Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN KONDISI LINGKUNGAN SOSIAL PELAKU

BAB 1

Latar belakang

Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami pengalihan dari satu tahap
ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi maupun pola perilaku dan juga penuh
dengan masalah masalah. Oleh karenanya remaja sangat rentan sekali mengalami psikososial, yakni
masalah psikis atau kejiwaan yang timbul akibat terjadinya perubahan sosial

Merokok merupakan salah satu masalah yang sulit di pecahkan apa lagi sudah menjadi masalah
nasional, dan bahkan internasional. Hal ini menjadi sulit karena berkaitan dengan banyak factor yang
saling memicu, sehingga seolah olah sudah menjadi lingkarang setan. Di tinjau dari segi Kesehatan,
merokok harus di hentikan karena menyebapkan kanker di penyumbatan pembuluh darah yang
mengakibatkan kematian, oleh karena itu merokok harus dihentikan sebagai usaha pencegahan sendiri
mungkin. khususnya remaja pria, mereka menggangap merokok adalah merupakan ciri kejantanan yang
membanggakan, sehingga mereka tidak merokok malah justru diejek. padahal mereka sadar bahwa
merokok dapat membahayakan Kesehatan bahkan seorang pelajar belum boleh merokok di kalangan
sekolah karena merokok dapat berdampak buruk terhadap kesehatan.

Dengan demikian penulis bermaksud membuat penelitian dengan judul “hubungan aktivitas merokok
bagi pelajar dengan lingkungan sosial”

Perumusan masalah

1. Bagaimanakah perilaku merokok siswa SMAN 1 Trenggalek

2. Bagaimanakah interaksi perilaku siswa boongSMAN 1 Trenggalek

3. Bagaimana dampak negatif aktivitas merokok dengan perilaku siswa SMAN 1 Trenggalek

4. Bagaimana dampak positif aktivitas merokok dengan perilaku SMAN 1 Trenggalek

5. Bagaimana upaya mengatasi aktivitas merokok bagi siswa SMAN 1 Trenggalek

Tujuan

1. Untuk mengetahui perilaku merokok siswa SMAN 1 Trenggalek

2. Untuk mengetahui bagaimana interaksi perilaku merokok siswa SMAN 1 Trenggalek

3. Untuk mengetahui hubungan atau dampak antara aktivitas merokok dengan perilaku siswa SMAN 1
Trenggalek
Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberika sumbangan ilmiah bagi pengembangan ilmu psikologi, yaitu
pengetahuan tentang hubungan antara perilaku sosial dan interaksi teman sebaya dengan perilaku
merokok pada remaja .

Hasil penelitian ini di harapkan mampu meberikan masukan bagi orang tua atau guru agar lebih
memberikan pengarahan kepada anak anaknya tentang bahaya merokok dan memberikan pengarahan
untuk meningkatkan rasa percaya diri tanpa rokok, serta memilihkan lingkungan yang tepat untuk anak
anaknya.

Hipotesis

Perilaku merokok diperkirakan akan berdampak negatif terhadap terhadap lingkungan sosial nya

BAB 2

Pengertian

Rokok (dari bahasa Belanda: Rokken) atau sigaret (juga populer disebut sebagai udud dalam bahasa
Jawa) adalah sebuah benda yang berbentuk silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120
mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau
kering yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya
dapat dihirup lewat mulut pada ujung yang lain.

Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan
yang memeringatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya
kanker paru-paru atau serangan jantung (walaupun pada kenyataannya pesan tersebut sering
diabaikan).

Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok
maupun menggunakan pipa.
Menurut riset, 51,1% rakyat Indonesia adalah perokok aktif dan merupakan yang tertinggi di ASEAN. Hal
ini sangat jauh berbeda dengan negara-negara tetangga, misalnya: Brunei Darusallam 0,06% dan
Kamboja 1,15%. Pada tahun 2013, 43,8% perokok berasal dari golongan lemah; 37,7% perokok hanya
memiliki ijazah SD; petani, nelayan dan buruh mencakup 44,5% perokok aktif. 33,4% perokok aktif
berusia di antara 30 hingga 34 tahun. Bagusnya hanya 1,1% perempuan Indonesia adalah perokok aktif,
walaupun tentunya perokok pasif akan lebih banyak

Yang dimaksud hubungan perilaku merokok dengan lingkungan sosial disini yaitu hubungan antara
perilaku merokok seseorang dengan kondisi sosial disekitar nya seperti dengan teman, keluarga atau
orang orang dekat lainnya baik dalam pandangan, perspektif dan lainnya.

Faktor faktor merokok

pada sebagian orang merokok umumnya dianganggap keidentikan dengan kelelakian seseorang, namun
tidak sedikit juga yang beropini kearah keburukan karena dampak merokok pada kesehatan memang
negatif. tetapi alasan seseorang merokok bukan hanya validasi dan sebagainya. stress, depresi atau bisa
juga sebagai dopping bagi sebagian orang karena kandungan nikotin pada rokok.

Jenis jenis rokok

Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan atas bahan pembungkus rokok,
bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok. Jenis rokok juga
dilihat dari kadar nikotin dan tarnya.

a.Rokok Berdasarkan Bahan Pembungkus.

Klobot: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kulit jagung.

Kawung: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.

Sigaret: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.

Cerutu atau sigar: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.

Rokok daun nipah

Tawa: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun pandan (rokok khas Meepago)
b. Rokok berdasarkan bahan baku atau isi.

Rokok putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi saus untuk
mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

Rokok kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkih yang diberi saus
untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

Rokok klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkih, dan kemenyan
yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

c. Rokok berdasarkan proses pembuatannya.

Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling atau dilinting
dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana.

Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin. Sederhananya,
material rokok dimasukkan ke dalam mesin pembuat rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin pembuat
rokok berupa rokok batangan. Saat ini mesin pembuat rokok telah mampu menghasilkan keluaran
sekitar enam ribu sampai delapan ribu batang rokok per menit. Mesin pembuat rokok, biasanya,
dihubungkan dengan mesin pembungkus rokok sehingga keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa
rokok batangan namun telah dalam bentuk pak. Ada pula mesin pembungkus rokok yang mampu
menghasilkan keluaran berupa rokok dalam pres, satu pres berisi 10 pak. Sayangnya, belum ditemukan
mesin yang mampu menghasilkan SKT karena terdapat perbedaan diameter pangkal dengan diameter
ujung SKT. Pada SKM, lingkar pangkal rokok dan lingkar ujung rokok sama besar.

Sigaret Kretek Mesin sendiri dapat dikategorikan kedalam 2 bagian:

Sigaret Kretek Mesin Full Flavor (SKM FF): rokok yang dalam proses pembuatannya ditambahkan aroma
rasa yang khas. Contoh: Gudang Garam International, Djarum Super dan lain-lain.

Sigaret Kretek Mesin Light Mild (SKM LM): rokok mesin yang menggunakan kandungan tar dan nikotin
yang rendah. Rokok jenis ini jarang menggunakan aroma yang khas. Contoh: A Mild, Clas Mild, Star Mild,
U Mild, L.A. Lights, GG Mild (sebelumnya Surya Slims) dan lain-lain.

Rokok berdasarkan penggunaan filter.


Rokok Filter (RF): rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus.

Rokok Non Filter (RNF): rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus.

Dilihat dari komposisinya:

Bidis: Tembakau yang digulung dengan daun temburni kering dan diikat dengan benang. Tar dan karbon
monoksidanya lebih tinggi daripada rokok buatan pabrik. Biasanya ditemukan di Asia Tenggara dan
India.

Cigar: Dari fermentasi tembakau yang diasapi, digulung dengan daun tembakau. Ada berbagai jenis yang
berbeda di tiap negara. Yang terkenal dari Havana, Kuba.

Kretek: Campuran tembakau dengan cengkih atau aroma cengkih berefek mati rasa dan sakit saluran
pernapasan. Jenis ini paling berkembang dan banyak di Indonesia.

Tembakau langsung ke mulut atau tembakau kunyah juga biasa digunakan di Asia Tenggara dan India.
Bahkan 56 persen perempuan India menggunakan jenis kunyah. Ada lagi jenis yang diletakkan antara
pipi dan gusi, serta tembakau kering yang diisap dengan hidung atau mulut.

Shisha atau hubbly bubbly: Jenis tembakau dari buah-buahan atau rasa buah-buahan yang disedot
dengan pipa dari tabung. Biasanya digunakan di Afrika Utara, Timur Tengah, dan beberapa tempat di
Asia. Di Indonesia, shisha sedang menjamur seperti di kafe-kafe.

Alasan rokok tetap dijual

alasannya pertama adalah karena cukai rokok yang besar menjadi salah sumber penghasilan negara
terbesar, bahkan urutan pertama penyedia dana olahraga dan seni pertunjukan, dan juga banyak
perusahaan-perusahaan rokok di indonesia yg menyediakan lapangan pekerjaan.

BAB 3

METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Penelitian merupakan kegiatan yang bertujuan mengembangkan pengetahuan dan menyelesaikan


masalah. Dalam penelitian terdapat beberapa metode penelitian. Metode penelitian adalah cara yang
digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data dan informasi mengenai berbagai hal yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti.
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami kejadian yang sedang di dialami oleh
subjek peneliti misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah. Tujuan menggunakan metode penelitian kualitatif adalah agar
peneliti dapat menggambarkan realita empiris di balik fenomena yang terjadi terkait dengan pengaruh
rokok terhadap lingkungan sosial siswa kelas XI IPA 2 SMA NEGERI 1 TRENGGALEK.

B.Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan untuk memperoleh gambaran real terhadap fenomena/kejadian
yang diteliti (Agustina, 2016: 4). Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai observer
non-partisipan/role of a no-participant observer yang mana peneliti terlibat penuh sebagai pengamat
yang melakukan pengumpulan data tanpa terlibat dalam peristiwa atau fenomena yang dialami.
Observasi dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan penelitian secara langsung untuk mengetahui
kondisi tentang pengaruh game online terhadap prestasi siswa kelas XI IPA 2 SMA NEGERI 1
TRENGGALEK.

2. Wawancara

Wawancara adalah salah satu alat yang paling banyak digunakan untuk mengumpulkan data
penelitian kualitatif. Menurut Stewart dan Cash (Herdiyanto, 2016), wawancara didefinisikan sebagai
sebuah interaksi yang di dalamnya terdapat pertukaran atau pembagian aturan, tanggung jawab,
perasaan, kepercayaan, motif, dan informasi. Maka dari itu peneliti menggunakan teknik pengumpulan
data wawancara untuk mengetahui apa yang dipikiran siswa kelas XI IPA 2 SMA NEGERI 1 TRENGGALEK
tentang pengaruh game online terhadap prestasi dan untuk menunjang hal-hal yang tidak diketahui
peneliti melalui observasi.

Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2010:117), populasi adalah suatu kelompok yang terdiri dari objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2
SMA NEGERI 1 TRENGGALEK sebagai tempat melakukan penelitian terkait dengan rokok terhadap
lingkungan sosial siswa

2. Sampel
Menurut Sugiyono (2019:127), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Adapun peneliti dalam mengambil sampel untuk penelitiannya adalah non-probability
dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sugiyono (2019:17) mengemukakan bahwa teknik
purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Menurut Moeliono (2010:132) mendeskripsikan subjek penelitian sebagai informan, yang artinya
orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi tempat penelitian.

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah beberapa siswa kelas XI IPA 2 SMA NEGERI
1 TRENGGALEK.

2. Objek Penelitian

Menurut Sugiyono (2009:38), objek penelitian merupakan atribut atau sifat atau nilai dari seseorang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang sudah ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah pengaruh rokok terhadap lingkungan sosial
siswa XI IPA SMA NEGERI 1 TRENGGALEK.

Metode Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Menurut Suharsimi Arikunto (2013:3), penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya
dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya,
perilaku,persepsi,minat,motivasi,tindakan,dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa.
Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif ini bertujuan untuk mendapatkan informasi
lengkap tentang perilaku merokok terhadap lingkungan sosial Siswa Kelas XI IPA 2 SMA NEGERI 1
TRENGGALEK"

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Dalam penelitian ini Pengaruh rokok terhadap lingkungan sosial siswa XI IPA 2 SMAN 1
TRENGGALEK. Hal ini dimaksudkan untuk menguji seberapa besar pengaruh tersebut. Hasil
penelitian yang diperoleh dari wawancara 2 responden dari kelas XI IPA 2 SMA NEGERI 1
TRENGGALEK.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan bersama 2 responden, bahwasannya


merokokbmemang dapat mempengaruhi lingkungan sosial siswa, beberapa siswa merasa lebih
banyak mendapat relasi dari kagiatan tersebut karena memang stigma "lelaki merokok" Sudah
menaman ke mindset siswa

Memang merokok mempunyai sisi positif bagi beberapa orang tetapi tetap dengan ganti resiko negatif
yang banyak dan juga berbahaya

Dampak positif: Bagi Narasumber Merokok dapat menenangkan fikiran dan juga memperluas relasi

Dampak negatif: Tentu dampak negatif nya juga bukan hal sepele karena nilai tukarnya adalah
kesehatan mereka sendiri, dapat menyebabkan banyak penyakit yang berbahaya

BAB V

PENUTUP

Kesimpulannya beberapa siswa yang merokok mengatakan bahwa merokok dapat membuat diri
mereka menjadi lebih baik dalam segi kejiwaan dan juga kehidupan sosial mereka meskipun
tidak semua. Karena merokok juga dapat menyebabkan efek candu bagi pelaku dan jika
dilakukan terus terusan maka akan berbahaya bagi tubuh pelaku.
Saran
Meskipun merokok baik dalam hal hal uang yang sudah disebutkan, sebaiknya kegiatan merokok
perlu dihentikan karena mempertaruhkan kesehatan yang berujung pada nyawa alangkah
baiknya jika berubah dalam hal lain karena masih banyak hal lain selain merokok. Bagi pelaku
yang sudah terjebak dapat melakukan metode metode untuk keluar dari lingkaran efek candu
tersebut seperti mengganti rokok dengan permen dan sebagainya banyak tertera pada banyak
sumber.

Daftar Pustaka
Aditama,Tjandra Yoga. 1996. Rokok dan Kesehatan. Jakarta. UI press
Amstrong,M. 1990. Managemen sumber daya manusia. Jakarta: Gramedia
Atkinson dkk. 1993. pengantar psikology. Luteraksara
Basuki Haryono. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Surakata. Universitas Sebelas
Maret.
Brigham C.J. (1991). Social psychology.Boston: Harper Collins Publisher
George Ritzer & Douglas J Goodman. 2005. Teori Sosiologi Modern. Yogyakarta:
Kencana
Haryono. 2007. Hubungan Antara Ketergantungan Merokok Dengan Percaya Diri.
[online] tersedia di http://www.infoskripsi.com/Artikel-Penelitian/Ketergantungan-
Merokok.html
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2116857-pengertian-
identitas/#ixzz1tUInV5TK
http://avin.staff.ugm.ac.id/data/jurnal/perilakumerokok_avin.pdf pada: 7 mei 2009,
06.30.
Hurlock,B.E.1980. . Psikology perkembangan : suatu perkembangan sepanjang
rentang kehidupan. Jakarta. Erlangga
Husnaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar. 2000. Metodologi Penelitian Sosial.
Jakarta : PT Bumi Aksara.
Kemala N, Indri. (2007). Perilaku Merokok pada Remaja. Semarang: Digital USU.
Milles, Mattew dan Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Moleong, Lexy. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Rosdakarya: Bandung.
Mustofa Kamil. 2009. Pendidikan Nonformal: Pengembangan melalui Pusat
Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) di Indonesia (Sebuah Pembelajaran dari
Kominkan Jepang).Bandung: Alfabeta.
MUI : Akhirnya Mengeluarkan Fatwa Merokok Itu Haram,2008
Ogden,jane. 2000. Health Psicology.
Pikiran Rakyat. (2009). Kebiasaan Merokok Dalam Tinjauan Kesehatan Jiwa. 10
Mei 2009
Poerwadarminta.(1995) KamusUmumBahasa Indonesia. Jakarta: BalaiPustaka
RavikKarsidi. 2005. SosiologiPendidikan. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press.
Republika. (1988). Lebih Dari Tiga Juta Meninggal Karena Tembakau dalam
Setahun. 30 oktober 1988
Rita L. Atkinson, dkk. (1983). Pengantar Psikologi, edisi kedelapan, Jakarta: PT.
Erlangga,
Robert K. Yin. 2000. Studi Kasus Desain dan Metode. Jakarta: Rajawali Press.
Smet, B (1994). PsikologiKesehatan. Semarang: PT gramedia
Sutopo, HB. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret
University Press.
_____ 2006.Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret

Anda mungkin juga menyukai