Oleh:
V. Giovani Febrian 242221074
Adeantiko Riza Fabiunca 242221073
Kelas E2M – Manajemen Risiko
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS S2 MAGISTER
MANAJEMEN
2023
BAB I PENDAHULUAN
1.1. TANTANGAN
Tantangan yang dihadapi untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran strategisya dan
pentingnya manajemen resiko BPS Provinsi Sulawesi Utara:
1. Mengintegrasikan manajemen risiko pada proses bisnis BPS. Hal ini merupakan
tantangan terbesar karena membutuhkan komitmen dari kepala untuk membuat
kebijakan yang mengatur.
2. Menciptakan lini pertahanan kedua yaitu Unit Pengendali Risiko (UPR). Diperlukan
komitmen dan proses yang tidak mudah dalam membuat unit kerja baru, karena
artinya harus merombak struktur organisasi.
3. Kompleksitas risiko. dengan berkembangnya ilmu pengetahuan serta teknologi maka
perkembangan tersebut secara tidak langsung juga akan membawa risiko tambahan
bagi BPS. Kompleksitas risiko tersebut jika tidak diidentifikasi dari sekarang akan
menjadi “bom waktu” bagi BPS sehingga akan menghambat kinerja serta pencapaian
tujuan BPS.
4. Menanamkan budaya sadar risiko secara menyeluruh dan kuat. Diperlukan sosialisasi
yang menyeluruh dan peraturan yang mengikat agar budaya sadar risiko dimiliki oleh
seluruh insan BPS.
5. Resistansi pegawai. Sebagai sebuah “barang baru” di BPS, penerapan manajemen
risiko di BPS tentunya menimbulkan penolakan dari pegawai BPS, terutama bagi
mereka yang selama ini telah menempati “zona nyaman” mereka. Tidak jarang
resistensi itu muncul karena manajemen risiko dianggap sebagai beban baru bagi
mereka. Dan lebih jauh lagi pada akhirnya manajemen risiko dilaksanakan untuk
menggugurkan kewajiban saja tanpa memperhatikan esensinya.
6. Suksesi Kepemimpinan. Komitmen pimpinan menjadi hal yang utama sebagai “roh”
penerapan manajemen risiko di BPS. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya
bahwa keterbatasan anggaran, tidak adanya legalitas MR, tumpang tindih struktur MR
adalah masalah-masalah yang timbul dari komitmen pimpinan yang masih rendah.
Memilih pimpinan BPS di masa depan/suksesi kepemimpinan menjadi tantangan bagi
BPS. Jangan sampai pimpinan BPS kedepan merupakan sosok pemimpin yang tidak
memiliki komitmen terhadap penerapan manajemen risiko. Komitmen pimpinan
memang bukan satu-satunya kunci untuk implementasi manajemen risiko yang baik,
namun tanpa komitmen pimpinan segala manfaat manajemen risiko terlihat hanya
sebagai “negeri utopia” saja.
1.2. REGULASI
Penerapan manajemen risiko merupakan kewajiban bagi setiap organisasi pemerintah
termasuk BPS. Menurut pasal 13 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008,
pimpinan instansi pemerintah wajib melakukan penilaian risiko. Uraian selanjutnya dalam
PP tersebut mengenai risiko menggambarkan pentingnya pengelolaan risiko secara
komprehensif sehingga perlu dilakukan manajemen risiko. Dengan demikian manajemen
risiko yang akan diterapkan di BPS merupakan bagian integral dari penerapan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2008 tersebut.
BPS sesungguhnya telah menginisiasi penerapan manajemen risiko misalnya dengan
membuat aplikasi pengelolaan risiko di tingkat operasional seperti e-SPIP dan penerapan
pengelolaan risiko pada kegiatan Sensus Penduduk Tahun 2020. Akan tetapi kegiatan
tersebut dilakukan secara parsial dan belum diatur dalam kebijakan yang lebih
menyeluruh di BPS. Oleh karena itu perlu pengaturan penerapan manajemen risiko yang
menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengefektifkan pengelolaan risiko di Badan
Pusat Statistik.
BAB II GAMBARAN TERIKINI IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO
Bab ini menjelaskan gambaran terkini penerapan manajemen resiko yang telah
dilakukan oleh BPS Provinsi Sulawesi Utara berdasarkan kriteria dalam Manajemen Resiko
Indeks (MRI). Gambaran penerapan manajemen risiko yang didasarkan pada penilaian
mandiri akan dijelaskan berikutnya.
Bab ini menjelaskan usulan tentang agenda (target) dan rencana aksi peningkatan penerapan manajemen resiko pada BPS Provinsi
Sulawesi Utara. Rencana aksi dilakukan berdasarkan kriteria dalam Manajemen Resiko Indeks (MRI). Uraian agenda (target) dan rencana aksi
peningkatan penerapan manajemen resiko disusun berdasakan item-item MRI sebagai berikut:
Bab ini menjelaskan usulan program monitoring dan evaluasi yang perlu dilakukan
pada BPS Provinsi Sulawesi utara untuk memastikan tercapainya agenda dan rencana aksi
peningkatan penerapan manajemen resiko pada Bab 3. Uraian ini dilengkapi dengan
tantangan-tantangan yang mungkin dihadapi oleh BPS Provinsi Sulawesi Utara dalam
pelaksanaan agenda dan rencana aksi tersebut.
a. Munculnya resistansi dari para pegawai terhadap pelaksanaan kegiatan manajemen risiko
karena dianggap menambah beban kerja.
b. Adanya kesenjangan pemahaman tentang manajemen risiko diantara para pegawai
menuntut adanya sosialisasi untuk menumbuhkan budaya risiko.
c. Penyediaan anggaran untuk penanganan risiko yang berarti harus melakukan risk based
budgeting.
d. Kondisi geografis yang bervariasi dari daratan hingga kepulauan, berpotensi
mengakibatkan risiko yang bervariasi pula, sehingga diperlukan kehati-hatian dalam
melakukan identifikasi dan penanganan risiko.
e. Jumlah SDM yang terbatas namun berasal dari berbagai latar belakang menjadi
tantangan dalam membentuk tim penilaian mandiri, dan tim penjaminan kualitas.
f. Pembentukan Unit Pengendalian Risiko (UPR) menjadi tantangan tersendiri mengingat
terbatasnya jumlah pegawai dan padatnya kegiatan teknis.
BAB V PENUTUP
Dari hasil penilaian mandiri yang dilakukan terhadap penerapan Manajemen Risiko di
BPS Provinsi Sulawesi Utara, didapatkan nilai MRI 2,1875. Tingkat kematangan yang
dimiliki BPS Provinsi Sulawesi Utara atas penerapan manajemen risiko mencapai level
Initial. Di level initial, penerapan manajemen risiko masih dilaksanakan secara parsial dan
belum dilaksanakan secara holistic. Mulai ada kesadaran atas kebutuhan untuk pengelolaan
risiko. Namun setiap unit kerja membentuk manajemen risikonya sendiri dengan tingkat
penerapan yang berbeda-beda. Rencana aksi ditawarkan untuk implementasi manajemen
risiko yang lebih baik lagi. Usulan rencana aksi tersebut dilakukan dengan
mempertimbangkan item-item penilaian dalam MRI, yaitu Kualitas Perencanaan,
Kepemimpinan, Kebijakan Manajemen Resiko, Sumber Daya Manusia, Kemitraan, Proses
Manajemen Resiko, Aktivitas Penanganan Resiko, Outcomes. Untuk setiap item tersebut
ditawarkan beberapa rencana aksi yang masih belum ada dalam implementasi manajemen
risiko di BPS provinsi Sulawesi Utara sampai dengan saat ini. Selain rencana aksi, target atau
output yang diharapkan, waktu pelaksanaan, serta ukuran keberhasilan juga ditawarkan guna
mengukur keberhasilan penerapan rencana aksi tersebut.
Dengan demikian diharapkan rencana aksi yang ada dapat memperkuat penerapan
manajemen risiko di BPS Provinsi Sulawesi Utara. Sehingga dengan penguatan tersebut
diharapkan manajemen risiko mampu menjadi bagian dalam tata Kelola yang lebih baik guna
mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi dengan efektif dan efisien.
REFERENSI
1. RISK REGISTER
Proses Bisnis Pernyataan Risiko Penyebab Risiko Dampak Sumber Risiko Aktual Pengendalian Yang Telah Dilaksanakan
Risiko: Efektif (E)
Kategori Risiko Level Level Respon Risiko Prioritas
Kode Uraian Proses No Uraian Kegiatan No Uraian No Uraian No Uraian Internal (1) Risiko Uraian Kurang Efektif (KE)
Eksternal (2) Kemungkinan Dampak Tidak Efektif (TE)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
3.4 Verifikasi Keluarga 1 Menandai hasil 1 Pemberian tanda pada 1 Petugas kurang memahami 1 Data yang diperoleh tidak Risiko (1) 3 4 17 1. Pemeriksaan oleh PML atas peng- KE Kendali 1
3.4.1 Verifikasi Keluarga oleh identifikasi kesejahteraan kuesioner dengan pilihan kriteria untuk pilihan 1 atau obyektif Operasional (2) klasifikasian kemiskinan
PPL keluarga nomor tidak tepat 2 atau 3
2 Tuntutan masyarakat dan 2. Sosialisasi kepada masyarakat KE
Ketua SLS tidak memehami keluhan karena perolehan mengenai kriteria kemiskinan
2 kriteria sehingga manfaat program tidak
memberikan informasi yang sesuai kondisi sebenarnya
bias
2
3
2 ………….
……….., tgl/bln/thn
Pemilik Risiko,
Pengelola Risiko, Sekretaris Utama/Kepala BPS ……
(Nama) (Nama)
NIP. …….. NIP. ……..