaan
kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah-langkah yang akan
diambil dalam menangani resiko yang terjadi.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi resiko atau
dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan
langkah yang tepat dalam mengatasi resiko atau dampak yang terjadi.
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan sedang berjalan
Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari-hari sering disebut Safety saja,
secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah petugas dan hasil kegiatannya. Dari segi keilmuan
diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan.
Keselamatan kerja bagi petugas pelaksana pelayanan pembinaan jejaring disini lebih terkait
pada perlindungan fisik petugas terhadap resiko pekerjaan. Dalam penjelasan undang-undang nomor 23
tahun 1992 tentang kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus
melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga,
masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan menilai
mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan dengan aktifitas pengawasan mutu,
sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat
berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator sebagai berikut:
5. Tercapainya indikator
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang ditemukan dibahas pada
tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.
BAB IX PENUTUP
Pedoman pelaksanaa pembinaan jejaring ini dibuat untuk memberikan petunjuk dalam
pelaksanaan kegiatan ke pada jejaring yang ada di wilayah kerja Puskesmas Gamping 1, penyusunan
pedoman disesuaikan dengan kondisi riil yang ada di puskesmas,tentu saja masih memerlukan inovasi-
inovasi yang sesuai dengan pedoman yang berlaku secara nasional. Perubahan perbaikan,
kesempurnaan masih diperlukan sesuai dengan kebijakan, kesepakatan yang menuju pada hasil yang
optimal.
Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi petugas dalam melaksanakan Kegiatan program
pembinaan jejaring diwiayah kerja di puskesmas Gamping 1 agar tidak terjadi penyimpangan atau
pengurangan dari kebijakan yang telah ditentukan.