Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami mampu menyusun dan menerbitkan Pedoman
Pembinaan jejaring dan jaringan di Puskesmas Sawahdadap Kecamatan
Cimanggung. Adapun tujuan penyusunan pedoman ini mampu membuat
gambaran mengenai pembinaan jejaring dan jaringan Puskesmas.
Akhir kata kami berharap semoga pedoman pengelolaan rekam medis ini
bermanfaat bagi peningkatan mutu layanan fasilitas kesehatan tingkat pertama di
lingkungan Puskesmas Sawahdadap
Penyusun
TIM PENYUSUN
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ii
Tim Penyusun iii
Daftar isi iv
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1.3. Sasaran
1.4. Ruang Lingkup
1.5. Batasan Operasional
BAB II : STANDAR KETENAGAAN
2.1 Kualifikasi Sumber Daya Manusia
2.2 Distribusi Ketenagaan
2.3 Jadwal Kegiatan
BAB III : STANDAR FASILITAS
3.1 Denah Ruangan
3.2 Standar Fasilitas
BAB IV : TATA LAKSANA PELAYANAN
4.1 Lingkup Kegiatan
4.2 Metode
4.3 Langkah Kegiatan
BAB V : LOGISTIK
BAB VI : KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM
BAB VII : KESELAMATAN KERJA
BAB VIII : PENGENDALIAN MUTU
BAB IX : PENUTUP
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tersedianya dokumen yang menjadi acuan dalam melaksanaan Pembinaan Jejaring
dan Jaringan di Puskesmas Sawahdadap
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Terjalin komunikasi dan koordinasi yang baik antara Puskesmas
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
BAB III
STANDAR FASILITAS
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
4.2 Metode
1. Metode Wawancara langsung dengan penanggung jawab/pegawai jejaring dan
jaringan dengan menggunakan daftar tilik/format evaluasi
2. Metode Observasi dilaksanakan dengan cara melaksanakan pegamatan langsung
3. Metode diskusi dilaksankandengan cara menyampaikan hasil pembinaan dengan
memberikan kesempatan kepada pihak penanggung jawab/pegawai untuk
menyampaikan perbincangan atau pendapat.
BAB V
LOGISTIK
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak, baik
resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko yang terjadi
pada petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan
karena masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja melainkan menjadi
sasaran banyak program kesehatan lainnya. Tahapan-tahapan dalam mengelola
keselamatan sasaran kegiatan pembinaan jejaring dan jaringan antara lain:
1. Identifikasi Resiko.
Penanggungjawab kegiatan sebelum melaksanakan kegiatan harus mengidentifikasi
resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan
kegiatan.Identifikasi resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan dimulai sejak
membuat perencanaan.Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang
ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran
harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
2. Analisis Resiko.
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau dampak
dari pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk
menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam menangani resiko yang
terjadi.
3. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah
menentukan rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko atau
dampak yang mungkin terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atau
meminimalkan resiko yang mungkin terjadi.
4. Rencana Upaya Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan. Hal
ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi resiko
atau dampak yang terjadi.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk
mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan dengan
aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya untuk
menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan menghasilkan
keluaran yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator
sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang
ditemukan dibahas pada tiap pertemuan semester.
BAB IX
PENUTUP