Anda di halaman 1dari 44

EPIDEMIOLOGI

MEROKOK
• Alifaida Aulia 142110101055
• Elsa Fikriyah 142110101082
Member
• Meisura Marlinda 142110101083
4th Group
• Fatiya Salsabila 142110101166
• Firman Setyo A.B. 142110101111
• Triana Anjasari 152110101033
PETA KONSEP

1 •Tembakau
•Rokok

2 •Epidemiologi perokok
•Penyakit dan Mekanisme kerusakan sel

3 •Faktor Risiko dan Pencegahan


•Terapi
DEFINISI
• Tembakau
adalah salah satu • Merokok
tanaman yang sangat adalah membakar
populer di dunia, tembakau yang
tembakau merupakan kemudian diisap isinya,
produk pertanian baik menggunakan
semusim bukan rokok maupun
termasuk komoditas menggunakan pipa.
pangan, melainkan
komoditas perkebunan.
Jenis-jenis Tembakau

• Tembakau Kasturi
• Tembakau kasturi merupakan tembakau yang hanya dihasilkan di wilayah
Kabupaten Jember Jawa Timur dan sekitarnya, sehingga tembakau ini banyak
dicari oleh industri Rokok di Indonesia.
• Tembakau Srintil
• Banyak yang bilang tembakau ini tembakau mahal harga kisaran mulai
ratusan ribu hingga jutaan per kilo gramnya. Tembakau jenis srintil ini
tembakau yang tumbuh begitu saja secara alami, kemunculan Srintil dideteksi
ada sejenis jamur yang tumbuh saat daun tembakau belum dirajang.
• Jamur ini yang membuat kualitas tembakau menjadi bagus. Kualitas Srintil
baru akan muncul setelah daun tembakau dimatangkan selama tiga hari.
• Ciri-ciri tembakau srintil, berwarna cokelat gelap, lembab, berbau harum dan
kadar nikotinnya tinggi, daunnya berada dipucuk pohon (masa petik terakhir),
berbentuk melengkung hampir keriting, dan susah dirajang.
Con’t
• Tembakau Besuki na-oogst
• Tembakau jenis ini adalah tanaman yang berasal dari daerah Jember
Jawa Timur. Sejak dulu Jember memang terkenal akan produk rempah-
rempah yang satu ini, tidak hanya dipasarkan di Indonesia akan tetapi
tembakau ini juga diekspor ke Bremen Jerman
Jenis Rokok
• Berdasarkan bahan baku atau isi rokok, bahan pembungkus
rokok, dan penggunaan filter pada rokok.
• Rokok berdasarkan bahan baku atau isi, yaitu :
1. Rokok Putih; rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun
tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma
tertentu.
2. Rokok Kretek; rokok yang bahan baku atau isinya barupa daun
tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa
dan aroma tertentu.
3. Rokok Klembek; rokok yang bahan baku atau isinya berupa dun
tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk
mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
Con’t
• Rokok berdasarkan bahan pembungkus, yaitu :
1. Klobot; rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.
2. Kawung; rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.
3. Sigaret; rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.
4. Cerutu atau lisong; rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun
tembakau.
• Rokok berdasarkan penggunaan filter, yaitu :
1. Rokok Filter (RF); rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus
2. Rokok Non Filter (RNF); rokok yang pada bagian pangkalnya tidak
terdapat gabus.
Cara Rokok Menghancurkan Tubuh

• 10 Detik Pertama
Pada isapan pertama, asap rokok akan masuk ke mulut dan meninggalkan lapisan
cokelat tipis di gigi. Gas bersifat toksik seperti formalin dan amonia yang terhirup
akan membuat sistem imun menjadi waspada sehingga terjadi inflamasi. Begitu
memasuki tenggorokan, asap rokok akan melambatkan cilia, alat penyapu kecil yang
bertugas untuk membersihkan sistem pernapasan dari partikel berbahaya. Sementara
itu, nikotin yang naik ke udara langsung masuk ke pembuluh darah melalui jutaan
kapiler di dalam paru-paru. Ketika nikotin memasuki kelenjar adrenal, tubuh akan
merasakan sentakan energi yang memicu pengeluaran adrenalin sehingga tekanan
darah dan detak jantung meningkat. Akibatnya, jantung kesulitan untuk mengendur di
antara detak jantung sehingga risiko untuk terkena stroke pun meningkat. Pada saat
yang sama, karbon monoksida dari asap rokok akan mulai menumpuk di dalam darah
sehingga kemampuan tubuh untuk mengirimkan oksigen ke organ vital berkurang.
Melalui peredaran darah, nikotin memasuki otak dan direspons sel saraf tertentu
dengan cara pelepasan secara deras neurotransmiter dopamin yang memberikan
perasaan enak. Ini sebabnya merokok menimbulkan rasa ketagihan.
Cont’
• Setelah 5 Menit
Setelah level dopamin kembali normal, tubuh menginginkan
perasaan high lagi meski kita tidak menyadarinya. Bila kita
sering memuaskan keinginan tersebut, otak akan terbiasa dan
mulai muncul rasa ketagihan. Akibatnya, akan sulit bagi Anda
untuk berhenti merokok. Meski rokok Anda sudah dimatikan,
di dalam tubuh masih menumpuk kandungan beracun untuk 6-
8 jam ke depan.
Jumlah Perokok Di Indonesia Menurut Provinsi
Tahun 2013
Cont’
• Jumlah perokok di Indonesia dengan umur lebih dari 10 tahun
paling tinggi terdapat di provinsi Jawa Barat. Proporsi perokok
terhadap jumlah penduduk mencapai 32,7 persen dengan
komposisi perokok aktif setiap hari sebesar 27 persen dan
perokok kadang-kadang 5,6 persen. 
• Informasi perokok menurut provinsi ini terangkum dalam riset
kesehatan dasar Kementerian Kesehatan pada 2013. Menurut
survei, proporsi perokok di Indonesia secara rata-rata nasional
adalah 29,3 persen. Perokok aktif dengan proporsi tertinggi
terdapat di Kepulauan Riau mencapai 27,2 persen.
Jumlah Perokok di ASEAN
Jumlah Produksi Rokok

• Pada 2015, produksi rokok mencapai 348 miliar batang.


Namun pada 2016, produksi rokok hanya mencapai 342 miliar
batang, turun 6 miliar batang atau minus 1,67 persen.
• Ditempat yang sama, Direktur Jenderal Bea Cukai Heru
Pambudi mengungkapkan, penurunan produksi rokok juga
disertai indikasi semakin maraknya peredaran rokok ilegal
pada 2016.
• Hal itu bisa terlihat dari peningkatan penindakan cukai
termasuk rokok illegal oleh Ditjen Bea Cukai dari 1.474
penindakan pada 2015, menjadi 2.259 penindakan pada 2016.
Epidemiologi Merokok

• WHO memperkirakan bahwa tembakau menyebabkan


100 juta kematian selama abad ke-20.
• Saat ini, merokok penyebab 20% dari semua kematian
di Uni Eropa dan Amerika Serikat.
• Pusat Pengendalian dan Penyakit Pencegahan
menggambarkan penggunaan tembakau sebagai " risiko
dicegah paling penting untuk kesehatan manusia di
negara-negara maju dan penyebab penting kematian
dini di seluruh dunia".
Faktor Risiko Merokok
• Faktor resiko adalah faktor-faktor atau keadaan-keadaan yang
mempengaruhi perkembangan suatu penyakit atau status
kesehatan tertentu.
• Faktor resiko merokok merupakan faktor penyebab pertama
kali seseorang untuk merokok atau faktor yang meningkatkan
probabilitas seseorang untuk merokok.
1. Unchangeable Risk Factor (Faktor
resiko yang tidak dapat dirubah)

a) Usia b) Jenis Kelamin

• Sejumlah studi menegaskan • Perokok laki-laki jumlahnya


lebih banyak daripada perokok
bahwa kebanyakan perokok
perempuan.
mulai merokok antara umur
• Hal ini menunjukan bahwa
11 dan 13 tahun dan 85% dimasyarakat orang laki-laki
sampai 95% sebelum umur yang tidak merokok dianggap
18 tahun. kurang jantan atau kurang berani
ambil resiko, ada juga anggapan
bahwa seorang anak gadis tidak
pantas merokok.
Cont’
c) Faktor kepribadian d) Faktor stres
• Orang mencoba untuk merokok awalnya • Merokok mempunyai pengaruh
karena ingin tahu atau ingin melepaskan menenangkan, membius dan banyak
diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, menggunakannya sebagai cara
membebaskan diri dari kebosanan. menghadapi stres.
• Namun satu sifat kepribadian yang bersifat • Keadaan stres tidak secara langsung
prediktif pada pengguna obat-obatan
menimbulkan seseorang untuk merokok
(termasuk rokok) ialah konformitas sosial
akan tetapi stres memicu untuk
(suatu jenis pengaruh sosial ketika
seseorang mengubah sikap dan tingkah laku memperoleh atau menggunakan sesuatu
mereka agar sesuai dengan norma sosial yang dapat menenangkan misalnya
yang ada). menghilangkan stres dengan merokok.
• Orang yang memilki skor tinggi pada • Didalam rokok terdapat zat berupa
berbagai tes konformitas sosial lebih mudah nikotin. Nikotin bereaksi dibagian otak
menjadi pengguna dibandingkan dengan yang mengatur bagian perasaan nyaman
mereka yang memiliki skor yang rendah. dan dihargai.
2. Changeable Risk Factor (Faktor resiko
yang dapat dirubah)
a) Pengaruh orang tua b) Pengaruh teman
• Keluarga merupakan • Teman merupakan lingkungan
lingkungan sosial pertama sosial kedua yang
dalam interaksi, membentuk mempengaruhi perilaku
pola perilaku dan sikap merokok. Meskipun
seseorang yang dipengaruhi lingkungan sosial kedua tetapi
norma dan nilai yang terdapat dalam mempengaruhinya lebih
dilingkungan keluarga, kuat daripada lingkungan
kemungkinan seseorang keluarga. Faktor yang
menjadi perokok lebih tinggi mempermudah seseorang
pada keluarga yang orang untuk menjadi perokok adalah
tuanya perokok. sahabat yang merokok.
Cont’
c) Pengaruh iklan d) Budaya
• Iklan memiliki banyak fungsi • Seseorang akan menjadi perokok
diantaranya berfungsi melalui dorongan psikologis dan
dorongan fisiologis. Dorongan
mengkomunikasikan produk-
psikologis seperti ritual-ritual
produk baru, membujuk para dimasyaralat yang menggunakan
konsumen untuk membeli tembakau akan menyebabkan
produk tertentu atau seseorang untuk mencoba rokok
mengubah sikap mereka walaupun mekanisme tidak secara
terhadap produk-produk atau langsung, selain itu budaya
maskulinitas yang masih mengakar
perusahaan tertentu dan kuat di masyarakat dapat juga
sebagai pengingat tentang menjadi peluang bagi seseorang
sebuah produk. untuk merokok.
Cont’
e) Pengalaman buruk f) Kemudahan memperoleh rokok
• Laporan survei yang termuat • Faktor pemungkin perilaku merokok
pada The Journal of The adalah tersedianya rokok dijual di
American Medical Association sekitar rumah, selain itu penjualan
mengungkapkan bahwa orang eceran atau batangan meningkatkan
yang memiliki pengalaman buruk akses anak dan remaja terhadap
rokok. Penjualan rokok batangan
pada masa kanak-kanak lebih
merupakan hal yang biasa,
besar kemungkinan merokok,
walaupun harga per bungkus sudah
merokok sejak usia dini, atau rendah. Hal ini mempermudah akses
menjadi perokok berat di usia terutama bagi penjualan rokok
dewasa. Ini jika di bandingkan batangan yang merupakan 30% dari
dengan orang yang memiliki total penjualan perusahaan rokok.
pengalaman sebaliknya.
PENCEGAHAN

• "Tidak masalah berapa umur Anda atau berapa lama Anda


merokok? Anda menjadi lebih sehat dan lebih kuat setiap hari
jika Anda bebas tembakau." - National Cancer Institute (AS)
Primordial
• Peraturan Pemerintah (PP) no. 109 • Penerapan Kawasan Tanpa Asap
tahun 2012 tentang penanganan bahan Rokok di tujuh tatanan termasuk di
yang mengandung zat adiktif berupa dalam lingkungan keluarga oleh
produk tembakau bagi kesehatan Kemenkes RI, Lembaga Swadaya
• Peraturan Bersama Menteri Kesehatan Masyarakat (LSM), dan Stakeholder
Dan Menteri Dalam Negeri Nomor • Pemerintah melalui Permenkes No 28
188/MENKES/PB/I/2011 Nomor 7 Tahun 2013 membatasi iklan, promosi,
Tahun 2011 tentang Pedoman dan sponsorsip rokok di seluruh media
Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok, cetak maupun elektronik.
bahwa dalam rangka melindungi • Ketersediaan Sarana dan Prasarana
individu, masyarakat, dan lingkungan (misalnya Tempat Khusus Merokok
terhadap paparan asap rokok, yang disediakan di tempat-tempat
pemerintah daerah perlu menetapkan umum seperti supermarket,
kawasan tanpa rokok. puskesmas, RS, dll)
• Meningkatkan akses pengobatan
Pencegahan Primer
a) Health Promotion

1. Penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.Tentang dampak merokok bagi kesehatan. Hal ini
dilakukan melalui berbagai media yang ada, baik di tempat sarana pelayanan kesehatan
maupun juga tempat-tempat umum
2. Kerjasama dengan MEDIA, Media massa merupakan kekuatan yang dapat mempengaruhi
opini masyarakat dengan menampilkan dampak negatif akibat rokok yang sebelumnya belum
diketahui oleh masyarakat banyak.
3. Fase Kampanye Publik Dan Sosialisasi Masyarakat, Pra peraturan daerah dengan tujuan
meningkatkan kesadaran dan penerimaan masyarakat dan pasca peraturan daerah dengan
tujuan mendapatkan kesamaan pemahaman tentang isi peraturan serta meningkatkan
kepatuhan terhadap peraturan.
4. Peringatan kesehatan dalam bentuk gambar. Untuk Indonesia, mulai 24 Juni 2014 maka
semua rokok yang dijual harus mencantumkan satu dari lima pilihan gambar peringatan
kesehatan.
5. Terselenggaranya pelayanan kesehatan untuk bantuan orang yang ingin berhenti merokok.
b) General Preventif

1. Kementerian Pemuda dan Olahraga, melakukan keputusan bahwa melarang rokok


mensponsori kegiatan olahraga.
2. Kementerian Informasi dan Komunikasi, membatasi jadwal tayang iklan rokok. Iklan rokok
dapat diiklankan kalau sudah melewati jam malam anak-anak (misal di atas pukul 09.00
malam). Selain itu, konten rokok di dalam iklan-iklan media cetak juga dibatasi.
3. Kementerian Perdagangan membatasi penjual rokok. Rokok tidak bisa dijual bebas di pasar.
Mereka yang menjual rokok harus mendapatkan izin dari pemerintah secara resmi.
4. Orang tua Memberikan Contoh yang Baik. Jangan berharap anak tidak merokok jika Anda
sendiri merokok. Anak terutama pada usia remaja mereka sudah memiliki kemampuan
berpikir yang baik, untuk mereka tidak merokok jika orang tua mereka saja sendiri merokok.
Jangan hanya dengan ucapan, tunjukan juga contoh yang baik pada mereka seperti tidak
merokok dan beritahukan pada mereka bahwa merokok berbahaya bagi kesehatan.
5. Orang tua menjalin komunikasi dengan mereka. Kebanyakan orang tua selalu membiarkan
anaknya jika sudah menginjak usia remaja, orang tua berpendapat bahwa mereka sudah
dewasa dan dapat mengerti yang baik dan buruk. Padahal tanpa sadari, remaja sebenarnya
masih membutuhkan perhatian dan pedoman dalam hidupnya.
c) Spesific Protection
1. Mengurangi kebiasaan merokok
2. Konseling terpadu. Konseling yang akan diberikan mengenai
kawasan rumah tangga tanpa asap rokok. Responden yang
akan menjadi target konseling terpadu ini adalah kepala
rumah tangga (ayah).
3. Peralatan elektronik bertenaga baterai yang dirancang
menyerupai rokok, dan dipasarkan sebagai alat bantu untuk
berhenti merokok. Alat ini memungkinkan penggunanya
menikmati uap saripati nikotin.
Pencegahan Sekunder
a) Early diagnosis
Penemuan kasus (individu/massal) yaitu deteksi dini dengan dilakukan
antara 1 sampai 3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental.
b) Prompt treatment
Dilakukan dengan cara antara 1 sampai 3 minggu untuk melakukan
pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap.
• Melakukan skrinning untuk deteksi dini penyakit akibat rokok bagi
perokok, mantan perokok maupun perokok pasif
• Berhenti merokok seketika
• Apabila tidak bisa berhenti seketika maka dengan cara penundaan, yaitu
menunda saat menghisap rokok pertama 2 jam setiap hari dari hari
sebelumnya.
• Pengurangan jumlah rokok yang dihisap setiap hari selama berangsur-
angsur hingga 0 batang pada hari yang ditetapkan
Pencegahan Tersier
• Pencegahan tersier bertujuan untuk mengurangi komplikasi
penyakit yang sudah terjadi.
• Bagi perokok yang ingin berhenti merokok dapat dilakukan
konseling dan psikoterapi. Selain itu bisa dilakukan terapi
farmakologi dan non farmakologi.
Terapi untuk Mengendalikan Merokok

a) Terapi Non Farmakologi


• pemberian konseling dan psikoterapi pada pasien perokok
dilakukan untuk membangkitkan motivasi pasien agar mengubah
tingkah lakunya, membantu pasien mengambil keputusan dan
membuat rencana pribadi untuk berubah, dan mengatasi masalah
mental (mudah marah, frustasi, sulit konsentrasi, perasaan
tegang, cemas dan depresi) yang terjadi saat berhenti merokok.
Konseling dapat dilakukan secara individu, kelompok, via
telefon atau web-based. Kemudian terdapat terapi alternatif dan
komplementer yaitu akupuntur, hipnoterapi dan terapi pijat.
Selain itu pasien dibantu dengan dianjurkan melakukan
farmakoterapi.
Terapi Farmakologi Lini Pertama
1. Nicotine Replacement Therapy (NRT)
a. Nicotine gum
• Yang harus dilakukan saat melakukan Jadwal Penggunaan Nicotine
nicotine gum adalah jangan makan atau Gum
minum dalam 15 menit sebelum
menggunakan gum, kunyah gum pelan- Minggu Minggu Minggu
pelan sampai terasa aroma kuat dan 1-6 7-9 10-12
letakkan di antara pipi gusi dan ulangi
sampai rasa gum mulai hilang, jangan
1 gum 1 gum 1 gum
gunakan lebih dari 1 gum di satu waktu. tiap 1-2 tiap 2-4 tiap 4-8
Dosis didasarkan pada pertama kali jam jam jam
merokok di pagi hari sebagai indikator
ketergantungan nikotin. Untuk pasien yang
merokok pertama dalam waktu ≥ 30 menit
setelah bangun tidur maka mengunyah 2
mg gum, untuk pasien merokok pertama
dalam waktu < 30 menit setelah bangun
tidur maka mengunyah 4 mg gum karena
ketergantungan terhadap rokok lebih besar
dari perokok pada waktu ≥ 30 menit setelah
bangun tidur.
Cont’
b. Nicotine Lozenge
Obat ini berisi agen buffer untuk meningkatkan absorpsi nikotin
dan dapat menghantarkan sampai 25% nikotin lebih banyak
dibandingkan dengan bentuk gum. Nicotine Lozengen harus
dikonsumsi seperti permen biasa dengan cara jangan dikunyah
atau ditelan, kemudian menggerakkan lozenge ke sisi kanan dan
kiri mulut. Biasanya membutuhkan waktu 20 sampai 30 menit
untuk larut.
Cont’
c. Transdermal Nicotine Patch
Nicotine patch memiliki kadar nikotin plasma lebih rendah
dibandingkan rokok. Patch ini harus diaplikasikan di area yang
bersih, kering dan tanpa bulu misalnya di pangkal atas kaki,
lengan bagian dalam atau dada dan jangan pada kulit yang luka,
merah atau iritasi. Cara kerjanya yaitu nikotin diabsorbsi melalui
kulit untuk menghindari first pass metabolism. Pemakaian yaitu 1
kali sehari dan setelah 16 jam patch dilepaskan.
Perokok Ringan Perokok Berat
≤ 10 batang rokok/hari >10 batang rokok/hari

  Step 1 (21 mg, 6


minggu)
Step 2 (14 mg, 6 Step 2 (14 mg, 2
minggu) minggu)
Step 3 (7 mg, 2 minggu) Step 3 (7 mg, 2 minggu)
1. Bupropion
Bupropion berbentu tablet dan dikategorikan sebagai agen non
nikotin. Terapi inisial yaitu 150 mg tiap pagi selama 3 hari,
dilanjutkan dengan 150 mg 2 kali sehari dengan durasi 7-12
minggu. Efek samping dari obat ini yaitu insomnia, dan mulut
kering. Keuntungan dari Bupropion adalah berbentuk tablet
sehingga mudah digunakan, menghambat kenaikan berat badan
dan menguntungkan bagi pasien yang terindikasi depresi. Namun
kerugiannya yaitu banyak terjadi kontradiksi pada beberapa
pasien.
3. Varenicline
Obat ini berbentuk tablet dan dikategorikan sebagai agen non nikotin.
Varenicline secara kompetitif menghambat ikatan nikotin. Efek klinik
yaitu menutup stimulasi dopaminergic yang berperan dalam dorongan
dan keinginan merokok. Cara kerja obat ini yaitu membantu
mengurangi ketagihan atau keinginan yang hebat yang terjadi karena
berhenti merokok (konsentrasi menurun, bad mood, pusing, rasa tidak
nyaman dan rasa ketagihan), kemudian membantu menghilangkan
rasa nikmat yang diperoleh dari rokok. Terapi dengan Varenicline
dilakukan selama 12 minggu. Efek samping dari obat ini yaitu mual,
insomnia, konstipasi, muntah dan flatulen. Mekanisme Varenicline
bagus digunakan pada kondisi pasien gagal menggunakan NRT.
Cont’

Terjadi pada hari ke- Dosis


Hari 1 – hari 3 0,5 mg, 4 kali sehari
Hari 4 – hari 7 0,5 mg, 2 kali sehari
Hari 8 – akhir terapi 1 mg, 2 kali sehari
Terapi Farmakologi Lini Kedua

1. Nortriptyline (Pamelor oral)


Nortriptyline banyak digunakan untuk terapi berhenti merokok
jika terapi lini pertama gagal dan secara umum diresepkan untuk
pengobatan depresi. Pasien harus memulai terapi 10-28 hari
sebelum jadwal berhenti merokok. Dosis secara bertahap
dinaikkan. Efek dari Nortriptyline yaitu ngantuk, mulut kering,
mata berkunang-kunang, pandangan kabur, retensi urin dan
tremor (gerakan yang tidak terkontrol dan tidak terkendali pada
satu atau lebih bagian tubuh).
Cont’
Terapi hari ke- Dosis
Hari 1 25 mg 1 kali sehari
Hari 2-7 75-100 mg 1 kali sehari
Hari 8- minggu ke 12 75-100 mg 1 kali sehari
2. Clonidine
Secara umum digunakan untuk terapi antihipertensi. Mekanisme
kerja Clonidine adalah mengurangi gejala withdrawal
(disebabkan oleh penghentian pemberian obat) dan digunakan
jika terapi lini pertama tidak berhasil. Keuntungan Clonidine
sebagai terapi berhenti merokok berkaitan dengan efeknya yang
menenangkan dan efek anxiolytic nya. Clonidine berguna untuk
pasien yang mengalami pengalaman kecemasan yang tinggi
dalam usahanya berhenti merokok. Efek penggunaan Clonidine
yaitu mulut kering, mengantuk, pusing, dan konstripasi. Dosis
dinaikkan 0,10 mg sehari setiap minggu tergantung respon
pasien.
Treatment Step Dosis
Initial 0,1 mg 2x sehari
peroral atau
0,1 mg sehari
transdermal

Maintenance 0,15-0,75 mg sehari


peroral atau
0,1-0,3 mg sehari
transdermal
Terapi Kombinasi

Terapi ini mengkombinasikan


• NRT yaitu formulasi long acting (patch) yang menghasilkan
kadar nikotin konstan dikombinasikan dengan formulasi short
acting (gum, inhaler, dan nasal spray) yang fleksibel dalam
titrasi dosis jika diperlukan untuk gejala withdrawal
(disebabkan oleh penghentian pemberian obat).
• Selain itu juga bisa menggunakan kombinasi Bupropion
dengan Nicotine Patch
DAFTAR PUSTAKA
balittas.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/vol2133.pdf
http://www.ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/bultas/article/view/1359
staff.uny.ac.id
http://ekonomi.kompas.com/read/2017/01/03/180000826/produksi.rokok.anjlok.6.miliar.ba
tang.penerimaan.cukai.turun.di.2016
Sham A., Cheung L., Jin L., and Corbet E. The effects of tobacco use on oral health. Hong
Kong Med J 2003. 9 : 271-7
Diyan, 2013. Hubungan antara kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol dengan kejadian
hipertensi pada pasien poliklinik umum di Puskesmas Tumaratas Kecamatan Langowan
Barat Kabupaten Minahasa. http://fkm.unsrat.ac.id (Diakses: 2 Oktober 2017).
Kemenkes. 2015. Inlah 4 Bahaya Merokok bagi Kesehatan Tubuh. www.kemenkes.co.id
(Diakses: 4 Oktober 2017).
Modul 3, Terapi Untuk Berhenti Merokok Dan Interaksi Obat. Fakultas Farmasi.
Universitas Gajah Mada
Annastasia, Ajeng. (2014). Jika Anda Perokok, Rutinlah Screening Untuk Deteksi Kaker
Paru-Paru. Health News.
https://health.detik.com/read/2014/01/14/140840/2467002/763/jika-anda-perokok-rutinl
ah-screening-untuk-deteksi-kanker-paru-paru
[diakses pada 3 Oktober 2017]

Anda mungkin juga menyukai